BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
|
|
- Sucianty Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta & Tangerang melalui gardu penyulang muara angke ke gardu distribusi yang diberi nama B419 yang berada di area Pluit Selatan. Sistem distribusi menggunakan saluran kabel tegangan menengah ( SKTM ) pada tegangan opersi 20 kv. Jaringan yang didistribusikan menggunakan sistem ring, yaitu sistem jaringan distribusi dengan konfigurasi berbentunk ring. Sistem jaringan ini memiliki saluran cadangan karena titik bebannya di suplai dari dua penyulang yang berbeda. Sehingga jika ada salah satu penyulang yang mengalami gangguan maka pada titik beban tetap bisa menerima suplai dari penyulang yang lain. Penghantar yang digunakan pada saluran kabel tegangan menengah (SKTM) yaitu dengan menggunakan jenis dan ukuran penampang N2XSEFGbY 3 x 240 mm² dengan isolasi XLPE ( Cross Link Poly Etheline ). Nilai kuat arus pada penggunaan dalam tanah dapat mencapai 481 Ampere. Dengan nilai kuat arus tersebut masih sesuai engan ketentuan PUIL Kabel penghantar tersebut didistribusikan ke gardu distribusi PLN yang berupa bangunan dengan dinding beton yang didalam terdapat panel utama tegangan menengah ( PUTM ) 20 kv yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus aliran listrik ke panel utama tegangan menengah ke sisi konsumen. Dibagian dalam ada saklar pemutus beban dengan tegangan operasi 20 kv, selain itu terpasang alat pengaman dan pembatas dengan sistem digital yang dapat diatur sesuai dengan kapasitas daya terpasang 37
2 Panel Utama Tegangan Menengah ( PUTM ) 20 kv Panel Utama Tegangan Menengah ( PUTM ) 20 kv selain terpasang dalam gardu distribusi PLN, terpasang juga di dalam ruang gedung Emporium Pluit mall yang terletak di lantai 6. Panel tersebut berfungsi untuk penghubung dan pemutus aliran listrik dari gardu distribusi PLN ke sisi konsumen. Aliran tenaga listrik disalurkan ke panel utama Tegangan menengah ( PUTM ) 20 kv di sisi incoming ( Incoming cubicle ) yang didalamnya terdapat saklar pemutus Breaker switch dengan tegangan 24 kv, kemudian dikeluarkan dengan busbar yang terhubung antara panel utama tegangan menengah ( PUTM ) ke sisi outgoing cubicle yang didalamnya terdiri dari fuse/sikring dan saklar pemutus beban. Tabel 4.1 Data Teknis Panel Utama Tegangan Menengah ( PUMT ) 20kV Unit Incoming MV Outgoing MV Merk ABB ABB Model HD4/ HD4/ In 630 A 630 A Daya yang tersambung sebesar ( Kva ) sesuai dengan perjanjian kontarak PT.PLN Persero dengan Pluit Propertindo ( Emporium Pluit Mall). Dengan daya tersebut termasuk dalam kategori golongan B3-TMtarif Primatas. Untuk mengetahui besarnya arus yang tersambung, yang akan diset pada alat pengaman dan pembatas, dapat dihitung dengan persamaan 2.4: Sehingga kapasitas arus listrik yang akan diset dalam alat pengaman dan pembatas yang terpasang pada panel PUTM 20 kv sisi PLN adalah:
3 39 Kapasitas arus listrik I dalam Ampere yang akan diset dalam alat pengaman dan pembatas yang terpasang pada sisi tegangan rendah 400V, batas maksimumnya adalah: Berdasarkan data pengukuran pada panel utama tegangan menengah sisi PLN, tingkat pembebanan mencapai sekitar 211 Amp Maka tingkat pembebanan tertinggi dalam satuan kva berdasarkan persamaan 2.10 adalah sebesar: Atau dalam persentase (%) tingkat pembebanan terhadap daya tersambung telah mencapai: Maka kondisi saat ini kapasitas yang tersambung masih terdapat cadangan daya listrik sebesar 29,58 % atau sekitar 3.070,75 kva. Mengenai jatuh tegangan pada kabel yaitu dengan jarak penyambungan antara gardu distribusi dengan panel utama tegangan menengah mencapai 100 meter, maka jatuh tegangan dapat dihitung sesuai dengan persamaan
4 40 2.4, maka jatuh tegangan pada distribusi tenaga listrik dengan penghantar kabel udara tegangan menegah dengan jenis dan ukuran penampang N2XSEFGbY 3 x 240 mm² adalah sebesar: Diketahui : R = 0.098, X = Berdasarkan perhitungan diatas bahwa besarnya nilai jatuh tegangan sekitar hal ini masih dalam batas yang diperkenankan sesuai denga standart jatuh tegangan yaitu ±5%. 4.3 Transformer Tabel 4.2 Spesifikasi Transformer Merk Trafindo Phase 3 Frequency 50 Hz KVA 2500 Voltage High Voltage Low Voltage 400 Amperre High Amperre 72,17 Low Amperre 3608,44
5 41 Unit transformer yang terpasang adalah jenis transformer dengan tegangan step down ( 20 kv/400 V ), 20 kv disisi primer transformer dan 400 V disisi sekunder transformer. Banyaknya transformer yang terpasang adalah 7 unit dengan kapasitas masing-masing sebesar 2500 kva. Tenaga listrik yang dikeluarkan dari MVDP-TM-20 Kv sisi outgoing cubical yang bertegangan 20 kv dikoneksikan pada sisi primer unit transformer menggunakan kabel tegangan menengah dengan jenis dan ukuran N2XSEFGbY 3 x 95 mm². Maka dapat diketahui besar arus listrik yang melalui unit transformer dengan hitungan sesuai persamaan 2.11 dan berdasarkan data tabel 4.2 sebagai berikut: Kuat arus disisi Primer Kuat arus disisi Sekunder Sampai saat ini pembebanan total unit transformer sudah mencapai sekitar
6 Low Voltage Main Distribution Panel ( LVMDP ) Tegangan keluaran dari transformer yaitu sebesar 400 volt yang dikeluarkan dari sisi sekunder transformer, kemudian dikoneksikan ke Low Voltage Main Distribution Panel/LVMDP 400 Volt dengan penghubung dan pembatas tegangan berupa Air Circuit Breaker/ACB dengan kapasitas 4000A/400V, menggunakan kabel penghantar tegangan rendah yang digunakan adalah NYY 4 x 1c x 300 mm² sebanyak 8 jalur kabel untuk masing-masing pasha dan netral. Pembebanan pada LVMDP dibagi menjadi: LVMDP-R3 ( Mall ) Utilitas Beban tertinggi pada LVMDP-R3 adalah 907 Ampere dengan panjang kabel 20 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi sekunder transformer 1 dengan LVMDP-R3 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: = adalah sebesar, maka masih dalam batas standart PUIL 2000 yang diperkenankan yaitu 5%.
7 LVMDP-CH.1 Beban tertinggi pada LVMDP-CH.1 adalah 2130 Ampere dengan panjang kabel 20 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi sekunder transformer 2 dengan LVMDP-CH.1 dengan kabel NYY 4 x 1c x 300 sebanyak 8 Jalur dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: v = x 2130 x (0.078 x x 0.6 ) x 20/1000 x 8 = x 2130 x x = 1.02 V adalah sebesar 1.02 /400 x 100% = 0.25 %, maka masih dalam batas standart PUIL LVMDP-CH.2 Beban tertinggi pada LVMDP-CH.2 adalah 1410 Ampere dengan panjang kabel 20 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi sekunder transformer 2 dengan LVMDP-CH.2 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: v = x 1410 x (0.078 x x 0.6) x 20/1000 x 8 = x 1410 x x = 0.67 V
8 44 adalah sebesar 0.67/400 x 100% = 0.17 %,maka masih dalam batas standart PUIL LVMDP-U.1 Beban tertinggi pada LVMDP-U.1 adalah 1783 Ampere dengan panjang kabel 20 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi sekunder transformer 4 dengan LVMDP-U.1 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: v = x 1783 x (0.078 x x 0.6) x 20/1000 x 8 = x 1783 x x = 0.85 V adalah sebesar 0.85/400 x 100% = 0.21 %, maka masih dalam batas standart PUIL LVMDP-U.2 Beban tertinggi pada LVMDP-U.2 adalah 1856 Ampere dengan panjang kabel 20 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi sekunder transformer 5 dengan LVMDP-U.2 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: v = x 1856 x (0.078 x x 0.6) x 20/1000 x 8
9 45 = x 1856 x x = 0.89 V adalah sebesar 0.89/400 x 100% = 0.22 %, maka masih dalam batas standart PUIL LVMDP-R.1 Beban tertinggi pada LVMDP-R.1 adalah 1506 Ampere dengan panjang kabel 20 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi sekunder transformer 6 dengan LVMDP-R.1 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: v = x 1506 x (0.078 x x 0.6) x 20/1000 x 8 = x 1506 x x = 0.72 V adalah sebesar 0.72/400 x 100% = 0.18 %, maka masih dalam batas standart PUIL LVMDP-R.2 Beban tertinggi pada LVMDP-R.2 adalah 2419 Ampere dengan panjang kabel 20 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi sekunder transformer 7 dengan LVMDP-R.2 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut:
10 46 v = x 2419 x (0.078 x x 0.6) x 20/1000 x 8 = x 2419 x x = 1.16 V adalah sebesar 1.16/400 x 100% = 0.29 %, maka masih dalam batas standart PUIL 4.5 Daya Cadangan ( Generator Set ) Catu daya cadangan yang digunakan adalah generator set untuk pembangkit tenaga listrik sebagai tenaga cadangan atau pasokan sementara jika pasokan tenaga listik dari PLN mengalami pemadaman. Generator set sebanyak 5 unit yang terpasang sebagai tenaga listrik cadangan dengan kapasitas masing masing unit Generator set yaitu 2000 kva/380 Volt. Sesuai dengan data teknis generator set maka besarnya pembebanan arus listrik yang dapat dilalui oleh masing-masing unit generator set tersebut dapat diketahui dengan perhitungan sesuai persamaan : kuat arus pembebanan untuk generator set 2000 kva berdasarkan persamaan 2.11 adalah sebesar: I = S = Amp
11 47 Tenaga listrik yang dibangkitkan oleh setiap generator set disalurkan ke panel kontrol genset ( PKG ) dengan kabel NYY 4 x 1c x 300 mm2 sebanyak 8 jalur yang dikoneksikan melalui alat penghubung dan pemutus dengan pembatas berupa air circuit Breaker ( ACB ) sebanyak 7 buah dengan kapasitas nominal masingmasing 3200 A pada setiap PKG dengan jarak 22 meter, dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: v = x x ( x x 0.6 ) x x 8 = x x x = 1.60 V Pendistribusian dari keluaran PKG menggunakan penghantar kabel tegangan rendah dengan jenis dan ukuran penampang kabel NYY 4 x 1c x 300 mm2 sebanyak 8 jalur untuk masing-masing pasha dan netral, maka dengan generator set dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 2000 kva dikali 5 Genset dihubungkan untuk melayani 7 LVMDP LVMDP-R3 ( Mall ) Utilitas Beban tertinggi pada LVMDP-R3 adalah 907 Ampere dengan panjang kabel 17 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi keluaran PKG 1 dengan LVMDP-R3 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: v= x 907 x ( x x 0.6 ) x x 8 = 0.37 V
12 48 Persentase tegangan jatuh pada penghantar antara keluaran pada sisi PKG yang sebesar 400 V dengan LVMDP-R3 adalah sebesar x 100% = 0.09 %%, maka masih dalam batas standart PUIL LVMDP-CH-1 Beban tertinggi pada LVMDP-C1 adalah 2130 Ampere dengan panjang kabel 20 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi keluaran PKG 2 dengan LVMDP-C1 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: v= x 2130 x ( x x 0.6 ) x x 8 = V Persentase tegangan jatuh pada penghantar antara keluaran pada sisi PKG yang sebesar 400 V dengan LVMDP-R3 adalah sebesar x 100% = 0.25 % LVMDP-CH.2 Beban tertinggi pada LVMDP-C1 adalah 1410 Ampere dengan panjang kabel 20 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi keluaran PKG 3 dengan LVMDP-C2 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: v= x 1410 x (0.078 x x 0.6) x x 8 = 0.67 V
13 49 Persentase tegangan jatuh pada penghantar antara keluaran pada sisi PKG yang sebesar 400 V dengan LVMDP-R3 adalah sebesar x 100% = 0.17 %, maka masih dalam batas standart PUIL LVMDP-U.1 Beban tertinggi pada LVMDP-U.1 adalah 1783 Ampere dengan panjang kabel 20 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi sekunder transformer 4 dengan LVMDP-U.1 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: v = x 1783 x ( x x 0.6 ) x x 8 = x 1783 x x = 0.85 V adalah sebesar x 100% = 0.21 %, maka masih dalam batas standart PUIL LVMDP-U.2 Beban tertinggi pada LVMDP-U.2 adalah 1856 Ampere dengan panjang kabel 20 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi sekunder transformer 5 dengan LVMDP-U.2 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut:
14 50 v = x 1856 x ( x x 0.6) x x 8 = x 1856 x x = 0.89 V adalah sebesar x 100% = 0.22 %, maka masih dalam batas standart PUIL LVMDP-R.1 Beban tertinggi pada LVMDP-R.1 adalah 1506 Ampere dengan panjang kabel 17 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi sekunder transformer 6 dengan LVMDP-R.1 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: v = x 1506 x ( x x 0.6 ) x x 8 = x 1506 x x = 0.61 V adalah sebesar x 100% = 0.15 %, maka masih dalam batas standart PUIL
15 LVMDP-R.2 Beban tertinggi pada LVMDP-R.2 adalah 2419 Ampere dengan panjang kabel 15 Meter, sehingga jatuh tegangan antara sisi sekunder transformer 7 dengan LVMDP-R.2 dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.4 sebagai berikut: v = x 2419 x ( x x 0.6 ) x x 8 = x 2419 x x = 0.87 V adalah sebesar x 100% = 0.22 %, maka masih dalam batas standart PUIL
16 52 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Tegangan Jatuh Panel Tegangan Rendah Tegangan Jatuh Tegangan Jatuh Distribusi PLN Distribusi Genset Panel Tegangan Arus Rendah (Ampere) Panjang Tegangan Panjang Tegangan Kabel Jatuh Kabel Jatuh (Meter) (%) (Meter) (%) LVMDP- R LVMDP- CH LVMDP-CH LVMDP-U LVMDP-U LVMDP-R LVMDP-R Berdasarkan hasil perhitungan jatuh tegangan pada distribusi tenaga listrik tegangan menengah dan tegangan rendah dari kabel feeder, PLN ataupun Genset masih dibawah standart yang telah ditetapkan dalam PUIL 2000 yaitu tidak melebihi 5%.
BAB III KEBUTUHAN GENSET
BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK
57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan
Lebih terperinciBAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan
Lebih terperinciBAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK
BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang
BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat
Lebih terperinciGenset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.
LVMDP / PUTR Low Voltage Main Distribution Panel / Panel Utama Tegangan Rendah = Pemutus sirkit utama tegangan rendah, kapasitas dalam ampere. Trafo Transformator step down dari tegangan menengah ke tegangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. GUNUNG ANSA AGUNG SEDAYU GROUP JUDUL SISTEM DISTRIBUSI PANEL KONTROL GENERATOR SET DISUSUN OLEH IPAN TRI SANAJAYA 41413120031 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya
BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menganalisa perhitungan kebutuhan genset pada gedung Graha Reformed Millenium Jakarta. Di batasi pada analisis perhitungan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciJARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Pengertian dan fungsi distribusi tenaga listrik : Pembagian /pengiriman/pendistribusian/pengiriman energi listrik dari instalasi penyediaan (pemasok) ke instalasi pemanfaatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Perencanaan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensip untuk menilai keberhasilan sistem dan untuk menentukan kefektifan dalam pengembangan
Lebih terperinciMuh Nasir Malik, Analisis Loses Jaringan Distribusi Primer Penyulang Adhyaksa Makassar
MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 1, Juni 2009 ANALISIS LOSES JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER PADA PENYULANG ADHYAKSA MAKASSAR Muh. Nasir Malik Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II SALURAN DISTRIBUSI
BAB II SALURAN DISTRIBUSI 2.1 Umum Jaringan distribusi adalah salah satu bagian dari sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit listrik ke konsumen. Secara umum, sistem penyaluran tenaga listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan gedung bertingkat yang dipusatkan pada kawasan sentra bisnis dalam kota-kota besar cukup signifikan. Pada gedung sarana umum yang dilengkapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik skripsi yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA
32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB
Lebih terperinciBAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN
BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam
Lebih terperinciANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH
ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN
BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Instalasi Penerangan Perancangan instalasi penerangan di awali dengan pemilian tipe lampu, penetapan titik lampu, penentuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat
Lebih terperinciEVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU
EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)
PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) Samaun Akbar. 1, Ir. Yani Ridal, MT. 2 dan Ir. Arzul, MT.
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan semakin tingginya tarif listrik, maka tuntutan efisiensi dalam pemakaian daya listrik adalah menjadi pertimbangan utama. Efisiensi penggunaan daya listrik
Lebih terperinciBAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)
BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem distribusi tenaga listrik merupakan suatu sistem penyalur energi listrik pada tingkat tegangan yang diperlukan, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu:
Lebih terperinciSistem Listrik Idustri
Skema Penyaluran Tenaga Listrik Sistem Listrik Idustri Oleh: Tugino, ST, MT Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Tugino, ST MT STTNAS Yogyakarta 2 Sistem Listrik Industri Meliputi Generator Pembangkit
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan
Lebih terperinciANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL
Analisis Teoritis Penempatan Transformator Distribusi Menurut Jatuh Tegangan Di Penyulang Bagong ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum
BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciBAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK
BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK 2.1 GEDUNG PENCAKAR LANGIT (SKYSCRAPER BUILDING)) Perkembangan kepadatan penduduk di suatu tempat memang memerlukan banyak tempat untuk beraktifitas. Dan secara logika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DESKRIPSI SISTEM TENAGA LISTRIK Energi listrik dari tempat dibangkitkan hingga sampai kepada pelanggan memerlukan jaringan penghubung yang biasa disebut jaringan transmisi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian Indonesia, karena selain digunakan secara luas oleh masyarakat terutama untuk keperluan penerangan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Monte Carlo, nilai yang didapat telah mencapai standar yang sudah diterapkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Menurut Agung Arief Wibowo dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Keandalan Transformator Gardu Induk Wilayah Surabaya Menggunakan Metode
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA
BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA 3.1 Bendungan Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH cinta mekar (sumber,ibeka, 2007) PLTMH Cinta Mekar memanfaatkan aliran air irigasi dari sungai Ciasem yang berhulu di Gunung
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini digunakan metodologi yang ditunjukan pada gambar 3.1. Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian 38 39 3.2 Studi Literatur
Lebih terperinciPengelompokan Sistem Tenaga Listrik
SISTEM DISTRIBUSI Sistem Distribusi Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK
TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
1 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Metodologi Penelitian Ada dua jenis metode penelitian, yaitu metode riset ilmiah (scientific) dan metode riset naturalis (naturalist approach). Metode riset
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI
LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciBAB IV Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
BAB IV Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 4.1 Unit Kerja Praktik Pasar Tanah Abang Blok A selesai dibangun pada tahun 2005 dan masih beroperasi sebagai pusat perdagangan Textil dan Garmen terbesar di Asia
Lebih terperinciTEORI LISTRIK TERAPAN
TEORI LISTRIK TERAPAN 1. RUGI TEGANGAN 1.1. PENDAHULUAN Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding terbalik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi : PT. Kunago Jantan Jl. By Pass Km. 25 Korong Sei. Pinang, Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). 3.2 Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada bab ini penulis membahas secara umum metode penelitian, yaitu penelitaian yang dilaksanakan melalui tahap-tahap yang bertujuan mencari dan membuat pemecahan
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013, Hal 17-26 PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117 Di PT PLN (PERSERO) AREA BANGKA Lisma [1], Yusro Hakimah [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBab V JARINGAN DISTRIBUSI
Bab V JARINGAN DISTRIBUSI JARINGAN DISTRIBUSI Pengertian: bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa jaringan penghantar yang menghubungkan antara gardu induk pusat beban dengan pelanggan. Fungsi: mendistribusikan
Lebih terperinciANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI
TUGAS AKHIR ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI Oleh Senando Rangga Pitoy NIM : 12 023 030 Dosen Pembimbing Deitje Pongoh, ST. M.pd NIP. 19641216 199103 2 001 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI
Lebih terperinciSistem Transmisi Tenaga Listrik
Sistem Transmisi Tenaga Listrik Definisi Transmisi Desain Transmisi Desain Transmisi Desain Transmisi Desain Transmisi Sistem Transmisi terdiri atas: Saluran Transmisi Gardu Induk Pusat Pengaturan Beban
Lebih terperinciPerencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II
10 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II Evtaleny R. Mauboy dan Wellem F. Galla Jurusan Teknik Elektro, Universitas Nusa Cendana
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan bentuk energi yang cocok untuk dan nyaman bagi manusia. Tanpa listrik, infrastruktur masyarakat sekarang tidak akan menyenangkan. Pemanfaatan secara
Lebih terperinciOleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK
EVALUASI PERENCANAAN KARAKTERISTIK INSTALASI LISTRIK DAN OPTIMALISASI DAYA TERPASANG PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN PARKIR UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN.
24 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Mengoperasikan Genset Prosedur operasi dari keseluruhan Genset adalah sebagai berikut: A. Mula-mula periksa pada masing-masing Genset apakah sudah siap dalam keadaan untuk
Lebih terperinciPanduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY
42 UNIT 4 PERBAIKAN UNJUK KERJA SALURAN DENGAN SISTEM INTERKONEKSI A. TUJUAN PRAKTIKUM a. Mengetahui fungsi switch pada jaringan interkoneksi b. Mengetahui setting generator dan interkoneksinya dengan
Lebih terperinciSKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN
SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam melengkapi gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Dadi
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Kinerja Distribusi PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang Secara umum kinerja distribusi di PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang mengalami penurunan yang baik
Lebih terperinciBAB III PENGOLAHAN DATA
BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1 Gambaran Umum PT.PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang PT. PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang merupakan salah satu unit induk pelaksana distribusi di PT. PLN Direktorat Operasi
Lebih terperinciBAB II SISTEM TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH
BAB II SISTEM TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH 2.1 Umum Rancangan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensif untuk keberhasilan sistem dan untuk menentukan keefektifan dalam
Lebih terperinciSTUDI ANALISA PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI BERDASARKAN BEBAN LEBIH DI PT. PLN (PERSERO) AREA KEDIRI UPJ RAYON SRENGAT BLITAR
STUDI ANALISA PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI BERDASARKAN BEBAN LEBIH DI PT. PLN (PERSERO) AREA KEDIRI UPJ RAYON SRENGAT BLITAR Chaerul Arifin 1), Bambang Satriyo Purwito, Ahmad Sholihuddin Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat
Lebih terperinci12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari
Lebih terperinciBAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon
BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Gardu Distribusi Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan
Lebih terperinciUTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono
UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinci47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971
47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971 ANALISIS PENGARUH REKONFIGURASI GROUNDING KABEL POWER 20 kv TERHADAP ERROR RATIO CURRENT TRANSFORMERS PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH DI HOTEL GOLDEN TULIP SEMINYAK
Lebih terperinciRudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan
Analisis Penempatan Transformator Distribusi Berdasarkan Jatuh Tegangan Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan rudisalman.unimed@gmail.com Abstract Distribution
Lebih terperinciJurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN
Analisis Jatuh Pada Penyulang 20 kv Berdasarkan pada Perubahan Beban (Studi Kasus Penyulang Penfui dan Penyulang Oebobo PT. PLN Persero Rayon Kupang) Agusthinus S. Sampeallo, Wellem F. Galla, Rendi A.
Lebih terperinciBAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu
BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA 3.1. Pengertian Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu induk, dimana pemutus tenaga dari penyulang-penyulang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK 3.1 METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK Perancangan distribusi energi listrik adalah dengan menetapkan dan menggambarkan diagram satu
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420
RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN NETRAL TRAFO PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN TINGGI
Rahmawati, Perancangan Sistem Pentanahan Netral Trafo Pada Gardu Trafo Tiang 20 kv dengan Menggunakan Tahanan Tinggi PERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN NETRAL TRAFO PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciGambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Menurut Kadir (2006) bahwa suatu sistem tenaga listrik yang lengkap terdiri atas empat komponen, yaitu : 1. Pembangkit tenaga listrik. 2. Sistem transmisi.
Lebih terperinci