PERANAN LOGIKA INFORMATIKA PADA HITUNGAN PERKALIAN BERBASIS HUKUM DISTRIBUTIF. Oleh RUSDY AGUSTAF



dokumen-dokumen yang mirip
SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

MAKALAH KALKULUS Integral Turunan Limit

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

Melukis Grafik Fungsi yang Rumit dengan Mudah

MAKALAH SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT 2 DIMENSI DISUSUN OLEH : HERA RATNAWATI 16/395027/TK/44319

Geometri di Bidang Euclid

Sistem Bilangan Riil

Matematikawan Abad XVII-XIX yang Membuat Perubahan. Hendra Gunawan 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

GEOMETRI EUKLID VERSUS GEOMETRI SFERIK. Sangadji *

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

4 Jasa Besar Euclid. 4 Jasa Besar Euclid 19

Sistem Bilangan Riil. Pendahuluan

MODEL ANTRIAN FCFS SEBAGAI BENTUK PELAYANAN YANG ADIL BERBASIS PROGRAM PASCAL. Oleh : RUSDY AGUSTAF

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM KOMPETENSI GANDA DEPAG S1 KEDUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SUKSES BELAJAR KALKULUS

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan)

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

KALKULUS DIFERENSIAL DAN INTEGRAL OLEH FERMAT. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mataram

Modul ke: MATEMATIKA 1 DERIVATIF PARSIAL. Fakultas TEKNIK IMELDA ULI VISTALINA SIMANJUNTAK,S.T.,M.T. Program Studi TEKNIK ELEKTRO

3 4y = a. 3x + 5y 1 5 x + 5y 5. c. 5x 6y 30 x + 2y 2. e. 4x + 3y 16 2x 3y 10 y = x x + 9y x + y 100

MENENTUKAN EFFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN PLAT BAJA / BETON PADA PEMBUATAN TANDON (STORAGE) BERUKURAN BESAR

MENENTUKAN NILAI EKSTREM SUKU BANYAK TERTENTU DENGAN PERTIDAKSAMAAN RATA-RATA

BAGAIMANA MENCINTAI FISIKA?

APLIKASI INTEGRAL DALAM MENGHITUNG BANYAK POLUTAN YANG MASUK KE DALAM EKOSISTEM

B. PENGERTIAN LIMIT FUNGSI

VI. FUNGSI EKSPONEN DAN FUNGSI LOGARITMA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PRA KONDISI UNTUK BERKONSENTRASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA. Hanna Fadhillah.

II. FUNGSI. 2.1 Pendahuluan

INTEGRAL PARSIAL DENGAN TEKNIK TURIN. Mintarjo SMK Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul

Gambar 1.1 Mesin dan SDM perusahaan

PEMANFAAT FUNGSI SQR DAN SQRT UNTUK PERHITUNGAN BESARAN VEKTOR DAN HAMBATAN AC. Ulul Ilmi *)

UNNES Journal of Mathematics

SUKSES BELAJAR KALKULUS

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Herodotus

KALKULUS INTEGRAL 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer

HUMOR TENTANG PI. Sumardyono, M.Pd.

BAGAIMANA MENENTUKAN BENAR TIDAKNYA SUATU PERNYATAAN?

Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati

Konsep Dasar Perhitungan Numerik

SEJARAH FISIKA [FI 335]

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATEMATIKA TEKNIK

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran

BUKTI DAN PEMBUKTIAN DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH. Tedy Machmud Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo

Sistem Bilangan Kompleks

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : Mahasiswa memiliki pengetahuan konseptual tentang silabus dan prosedur perkuliahan

WORK SHEET KALKULUS DIFERENSIAL ALFIANI ATHMA PUTRI. ROSYADI, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bagian dari warisan budaya. 1. budaya, matematika hadir sebagai solusi di tengah-tengah permasalahan

Modul ini adalah modul ke-1 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kalian dapat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era

GEOMETRI PROJEKTIF DAN APLIKASINYA. Sangadji dan Marsodi *

METODE NUMERIK. MODUL 1 Galat dalam Komputasi Numerik 1. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2008 年 09 月 21 日 ( 日 )

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Operasi Hitung Bilangan 1

Erfan Yudianto, S. Pd Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika UNESA.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

MATEMATIKA DAN MASALAH-MASALAH UMUM DI DALAMNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. makmur, senantiasa melaksanakan pembangunan disegala bidang. Pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

DOBEL STELD MEMPERMUDAH OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

Perluasan Segitiga Pascal

BAB I PENDAHULUAN. setiap invidu dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan berkembangnya zaman

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Siap Membangun 1

MAT. 13. Aproksimasi Kesalahan

PENCARIAN AKAR-AKAR PERSAMAAN NONLINIER SATU VARIABEL DENGAN METODE ITERASI BARU HASIL DARI EKSPANSI TAYLOR

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang

Bab. Bilangan Bulat. SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id

GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG. sofyan mahfudy-iain Mataram

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

Galileo and the Science of Mechanics

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang

BAB I PENDAHULUAN. International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2003 bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hana Riana Permatasari, 2013

Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs

Penerapan Aljabar Dalam Teknik Menghitung Perkalian Dua Bilangan

BAB I PENDAHULUAN. individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

PROSIDING ISBN :

Satuan Acara Perkuliahan SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK. Jam pembelajaran per Pertemuan kelas 150 menit Pertemuan praktikum 0 menit Kegiatan lain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Faktor Exacta10 (3): , 2017 p-issn: X e- ISSN: X Fatahillah Integral Khusus INTEGRAL KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa Yunani adalah studi besaran, struktur,

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme

PROYEKSI GEOMETRI FUZZY PADA RUANG

Aplikasi Aljabar Geometri dalam Menentukan Volume Parallelepiped Beserta Penurunan ke Rumus Umum dengan Memanfaatkan Sifat Aljabar Vektor

BAB I PENDAHULUAN. dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmunya meliputi segala sesuatu. Sungguh

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONEN, FUNGSI LOGARITMA

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita

6 Menguak Misteri Bilangan π

Pikirlah tentang Allah Bila. Saudara Berdoa

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menuju proses pendewasaan. Oleh karena itu setiap guru. mengajarkan pemecahan masalah ( problem solving) tidak hanya untuk

Transkripsi:

Jurnal Dinamika Informatika Volume 4, Nomor 1, Pebruari 2010 : 45-52 PERANAN LOGIKA INFORMATIKA PADA HITUNGAN PERKALIAN BERBASIS HUKUM DISTRIBUTIF Oleh RUSDY AGUSTAF Dosen Tetap Fakultas Teknik, Universitas Janabadra Yogyakarta ABSTRAK Berbagai persoalan menyangkut hitungan, pasti selalu ada didalam kehidupan manusia, pada dasarnya tentu memerlukan logika informatika, karena hampir setiap orang pasti terlibat melakukan persoalan hitungan, terutama menyangkut perkalian sederhana, yang menurut kita mudah, tetapi bagi orang lain masih menjadi sukar untuk menyelesaikannya, walaupun metode perkalian yang secara biasa telah digunakan dan telah diberikan oleh para ahli hitung / ilmuan. Patut disyukuri bahwa kita umumnya tidak lagi mengalami kesulitan/ kesukaran didalam menyelesaikan perkalian sederhana tersebut. Kita telah mengetahui bersama dari sejarah umat manusia pada waktu yang lalu, untuk menyesaikan perkalian 67 53 saja memerlukan seorang ahli hitung, yang ditugasi untuk menghitung dengan waktu yang cukup lama. Periode berikutnya memakai alat-alat hitung seperti abacus, simpoa, mistar hitung ataupun alat-alat hitung lainnya, serta mempergunakan kalkulator, maupun teknologi komputer, akan tetapi kita perlu mengetahui asal usul metode perkalian itu. Dengan mempergunakan logika informatika penulis menemukan dan memperoleh suatu cara yang cukup mudah untuk menghitung, yaitu dengan memanfaatkan hukum distributif pada persoalan hitungan. Kata Kunci : Hitungan perkalian, logika informatika, hukum distributif PENDAHULUAN Latar Belakang Perhitungan perkalian pada bilangan merupakan kebutuhan sangat mendasar diperlukan bagi kehidupan manusia, yang melibatkan hampir semua umat manusia baik mereka yang masih kecil, dewasa, maupun yang sudah tua, tanpa memandang jenjang/ tingkat pendidikan ilmiahnya, secara sadar maupun tidak sadar terlibat untuk memakai perhitungan perkalian pada tingkat yang sederhana. Operasi hitung yang dikenal sekarang, sebenarnya telah lama dipikirkan oleh manusia yaitu semenjak Kerajaan Yunani kuno jauh sebelum tahun masehi, pada masa itu orang yang bertugas menghitung, dikenal dengan sebutan Juru Hitung, semenjak itu pulalah para ahli pikir mencoba menemukan suatu cara untuk memperoleh hasil perkalian dengan mudah. Banyak para ahli pikir yang dikenal diantaranya Pythagoras, Archimedes, Newton, Pascal, Rene Descartes (1596-1650) dikenal sebagai ahli filsafat modern pertama yang besar, ia juga penemu biologi modern, ahli fisika dan matematikawan, karyanya adalah La Geometric yang diterbitkan tahun 1637, ia mencoba menggabungkan geometri tua dengan aljabar yang masih bayi bersama Pierre Fermat (1601-1665), gabungan itu yang kini disebut Geometri Analitik, sedangkan Kalkulus merupakan hasil perjuangan intelektual yang dramatik yang berlangsung selama dua ribu lima ratus tahun ( Richard Courant ), serta 45

Peranan Logika Informatika pada Hitungan Perkalian Berbasis Hukum Distributif (Rusdy Agustaf) banyak lagi para ahli yang lain dimana mereka secara terpisah, berlomba menyumbangkan sesuatu untuk kemajuan umat manusia dengan ilmu pengetahuan yang mereka tekuni, tentunya ilmu pengetahuan yang ada sekarang ini merupakan hasil gabungan dari berbagai macam ilmuan yang telah mereka sumbangkan, baik oleh mereka yang telah dikenal maupun mereka yang tidak dikenal, dan ilmu pengetahuan yang telah ada sekarang ini perlu kita syukuri. Kita sangat berharap agar para ahli / ilmuan, secara estafet tetap selalu menyumbangkan karya ilmunya lebih banyak lagi bagi kehidupan dan kemajuan umat manusia secara menyeluruh. Hampir setiap orang terlibat melakukan operasi hitung terutama perkalian sederhana, yang menurut kita mudah tetapi bagi sementara orang masih menjadi sukar untuk menyelesaikannya, walaupun metode perkaliannya telah diberikan oleh para ahli / ilmuan. Patut disyukuri bahwa kita tidak lagi mengalami kesukaran didalam menyelesaikan perkalian sederhana tersebut. Kita telah mengetahui bersama dari sejarah umat manusia pada waktu yang lalu, untuk menyesaikan perkalian 87 73 saja memerlukan seorang ahli hitung yang perlu menghitung dengan waktu yang cukup lama. Periode berikutnya memakai alat-alat hitung seperti abacus, simpoa, mistar hitung ataupun alat-alat hitung lainnya. Penulis menemukan dan memperoleh suatu cara yang cukup mudah untuk menghitung, yaitu dengan memanfaatkan hukum distributif pada operasi hitung. Operasi Hitung Operasi hitung yang kita lakukan sekarang ini merupakan hasil sumbangan dan karya ilmiah para ahli pikir secara estafet hingga sekarang, dan telah berumur ribuan tahun. Asal mulanya perhitungan bilangan itu berasal dari kebutuhan manusia terhadap pencacahan yang dilakukannya, dari sini muncullah alat sederhana yang dipakai seperti abacus, simpoa, mistar hitung dan alat-alat hitung lainnya, yang berfungsi untuk mempermudah perhitungan agar operasi hitung dapat dilakukan oleh seluruh umat manusia, baik orang yang pintar maupun bodoh, sumbangan itu sangatlah bermanfaat. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa masalah yang ingin diperoleh dari penelitian ini, yaitu : 1. Apakah perhitungan perkalian biasa, dalam menyelesaikan dapat dipercepat? 2. Bagaimana pemanfaatan hukum distributif pada operasi hitung? 3. Dapatkah logika informatika digunakan pada persoalan perhitungan perkalian sederhana dapat dilakukan dengan cepat? Metode Penelitian Penelitian pada makalah ini dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1. Literatur yaitu teori-teori yang berkaitan / diperlukan atau sumber-sumber Informasi pada penelitian diambil dari pustaka/ literatur, dan sumber lainnya yang dapat dipertanggung jawabkan. 2. Penelitian dilakukan secara mandiri dengan metode trial, memakai hukum distributif dan juga meminta bantuan pada para pakar dibidangnya dengan cara diskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu/ memperoleh cara penyelesaian perhitungan perkalian sederhana, dapat dilakukan dengan cepat dengan menggunakan logika informatika yang berbasis hukum distributif. 46

Jurnal Dinamika Informatika Volume 4, Nomor 1, Pebruari 2010 : 45-52 TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Untuk menyelesaikan permasalahan diatas dipergunakan diskusi, studi pustaka dan mengutak-atik secara mandiri dengan melakukan trial. Yang dimaksud dengan : Diskusi yaitu melakukan pembicaraan dengan teman / orang, baik disengaja ataupun secara kebetulan mengenai perkalian pada operasi hitung. Studi pustaka adalah pemikiran yang didasari dari penulisan para ahli yang ada tentang hitungan perkalian sederhana atau dapat juga hitungan perkalian sederhana diperoleh dari buku-buku yang telah ada, baik diperpustakaan ataupun dari buku-buku yang telah ada / beredar. Secara mandiri penulis juga melakukan trial / pengamatan pada hitungan perkalian yang dilakukan dengan cara mengutak-atik secara berulang ulang dengan memakai logika yang benar dengan memanfaatkan hukum distributif, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan pada hitungan perkalian sederhana, yang dapat dilakukan secara cepat dan berlaku umum. Hukum Distributif Pengetahuan tentang aljabar sederhana, tentunya tidak lepas dari hukum-hukum yang ada pada aljabar tersebut, seperti memuat hukum distributif, sebagai berikut : 1. 1 ( 2 3 ) = 1 2 1 3 dan ( 1 2 ) 3 = 1 3 2 3 2. 1 ( 2 3 ) = 1 2 1 3 dan ( 1 2 ) 3 = 1 3 2 3 3. 1 ( 2 3 4 ) = 1 2 1 3 1 4 4. 1 ( 2 3 4 ) = 1 2 1 3 1 4 5. ( 1 2 ) ( 3 4 ) = 1 3 1 4 2 3 2 4 6. ( 1 2 ) ( 3 4 ) = 1 3 1 4 2 3 2 4 7. ( 1 2 ) ( 3 4 ) = 1 3 1 4 2 3 2 4 8. ( 1 2 3 ) ( 4 5 6 ) = 1 4 1 5 1 6 2 4 2 5 2 6 3 4 3 5 3 6 9. ( 1 2 3 ) ( 4 5 6 ) = 1 4 1 5 1 6 2 4 2 5 2 6 3 4 3 5 3 6 Pemakaian Hukum Distributif Berikut hukum distributif dipakai untuk mencari perkalian 39 31 = maka dapat dilakukan hitungan perkalian tersebut dengan memakai "Hukum Distributif", seperti contoh berikut ini : 1. 39 31 = (39 1) 30 (91) = 1200 9 = 1209 2. 39 31 = (30 9) 31 = 30(31) 9 (31) = 930 279 = 1209 3. 39 31 = (40 1) 31 = 40 (31) 1 (31) = 1240 31 = 1209 4. 39 31 = 39 ( 30 1) = 39 (30) 39 (1) = 1170 39 = 1209 47

Peranan Logika Informatika pada Hitungan Perkalian Berbasis Hukum Distributif (Rusdy Agustaf) 5. 39 31 = 39 (40 9) = 39 (40) 39 (9) = 1560 351 = 1209 6. 39 31 = 39 (20 10 1) = 39 (20) 39 (10) 39 (1) = 780 390 39 = 1209 7. 39 31 = 39 ( 40 10 1) = 39 (40) 39 (10) 39 (1) = 1560 390 39 = 1209 8. 39 31 = (20 10 9) 31 = 20 (31) 10 (31) 9 (31) = 620 310 279 = 1209 9. 39 31=(201010 1)31=20(31)10(31)10(31) 1(31)=620310310 31= 1209 10. 39 31 = (40 1) (301)= 40(30) 40(1) 1(30) 1(1) = 1200 40 30 1 = 1209 11. 39 31 = (309) (301) = 30(30) 30(1) 9(30) 9(1) = 900 30 270 9 = 1209 12. 39 31 = ( 201010 1) (20101) = = 400 200 20 200 100 10 20010010 20 10 1 = 1209 Hitungan perkalian 39 31 = 1209 yang disajikan diatas, ternyata dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam, dengan memakai hukum distributif. Hitungan Umum Perkalian Sekarang kita tinjau perkalian pada operasi hitung yang sederhana yaitu 67 53 =. Secara penyajian yang biasa, kita lakukan sebagai berikut : 67 53 201 335 Proses yang dilakukan Pertama : 3 7= 21 ditulis 1 disimpan 2 (karena basis 10) Kedua : 3 6 = 18 ditambah 2 menjadi 20, ditulis 20 Ketiga : 5 7 = 35 ditulis pada deretan dibawahnya ditulis 5 disimpan 3 Keempat: 5 6 = 30 ditambah 3 menjadi 33, ditulis 33 Kelima : hasilnya ditambahkan sehingga paling kanan 1,kemudian 0 5 = 5 ditulis 5, berikutnya 2 3 = 5 terakhir 0 3 = 3, jadi hasilnya Hitungan Perkalian Sederhana Memanfaatkan Hukum Distributif Hitungan umum perkalian sederhana diatas memakai/ memanfaatkan hukum distributif, dapat diperlihatkan/ dilakukan sebagai berikut : 67 = 60 7 = 1 2 53 = 50 3 = 3 4 1. 3 7 = 21 4. 2 2. 3 60 = 180 4. 1 3. 50 7 = 350 3. 2 4. 50 60 = 3000 3. 1 201 3350 48

Jurnal Dinamika Informatika Volume 4, Nomor 1, Pebruari 2010 : 45-52 Suatu temuan yang diperoleh penulis dengan melakukan trial dan memanfaaatkan hukum distributif, maka penulis dapat memperoleh berbagai macam bentuk hitungan perkalian, dengan hasil yang sama yaitu : 67 = 60 7 = 1 2 53 = 50 3 = 3 4 1. 60 3 = 180 1. 4 2. 60 50 = 3000 1. 3 3. 7 3 = 21 2. 4 4. 7 50 = 350 2. 3 3180 371 Perkalian diatas terlihat Pemanfaatan hukum distributif pada operasi hitung, yaitu : 67 53 = ( 607) (503) = ( 1 2 ) ( 3 4 ) = 4. 2 4. 1 3. 2 3. 1 = = 1. 4 1. 3 2. 4 2. 3 Dari hitungan perkalian yang dilakukan diatas, dapat dilakukan berbagai bentuk perkalian, dengan memanfaatkan hukum distributif pada hitungan perkalian. Berikut bentuk lain hitungan perkalian yang dilakukan oleh penulis ( lihat kanan) dapat dibandingkan dengan cara yang sudah biasa dikenal yaitu : 1) 79 46 474 316 3634 79 46 322 414 3634 2) 78 53 234 390 4134 78 53 371 424 4134 3) 934 934 628 628 7472 1868 5604 5652 1884 2512 4) 728 728 413 413 2184 728 2912 2891 826 3304 586552 586552 300664 300664 49

Peranan Logika Informatika pada Hitungan Perkalian Berbasis Hukum Distributif (Rusdy Agustaf) Perkalian Cepat Pada Hitungan Perkalian Hitungan Perkalian bisa cepat, dapat dilakukan dengan memakai hukum distributif, dapat diperlihatkan seperti berikut 78 72 = 5616, perkalian 78 72 = 5616 dapat dilakukan dengan cepat, walau banyak yang beranggapan jangan-jangan sudah dicari dulu, kemudian dihafalkan, untuk itu perlu diperlihatkan caranya sebagai berikut : 78 2 = 80 dianggap 8 (sebagai puluhan), 2 diambil dari 72 sehingga sisanya menjadi 70 dianggap 7 (sebagai puluhan), kemudian dikalikan puluhan dengan puluhan, diperoleh hitungan perkalian 8 7 = 56, demikian juga satuan dikalikan dengan satuan, yaitu hitungan perkalian 8 2 = 16, sehingga hasil terakhirnya diperoleh 5616, cara cepat diatas dapat dilihatkan dengan landasan teori berikut, memakai hukum distributif, yaitu sebagai berikut : ( 1 2 ) ( 3 4 ) = ( 1 2 ). 3 ( 1 2 ). 4, karena 1 = 3 = 70 maka diperoleh = ( 1 2 ). 1 ( 4. 1 ) ( 2. 4 ) = ( 1 2 4 ). 1 ( 2. 4 ), karena 1 = 3 = 70 maka diperoleh = ( 1 2 4 ). 3 ( 2. 4 ), sedangkan 1 = 70, 2 = 8, 3 = 70, 4 = 2 = ( 70 8 2 ). 70 ( 8. 2 ) = ( 80. 70 ) ( 8. 2 ) = 5600 16 = 5616 Sehingga 78 72 dapat dilakukan dengan cepat yaitu ( ( 78 2) 70) (8 2) (80 70) (8 2) 5616 Demikian juga 56 54 = ((564) 50) (6 4) = (60 50) (6 4) = 3024 Perkalian 87 83 dapat langsung ditentukan = 7221 Pemikiran diatas dapat diperluas seperti perkalian berikut ini 136 134 = [ (1364) 130 ] [6 4] = [140130 ] [6 4] = 18224 ( 1 2 3 ). ( 4 5 6 ) = (( 1 2 3 ). ( 4 5 )) (( 1 2 3 ). 6 ) ( 1 2 3 ). ( 4 5 6 ) = (( 1 2 3 ). ( 4 5 )) ( 6. ( 1 2 3 )) ( 1 2 3 ). ( 4 5 6 ) = (( 1 2 3 ). ( 4 5 )) ( 6. ( 1 2 )) ( 6. 3 ) Karena 1 2 = 4 5 maka dapat diubah menjadi ( 1 2 3 ). ( 4 5 6 ) = (( 1 2 3 ). ( 4 5 )) ( 6. ( 4 5 )) ( 3. 6 ) Karena 4 5 = 1 2 maka dapat diubah menjadi ( 1 2 3 ). ( 4 5 6 ) = (( 1 2 3 ). ( 1 2 )) ( 6. ( 1 2 )) ( 3. 6 ) ( 1 2 3 ). ( 4 5 6 ) = (( 1 2 3 ). ( 1 2 ) 6. ( 1 2 )) ( 3. 6 ) = (( 1 2 3 6 ). ( 1 2 )) ( 3. 6 ) ( 1 2 3 ). ( 4 5 6 ) = (( 1 2 3 6 ). ( 1 2 )) ( 3. 6 ) 50

Jurnal Dinamika Informatika Volume 4, Nomor 1, Pebruari 2010 : 45-52 Hukum distributif dapat diisikan : 1 = 100, 2 = 30, 3 = 6, 4 = 100, 5 = 30, 6 = 4 Jadi hitungan perkalian diatas dapat dilakukan sebagai berikut : 136 134 = ((100 30 6 4). (100 30)) (6. 4) 136 134 = (140 ). (130)) (6. 4) 136 134 = (18200) (24) 136 134 = 18224 Demikian juga dapat dilakukan secara umum untuk hitungan perkalian berikut : 127 123 = ((100 20 7 3). (100 20)) (7. 3) 127 123 = (130). (120)) (7. 3) 127 123 = (15600). (21)) 127 123 = 15621 Demikian hitungan berikut secara cepat 116 114 = (120 110) (6 4) = 13224 157 153 = 24021 Kemudian dapat dikembangkan dengan hitung perkalian berikut : 76 64 = Dengan pemanfaatan hukum distributif, bentuknya dirubah menjadi yaitu : (60 10 6) (60 4), kemudian kita misalkan 1 = 60, 2 = 10, 3 = 6, 4 = 60, 5 = 4 dirubah kebentuk notasi, digunakan hukum distributif seperti berikut : ( 1 2 3 ). ( 4 5 ) = (( 1 2 3 ). 4 ) ( 1 2 3 ). 5 karena 4 = 1 = 60 maka dapat dirubah menjadi : ( 1 2 3 ). ( 4 5 ) = (( 1 2 3 ). 1 ) ( 1. 5 ) ( 2 3 ). 5 ( 1 2 3 ). ( 4 5 ) = ( 1 2 3 ). 1 ( 5. 1 ) (( 2 3 ). 5 ) ( 1 2 3 ). ( 4 5 ) = (( 1 2 3 5 ). 1 ) (( 2 3 ). 5 ) (60 10 6). (60 4) = (60 10 6 4) 60 ((10 6) 4) (60 10 6). (60 4) = (80) 60 ((16) 4) 76 64 = (80 60) (16 4) Jadi 76 64 = 4864 Demikianlah penyajian hitungan perkalian dengan memakai logika informatika dengan berbasis hukum distributif pada perhitungan perkalian sederhana, dan para pembaca dipersilahkan mencoba sendiri untuk perkalian lainnya, dengan basis hukum distributif. Demikian juga untuk hitungan perkalian berikut : 68 52 = ((68 2) 50) (18 2) = (70 50) 36 = 3536 96 64 = (100 60) (36 4) = 6000 144 = 6144 78 52 = 4056 51

BROWSE R Peranan Logika Informatika pada Hitungan Perkalian Berbasis Hukum Distributif (Rusdy Agustaf) Juga berlaku untuk hitungan perkalian berikut : 117 83 = ((117 3) 80) (37 3) = (120 80) (111) = 9711 136 94 = (140 90) (46 4) = 12784 Dari uraian diatas hitungan perkalian berbasis hukum distributif merupakan peranan logika informatika KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan topiks diatas, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan dan Saran sebagai berikut : Kesimpulan Perkalian pada operasi hitung menurut kita mudah untuk menyelesaikannya, tetapi bagi sementara orang masih menjadi kendala, walaupun cara perkalian biasa telah kita ketahui bersama dan tidak mengalami kendala didalam memakainya, tetapi tentunya tidak salah bila pemikiran baru dari penulis seperti yang telah diuraikan diatas, dapat memberi dan menambah wawasan kita didalam menyelesaikan perkalian tersebut, semoga dikemudian hari kita dapat memperoleh cara yang lebih baik lagi. Saran-Saran Semoga para ilmuan, para cendikiawan dan para ahli dibidangnya masing-masing berusaha mengusahakan / mencari bentuk-bentuk yang pada awalnya sulit diselesaikan / dikerjakan orang lain, akhirnya menjadi lebih mudah berkat bantuan para ahli tersebut. Kehidupan ini berjalan terus, ilmu pengetahuan dan persoalan selalu bertambah disetiap waktu, marilah kita sama-sama berusaha dikemudian hari agar dapat meninggalkan sesuatu bagi anak dan cucu kita, tanpa harus menuntut balas jasa. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas dan melimpahi rahmatnya buat kita semua yang berkarya bagi umat manusia. DAFTAR PUSTAKA Edwin J.Purcell,Dale Varberg, 1987, Calculus with Analitic Geometry, Prentice-Hall, Inc K. A. Stroud, 1987, " Engineering Mathematics, The Macmillan Press, Ltd. Louis Leithold, 1986, The Calculus with Analitic Geometry, Harper & Row, Publisher, Inc. Murray R. Spiegel, 1956, college Algebra, McGraw-Hill Book Press, New York. R. M. J. T. Soehakso, 1970, Aljabar Abstrak, MIPA UGM, Yogya Rusdy Agustaf, 2001, "Pemakaian Dan Peranan Hukum Distributif Pada Operasi Hitung, Prosiding Seminar Nasional di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Wirasto, 1973, Ilmu Bilangan, MIPA UGM, Yogya 52