BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 STANDARD H.264/MPEG-4 DAN ALGORITMA CABAC

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

untuk ASIC tinggi, algoritma harus diverifikasi dan dioptimalkan sebelum implementasi. Namun dengan berkembangnya teknologi VLSI, implementasi perangk

PERANCANGAN DEBLOCKING FILTER UNTUK APLIKASI KOMPRESI VIDEO MENGGUNAKAN STANDAR MPEG4/H.264

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Motion Compensator Dan Integrasi Decoder H.264

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi nirkabel mulai dari generasi 1 yaitu AMPS (Advance Mobile Phone

Field Programmable Gate Array (FPGA) merupakan perangkat keras yang nantinya akan digunakan untuk mengimplementasikan perangkat lunak yang telah diran

Perancangan dan Implementasi Prosesor FFT 256 Titik-OFDM Baseband 1 Berbasis Pengkodean VHDL pada FPGA

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB II. Decoder H.264/AVC

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERANCANGAN AWAL INVERSE-CABAC Proses Inisialisasi untuk Variabel Context

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Design Capture dalam Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang terus meningkat bukan lagi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 VERIFIKASI DAN IMPLEMENTASI FPGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 5 VERIFIKASI DAN SINTESIS INVERSE-CABAC

BAB I PENDAHULUAN. oleh Allah swt di dalam Al Qur annya pada Surah At-Tin Ayat 4, yaitu: bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At-Tin:4).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Review Kuliah. TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto

BAB 1 PENDAHULUAN. ini ikut mendorong terjadinya pertumbuhan di berbagai bidang, salah satunya

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi memegang suatu peranan yang sangat penting di abad ini

Perancangan dan Implementasi Mapper dan Demapper untuk DVB-T

TEKNIK KOMPRESI LOSSLESS TEXT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. Pendahuluan. diprogram secara digital ditemukan seperti IC sederhana seperti General Array

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

Penerapan Pengkodean Huffman dalam Pemampatan Data

Analisa Model Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC)

BAB V. Verifikasi dan Implementasi Decoder H.264. V.1 Verifikasi Decoder H.264

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan era modern. Begitu pula pada audio yang dikenal dengan sebutan

DAFTAR ISI. ABSTRACT ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI...iv DAFTAR GAMBAR.vii DAFTAR TABEL...ix DAFTAR SINGKATAN...x

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TSK505 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto

II Bab II Dasar Teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III. server, merupakan media yang digunakan untuk mendistribusikan live stream

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL TESIS TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2004

IMPLEMENTASI ALGORITME HIGH PASS FILTER PADA FPGA MENGGUNAKAN PROSESOR NIOS II

BAB I PENDAHULUAN. analog AMPS (Advanced Mobile Phone System), diikuti suara digital GSM

BAB I PENDAHULUAN. satu caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti layanan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kamera CCTV (Closed Circuit Television). Perangkat CCTV dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa

Teknologi Implementasi dan Metodologi Desain Sistem Digital

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

DESAIN SKEMATIK ALGORITMA HISTOGRAM UNTUK KEBUTUHAN ANALISIS TEKSTUR CITRA BERBASIS FPGA (Field Programmable Gate Array)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kode Sumber dan Kode Kanal

BAB I PENDAHULUAN. Modulation. Channel. Demodulation. Gambar 1.1. Diagram Kotak Sistem Komunikasi Digital [1].

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan teknik penjamakan dapat mengefisienkan transmisi data. Pada

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Image Compression. Kompresi untuk apa?

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ALGORITMA DAN MODEL 2K FFT-IFFT CORE

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

PENGENALAN BINARY INDEXED TREE DAN APLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Kemungkinan terjadinya pengiriman ulang file gambar akibat error, yaitu karena : noise,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengirim dan menerima informasi. penting dalam suatu organisasi maupun pribadi. Hal ini terkait dengan

TRANSKODING PULSE CODE MODULATION 64 KB/S DAN LOW DELAY CODE EXCITED LINEAR PREDICTION 16 KB/S

PEMBUATAN APLIKASI KOMPRESI FILE WAVE DENGAN METODE HUFFMAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-192

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan manusia. Teknologi mengubah cara hidup baik untuk melakukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PENGGUNAAN SIMULATOR PENYANDIAN DAN PENGAWASANDIAN SISTEM KOMUNIKASI BERBASIS PERANGKAT LUNAK VISUAL C#

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. yang relatif dekat dengan stasiun pemancar akan menerima daya terima yang lebih

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI KOMPRESI DATA TEKS MENGGUNAKAN ALGORITMA PPM (PREDICTION BY PARTIAL MATCHING)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suara dari sumber audio dengan menambahkan saluran audio. Teknologi

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. semua kalangan masyarakat memiliki telepon seluler, personal digital assistant

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu manusia menciptakan bermacam-macam alat untuk

APLIKASI KOMPRESI CITRA BERBASIS ROUGH FUZZY SET

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi digital telah berkembang dengan sangat pesat. Telepon seluler yang pada awalnya hanya memberikan layanan komunikasi suara, sekarang sudah bisa memberikan layanan dalam bentuk komunikasi suara dan juga visual. Selain melalui komunikasi selular, pengiriman (streaming) video dengan kualitas yang baik melalui internet juga sudah dianggap sebagai suatu keharusan, selain kemampuannya mengirimkan data dan suara. Tuntutan kemampuan pengiriman video juga berkembang ke bidang lainnya. Teknologi penyiaran televisi yang selama ini dilakukan secara analog pun, mulai digeser dengan penggunaan televisi digital. Semua aplikasi yang telah disebutkan di atas, melibatkan data video dalam jumlah besar dan laju transisi frame (frame rate) yang cepat, yang kadangkala tidak dapat dipenuhi dengan media transmisi yang ada. Oleh karena itu, besarnya data video yang harus ditransfer ini membutuhkan teknologi kompresi yang sangat efisien agar dapat diaplikasikan pada kanal komunikasi yang ada saat ini. Di dunia komunikasi video, terdapat beberapa standar yang mendefinisikan cara, algoritma dan media yang baku untuk mengirimkan data video. H.264/MPEG-4 AVC (Advanced Video Coding) adalah standar internasional terbaru untuk video coding yang dikembangkan oleh Joint Video Team dari MPEG dan ITU. Standar ini memiliki efisiensi kompresi yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan standar-standar sebelumnya. Dibandingkan dengan MPEG-2 yang lebih dahulu populer, standar ini dapat menghasilkan video dengan kualitas yang relatif sama dengan bit rate yang hanya setengah dari bit rate pada MPEG-2. Terdapat beberapa pengembangan algoritma pada H.264/MPEG-4 AVC, terutama di bagian kompensasi gerakan, bagian prediksi dan bagian pengkode entropi, yang 1

membuatnya lebih baik mengkompresi data video. Blok keseluruhan dari sistem H.264/MPEG-4 AVC dapat dilihat pada gambar 1.1. Gambar 1.1 Blok Diagram Sistem Pengkode H.264/MPEG-4 AVC [1] Pengkode entropi menjadi bagian yang cukup penting karena di bagian ini data citra, pergerakan dan data kontrol-nya dimampatkan (kompresi) menjadi urutan bilangan yang representasi bit-nya lebih sedikit. Penggunaan algoritma CABAC (Context-based Adaptive Binary Arithmatic Coding) pada modul entropy coder/decoder memungkinkan standar H.264/MPEG-4 AVC memiliki efisiensi kompresi yang sangat baik. CABAC merupakan algoritma yang secara dinamis, dapat memprediksi tingkat kemungkinan pemunculan simbol (symbol probability), pada sistem pengkodean aritmetik biner. Sehingga kemungkinan pemunculan simbol pada pengkodean aritmatik dapat terus ter-update untuk simbol-simbol baru, yang akhirnya dapat menghasilkan kompresi yang lebih baik. Pada dasarnya algoritma CABAC bersifat sekuensial dan membutuhkan komputasi yang sangat banyak dan rumit sehingga pada implementasi menggunakan perangkat lunak, diperlukan waktu yang lama dan kemampuan proses yang besar. Dengan demikian, perlu dirancang suatu dedicated hardware 2

untuk mempercepat waktu proses. Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan modul CABAC decoder (Inverse-CABAC) yang sesuai dengan standar H.264/MPEG-4 AVC. 1.2 Deskripsi Masalah Program acuan yang melakukan fungsi encoder dan decoder H.264/MPEG-4 AVC secara keseluruhan telah dikembangkan oleh Joint Video Team dari MPEG dan ITU. Program acuan yang dibuat dalam bahasa C ini dimanfaatkan untuk mendapatkan pemahaman yang utuh tentang kapabilitas dan spesifikasi standar H.264/MPEG-4 AVC. Dengan menjalankan program acuan ini diketahui bahwa proses decoding H.264/MPEG-4 AVC memakan waktu yang lama bila dilakukan hanya dengan aplikasi software sehingga kurang cocok untuk penggunaan secara real-time. Salah satu bottleneck proses ini berada pada bagian pengkode entropi. Pada tugas akhir ini dirancang Inverse-CABAC (CABAC decoder) untuk menjalankan fungsi entropy decoding pada decoder H.264/MPEG-4 AVC. Bagian encoder telah dikerjakan pada pekerjaan tesis terdahulu [9]. Perancangan ke dalam bentuk dedicated hardware ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah lambatnya proses entropy decoding di H.264/MPEG-4 AVC yang menggunakan aplikasi software, disebabkan oleh rumitnya proses komputasi dengan menggunakan algoritma CABAC. Adapun kedudukan modul Inverse-CABAC pada decoder H.264/MPEG-4 AVC diperlihatkan pada gambar 1.2. Gambar 1.2 Diagram Blok Proses Decoding H.264/MPEG-4 AVC [1] 3

1.3 Tujuan Tugas akhir ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1. Menguraikan algoritma decoder CABAC berdasarkan standar dan program acuan yang didapat. 2. Mendesain arsitektur hardware berdasarkan algoritma CABAC untuk diimplementasikan pada FPGA. 3. Memodifikasi program acuan agar dapat menghasilkan testbench dan output acuan. 1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Untuk membatasi kompleksitas perancangan tanpa mengurangi kompatibilitas terhadap standard, maka diperlukan pembatasan dari ruang lingkup yang akan dirancang dan diimplementasikan. Target rancangan yang hendak dipenuhi dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Tugas akhir ini dirancang berdasarkan program acuan [2] dari ITU dan MPEG yang telah tersedia sebagai pembanding. Bila output hasil implementasi sama dengan output dari program acuan ini, maka hasil implementasi tersebut dianggap sudah berfungsi dengan benar. 2. Titik berat perancangan ditekankan pada fungsionalitas. Walaupun demikian, optimasi area, kecepatan clock dan konsumsi daya tetap diperhatikan pada proses perancangan. 3. Proses perancangan dilakukan untuk dua dari tiga bagian utama pada CABAC. Algoritma CABAC terdiri atas 3 bagian, yaitu context modeling, arithmetic decoding, dan inverse binerisasi. Dua bagian yang dirancang pada tugas akhir ini adalah bagian context modeling dan arithmetic decoding. 4. Test-bench atau test-vector yang digunakan untuk memeriksa fungsionalitas dari rancangan yang dibuat, adalah test-vector yang dibuat sendiri dari program acuan yang digunakan. 5. Implementasi dilakukan pada FPGA Xilinx dengan perangkat lunak pengembangan dari vendor tersebut. 4

1.5 Tahapan Pengerjaan Tugas Akhir Reference Program Verification Methodology Algorithm Exploration Test Pattern Architecture Design RTL Testbench RTL Design Functional Simulation PASS? Y Logic Synthesis Mapping & PAR Netlist Gate Level Simulation PASS? Hardware Design Y FPGA Implementation Gambar 1.3 Tahapan Pengerjaan Tugas Akhir Dalam perancangan decoder CABAC ini ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu: 1. Memahami algoritma dan blok Inverse-CABAC pada standar H.264/MPEG-4 AVC. 5

2. Memodifikasi program acuan untuk algoritma Inverse-CABAC untuk menghasilkan test vector acuan. 3. Perancangan arsitektur VLSI berdasarkan algoritma Inverse-CABAC. 4. Perancangan Inverse-CABAC dalam kode HDL (Hardware Description Language). 5. Melakukan verifikasi fungsional terhadap rancangan yang dibuat. 6. Implementasi rancangan pada FPGA. 7. Melakukan pengujian, analisa kinerja sistem dan pengambilan kesimpulan. Keterkaitan tahap-tahap yang dilakukan dalam perancangan Inverse-CABAC ini dapat dilihat pada gambar 1.3. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan. Bab ini menguraikan latar belakang dari topik yang dipilih untuk Tugas Akhir, deskripsi masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah dari topik yang akan dirancang, tahapan pengerjaan tugas akhir dan sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir. Bab 2 Standard H.264/MPEG-4 dan Algoritma CABAC. Pada bab ini diterangkan tentang standard MPEG-4 H.264/AVC dan algoritma CABAC. Bab 3 Perancangan Awal Inverse-CABAC. Bagian ini menjelaskan langkah dan teknik yang diambil dalam merancang arsitektur Inverse-CABAC yang diinginkan, serta penjelasan fungsi dan perancangan awal dari setiap blok yang terdapat dalam dekoder tersebut. Bab 4 Perancangan Arsitektur Inverse-CABAC. Bagian ini merupakan kelanjutan dari bab sebelumnya, dengan fokus utama pada perancangan yang sebenarnya dengan memperhatikan batasan area, daya dan kecepatan. 6

Bab 5 Verifikasi dan Implementasi Inverse-CABAC. Bab ini mendeskripsikan proses verifikasi dan implementasi Inverse-CABAC. Pada bagian awal dijelaskan mengenai verifikasi fungsional yang meliputi metodologi verifikasi, arsitektur sistem verifikasi, test vector, serta hasil verifikasi. Kemudian dijelaskan proses sintesis dengan menggunakan ISE Xilinx. Bab 6 Kesimpulan dan Saran. Bab ini memuat kesimpulan dari pelaksanaan Tugas Akhir serta saran untuk pengembangan topik Tugas Akhir ini. 7