PENGEMBANGAN PROTOTYPE KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS CASE BASED REASONING BAGI PENINGKATAN AKSESIBILITAS UMKM DALAM PERMODALAN USAHA

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TOOLS UNTUK PENGELOLAAN PENGETAHUAN PERBAIKAN MODUL CATU DAYA TELEKOMUNIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadikan suatu informasi tersebut berguna bagi setiap individu yang

Perancangan Alat Pengemasan Tempe dengan Pendekatan QFD,FAST, dan PUGH untuk Peningkatan Produktivitas dan Kualitas

PERANCANGAN SISTEM INFOR- MASI REKRUTMEN DAN SELEK- SI KARYAWAN BERBASIS WEB DI PT. QWORDS COMPANY INTER- NATIONAL

Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm

ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

Gambar 7. Tahapan Proses penelitian

RANCANGAN CASE-BASED REASONING MENGGUNAKAN SORENSON COEFFICIENT

BAB I PENDAHULUAN. yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998

Tabel 3. 4 Hasil kuesioner permasalahan pada aplikasi JC147

PURWARUPA PEMBELAJARAN MANDIRI SISTEM APLIKASI AKUNTANSI UMKM BERBASIS WEB DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MASYARAKAT JAWA TENGAH

Gambar 4.22 Layar Tambah Instruktur Admin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam

SISTEM PAKAR PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS WEB DENGAN METODE CASE BASED REASONING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PERKUATAN MODAL BERGULIR BAGI KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (KUMKM) PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil rancangan dari

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL

SISTEM ADMINISTRASI KOPERASI SIMPAN PINJAM KOPKAR SEJAHTERA UPY MENGGUNAKAN MULTI INTERFACE. Oleh: MUHAMMAD NASHIR 1 AHMAD RIYADI 2 ABSTRAK

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BPK-RI BERDASARKAN BAKU MUTU ISO 9001:2000

DOKUMEN SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PEMESANAN ONLINE PENGGUNAAN LAPANGAN FUTSAL UNTUK GOOL FUTSAL SURABAYA

Software User Manual. E-Learning. Panduan Bagi Dosen dan Mahasiwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ratna Kencana Ekasari LOGO.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat dalam segala bidang. Banyak perusahaan besar atau instansi

PENERAPAN CASE BASED REASONING DALAM MENDUKUNG PENYELESAIAN KASUS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X CASED BASED REASONING UNTUK PEMILIHAN KEGIATAN ORGANISASI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility

PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TOOLS UNTUK PENGELOLAAN PENGETAHUAN PERBAIKAN MODUL CATU DAYA TELEKOMUNIKASI

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO APLIKASI KONVERSI XML DATABASE SKRIPSI BERBASIS WEB. Rizky Yandhika.

SISTEM PENGELOLAAN FILE-FILE PROYEK BERBASIS WEB PADA PT. MITRA INTI PRANATA

Implementasi Knowledge Management System Menggunakan ASP.NET ( Divisi IT PT. MNC Finance )

PERANCANGAN APLIKASI KONSELING MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING. Syaiful Hendra 1*, Sri Kusumadewi 2

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menunjukkan aplikasi persewaan buku yang telah berjalan dan dapat

PERANCANGAN MANAJEMEN PENGETAHUAN TEKNIK PEMASANGAN TIANG LISTRIK TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING

E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN BOOTSTRAP FRAMEWORK SKRIPSI. Disusun oleh : ISHA SINETRIA PRIBADI NPM

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN USER MANUAL. Sistem Informasi Deputi Bidang Pembiayaan

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

PERBAIKAN UNSTRUCTURED DATABASE SISTEM PEMBELIAN PT. X UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN LOGISTIK DALAM PENANGANAN BENCANA

MANAJEMEN INTERNET CONTENT DAN INTEGRASI APLIKASI UNTUK MENDUKUNG ENTERPRISE INFORMATION PORTAL EKSEKUTIF

APLIKASI WAREHOUSE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP & MYSQL

PENENTUAN PRIORITAS TERHADAP TUGAS OPERATOR PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

APLIKASI PEMBERIAN KREDIT PADA BANK KALBAR PEMANGKAT MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING

SISTEM INFORMASI PEGAWAI BERBASIS WEB DENGAN METODE WATERFALL PADA SMA AISYIYAH 1 PALEMBANG

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. merancang tampilan e-commerce. Dengan fitur-fitur yang sederhana seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menyelengarakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN...

Kata kunci: Case based reasoning, repository, intra.gmf-aeroasia.co.id/jobcard

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Rancang Bangun Aplikasi Perangkat Bergerak Layanan Pemesanan Barang (Studi Kasus Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya )

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia informasi juga menyebabkan cepatnya pertumbuhan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN KATALOG ONLINE LAYANAN JASA BERBASIS WEB SEBAGAI MEDIA PERIKLANAN PENYEDIA LAYANAN JASA

dapat diakses melalui salah satu menu yang berkaitan dengan komponen pada halaman administrator.

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENYEWAAN MOBIL PADA RENTAL BERBASIS WEB

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Kepegawaian Pada Kantor Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Provinsi Papua Berbasis Web

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB III DATA METODE PENELITIAN. berupa perangkat keras dan perangkat lunak. a. Sistem operasi windows 8.1.

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Use Case Diagram dan Activity Diagram. Selain itu juga pada analisis ini akan

Rancang Bangun Aplikasi Kurikulum Untuk Mendukung Manajemen Mutu Belajar Mengajar Perguruan Tinggi Studi Kasus ITS

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN CLOUD COMPUTING PADA WEBSITE PEMESANAN KAMAR KOST DENGAN MODEL LAYANAN SOFTWARE AS A SERVICE

Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pelaporan Proyek Pada PT Icon Indonesia

TUGAS KELAS PTIK 03 REKAYASA PERANGKAT LUNAK SRS SISTEM KOPERASI SIMPAN PINJAM RAHMATANG PTIK 03 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

SISTEM BERBASIS KASUS UNTUK PENANGANAN MAHASISWA BERMASALAH (STUDI KASUS : TEKNIK INFORMATIKA UII)

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA MMT-ITS DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL, KANO DAN QFD

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga kesehatan pemerintah yang memberikan jasa pelayanan kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN WEBSITE PADA PT. TIRTA TAMA BAHAGIA (STUDI KASUS : 83 PELANGGAN DI JAKARTA BARAT)

Case-Based Reasoning Untuk Diagnosa Penyakit Respirologi Anak Menggunakan Similaritas Simple Mathcing Coefficient

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

PERANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

BAB I PENDAHULUAN. Social network (Media Sosial) adalah layanan media informasi di internet maka dari

Transkripsi:

PENGEMBANGAN PROTOTYPE KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS CASE BASED REASONING BAGI PENINGKATAN AKSESIBILITAS UMKM DALAM PERMODALAN USAHA Ikang Achmad Mubarok, Naning Aranti Wesiani, dan Ahmad Rusdiansyah Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60 E-mail: ikang_ieits@yahoo.com ; wessiani@ie.its.ac.id ; arusdianz@gmail.com Abstrak Peningkatan kiprah UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) didalam perekonomian negara dirasa semakin penting. Namun salah satu kendala yang seringkali dihadapi UMKM dalam memperbesar usahanya adalah keterbatasan modal usaha walaupun seringkali pemerintah maupun lembaga keuangan menawarkan kredit-kredit khusus yang bisa dimanfaatkan oleh UMKM. Akan tetapi karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam menghadapi permasalahan permodalan membuat UMKM tidak memiliki aksesibilitas yang cukup dalam mendapatkan modal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan sebuah Knowledge Management System (KMS) yang bisa diakses secara luas oleh para pelaku UMKM dengan harapan mampu meningkatkan aksesibilitas UMKM dalam permodalan usaha. Perumusan isi dari KMS tersebut utamanya didapatkan dari mencari solusi permasalahan yang timbul mengenai permodalan usaha dengan mendapatkan kembali kasus-kasus yang telah ada dan yang memiliki kemiripan atau pada konsep Knowledge Management disebut sebagai metode Case Based Reasoning. Selain itu, karena keluaran dari penelitian ini berupa sistem berbasis aplikasi web, maka dalam mendesain tampilan sistem digunakan metode QFD (Quality Function Deployment) agar mampu menterjemahkan kebutuhan pengguna. Harapannya keberadaan KMS ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh UMKM guna meningkatkan peranan dan kontribusinya dalam perekonomian negara. Kata kunci : Knowledge Management System, Case Based Reasoning, Quality Function Deployment, UMKM, Permodalan Usaha I. PENDAHULUAN Peran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian negara dari waktu ke waktu sangat dirasa penting untuk ditingkatkan. Didalam krisis perekonomian yang pernah menghantam Indonesia tahun 997-200 telah memberikan pembuktian nyata bahwa sektor UMKM jauh lebih handal didalam menghadapi krisis dibandingkan perusahaan besar yang terpaksa melakukan PHK terhadap ribuan karyawannya. Melihat peran strategis tersebut, maka akan sangat disayangkan jika sektor UMKM tidak dikelola dan diberdayakan secara optimal oleh pemerintah. Berdasarkan data yang ada, dapat dikatakan bahwa UMKM menjadi tumpuan dan harapan bagi perkembangan perekonomian negara, akan tetapi para pelaku UMKM itu sendiri seringkali menghadapi kendala dalam mengembangkan usaha mereka. Berikut ini merupakan informasi lain yang menjelaskan permasalah yang dihadapi oleh UMKM. Kendala tersering UMKM yang ada di lapangan yaitu mengenai keterbatasan aksesibilitas UMKM terhadap sumber-sumber dana untuk memperoleh hingga memperbesar modal []. Dalam pemberdayaanny, KUMKM masih dihadapkan pada berbagai kendala dan permasalahan yang memerlukan solusi atau pemecahannya terutama berkaitan dengan masih lemahnya aksesibilitas KUMKM terhadap sumberdaya produktif, seperti permodalan [2]. Dari berbagai kendala yang dihadapi dalam pengembangan atau pemberdayaan UMKM, masalah kesulitan akses terhadap permodalan merupakan salah satu masalah yang selama lebih dari tiga puluh tahun belum dapat dipecahkan [3]. Permasalahan utama yang dihadapi UMKM, diantaranya ialah sulitnya mengakses kepada pelayanan permodalan [4]. Permasalahan yang paling sering timbul dalam usaha pengembangan pada sebagian besar UMKM salah satunya adalah lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur modal tersebut [5]. Pada penelitian ini, yang menjadi pembahasan atas permasalahan yang sering dihadapi oleh pihak UMKM adalah mengenai aksesibilitas terhadap permodalan usaha. Hal ini bisa disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka terhadap penanganan permasalahan permodalan baik itu pada saat pengajuan modal, pemenuhan persyaratan dan pengelolaan modal. Salah satu kebutuhan yang dirasa cukup penting dan mendesak untuk menangani permasalahan diatas adalah keberadaan suatu Knowledge Management System (KMS) yang diwujudkan melalui media website atau suatu portal yang bisa diakses oleh para pelaku UMKM yang khusus dirancang guna meningkatkan aksesibilitas UMKM dalam permodalan usaha. Media tersebut dipilih karena dimasa yang akan datang teknologi

2 informasi akan menjadi kebutuhan utama bagi pelaku UMKM [6]. Knowledge management adalah sebuah proses yang membantu suatu organisasi dalam mengidentifikasi, memilih, mengatur, menyebarkan, dan mentransfer informasi penting dan keahlian yang merupakan bagian dari memori organisasi [7]. Upaya dalam menciptakan suatu knowledge management system (KMS) tersebut juga akan mendukung peraturan pemerintah UU RI no.20 tahun 2008 tentang UMKM bab V penumbuhan iklim usaha pasal 0 aspek informasi usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat () huruf c [8]. Melalui rancangan sistem ini, para pelaku UMKM dapat memperoleh berbagai informasi dan data terkait dengan kasus-kasus permodalan serta beberapa program pemerintah maupun lembaga keuangan tentang bantuan modal usaha beserta dengan deskripsi, persyaratan maupun informasi penting lainnya. Selain itu didalam sistem tersebut akan ada semacam media sharing informasi antar UMKM baik itu mengenai brainware, software maupun hardware yang dapat menunjang aktifitas atau operasional UMKM dengan harapan mampu meningkatkan kapabilitas UMKM sehingga dapat meningkatkan aksesibilitasnya terhadap permodalan usaha. Perumusan isi dari KMS ini utamanya didapatkan dari mencari solusi permasalahan yang timbul dalam kasus permodalan usaha dengan mendapatkan kembali kasus-kasus yang telah ada dan yang memiliki kemiripan atau pada konsep knowledge management disebut sebagai metode case based reasoning. Secara dinamis, KMS ini pun akan terus di-update termasuk didalamnya terdapat expert yang akan berperan dalam penggunaan sistem pakar sebagai narasumber dengan menggunakan informasi serta pengalaman yang dimiliki sebagai pelaku lembaga pemerintahan yang bertugas untuk menangani permasalahan UMKM yang dihadapi khususnya dalam hal permodalan usaha. Harapannya, keberadaan KMS ini pada akhirnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh UMKM guna meningkatkan peranan dan kontribusinya dalam perekonomian negara. Batasan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, penelitian ini dilakukan pada sepuluh kampung usaha unggulan binaan Disperdagin Kota Surabaya, merupakan rancangan prototype knowledge management system bagi UMKM dalam permasalahan aksesibilitas terhadap permodalan usaha, responden di kategorikan menjadi dua elemen antara lain expert (berasal dari Disperdagin), pengelola UMKM (pelaku usaha sepuluh kampung unggulan), responden yang mengisi kuisioner atau diwawancarai harus dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi. Sedangkan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam menjawab pertanyaan dan memberikan penilaian, responden berpikir rasional dan objektif. II. METODOLOGI PENELITIAN II. Tahap Identifikasi Pada tahapan ini akan dilakukan proses identifikasi terhadap penelitian yang akan dilakukan meliputi studi literatur, studi lapangan, proses identifikasi dan perumusan masalah, serta identifikasi metode analisis penelitian. II.2 Tahap Eksplorasi Knowledge dan Perancangan Sistem Tahap ini merupakan tahap dilakukannya pemenuhan terhadap kebutuhan knowledge dalam sistem dan melakukan perancangan sistem. II.2. Eksplorasi Knowledge Tahap ini dimulai dengan mengidentifikasi aktoraktor yang ada dalam sistem antara lain expert, knowledge worker dan knowledge developer. Setelah itu akan dilakukan pendataan terhadap kendala permodalan usaha yang dihadapi oleh objek amatan. Data tersebut diperoleh melalui wawancara dengan para pelaku usaha objek amatan. Setelah permasalahan telah terkumpul maka dilakukan identifikasi knowledge penanganan masalah dari pihak expert untuk dijadikan kasus awal dalam sistem. II.2.2 Case Based Reasoning Metode Case Based Reasoning adalah proses dalam mengingat suatu kasus lampau, lalu menggunakannya kembali dan mungkin mengadaptasikannya dalam kasus baru [9]. Case based reasoning memiliki beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah proses retrieve yaitu pencarian knowledge penanganan permasalahan UMKM objek amatan mengenai permodalan usaha. Task ini dimulai dengan pendeskripsian satu atau sebagian masalah dan berakhir apabila telah ditemukan knowledge penanganan yang paling sesuai. Caranya dengan menggunakan uji similaritas untuk satu kasus baru yang ingin dicari solusinya, lalu akan dilakukan pencocokan dengan dua puluh empat kasus yang dijadikan initial knowledge pada sistem repositori dengan cara melakukan perhitungannya sampai didapatkan nilai similaritas. Perhitungan dilakukan secara manual dan perlu dilakukan karena akan dijadikan pembanding dengan hasil yang ditunjukkan oleh sistem repositori nantinya. Tahap berikutnya adalah reuse yaitu menggunakan kembali knowledge tersebut sebagai solusi dari masalah yang timbul. Tahap berikutnya adalah revise, dimana dalam menangani perkembangan permasalahan baru maka repository akan beradaptasi dengan solusi baru yang sesuai dan meninjau kembali kesesuaian solusi tersebut atas permasalahan. Apabila solusi tersebut sesuai dengan permasalahan yang baru, maka solusi tersebut akan diverifikasi terlebih dahulu oleh seorang expert dan selanjutnya dimasukkan dalam case based sebagai proses retain atau menyimpan bagian-bagian dari pengalaman tersebut yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah di waktu yang akan datang. II.2.3 Perancangan Prototype Knowledge Management System Pada tahap ini akan dilakukan perancangan sistem yang berbasis aplikasi web sebagaimana yang menjadi target luaran dari penelitian ini. Perancangan diawali dengan menentukan entitas-entitas dalam sistem lalu dilakukan identifikasi kebutuhan sistem berdasarkan pada kebutuhan setiap entitas. Setelah itu dilakukan penentuan hak akses pengguna sistem beserta alur operasionalnya masing-masing agar sistem dapat berjalan secara efektif. Pada penelitian ini, juga diterapkan konsep QFD (Quality Function Deployment) untuk menentukan kebutuhan akan tampilan sistem bagi pengguna agar hasil rancangan mampu menjadi user friendly.

3 Akhir pada tahap ini adalah melakukan evaluasi terhadap sistem khususnya terhadap penerapan metode Case Based Reasoning dan Quality Function Deployment yang digunakan dalam penelitian. II.3 Tahap Analisis dan Intepretasi Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis kondisi eksisting, analisis serta evaluasi implementasi sistem, dan analisis penggunaan konsep QFD dalam perancangan tampilan sistem. Sedangkan interpretasi dimaksudkan untuk menjelaskan dan memahami data secara lebih detail dibandingkan dengan teori yang telah didapatkan sebelumnya sebagai modal utama untuk melakukan evaluasi dan perbaikan. II.4 Tahap Kesimpulan dan Saran Pada tahap ini akan dilakukan penarikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta memberikan saran bagi penelitian selanjutnya. III. EKSPLORASI KNOWLEDGE III. Permasalahan Permodalan Berdasarkan hasil brainstorming dengan expert dan melihat kondisi lapangan, permasalahan mengenai permodalan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian antara lain permasalahan pengajuan modal, permasalahan pemenuhan persyaratan dan permasalahan pengelolaan modal. III.2 Identifikasi Permasalahan UMKM Objek Amatan dalam Permodalan usaha Berikut ini adalah contoh kendala yang dialami oleh salah satu UMKM objek amatan berdasarkan kategori permasalahan permodalan yang telah didefinisikan sebelumnya (tabel ). Tabel Contoh Kendala UMKM Objek Amatan IDENTIFIKASI PERMASALAHAN NAMA UMKM NO Pengajuan Modal Pemenuhan Persyaratan Pengelolaan Modal Kampung Paving 2 Tidak mengetahui prosedur peminjaman mulai dari pengajuan hingga pencairan Ketidakjelasan status dana hibah Tidak berani mengajukan kredit karena tidak ada jaminan Bunga terlalu tinggi Pembukuan keuangan usaha tercampur dengan urusan rumah tangga Di fasilitasi alat produksi oleh disperindag tetapi tidak ada modal untuk bahan baku, kenapa tidak dialirkan modal saja Berharap adanya perantara yang Persyaratan pengajuan Sistem pembayaran yang menyulitkan 3 dapat memfasilitasi dalam proses pinjaman yang relatif banyak bagi pelaku usaha kecil peminjaman modal Berdasarkan pengumpulan informasi kendala tersebut, diketahui bahwa masing-masing kategori memiliki berbagai kendala yang berbeda. Selanjutnya adalah penentuan permasalahan yang dilakukan dengan mencari suatu kata kunci permasalahan yang dapat representatif terhadap berbagai kendala yang sejenis untuk masing-masing kategori. Berikut ini contoh penentuan permasalahan beserta kode masing-masing yang kemudian akan digunakan untuk mempermudah dalam perancangan sistem (tabel 2). Tabel 2 Contoh Kodifikasi Penentuan Permasalahan III.3 Identifikasi Knowledge Penanganan Permasalahan Pada bagian ini, akan dipaparkan knowledge penanganan berupa solusi expert terhadap berbagai permasalahan dalam bentuk kumpulan kasus permodalan dari objek amatan.kasus permodalan usaha yang didapatkan berjumlah 24 kasus yang akan menjadi kasus awal dalam sistem.berikut merupakan contoh salah satu kasus permodalan usaha dalam sistem (tabel 3). Kategori Kendala yang dialami Permasalahan Solusi Kategori Kode Kendala yang dialami Kode Permasalahan Kode Pengelolaan Modal Tabel 3 Contoh Kasus Permodalan KASUS 3 Pengajuan Modal Tidak ada perantara yang dapat memfasilitasi dalam proses peminjaman modal Perantara Proses Peminjaman Disperdagin telah menyediakan tenaga pendamping untuk membantu kelompok usaha yang salah satunya sebagai perantara dalam proses peminjaman Fasilitas tersebut diberlakukan untuk kelompok usaha, bukan untuk pelaku usaha secara perorangan Bagi kelompok usaha yang menginginkan program pendamping tersebut dapat mengajukan langsung ke Disperdagin kota Surabaya III.4 Case Based Reasoning Perhitungan nilai similaritas, yaitu perhitungan dengan cara menentukan kesamaan dari index yang diinputkan dengan cara, kasus yang dijadikan acuan dikalikan dengan bobot dari index tersebut. Rumus umumnya yaitu: ssssssssssssssssssss = KP3 Pembukuan keuangan usaha tercampur dengan urusan rumah tangga (bbbbbbbbbb nnnnnnnnnn ssssssssssssssssssss) jjjjjjjjjjh bbbbbbbbbb Nilai bobot ini diberikan sebagai gambaran seberapa penting index tersebut dalam penentuan solusi dari kasus yang sama. Index yang dimiliki oleh tiap-tiap kasus antara lain kategori dan kendala yang dialami. Untuk keduanya, memiliki nilai bobot 6 yang artinya adalah index ini sangat menentukan jenis permasalahan.tahap selanjutnya setelah penentuan bobot adalah penentuan tingkat similaritas dari tiap-tiap index. K33 Tidak memiliki pembukuan K34 keuangan Sistem pembayaran yang menyulitkan bagi pelaku usaha K35 kecil Tidak mengetahui peran Bank Indonesia dalam proses pinjaman modal ke bank Masuk ke dalam daftar hitam Bank Indonesia Tidak mengetahui konsekuensi apabila pinjaman tidak terbayar Pendapatan tidak pasti sehingga khawatir pinjaman tidak terbayar K36 K37 K38 K39 Pembukuan Keuangan Sistem Pembayaran Peran Bank Indonesia Pinjaman Tidak Terbayar P2 P22 P23 P24

4 IV. PERANCANGAN PROTOTYPE KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM IV. Perancangan Sistem Repository Pada penelitian ini yang akan berperan sebagai expert dan admin adalah pihak Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya selaku salah satu lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan UMKM. Sedangkan user adalah kesepuluh pelaku UMKM objek amatan. Berikut ini adalah daftar kebutuhan sistem beserta penjelasan keterangan mengenai hak akses masing-masing entitas (tabel 4). Tabel 4 Kebutuhan Fungsional Sistem Kebutuhan Sistem Menu Log In Menu Profile Menu Pencarian Menu Forum Konsultasi Menu Download Menu Berita/Artikel Menu Informasi UMKM Menu Approval Menu Pengaturan Pengguna Menu Kontak Menu Log Out Keterangan Fungsi untuk expert dan admin memasukan user id dan password saat log in Tampilan yang menjelaskan profil dari website Fungsi bagi setiap pengguna dalam mencari peluang akses modal yang tersedia dan fungsi bagi expert untuk menambah, menghapus, merevisi informasi akses modal Fungsi bagi pengguna untuk menemukan solusi permasalahan dengan mencari kasus-kasus terdahulu yang sejenis dan fungsi bagi expert untuk menambah, menghapus, merevisi kasus Media forum komunikasi antar pengguna dengan expert untuk melakukan tanya jawab mengenai permasalahan yang belum termuat dalam data case Media sharing data file (.doc,.pdf,.xls,.jpeg) yang dapat di lihat, upload, dan download oleh setiap pengguna Media sharing berita/artikel (.doc) yang dapat dilihat dan diupload oleh setiap pengguna Media sharing resource information antar UMKM melalui masing-masing profil UMKM Fungsi bagi expert untuk menyetujui pertanyaan dan jawaban pada menu forum konsultasi online, resource information, berita/artikel, solusi baru dalam kasus permodalan, data file pada menu download yang akan ditampilkan dalam sistem Fungsi bagi admin untuk melakukan input dan edit user Fungsi bagi setiap pengguna untuk melihat contact person dalam sistem ini agar dapat dihubungi secara langsung diluar sistem Fungsi bagi setiap pengguna untuk log out dari account masing-masing dalam sistem IV.2 Quality Function Deployment QFD dapat didefinisikan sebagai konversi permintaan customer ke dalam quality characteristic dan pengembangan suatu rancangan akhir produk (finished product) secara sistematis yang didapat dari hubungan antara permintaan konsumen dengan karakteristik produk untuk tiap komponen dan proses yang nantinya akan dilakukan [0]. Tahapan yang akan dilakukan pada penerapan konsep QFD ini secara umum terdiri dari tahap pengumpulan Voice of Customer, tahap penyusunan HOQ (House of Quality) dan tahap analisis dan implementasi berupa penyusunan konsep. Atribut tampilan sistem yang digunakan antara lain estetika, kemudahan penggunaan, pembaharuan informasi, interaktif, kelengkapan informasi, ketepatan informasi dan ketersediaan. Tabel 5 Rekapitulasi Kuisioner Responden No Atribut 2 3 4 5 6 7 8 9 0 Average Estetika 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3.6 2 Kemudahan Penggunaan 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.9 3 Pembaharuan Informasi 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3.3 4 Interaktif 4 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3. 5 Kelengkapan Informasi 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3.7 6 Ketepatan Informasi 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3.8 7 Ketersediaan 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 IV.2.2 House of Quality HOQ (House of Quality) merupakan sebuah matrix yang digunakan dalam QFD yang mana matrix tersebut menampilkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh customer (Voice of Customer) serta respon teknis dari pihak penyusun untuk dapat mewujudkan keinginan dan kebutuhan tersebut []. Berikut ini merupakan respon teknis dari setiap atribut (tabel 6) yang akan diolah pada HOQ. Tabel 6 Respon Teknis dari Setiap Atribut No 2 3 4 5 6 7 Atribut Estetika Kemudahan Penggunaan Pembaharuan Informasi Interaktif Kelengkapan Informasi Ketepatan Informasi Ketersediaan Respon Teknis Penggunaan angka Penggunaan warna Sistem keamanan jaringan Concurrency Network Intensiveness Sistem keamanan jaringan Berdasarkan hasil HOQ, dari kedelapan respon teknis tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan prinsip pareto untuk mendapatkan pilihan respon teknis yang akan menjadi pedoman perancangan tampilan sistem. Respon teknis terpilih antara lain penggunaan text, penggunaan bahasa pada interface software, desain layout umum dan penggunaan warna. IV.2. Voice of Customer Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil pengisian kuisioner pada tahap voice of customer (tabel 5). IV.2.3 Penyusunan Konsep

5 Hasil dari penyusunan konsep ini akan menjadi pedoman dalam perancangan tampilan sistem. Penyusunan konsep dilakukan berdasarkan respon teknis yang telah ditentukan dari hasil penyusunan HOQ. Berikut adalah contoh penyusunan konsep dari respon teknis penggunaan text (tabel 7). Tabel 7 Penyusunan Konsep No Respon Teknis No Konsep Ide Pesan yang diberikan harus singkat dan jelas 2 Pesan tersebut harus sederhana, spesifik, komprehensif, dan jelas Desain dari detail informasi 3 berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman pengguna 4 Menyampaikan pesan dengan persetujuan pihak yang berhubungan Pesan harus bersifat konstruktif 5 (membangun) dan tidak mengkritisi Pesan harus menunjukkan bahwa 6 pengguna berada dalam alur yang benar Menggunakan pesan yang konsisten 7 sesuai dengan pilihan tindakan yang diambil 8 Menghindari penggunaan kalimat negatif 9 Menggunakan penggunaan kata atau istilah secara konsisten IV.3 Perancangan Tampilan Sistem Perancangan tampilan sistem dilakukan pada setiap menu yang menjadi kebutuhan pada masing-masing entitas. Dasar bagi peneliti dalam melakukan perancangan tampilan ini adalah menggunakan respon teknis beserta konsep ide yang merupakan hasil dari penggunaan metode QFD (Quality Function Deployment). Penentuan konsep ide dilakukan melalui brainstorming dengan pihak expert dan pendekatan prinsip HCI (Human Computer Interaction) [2]. IV.4 Evaluasi Perancangan Prototype Knowledge Management System Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara kerja sistem berdasarkan fungsi dari CBR (Case Based Reasoning) apakah sudah bisa memenuhi siklus CBR yaitu retrieve, reuse, revise, retain. Setelah itu akan dilakukan evaluasi tampilan sistem dari perspektif pengguna untuk menguji hasil penggunaan konsep QFD melalui kuisioner. Hasil dari evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem dapat memenuhi kriteria dari setiap siklus CBR dan calon pengguna menyatakan bahwa sistem telah memenuhi setiap kriteria dalam pertanyaan yang disajikan pada kuisioner. V. ANALISIS DAN INTEPRETASI V. Analisis Kondisi Eksisting Kondisi existing merupakan kondisi sebelum diimplementasikannya sistem yang menjadi target luaran penelitian ini. Selama penelitian ini berlangsung, fakta dilapangan menunjukan bahwa permasalahan yang terpenting adalah mengenai ketidaktahuan para pelaku usaha terhadap informasi-informasi yang berkembang mengenai permodalan usaha, sehingga para pelaku usaha terutama sektor usaha kecil merasa sulit untuk menyelesaikan masalah tersebut secara mandiri. Disisi lain, pihak pemerintah sebenarnya teleh mengupayakan sedemikian rupa untuk membantu segala macam permasalahan yang salah satunya mengenai permodalan.pemerintah merasa kesulitan untuk mengakomodir seluruh permasalahan yang dialami oleh para pelaku UMKM yang jumlahnya sangat banyak apabila harus mengadakan penyuluhan satu per satu berhubung tenaga kerja yang dimiliki terbatas. Pada saat ini, Disperdagin belum memiliki media untuk sharing pengetahuan dengan para pelaku UMKM binaan terlebih dengan UMKM yang belum menjadi binaannya. Mekanisme yang digunakan adalah dengan melakukan rapat evaluasi mingguan dengan para pendamping UMKM. Dalam rapat tersebut baru akan terjadi proses transfer knowledge antar para pendamping maupun dengan staff Disperdagin selaku expert. Para pendamping akan melemparkan pertanyaan pada forum tersebut apabila UMKM binaannya mengalami suatu kasus permasalahan. Hasil dari pembahasan tersebut selanjutnya akan disampaikan para pendamping kepada pelaku UMKM yang bersangkutan. Setelah pembahasan kasus permasalahan selesai dan menemukan solusi yang tepat, tidak ada prosedur standar untuk mendokumentasikan kasus tersebut. Sehingga mungkin saja ketika kasus tersebut terulang, tidak semua pendamping UMKM memiliki catatan mengenai solusi penanganannya. V.2 Analisis dan Evaluasi Implementasi Sistem Pada penelitian ini, akan dibuat suatu rancangan sistem yang dapat membantu para pelaku UMKM secara langsung melakukan pencarian solusi penanganan terhadap kendala-kendala yang mereka alami. Solusi penanganan yang termuat dalam sistem merupakan hasil dokumentasi dari kasus-kasus yang terdahulu sehingga dapat dimanfaatkan kembali pada kasus-kasus yang akan datang. Selain itu, sistem ini berbasis aplikasi web sehingga dapat diakses oleh siapapun dan kapanpun selama terdapat koneksi internet. Sistem ini berisi berbagai pilihan menu mengenai informasi permodalan dan hal-hal lain yang terkait. Menu utama dalam sistem ini adalah menu pencarian dan forum konsultasi. Pada menu pencarian terjadi transfer knowledge dari tacit knowledge ke explicit knowledge yang disebut externalization dan menu forum konsultasi sebagai sarana knowledge sharing antar pelaku UMKM dan expert, dalam siklus KMS proses ini disebut socialization yaitu perubahan dari tacit knowledge ke tacit knowledge. Pada sistem ini juga disediakan informasi tentang berita/artikel, download data dan profil UMKM, proses ini disebut combination yaitu merubah eksplisit ke eksplisit dengan tampilan yang lebih baik. Dengan memahami pengetahuan yang ditampilkan dalam sistem harapannya akan terjadi transfer knowledge pada pengguna dari explicit knowledge ke tacit knowledge, dalam KMS proses ini disebut internalization. Secara garis besar berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan dari sistem usulan, Kelebihan dari sistem tersebut antara lain, a) Mampu menyimpan knowledge secara spesifik dan komperhensif dalam hal permodalan usaha dan mampu menampilkan knowledge yang dibutuhkan secara cepat

6 dengan melakukan pencarian yang terstruktur dalam sistem b) Tersedianya forum konsultasi sebagai sarana diskusi atau sharing knowledge dan konsultasi terhadap kasuskasus permasalahan baru c) Tersedia sharing informasi terkait dengan berita/artikel, profil UMKM, data/file pendukung mengenai permodalan usaha Kekurangan dari sistem ini antara lain, a) Informasi yang terkandung dalam sistem hanya terfokus pada permodalan usaha sebagaimana topik penelitian ini b) Belum dilakukan integrasi dengan sistem lain yang digunakan oleh lembaga-lembaga lain terutama perihal permodalan usaha VI. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :. Pada penelitian ini telah didaptkan rancangan prototype knowledge management system berbasis case based reasoning yang dapat digunakan untuk solusi penanganan pada berbagai kasus permodalan usaha bagi UMKM dengan melakukan pencarian terhadap atau dengan kata lain menggunakan konsep sistem pakar kasus-kasus terdahulu yang paling mirip atau sesuai 2. Prototype knowledge management system yang telah dirancang telah memenuhi konsep knowledge management system antara lain externalization, socialization, cobination dan internalization 3. Pada prototype knowledge management system yang telah dirancang telah memenuhi beberapa kriteria dalam siklus CBR yaitu retrieve, reuse, revise, retain. 4. Melalui penggunaan metode QFD (Quality Function Deployment), maka perancangan tampilan sistem dapat dilakukan secara efektif berdasarkan kebutuhan pengguna DAFTAR PUSTAKA [] Respita, Elsha Surya. 200. Analisis Dampak Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Perkembangan UMKM dan Penyebab Kendala UMKM dalam Mengakses KUR (Studi Kasus BRI Unit Margonda Depok). Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor [2] Kamarudding, Asep.2005. Himpunan Abstrak Hasil Penelitian Koperasi dan UKM. Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK [3] Panggabean, Riana. 200. Kerjasama Bank, Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Mendukung Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK. [4] Local Governance Support Program. 2009. Praktek-Praktek Yang Baik Dalam Pemberdayaan UKM. Direktorat Jendral Pemerintahan Umum Departemen Dalam Negeri, Jakarta. [5] Setyari. 20. Dinamika Pengembangan UMKM di Indonesia. [6] Mukhyi, Mohammad Abdul,. Mujiyana. 2008. Penerapan Teknologi Sistem Informasi dan Teknologi Tepat Guna Pada Usaha Kecil Menengah. Jawa Barat. Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen. [7] Turban, Efraim dan Linda Volonino. 200. Information Technology for Management. John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd. [8] Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Online). Dapat diakses : www.depkop.go.id/ (terakhir diakses tanggal 25 Mei 202). [9] Watson, Ian. 2003. Applying Knowledge Management. USA: Elseiver. [0] Yulismatun, Friska. 202. Pengembangan Model Integrasi KANO-QFD Untuk Optimasi Kepuasan Konsumen. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS Surabaya. [] Cohen, Lou.995. Quality Function Deployment How to Make QFD Work for You. Addison-Wesley Publishing Company. Canada [2] Wickens C.D. 2004. An Introduction to Human Factor Engineering 2nd Edition [Book]. Person Educational Inc. New Jersey UCAPAN TERIMA KASIH Pada penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kepada Ibu Naning Aranti Wesiani ST., MM., dan Bapak Dr.Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng yang telah membimbing peneliti dalam proses penyelesaian penelitian ini serta segenap pegawai Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dan pelaku usaha dari kesepuluh kampung unggulan Surabaya yang telah memberi dukungan dan membantu kelancaran terselesaikannya penelitian.