BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
|
|
- Farida Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam mendukung inovasi, maka pengetahuan perlu dikelola. Organisasi membutuhkan cara baru untuk mengelola sumber daya pengetahuannya [3]. Pengetahuan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menyelesaikan permasalahan [4]. Pengetahuan merupakan hal yang tidak tampak/tacit. Namun demikian pengetahuan dapat didokumentasikan sehingga berbentuk/explicit menjadi sebuah informasi sehingga bisa dibagikan kepada orang lain. Salah satu cara untuk mengelola pengetahuan adalah melalui Knowledge Management System (KMS) atau pendeknya disebut Knowledge Management (KM). Mamaghani [5] menyebutkan bahwa knowledge management adalah cara-cara yang ditempuh organisasi untuk mendefinisikan, menciptakan, merepresentasikan dan mendistribusikan pengetahuan. Beberapa keuntungan dari knowledge management antara lain meningkatkan performa, koordinasi, kualitas layanan dan produktivitas. Pengetahuan dan knowledge management dalam organisasi merupakan dasar bagi keunggulan kompetitif organisasi tersebut. Portal organisasi (PO) adalah aplikasi berbasis web yang dibangun di atas teknologi intranet suatu organisasi yang yang berfungsi menyediakan akses terhadap informasi dan proses bisnis internal [6], [7]. Dalam beberapa literatur portal organisasi disebut dengan berbagai nama antara lain: corporate portal, intranet portal dan enterprise portal [8] [11]. Pengguna portal organisasi adalah internal organisasi. Guran [6] menyebutkan bahwa portal organisasi memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan cara meningkatkan efisiensi, mendorong pegawai untuk bekerja lebih efektif dengan memanfaatkan corporate portal sebagai sumber pengetahuan. Cloete dan Snyman dalam [9] mengindikasikan bahwa portal organisasi dapat digunakan sebagai infrastruktur pendukung knowledge management. Berbeda dengan sistem informasi tradisional yang memproses informasi dalam 1
2 bentuk record, portal organisasi dapat digunakan untuk berbagi informasi berupa dokumen, konsep, dan permasalahan. Portal organisasi memfasilitasi komunikasi dan interaksi yang dapat digunakan dalam proses pendistribusian informasi [8]. Kementerian Perindustrian telah lama memanfaatkan portal organisasi untuk mendukung kegiatannya. Portal organisasi di Kementerian Perindustrian meruapakan sebuah aplikasi berbasis web yang bernama Intranet. Kusumaningtyas [12] mengatakan kehadiran Intranet di Kementrian perindustrian telah membawa budaya baru bagi organisasi. Dimulai dari aplikasi sederhana pada tahun 2000, Intranet kemudian berkembang dan telah berhasil mengarahkan organisasi Kementrian Perindustrian menjadi lebih lentur dan terbuka. Intranet telah membuka saluran komunikasi baik vertikal maupun horizontal yang telah mendorong peningkatan pertukaran informasi dalam organisasi yang membawa pada munculnya budaya berbagi pengetahuan dalam organisasi. Hal tersebut memberikan sebuah ruang dan kesempatan bagi Kementrian Perindustrian untuk mengimplementasikan knowledge management melalui portal organisasinya yang bernama Intranet tersebut. Contoh penerapan knowledge management dapat diambil dari dalam negeri yaitu di PT Pertamina dan PT Excelcomindo Pratama. Menurut Alim dalam [13] penerapan knowledge management di PT Pertamina telah dimulai pada tahun 2007 dan mendapatkan dukungan resmi dari direkturnya sejak tahun Knowledge Management Pertamina disingkat Komet diluncurkan untuk melestarikan asset berupa pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman operasional yang dimiliki secara individual oleh pemimpin dan pekerja. Pengolahan asset tak berwujud ini penting agar bisa dimanfaatkan untuk menunjang berbagai program terobosan yang terus dilakukan oleh pertamina. Untuk melaksanakan Komet PT Pertamina membentuk struktur pengurus komet yang bertugas menjaga kualitas informasi di Komet. Dalam struktur tersebut terbagi atas tiga tingkatan: 1. Quality Management Korporat, 2. Quality Management Unit, 3. PIC. Struktur pengurus tersebut memiliki tugas menyusun strategi, koordinasi, asistensi penulisan konten, penilaian pencapaian target, serta memfasilitasi forum diskusi. Kegiatan KM di Komet terbagi atas dua jenis yaitu online dan offline. Kegiatan tersebut antara lain: 1. Knowledge center dimana pegawai dapat mencari ataupun berbagi 2
3 informasi, 2. Ask the expert dimana para pegawai dapat mengajukan pertanyan secara spesifik kepada para ahli melalui portal Komet. 3. Community of practice yang bisa dilakukan secara online maupun offline, merupakan kegiatan diskusi berkala oleh kelompok yang memiliki interest yang sama. Komet melakukan penyaringan terhadap repositori pengetahuannya menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Telah teruji secara ilmiah sebagai solusi atas permasalahan, 2. merupakan solusi permasalahan yang diperkirakan akan berulang, 3. dapat dijadikan sebagai solusi bagi permasalahan di tempat lain. Menurut Alim, Pertamina melalui Kometnya telah berhasil mengumpulkan pengetahuan dan mengkategorikannya dalam 21 kategori dan 112 sub kategori. Implementasi knowledge management di PT Excelcomindo telah dikembangkan sejak tahun 2003 [14]. Menurut Kusuma dalam [14] PT Excelcomindo berharap implementasi KM dapat menumbuhkan budaya berpengetahuan di perusahaan. Implementasi tersebut dilatarbelakangi oleh dua motivasi yaitu: 1. Agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, 2. Tingginya tingkat turnover karyawan menuntut perusahaan untuk menjaga pengetahuan kolektif. KM di PT Excelcomindo difasilitasi oleh sistem informasi berbasis web yang dapat diakses oleh karyawan kapanpun dimanapun untuk mencari dan berbagi pengetahuan. Selain itu terdapat juga kegiatan community of practice di mana karyawan yang baru saja selesai pelatihan diminta membagikan ilmunya ke orang lain. PT Excelcomindo tidak membentuk struktur khusus untuk menangani KM di perusahaan, namun menyerahkan kepengurusannya pada tiga orang staffnya. Dua orang mengurusi repository pengetahuan dan satu orang bertugas dalam pengembangan sistem. Implementasi KM PT Excelcomindo telah mendapat penghargaan sebagai peringkat kedua Most Admired Knowledge Enterprise di tahun Kedua contoh di atas merupakan contoh realisasi KM yang dapat digunakan sebagai gambaran bagaimana implementasi KM di Kementerian Perindustrian akan berjalan. KM di Kementerian Perindsutrian dapat digambarkan sebagai kegiatan berbagi pengetahuan melalui fasilitas sistem informasi yang dapat diakses oleh seluruh karyawan kapanpun dan di manapun. Selain itu juga ada kegiatan ask the expert melalui sistem informasi tersebut yang akan diasuh 3
4 oleh sekelompok ahli yang ditunjuk, serta diadakannya kegiatan diskusi baik online maupun offline oleh sekelompok orang dengan interest yang sama yang dinamakan sebagai community of practice. KM juga memerlukan pengurus yang bertugas untuk menjaga kualitas informasi di repositori pengetahuan dengan melakukan filter dan klasifikasi, serta menjalankan program untuk menumbuhkan budaya berbagi pengetahuan. Kesiapan organisasi untuk mengimplementasikan knowledge management atau knowledge management readiness adalah kondisi suatu organisasi dilihat dari beberapa faktor dan apakah kondisi-kondisi tersebut mendukung implementasi knowledge management. Menurut Holt [15], Razi [16] dan Karim [1] faktor yang paling penting dalam KMR adalah kesediaan individu. Kesediaan individu adalah sikap menerima implementasi KM yang ditunjukan oleh kesiapan individu untuk menjalankan proses-proses KM [1]. Kesediaan individu ini kemudian ditopang oleh faktor-faktor pendukung KMR lainnya seperti budaya organisasi, struktur organisasi dan infrastruktur TIK. Evaluasi kesiapan organisasi sebelum mengimplementasikan knowledge management dianggap perlu sebab implemetasi knowledge management menuntut perubahan budaya pada organisasi dan para anggotanya [17], [18]. Untuk meneliti kesiapan organisasi untuk mengimplementasikan knowledge management melaui portal organisasi penulis menggunakan konstruk dari Razi [16] dan Karim [1], [19] dengan sedikit modifikasi pada konstruk TI Infrastructure. Dalam penelitian ini penulis bermaksud meneliti tentang: 1) Kesiapan organisasi kementrian perindustrian untuk mengimplementasikan knowledge management, 2) Kesiapan portal organisasi Kementrian Perindustrian untuk mendukung knowledge management, 3) Pengaruh kesiapan infrastruktur knowledge management terhadap kesediaan individu untuk turut serta dalam proses-proses knowledge management. 1.2 Perumusan masalah Bagi Kementerian Perindustrian yang akan mengimplementasikan knowledge management maka langkah awal yang harus dilakukan adalah mengukur kesiapan organisasi untuk mengimplementasikan knowledge management. Kesiapan organisasi untuk mengimplementasikan knowledge management dari sudut pandang perubahan organisasi dapat diukur dari faktor 4
5 kesediaan individu untuk turut serta dalam proses-proses knowledge management. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran tingkat kesediaan individu di organisasi Kementerian Perindustrian dalam rangka evaluasi kesiapan organisasi untuk mengimplementasikan knowledge management. Selain itu faktor-faktor lain seperti budaya organisasi, struktur organisasi, dan portal organisasi juga turut dievaluasi sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan strategi implementasi knowledge management. 1.3 Keaslian penelitian Atrinawati dan Surendro [20] menggunakan pendekatan Critical Success Factor untuk mengukur kesiapan organisasi untuk mengimplementasikan KM. Ada sepuluh faktor yang digunakan untuk menilai kesiapan organisasi dalam penelitian tersebut yaitu: Leadership, Culture/Structure, Preocesses, Explicit Knowledge, Tacit Knowledge, Knowledge Hubs and Centers, Technology Infrastructure, Measures, People/Skills, Exploitation/Market Leverage. Holt dkk dalam [17] menyatakan bahwa kesiapan organisasi untuk mengimplementasikan KM dapat diukur dari kesiapan organisasi tersebut untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu beliau mengevaluasi lebih dari 30 instrument kesiapan organisasi untuk melaksanakan perubahan. Dari situ Holt menemukan empat faktor yang menurutnya mempengaruhi kesiapan organisasi untuk mengimplementasikan KM. Keempat faktor tersebut adalah: Individual, Context, Content, dan Process. Dalam penelitiannya, Holt berhasil membuktikan bahwa keempat faktor tersebut berpengaruh untuk meningkatkan komitmen dan menurunkan pesimisme individu terhadap implementasi KM. Razi dalam [16] menggabungkan Infrastruktur KM dengan model UTAUT dari Venkatesh [21] dan menghasilkan sebuah model kesiapan organisasi untuk mengimplementasikan KM. Razi menyatakan bahwa instrument Holt [17] belum memasukkan unsur infrastruktur KM, baik yang bersifat fisik seperti TIK dan yang bersifat logika seperti budaya organisasi dan struktur organisasi. Razi mengusulkan agar kesiapan organisasi dilihat dari dua sisi yaitu individu dan organisasi. Sisi organisasi adalah kesiapan infrastruktur pendukung KM yaitu: Budaya Organisasi, Strutktur Organisasi, dan infrastruktur TI. Sisi individu adalah kesediaan individu untuk ikut terlibat dalam proses-proses KM. 5
6 Model Razi [16] tersebut oleh Atatik digunakan dalam penelitiannnya [22] untuk mengevaluasi kesiapan organisasi Biro TI BPK RI. Dari tujuh hipotesis yang diuji terdapat dua yang ditolak, yaitu pengaruh TI terhadap performance expectancy dan pengaruh IKM terhadap sikap reseptif. Atatik menunjukkan bahwa Biro TI BPK RI harus lebih meningkatkan ketersediaan basis data mengenai informasi yang diperlukan dalam menjalankan tugas. Hasil evaluasi ini menunjukan bahwa Biro TI BPK RI sudah siap untuk mengimpelementasikan knowledge management dalam hal sikap reseptif pegawai. Sehingga dari sudut pandang perubahan organisasi kesiapan telah tercapai. Karim [1] mengembangkan sebuah instrument untuk mengukur kesiapan organisasi untuk mengimplementasikan KM. Instrument tersebut mengukur kesiapan dari tingkat kesediaan individu untuk mengikuti atau terlibat dalam proses-proses KM yaitu: 1)Socialization, 2)Combination, 3)externalization, 4)internalization. Karim bersama Razi kemudian menggabungkan instrument ini ke dalam model kesiapan Razi [19]. Dengan jalur yang dimodifikasi, Razi menguji modelnya dengan data empirik [18]. Data diperoleh dari survey di sebuah perguruan tinggi di Malaysia. Dari uji hipotesis yang dilakukan ada beberapa yang tidak terbukti. Hanya tiga konstruk yaitu: 1)budaya organisasi, 2) infrastruktur TIK dan 3) Performance Expectancy yang terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap Kesediaan Individu. Penelitian tentang kesiapan organisasi untuk mengimplementasikan KM melalui portal organisasi belum pernah dilakukan sebelumnya. Untuk meneliti hal tersebut penulis menggunakan model dari Razi [16] dan Karim [1] dengan alasan: 1)model tersebut memandang kesiapan secara utuh dari sisi organisasi dan individu, 2)model tersebut telah memasukkan konstruk infrastruktur KM yang di dalamnya terdapat unsur infrastruktur TIK. Agar sesuai dengan tujuan penelitian, penulis memodifikasi model dan konstruk yang ada terutama infrastruktur TIK agar fokus kepada portal organisasi saja. 6
7 1.4 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kesiapan organisasi Kementerian Perindustrian untuk mengimplementasikan KM. 2. Mengetahui kesiapan Portal Organisasi Kementerian Perindustrian untuk mendukung implementasi KM. 3. Mengetahui pengaruh Infrastruktur knowledge management terhadap persepsi individu terhadap implementasi knowledge management dan terhadap kesediaan individu untuk terlibat dalam proses-proses knowledge management. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Kementerian Perindustrian apabila hendak mengimplementasikan knowledge management. 2. Sebagai bahan studi mengenai knowledge management khususnya yang berbasiskan portal organisasi. 7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Knowledge Management (KM) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1986, dalam konferensi manajemen Eropa yaitu APQC (American Productivity and Quality Center).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciPenentuan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Individu dalam Penerapan Manajemen Pengetahuan di Instansi Pemerintah
Penentuan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Individu dalam Penerapan Manajemen Pengetahuan di Instansi Pemerintah Uki Maharani Pamukti¹, Rudi Hartanto², Wing Wahyu Winarno³ Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi
Lebih terperinciDunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer
Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer Dunamis Organization Services Berdiri sejak tahun 1991, Dunamis merupakan mitra berlisensi dari FranklinCovey - sebuah organisasi global yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan
Lebih terperinciModel Analisis Kesiapan Individu dalam Penerapan Manajemen Pengetahuan di Instansi Pemerintah
Model Analisis Kesiapan Individu dalam Penerapan Manajemen Pengetahuan di Instansi Pemerintah Uki Maharani Pamukti¹, Rudi Hartanto², Wing Wahyu Winarno³ Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi,
Lebih terperinciPenilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology
Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Nur Zahra Afifah 1) Dr. Luciana Andrawina 2) Amelia Kurniawati, ST., MT 3) Program Studi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna
Lebih terperinciBAB I PERSYARATAN PRODUK
BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan dalam era globalisasi terjadi dengan sangat cepat. Kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan(knowledge) semakin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.
Lebih terperinciKnowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ
Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Dimas Setiawan 1, Dana Indra Sensuse 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Indonesia 1 dimas_setiawan.mailbox@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan
-1- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang ditunjang oleh perkembangan teknologi yang pesat, inovasi tiada henti, dan perkembangan pengetahuan menuntut perusahaanperusahaan bersaing
Lebih terperinciStudi Awal Analisis Kesiapan Implementasi Knowledge Management di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang
Studi Awal Analisis Kesiapan Implementasi Knowledge Management di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang Irawan Setiadi 1, Silmi Fauziati 2, Sri Suning Kusumawardani 3 Departemen Teknik Elektro dan
Lebih terperinciPT PLN (PERSERO) EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 024.E/DIR/2012 TENTANG. COMMUNITY OF PRACTICE (CoP) DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO)
PT PLN (PERSERO) EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 024.E/DIR/2012 TENTANG COMMUNITY OF PRACTICE (CoP) DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) I. PENDAHULUAN Sebagai tindak lanjut dari pasal 14 huruf a Keputusan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) berkembang dengan cepat, dan hal ini memberi peluang pemanfaatannya.. Perkembangan tersebut dapat memberi peluang akan inovasi produk atau
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
-33- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah. Pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan atau langkah studi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN Ranc. 070116 0948 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu : 1). Tahap awal, 2). Tahap pengembangan, dan 3). Tahap akhir. Secara singkat tahapan metode penelitian ini dapat dilihat pada
Lebih terperinciKnowledge Management Tools
Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi/teknologi informasi (SI/TI) yang sangat cepat telah membawa dampak yang cukup signifikan hampir pada semua aspek kehidupan, baik pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu teknik yang banyak diminati perusahaan untuk mengelola asset pengetahuannya. Hal ini terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Museum merupakan sebuah tempat pembelajaran yang menampung berbagai macam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum merupakan sebuah tempat pembelajaran yang menampung berbagai macam informasi sesuai dengan kategori koleksi yang dimiliki, seperti koleksi dan proses bisnis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan sumbangan besar terhadap peradaban manusia, salah satunya adalah pada kegiatan bisnis dan organisasi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam pengembangan berbagai aplikasi dan mekanisme berbasis informasi memberikan new core competency dalam penerapannya
Lebih terperinciManajemen Pengetahuan Knowledge Management
Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Adalah Sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap PENGETAHUAN, PENGALAMAN, dan KREATIVITAS para staffnya untuk perbaikan Perusahaan. (Davidson & Philip Voss,
Lebih terperinciGambar 1.1 Logo Pertamina. Sumber:
CH. I BRIEF INTRODUCTION Pertamina merupakan perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT Pertamina.
Lebih terperinciKey Success Factors Implementasi KM Di Pertamina
Key Success Factors Implementasi KM Di Pertamina Quality, System & Knowledge Management 15 April 2015 Forum Sharing KMSI KOMETers The More You Share, The More You Get, Let s Share Knowledge!!! Quality,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge adalah informasi yang telah disusun agar mudah dimengerti dan berguna untuk pemecahan masalah dan dapat digunakan untuk bahan mengambil keputusan (Liebowitz
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PUSAT SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciEKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Strategi dan Pengukuran Knowledge Management. Rani Puspita D, M.Kom
KNOWLEDGE MANAGEMENT Strategi dan Pengukuran Knowledge Management Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami lebih jelas mengenai strategi knowledge management. Memahami lebih detail dari mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan juga merupakan sumber daya yang strategis untuk semua tipe
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini diakui sebagai aset penting yang harus dimiliki bersama dengan sumber daya tradisional lainnya seperti uang dan bahan baku [1]. Pengetahuan juga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Business System Planning (BSP) sering disebut sebagai sebuah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Business System Planning (BSP) Business System Planning (BSP) sering disebut sebagai sebuah pendekatan atau metodologi terstruktur. Metodologi BSP dikembangkan oleh
Lebih terperinciBAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management
BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh
Lebih terperinci01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1
Lebih terperinci21/09/2011. Pertemuan 1
Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology
Lebih terperinciTINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY
TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program
Lebih terperinciAUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN
AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN Munirul Ula, Muhammad Sadli Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Persaingan yang terjadi dalam dunia bisnis membuat setiap bidang usaha harus dapat memanfaatkan perkembangan Teknologi Informasi (TI) secara tepat untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi menjadi bagian yang signifikan bagi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Teknologi informasi berperan dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menduduki peringkat ke-4 oleh Kementerian Informasi dan Komunikasi dalam penilaian peringkat e-government di Indonesia pada tahun
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:
Lebih terperinciKnowledge-Map And Corporate Performance Moh. Haitan Rachman
Knowledge-Map And Corporate Performance Moh. Haitan Rachman Email : haitan.rachman@multiforma.co.id haitan.rachman@gmail.com Web : Blog : haitanrachman.wordpress.com Pendahuluan Kinerja perusahaan (Corporate
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Jakarta, 11 Februari 2009
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT E DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH Jakarta, 11 Februari 2009 1 REGULASI YANG TELAH ADA Telah dilaksanakan Tentang Kebijakan dan Strategi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari
Lebih terperinciPERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM)
PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM) Ingwang Diwang Katon 1 dan R. V. Hari Ginardi 2 Magister
Lebih terperinciUSABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 437~445 437 USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK Windi Irmayani Komputerisasi Akuntansi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat tumpukan buku tanpa mengetahui pasti ciri dan fungsi perpustakaan. Ada beberapa ciri
Lebih terperinci2013, No BAB I PENDAHULUAN
6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGUMPULAN DATA KINERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Lebih terperinciBab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System
Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Lebih terperinciANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI
ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI Veronika Dewi Puspitayani dan Aris Tjahyanto Program Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
32 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT 3.1 Riwayat Laboratorium Sistem Informasi Laboratorium Sistem Informasi (Lab Sisfo) merupakan unit penunjang perkuliahan yang mempunyai tugas memberikan
Lebih terperinciPetugas Back Office PIK, (7) Petugas Front Office PIK, (8) Petugas Via Media PIK, dan (9) Petugas Database Informasi PIK diisi oleh Subbagian Layanan
BAB V PENUTUP Penelitian ini bermula dari hadirnya UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang menuntut segenap badan publik di Indonesia untuk membuka lebar-lebar pintu akses atas informasi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menerangkan langkah-langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari proses pengumpulan data hingga tahap presentasi Tugas Akhir. Berikut adalah alur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pengetahuan pada era globalisasi dan teknologi seperti sekarang ini menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan merupakan aset berharga
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/VII/2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sedemikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi proses akses, pengelolaan, dan
Lebih terperinciMEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017
MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017 1. Integritas dan wawasan kebangsaan 2. Pembekalan isu strategis 3.Organisasi Berkinerja Tinggi 4. Diagnostic Reading 5. Penjelasan Proyek Perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi pada masa kini, telah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka proses-proses yang ada
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/VII/2010 TENTANG E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN
Lebih terperinciMODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)
MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
5 Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Definisi E-Learning Terdapat berbagai definisi mengenai e-learning. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut : 1. E-learning adalah proses belajar yang difasilitasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar pada saat ini. Kemampuan perusahaan mengelola knowledge yang ada merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Knowledge Management IPC Grup adalah pusat informasi yang mengelola pengetahuan explicit dan tacit pegawai IPC Grup serta komunitas pelabuhan, maritim, dan logistik. Pengetahuan explicit
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN & SARAN
BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian dibahas pada sub bab ini. Penulis membagi kesimpulan menjadi dua bagian, dimana tiap bagian menyimpulkan dari sudut pandang yang berbeda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri telekomunikasi dan teknologi informasi, perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
PERANCANGAN TATA KELOLA SERVICE DESK MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE LIBRARY ( ITIL ) V. 3 PADA PT BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA Rendra Wijaya 1) dan R. V. Hari Ginardi
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Rani Puspita D, M.Kom
KNOWLEDGE MANAGEMENT Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Penggunaan kembali (reuse) pengetahuan untuk efisiensi perusahaan. Membuat suatu inovasi
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU LAMPUNG
Page 142 Jurnal TIM Darmajaya Vol. 1 No. 2 Oktober 215 ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA SMP MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU LAMPUNG 1 Saiful Isnandar 2 Indra Budi 1
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain
Lebih terperinciLAPORAN WORKSHOP KAJIAN KELAYAKAN PROYEK TI
LAPORAN WORKSHOP KAJIAN KELAYAKAN PROYEK TI 1. Dasar Surat tugas nomor ST-71/IV/2013 2. Peserta dari PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) 1. Pascalis Djoko Subroto 2. Wisnuaji Gagat Priambada, S.Kom
Lebih terperinciI. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge
I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge management) semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan bertahan hidup
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT (KNOWLEDGE MANAGEMENT READINESS) DI DEPARTEMEN MICROSOFT OPERATION PT ASTRA GRAPHIA INFORMATION TECHNOLOGY KARYA AKHIR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapatkan. Pada era sistem informasi digital, teknologi informasi mentransformasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini mempunyai peranan yang sangat penting di berbagai aspek baik perdagangan, bisnis maupun organisasi. Salah satu keunggulan dari teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak pengetahuan yang dimiliki oleh stakeholder dari sebuah perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengetahuan adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh stakeholder dari sebuah perusahaan, akan membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Industri tekstil dan produk tekstil mempunyai peran penting dalam perekonomian Negara. Namun dalam beberapa tahun terakhir industri tekstil mengalami penurunan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Generalized Audit Software (GAS) dan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) sudah banyak digunakan di negara berkembang dan merupakan tren yang sedang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Knowledge Management berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir sebagai sebuah cara yang spesifik dan terencana untuk menangkap, menstrukturkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit pengembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kehadiran teknologi informasi pada zaman sekarang telah menjadi hal mutlak bagi siapapun. Teknologi informasi menghadirkan pilihan bagi setiap orang untuk dapat terhubung
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework
BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dipaparkan rancangan KMS framework dengan fokus pada manusia pada organisasi pembelajar beserta penjelasan mengenai komponen-komponen yang terdapat pada framework tersebut,
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan
BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilaksanakan pada Bab 5, maka diperoleh kesimpulan : 1. Pada pengolahan data awal, diperoleh total nilai untuk
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN Pemanfaatan teknologi informasi (TI) oleh instansi pemerintah merupakan langkah untuk mendukung terwujudnya pemerintahan yang sistematis. Hal tersebut menjadi salah
Lebih terperinciKnowledge Management
Paper Knowledge Management Title: Knowledge Management Berbasis Web pada PT. Insyallah Maju Aja 05 PAY : Yudhi Dwi Cahyo Wisnu Dwi Putranto Fajar Nur Fadhillah Rifadhil Gustian Radhiatan Mardhiah Anandito
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, intensitas kompetisi dan persaingan ketat antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut meningkatkan kompetensinya
Lebih terperinciBAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY
BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY Pada bagian ini akan dibahas hasil analisis dari konsep belajar sebagai proses knowledge management. Selain itu, akan dijabarkan pula konsep
Lebih terperinciKEUNGGULAN KOMPETITIF
BB 2. Pemahaman kaitan antara manajemen sumber daya manusia dengan proses manajemen strategi organisasi secara keseluruhan. Pemahaman peran strategis manajemen sumber daya manusia dalam organisasi Pemahaman
Lebih terperinci