MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 2

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

SISTEM KENDALI OTOMATIS. PID (Proportional-Integral-Derivative)

DIKTAT PRAKTIKUM PEMROGRAMAN LANJUT

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

DIKTAT PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK DAN CATU DAYA

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

BAB III METODE PENELITIAN

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Telekomunikasi telah menempati suatu kedudukan yang penting

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER IV TH 2010/2011

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

STEP RESPONS MOTOR DC BY USING COMPRESSION SIGNAL METHOD

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Karakteristik Sistem Orde Pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

Kontrol Kecepatan Motor DC Dengan Metode PID Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan Mikrokontroler ATmega 16

Modul 3 Akuisisi data gravitasi

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERCOBAAN I. ENCODER DAN DECODER PCM (Pulse Code Modulation)

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

BAB III TEORI DASAR 3.1. Teori Gelombang

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

2. Berikut merupakan komponen sistem kendali atau sistem pengaturan, kecuali... a. Sensor b. Tranducer c. Penguat d. Regulator *

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Sistem Pengendalian Level Cairan Tinta Printer Epson C90 Sebagai Simulasi Pada Industri Percetakan Menggunakan Kontroler PID

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

Transkripsi:

l t3 tel t3 tel LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto Statu Revii : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Deember 2014 MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 2 Diuun Oleh : Wahyu Pamungka, S.T., M.T. t3 tel SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

l t3 tel LEMBAR PENGESAHAN MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 2 Materi : Unit I : Pule Amplitude Modulation (PAM) Unit II : Pule Code Modulation (PCM) Telah dietujui dan diahkan untuk dipergunakan ebagai pedoman pelakanaan praktikum di Laboratorium Ketua Program Studi D3 - Teknik Telekomunikai Eka Wahyudi, S.T.,M.Eng t3 tel Diuun Oleh : Wahyu Pamungka, S.T., M.T. Purwokerto, 28 Januari 2015 Mengeahkan, Kaur. Laboratorium Switching & Tranmii Eko Fajar Cahyadi, S.T., M.T. t3 tel ii

l t3 tel t3 tel Tata Tertib Laboratorium 1. Mahaiwa wajib mengenakan eragam yang telah ditentukan pihak kampu dan dilarang menggunakan kao dan andal. 2. Mahaiwa tidak diperkenankan membawa makanan atau minuman dan makan atau minum didalam ruang laboratorium. 3. Laboratorium digunakan untuk aktivita praktikum, workhop, pengujian alat tuga akhir dan egala kegiatan yang berhubungan laboratorium. Untuk kegiatan elain hal terebut tidak diperbolehkan terkecuali mendapat ijin dari pengelola laboratorium. 4. Pengguna dilarang mengambil atau membawa keluar alat/bahan yang ada di laboratorium tanpa eijin pengelola laboratorium. 5. Menjaga keberihan laboratorium dan membuang ampah pada tempatnya. 6. Mematuhi egala proedur yang ditentukan pengelola laboratorium. Tata Tertib Praktikum di Laboratorium t3 tel A. Sebelum Praktikum 1. Praktikan wajib mematuhi tata tertib laboratorium yang berlaku. 2. Praktikan haru menyediakan endiri alat-alat tuli/gambar yang diperlukan. 3. Praktikan haru menguaai daar teori dari unit modul yang akan dilakukan. 4. Praktikan akan diberi dan briefing pre-tet oleh aiten atau doen pengampu praktikum. 5. Praktikan melakukan pendaftaran mata kuliah praktikum yang diambil pada KRS euai dengan jadwal yang telah ditentukan laboratorium. 6. Praktikan diperbolehkan melakukan tukar-jadwal dengan praktikan lain etelah konfirmai ke aiten praktikum dan mengii formulir tukar-jadwal yang telah diediakan. 7. Praktikan wajib hadir tepat pada waktunya euai dengan jadwal yang telah ditentukan. Bila keterlambatan melebihi 10 menit maka yang berangkutan tidak diperkenankan mengikuti praktikum dan baginya tidak diberikan praktikum uulan. B. Selama Praktikum 1. Setiap unit modul udah diediakan alat, tempat, dan bahan endiri yang tidak boleh diubah, diganti, atau ditukar kecuali dengan epengetahuan aiten. 2. Praktikan wajib membaca petunjuk langkah kerja dan mencatat hail kerja praktikum yang tercantum dalam modul praktikum ataupun euai arahan aiten atau doen pengampu. 3. Apabila menjumpai kealahan, keruakan, atau ketidakeuaian dengan langkah kerja praktikum, praktikan haru egera melapor pada aiten. 4. Khuu untuk praktikum yang berhubungan dengan umber aru atau tegangan, etelah eleai menyuun rangkaian euai langkah kerja, praktikan haru melapor kepada aiten, dan dilarang menghubungkan rangkaian dengan umber tegangan atau aru tanpa eijin aiten. 5. Segala keruakan yang terjadi karena kelalaian ataupun kealahan praktikan akibat tidak mengikuti langkah kerja praktikum ditanggung oleh praktikan yang berangkutan dan wajib untuk dilakukan penggantian paling lambat 1 (atu) minggu etelah terjadinya keruakan. iii

l t3 tel t3 tel t3 tel 6. Praktikan yang berhalangan praktikum, wajib memberitahukan kepada doen praktikum makimal 1 hari ebelum praktikum diadakan dengan menyertakan urat alaan tidak hadir aat praktikum dan bagi yang akit menyertakan urat dokter (terkecuali bagi yang mendadak hari diaat praktikum yang berangkutan akit, ada pertimbangan terendiri). Jika tidak, maka bagi yang berangkutan diberikan praktikum uulan. 7. Praktikan tidak diperkenankan berenda gurau dan atau meninggalkan ruangan praktikum tanpa eijin aiten atau doen pengampu, erta berikap tidak opan terhadap para aiten atau doen pengampu. 8. Praktikan diwajibkan mengembalikan alat-alat yang digunakan dan dilarang meninggalkan ruangan praktikum ebelum mendapat izin dari aiten atau pengampu praktikum. C. Setelah Praktikum 1. Lembar data praktikum wajib mendapatkan peretujuan atau tanda tangan dari aiten, bila tidak maka data terebut akan dinyatakan tidak ah. 2. Laporan praktikum dikumpulkan ke aiten euai dengan aturan yang telah ditetapkan ebelumnya. 3. Praktikan akan diberi po-tet oleh aiten praktikum atau doen pengampu. iv

l Unit I UNIT I Pule Amplitude Modulation SIFAT-SIFAT SINYAL PAM (Pule Amplitude Modulation) I. Tujuan Praktikum 1. Mahaiwa memahami prinip kerja dari ebuah low pa filter 2. Mahaiwa memahami proe Sampling And Hold 3. Mahaiwa memahami rangkaian dari ebuah Pule Amplitude Modulator 4. Mahaiwa mampu menggunakan alat ukur ocilocope digital II. Peralatan yang dibutuhkan 1. PAM Modulator 73606 2. PAM Demodulator 73607 3. Function Generator 72695 4. DC Power Supply 72686 5. Frequency Counter 72699 6. Ocilocope Leader 100 Mhz 7. Probe dan connecting Lead III. Daar Teori Konveri inyal analog menjadi inyal digital dibagi menjadi 3 bagian penting yaitu: t3 tel 1. Sampling Merupakan proe pencuplikan dari inyal informai yang akan diproe. Frekueni inyal ampling menurut aturan Nyquit adalah ebear 2 fm, dengan fm adalah inyal informai yang akan diampling 2. Quantizing Merupakan proe penghargaan uatu inyal yang udah diampling dengan membawa inyal terebut pada penghargaan bit-bit biner yang dibutuhkan. 3. Encoding t3 tel Merupakan proe pengubahan kode-kode biner menjadi kode-kode tertentu euai dengan aplikai dari inyal digital yang dimakud t3 tel Pada ebuah proe ampling bia dilakukan dengan menggunakan dua jeni inyal yaitu pula maupun impule. Modulai dengan inyal PAM ini merupakan proe pendigitaliaian inyal dengan input inyal berupa pula. Pembentukan inyal PAM Laboratorium Switching dan Tranmii 1

l Unit I Pule Amplitude Modulation pada proe digitaliai menggunakan pula merupakan langkah pertama dengan cara membangkitkan inyal pule dari pule generator dengan mengatur lebar pule (To) ecara dikret. Namun elanjutnya perlu dipahami bahwa ternyata bentuk inyal PAM yang dihailkan adalah: t3 tel Sinyal PAM adalah berbentuk dikrete pada kawaan waktu dan kontinue levelnya Sinyal PAM bentuknya tidak murni inyal analog dan juga tidak murni berbentuk inyal digital Dalam praktiknya pada komunikai digital, inyal PAM kurang diukai karena bentuk karakteritik inyalnya menyebabkan inyal ini tidak tahan terhadap error karena faktor kekontinuitaanya. Pada daarnya, bentuk umum dari ebuah inyal PAM adalah merupakan perkalian dari ebuah inyal inu kontinue S(t) dengan ebuah inyal pula diekret Sp(t) dengan: S(t) = A co (2ηf t) SPAM (t) = k (t) p (t) di mana: K = kontanta pengali S(t) = inyal informai kontinue Sp(t) = inyal pule dikret Pada ebuah blok diagram PAM Modulator, akan terdiri dari bagian Low Pa Filter yang akan melewatkan frekueni di bawah 3,4 Khz dan bagian Sampler yang akan menjumlahkan inyal informai hail pemfilteran dengan inyal pula yang dibangkitkan dari generator pembangkit pula (G) yang ada di bagian bawah. Bagian lain yang ada pada ebuah PAM Modulator adalah bagian Hold yang akan memproe inyal hail ampling menjadi inyal tercuplik yang dimemory erta bagian inkroniai clock yang terhubung ke maing-maing bagian trainer. Antara bagian modulator PAM dengan bagian Demodulator PAM harulah inkron frekueni clock atu ama lain. Pada ebuah blok diagram PAM Demodulator, akan terdiri dari bagian yang lebih ederahana karena hanya terdiri dari aklar komutator ( pemutar) dan bagian low pa filter. Keluaran dari bagian Modulator PAM berupa inyal PAM akan dipilih oleh aklar komutator jika input maukanya banyak. Hail inyal keluaran dari aklar komutator maih ama dengan hail Modulator PAM. Sedangkan pada bagian output LPF, inyal termodulai PAM akan difilter ehingga keluaranya akan ama dengan inyal maukan dari AFG. t3 tel t3 tel Laboratorium Switching dan Tranmii 2

l Unit I t3 tel Pule Amplitude Modulation Salah atu metode pendigitaliaian inyal adalah dengan menggunakan item PCM (Pule Code Modulation) elain dengan metode Delta Modulator yang jarang digunakan. Pada ebuah item PCM input inyal berupa inyal analog yang diproe terlebih dahulu dengan Pule Amplitude Modulation untuk mengubah inyal analog kontinue dari AFG menjadi ebuah inyal digital dikret melalui proe Sampling and Hold. Hail ini kemudian dilanjutkan dengan proe Quantizing dan encoding pada ii PCM Modulator. Quantizing yang digunakan di ini menggunakan 8 level quantizing yang dihailkan oleh Analog to Digital Converter pada PCM Modulator. Semakin tinggi level Quantizing pada ebuah PCM maka emakin bagu proe penghargaan ebuah inyal analog yang akan didigitaliai. Namun bila level penghargaan terlalu tinggi akan menyebabkan bit-bit yang dihailkan akan terlalu lebar ehingga boro Bandwitdth. Pada ii PCM Modulator, input inyal PAM berupa inyal pula dikret akan diubah menjadi inyal impule dikret dengan menggunakan ADC ( Analog to Digital Converter). Hal ini bia dilakukan karena pada ii PCM Modulator ada proe ynkroniai dari pula digital menjadi impule pada bagian bawah trainer. Output PCM Modulator akan menjadi input bagi PCM Demodulator yang akan mengubah bentuk impule dikret menjadi bentuk pule terampling. Output Pule terampling ini elanjutnya akan menjadi input bagi PAM Demodulator dan melalui proe LPF maka inyal pule terampling terebut akan diubah dalam bentuk inyal alinya eperti pada bagian output AFG. t3 tel Pada bagian Sampling PAM Modulator, generator inyal pula akan dibangkitkan dengan mengatur frekueni ampling dan nilai. Nilai merupakan perbandingan antara periode inyal bagian ata dengan periode inyal keeluruhan bagian bawah. Jika nilai frekueni ampling fp diambil terlalu kecil maka akibatnya inyal informai yang akan diampling tidak terwakili emuanya, akibatnya hail keluaran inyal PAM menjadi cacat. Pada bagian PAM demodulator, akan mengakibatkan peritiwa Aliaing, di mana pektrum maing-maing inyal akan aling bertabrakan. Bila frekueni ampling diambil terlalu bear akan mengakibatkan level bandwidth yang terlalu bear untuk ditranmiikan. t3 tel Laboratorium Switching dan Tranmii 3

l Unit I IV. Langkah Praktikum A. Mengetahui Repon Low Pa Filter 1. Suun gambar rangkaian eperti pada plan 3 Pule Amplitude Modulation 2. Pada Function Generator aturlah poii jeni gelombang pada gelombang inu 3. Aturlah frekueni kerja pada frekueni f1 = 500 Hz dan amplitudo tati pada poii 5 V (A1). Catat gelombangnya di titik V pada Function Generator. 4. Amati gelombang pada keluaran LPF pada bagian PAM Modulator dan catat berapa frekueninya dan amplitudonya (A0) 5. Ulangi langkah 3 dan 4 dengan mengatur maukan LPF dari 1000 Hz 5 Khz dengan tep 500 Hz, amati perubahan amplitudo (A1) dan frekueninya. Penguatan LPF akan berlaku eperti V = A1 / A0. 6. Gambarkan repon dari LPF terebut dari frekueni 1000 Hz 5 Khz B. Mengatur pembangkit gelombang pula 1. Atur AFG dengan jeni gelombang adalah inu, frekueni 1000 Hz dan amplitudo 5V 2. Atur pembangkit gelombang pula pada PAM Modulator dengan cara mengatur fp pada frekueni makimum dan poii pada 3 / 10 3. Ukur keluaran pembangkit gelombang pula dan gambarkan hailnya C. Mengetahui Keluaran Sampling dengan variai input frekueni yang berbeda t3 tel 1. Pada Output ampling, ukurlah gelombang yang dihailkan dengan mengubah frekueni maukan dari AFG mulai dari 1000 Hz 5 Khz gelombang inu. 2. Catat perubahan gelombang yang dihailkan oleh ampling proenya pada elang frekueni 1000 Hz, 2 Khz, 3 Khz, 4 Khz dan 5 Khz untuk maing-maing gelombang inu. t3 tel D. Mengetahui Keluaran Switch pada Demodulator PAM 1. Pada Output Switch, ukurlah gelombang yang dihailkan dengan mengubah frekueni maukan dari AFG mulai dari 1000 Hz 5 Khz gelombang inu. 2. Catat perubahan gelombang yang dihailkan oleh ampling proenya E. Mengetahui Keluaran LPF pada Demodulator PAM 1. Pada Keluaran LPF, ukurlah outputnya dan bandingkan dengan input frekueni generatornya untuk range frekueni 1000 Hz 5 Khz t3 tel 2. Apakah ada perbedaan antara input frekueni dengan output LPF Demodulator? Laboratorium Switching dan Tranmii 4

l Unit I F. Mengetahui Pengaruh LPF Pada PAM Modulator 1. Lepalah konektor antara LPF dengan ampler PAM Modulator 2. Hubungkan langung antara output AFG dengan Input Sampler Pule Amplitude Modulation 3. Amati Keluaran Gelombang Pada Output Sampler dengan variai input frekueni antara 1 5 Khz dengan tep 1000 Hz G. Mengetahui Pengaruh Hold Pada PAM Modulator 1. Kemballikan etting trainer eperti pada emula, gunakan pengaruh LPF pada PAM Modulator 2. Hubungkan keluaran Sampler dengan Input dari HOLD 3. Amati keluaran Hold untuk berbagai macam input frekueni 4. Amati keluaran PAM2 untuk berbagai macam input frekueni V. PERTANYAAN 1. Pada output keluaran LPF apakah pengaruh frekueni input di bawah 3,4 Khz dan di ata 3,4 Khz? t3 tel 2. Pada output ampler, jelakan pengaruh frekueni inputnya bila di bawah 3,4 Khz dan bila frekueni inputnya di ata 3,4 Khz! 3. Pada output PAM Demodulator, apakah pengaruhnya jika frekueni ampling < dari dua kali frekueni AFG? 4. Pada output PAM Demodulator apakah pengruhnya bila frekueni ampling terlalu bear bila dibandingkan frekueni input AFG? t3 tel 5. Apakah pengaruh dari etter pada output LPF PAM Demodulator? t3 tel Laboratorium Switching dan Tranmii 5

l Unit II TUJUAN PRAKTIKUM UNIT II PULSE CODE MODULATION ( PCM ) Pule Code Modulation 1. Mahaiwa mengetahui proe digitaliai inyal menggunakan item PCM 2. Mahaiwa mengetahui proe quantizing inyal pada item PCM 3. Mahaiwa mengetahui uunan rangkaian digitaliai inyal PCM menggunakan inyal PAM 4. Mahaiwa mampu menggunakan alat ukur Audio Function Generator, Frequency Counter dan Ocilocope Digital ALAT DAN BAHAN 1. DC Power Supply 72686 2. Audio Function Generator 72695 3. PAM Modulator 73606 4. PCM Modulator 73610 5. PCM Demodulator 73611 6. PAM Demodulator 73607 7. Frequency Counter 72699 8. Ocilocope Digital 9. Bridging Plug DASAR TEORI t3 tel t3 tel Salah atu metode pendigitaliaian inyal adalah dengan menggunakan item PCM ( Pule Code Modulation ) elain dengan metode Delta Modulator yang jarang digunakan. Pada ebuah item PCM input inyal berupa inyal analog yang diproe terlebih dahulu dengan Pule Amplitude Modulation untuk mengubah inyal analog kontinue dari AFG menjadi ebuah inyal digital dikret melalui proe Sampling and Hold. Hail ini kemudian dilanjutkan dengan proe Quantizing dan encoding pada ii PCM Modulator. Quantizing yang digunakan di ini menggunakan 8 level quantizing yang dihailkan oleh Analog to Digital Converter pada PCM Modulator. Semakin tinggi level Quantizing pada ebuah PCM maka emakin bagu proe penghargaan ebuah inyal analog yang akan didigitaliai. Namun bila level penghargaan terlalu tinggi akan menyebabkan bit-bit yang dihailkan akan terlalu lebar ehingga boro Bandwitdth. t3 tel Laboratorium Switching dan Tranmii 6

l Unit II Pule Code Modulation Pada ii PCM Modulator, input inyal PAM berupa inyal pula dikret akan diubah menjadi inyal impule dikret dengan menggunakan ADC ( Analog to Digital Converter). Hal ini bia dilakukan karena pada ii PCM Modulator ada proe ynkroniai dari pula digital menjadi impule pada bagian bawah trainer. Output PCM Modulator akan menjadi input bagi PCM Demodulator yang akan mengubah bentuk impule dikret menjadi bentuk pule terampling. Output Pule terampling ini elanjutnya akan menjadi input bagi PAM Demodulator dan melalui proe LPF maka inyal pule terampling terebut akan diubah dalam bentuk inyal alinya eperti pada bagian output AFG. Pada bagian Sampling PAM Modulator, generator inyal pula akan dibangkitkan dengan mengatur frekueni ampling dan nilai. Nilai merupakan perbandingan antara periode inyal bagian ata dengan periode inyal keeluruhan bagian bawah. Jika nilai frekueni ampling fp diambil terlalu kecil maka akibatnya inyal informai yang akan diampling tidak terwakili emuanya, akibatnya hail keluaran inyal PAM menjadi cacat. Pada bagian PAM demodulator, akan mengakibatkan peritiwa Aliaing, di mana pektrum maing-maing inyal akan aling bertabrakan. Bila frekueni ampling diambil terlalu bear akan mengakibatkan level bandwidth yang terlalu bear untuk ditranmiikan. LANGKAH PRAKTIKUM A. Mengetahui Perwatakan Sinyal PCM (etting trainer euai gambar petunjuk) 1. Setting AFG Setting tegangan AFG ebear 5 Vpp dan frekueni maukan 500 Hz gelombang inu Ukur tegangan pada titik V dan gambarkan hailnya 2. Setting Frekueni Sampling pada PAM Modulator Set Sampling Frequency pada poii Makimum Atur pada poii 3 / 10 Ukur keluaran Pule Generator ( G ) dan gambarkan hailnya B. Melihat perwatakan LPF Ukur output LPF dan gambarkan keluaran gelombangnya erta catat frekueni dan amplitudo inyalnya. Hitung penguatan inyal dengan cara A = Amp Keluaran filter / Amp keluaran AFG t3 tel t3 tel t3 tel Laboratorium Switching dan Tranmii 7

l Unit II C. Melihat perwatakan Output Sampler Pada keluaran Sampler, ukur dan gambarkan outputnya Pule Code Modulation Rubahlah frekueni ampling menjadi ½ bagian dari frekueni ampling aal. Amati dan gambarkan output ampler yang terjadi. Kembalikan etting eperti emula etelah eleai Rubahlah nilai pada poii 5 / 10 dan gambarkan hail keluaran ampler hail pengaruh perubahan poii tadi. Kembalikan etting eperti emula etelah eleai. Rubahlah nilai frekueni AFG ecara pelan menuju ke frekueni 4 Khz dan amati perubahan pada output ampler yang terjadi. Gambarkan keluaran gelombangnya dan kembalikan etting frekueni eperti emula D. Melihat perwatakan output HOLD Pada keluaran HOLD, ukur dan gambarkan outputnya Rubahlah frekueni ampling menjadi ½ bagian dari frekueni ampling aal. Amati dan gambarkan output HOLD yang terjadi. Kembalikan etting eperti emula etelah eleai Rubahlah nilai pada poii 5 / 10 dan gambarkan hail keluaran HOLD hail pengaruh perubahan poii tadi. Kembalikan etting eperti emula etelah eleai. Rubahlah nilai frekueni AFG ecara pelan menuju ke frekueni 4 Khz dan amati perubahan pada output HOLD yang terjadi. Gambarkan keluaran gelombangnya dan kembalikan etting frekueni eperti emula E. Mengamati Perwatakan Output PAM Modulator Pada keluaran PAM Modulator, ukur dan gambarkan outputnya t3 tel Rubahlah frekueni ampling menjadi ½ bagian dari frekueni ampling aal. Amati dan gambarkan output PAM Modulator yang terjadi. Kembalikan etting eperti emula etelah eleai Rubahlah nilai pada poii 5 / 10 dan gambarkan hail keluaran PAM Modulator hail pengaruh perubahan poii tadi. Kembalikan etting eperti emula etelah eleai. t3 tel Rubahlah nilai frekueni AFG ecara pelan menuju ke frekueni 4 Khz dan amati perubahan pada output PAM Modulator yang terjadi. t3 tel Laboratorium Switching dan Tranmii 8

l Unit II Pule Code Modulation Gambarkan keluaran gelombangnya dan kembalikan etting frekueni eperti emula F. Mengamati perwatakan Output Synkroniai Pula Amati keluaran Synkroniai Clock dengan menggunakan Ocilocoppe Gambarkan Hailnya dengan mencantumkan frekueni dan amlitudonya G. Mengamati Perwatakan PCM Modulator Pada keluaran PCM Modulator, ukur dan gambarkan outputnya Rubahlah frekueni ampling menjadi ½ bagian dari frekueni ampling aal. Amati dan gambarkan output PCM Modulator yang terjadi. Kembalikan etting eperti emula etelah eleai Rubahlah nilai pada poii 5 / 10 dan gambarkan hail keluaran PCM Modulator hail pengaruh perubahan poii tadi. Kembalikan etting eperti emula etelah eleai. Rubahlah nilai frekueni AFG ecara pelan menuju ke frekueni 4 Khz dan amati perubahan pada output PCM Modulator yang terjadi. Gambarkan keluaran gelombangnya dan kembalikan etting frekueni eperti emula Matikan maing-maing level quantizing ADC, amati dan gambarkan pengaruhnya untuk maing-maing penonaktifan level quantizing ADC. Kembalikan etting level quantizing etelah eleai H. Mengamati Perwatakan Synkroniai Clock Pada ii PCM Modulator Amati keluaran CLK pada PCM Modulator dengan menggunakan Ocilocoppe Digital Gambarkan keluaranya dengan mencantumkan Amplitudo dan Frekueni gelombangnya I. Mengamati Perwatakan PCM Demodulator Pada keluaran PCM Demodulator, ukur dan gambarkan outputnya t3 tel Rubahlah frekueni ampling menjadi ½ bagian dari frekueni ampling aal. Amati dan gambarkan output PCM Demodulator yang terjadi. Kembalikan etting eperti emula etelah eleai Rubahlah nilai pada poii 5 / 10 dan gambarkan hail keluaran PCM Demodulator hail pengaruh perubahan poii tadi. Kembalikan etting eperti emula etelah eleai. t3 tel t3 tel Laboratorium Switching dan Tranmii 9

l Unit II Pule Code Modulation Rubahlah nilai frekueni AFG ecara pelan menuju ke frekueni 4 Khz dan amati perubahan pada output PCM Demodulator yang terjadi. Gambarkan keluaran gelombangnya dan kembalikan etting frekueni eperti emula Matikan maing-maing level quantizing ADC, amati dan gambarkan pengaruhnya untuk maing-maing penonaktifan level quantizing ADC. Kembalikan etting level quantizing etelah eleai J. Mengamati Perwatakan PAM Demodulator Pada keluaran PAM Demodulator, ukur dan gambarkan outputnya Rubahlah frekueni ampling menjadi ½ bagian dari frekueni ampling aal. Amati dan gambarkan output PAM Demodulator yang terjadi. Kembalikan etting eperti emula etelah eleai Rubahlah nilai pada poii 5 / 10 dan gambarkan hail keluaran PAM Demodulator hail pengaruh perubahan poii tadi. Kembalikan etting eperti emula etelah eleai. Rubahlah nilai frekueni AFG ecara pelan menuju ke frekueni 4 Khz dan amati perubahan pada output PAM Demodulator yang terjadi. Gambarkan keluaran gelombangnya dan kembalikan etting frekueni eperti emula Matikan maing-maing level quantizing ADC, amati dan gambarkan pengaruhnya untuk maing-maing penonaktifan level quantizing ADC. Kembalikan etting level quantizing etelah eleai PERTANYAAN t3 tel (Dikerjakan aat praktikum dan Jawaban dikumpulkan aat pengumpulan laporan) 1. Apa pengaruh dari etting frekueni ampling pada output PAM Demodulator? 2. Jelakan pengaruh penonaktifan level quantizing PCM pada output PAM Demodulator! 3. Bagaimana bila input yang diberikan adalah gelombang inu, egitiga dan kotak? Bandingkan menurut anda lebih baik yang mana? 4. Bagaimana pengaruh etting nilai pada output PAM Demodulator? 5. Bagaimana pengaruh etting amplitudo dan frekueni inyal maukan AFG pada PAM Demodulator? t3 tel t3 tel Laboratorium Switching dan Tranmii 10

om om om I om,l j om om : J 1 om om t3 te * LF. 'ay it$. f. c' a; o<x It-U Hgo # gi. t3 te 'd) ai I -i o I z o)i o,i (o; Si t3 telk 5: tol cc{ F-l t3 telk t3 telk rct t3 telk t3 telk ro!! q)ij (otl N;r t3 telk,-i i tgl t3 telk telk

I l I 1l "l III o II J of o {r gio t3 te t3 te {{E' 5 i5^ (P rrl L$l 'ft/ tt' rh H - 5b EHI*? J ig i [-@r'8", '\o"pe a t-@.rll -lu t3 te t3 telk t3 telk t3 telk t3 telk EI t3 telk (og SB U g t3 telk t3 telk lo c (g rl tr 'T o) :1 IL telk

Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 DATA HASIL PRAKTIKUM UNIT I PAM PULSE AMPLITUDE MODULATOR Hari/Tanggal prak. : Nama praktikan : No. MHS : Partner : 1. Nama : No. MHS. : 2. Nama : No. MHS. : Nama aiten : Paraf aiten : A. Mengetahui Repon LPF Gelombang V pada Function Generator: Frekueni =..Hz Amplitudo =..V Output LPF No Frekueni AFG Frekueni LPF Amplitudo LPF (A0) Gain A0 / A1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 t3 te Repon Frekueni dan Magnitude LPF t3 te t3 te Catatan: - Horiontal Sumbu Frekueni - Vertikal Sumbu Gain Laboratorium Switching dan Tranmii Page 1

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 B. Hail Keluaran Pule Generator PAM Modulator Amplitudo =.V Frekueni = Hz C. Hail Output Sampler dengan variai input yang berbeda f: 1000 Hz f: 2000 Hz f: 3000 Hz f: 4000 Hz f: 5000 Hz t3 te D. Hail Keluaran Switch pada Demodulator PAM Hail dari beberapa jeni gelombang dan frekueni yang berbeda: f: 1000Hz f: 2000Hz t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 2

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 f: 3000Hz f: 4000Hz f: 5000Hz E. Hail Keluaran LPF Pada Demodulator PAM f: 1000Hz f: 2000Hz f: 3000Hz f: 4000Hz f: 5000Hz t3 te t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 3

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 F. Hail Pengaruh dilepanya LPF pada PAM Modulator 1. Bagaimana pendapat anda tentang tidak adanya LPF pada PAM Modulator? 2. Apakah ada perbedaan dengan dipakainya LPF dengan dilepanya LPF pada output ampler? f: 1000Hz f: 2000Hz f: 3000Hz f: 4000Hz f: 5000Hz t3 te G. Hail pengaruh proe HOLD pada PAM Modulator Keluaran output HOLD f: 1000Hz f: 2000Hz t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 4

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 f: 3000Hz f: 4000Hz f: 5000Hz Hail Keluaran PAM2 f: 1000Hz f: 2000Hz f: 3000Hz f: 4000Hz f: 5000Hz t3 te t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 5

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 DATA HASIL PRAKTIKUM UNIT II PCM PULSE CODE MODULATOR Hari/Tanggal prak. : Nama praktikan : No. MHS : Partner : 1. Nama : No. MHS. : 2. Nama : No. MHS. : Nama aiten : Paraf aiten : A. Mengetahui Perwatakan Sinyal PCM 1. Setting AFG Gambar Hail Keluaran Pada Titik V: A =. F =. 2. Setting Frekueni Sampling pada PAM Modulator Hail keluaran Pule Generator ( G ) : A =.. B. Melihat Perwatakan LPF Amplitudo =. Gambar output: t3 te F =.. t3 te Frekueni = Penguatan = Laboratorium Switching dan Tranmii Page 6

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 C. Melihat perwatakan Output Sampler t3 te Melihat Output Sampler : A =.. F = Hail Output Sampler pengaruh dari perubahan Frekueni Sampling Hail Output Sampler pengaruh dari perubahan Hail Output Sampler pengaruh dari perubahan frekueni input AFG t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 7

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 D. Melihat perwatakan output Hold Gambar output HOLD Output HOLD hail perubahan frekueni ampling Output HOLD hail perubahan etter t3 te Hail Keluaran Output HOLD akibat pengaruh nilai frekueni AFG t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 8

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 t3 te E. Mengamati Perwatakan Output PAM Modulator Keluaran Output PAM Modulator Keluaran Output PAM Modulator akibat perubahan frekueni ampling Keluaran output PAM Modulator akibat pengaruh etting Keluaran output PAM Modulator akibat pengaruh frekueni maukan AFG t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 9

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 F. Mengamati perwatakan Output Synkroniai Pula Hail keluaran ynkroniai clock dengan menggunakan ocilocoppe: G. Mengamati perwatakan PCM Modulator Hail Keluaran PCM Modulator t3 te Hail keluaran PCM Modulator hail pengaruh frekueni ampling Hail keluaran PCM Modulator hail pengaruh frekueni ampling t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 10

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 Hail keluaran PCM Modulator hail pengaruh etting Hail keluaran PCM Modulator hail pengaruh frekueni maukan AFG Hail keluaran PCM Modulator hail penonaktifan level quantizing ADC Level 1 non aktif Level 2 non aktif Level 3 non aktif Level 5 non aktif t3 te Level 4 non aktif Level 6 non aktif t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 11

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 Level 7 non aktif t3 te Level 8 non aktif H. Mengamati Perwatakan Synkroniai Clock Pada ii PCM Modulator Amplitudo = Frekueni = I. Mengamati Perwatakan PCM Demodulator Output pada PCM Demodulator Output Demodulator akibat dari perubahan frekueni ampling Output PCM Demodulator akibat dari perubahan etter t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 12

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 Output PCM Demodulator akibat dari perubahan frekueni maukan AFG Output PCM Demodulator akibat penonaktifan level quantizing Level 1 non aktif Level 2 non aktif Level 3 non aktif Level 5 non aktif t3 te Level 4 non aktif Level 6 non aktif t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 13

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 Level 7 non aktif t3 te J. Mengamati Perwatakan PAM Demodulator Outpu PAM Demodulator Level 8 non aktif Output PAM Demodulator akibat perubahan frekueni ampling Output PAM Demodulator akibat perubahan etter Output PAM Demodulator akibat perubahan nilai frekueni maukan AFG t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 14

t3 te Lembar data praktikum Sitem Komunikai 2 Output PAM Demodulator akibat penonaktifan level quantizing ADC Level 1 non aktif Level 2 non aktif Level 3 non aktif Level 5 non aktif Level 7 non aktif t3 te Level 4 non aktif Level 6 non aktif Level 8 non aktif t3 te Laboratorium Switching dan Tranmii Page 15