Penentuan Tingkat Kerusakan Buah Alpukat pada Posisi Pengangkutan Dengan Simulasi Getaran yang Berbeda

dokumen-dokumen yang mirip
Damage Level Determination of Mango on Simulation Transport Position, Operated on Various Vibration

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

Rancangan Wadah Buah Tomat Untuk Menahan Getaran Selama Transportasi Berbahan Eceng Gondok dan Pelepah Pisang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN III. A. Lokasi dan Waktu. B. Bahan dan Alat

Kajian Pengaruh Berbagai Jenis Kemasan Terhadap Kehilangan Hasil Cabai Selama Pengangkutan

III. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Kardus tipe RSC yang digunakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN LAJU RESPIRASI DAN PRODUKSI ETILEN SEBAGAI DASAR PENENTUAN WAKTU SIMPAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANGAN KEMASAN BERBASIS INDIVIDU BUAH ALPUKAT UNTUK DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN DINGIN

J U R N A L. Elivia Salulinggi Dosen Pembimbing : Ireine A. Longdong STP,MP Ir. Stella M.E Kairupan Ir. Ruland A.

Kajian Ventilasi Dan Perubahan Suhu Dalam Kemasan Karton Dengan Komoditas Tomat

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEPAKAN DAN TRANSPORTASI PRODUK PANENAN. Bambang B. Santoso

Umur Simpan Dan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Pada Simulasi Transportasi

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

PEMANFAATAN PELEPAH SALAK UNTUK KEMASAN TRANSPORTASI BUAH SALAK (SALACCA EDULIS) 1

PENANGANAN PASCA PANEN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN JENIS KEMASAN KAKU TERHADAP MUTU BUAH MENTIMUN SEGAR (Cucumis sativus L.) DALAM SIMULASI TRANSPORTASI DARAT GINA LUPITA HUTAGAOL

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Tempat dan Waktu Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA

PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA

II. TINJAUAN PUSTAKA. ukurannya membesar, buah diberi perlakuan pra-pendinginan pada ruangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN CaCO 3 UNTUK MEMPERTAHANKAN KUALITAS TEKSTUR DAN SIFAT ORGANOLEPTIK PISANG AMBON (Musa acuminata) SELAMA PENYIMPANAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pelapisan Lilin Lebah dan Pengemasan Terhadap Karakteristik Buah Mangga Apel (Mangifera indica L.) selama Penyimpanan pada Suhu Ruang

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN DAN KANDUNGAN UDARA PADA BETON PRACETAK YANG DIPRODUKSI DENGAN MEJA GETAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia, salah satunya

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN GETARAN MEKANIK VERTIKAL TERHADAP PEMBENTUKAN SEGREGASI MAKRO PADA PADUAN EUTEKTIK Sn Bi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki bentuk buah yang oval atau bulat yang

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN

Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.)

TEKNOLOGI DAN SARANA PASCA PANEN MANGGIS

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

Rancangan Kemasan Berbahan Karton Gelombang untuk Individual Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kultivar Fuji merupakan hasil persilangan antara Ralls janet (Kakko)

Upaya Mengurangi Tingkat Kerusakan Buncis Pada Proses Transportasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH GETARAN TERHADAP KERUSAKAN MEKANIS TOMAT. EFFECT OF VIBRATION ON MECHANICAL DAMAGE OF TOMATO (Lycopersicumesculentum Mill)

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

III. METODOLOGI. A. Tempat dan Waktu. B. Alat dan bahan. C. Posedur Penelitian. 1. Perancangan Kemasan

KAJIAN PENGGUNAAN WADAH PENGEMASAN TERHADAP MUTU CABE RAWIT (Capsicum frutescens) YANG DISIMPAN PADA RUANG PENDINGIN ABSTRACT

Study of Technology Postharvest Papaya (Carica papaya L.) To Decrease Damage and Optimalization Garden Used

Noveria Sjafrina Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta ABSTRACT

Anang Suhardianto FMIPA Universitas Terbuka. ABSTRAK

PENANGANAN PASCAPANEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon. Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah

TINJAUAN PUSTAKA. Penanganan panen dan pasca panen (segar) buah salak

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

PERANCANGAN KEMASAN TRANSPORTASI BUAH SALAK (Salacca edulis) BERBAHAN BAKU PELEPAH SALAK WIYANA LEVI SANTI SIREGAR

I. PENDAHULUAN. Jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman tropis yang banyak

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

RANCANGAN KEMASAN TUNGGAL PADA BUAH JAMBU KRISTAL (Psidium guajava L.) SELAMA TRANSPORTASI MOHAMAD ROFI ASSGAF

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia

PENGARUH BAHAN PENGISI KEMASAN TERHADAP KERUSAKAN MEKANIS PADA BUAH MARKISA KUNING (Passiflora flavicarpa) SELAMA TRANSPORTASI

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

I. PENDAHULUAN. akan cepat mengalami kerusakan. Masa simpan buah yang pendek diawali

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) TK 2 (b) TK 3 (c) TK 4 Gambar 5. Manggis dengan tingkat kematangan berbeda

Influence of Ripeness, Seed Drying and Seed Skin Condtion on The Germination Of Papaya Seeds (Carica papaya L.) Variety Callina

METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD

RANCANGAN KEMASAN TUNGGAL PADA BUAH PEPAYA (Carica Papaya L.) VARIETAS IPB 9 (CALLINA) DENGAN BAHAN PENGISI SELAMA PROSES DISTRIBUSI

Transkripsi:

Penentuan Tingkat Kerusakan Buah Alpukat pada Posisi Pengangkutan Dengan Simulasi Getaran yang Berbeda Khusna Fauzia*, Musthofa Lutfi, La Choviya Hawa Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 *Penulis Korespondensi, Email: ABSTRAK Buah alpukat merupakan buah klimaterik yaitu buah yang memiliki laju respirasi meningkat tajam selama periode pematangan. Salah satu sifat fisik buah adalah kekerasan (tekstur). Kerusakan diakibatkan dari getaran dan tumbukan selama pengangkutan. Simulasi transportasi menggunakan meja getar dengan tingkat getaran yang berbeda dan variasi posisi pengangkutan buah. Pengukuran kekerasan dengan menggunakan penetrometer PCE- PTR 200 dalam satuan kuat tekan kg/cm². Penelitian ini memberikan informasi tentang per lakuan tingkat getaran dan posisi buah yang lebih baik dalam proses pengangkutan buah alpukat. Kata kunci : Alpukat, Transportasi, Getaran Determination of Avocado Fruit Damage Levels At the position of Transportation With Different vibration Simulation ABSTRACT Avocado is a klimaterik fruit which has a respiration rate increased significantly during the ripening period. One of the physical properties of the fruit is the hardness (texture). Damage resulting from vibration and impact during transportation. Transport simulations using vibrating table with a different level of vibration and position variations of the transport of fruit. hardness measurement was by using the PCE-PTR 200 penetrometer units in compressive strength of kg / cm ². This study provides information on levels of vibration treatment and better fruit position in the transport process of avocado fruit. Keywords : Avocado, Transportation, vibration PENDAHULUAN hijau kekuningan hingga gelap atau dari kemerahan hingga purple atau hitam. Ukuran buah bervariasi antara 50g hingga 2kg. Buah alpukat merupakan buah klimaterik yaitu buah yang memiliki laju respirasi meningkat tajam selama periode pematangan. Dengan peningkatan respirasi klimaterik terbesar pada hari ke-15 setelah dipetik. Biasanya dalam kondisi tersebut adalah saat optimal untuk mengkonsumsi buah. Buah alpukat dapat bertahan kesegarannya selama 2 8 minggu. Hasil penelitian Waluyo (1990) menunjukkan bahwa kerusakan fisik buah-buahan selama proses transportasi dipengaruhi oleh varietas buah, jenis kemasan, pola susunan buah dalam kemasan dan lama transportasi. Kerusakan fisik ditandai dengan adanya pecah (kulit terkelupas), memar dan luka pada buah. Kerusakan mekanis pada buah dan sayuran segar paling banyak dihasilkan dari getaran dan tumbukan yang diterima oleh produk. Getaran dan tumbukan itu berasal dari ketidak beraturan permukaan jalan dan perpindahan sistem transmisi pada kendaraan ke produk (Idah, 2007). Kerusakan ini diakibatkan oleh benturan dan getaran 50

(vibration) selama transportasi (Maezawa, 1990), beban tekanan yang dialami buah, varietas, tingkat kematangan, bobot dan ukuran buah, karakteristik kulit buah serta kondisi lingkungan di sekitar buah (Kays, 1991). Perancangan alat meja getar didasarkan pada prinsip dari kendaraan pengangkut buah pada umumnya. Meja getar ini menerapkan getaran yang terjadi selama proses pengangkutan buah. Pada saat perancangan awal alat dengan saat membuat alat ada beberapa bagian yang mengalami perubahan, seperti pada bagian bak penampung yang awalnya dibuat menempel dengan rangka dijadikan diberi sedikit jarak dengan alasan untuk menghindari gesekan bak penampung dengan rangka pada saat alat beroperasi (Prasetyo, 2009). METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk pengukuran kuat tekan adalah Penetrometer PCE-PTR 200 dengan jarum spindle ukuran 6 mm (luasan jarum 0.28 cm²). Nilai kuat tekan dinyatakan dalam satuan kg/cm². bahan yang digunakan adalah buah alpukat segar Metode Penelitian Metode ekperimental penelitian ini meliputi 2 perlakuan yaitu tingkat getaran yang terdiri dari tingkat getaran 2 cm (G1), 3 cm (G3) dan 4 cm (G4), serta posisi buah yang terdiri dari posisi horizontal, vertikal dengan bekas tangkai di bawah dan vertikal dengan bekas tangkai di atas, dengan masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali ulangan. Analisis perhitungan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Setiap pengujian tingkat getaran, terdapat masing-masing 15 buah alpukat dengan frekuensi 3.4 Hz selama 10 menit. Hasil dan Pembahasan Salah satu kondisi kematangan buah dapat dicirikan dengan kekerasan buah (tektur). Dengan uji penetrometer PCE-PTR 200, dapat diketahui nilai kuat tekan buah alpukat. Terjadi perbedaan yang jelas pada kondisi buah alpukat pada awal dan sesudah hari keempat. Nilai kuat tekan buah pada hari ke-0 lebih tinggi daripada buah pada hari ke-4. Seperti pada Gambar 1, yang menunjukkan pelunakan buah alpukat pada proses pematangan buah alami. Gambar 1. Gafik kuat tekan pada buah alpukat. Penyebab fisiologis pada buah alpukat adalah zat pektin yang terkandung pada sel buah yang mempengaruhi kekerasan buah dan gas etilen yang mempercepat pematangan buah. 51

Perlakuan Tingkat Getaran Tingkat getaran dinyatakan dalam satuan cm. analisa tingkat getaran dengan menggunakan meja getarbertujuan untuk mengetahui pengaruh getaran pada kuat tekan buah alpukat. Diketahui bahwa nilai tertinggi kuat tekan terdapat pada tingkat getaran 3 cm yaitu 14.15 kg/cm² dan nilai kuat tekan terendah terdapat pada tingkat getaran 2 cm yaitu 8.98 kg/cm². Sedangkan untuk tingkat getaran 4 cm sebesar 11.98 kg/cm². Gambar 2. Grafik kuat tekan pada perlakuan tingkat getaran. Grafik pada Gambar 2, menunjukkan bahwa kuat tekan buah alpukat pada tingkat getaran 3 cm lebih besar dari pada perlakuan yang lain yang berarti kerusakan pada buah alpukat lebih sedikit daripada yang lain, sebaliknya kuat tekan buah pada perlakuan 2 cm adalah lebih kecil kuat tekan di antara seluruh perlakuan tingkat getaran dan mengalami kerusakan lebih besar. Selama dalam perjalanan, perubahan fisik terjadi pada buah alpukat. Getaran dan tumbukan sering terjadi pada buah yang diangkut. Sehingga sangat penting memperhatikan waktu dan jarak perjalanan untuk dapat mempertahankan kesegaran buah. Perlakuan Posisi Buah Posisi buah dalam box juga mempengaruhi nilai kuat tekan pada buah alpukat. Diketahui kuat tekan buah pada posisi yang berbeda. Pada posisi buah vertikal dengan bekas tangkai di bawah bernilai 8.47 kg/cm² lebih rendah dari pada posisi buah horizontal yaitu 9.25 kg/cm² dan posisi buah vertikal dengan bekas tangkai di atas pada kuat tekan 17.38 kg/cm². Keterangan lebih lengkap ada pada Gambar 6 berikut ini. Gambar 3. Grafik kuat tekan pada perlakuan posisi buah. Posisi buah vertikal dengan bekas tangkai di atas adalah posisi terbaik dalam penyusunan buah dalam box karena kerusakan yang dialami buah lebih sedikit dan posisi yang 52

tidak dianjurkan dalam penyusunan adalah posisi vertikal dengan bekas tangkai dibawah. Bagian bekas tangkai adalah bagian yang lebih cepat pematangannya daripada bagian yang lain, sehingga pada saat terjadi tumbukan dengan roda besi, posisi buah vertikal dengan bekas tangkai dibawah tepat langsung terkena tumbukan. Setelah dilakukan perlakuan tingkat getaran, buah alpukat dalam keadaan berantakan. Goncangan meja getar mengakibatkan buah alpukat tidak lagi pada posisi penyusunan awal. Perlakuan Posisi Buah Bertumpuk Sering kali dalam pengangkutan buah ditumpuk untuk dapat memuat seluruh buah. Kuat tekan buah tertinggi terdapat pada posisi buah di bawah dengan nilai 11.84 kg/cm² dan kuat tekan terendah pada buah dengan posisi di atas yaitu 8.03 kg/cm². seperti yang terlihat pada Grafik dibawah ini. Gambar 4. Grafik kuat tekan pada perlakuan posisi buah bertumpuk. Penyebab kecilnya kuat tekan posisi buah di atas daripada posisi buah di bawah adalah tidak terisi penuhnya buah di posisi atas dalam luasan box sehingga buah terlempar lempar ke segala penjuru. Benturan yang dialami buah di posisi atas lebih besar dari pada buah dibawahnya. Berbeda dengan buah di posisi bawah, buah disusun memenuhi seluruh luasan box sehingga buah tetap pada tempatnya. Rancangan Acak Kelompok Berdasarkan perhitungan RAK, diketahui bahwa selisih antar perlakuan lebih kecil dari nilai BNJ, sehingga tidak ada beda nyata antara Fhitung dan Ftabel, berarti seluruh perlakuan dan ulangan yang dilakukan tidak atau sangat kecil berpengaruhnya terhadap kondisi fisik buah alpukat. Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan posisi tidak berpengaruh terhadap kualitas buah setelah simulasi tingkat getaran yang dilakukan. Hasil penelitian tersebut diduga akibat perubahan kondisi buah alpukat yang sedikit sehingga selisih nilai antara seluruh perlakuan dan ulangan tidak melampaui nilai BNJ. Kesimpulan Terjadi pengaruh tingkat getaran pada saat pengangkutan. Buah alpukat yang mengalami kerusakan paling besar adalah pada perlakuan tingkat getaran 2 cm yaitu 8.89 kg/cm² dan buah alpukat pada perlakuan tingkat getaran 3 cm yaitu 14.15 kg/cm² lebih kecil kerusakannya. Posisi buah dalam box menentukan besarnya nilai kuat tekan buah. Dari penelitian ini diketahui 53

DAFTAR PUSTAKA Idah P.A., E.S.A. Ajisegiri and M.G. Yisa.2007.Fruits and Vegetables Handling and Transportation in Nigeria. Department Agricultural Engineering.Federal University of Technology Minna. Niger State.Nigeria. AU J.T. 10(3): 175-183 Kays, S. J. 1991. Postharvest Physiology of Perishable Plant Products. AVI Publishing by van Nostrand Reinhold, New York Maezawa, E. 1990. Cushioning Package Design. Japan International Cooperation Agency, Japan Packaging Institute Waluyo, S. B. 1990. Pengkajian Dampak Getaran Mekanik Pengangkutan Truk terhadap Jeruk dalam Kemasan. Tesis. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.Bogor 54