MATEMATIKA SEBAGAI INSTRUMEN VISUALISASI FENOMENA SEMESTA ALAM. (Model Matematika Untuk Menjelaskan Kesetimbangan Ion Dalam Larutan Air)

dokumen-dokumen yang mirip
kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

wanibesak.wordpress.com 1

Larutan Penyangga XI MIA

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

BAB 7. ASAM DAN BASA

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

Bab IV Hasil dan Diskusi

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

M 0,4 0,1 0,2 B 0,1 0,1 0,1 0,1 S 0,3-0,3 0,1 POH = -

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi

Titrasi asam kuat-basa kuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak

SOAL LARUTAN PENYANGGA MAN 2 KAB. BOGOR

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

KIMIA LARUTAN LARUTAN ELEKTROLIT ASAM DAN BASA

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Reaksi dalam larutan berair

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh)

Lampiran 2.2 (Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 3. ASAM, BASA, DAN GARAMLatihan Soal 3.7

Pokok Bahasan. Teori tentang asam, basa dan garam Kesetimbangan asam-basa Skala ph Sörensen (Sörensen ph scale) Konstanta keasaman

Penambahan oleh sedikit asam-kuat (H + ) menyebabkan kesetimbangan. CH 3 COOH(aq) CH 3 COO - (aq) + H + (aq) (9.1) asam lemah

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh:

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA

Teori Asam-Basa Arrhenius

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

SMA Negeri 6 Denpasar Alamat Jalan Raya Sanur Tlp : 0361(247843) Denpasar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

Bab II Tinjauan Pustaka. Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry

D. 8 mol S E. 4 mol Fe(OH) 3 C. 6 mol S Kunci : B Penyelesaian : Reaksi :

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki setiap orang, karena pendidikan pada hakikatnya merupakan

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON- ELEKTROLIT

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

Hidrolisis Garam. Model Problem Based Learning (PBL)

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS ) HIDROLISIS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LARUTAN BUFFER

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

D kj/mol E kj/mol

Larutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa.

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks. Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan

Persiapan UN 2018 KIMIA

DERAJAT KEASAMAN (ph)

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

PERCOBAAN IV PEMBUATAN BUFFER Tujuan Menghitung dan pembuat larutan buffer atau dapar untuk aplikasi dalam bidang farmasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

LOGO TEORI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

Transkripsi:

MATEMATIKA SEBAGAI INSTRUMEN VISUALISASI FENOMENA SEMESTA ALAM (Model Matematika Untuk Menjelaskan Kesetimbangan Ion Dalam Larutan Air) Oleh : Sutardi, S.Si Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Singkawang Disampaiakan pada Studium General Mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas Sainstek UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 14 Mei 2010 A. PENDAHULUAN Ilmu kimia merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya manusia dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Berbagai proses kimia sebenarnya telah dikenal sejak puluhan ribu tahun sebelum masehi. Meskipun manusia primitif telah memiliki pengetahuan (knowledge) tentang cara memanfaatkan berbagai bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi Pengetahuan (knowledge) semacam ini tdk dapat dikategorikan sebagai ilmu (science), mengingat ilmu selalu melibatkan dua aspek fundamental sekaligus: Aspek Eksperimental (experimental aspects) yang meliputi fakta hasil observasi, melalui coba-coba (trial and error), pengamatan dan/atau pengu-kuran, dan dan Aspek Teoritikal (theoretical aspects) yang meliputi konsep, yang terdiri atas ilham, intuisi, pengalaman, pemahaman, dan/atau pemikiran teoritik (hukum dan teori). Sebagai science modern, setiap analisis eksperimental kimia memerlukan pengukuran kuantitatif yang tepat, dan setiap pemikiran teoritik analitik dalam kimia memerlukan bahasa yang jelas dan eksplisit, termasuk bahasa matematika. Matematika sebenarnya tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan tetapi lebih luas ia berhubungan dengan alam semesta. The Liang Gie mengutip pendapat seorang ahli matematika bernama Charles Edwar Jeanneret yang mengatakan: Mathematics is the majestic structure by man to grant him comprehension of the universe (matematika adalah struktur besar yang dibangun oleh manusia untuk memberikan pemahaman mengenai jagat raya). Menurut Roy Hollands (1995), matematika adalah suatu sistem yang rumit tetapi tersusun sangat baik yang mempunyai banyak cabang. Yang paling banyak digunakan dalam berbagai bidang disiplin lain misal fisika, kimia, biologi, teknik, komputer, industri, ekonomi, kedokteran dan pertanian adalah aljabar dan perluasan dari ilmu hitung. Cabang ilmu matematika yang lain adalah lmu ukur yang telah diperluas pada tingkat yang lebih tinggi dan 1

banyak cabang baru yang bertambah seperti ilmu ukur segitiga, topologi (cabang-cabang matematika yang mempelajari posisi dan posisi relatif unsur-unsur dalam himpunan), mekanika (suatu cabang ilmu yang mempelajari kerja gaya terhadap benda, kesetimbangan dan gerakan), dinamika (mempelajari penyebab dan sebab benda-benda nyata bergerak), statistika (cabang matematika yang menangani segala macam data numeris yang penting bagi masalah dalam berbagai cabang kehidupan manusia, misal cacah jiwa, angka kematian, angka produktivitas, pertanian, angka perdagangan), peluang (kebolehjadian atau angka banding banyaknya cara suatu kejadian dapat muncul dan jumlah banyaknya semua kejadian yang dapat muncul), analisis (cara memeriksa suatu masalah, untuk menemukan semua unsur dasar dan hubungan antara unsur-unsur yang bersangkutan) dan logika, dan banyak lagi yang lainnya. Ilmu kimia sebagai science modern memerlukan matematika untuk menjelaskan suatu proses kimia. Ilmu kimia sendiri merupakan suatu cabang ilmu yang di dalamnya mempelajari bangun (strukutur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam prosesproses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Salah satu ilmu dalam kimia adalah kimia teori, dimana metode matematika yang dikombinasikan dengan hukum dasar fisika akan dapat menjelaskan suatu proses kimia yang bersangkutan. Representasi ideal dari sistem nyata yang dijabarkan atau dinyatakan dalam bentuk simbol dan pernyataan matematik sering disebut dengan model matematika (Cooper, 1977). Dengan kata lain model matematik merepresentasikan sebuah sistem dalam bentuk hubungan kuantitatif dan logika, berupa suatu persamaan matematik. Pada model matematik replika/tiruan dari feomena/peristiwa alam dideskripsikan melalui satu set persamaan matematik. Kecocokan model terhadap fenomena alam yang dideskripsikan tergantung dari ketepatan formulasi persamaan matematiknya. Model matematik seringkali digunakan untuk mempelajari fenomena alam nyata termasuk bidang kimia yang kompleks dengan cara analisis, serta untuk menyelidiki hubungan antara parameter yang mempengaruhi fungsi sistem dalam proses yang kompleks. Dengan model matematik mempunyai lebih banyak keuntungan daripada mendeskripsikan permasalahan secara lisan, karena model ini mendeskripsikan permasalahan dengan sangat ringkas. Keseluruhan struktur permasalahan cenderung menjadi lebih dapat dipahami, serta membantu mengungkapkan hubungan sebab - akibat yang penting (Mananoma dan Soetopo, 2008). Model matematika mewakili idealisasi dan simplifikasi realitas, yakni model tersebut mengabaikan detail dari proses alam dan menfokuskan pada manifestasi intinya. Misalnya hukum Newton II tentang gerak : laju perubahan momentum sebuah benda sama dengan gaya resultante yang bekerja padanya. 2

F = ma a = F/m Persamaan ini tidak memasukkan pengaruh relativitas yang pengaruhnya kecil ketika dikenakan pada benda dan gaya yang berinteraksi pada atau disekitar permukaan bumi pada kecepatan dan pada skala yang tampak mata manusia. Model matematika menghasilkan hasil yang dapat diulangi, dan sebagai akibatnya, dapat digunakan untuk tujuan prediksi. Sebagai contoh, jika gaya pada benda dan massanya diketahui, persamaandiatasdapat digunakan untuk menghitung percepatan. B. ISI Jika suatu senyawa yang dapat larut dalam air dilarutkan dalam air, maka terdapat senyawa yang larut sebagai bentuk molekulnya dan terdapat senyawa yang larut sebagai bentuk ion-ionnya. Senyawa yang larut sebagai bentuk molekulnya disebut senyawa nonelektrolit dan yang larut dalam bentuk ion-ionnya disebut senyawa elektrolit. Disebut sebagai senyawa elektrolit karena senyawa tersebut bila dilarutkan dalam air dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa elektrolit terdiri dari asam dan basa kuat, asam dan basa lemah serta garam. Dalam kesetimbangan larutan ion dalam air, terdapat dua masalah penting yang menyangkut tentang perhitungan konsentrasi-konsentrasi ion tersebut dalam larutan: 1. Masalah perhitungan yang menyangkut larutan murni dari asam dan basa lemah atau garam dari asam dan basa lemah. 2. Masalah perhitungan yang menyangkut tentang larutan buffer di mana mengandung asam lemah dan garamnya dari basa kuat atau basa lemah dan garamnya dari asam kuat. B.1 Model Matematika untuk Menentukan ph Asam dan Basa Lemah Misal suatu asam lemah dilarutkan dalam air: HA H + + A - Di dalam larutan, reaksi di atas selalu diikuti oleh dissosiasi air: H 2 O H + + OH - Masalah umum yang timbul adalah bagaimana menghitung [HA], [A - ], [H + ], and [OH - ]. Masalah ini adalah masalah perhitungan matematika. Karena terdapat empat variable yang tidak diketahui, maka harus terdapat empat persamaan dengan empat variable tersebut. Keempat persamaan tersebut dapat diperoleh dari konsep-konsep kimia: Kesetimbangan larutan (Equilibrium Expressions), Hubungan keseimbangan muatan 3

(Charge Balance Relations), dan hubungan keseimbangan massa (Mass Balance Relations) (Narsito, 2010) 1. Dari konsep kesetimbangan larutan: HA H + + A - H 2 O H + + OH H -...(1)....(2) 2. Dari konsep hubungann keseimbangan muatan:.. (3) 3. Dari konsep hubungann keseimbangan massa:......(4) [HA], [H + ], [A - ], and [OH - ] dimungkinkan untuk dapat diselesaikan secara simultan dari persamaan (1), (2), (3), dan (4). Dari persamaan (3) (Charge Balance Relations): [A - ] = [H + ] - [OH - ] Dengan mensubstitusi persamaan (2) ke persamaan (3) diperoleh: [A - ] = [H + ] - K w /[H + ]...(5) Dengan menata ulang persamaan (4) [HA] = C a - [A - ] [HA] = C a - [H + ] + K w /[H + ]..(6) Dengan mensubstitusikann persamaan (5) dan (6) ke persamaan (1) diperoleh: 4

Pada larutan yang sangat lemah sekalipun, [H + ] secara umum lebih besar dari 10-6 M, artinya K w /[H + ] < 10-8 M. Sehingga : Pada konsentrasi asam lemah yang tinggi C a >> [H + ], Sehingga: B.2. Model Matematika untuk Menentukan ph Larutan Penyangga Larutan Penyangga/ /buffer adalah larutan yang mengandung komponen asam lemah atau basa lemah dengan garamnya. B.2.1 Larutan Penyangga Asam Mengandung komponen asam lemah dan basa konjugasinya dari basa kuat. Larutan penyangga asam dapat dibuat dengan mekanisme: a. Mencampurkan asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat. Misalnya : - CH 3 COOH + CH 3 COONa (komponen buffernya adalah CH 3 COOH dan CH 3 COO - ) - H 2 CO 3 + NaHCO O 3 (komponen buffernya adalah H 2 CO 3 dan HCO - 3 ) b. Mencampurkan asam lemah dengan basa kuat di mana asam lemah dibuat dalam jumlah berlebih. Kelebihan asam lemahnya akan bercampur dengan basa konjugasinya dari basa kuat. Misalnya : 100 ml CH 3 COOH 0,1 M + 50 ml NaOH 0,1 M Maka akan terjadi reaksi: CH3COOH (aq) +NaOH (aq) CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l) Mula-mula: 10 mmo 5 mmol Reaksi: 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol Sisa: 5 mmol 5 mmol Membentuk buffer 5

Penentuan ph buffer asam dapat didekati dengan model matematika sebagai berikut: Misalkan buffer asam yang dibuat dari campuran asam lemah HA dan garamnya NaH, akan terdisosiasi sebagai berikut: NaA Na + + A - HA H + + A - H 2 O H + + OH - 1. Dari konsep kesetimbangan larutan: NaA Na + + A - HA H + + A - H 2 O H + + OH -...(1)....(2) 2. Dari konsep hubungan keseimbangan muatan:.. (3) 3. Dari konsep hubungan keseimbangan massa:.........(4)....(5) Agar diperoleh nilai [H + ], maka [Na + ], [A - ], and [OH-] pada charge balance relation (3) harus disubstitusi sedemikian sehingga diperoleh [H + ] atau suatu nilaii yang diketahui. Dari persamaan (2): [OH - ] = K w /[H + ]....(6) Dari persamaan (1) K a [HA] = [H + ][A - ]/K Jika persamaan tersebut disubstitusi ke persamaan (5): 6

[HA] + [A - ] = C a + C s [H + ][A - ]/K a + [A - ] = C a + C s [H + ][A - ] + K a [A - ] = K a (C a + C s ).....(7) Substitusi persamaan (4), (6), and (7) ke dalam charge balance relation (3) akan menghasilkan: Pada kondisi umum, C a >> [H + ] dan C g >> [H + ], sehingga: 7

B.2.2 Larutan Penyangga Basa Mengandung komponen basa lemah dan asam konjugasinya dari asam kuat. Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan mekanisme : a. Mencampurkan basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat. Misalnya : - Larutan NH 3 + Larutan NH 4 Cl (komponen buffernya adalah NH 3 dan NH + 4 ) - Larutan Fe(OH) 2 + FeCl 2 (komponen buffernya adalah Fe(OH) 2 dan Fe 2+ ) b. Mencampurkan basa lemah dengan asam kuat di mana basaa lemah dibuat dalam jumlah berlebih. Kelebihan basa lemahnya akan bercampur dengan basa konjugasinya dari asam kuat. Misalnya: 100 ml NH 3 0,1 M + 50 ml HCl 0,1 M Maka akan terjadi reaksi: NH 3 (aq) + HCl (aq) NH 4 Cl (aq) Mula-mula: 10 mmol 5 mmol Reaksi: 5 mmol 5 mmol 5 mmol - Sisa: 5 mmol 5 mmol Membentuk buffer Penentuan ph buffer basa dapat didekati dengan model matematika sebagai berikut: Misalkan buffer basa yang dibuat dari campuran asam lemah NH 3 dalam H 2 O dan garamnya NH 4 Cl, akan terdisosiasi sebagai berikut: NH 4 Cl NH 4 + Cl - NH 3 + H 2 O + NH 4 + OH - H 2 O H + OH - 1. Dari konsep kesetimbangan larutan: NH 4 Cl NH + 4 + Cl - NH 3 + H 2 O + NH 4 + OH -....(1) 8

H 2 O H + + OH -....(2) 2. Dari konsep hubungann keseimbangan muatan: (3) 3. Dari konsep hubungann keseimbangan massa:.........(4).......(5) Dari persamaan (2): [H + ] = K w /[OH - ].........(6) Dari persamaan (1) [NH 3 ] = [NH + 4 ][OH - ]/K b Substitusi persamaan (1) ke persamaan (5) diperoleh: [NH 3 ] + [NH + 4 ] = C b + C s [NH + 4 ][OH - ]/K b + [NH + 4 ] = C b + C s [NH + 4 ][OH - ] + K b b[nh + 4 ] = K b (C b + C s )... (7) Substitusi persamaan (4), (6), dan (7) pada charge balance relation (3) akan menghasilkan : 9

... (8) Substitusi [OH - ] = K w /[H + ] ke persamaan (8) akan diperoleh : Pada kondisi umum, C b >> K w /[H + ] & C s >> K w /[H + ], sehingga: B.3 Model Matematika untuk Menentukan ph Larutan Terhidrolisis Hidrolisis merupakan istilah reaksi suatu zat dengan air. Bila asam dan basa direaksikan, maka akan menghasilkan suatu garam. Garam bila dilarutkan dalam air akan terion menjadi kation dan anion. Kation dan anion ini ada yang dapat bereaksi dengan air dan ada yang tidak bereaksi dengan air. 10

B.3.1 Garam dari basa kuat dan asam kuat Contoh : NaC Na + (aq) + H 2 O (l) Tidak terjadi reaksi Cl - (a Cl (aq) (aq) + H 2 O (l) Na + (aq) + Cl - (aq) [H + ] = [OH - ] Larutan netral Tidak terjadi reaksi Perhitungan ph dapat dilakukan dengan pendekatan matematika sebagai berikut: 1. Dari konsep kesetimbangan larutan: NaCl Na + + Cl - H 2 O H + + OH -....(1) 2. Dari konsep hubungan keseimbangan muatan: [Na + ] + [H + ] = [Cl - ] + [OH - ]. (2) 3. Dari konsep hubungan keseimbangan massa: [Na + ] = [Cl - ] = C s.........(3) Dari persamaan (2) dan persamaan (3): [Na + ] + [H + ] = [Cl - ] + [OH - ] C s + [H + ] = C s + K w /[H + ] [H + ] 2 = K w 2 ph = pk w ph = ½ pk K w B.3.2 Garam dari basa kuat dan asam lemah NaOAc Na + + OAc - Na + + H 2 O OAc - + H 2 O HOAc + OH - [H + ] < [OH - ] Larutan bersifat basa 11

Perhitungan ph dapat dilakukan dengan pendekatan matematika sebagai berikut: 1. Dari konsep kesetimbangan larutan: NaOAc Na + + OAc - HOAc H + + OAc - H 2 O H + + OH -....(1)....(2) 2. Dari konsep hubungan keseimbangan muatan: [Na + ] + [H + ] = [OAc - ] + [OH - ]....(3) 3. Dari konsep hubungan keseimbangan massa: [Na + ] = C s......(4) [HOAc] + [OAc - ] = C s.. (5) Substitusi persamaan (5) ke persamaan (1) diperoleh: K a (C s [OAc - ]) = [H + ][OAc - ] Substitusi persamaan tersebut, persamaan (2), (4), dan (6) ke charge balance relation (3) : 12

ph = ½ pk w + ½ pk a + ½ log C s B.3.3 Garam dari basa lemah dan asam kuat NH 4 Cl NH 4 + Cl - + NH 4 + Cl - + H 2 O NH 4 OH + H + + H 2 O [H + ] > [OH - ] Larutan bersifat asam Perhitungan ph dapat dilakukan dengan pendekatan matematika sebagai berikut: 1. Dari konsep kesetimbangan larutan: NH 4 Cl NH + 4 + Cl - NH 4 + + H 2 O NH 4 OH + H + H 2 O H + + OH -..(1).....(2) 2. Dari konsep hubungan keseimbangan muatan: [NH + 4 ] + [H + ] = [Cl - ] + [OH - ].....(3) 3. Dari konsep hubungan keseimbangan massa: [Cl - ] = C s.......(4) [NH 3 ] + [NH + 4 ] = C s........(5) Substitusi persamaan (5) ke persamaan (1) diperoleh: K b (C s [NH + 4 ]) = K b (C s [NH + 4 ]) 13

..... (6) Substitusi persamaan tersebut, persamaan (2), (4), dan (6) ke dalam charge balance relation (3) diperoleh: ph = ½ pk w - ½ pk b - ½ log C s B.3.4 Garam dari basa lemah dan asam lemah NH 4 OAc NH + 4 + H 2 O OAc - + H 2 O NH 4 + + OAc - NH 4 OH + H + HOAc + OH - [H + ] vs [OH - ] Sifat larutan tergantung dari harga K a dan K b Perhitungan ph dapat dilakukan dengan pendekatan matematika sebagai berikut: 14

1. Dari konsep kesetimbangan larutan: NH 4 OAc NH + 4 + H 2 O NH 4 + + OAc - NH 4 OH + H +.....(1) OAc - + H 2 O HOAc + OH -...(2) H 2 O H + + OH -......(3) 2. Dari konsep hubungan keseimbangan muatan: [NH + 4 ] + [H + ] = [OAc - ] + [OH - ].....(4) 3. Dari konsep hubungan keseimbangan massa: [NH 4 OH] + [NH + 4 ] = C s.....(5) [HOAc] + [OAc - ] = C s....(6) Substitusi persamaan (5) ke persamaan (1) diperoleh: K b (C s [NH + 4 ]) = [NH + 4 ][OH - ]...(7) Substitusi persamaan (6) ke persamaan (2) diperoleh: K a (C s [OAc - ]) = [H + ][OAc - ]...(8) Substitusi persamaan (3), (7), dan (8) ke dalam charge balance relation (4) diperoleh: 15

ph = ½ pk w + ½ pk a - ½ pk b C. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Ilmu kimia merupakan suatu cabang ilmu yang di dalamnya mempelajari bangun (strukutur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Salah satu ilmu dalam kimia adalah kimia teori, dimana metode matematika yang dikombinasikan dengan hukum dasar fisika akan dapat menjelaskan suatu proses kimia yang bersangkutan 2. Model matematik seringkali digunakan untuk mempelajari fenomena alam nyata termasuk bidang kimia yang kompleks dengan cara analisis, serta untuk menyelidiki hubungan antara parameter yang mempengaruhi fungsi sistem dalam proses yang kompleks. 3. Model matematika mewakili idealisasi dan simplifikasi realitas, yakni model tersebut sering mengabaikan detail dari proses alam dan menfokuskan pada manifestasi intinya. 4. Dari pemodelan matematika dapat ditentukan ph dari asam dan basaa kuat, asam dan basa lemah, larutan buffer dan larutan garam. 16

Daftar Pustaka Cooper,L., Bhat,U.N.,dan LeBlanc,L.J., 1977, Introduction to Operation Research Models, W.B.Saunders Company, Philadelphia Mananoma, Tiny dan Soetopo, Widandi, 2008, Pemodelan Sebagai Sarana Dalam Mencapai Solusi Optimal, Jurnal Teknik Sipil FT-UGM Volum No.3, Juni 2008, yogyakarta Narsito, 2010, Ionic Equilibria In Aqueous Solution, Jurusan Kimia FMIPA UGM, Yogyakarta Permana, Irvan, 2009, Memahami K imia SMA/MA, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta Roy Hollands, 1995, Kamus Matematika, Erlanga, Jakarta The Liang Gie, 1999, Filsafat Matematika, Pusat Belajar Ilmu Berguna, Yogyakarta 17