MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )
|
|
- Yulia Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung secara seri Arus listrik adalah besarnya beban yang digunakan untuk suatu alat listrik misalnya TV = 100 watt sehingga besarnya arus tergantung besarnya pemakaian yang digunakan jadi sifatnya selalu berubah tidak tetap Contoh amper meter manual : AMPER METER BEBAN Arus Listrik A TV VOLT METER Volt meter adalah alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Tegangan = E satuannya Volt ( V ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung secara paralel Tegangan listrik adalah besarnya tegangan listrik yang mengalir antara dua penghantar ( kawat ) sehingga besarnya adalah tetap tidak tergantung pemakaian yang digunakan misalnya alat listrik dengan tegangan Volt atau 110 Volt. Contoh Volt meter manual : + Arus Listrik ( Positif ) Volt Meter Kawat Negatif ( Nol )
2 Contoh pemakaian Sebuah lampu besarnya 300 watt agar bisa menyala harus disambung dengan dihubungkan 2 kawat penghantar ( positip & negatip ) dengan tegangan listrik Volt yang dipasang dengan amper meter dan volt meter Arus Listrik ( Positif ) + A Volt Meter Lampu X 300 W V Kawat Negatif ( Nol ) Kesimpulan : Peralatan listrik ( Lampu, TV, dll ) akan berfungsi apabila disambung dengan 2 kawat penghantar yaitu Positip dan Negatip. Alat Volt meter akan menunjuk angka apabila disambung antara 2 kawat penghantar. Alat Amper meter akan menunjuk angka apabila ada pemakaian ( beban alat listrik ). Dari gambar diatas kita bisa mengetahui berapa besarnya arus yang mengalir atau yang dipakai oleh Pelanggan. Pertanyaan : Mengapa kita harus tahu besarnya arus listrik yang mengalir? Dengan mengetahui besarnya arus listrik maka kita bisa menentukan : Apakah daya listrik yang tersedia sesuai kontrak dari PLN masih tersedia Untuk menentukan besarnya kabel yang digunakan Untuk menentukan besarnya pengaman ( Zekering atau pembatas atau MCB ) yang akan dipasang Untuk keperluan pengukuran / setting peralatan yang lain Untuk menghindari terjadinya bahaya kebakaran
3 MENGENAL PERALATAN LISTRIK MDP = MAIN DISTRIBUSI PANEL ( BOX PANEL INDUK ) SDP = SUB DISTRIBUSI PANEL ( BOX PANEL CABANG) NFB = NON FUSE BREAKER ( SAKLAR PEMUTUS BEBAN ) MCB = MINI CIRCUIT BREAKER ( PEMBATAS ARUS ) FUSE = ALAT PENGAMAN INSTALASI ( ZEKERING ) TRAFO = ALAT UNTUK MENAIKKAN/MENURUNKAN TEGANGAN ARESTER = ALAT UNTUK PENANGKAL PETIR DI JARINGAN FCO = FUSE CUT OUT ( ZEKERING TEGANGAN TINGGI ) PMT = PEMUTUS ( SAKLAR TEGANGAN TINGGI ) MENGENAL TEGANGAN LISTRIK YANG BERLAKU DI PLN Tegangan Rendah : Volt untuk 1 phasa atau 380 Volt untuk 3 phasa ( Tegangan TR ) Tegangan Menengah : Volt 3 phasa ( Tegangan TM ) Tegangan Tinggi : Volt 3 phasa ( Tegangan TT ) Saluran Udara tegangan Extra Tinggi ( SUTET ): Volt 3 phs MENGENAL SATUAN DAYA Satuan daya dalam VA ( Volt Amper ), KVA ( Kilo Volt Ampere), MVA ( Mega Volt Ampere ). dimana : 1 KVA = 1000VA dan 1 MVA = 1000 KVA = VA. Satuan daya dalam VA disebut daya aktif yaitu daya yang mengalir melalui kawat penghantar di jaringan listrik PLN. Satuan daya dalam W ( Watt ), KW ( Kilo Watt ), MW ( Mega Watt ) dimana satuan ini disebut daya Nyata ( Riil ) yaitu daya yang terdapat dari peralatan listrik yang didalamnya menggunakan kumparan / gulungan kawat listrik yang berakibat timbulnya kerugian daya ( timbul faktor daya = cos Q ) misalnya : Lampu Neon/ TL, Lampu mercury, TV, Radio / Tape, mesin cuci, Kulkas, pompa air dllnya. Setiap peralatan listrik yang digunakan / dinyalakan dalam waktu tertentu maka akan menggunakan / menimbulkan energi listrik yang diukur dengan Watt Hour ( WH ) atau Kilo Watt Hour ( KWH ) atau Kilo Watt Jam dimana : 1 WH = Daya Listrik sebesar 1 ( satu ) Watt yang digunakan selama 1( satu)jam 1 KWH = Daya listrik sebesar 1000( seribu ) Watt yang digunakan selama 1 ( satu ) jam
4 TABEL BESARNYA MCB YANG TERSEDIA MCB 1 PHASA : 1X 2 A MCB 3 PHASA : 3X 6 A 1X 4 A 3X 10 A 1X 6 A 3X 16 A 1X 10A 3X 20 A 1X 16A 3X 25 A 1X 20A 3X35 A 1X35A 3X50 A 1X50A Untuk zekering atau pembatas diatas tabel MCB tersebut diatas menggunakan zekering jenis NT fuse yaitu untuk 1 phasa : 63 A, 80 A,100 A,sedang yang 3 phasa : 3 x 63 A,80 A, 100 A,125 A,160 A,200 A, 225 A, 250 A, 300 A. TABEL KEMAMPUAN HANTAR ARUS ( KHA ) KABEL TR Luas penampang kabel ( mm 2) : 1,5 KHA ( A ) : 10 2, TABEL KEMAMPUAN HANTAR ARUS ( KHA ) KABEL TM Luas penampang kabel ( mm 2) : 25 KHA ( A ) :
5 CONTOH PERHITUNGAN RUMUS : P = E X I COS Q = WATT Dimana : P = DAYA LISTRIK E = TEGANGAN I = ARUS COS Q = FAKTOR DAYA Diketahui suatu Pelanggan listrik PLN dengan kontrak daya sebesar 3500 VA tegangan Volt dipakai untuk menyalakan lampu TL sebesar 750 Watt cosq = 0,8 dan TV sebesar 400 Watt cos Q = 0,9 Ditanyakan : - Berapa sisa daya listrik yang tidak terpakai - Berapa besarnya arus yang mengalir - Berapa besarnya pengaman MCB yang dipasang - Berapa besarnya penghantar kabel yang dipasang Ampere Meter + A MCB V X Lampu 750 W TV 400 W Daya dalam Watt P = E X I C0S Q Maka untuk lampu TL : 750 = E X I 0,8 Jadi daya dalam VA adalah 750/0,8 = 937,5 VA Untuk TV : 400 = E X I 0,9 Jadi daya dalam VA adalah 400/ 0,9 = 444,4 VA Total daya dalam VA sebesar = 937, ,4 = 1381,9 VA Sisa daya yang tidak terpakai = ,9 = 2118,1 VA Besarnya Arus yang mengalir = 1381,9/ = 6,28 A Besarnya MCB yang dipasang = 10 A Besarnya penghantar kabel = 1,5 mm
6 TABEL DAYA YANG DISEDIAKAN OLEH PLN I.Batas Daya dan Pengukuran Untuk Tarif Tegangan Rendah ( TR ) DAYA TERSAMBUNG (VA) PEMBATAS (Amper) 1 x 2 1 x 4 1 x 6 1 x 10 1 x 16 1 x 20 1 x 25 1 x 35 1 x 50 1 x 63 1 x 80 1 x x 6 3 x 10 3 x 16 3 x 20 3 x 25 3 x 35 3 x 50 3 x 63 3 x 80 3 x x x x x x x 300 II. Batas Daya Pengukuran untuk Tarif Tegangan Menengah ( TM ) DAYA TERSAMBUNG ( KVA ) PEMBATASAN ( AMPER )
7 R + S + T + N - Diketahui Pelanggan PLN 3 Phasa dengan tegangan /380 V dibebani alat motor 3 Phasa sebesar 3200 VA dan masing-masing Phasa masih dibebani dengan lampu sbb : Phasa R dibebani lampu 1000 VA Phasa S dibebani lampu 500 VA Phasa T dibebani lampu 750 VA Ditanyakan : Berapa besarnya arus yang mengalir masing-masing Phasa ( R,S,T) Besarnya MCB pada masing-masing Phasa ( R,S,T ) Besarnya penghantar / kabel tersebut Berapa daya ( VA ) yang diperlukan ke PLN Berapa besarnya MCB yang dipasang oleh PLN Jawab : - Beban 1 Ø Phasa * daya dalam VA P = E x I R I = 100 = 4,5 A S I = 500 = 2,2 A T I = 750 = 3,4 A - Beban 3 Ø maka arus mengalir masing masing phasa R,S,T Sebesar : I = 3200 = 4,8 A maka I R = 4,5 + 4,8 = 9,3 A I S = 2,2 + 4,8 = 7 A I T = 3,4 + 4,8 = 8,2 A - Besarnya MCB adalah R,S,T = 10 A - Besarnya penghantar masing masing = 1,5 mm - Besarnya daya yang diperlukan = 3 x 10 A = 6600 VA - Besarnya MCB PLN = 10 A
8 R + S + T + N - Diketahui Pelanggan PLN 3 Phasa dengan tegangan /380 V dibebani alat motor 3 Phasa sebesar 6600 Watt dengan Cos Q 0,75 dan masingmasing Phasa masih dibebani dengan beban sbb : Phasa R dibebani lampu mercury 1000 Watt dengan Cos Q 0,9 Phasa S dibebani dng AC 2 PK ( 1 PK = 736 Watt ) Cos Q 0,9 Phasa T dibebani dng AC 1 PK Cos Q 0, 9 Ditanyakan : Berapa besarnya arus yang mengalir masing-masing Phasa ( R,S,T) Besarnya MCB pada masing-masing Phasa ( R,S,T ) Besarnya penghantar / kabel tersebut Berapa daya ( VA ) yang diperlukan ke PLN Berapa besarnya MCB yang dipasang oleh PLN Jawab : * daya dalam watt P = E x I x Cos Q - Beban lampu mercury phasa R E x I = 1000 = VA = VA 0,9 - phasa S AC 2 pk = 2 x 736 Watt = Watt E x I = = 1.635,5 VA 0,9 - phasa T AC 1 pk = 736 Watt E x I = VA = 736 = 817,7 VA 0,9 - Motor 3 phasa = VA = 6600 = 8800 VA I rata² = , = 13,3 A - Beban phasa R I = 1111 = 5,05 A S I = 1635,5 = 7,43 A T I = 817,7 = 3,71
9 Jadi - Besarnya arus R = 5, ,3 = 18,35 A S = 7, ,3 = 20,73 A T = 3, ,3 = 18,01 A - Besarnya MCB R = 20 A, S = 25 A, T = 20 A - Besarnya penghantar = R = 2,5 mm ; S = 4 mm ; T = 2,5 mm - Besarnya daya PLN = VA - Besarnya MCB PLN = 3 x 25 A
10 BAGAN PENGAWATAN PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI ( PHB ) Untuk Daya Tegangan Rendah TR ( < 200 KVA ) Trafo PLN 200 KVA PLN PHB BEBAN PLN KWH Meter PLN Daya : 197 KVA 3 x 300 A M Motor 80 KW. Mesin Cos = 0,8 Tegangan = /380 V Lampu Penerang Mercury jmlh Watt. Cos = 0,8 Tegangan = V AC Central = 20 PK Cos = 0,9 Tegangan = V 4 x 150 mm Ditanyakan : 1. Berapa daya KVA untuk motor mesin, lampu penerang & AC? 2. Berapa sisa daya yang tidak terpakai? 3. Berapa besarnya arus yang mengalir phasa R, S, T? 4. Berapa daya yang seharusnya digunakan? Jawab : 1. - Daya KVA untuk mesin : P = E x I x Cos Ø = E x I x 0,8 E x I = ,8 = VA = 100 KVA - Daya KVA untuk lampu : P = E x I x Cos Ø 5000 = E x I x 0,8 E x I = ,8 = 6250 VA = 6,25 KVA - Daya KVA untuk AC : P = E x I x Cos Ø 20 x 736 = E x I x 0, = E x I x 0,9 E x I = = VA = 16,3 KVA 2. Sisa daya yang tidak terpakai : = 197 KVA ( , ,3 ) = 197 KVA 122,55 KVA = 74,45 KVA 3. Daya KVA untuk mesin : Arus yg mengalir di phasa R = 152,1 A = 100 KVA di phasa S = 152,1 + 28,4 = 180,5 A I = VA = 152,1 A ( phasa R, S, T ) di phasa T = 152,1 + 74,3 = 226,4 A Daya KVA untuk lampu : = 6250 VA = 6,25 KVA I = 6250 VA = 28,4 A ( phasa S ) - Daya KVA untuk AC : = 16355VA = 16,3 KVA I = VA = 74,3 A ( phasa T )
11 R S T N GROUP I M 800 KVA GROUP I M
12 Daya 1385 KvA PLN APP R S T N Sekring TM? 800 KVA TR TM Sekring TM R Incoming S 400 KVA TR T Sekring TM R S 600 KVA TR T Berapa Pengaman (Sekering) TM =? = ( A ) Berapa Pengaman (Sekering) TR =? = ( A ) Untuk masing-masing trafo Berapa Besar Kabel ( luas penampang ) TM=.meter Berapa Besar Kaber ( luas penampang ) TR=.meter Untuk masing-masing trafo
13 I. PELAYANAN TEKNIS S O P ( Standard Operation Prosedur ) 1. GANGGUAN LISTRIK 1.1 PADAM Apabila listrik ditempat Anda padam,lakukan hal hal sebagai berikut : Periksa apakah semua fasa (R,S,T) mengalami padam? Bila Ya, maka periksa peralatan pada panel distribusi Utama (MDP = Main Distribution Panel ) apakah ada gangguan? Bila Ya, lakukan penggantian pengamanan dengan pengamanan yang memenui persyaratan,karena apabila menggunakan pengamanan yang tidak memenui persyaratan ( modifikasi ) dapat marusak trafo, menyebabakan kebakaran atau dapat menjatuhkan pembatas PLN. Setelah diadakan penggantian, apakah peralatan sudah menyala dan berfungsi baik? Bila Ya proses selesai Bila Tidak lakukan pemeriksaan pada SDP Bila Tidak Lapor ke PLN, cq dinas gangguan karena gangguan berada diluar instalasi Pelanggan,Hubungi Petugas PLN, telepon No. 123 atau dinas gangguan setempat. Bila Tidak, maka periksa peralatan pada panel distribusi utama ( MDP = Main Distribusi Panel ) apakah ada gangguan? Bila Ya, lakukan penggantian pengamanan pada fasa yang rusak dengan Pengamanan yang memenuhi persyaratan, karena apabila menggunakan pengamanan yang tidak memenui persyaratan ( modifikasi ) dapat marusak Trafo, menyebabakan kebakaran atau dapat menjatuhkan pembatas PLN. Bila Tidak, periksa pengaman ; peralatan ; kabel SDP pada lokasi padam Bila terjadi kerusakan, ganti pengamanan pada fasa yang rusak dengan pengaman yang tidak memenuhi persyaratan ( modifikasi ) menyebabkan kebakaran atau dapat menjatuhkan pengaman MDP Bila tidak terjadi kerusakan lakukan pemeriksaan pada instalasi / peralatan dan lakukan penggantian sehingga peralatan menyala dan berfungsi dengan baik
14 SINGLE LINE DIAGRAM PENYAMBUNGAN / PENGUKURAN TM UNTUK KONSUMEN BESAR JTM Titik Penyambungan Alat Pembatas (Apb) Lightning Arester ( LA ) Trafo Arus (CT) Meter PLN Trafo Tegangan... Trafo Distribusi Panel Distribusi Utama ( MDP ) Sub Distribusi Panel ( SDP ) BEBAN ( Motor, Lampu, Pemanas dll )
15 CARA CARA PENGAMAN TERHADAP TEGANGAN SENTUH > BODY PERALATAN Sistem Pentanahan tegangan rendah umumnya dikenal dengan pentanahan body peralatan konsumen. Tujuanya adalah untuk mengurangi tegangan sentuh jika terjadi kebocoran arus pada peralatan yang dipergunakan konsumen. Pada sistem ini netral trafo disambung dengan mempergunakan tahanan pembumian sebesar 0,1 Ohm, dengan mempergunakan tahanan pembumian sebesar 0,1 Ohm, dengan mempergunakan penghantar tembaga (Cu) minimum luas penampangnya adalah 50 mm². Pengukuran tahan pembumian dilakukan dengan mempergunakan tahanan pembumian yang dilaksanakan pada musim kemarau atau kondisi tanah kering ( nilai tahan < 0,1 Ohm ). Pentanahan ini tidak boleh digabung dengan pentanahan peralatan konsumen. Kita mengenal dua macam sistem pentanahan yaitu : - Sistem PNP ( Pentanahan Netral Pengman ) SPLN 3 : Sistem PP ( Pentanahan Pengaman ) Sistem PP adalah sistem pentanahan yang terpisah dengan penghantar netral, sedangkan pada sistem PNP pentanahannya digabung dengan penghantar netral. R R S S T N T.M R1 T N fuse fuse R2 Pembumian peralatan Sistem PP R2 Sistem PNP Pembumian peralatan
16 Sesuai dengan tujuannya, maka diberikan tabel dibawah ini agar pelanggan mengetahui betapa bahayanya tegangan sentuh terhadap manusia apabila melebihi ketentuan, apalagi bila waktu sentuhnya terlalu lama. Besar dan lama Tegangan sentuh Maksimum ( IEC ) Tegangan sentuh Waktu pemutusan Maksimum ( Volt ) rms ( detik ) < ,0 0,5 0,2 0,2 0,1 0,05 0,03 > SISTEM PENTANAHAN Pentanahan Netral sistem 3 fasa adalah untuk pengamanan sistem dari gangguan tanah dan pengamanan isolasi peralatan instalasi akibat tegangan lebih sewktu terjadi gangguan fasa ketanah. Macam macam sistem pertanahan : - Pentanahan Netral Langsung ( Solid ) - Pentanahan Netral melalui Tahanan ( Resistans ) - Pentanahan Netral mengambang ( Floating ) - Pentanahan Netral melalui Peterson Coil. Hal hal yang menyebabkan dipilihnya sistem pentanahan yang berbeda beda di Indonesia antara lain sebagai berikut : - Jumlah / frekuensi gangguan tanah - Kemampuan mesin memasok arus gangguan tanah - Kemampuan isolasi peralatan terhadap tegangan lebih - Tegangan kedip - Kecepatan penyelesaian gangguan tanah - Kerusakan peralatan akibat gangguan tanah - Besar / luasnya jaringan distribusi - Faktor ekonomi - Ketersediaan peralatan proteksi - Kebijakan manajemen Untuk Distribusi Jawa Tengah dan Jogyakarta memakai Pentanahan Netral Langsung ( Solid ). Netral Sistem dibentuk oleh 3 fasa dengan hubungan Y yang memasok Jaringan Distribusi. Titik netral trafodihubungkan langsung ketanah, oleh karena itu pada sistem ini harus mempunyai tahanan tanah yang rendah. Yaitu mempunyai nilai tahanan antara 0,5 sampai dengan 3 Ohm.
17 Salah satu keuntungan pentanahan Langsung ( Solid ) adalah proteksi relai ganguan tanah bekerja lebih pasti dan cepat. Pembedaan yang dilakukan dapat single phase ( Trafo 1 fasa ) dan three phase ( trafo 3 fasa ). Pada beban yang tidak seimbang kawat netral dialiri arus beban. Pengukuran beban yang dipergunakan adalah dengan menggunakan KWH meter 3 fasa 4 Kawat.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.
SOAL DAN PEMBAHASAN SEKOLAH : SMK Negeri Nusawungu MAPEL : MIPLBS KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik Oleh : Siswanta, S.Pd 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah...
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,
Lebih terperinciBAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) 3.1 Alat Ukur Listrik Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk
Lebih terperinciBab V JARINGAN DISTRIBUSI
Bab V JARINGAN DISTRIBUSI JARINGAN DISTRIBUSI Pengertian: bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa jaringan penghantar yang menghubungkan antara gardu induk pusat beban dengan pelanggan. Fungsi: mendistribusikan
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi
Lebih terperinciTEORI LISTRIK TERAPAN
TEORI LISTRIK TERAPAN 1. RUGI TEGANGAN 1.1. PENDAHULUAN Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding terbalik
Lebih terperinciBAB III KEBUTUHAN GENSET
BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI
LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciPEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter
PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Volt Meter 2. Untuk memperbaiki faktor daya/kerja dalam rangkaian lampu TL dapat dipasang... Kapasitor 3.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V
BAB IV PEMBAHASAN Sebelum melakukan pemasangan CT TR terdapat langkah langkah yang wajib apakah CT yang kita pasang baik di gunakan atau tidak berikut tahapan sebelum melakukan pemasanga CT TR 4.1 Pengujian
Lebih terperinciBAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN
BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam
Lebih terperinciatau pengaman pada pelanggan.
16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi
Lebih terperinciBAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK
14 BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 1. Bagaimana cara PLN mengitung besarnya tagihan rekening listrik?. Apa perbedaan energi dan daya listrik? 3. Apa yang akan terjadi, jika suatu peralatan listrik dipasang
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Pengesahan... iii Abstrak... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... x BAB I (Pendahuluan)... 1 Latar
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7
SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7 1. Setrika bertuliskan 100 W/220 V, saat digunakan elemennya putus. Jika elemen itu diperbaiki dengan kawat konstanta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan
Lebih terperinciAlat Penghemat Listrik, Optimasi Daya, Bukan Menghemat Monday, 12 March 2007
Alat Penghemat Listrik, Optimasi Daya, Bukan Menghemat Monday, 12 March 2007 Semakin beratnya beban atau biaya hidup akibat naiknya harga sejumlah komponen pokok, nyatanya mampu membuka celah bisnis yang
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL
LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda
25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya
Lebih terperinciSTANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV
STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK Tujuan utama dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk pemanfaatan energi listrik semaksimal dan seefisien
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGAMAN PRIMER TRAFO DISTRIBUSI
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGAMAN PRIMER TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Gambaran Umum Seperti yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya yang menjadi latar belakang masalah kajian standar pengaman primer trafo
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciUNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE
UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang
BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang merupakan salah satu program kerja PT PLN untuk mengurangi
Lebih terperinciSistem Listrik Idustri
Skema Penyaluran Tenaga Listrik Sistem Listrik Idustri Oleh: Tugino, ST, MT Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Tugino, ST MT STTNAS Yogyakarta 2 Sistem Listrik Industri Meliputi Generator Pembangkit
Lebih terperinciP2TL (PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK)
P2TL (PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK) Anggota Kelompok : Hasbulah Hendra Alam Ariwibowo M. Mandala Putra Wily Silviyanty Kelas : 5 ELC PT. PLN RAYON KENTEN Sampai Oktober 2013: - Memiliki 110.630
Lebih terperinciDAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI
DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).
Lebih terperinciLISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd
LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd laksmi.sedec@gmail.com A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energi listrik, transmisi energi listrik,
Lebih terperinciGenset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.
LVMDP / PUTR Low Voltage Main Distribution Panel / Panel Utama Tegangan Rendah = Pemutus sirkit utama tegangan rendah, kapasitas dalam ampere. Trafo Transformator step down dari tegangan menengah ke tegangan
Lebih terperinciPRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP
Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan
Lebih terperinciDAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI
DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK
57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas mengenai perancangan alat yang meliputi, blok diagram, diagram pembuatan alat, Wiring rangkaian alat, dan juga tahapan pembatan alat. 3.1 Perancangan
Lebih terperinciBAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat
Lebih terperinciJARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Pengertian dan fungsi distribusi tenaga listrik : Pembagian /pengiriman/pendistribusian/pengiriman energi listrik dari instalasi penyediaan (pemasok) ke instalasi pemanfaatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT
BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT 4.1. Perancangan Instalasi dan Jenis Koneksi (IEEE std 18-1992 Standard of shunt power capacitors & IEEE 1036-1992 Guide for Application
Lebih terperinci12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Analisa teknis pencurian energi listrik pada kwh Meter 1 Phasa dilakukan dalam rangka penertiban pemakaian tenaga listrik oleh PT.PLN (Persero) terhadap konsumen. Pemakaian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciJOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo
JOB SHEET MESIN LISTRIK 2 Percobaan Paralel Trafo UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO JOB SHEET PRAKTIKUM MESIN LISTRIK 2 Materi Judul Percobaan Waktu : Transformator : Percobaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka
Lebih terperinciCos φ = V.I. Cos φ. PRINSIP DASAR kwh METER
PRINSIP DASAR kwh METER kwh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali tegangan, arus factor kerja, kali waktu yang tertentu (UI Cos φ t) yang bekerja padanya selama
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DESKRIPSI SISTEM TENAGA LISTRIK Energi listrik dari tempat dibangkitkan hingga sampai kepada pelanggan memerlukan jaringan penghubung yang biasa disebut jaringan transmisi atau
Lebih terperinciPENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi
PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Tahanan (resistansi) isolasi dari kabel instalasi listrik merupakan salah satu unsur yang menentukan kualitas instalasi listrik, mengingat fungsi
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOPERASIAN AUTOMATIC METER READING (AMR)
LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOPERASIAN AUTOMATIC METER READING (AMR) Diajukan untuk memenuhi persyaratan Penyelesaian Kerja Praktek (S1) Oleh : YUSUF ALI AKBAR 41412110059 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS
Lebih terperinciKegiatan Belajar 4 : Alat Pengukur dan Pembatas (APP) Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Memahami alat pengukur dan pembatas (APP) Sub Capaian
Kegiatan Belajar 4 : Alat Pengukur dan Pembatas (APP) Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Memahami alat pengukur dan pembatas (APP) Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Mengaplikasikan APP Tujuan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA
BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA 3.1 Sistem Kelistrikan Sejak tahun 1989 PT Maju Jaya melakukan kontrak pasokan listrik dari PLN sebesar 865 KVA dengan tegangan kerja 20 KV, 3 phasa. Seluruh sumber listrik
Lebih terperinciKajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik
Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Rita Prasetyowati Jurusan Pendidikan Fisika-FMIPA UNY ABSTRAK Masyarakat luas mengenal alat penghemat listrik sebagai alat yang dapat menghemat
Lebih terperinciRANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.
RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn. Tukiman, Edy Karyanta Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir- BATAN Gedung 71, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Arus Nominal dan Kapasitas Dalam instalasi listrik faktor keamanan merupakan hal yang paling krusial, untuk itu penggunaan pengaman dalam instalasi listrik
Lebih terperinciBAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN
39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang
Lebih terperinciD. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...
Lebih terperinciLATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL
LATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL 1. Tujuan : Setelah menyelesaikan latihan ini mahasiswa mampu : - Mengerjakan alat-alat kerja tangan tukang listrik secara tepat dan benar - Menggunakan
Lebih terperinciMEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA
KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan
Lebih terperinciUNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE
UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE I. TUJUAN 1. Agar praktikan dapat menginstalasi lampu pijar dengan hubungan seri-paralel (DIM). 2. Agar praktikan dapat menginstalasi penerangan satu
Lebih terperinciPerencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II
10 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II Evtaleny R. Mauboy dan Wellem F. Galla Jurusan Teknik Elektro, Universitas Nusa Cendana
Lebih terperinciBAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)
15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Gardu Distribusi Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan
Lebih terperinciPEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi
Lebih terperinci3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :
3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus : R = Dimana : = tahanan jenbis tanah ( ) L = Panjang elektroda batang (m) A = Jari-jari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum
BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. 4.1 Analisa Pengujian Rasio Kumparan / Belitan Trafo Dengan TTR
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisa Pengujian Rasio Kumparan / Belitan Trafo Dengan TTR Rasio perbandingan belitan trafo distribusi yang masih baik ditunjukkan dengan hasil pengukuran yang masih berada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa
Lebih terperinciANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT
ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT Desy Kristyawati [1], Rudi Saputra [2] Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda
Lebih terperinciBAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Sistem Distibusi Tenaga Listrik Saluran distribusi adalah saluran yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan dari gardu distribusi ke trafo distribusi ataupun
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)
Lebih terperinciBAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu
BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA 3.1. Pengertian Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu induk, dimana pemutus tenaga dari penyulang-penyulang
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA
32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN
BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Instalasi Penerangan Perancangan instalasi penerangan di awali dengan pemilian tipe lampu, penetapan titik lampu, penentuan
Lebih terperinciBAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA
41 BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1 Pengamanan Terhadap Transformator Tenaga Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga
Lebih terperinciBAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)
BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN SISTEM INSTALASI LISTRIK MENGGUNAKAN TRAFO ISOLASI
BAB IV PENGUJIAN SISTEM INSTALASI LISTRIK MENGGUNAKAN TRAFO ISOLASI Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian sitem instalasi listrik menggunakan grounding dan tidak menggunakan grounding serta menggunakan
Lebih terperinciLISTRIK DALAM RUMAH TANGGA
LISTRIK DALAM RUMAH TANGGA PENDAHULUAN Kamu telah mengetahui dan memahami bahwa manusia pada saat ini dan saat yang akan datang selalu membutuhkan listrik, baik di rumah, di kantor, di pabrik, di sekolah,
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau
Lebih terperinciDTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris
DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!
Lebih terperinciBENGKEL LISTRIK SEMESTER III INSTALASI PENERANGAN 3 FASA
BENGKEL LISTRIK SEMESTER III INSTALASI PENERANGAN 3 FASA Disusun oleh kelompok 3 (kabin 17) : Moch Yanuar Rachman (1431120009) Moch Imam Suhadak (1431120100 ) Muhammad Nur Azis ( 1431120031 ) Rahmadani
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinci5. SOP = STANDING OPERATING PROCEDURE
5. = STANDING OPERATING PROCEDURE 5. PENGERTIAN Adalah suatu bentuk ketentuan tertulis berisi prosedur / langkah-langkah kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Dalam bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEOR. Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup besar pada sistem tenaga listrik. Banyak sekali studi, pengembangan alat dan desain sistem perlindungan
Lebih terperinciDEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI NOMOR 20012/44/600.4/2003 TENTANG
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik
Lebih terperinciSOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang
PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT PANDAAN SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang Kode Unit : DIS.HAR.026(2).A PETUGAS : 1. Pengawas 1 orang 2. Pelaksana 2 orang KOORDINASI : 1. Koordinator Perencanaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN I... ii. HALAMAN PENGESAHAN II... iii. HALAMAN PERNYATAAN... iv. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN I... ii HALAMAN PENGESAHAN II... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR SINGKATAN... xv HALAMAN PERSEMBAHAN...
Lebih terperinciSOP PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI PELANGGAN 197KVA
PT PLN Persero SOP PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI PELANGGAN 197KVA Kode Unit : DIS HAR Trafo PETUGAS YANG TERLIBAT : Manajer Ranting Supervisor Distribusi Pelaksana Pekerjaan (Minimal 2 Orang) Pengawas pekerjaan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK
TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinci