IDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 MALANG TAHUN AJARAN

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013

Sutinah, Fariati, Oktavia Sulistina Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

STUDI PEMAHAMAN KONSEP TATA NAMA IUPAC SENYAWA ANORGANIK SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 MALANG SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN TES OBJEKTIF BERALASAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN INTERKONEKSI MULTIPEL REPRESENTASI DALAM MENGURANGI KESALAHAN KONSEP SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Konsep Mol. 1. Jumlah Partikel Dalam 1 Mol Zat

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PENYEBABNYA PADA SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI

ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 MALANG MELALUI SOAL DIAGNOSTIK THREE-TIER

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah 4

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peserta didik di Indonesia sebagian besar lebih memilih menghindari pembelajaran di bidang sains.

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST

6.1 HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP HUKUM- HUKUM DASAR KIMIA DAN PENERAPANNYA DALAM STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X IPA DI MAN 3 MALANG

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. education for all (EFA) di Indonesia menurun tiap tahunnya. Tahun 2011

Studi Evaluasi Pemahaman Konsep Persamaan dan Stoikiometri Reaksi Kimia Menggunakan Tes Objektif Beralasan pada Siswa MAN Malang II Batu

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN SMP NEGERI 4 SUNGAI RAYA

*keperluan korespondensi, telp/fax: ,

larutan yang lebih pekat, hukum konservasi massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan volume dan teori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Materi Pokok Bahasan :

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

KESALAHAN KONSEP MATERI STOIKIOMETRI YANG DIALAMI SISWA SMA

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia Kelas X Wacana berikut digunakan untuk menjawab soal no 1 dan 2. Ditentukan 5 unsur dengan konfigurasi

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan

TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATU

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBARAN PENGESAHAN... PERNYATAAN.. ABSTRAK... KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Identifikasi miskonsepsi, diartikan sebagai suatu upaya penyelidikan yang

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

2015 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI

Nanang Sodikin, Sri Rahayu dan Prayitno Universitas Negeri Malang

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang termasuk ke dalam rumpun IPA yang

Stoikiometri. Bab 3. Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Secara Mikro atom & molekul.

Stoikiometri. Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR LAMPIRAN... x. A. Latar Belakang...

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

No. Dokumen : FTK-FR-AKD-001 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Tgl. Terbit : 02 September SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG Hal : 1/2 SILABUS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) yang meliputi standar isi, standar

BAB III HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma).

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Hasil dan Pembahasan

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH. ABSTRAK.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Esa Fauziah, 2013

MISKONSEPSI DAN SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN LEMAK MELALUI PRAKTIKUM PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM BASA MELALUI GAMBARAN MIKROSKOPIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

Transkripsi:

IDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN 2012-2013 Reni Roikah, Fariati, dan Munzil Arief Universitas Negeri Malang E-mail: rany.umchem@gmail.com; f4riati@gmail.com; munzil88@gmail.com ABSTRAK : Persepsi konsep dan kesalahan konsep dapat ditimbulkan oleh salah satu konsep dasar di SMA yaitu konsep mol dan tetapan Avogadro. Revisi instrumen Vaudhi digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk identifikasi konsep-konsep yang dipersepsi dan kesalahan konsep. Rancangan penelitian yaitu deskriptif kualitatif dengan sampel total. Tes diagnostik dan wawancara digunakan sebagai pengumpul data. Konsep ditentukan dari persentase jawaban salah siswa (PJS) lebih besar atau sama dengan 61% sedangkan kesalahan konsep dari persentase konsistensi jawaban salah siswa (PK). Hasil penelitian menunjukkan konsep yang paling dianggap adalah definisi mol dan kesalahan konsep yang paling banyak dialami siswa adalah satu mol memiliki jumlah partikel yang sama dengan jumlah atom dalam 1 12 g 12 C Kata Kunci: persepsi konsep, kesalahan konsep, konsep mol, tetapan Avogadro, tes diagnostik. Mata pelajaran kimia di SMA/MA berdasarkan kurikulum KTSP 2006 mempelajari tentang materi yang meliputi susunan, struktur dan sifat, perubahan, dan energetika zat yang memiliki karakter konsep kimia yang berbeda. Konsep kimia dapat bersifat makroskopis, mikroskopis, dan simbolik (Gabel dalam Sirhan, 2007). Susunan materi merupakan konsep mikroskopis yang dipelajari pada konsep mol dan tetapan Avogadro. Konsep mol membahas partikel, mol, massa molar, massa atom relatif dan massa molekul relatif. Dalam konsep mol dan tetapan Avogadro mencakup konsep tingkat makroskopis contohnya massa zat dalam gram, konsep simbolik misalnya simbol nama senyawa dan konsep submikroskopis antara lain partikel dan massa atom relatif. Untuk mempelajari konsep submikroskopis dibutuhkan kemampuan berfikir formal atau berfikir abstrak (Abraham dalam Effendy, 2002). Siswa yang tidak mampu berfikir formal dapat mengalami kesulitan dalam memahami konsep sehingga menimbulkan persepsi siswa tentang konsep. Konsep yang dipersepsi merupakan salah satu penyebab kesalahan konsep. Kesalahan konsep adalah konsistensi salah menjawab soal-soal pada konsep yang sama (Berg dalam Effendy, 2002). Stains dan Talanquer (2007) menyampaikan hasil temuannya pada mahasiswa Southwest of the United States bahwa partikel penyusun unsur adalah atom, sedangkan molekul adalah partikel yang hanya menyusun senyawa. Pola pikir tersebut mempengaruhi mahasiswa dalam klasifikasi partikel penyusun materi. Klasifikasi partikel penyusun materi sudah dipelajari sejak SMA. Konsep jumlah partikel materi yang dipahami salah oleh siswa pada siswa kelas XI IPA dan XII IPA SMAN di kota Palangkaraya, Banjarmasin dan Samarinda ditemukan Sidauruk (2007) dalam jurnal berjudul Kesalahan Siswa SMA dalam Memahami Konsep

Mol. Othman, et al (2007) ) meneliti siswa SAP school (MS) dan co-educational government school (WS) diperoleh informasi bahwa siswa menyangka partikel penyusun senyawa ionik adalah molekul yang berarti konsep partikel berhubungan dengan konsep ikatan kimia. Konsep mol merupakan salah satu konsep dasar yang harus dikuasai siswa agar dapat memahami konsep lain yang masih berkaitan. Penelitian identifikasi konsep dan kesalahan konsep mol dilakukan oleh Vaudhi (2009) pada siswa SMAN 1 Malang tahun ajaran 2008/2009, diperoleh konsep siswa yaitu definisi mol, massa molar senyawa garam dan hubungan jumlah partikel senyawa ion, mol dan massa. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI IPA SMAN 2 Malang menggunakan instrumen Vaudhi (2009) sebagai acuan yang direvisi berdasarkan R bis butir soal untuk mengetahui konsep-konsep dipersepsi, konsep yang dipersepsi paling, kesalahan konsep dan kesalahan konsep yang paling banyak dialami siswa. METODE Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data penelitian menggunakan revisi tes diagnostik pilihan ganda Vasril (2009). Tes diagnostik pilihan ganda berupa 24 butir soal dengan 4 pilihan jawaban disertai wawancara. Instrumen penelitian dirancang untuk menemukan persepsi konsep dan kesalahan konsep yang dimiliki siswa sesuai dengan peta konsep, kisi-kisi, dan indikator soal. Peta konsep, kisi-kisi soal, dan butir soal merupakan hasil revisi instrumen Vaudhi (2009). Perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen tes diagnostik yang direvisi berturut-turut adalah 87,5% dan 0,567. Analisis data menggunakan korelasi biserial (R bis ). Butir soal yang digunakan untuk penelitian berdasar pada hasil perbandingan analisis butir soal uji coba dengan butir soal penelitian Vasril (2009). Butir soal uji coba dengan R bis jelek diganti butir soal penelitian Vasril (2009) yang mempunyai R bis lebih baik pada konsep yang sama dan sebaliknya. Analisis data meliputi pemberian skor, pengelompokkan butir soal dalam konsep berdasarkan kisi-kisi soal, menghitung persentase jumlah siswa yang menjawab salah (PJS) lebih besar atau sama dengan 61% untuk penentuan persepsi konsep, menghitung persentase siswa yang memilih jawaban salah, penentuan kesalahan konsep siswa dengan persentase konsistensi jawaban salah siswa (PK), pengecekkan keabsahan temuan dengan wawancara. Penelitian dilaksanakan di SMAN 2 Malang tanggal 22 Oktober menggunakan jenis penarikan sampel total pada kelas XI-A2 dan XI-B2 berturutturut sebanyak 27 dan 33 siswa. Konsep mol diajarkan di kelas X SMAN 2 Malang pada bab stoikiometri mata pelajaran kimia-01. SMAN 2 Malang berbeda dengan SMA lain karena menggunakan sistem SKS (Satuan Kredit Semester). Sistem penjurusan program IPA dilakukan pada semester 2 untuk kelas A dan semester 3 untuk kelas B. Siswa kelas A mempelajari kimia setiap semester sedangkan siswa kelas B mempelajari kimia-02 dan kimia-03 pada semester 3. Siswa kelas XI-B memperbaiki nilai mata pelajaran IPA saat semester pendek agar bisa masuk program IPA. Siswa kelas XI-A mempelajari kimia secara berkelanjutan sedangkan siswa kelas XI-B2 sebaliknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Persepsi konsep yang dialami siswa yaitu massa atom, massa molekul relatif, jenis partikel senyawa molekul, M r, massa rumus relatif, jenis partikel senyawa ionik, serta hubungan mol, massa, massa molar, dan jumlah partikel. Persepsi konsep siswa ditampilkan pada Tabel 1 Tabel 1 Persepsi Konsep Sukar Siswa Kelas XI-A2 dan XI-B2 pada Konsep Mol dan Tetapan Avogaro No Konsep PJS XI-B2 PJS XI-A2 1. Definisi mol 87,88 % 90,91% 88,89 % 77,78% 2. Massa molar 75,76% 69,70% - - 3 Massa atom relatif 75,76% - 4. Partikel penyusun unsur logam - 81,48% 5. Partikel penyusun unsur nonlogam 66,67% - 6. Partikel penyusun senyawa biner dari nonlogam-nonlogam 96,97% 78,79% Keterangan : PJS : Persentase jawaban salah siswa 85,19% 66,67% Berdasarkan Tabel 1 persentase jawaban salah siswa kelas XI-B2 dan XI- A2 dalam mendefinisikan mol merupakan persentase kesalahan terbesar dibanding persentase jawaban salah pada pengukuran konsep yang lain yaitu diatas 80%. Siswa menganggap jumlah partikel dalam 12 g 12 C mempunyai arti yang berbeda dengan jumlah atom dalam 12 g 12 C. Siswa tidak dapat menghubungkan konsep jumlah partikel dengan jenis-jenis partikel. Siswa mudah mengerjakan soal hitungan dengan format 1 mol karbon memiliki jumlah partikel sebanyak bilangan Avogadro. Namun ketika jumlah partikel karbon diganti dengan jumlah atom karbon, siswa cenderung memilih 1 12 g 12 C karena angka 1 12 dan massa 12 C identik dengan rumus A r. Persepsi konsep terhadap definisi mol tersebut konsep di kelas XI-A2 dan XI-B2. Pada hasil temuan Vaudhi (2009) definisi mol termasuk konsep di kelas X, XI, XII SMAN 1 Malang 2009/2010. Konsistensi siswa menjawab pilihan jawaban salah pada soal berbeda tetapi memiliki dasar konsep sama disebut kesalahan konsep. Berdasarkan Tabel 2, diperoleh pola yang berbeda-beda pada setiap siswa yang mengalami kesalahan konsep. Terdapat kesalahan konsep yang termasuk konsep dan ada kesalahan konsep yang tidak termasuk konsep. Berdasarkan Tabel 2 kesalahan konsep yang sering terjadi adalah menganggap 1 12 g 12 C adalah 1 12 Massa Atom 12 C. Siswa mengaitkan 1 12 g 12 C dengan penyebut pada rumus A r. Siswa dapat menghitung jumlah partikel dalam 1 mol zat dan dapat menghitung massa 1 mol karbon dan 1 mol berilium namun istilah jumlah partikel tidak dihubungkan dengan jumlah atom. Siswa tidak menghubungkan konsep partikel dengan jenis-jenis partikel. Berdasarkan nilai ulangan stoikimetri, siswa kelas XI-A2 dan XI-B2 berturut-turut memiliki nilai dibawah SKM sebanyak 26% dan 52%. Sejumlah enam dari tujuh siswa kelas XI-A2 yang tidak tuntas menganggap satu mol zat

mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah atom dalam 1 12 g 12 C. pada kelas XI-B2, empat belas siswa dari tujuh belas siswa yang nilainya di bawah SKM juga mengalami kesalahan konsep tersebut. Tabel 2 Kesalahan Konsep yang dialami Siswa Kelas XI-A2 dan XI-B2 NO Kesalahan Konsep Keterangan PK Untuk kelas XI-B2 XI-B2 1. Siswa menganggap 1 mol zat mengandung partikel zat sebanyak atom dalam 1 g 12 C 12 Keterangan Untuk kelas XI-A2 Konsep Sukar 75 Konsep PK XI-A2 70,37 2. Siswa menganggap g adalah satuan dari massa Konsep Sukar 12,12 - - molar zat 3. Siswa menganggap g mol 1 adalah satuan A r Konsep Sukar 24,24 Bukan 25,93 Konsep 4. Siswa menganggap ion adalah partikel penyusun suatu unsur Konsep Sukar 24,24 Konsep 22,22 5. Siswa menganggap partikel penyusun senyawa berupa atom dan atau molekul unsur penyusunnya 6. Siswa menganggap penyusun senyawa biner dari nonlogam-nonlogam berupa ion-ion Keterangan : PK : Persentase konsistensi jawaban salah siswa Konsep Sukar 6,06 Konsep Konsep Sukar 30,30 Konsep 18,52 11,11 Terdapat kesalahan konsep yang tidak ditemukan pada penelitianpenelitian sebelumnya. Kesalahan konsep tersebut yaitu menganggap 1 mol 1 mempunyai jumlah partikel yang sama dengan jumlah atom dalam g 12 C, 12 menganggap ion adalah partikel penyusun unsur, menganggap unsur gas mulia tersusun dari molekul, menganggap molekul adalah atom dan menganggap partikel penyusun senyawa dari anion poliatom terdiri dari anion dan kation monoatom. Berdasarkan Tabel 2, hasil temuan kesalahan konsep pada kelas XI-B2 lebih banyak dibanding kelas XI-A2. Kelas XI-A2 yang menerima pelajaran kimia setiap semester tidak banyak mengalami kesalahan konsep mol dan tetapan Avogadro yang diajarkan di semester 1. Siswa kelas XI-B2 mempelajari konsep mol dan tetapan Avogadro pada semester 1 tetapi mempelajari kimia-02 dan kimia-03 pada semester 3. Siswa yang mempelajari ilmu kimia secara berkelanjutan lebih sedikit mengalami kesalahan konsep daripada siswa yang tidak berkelanjutan mempelajari kimia PENUTUP Kesimpulan Persepsi konsep yang dimiliki siswa adalah konsep: definisi mol, massa molar, massa atom relatif, partikel penyusun unsur nonlogam, partikel penyusun unsur logam, partikel penyusun senyawa biner dari nonlogamnonlogam (2) Konsep yang paling dianggap adalah definisi mol, (3) Kesalahan konsep yang dialami siswa adalah menganggap: satu mol memiliki jumlah partikel yang sama dengan jumlah atom dalam 1 12 g 12 C, gram adalah

satuan dari massa molar zat, g mol 1 adalah satuan A r, ion adalah partikel penyusun unsur, partikel penyusun senyawa berupa atom dan molekul unsur penyusunnya, penyusun senyawa biner dari nonlogam-nonlogam berupa ion-ion, (4) Persentase kesalahan konsep yang paling besar di kelas XI-A2 dan XI-B2 adalah menganggap satu mol memiliki jumlah partikel yang sama dengan jumlah atom dalam 1 12 g 12 C Saran Sebaiknya guru mempelajari dan menekankan konsep materi dan partikel penyusun materi serta jenis-jenis partikel kepada siswa. Selanjutnya guru melakukan pretes tentang topik materi dan perubahannya yang merupakan konsep dasar dan berkaitan dengan materi konsep mol. Hasil pretes dibahas di kelas sehingga siswa mengetahui konsep dasar yang dimilikinya benar atau salah. DAFTAR RUJUKAN Effendy. 2002. Upaya untuk Mengatasi Kesalahan Konsep dalam Pengajaran Kimia dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif. Media Komunikasi Kimia, 6 (2): 1-22. Othman, J., Treagust D. F. & Chandrasegaran A, L. 2008. An Investigation into the Relationship between Students Conceptions of the Particulate Nature of Matter and their Understanding of Chemical Bonding. International Journal of Science Education, 30(11):1531-1550. Sidauruk, S. 2007. Kesalahan Siswa SMA Memahami Konsep Mol. Forum Kependidikan, 27 (1): 52-57. Stains, M. dan Talanquer, V. 2007. Classification of Chemical Substances using Particulate Representations of Matter: An analysis of student thinking. International Journal of Science Education. 29(5):643-663. Vaudhi, F. 2009.Identifikasi Konsep Sukar dan Kesalahan Konsep Mol pada Siswa SMA Negeri I Malang.Skripsi tidak diterbitkan. Malang. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.