BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PADA PT. TELKOMSEL BSD-TANGERANG

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III KEBUTUHAN GENSET

INSTALASI PERMESINAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III RENCANA SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan Dunia Industri dan Teknonogi yang semakin pesat, tenaga

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

INSTALASI PERMESINAN

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK

UTILITAS 02 ELECTRICAL SYSTEM PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA. Veronika Widi Prabawasari

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

RAB ENERGI TERBARUKAN (SMA/SMK)

ANALISA BEBAN LISTRIK MAKSIMUM DI DERMAGA III UJUNG SURABAYA

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DASAR PERANCANGAN LIFT

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT

BAB I PENDAHULUAN. listrik dengan kualitas yang baik. Agar kontinyuitas pelayanan energi listrik

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB II NO BREAK SYSTEM

PERENCANAAN SISTEM ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN. Kuliah 9: 2 November 2009

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

128 Universitas Indonesia

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK

OL E H : ICHA AN DOSEN : E

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA)

RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) REDESAIN GEDUNG PENGADILAN AGAMA MUNGKID MAGELANG TAHUN 2012

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

PEKERJAAN PANEL. INSTALASI P-PLN MCCB 3P, 63 A Accessories & Termination Box Panel PEKERJAAN MDP

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

BAB V KONSEP. Zoning dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : menyumbangkan ruang terbuka untuk kota. langsung ke jalan besar.

Transkripsi:

26 BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK 3.1 UMUM Pada suatu gedung, dalam pengoperasiannya pasti dibutuhkan energi listrik. Dalam pemakaian energi listrik ini dibutuhkan energi listrik yang baik untuk mendapatkan kontinuitas dalam pengoperasian gedung tersebut. Suatu instalasi listrik dikatakan baik harus memiliki beberapa kriteria, antara lain : a. Fleksibilitas, jaringan harus memberi kemungkinan penambahan beban walau tetap harus dalam batas ekonomi. Dengan demikian jika suatu saat terdapat penambahan beban yang wajar (tidak ekstrim) maka tidak perlu dilakukan perombakan atas jaringan listrik yang telah ada. Cadangan yang berlebihan tidak ekonomis bahkan merupakan pemborosan. b. Kepercayaan, jaringan instalasi harus dapat diandalkan dan dapat dipercaya karena pembebanan oleh peralatan listrik sering tidak dapat dikontrol. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas dari pemakaian bahan instalasi. Kegagalan peralatan harus diketahui secara dini.

27 c. Keamanan, jaringan listrik harus dirancang sesuai peraturan nasional yang berlaku (Peraturan Umum Instalasi Listrik). Hal utama yang perlu diperhatikan adalah resiko terjadinya kebakaran karena kesalahan pemakaian peralatan instalasi. Maka untuk mendapatkan tujuan dari sistem instalasi yang baik dan handal, perlu di perhitungkan beberapa hal, yaitu : a. Penggunaan penghantar b. Pemakaian pengaman c. Kebutuhan sumber daya listrik 3.2 SISTEM KELISTRIKAN 3.2.1 Suplai Daya Sistem Instalasi pada PT. Telkomsel menggunakan dua sumber listrik, yaitu: a. Sumber daya PLN, berkapasitas 1600 kva diambil dari sisi tegangan menengah (TM) menggunakan kabel N2XSEBY 3x95 mm 2 menuju ke transformator berkapasitas 200 kva, 20/0.4 kv, kemudian didistribusikan ke panel distribusi tegangan rendah LVMDP menggunakan penghantar NYY 1x240 mm 2 dan disalurkan ke Main Distribution Panel (MDP -GR) menggunakan penghantar NYY 1x240 mm 2. b. Sumber daya cadangan menggunakan satu unit generator 1800kVA/380V/3P/50 Hz, disalurkan menuju LVMDP menggunakan penghantar NYY 1x240mm 2

28 3.3 INSTALASI PENERANGAN Instalasi penerangan adalah instalasi listrik ke beban-beban lampu. Berbagai macam lampu yang terbiasa digunakan untuk instalasi penerangan pada gedung. Dibawah ini akan dijelaskan lampu-lampu yang terbiasa dipakai untuk instalasi sebuah gedung: 3.3.1 Lampu Recessed Mounted (RM) Lampu recessed mounted adalah lampu TL (tubular lamp) yaitu jenis lampu pelepasan gas berbentuk tabung,berisi uap raksa bertekanan rendah. Radiasai ultraviolet yang ditimbulkan oleh gas raksa oleh lapisan fosfor dalam tabung akan dipancarkan berupa cahaya tampak. Lampu RM mampu menghasilkan cahaya lebih efisien disbanding lampu pijar. Rumah lampu RM terbuat dari plat baja dengan tebal minimal 0.5 mm dengan cat powder coating warna putih. Tabung lampu yang dipakai adalah tabung natural white. Gambar 3.1 dibawah ini merupakan contoh gambar lampu RM. Gambar 3.1 Lampu Recessed mounted (RM)

29 3.3.2 Lampu Baret (Baret Lamp) Lampu baret biasanya digunakan untuk penerangan di dalam ruangan, biasanya diletakkan pada penerangan shaft dan tangga. Rumah lampu RM terbuat dari plat baja dengan tebal minimal 0.7 mm dengan cat powder coating warna putih. Gambar 3.2 merupakan salah satu bentuk gambar lampu baret : Ganbar 3.2 Lampu Baret 3.3.3 Lampu Tabung (Downlight) Lampu yang dipakai dari Lampu tabung/lampu downlight adalah lampu PLC. Lampu tabung/downlight ini memiliki kap/penutup yang berdiameter minimal 150 mm. Braket Penggantung Lampu ini terbuat dari plat baja tebal 0.8mm. Lampu ini biasa dijumpai pada instalasi gedung. Gambar 3.3 adalah contoh gambar lampu tabung/lampu downlight. Gambar 3.3 Lampu Tabung/Lampu downlight

30 3.3.4 Lampu GMS Lampu GMS atau biasa yang disebut lampu wastafel ini merupakan lampu yang biasa dipasang pada wastafel. Karakteristik lampu ini, rumah lampu terbuat dari plat besi/baja tebal minimal 0.5 mm. Kap lampu GMS biasanya berjenis water proof lamp, yang lampu TLnya dilindungi oleh aryclic crystal. Gambar 3.4 adalah salah satu contoh lampu GMS. Gambar 3.4 Lampu GMS 3.3.5 Lampu exit (Exit Lamp) Lampu exit merupakan lampu petunjuk pada suatu ruangan. Lampu ini digunakan untuk member petunjuk exit atau keluar pada suatu ruangan. Lampu ini basanya dilengkapi dengan battery nicad agar tidak padam walaupun listrik di gedung padam, agar dapat terus memberikan petunjuk pada pengguna gedung. Casing lampu ini terbuat dari aryclic opal tebal 3mm, tiang terbuat dari pipa baja diameter 1 1/4 1 ½ dengan cat khusus. Gambar 3.5 salah satu bentuk lampu exit. Gambar 3.5 Lampu Exit

31 3.3.6 Lampu Taman Lampu yang digunakan jenis Inscandescesnt Lamp, casing luar terbuat dari acrylic opal tebal 3 mm. Tiang terbuat dari pipa baja diameter 1 1/4 1 ½ dengan cat khusus. Braket tiang terbuat dari plastik pabrikan. Gambar 3.6 merupakan salah satu contoh lampu taman. Gambar 3.6 Lampu taman 3.4 INSTALASI PENERANGAN GEDUNG PT. TELKOMSEL Instalasi penerangan gedung PT. Telkomsel disuplai melalui lighting panel (LP) pada setiap lantai gedung. Panel ini mensuplai instalasi penerangan. Pengaman yang digunakan adalah MCB dengan rating arus 10 hingga 16 ampere. Untuk penerangan lantai atap (LP -atap) yang menggunakan lampu sorot, penerangan ini disuplai melalui panel LP-atap. Untuk penerangan luar (outdoor) yang menggunakan lampu jalan dan lampu taman Penerangan ini disuplai melalui panel LP-OL. Beban-beban penerangan tiap panel mempunyai groping-grouping per panel.

32 3.5 INSTALASI ELEVATOR/LIFT Instalasi Elevator/Lift yaitu instalasi elevator/lift pada sebuah gedung yang menggunakan motor. 3.5.1 Rangka kereta Elevator Rangka kereta elevator terbuat atas profil baja yang dicat anti karat. Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide shoes, dimana dua buah terletak pada bagian atas kereta dan yang lain pada bagian bawah kereta tepat di Guide Rail. Gide Shoes yang dipakai adalah tipe Roller, Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumas sendiri ( self lubrication ) untuk mencegah cepatnya ke-ausan. Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat tumpuan lantai kereta, harus terdapat bantalan karet. Gambar 3.7 merupakan gambar rangka kereta elevator. Gambar 3.7 Rangka kereta elevator

33 3.5.2 Langi-langit kereta elevator/lift Ketinggian langit-langit kereta elevator tidak berkurang dari 2300 mm dimana terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka. Terdapat lampu untuk penerangan normal dan untuk penerangan darurat dengan sumber daya dari batere tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan automatic chargernya. Jenis lampu yang dapat digunakan sebagai acuan adalah type Flourescent lighting circular milky white acrylic cover (khusus untuk lift penumpang ), atau 2 buah flourescent (TL) 2x20 watt dengan milky white acrylic cover. Terdapat exhaust Grille dengan Exhaust Fan yang diletakkan diatas kereta. Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara. 3.5.3 Pintu Lift dan Pintu Shaft Lift harus dilengkapi dengan sistem pintu yang bekerja secara otomatis. Pintu harus mempunyai mekanisme kerja membuka dan menutup secara serempak, sesaat setelah kereta lift datang di suatu lantai dan sesaat sebelum kereta lift bergerak meninggalkan lantai. Pintu kereta dan pintu shaft harus membuka dan menutup secara serempak, sesaat setelah kereta lift datang di suatu lantai dan sesaat sebelum kereta lift bergerak meninggalkan lantai. Pada saat lift bergerak, pintu kereta tidak bolah dapat dibuka dari dalam kabin, meskipun tombol pembuka pintu ditekan. Pada saat lift bergerak, motor listrik penggerak pintu harus memberikan torsi yang cukup kuat pada daun pintu, untuk mencegah pintu dibuka secara paksa dari dalam kabin.

34 Pada saat tidak ada sumber daya listrik, pintu-pintu harus dapat dibuka secara paksa dengan tangan dari dalam kabin dan dari luar shaft. Setiap pintu shaft harus dilengkapi dengan suatu sistem interlock jenis electro mechanical, yang mencegah pintu dibuka secara paksa, kecuali dengan kunci khusus yang disediakan untuk melepas sistem interlock tersebut. Sistem interlock electro mechanical pada pintu shaft tersebut harus dapat dibuka dari kabin, pada saat lift berhenti pada suatu lantai. Sistem interlock harus dibuat sedemikian sehinggaa dapat dilepas dari dalam kabin, pada saat tidak ada sumber daya listrik. Semua peralatan interlock dan kunci dari pintu kereta dan pintu shaft harus dapat diperiksa, ditest dan diganti bagian-bagiannya, apabila rusak. Semua pintu lift harus dilengkapi dengan kontak-kontak listrik yang mencegah lift bergerak kecuali apabila pintu-pintu telah tertutup rapat. Kontak-kontak ini harus diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat dicapai oleh orang-orang yang tidak berkepentingan. Untuk lift tertentu pintu lift dilengkapi dengan kaca. Pintu lift harus dilengkapi dengan safety edge yang terpasang dari ujung atas sampai ujung bawah panel pintu.apabila peralatan ini menyentuh orang atau benda pada saat pintu sedang menutup, maka pintu kereta dan pintu shaft secara otomatis harus kembali pada posisi membuka penuh. Pintu baru akan menutup kembali secara otomatis, setelah melampaui waktu yang.ditentukan. 3.5.4 Pengaman lift pada saat Sumber Daya listrik PLN terputus Pada saat sumber daya listrik utama dari PLN terputus, kereta lift secara tiba-tiba akan berhenti. Pada saat demikian, lampu darurat didalam kereta harus

35 menyala secara otomatis, sistem intercom dan bel alarm harus tetap berfungsi, dengan mendapat sumber daya dari batere. Secepatnya setelah menerima daya listrik dari Diesel Generating Set Emergency, semua lift harus dapat bekerja kembali secara normal. Pemindahan rangkaian dari jaringan listrik PLN ke Diesel Emergency Set dilakukan secara otomatis di panel utama dan pekerjaan ini termasuk tugas Kontraktor Listrik. 3.6 INSTALASI LISTRIK ELEVATOR/LIFT PADA PT. TELKOMSEL Pekerjaan instalasi listrik elevator/lift pada PT. Telkomsel adalah Panel daya (tebal 2 mm) untuk masing-masing lift beserta kabel feeder dari panel daya ke panel kontrol elevator. Kabel kontrol dari panel kontrol elevator ke setiap bagian yang memerlukannya. Lampu dan switch di pit elevator, diatas dan dibawah kereta lift. Intercom dengan master station, di masing-masing ruang mesin elevator dan di ruang Control Engineering, dengan cabang pada masing-masing kereta. Didalam operasinya setiap cabang dapat memanggil master station dan setiap master station dapat memanggil master station dan setiap master station dapat memanggil setiap cabang. Tabel 3.1 Data Lift Passanger PT. Telkomsel Data Lift Passanger 1 dan 2 pada PT. Telkomsel Jumlah Lift 2 Unit Lift passanger standard Fungsi Passanger Type Lift Passanger Lift Kapasitas 680 kg Kecepatan 60 mpm Penggerak control AC-Varieable Voltage Beban Tenaga 15 kw; 3P; 380 V Beban Penerangan 300 W; 1P; 220 V

36 3.7 INSTALASI PENDINGIN PADA PT. TELKOMSEL Jenis AC pada PT. Telkomsel adalah VRV system, air cooled type, memakai inverter, terdiri dari beberapa outdoor unit dengan sejumlah indoor unit, dimana setiap indoor unit mempunyai kemampuan untuk mendinginkan ruangan secara independent. Outdoor dan indoor harus mempunyai fleksibilitas design dan sampai ke unit-unit indoor bisa tersambung kepada 1 refrigeration sirkuit dan dikontrol secara independent. Condensing unit harus dilengkapi dengan inverter, dan system bisa beroperasi pada minimum koneksi beban pendinginan dan mempunyai kemampuan untuk merubah putaran motor compressor sesuai dengan beban pendinginan. AC sentral terdapat dua unit system, yaitu unit indoor yang berfungsi sebagai sirkulasi udara ke pengguna ruangan dan unit outdoor yang berfungsi menghasilkan udara dingin yang didapatkan dengan menggunakan kompresor. Instalasi AC pada gedung PT. Telkomsel menggunakan instalasi ducting sebagai jalur mengalirnya udara ke ruangan. Dalam pengadaannya, ducting ini ada yang berisolasi, ada yang tidak. Gambar 3.8 merupakan salah satu contoh ducting. Gambar 3.8 Ducting

37 Pada PT. telkomsel, digunakan pipa refrigerant untuk mengalirkan Freon dari outdoor ke indoor dan pipa drain untuk mengalirkan air buangan ke shaft air hujan. Untuk mencegah terjadinya kondensasi, maka setiap pipa refrigerant yang dihubungkan dari outdoor ke indoor dilapisi busa penutup pipa (armaflex),tetapi untuk instalasi pipa drain yang mengalirkan air buangan AC tidak dibungkus armaflex. Penghubung antara ducting dan plafond untuk kemudian udara dingin dialirkan ke ruangan diperlukan grille dan diffuser. Grille berfungsi untuk menarik udara dari ruangan, untuk kemudian dibuang melalui pipa drain menuju shaft aris hujan. Diffuser berfungi untuk mengalirkan udara ke ruangan. Sirkulasi itu akan terus berlanjut untuk menghasilkan udara yang baik. Sistem pendingin yang digunakan di PT. Telkomsel disuplai melalui panel AC (PP -VAC). Sistem pendingin menggunakan AC sentral untuk gedung area grapari telkomsel. 3.8 INSTALASI FIRE HYDRANT PADA PT. TELKOMSEL Untuk mencegah atau menanggulangi terjadinya kebakaran di lokasi gedung, system penanggulangan kebakaran yang digunakan adalah system hydrant. Sistem hydrant yang digunakan terdapat dua fungsi, yaitu : a. Menginformasikan terjadinya kebakaran dengan menggunakan bel dan lampu indicator b. Menanggulangi dan memperkecil akibat terjadinya kebakaran dengan menggunakan instalasi pemadam di area gedung

38 Sumber air utama yang digunakan pada system kebakaran ini adalah air dari sumber di gedung. Air ini ditampung pada water tank berkapasitas 150 m 3. Terdapat dua pompa pemadam kebakaran yang digunakan, yaitu : a. Pompa Hydrant, digunakan sumber pemadam api utama. Pada saat kebakaran pompa ini mensirkulasikan air untuk digunakan sebagai pemadam di area gedung. Pompa ini dioperasikan secara manual. b. Jockey Pump, pompa ini digunakan untuk menjaga tekanan air pada instalasi pemadam kebakaran sesuai dengan persyaratan. Pompa jockey akan bekerja dan berhenti secara otomatis bila tekanan air dalam pipa pemadam kebakaran telah tercapai tekanannya. Pada tabel 3.2, dijelaskan beban-beban pompa hydrant untuk menggerakkan sumber pemadam dan juga mensirkulasikan air. Tabel 3.2 Beban pompa hydrant No Nama Beban (P) 1 MCC Electric Hydrant Pump; 176500W; 3P 2 MCC Jockey Pump; 13200 W;3P