BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA 4.1. Pembahasan Instalasi Pemipaan Sprinkler Pada instalasi pemipaan sprinkler terdapat satu riser (pipa tegak) dimana riser ini diameter pipanya adalah sebesar 100 mm yang melayani dari lantai Basement-1 sampai dengan lantai 8 dan riser terdapat 1 buah equipment MCV (Main Control Valve) yang ukurannya sesuai dengan diameter pipa riser tersebut. Untuk instalasi pemipaan sprinkler horizontal tiap lantai di bagi menjadi 1 zone dan 1 pipa main line horizontal dengan diameter pipa 100 mm yang mana tiap main line tersebut terdapat 1 buah equipment BCV (Branch Control Valve) yang ukurannya sesuai dengan diameter pipa main line tersebut. Untuk pemipaan cabang sprinkler menggunakan jenis system crossline/dead end system Untuk head sprinkler yang digunakan pada perancangan ini adalah type pendent, yang digunakan di basement-1sampai dengan lantai 8 dikarenakan posisi langit-langit ditutupi dengan plafon (dengan ceiling) dengan warna merah (range temperature pemanasan 68 0 C ). Serta area parkir lantai dasar tetap menggunakan type pendant karena elevasi lantai dengan balok cukup dekat sehingga tidak memungkinkan menggunakan type Upright. Untuk penentuan jumlah head sprinkler pada perancangan ini tergantung dari cover area head sprinkler yang tergantung dari jenis klasifikasi tingkat bahaya kebakaran. Mulai dari basement sampai dengan lantai 8 menggunakan cover area 9 m 2 (Extra High Hazard) Pembahasan Instalasi Pemipaan Hidran Pada instalasi pemipaan hidran terdapat 2 riser (pipa tegak) dimana kedua risernya memiliki diameter pipa sebesar 100 mm, riser yang pertama dan kedua sama-sama melayani dari basement-1 sampai dengan lantai 8 tapi berada disisi yang berbeda. dan Terdapat 1 main line dengan ukuran pipa 100mm diperuntukkan untuk instalasi pemipaan sambungan pemadam kebakaran (Seamesse Connection). Untuk jumlah hidran gedung pada perancangan ini ditentukan dengan jumlah hidrannya yaitu 1 buah per 800 m 2. Dimana untuk bangunan Basement-1, lantai 1 s/d lantai 8 masuk kategori bangunan kelas 7 dengan jumlah 18 buah. dan untuk area Ground Floor masuk kategori bangunan kelas 5 dengan jumlah total adalah sebanyak 2 buah ditambah 1 buah hidran diluar Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 61

2 gedung, Basement-1 s/d lantai 8 memiliki masing-masing sebanyak 2 buah hidan gedung, yang mempunyai sambungan landing valve diameter 32 mm dan 65 mm. Untuk hidran luar terdiri dari outdoor hydrant box dan hidran pilar yang mana jumlahnya masih-masing 1 buah di area eksternal. Dan sambungan dinas pemadam kebakaran (Seamesse Connection) sebanyak 1 buah. Untuk menentukan posisi hidran luar, hidran pilar dan sambungan dinas pemadam kebakaran harus terletak di akses yang mudah di jangkau oleh mobil dinas pemadam kebakaran, di mana hal ini dilihat dari sisi arsitek bangunan, yang dapat terjangkau dari sisi pintu masuk, garis tapak bangunan, dan menurut informasi yang didapat dari dinas pemadam kebakaran, untuk jarak antar hidran pilar adalah maksimum 90 m, jarak dari garis tampak bangunan minimum 5 m. Dimana penempatannya terlebih dahulu harus di survey oleh pihak arsitek perencana dan dinas pemadam kebakaran Pembahasan Perhitungan Instalasi Pemadam Kebakaran Selisih tekanan pada kedua sisi pompa sesuai dengan Hukum Persamaan Bernouli 3,2 x 10 5 Pa, dikarenakan diameter keluaran yang terdapat pada Indoor hidran box area lantai 8 adalah diameter 65 mm. Sedangkan untuk head pompa yang didapat dari hasil perhitungan adalah sebesar 177 m. Dan kapasitas Ground Water Tank (GWT) yang di butuhkan adalah sebesar 212, Pembahasan Pengetesan, Pengoperasian dan Perawatan Sistim Instalasi Pemipaan Pemipaan Pemadam Kebakaran Pembahasan Pengetesan Sistim Instalasi Pemipaan Pemadam Kebakaran Pembahasan disini Terdapat dua jenis pengetesan yaitu testing dan commissioning dan pengetesan oleh dinas pemadam kebakaran, untuk testing dan commissioning adalah sebagai berikut : I. Testing dan Commisioning Pengetesan Tahap Pertama Pengetesan pada sisi plant area pompa dengan cara menutup valve - valve ke sisi distribusi dan mengatur valve by pass ke ground tank. - Pengecekan peralatan sebelum dilakukan pengetesan : Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 62

3 a. Pengecekan data teknis peralatan; model; pembuat; kapasitas. b. Peralatan telah terpasang dengan baik dan benar sesuai perencanaan c. Semua Drive telah di alignment d. Benda-benda yang bergerak telah diberi pelumas e. Semua accessories instalasi telah terpasang. f. Seluruh baut telah dikencangkan g. Vibration peralatan telah terpasang dengan benar h. Semua peralatan telah terbebas dari benda-benda lainnya. i. System pengabelan listrik telah tersambung dengan baik dan benar j. Periksa kemampuan daya listrik, tegangan dan phasa yang masuk. k. Semua system terminasi kabel telah tersambung dengan baik. l. Telah tersedia fuel untuk diesel pump. m. Accu Sur telah tersedia dan siap untuk start up. n. Air radiator telah tersedia / water cooler. o. Periksa system panel listrik dan perlengkapannya. p. Periksa system ground tank, pastikan air telah tersedia u/ pengetesan. q. Periksa semua valve-valve telah pada kondisi untuk dilakukan test. - Pengetesan peralatan pompa Fire Fighting. a. Ukur tegangan listrik yang masuk untuk tegangan 1 phasa & 3 phasa. b. Ukur phasa listrik yang masuk apakah sudah sesuai dengan alat RST meter c. Lakukan simulasi test control untuk panel-panel starter pompa Fire. d. Atur valve-valve suction & discharge pompa e. Lakukan start up pompa sesaat, pastikan pompa berputar sesuai dengan arah panah putaran. f. Siapkan tang ampere untuk mengukur arus listrik yang lewat. g. Jalankan pompa, secara manual atur discharge valve, sampai ampere sesuai design. h. Lakukan langkah diatas untuk pompa berikutnya. i. bila pompa telah normal dioperasikan dengan manual, lakukan pengujian secara otomatis. Setting pressure switch sesuai dengan nilai takanan yang diharapkan (data tekanan terlampir). Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 63

4 j. Lakukan pengetesan dengan membuka dan menutup valve by pass ke ground tank sampai tekanan sesuai dengan yang inginkan. k. Tutup valve by pass ke ground tank dan setting Safety Valve sesuai dengan tekanan yang direncanakan, pastikan Safety Valve bekerja dengan baik. l. Untuk mengetahui water flow yang dihasilkan oleh pompa, buka valve flow meter, hidupkan pompa dan baca water flow yang keluar. m. Untuk mengetahui performance pompa sebagai perbandingan flow meter, lakukan metode shut off valve discharge pada saat pompa sedang beroperasi dan masukan p pompa kedalam curva pompa. n. Buat laporan hasil pengetesan dan ditanda tangani bersama oleh pihak- pihak yang menyaksikan pengetesan. Pengetesan Tahap Kedua Pengetesan pipa riser riser dengan tekanan pompa. a. Lakukan pengecekan visual pipa pipa riser dan pastikan valve-valve cabang telah tertutup. b. Pastikan Air Vent telah terpasang dan valve telah terbuka. c. Hidupkan satu pompa secara auto, siapkan pompa jockey untuk pengisian ke riser. d. Setting unit PRV, sesuai dengan pembagian lantai yang telah ditentukan. e. Buka valve pengisian secara bertahap, sesuai riser pipa yang telah disiapkan. f. Lakukan monitoring & evaluasi kebocoran secara continue untuk instalasi yang sedang di isi air. g. Pastikan Air Vent bekerja efektif dan tidak ada udara yang terjebak di dalam pipa. h. Bila pompa telah berhenti pada tekanan maksimal yang diatur, lakukan metode di atas untuk riser-riser pipa berikutnya. i. Buat laporan hasil pengetesan riser dan di tanda tangani bersama oleh pihak-pihak yang menyaksikan. Pengetesan Tahap Ketiga Pengetesan pipa cabang-cabang dengan tekanan pompa - Sprinkler Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 64

5 a. Melakukan pengecekan secara visual untuk sprinkler head pastikan telah terpasang. b. Tutup sistem valve drain dan buat 1 titik fasilitas pengetesan untuk compressor tekan. ( Untuk meyakinkan bahwa instalasi dropper tidak ada kebocoran sebelum dimasukan air dengan tekanan pompa ). c. Lakukan test tekan dengan compressor max. 6 bar selama 5 10 menit, untuk menyakinkan seluruh instalasi dropper & Sprinkler head telah terpasang dengan baik dan tidak ada kebocoran. d. Bila instalasi cabang seluruhnya sudah aman, hidupkan pompa jockey dan standby kan posisi automatis. e. Buka valve cabang sprinkler secara perlahan, dan buang udara dengan membuka valve venting (kalau ada), lakukan monitoring & evaluasi kebocoran secara continue untuk instalasi pipa yang sedang ditest. f. Biarkan tekanan air mencapai titik maksimal sesuai dengan tekanan pompa yang telah ditentukan.sampai pompa berhenti bekerja. g. Flushing pipa lewat drain yang sudah disediakan. h. Lakukan pengetesan untuk cabang-cabang sprinkler yang lain dengan metode yang sama secara bertahap untuk cabang-cabang pipa atau lantai berikutnya. i. Buat laporan hasil pengetesan riser (kalau terpisah dari hydran) dan cabang sprinkler sesuai dengan shop drawing dan di tanda tangani bersama oleh pihakpihak yang menyaksikan. - Hydran a. Lakukan pengecekan secara visual untuk valve-valve box hydrant pastikan pada kondisi tertutup. b. Periksa sambungan-sambungan pengelasan ex. pengetesan partial, pastikan telah tersambung dengan baik. c. Bila instalasi pipa seluruhnya sudah aman, hidupkan pompa jockey dan standby kan pada posisi automatis. d. Setting PRV sesuai dengan tekanan yang diinginkan. e. Buka valve cabang hydrant secara perlahan, lakukan monitoring & evaluasi kebocoran secara continue untuk instalasi pipa yang sedang ditest. Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 65

6 f. Biarkan tekanan air mencapai titik maksimal sesuai dengan tekanan pompa yang telah ditentukan.sampai pompa berhenti bekerja. g. Lakukan pengetesan untuk cabang-cabang hydrant yang lain dengan metode yang sama di atas untuk cabang-cabang pipa berikutnya. h. Buat laporan hasil pengetesan riser dan cabang hydrant sesuai dengan shop drawing dan di tanda tangani bersama oleh pihak-pihak yang menyaksikan. II. Pengetesan Dinas Pemadam Kebakaran Sistem Pipa Tegak, Slang Kebakaran dan Hidran Halaman Uji coba dilakukan dengan cara membuka 2 titik katup pembuka hidran gedung di lantai 8 dan 2 titik di hidran gedung lantai dasar serta 1 titik pada hidran halaman. Sambungan Dinas Pemadam Kebakaran : Uji coba dilakukan dengan cara memompakan air dari mobil pompa dinas pemadam kebakaran, setelah terlebih dahulu semua pompa kebakaran gedung dibuat pada posisi off. Kriteria diterima: Setelah air dari mobil pompa dinas pemadam kebakaran dipompakan melalui sambungan dinas pemadam kebakaran terpasang, air dapat mengalir dengan lancar ke lantai atap. Sistem Sprinkler Otomatis Uji coba dilakukan dengan cara membuka setiap kran pengetesan yang terpasang pada setiap lantai secara bergantian. Kriteria Diterima : Setelah kran pengetesan di buka saklar aliran air (flow switch) bekerja, lampu indikasi di panel kontrol menyala sesuai dengan lantai yang di uji coba. Bell alarm pada lantai uji coba berbunyi dengan keras terdengar ke seluruh ruangan Pembahasan Pengoperasian Sistim Instalasi Pemipaan Pemadam Kebakaran Sistem pemadam kebakaran di gedung Oria Hotel menggunakan wet system (air yang bertekanan) dan selalu pada kondisi stand by di semua jaringan instalasi baik hydrant maupun sprinkler. Sehingga apabila terjadi kebakaran, peralatan pada sistem hydrant (IHB atau OHB) dapat langsung digunakan atau head sprinkler pecah dan langsung menyemburkan air. Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 66

7 Mekanisme kerja sistem pemadam kebakaran adalah sebagai berikut : Ketika terjadi kebakaran, sprinkler akan pecah atau IHB/OHB akan digunakan, sehingga air yang ada pada instalasi hydrant atau sprinkler akan mengalir dan menyebabkan tekanan air akan menurun. Dengan menurunnya tekanan air itu maka pressure switch yang telah diatur akan memberikan kontak kepada panel kontrol sehingga pompa Jockey akan bekerja dengan otomatis untuk mengisi tekanan air yang turun. Jika tekanan maksimum pada instalasi telah tercapai maka pompa Jockey akan mati. Apabila penambahan tekanan air oleh pompa Jockey tersebut tidak tercapai dan terus menurun maka pompa pemadam Electric Pump.1 (Power dari PLN) akan bekerja dan memberikan tekanan yang berarti telah terjadi kebakaran besar. Jika pompa pemadam elekterik mati dikarenakan padamnya instalasi listrik, maka pompa pemadam Electric Pump.2 (Power dari Genset gedung) akan bekerja. Pada saat pompa Electric Pump.1 & 2 bekerja dan tekanan pada instalasi melebihi maka Safety Relief Valve akan membuka untuk menstabilkan tekanan, adapun air yang keluar dari Safety Relief Valve akan mengalir ke ground tank Raw Water Apabila aliran air melewati unit BCV pada pipa main line sprinkler, maka flow switch di unit BCV tersebut akan memberikan kontak ke sistem fire alarm yang mengindikasikan adanya kebakaran dengan tanda peringatan atau alarm. Tabel 4.2. Konfigurasi Pompa Pemadam Kebakaran No Item ON Konfigurasi OFF 1 Jockey Pump Otomatis Otomatis 2 Electric Fire Pump.1 Otomatis Manual 3 Electric Fire Pump.2 Otomatis Manual Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 67

8 Pembahasan Perawatan Sistim Instalasi Pemipaan Pemadam Kebakaran Pada bagian ini akan dijelaskan sedikit tentang tata cara pemeliharaan peralatan-peralatan pada sistem pemadam kebakaran. Adapun cara-cara pemeliharaan tersebut adalah sebagai berikut : Cek secara berkala pada setiap titik hydrant atau sprinkler apabila terjadi kebocoran. Lakukan flushing atau sirkulasi air agar dapat tergantikan dengan air yang baru. Hal ini dilakukan agar endapan kotoran pada instalasi dapat terbuang. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan 2 atau 3 bulan sekali. Jalankan pompa secara berkala serta periksa fungsi kerjanya untuk menjaga kondisi pompa agar tetap siaga. Apabila terjadi kerusakan agar segera diperbaiki. Segera mengecat kembali permukaan pipa-pipa instalasi yang mengelupas atau tergores sehingga pipa tidak berkarat. Mengecek dan mengontrol peralatan serta aksesoris sistem pemadam kebakaran dari kerusakan sehingga tidak mengganggu sistem saat beroperasi. Cek sistem pengkabelan dan peralatan pada panel pompa. Dengan melakukan pengoperasian dan pemeliharaan sistem pemadam kebakaran dengan baik dan benar diharapkan dapat menjaga kehandalan dan ketersediaan sistem pemadam kebakaran. Dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 68

9 Tabel 4.3. Prosedur Operasional NO PENGOPERASIAN PEMELIHARAAN 1 RAW WATER TANK Buka valve sumber air di tanki Raw Water Reservoir Buka valve disisi masuk Raw Water Tank dan pastikan floating valve telah beroperasi dengan baik Pastikan sistem pengisian air berfungsi dengan baik 2 JOCKEY FIRE PUMP Buka valve pada bagian suction dan discharge pada ketiga pompa fire pump Pastikan air di Raw Water Tank telah terisi penuh Periksa tegangan dan arus listrik yang masuk ke starter panel pompa Periksa putaran dan allignment pompa secara manual (dengan tangan) memastikan putaran pompa normal Periksa kerataan/allignment pompa Atur tekanan kerja pompa jockey (ON pada tekanan kurang dari 11 bar dan OFF pada 12 bar atau lebih) di pressure switch panel Atur safety valve pada tekanan 13 bar Periksa tegangan listrik yang masuk Hidupkan jockey pump dan periksa putaran Buka by pass valve di instalasi test pipe Gunakan flow meter di instalasi test pipe untuk memastikan kapasitas pompa sesuai performa Matikan jockey pump Lakukan pengecekan volume air secara visual di Raw Water Reservoir dan Raw Water Tank Lakukan pengecekan secara visual terhadap fungsi floating valve Periksa sistem pemipaan air ke tanki dari Raw Water Reservoir Lakukan pemeriksaan secara berkala dan pastikan valve slalu pada posisi terbuka Lakukan pemeriksaan tegangan dan arus listrik setiap bulan Lakukan pemeriksaan rutin Lakukan pemeriksaan secara berkala Periksa secara berkala untuk fungsi safety valve 3 ELECTRIC FIRE PUMP.1 lakukan prosedur operasi seperti jockey pump Atur tekanan kerja Electric Fire Pump.1 (ON secara otomatis pada tekanan kurang dari 10 bar dan OFF secara manual) Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 69

10 4 ELECTRIC FIRE PUMP.2 Mati power dari PLN untuk mencoba automatis Power dari Genset Gedung dan pastikan mesin berjalan normal Cek tegangan dan arus listrik yang masuk ke mesin Pump Lakukan prosedur operasi seperti jockey pump Atur tekanan kerja Electric Fire Pump.2 (ON secara otomatis pada tekanan kurang dari 8 bar dan OFF secara manual) 5 JARINGAN INSTALASI Apabila akan melakukan pengisian ke sistem jaringan instalasi hydrant dan sprinkler gunakan jockey pump Tutup semua BCV pada sistem sprinkler saat melakukan pengisian Buka valve distribusi dari pompa secara bertahap sesuai pembagian jaringan yang ada Lakukan pengaturan pembukaan valve pembagi utama sistem hydrant dan sistem sprinkler Periksa dan pastikan instalasi hydrant dan sprinkler tidak ada yang bocor Periksa sistem venting pada titik terakhir instalasi Buka BCV secara bertahap untuk sistem sprinkler sampai posisi terbuka penuh Standby-kan sistem pompa kebakaran secara otomatis untuk siap digunakan bila terjadi kebakaran Lakukan pemeriksaan visual secara berkala Lakukan pemeriksaan visual secara berkala Lakukan pemeriksaan visual secara berkala Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 70

11 Tabel 4.4. Kegagalan Operasional (Troubleshooting) No. INDIKASI PENYEBAB PEMECAHAN 1 RAW WATER TANK Raw Water Tank tidak ada air 2 FIRE PUMP Valve tertutup Raw Water Reservoir tidak ada air Buka valve di Raw Water Tank dan tangki Raw Water Reservoir Isi Raw Water Reservoir dengan dari Deep Well Pompa mati Listrik padam Cek instalasi listrik Pressure switch tidak bekerja Pompa trip Switch pada posisi manual Atur ulang pada pressure switch Cek kontaktor Cek pipa dan air instalasi pressure switch Lakukan riset pada overload Ubah ke posisi otomatis Suara bising pada pompa Terjadi kapitasi Lakukan venting 3 SPRINKLER Air tidak keluar dari head sprinkler Interkoneksi sistem fire alarm tidak berfungsi 4 HYDRANT BOX Pertemuan shaft motor dan pompa berubah Ada gesekan Posisi BCV tertutup Penyumbatan pada PRV Valve pada sistem PRV tertutup Tidak ada air pada instalasi pipa Kabel kontrol flow switch tidak tersambung Lakukan perbaikan Bersihkan dari benda lain/kotoran BCV dibuka penuh Bersihkan PRV dari kotoran Buka semua valve PRV kecuali valve pada pipa by pass Periksa pompa dan tangki air Periksa koneksi flow switch dengan sistem fire alarm Air tidak keluar Valve tertutup Valve dibuka penuh Tidak ada air pada Periksa pompa dan tangki air instalasi pipa Semburan air kecil dan tersendat Banyak kotoran pada instalasi pipa dan hydrant valve Lakukan flushing 5 HYDRANT PILLAR 6 Air tidak keluar dari nozzle Tidak ada air pada instalasi pipa Periksa pompa dan tangki air Valve tidak dapat dibuka Drat pillar rusak Periksa dan perbaiki SIAMESE CONNECTION Air tidak dapat diisi oleh Check valve terganjal mobil pemadam kebakaran benda Bersihkan check valve dari kotoran Teknik Mesin Universitas Mercu Buana 71

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN 3.1. Perhitungan Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan Tabel 3.1 Jumlah hidran, sprinkler dan pemadam api ringan Indoor No Keterangan Luas Hydrant

Lebih terperinci

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM

BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM API RINGAN. Tabel 3.1 Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan No Uraian Elevasi (m) Luas Bersih

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN PERANCANGAN

BAB III DATA DAN PERANCANGAN BAB III DATA DAN PERANCANGAN 3.1. Data Bangunan Berikut ini tabel 3.1. data bangunan pada gedung Oria Hotel beserta fungsi, kelas, dan klasifikasi bangunan : Tabel 3.1. Data Bangunan Gedung Oria Hotel

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN HYDRANT

BAB III PERENCANAAN HYDRANT BAB III PERENCANAAN HYDRANT Dalam perencanaan hydrant, terlebih dahulu harus diketahui spesifikasi dan jenis bangunan yang akan digunakan. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemasangan instalasi

Lebih terperinci

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK BAB IV: PENGAMATAN PROYEK 4.1. Lingkup Pekerjaan MECHANICAL & ELECTRICAL Waktu melaksanakan kerja praktek dimulai dari tanggal 07 Maret 2016 dan berakhir pada tanggal 07 Mei 2016. Jadwal kerja praktek

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA Sidang Lisan PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA Lia Wimayanti JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif)

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif) Pertemuan ke-13 Materi Perkuliahan : Sistem penanggulangan bahaya kebakaran 2 (springkler dan hydrant dll) SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif) 1. KRITERIA DESAIN 1.1

Lebih terperinci

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK BAB III MEMBUAT STANDAR OPERA SIONA L PR OSEDUR PADA UNIT WA TER TRUC K MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK 1.1 Bagian-Bagian Utama water truck. Pada bagian ini dijelaskan nama-nama

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW

ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW NAMA : Rangga Erlangga NPM : 15411866 FAKULTAS : Teknologi Industri JURUSAN

Lebih terperinci

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian nspeksi Interval Sistem 2level.3 dilakukan yang J3 pemeliharaan Pekerjaan 635 d CO CO diatur sudah stop screw tepat yang steering Inspeksi gears mengetahui untuk oli ada/tidaknya tie dan link drag Inspeksi

Lebih terperinci

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat

Lebih terperinci

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya :

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya : 1. Sistem Sprinkler Di era sekarang, dimana semakin banyaknya bangunan-bangunan pencakar langit dan semakin mdern-nya bangunan yang didirikan, sistem penanggulangan kebakaran memegang peranan penting pada

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S KEHANDALAN SISTEM HIDRAN GEDUNG RSG-GAS DENGAN CARA PENAMBAHAN CATU DAYA LISTRIK DARI DISEL BRV 30 Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S Sub Bidang Sistem Elektrik Bidang Sistem Reaktor Pusat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA SYSTEM FIRE FIGHTING PADA APARTEMEN THE PAKUBUWONO RESIDENCE

TUGAS AKHIR ANALISA SYSTEM FIRE FIGHTING PADA APARTEMEN THE PAKUBUWONO RESIDENCE TUGAS AKHIR ANALISA SYSTEM FIRE FIGHTING PADA APARTEMEN THE PAKUBUWONO RESIDENCE Disusun Oleh : Nama : Faisal Muchtar Yunus N I M : 41305120009 Program Studi : Teknik Mesin - LEMBAR PENGESAHAN ANALISA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGERJAAN SISTEM INSTALASI FIRE HYDRANT

BAB III PROSES PENGERJAAN SISTEM INSTALASI FIRE HYDRANT BAB III PROSES PENGERJAAN SISTEM INSTALASI FIRE HYDRANT 3.1 Syarat Umum Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Pemadam Kebakaran yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor

Lebih terperinci

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang)

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang) CAP COMBI 1400 CL (4,400 L Tangki Lumpur + 2,450 L Air, total 6,850 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

PT. MERAK ENERGI INDONESIA

PT. MERAK ENERGI INDONESIA TRAINING ( FIRE FIGHTING SYSTEM ) Oleh Muhamad walid ak PT. MERAK ENERGI INDONESIA PENDAHULUAN Fire Fighting adalah merupakan suatu system proteksi gedung terhadap bahaya kebakaran yang metode proteksinya

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA DESIGN OF PLUMBING AND FIRE HYDRANT SYSTEM IN SAPHIRE AND AMETHYS TOWER EASTCOAST

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN RINGAN PADA GENSET DAN PANEL ATS AMF AGAR TETAP OPTIMAL. Gambar 4.1 Mesin Genset

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN RINGAN PADA GENSET DAN PANEL ATS AMF AGAR TETAP OPTIMAL. Gambar 4.1 Mesin Genset BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN RINGAN PADA GENSET DAN PANEL ATS AMF AGAR TETAP OPTIMAL Gambar 4.1 Mesin Genset Ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk sistem otomatisasi agar

Lebih terperinci

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

CAP COMBI 2600 CL (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L) "CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur + 5250 L air, total 15,250 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Data Fire Alarm di setiap Lantai

Tabel 4.1 Data Fire Alarm di setiap Lantai BAB IV ANALISA SYSTEM FIRE ALARM GEDUNG CHASE TOWER 4.1 Latar Belakang Pemasangan Fire Alarm Keselamatan manusia merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan ketika terjadinya kebakaran pada suatu

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 - BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih BAB IV: KONSEP 4.1. Pendekatan Aspek Kinerja 4.1.1. Sistem Pencahayaan System pencahayaan yang digunakan yaitu system pencahayaan alami dan buatan dengan presentase penggunaan sebagai berikut : a. Pencahayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

Dalam proyek pembangunan gedung kantor PT. Jasa Raharja, progres pekerjaan elektrikal pada bulan Maret - May 2017 (pada masa kerja praktik), telah men

Dalam proyek pembangunan gedung kantor PT. Jasa Raharja, progres pekerjaan elektrikal pada bulan Maret - May 2017 (pada masa kerja praktik), telah men BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN ELEKTRIKAL 4.1. Lingkup Pekerjaan MEP Masa kerja praktik Start 28 Sep 2016 6 Maret 2017 6 May 2017 Finish 29 Agus 2017 Gambar 12. Waktu pelaksanaan kerja praktik Pada

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN DAYA POMPA PADA SPRINKLER SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG TOWER LANTAI 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA SKRIPSI

ANALISA PERHITUNGAN DAYA POMPA PADA SPRINKLER SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG TOWER LANTAI 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA SKRIPSI ANALISA PERHITUNGAN DAYA POMPA PADA SPRINKLER SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG TOWER LANTAI 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA SKRIPSI HAIRUN NIZAR 41308010044 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disusun

Lebih terperinci

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas Bab V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang No Kelompok Kegiatan Luas 1 Kegiatan Administrasi ± 1.150 m 2 2 Kegiatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Pengesetan mesin las dan elektroda Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, siswa dapat : Memahami cara mengeset mesin dan peralatan lainnya.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Terdapat dua jenis tahap pada perancangan dan pembuatan model sistem pemadam kebakaran dalam tugas akhir ini, yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Massa Bangunan Konsep massa bangunan di ambil dari axis terhadap site di Tapak dan lingkungan sekitar. 1. Letak site yang berdempetan dengan kawasan candi prambanan

Lebih terperinci

SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL MELALUI PENGATURAN M DEC ( MONITORING AND CONTROL SYSTEM )

SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL MELALUI PENGATURAN M DEC ( MONITORING AND CONTROL SYSTEM ) SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL MELALUI PENGATURAN M DEC ( MONITORING AND CONTROL SYSTEM ) Agus Rohermanto Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak ABSTRACT The system

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

COOLING WATER SYSTEM

COOLING WATER SYSTEM 2.8. Pengertian Cooling Water System pada Gas Turbine merupakan suatu sistem pendinginan tertutup yang digunakan untuk pendinginan lube oil dan udara pendingin generator. Cooling Water System menggunakan

Lebih terperinci

BAB III. Analisa Dan Perhitungan

BAB III. Analisa Dan Perhitungan Laporan Tugas Akhir 60 BAB III Analisa Dan Perhitungan 3.1. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 14 mei 014 di gedung tower universitas mercubuana dengan data sebagai berikut : Gambar

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/PKS-PRS/08 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen /Pengendali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Kinerja Damper Position Blower Persiapan Pencatatan data awal Pengujian Kinerja Blower: -Ampere Actual - Tekanan Pencatatan hasil pengujian performance

Lebih terperinci

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan overhaul Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: Melapor kepada Nakhoda bahwa Mesin Induk akan diperbaiki dan kapal akan delay untuk jangka

Lebih terperinci

Sistem Deteksi Kebakaran Pada Gedung Berbasis Programmable Logic Controller (PLC)

Sistem Deteksi Kebakaran Pada Gedung Berbasis Programmable Logic Controller (PLC) : 99-104 Sistem Deteksi Kebakaran Pada Gedung Berbasis Programmable Logic Controller (PLC) Rika Sri Rizki #1, Ira Devi Sara *2, Mansur Gapy #3 # Jurusan Teknik Elektro, Fakultas teknik Universitas Syiah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA 4.1. Analisa Data 4.1.1. Umum Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai pengontrol dari tenaga hydraulic untuk aileron, rudder,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT ASSALAMMUALAIKUM PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT.SCHERING-PLOUGH)) HANA FATMA WT LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi : 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

KOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN

KOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN KOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN FITTING TEE FITTING REDUCER ALAT YANG DIBUTUHKAN WELDING MACHINE

Lebih terperinci

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION STANDAR APAR MENURUT NFPA 10/ No. Per 04/Men/1980 Terdapat APAR yang sesuai dengan jenis kebakaran Tedapat label penempatan APAR Penempatan APAR mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah digunakan pada saat

Lebih terperinci

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI NOMOR : P.20.INDO3.00201.0212 DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6 Bagian

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN 4.1 Uraian Sistem Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan titik lokasinya (letak detector) untuk detektor analog, sedangkan detektor jenis

Lebih terperinci

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN 1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN Topik kajian dalam modul ini hanya terbatas pada Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan. Sebelum tahapan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pada perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 5.1.1. Distribusi air bersih Hasil perhitungan di gedung Robotika ITS Surabaya

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat Sabtu, 02 Januari 2016 Pada artikel kali ini saya akan membahas sedikit masalah kelengkapan sistem utilitas bangunan khususnya jenis bangunan gedung bertingkat

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN Portable MZ 07-25, WZ 10-25

BUKU PANDUAN Portable MZ 07-25, WZ 10-25 BUKU PANDUAN Portable MZ 07-5, WZ 10-5 AIR COMPRESSOR PT. SHARPRINDO DINAMIKA PRIMA AIR COMPRESSOR MANUFACTURER Layanan service : (01) 5903411 Website : www. shark.co.id Bersertifikasi ISO 9001 : 008 PERHATIAN...!

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN

DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN koef; KELOMPOK NO. NAMA / JENIS BAHAN SATUAN HARGA SATUAN 1 2 3 4 6 A. BAHAN PIPA 1 Pipa PPN PN 10 1/2" (15 mm) M Rp 2 Pipa PPN PN 10 3/4" (20 mm) M Rp 3 Pipa PPN PN 10 1" (25

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUJIAN

BAB III ALAT PENGUJIAN BAB III ALAT PENGUJIAN 3.1 RANCANGAN ALAT UJI Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dang pengalaman dari dosen pembimbing. Alat uji ini dirancang sebagai alat uji dengan

Lebih terperinci

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY

CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY CARA PERAWATAN FORKLIFT BATTERY HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN antara lain sebagai berikut : PERAWATAN HARIAN A. SEBELUM PENGOPERASIAN 1. Periksa Level oli hydrolic. 2. Periksa kebocoran. 3. Periksa kekencangan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System

Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 29 July 2009 Commissioning of Air Conditioning System Commissioning

Lebih terperinci

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Standing Floor Type Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak berfungsi Trouble shooting

Lebih terperinci

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Split Type Air Conditioner AQA-KC05AGC6 AQA-KC05AG6 AQA-KC09AG6 Trouble shooting Page Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Audit Keselamatan Kebakaran Gedung PT. X Jakarta Tahun 2009 DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Data Umum Gedung a. Nama bangunan : b. Alamat

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG FIRE PROTECTION SYSTEM

PERANCANGAN ULANG FIRE PROTECTION SYSTEM PERANCANGAN ULANG FIRE PROTECTION SYSTEM PADA FUEL SUPPLY SYSTEM UTILITY WORK MENGGUNAKAN SOFTWARE PIPE FLOW EXPERT (STUDY KASUS PT. PERTAMINA DPPU JUANDA) Bagus Faisal Darma Arif NRP. 2112 105 022 Dosen

Lebih terperinci

PEMANAS AIR GAS INSTAN

PEMANAS AIR GAS INSTAN BAHASA INDONESIA PEMANAS AIR GAS INSTAN PETUNJUK PEMASANGAN DAN PENGGUNAAN MODEL: REU-5CFC REU-8CFB REU-10CFB SARAN KHUSUS Gunakan regulator gas serta selang gas yang berkualitas baik. Pemanas air tidak

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu : BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR....ii ABSTRAK...iii PRAKATA...iv DAFTAR ISI.....vi DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN.....ix DAFTAR GAMBAR....x DAFTAR

Lebih terperinci

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING A. INSTALLATION 1. Pemilihan Lokasi a. Lokasi Harus bersih dan kering dengan lantai yang kuat untuk menyangga beban kompresor

Lebih terperinci

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI... i BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 1.1. LATAR BELAKANG... 1-1 1.2. PERMASALAHAN UMUM... 1-2 1.3. MAKSUD TUJUAN DAN SASARAN... 1-2 1.3.1. Maksud... 1-2 1.3.2. Tujuan... 1-3 1.3.3. Sasaran...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Penaksiran Laju Aliran Air Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air, di antaranya yang akan dibahas di sini, yaitu : a. Berdasarkan jumlah

Lebih terperinci

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Standby Power System (GENSET- Generating Set) DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage

Lebih terperinci

Penyediaan Air Minum di Dalam Gedung 1

Penyediaan Air Minum di Dalam Gedung 1 Penyediaan Air Minum di Dalam Gedung 1 Oleh Gede H. Cahyana 2 Adakah peran PDAM dalam penyediaan air minum di dalam gedung? Sebagai sebuah sistem, penyediaan air minum di dalam gedung memang bukanlah tanggung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Penelitian Setelah perancangan alat dilakukan, analisa dan pengujian alat pun dilakukan guna meneliti apakah alat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1 Pengujian Pompa Reciprocating Pengujian kinerja pompa ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja pompa setelah proses modifikasi, yang meliputi ketangguhan sistem

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Laporan Tugas Akhir Konsep dasar dari perancangan kampus fakultas kedokteran gigi dan mulut yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Universitas

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1. Rekapitulasi program ruang GOR Kudus Wisma Atlet untuk 30 orang 1 Hall 60 2 R.Tidur Atlet

Lebih terperinci