ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/D/1

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N

BAB III SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1. paket data. Adapun kinerja yang akan dibahas adalah rata-rata jumlah paket dalam

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

LAMPIRAN 1 KODE PROGRAM SIMULASI #include<stdio.h> #include<conio.h> #include<math.h>

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/G/1 PADA JARINGAN PACKET SWITCHING. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN ANALISIS SIMULASI DAN TEORI PADA MODEL ANTRIAN M/M/S. diajukan untuk memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

LAMPIRAN 1 KODE PROGRAM SIMULASI M/M/1. float a,c,x[50001], Z[50001],U[50001],tt[50001];

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

BAB II LANDASAN TEORI


ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BANYAN BUFFER TUNGGAL

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita melihat adanya suatu antrian yang

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah ilmu pengetahuan yang penting dipelajari karena

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA

BAB II. Landasan Teori

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian merupakan kejadian yang dapat dijumpai pada peristiwa-peristiwa

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN PADA BANK ABC

BAB III PENERAPAN TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BATCHER- BANYAN

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

ANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian

Penelpon menunggu dilayani. A.K. Erlang tahun Teori Antrian

Operations Management

ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING KNOCKOUT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Operations Management

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

BAB 2 LANDASAN TEORI

SIMULASI SISTEM ANTRIAN PELAYAN TUNGGAL SEDERHANA

Operations Management

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS ANTRIAN. Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono. Teknik Informatika [Gasal ] FTI - Universitas Stikubank Semarang

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

IMPLEMENTASI MODEL ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

BAB I PENDAHULUAN. Antrian dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui, misalnya antrian di

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STUDI ANALISIS PERANGKAT SISTEM SWITCHING TELEPHONE TRAINER B4620 (Untuk Laboratorium Telematika Departemen Teknik Elektro)

RANCANG BANGUN TOPOLOGI JARINGAN SWITCHING MENGGUNAKAN TEORI GRAF

Antrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TEORI ANTRIAN. Denmark yang bernama A.K.Erlang, yang bekerja pada perusahaan telepon di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan

Seminar Nasional IENACO-2014 ISSN:

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

Simulasi Sistem Antrian Dengan Menggunakan Model SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB Gunawan 1), Saiful rahman 2 1)

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana

ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BUTTERFLY

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/D/1 Rudi M.T Manullang (1), M. Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: rudi_mangiring_tua_manullang@students.usu.ac.id or rudi_libra26@yahoo.com Abstrak Sistem antrian sering dijumpai dalam kehidupan nyata, seperti antrian di bank, pembayaran SPP, aliran paket pada jaringan data dan lainnya. Untuk menyelesaikan masalah antrian seperti pada jaringan paket data, biasanya laju pelayanan akan lebih dioptimalkan daripada laju kedatangan paket. Oleh karena itu, akan dicari solusi menyelesaikan masalah antrian yaitu dengan memakai simulasi sistem antrian. Tulisan ini mengkaji kinerja sistem antrian M/D/1 melalui analisis matematis dan simulasi dimana kedua metode tersebut akan dibandingkan. Dalam mendesain simulasi antrian ini digunakan software program bahasa C DOSBox 0.74. Adapun parameter yang diamati dari studi simulasi sistem antrian ini yaitu rata-rata jumlah paket dalam sistem antrian, rata-rata jumlah paket yang antri, rata-rata waktu pelayanan, rata-rata waktu di antrian, dan rata-rata dalam sistem antrian. Dari analisis yang dilakukan diperoleh bahwa hasil simulasi dan hasil perhitungan teori dalam setiap asumsi utilitas sistem yaitu = 0,5, 0,7, dan 0,9 yang dilakukan memperlihatkan hasil yang mendekati antara kedua metode tersebut. Kata kunci: Sistem Antrian, bahasa C DOSBox 0.74, Kinerja Antrian M/D/1 1. Pendahuluan Masalah tentang antrian sering dihadapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam skala kecil atau skala besar dimana membutuhkan penyelesaian dan solusi yang optimal. Salah satu contoh antrian dapat ditemui pada kehidupan nyata, yaitu pada tempat fasilitas pelayanan umum, dimana terjadi proses antrian dari kedatangan, memasuki antrian, menunggu, hingga proses pelayanan berlangsung. Contoh kasusnya seperti antrian heregistrasi mahasiswa baru, antrian sentral telepon, antrian paket aliran jaringan data dan lain- lain. Dalam mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang terbaik tersebut diantaranya adalah dengan memberikan pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan menunggu (mengantri) terlalu lama. Jadi, layanan yang cepat sangat membantu untuk mempertahankan pelanggan yang dalam jangka panjang tentu saja akan meningkatkan keuntungan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang sistem antrian. 2. Pemodelan Sistem Antrian M/D/1 Antrian adalah sebuah aktifitas dimana customer menunggu untuk memperoleh layanan[1]. Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Sesuai dengan notasi Kendalnya, sistem antrian M/D/1 merupakan sistem antrian dimana waktu kedatangan secara acak (disebut Markov/M), waktu pelayanan tetap (disebut Deterministic/D), memiliki jumlah server = 1, dan dengan mekanisme disiplin antrian FCFS (First Come First Serve). Salah satu contoh model ini adalah pada tempat cuci mobil otomatis (automatic car wash) yang tempat pencuciannya hanya 1, dimana pada sistem ini, pelanggan (mobil) diproses menurut sebuah siklus tertentu atau mendapatkan pelayanan dengan waktu yang sama [6]. Pada model ini, diasumsikan : a. Laju kedatangan λ (distribusi Poisson) b. Waktu pelayanan deterministik (konstan) c. Servernya tunggal d. First-come-first-served (FCFS) e. Panjang antrian tak terbatas f. Jumlah pelanggan tak terbatas g. Laju pelayanan sama pada semua server Model antrian M/D/1 dapat dilihat seperti pada Gambar 1. 24 copyright@ DTE FT USU

Kedatangan Poisson (λ) Buffer (antrian) Paket dilayani server dengan waktu tetap (konstan) Keluar (outgoing link) sistem (tds) tersebut akan disimulasikan. Pertama, akan dibuat flowchart metode LCG seperti pada Gambar 2. Gambar 1 Model Sistem Antrian M/D/1 Adapun kinerja yang akan dibahas adalah rata-rata jumlah paket dalam sistem, rata-rata jumlah paket dalam tempat antrian, rata-rata waktu transaksi, rata-rata waktu tunggu pada tempat antri dan rata-rata waktu tunggu dalam sistem. Kinerja sistem antrian tersebut dihitung secara simulasi dengan menggunakan pemograman bahasa C dan dihitung secara teori. Untuk mendapatkan kinerja sistem antrian M/D/1 diperlukan parameter-parameter dengan perhitungan sebagai berikut [5]: m,a,c,z0,ta,tp,t0 i=m? Zi= ( Zi-1)+C).mod m Zi > 0 YA TIDAK STOP Z(0) 1. Rata-rata jumlah paket dalam antrian (Lq) : Lq = 2. Rata-rata jumlah paket dalam sistem (L ) : L = Lq + (1) (2) 3. Rata-rata waktu tunggu dalam antrian (tan rata) : tan rata = (3) 4. Rata-rata waktu transaksi (ttr) : ttr = (4) 5. Rata-rata lamanya waktu dalam sistem (tds rata) : tds rata = tan rata + tt (5) 3. Metodologi Perancangan Sistem Antrian M/D/1 Sebelum suatu program dibuat maka dalam pembuatan program diberikan pedoman dengan terlebih dahulu harus membuat diagram alirnya (flowchartnya). Dimana simulasi antrian dibuat dengan bahasa C DOSBox 0.74. model antrian M/D/1 ini memakai metode pembangkitan bilangan acak LCG (Linear Congruential Generators) [3]. Asumsi nilai LCG dengan nilai a = 22, c= 3, m = 500 dan Z[0] = 14. Setelah itu, maka parameter antrian yaitu waktu kedatangan paket (ta), waktu transaksi (tt), waktu antrain (tan), dan waktu dalam Ui=Zi/m Input Tabel LCG Gambar 2 Diagram Alir Pembangkitan Bilangan Acak Metode LCG Waktu antar kedatangan tiap paket akan diperoleh dengan model Distribusi Poisson (acak). Diasumsikan bahwa waktu antar kedatangan paket ke sistem terdistribusi eksponensial negatif dengan rata-rata 0,005. Gambar 3 memperlihatkan flowchart waktu antar kedatangan. tar(i), U(i), Z(i) Zi, Ui>0? t = -tar * ln U(i) YA Input Tabel Waktu Antar Kedatangan TIDAK STOP Gambar 3 Diagram Alir Waktu Antar Kedatangan Parameter selanjutnya yaitu waktu transaksi merupakan waktu dimana paket 25 copyright@ DTE FT USU

sedang dalam proses pelayanan. Pada antrian ini, bilangan waktu transaksi diperoleh dengan asumsi waktu konstan (dengan tt = 0,003), yang diperlihatkan dengan diagram alir pada Gambar 4. tt(i), tan(i) tds=tt(i)+tan(i) ttr, U(i), Z(i) Input Tabel Waktu Dalam Sistem Zi, Ui>0? TIDAK Asumsi waktu transaksi tt = ttr = 0,003 Input Tabel Waktu Transaksi YA STOP Gambar 4 Diagram Alir Waktu Transaksi Waktu mengantri terjadi setelah adanya waktu transaksi, dimana waktu antri adalah waktu dimana paket harus menunggu untuk dilayani pada sistem antrian dan flowchartnya diperlihatkan dalam Gambar 5. tm(i), tk(i) tan=tm(i)-tk(i) Input Tabel Waktu Antri Gambar 5 Diagram Alir Waktu Antri Lama waktu dalam sistem merupakan waktu lamanya paket selama dalam transaksi dengan lama paket dalam mengantri untuk dilayani. Gambar 6 memperlihatkan flowchart waktu dalam sistem. Gambar 6 Diagram Alir Waktu Dalam Sistem Berdasarkan flowchart yang diperlihatkan pada Gambar 6 dapat dikatakan simulasi telah selesai, lalu perhitungan parameter kinerja sistem antrian M/D/1 didapat dari program simulasi bahasa C yang dijalankan. Tabel 1 memperlihatkan hasil kinerja sistem selengkapnya dimana asumsi nilai a = 22, c= 3, m = 500 dan Z[0] = 14, rata-rata waktu kedatangan (tar=0,005) dan rata-rata waktu transaksi (ttr=0,003). Tabel 1. Hasil simulasi parameter kinerja sistem antrian M/D/1 Kinerja 1. (L) 0,995 2. (Lq) 0,415 3. tt rata 0,003 4. tan rata 0,00215 5. tds rata 0,00515 4. Hasil dan Perbandingan Kinerja Sistem Antrian M/D/1 Hasil dan perbandingan kinerja kinerja sistem antrian M/D/1 akan dilakukan dengan perhitungan teoritis dan juga perbandingan antara simulasi dan teoritis. Secara teoritis, dengan asumsi dimana rata-rata waktu antar kedatangan (tar) = 0,002 yang berarti bahwa tingkat kedatangan (λ) = 1/0,002 = 500 paket/detik. Demikian juga asumsi rata-rata waktu transaksi (ttr) = 0,001 yang berarti tingkat pelayanan (µ) = 1/0,001 = 1000 paket/detik ( = 0,5) sehingga dapat diperlihatkan dalam Tabel 2: 26 copyright@ DTE FT USU

Tabel 2. Hasil teori dengan = 0,5 Kinerja 1. (L) 0,3 2. (Lq) 0,25 3. tt rata 0,001 4. tan rata 0,0005 5. tds rata 0,0015 Untuk asumsi dengan = 0,7 dimana rata-rata waktu antar kedatangan (tar = 0,002), maka λ = 1/0,002 = 500 paket/detik. Lalu asumsi rata-rata waktu transaksi (ttr = 0,0014) yang berarti µ = 1/0,0014 = 715 paket/detik, maka sama seperti sistem di atas dapat dibuat ke dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil teori dengan = 0,7 Kinerja 1. (L) 1,513 2. (Lq) 0,813 3. tt rata 0,0014 4. tan rata 0,00162 5. tds rata 0,00302 Untuk asumsi dengan = 0,9 dimana rata-rata waktu antar kedatangan (tar = 0,002), maka λ = 1/0,002 = 500 paket/detik. Lalu asumsi rata-rata waktu transaksi (ttr = 0,001785) yang berarti bahwa µ = 1/0,001785 = 560 paket/detik maka sama seperti di atas diperlihatkan dalam Tabel 4 : Tabel 4. Hasil teori dengan = 0,9 Kinerja 1. (L) 4,62 2. (Lq) 3,72 3. tt rata 0,001785 4. tan rata 0,00744 5. tds rata 0,009225 Untuk perbandingan kinerja sistem antrian M/D/1 pada hasil simulasi dengan hasil teoritis yaitu : a. Perbandingan rata-rata jumlah paket dalam sistem (L) untuk =0,5, =0,7 dan = 0,9. Data perbandingan rata-rata jumlah paket dalam sistem (L) akan dibandingkan setiap utilitas. Tabel 5 memperlihatkan perbandingan kinerja rata-rata jumlah paket dalam sistem (L). Tabel 5. Perbandingan rata-rata jumlah paket dalam sistem (L) 1. = 0,5 0,724 0,30 2. = 0,7 1,321 1,513 3. = 0,9 2,52284 4,62 Berdasarkan Tabel 5 dapat diperlihatkan 7. Gambar 7 Grafik Perbandingan rata-rata jumlah paket dalam sistem (L) Pada Gambar 7 ditunjukkan grafik rata-rata jumlah paket dalam sistem secara simulasi vs teori. Dimana line biru dengan keterangan untuk simulasi dan line merah untuk teori. Disini dapat dianalisa bahwa hasil yang diperoleh untuk pada simulasi dan teori menunjukkan perbedaan yang tidak begitu berbeda. Hasil pada teori untuk semua utilitas (ρ) lebih besar dari hasil pada simulasi, ini berarti hasil pada teori lebih baik dari simulasi. b. Perbandingan rata-rata jumlah paket dalam antrian (Lq) untuk =0,5, =0,7 dan = 0,9. Pada bagian ini, data perbandingan ratarata jumlah paket dalam antrian (Lq) akan dibandingkan pada setiap utilitas. Tabel 6 memperlihatkan perbandingan kinerja rata-rata jumlah paket dalam antrian (Lq). Tabel 6. Perbandingan rata-rata jumlah paket dalam antrian (Lq) 1. = 0,5 0,240 0,25 2. = 0,7 0,645 0,813 3. = 0,9 1,66120 3,72 Dari Tabel 6 dapat juga diperlihatkan 8. 27 copyright@ DTE FT USU

Gambar 8 Grafik Perbandingan rata-rata jumlah paket dalam antrian (Lq) Pada Gambar 8 ditunjukkan grafik perbandingan rata-rata jumlah paket dalam antrian secara simulasi vs teori. Dimana dari gambar line-line yang ada dapat dianalisa bahwa hasil untuk setiap utilitas (ρ) yang diperoleh untuk teori lebih besar daripada hasil pada simulasi, ini berarti bahwa kinerja secara simulasi lebih baik dari teori. c. Perbandingan rata-rata waktu transaksi (tt rata) untuk = 0,5, = 0,7 dan = 0,9. Data perbandingan rata-rata waktu transaksi (tt rata) akan dibandingkan pada setiap utilitas. Tabel 7 memperlihatkan perbandingan kinerja rata-rata waktu transaksi (tt rata). Tabel 7. Perbandingan rata-rata waktu transaksi (tt rata) 1. = 0,5 0,001 0,001 2. = 0,7 0,0014 0,0014 3. = 0,9 0,00178 0,001785 simulasi vs teori. Line merah dan biru yang ada pada gambar sama rapatnya antara kedua hasil metode dan dapat dianalisa bahwa hasil untuk setiap utilitas (ρ) yang diperoleh untuk simulasi dan teori menujukkan hasil yang hampir sama antara keduanya, ini berarti bahwa kinerja secara simulasi sama baik dengan teori. Hal inilah yang menunjukkan kinerja waktu pelayanan sistem antrian M/D/1 ini tetap atau konstan (Deterministic) untuk setiap paket yang ada. d. Perbandingan rata-rata waktu tunggu di antrian (tan rata) untuk =0,5, =0,7 dan =0,9. Data perbandingan rata-rata waktu tunggu di antrian (tan rata) akan dibandingkan pada setiap utilitas. Tabel 8 memperlihatkan perbandingan kinerja rata-rata waktu tunggu di antrian (tan rata). Tabel 8. Perbandingan rata-rata waktu tunggu di antrian (tan rata) 1. = 0,5 0,001 0,001 2. = 0,7 0,0014 0,0014 3. = 0,9 0,00178 0,001785 Dari Tabel 8 dapat juga diperlihatkan 10. Dari Tabel 7 dapat juga diperlihatkan 9. Gambar 9 Grafik Perbandingan rata-rata waktu transaksi (tt rata) Pada Gambar 9 ditunjukkan grafik perbandingan rata-rata waktu transaksi secara Gambar 10 Grafik Perbandingan rata-rata waktu tunggu di antrian (tan rata) Pada Gambar 10 ditunjukkan grafik perbandingan rata-rata waktu tunggu di antrian secara simulasi vs teori. Dimana dari gambar line-line yang ada dapat dianalisa bahwa hasil untuk setiap utilitas (ρ) yang diperoleh untuk teori juga lebih besar daripada hasil pada simulasi, ini berarti bahwa kinerja secara simulasi lebih baik dari teori. e. Perbandingan rata-rata waktu tunggu di sistem (tds rata) untuk =0,5, =0,7 dan = 0,9. Data perbandingan rata-rata waktu tunggu di sistem (tds rata) akan dibandingkan pada setiap 28 copyright@ DTE FT USU

utilitas. Tabel 9 memperlihatkan perbandingan kinerja rata-rata waktu tunggu di antrian (tan rata) untuk =0,5, =0,7 dan = 0,9. Tabel 9. Perbandingan rata-rata waktu tunggu di sistem (tds rata) 1. = 0,5 0,0015 0,0015 2. = 0,7 0,00274 0,00302 3. = 0,9 0,00523 0,00925 Dari Tabel 9 dapat juga diperlihatkan 11. Gambar 11 Grafik Perbandingan rata-rata waktu tunggu di sistem (tds rata) Pada Gambar 11 ditunjukkan grafik perbandingan rata-rata waktu tunggu di sistem secara simulasi vs teori. Dimana dari gambar line-line yang ada dapat dianalisa bahwa hasil untuk setiap utilitas (ρ) yang diperoleh untuk teori juga lebih besar daripada hasil pada simulasi, ini berarti bahwa kinerja secara simulasi lebih baik dari teori. 5. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini antara lain : 1. Untuk ρ = 0,5 (tar = 0,002 dan ttr = 0,001) diperoleh: Rata-rata jumlah paket dalam sistem (L) hasil simulasinya 0,724 adalah sedangkan dengan teori yaitu 0,30. Ratarata jumlah paket dalam antrian (L q) hasil simulasinya 0,240 adalah sedangkan dengan teori yaitu 0,25. Rata-rata waktu transaksi dalam sistem (tt rata) hasil simulasinya adalah 0,001 sedangkan dengan teori yaitu 0,001. Rata-rata waktu tunggu dalam antrian (tan rata) hasil simulasinya adalah 0,0005 sedangkan dengan teori yaitu 0,0005. Rata-rata waktu tunggu dalam sistem (tds rata) hasil simulasinya adalah 0,0015 sedangkan dengan teori yaitu 0,0015. 2. Data-data yang diperoleh dari hasil simulasi dan perhitungan teori menunjukkan nilai yang mendekati (tidak jauh berbeda) antara kedua perbandingan metode tesebut. 3. Parameter kinerja antrian yaitu waktu transaksi (tt) dan waktu transaksi rata-rata (ttr) tidak mengalami perubahan karena diasumsi nilai waktu pelayanannya tetap (konstan/deterministik) untuk semua data. 4. Grafik setiap utilitas (ρ) dari hasil teori lebih besar dari simulasi yang berarti hasil kinerja simulasi lebih baik dari teori karena semakin besar nilai parameter utilitas (ρ) antrian maka sistem akan lebih buruk dan sebaliknya. 6. Referensi [1] Dwijanto. 2012. TEORI ANTRIAN, Riset Operasi..http://armandjexo.blogspot.co m/2012/04/teoriantrian.html, diakses 6 Desember 2013. [2] Anonim. 2008. http://ghostyoen.files.wordpress.com/200 8/02/simulasi-antrian.pdf diakses pada tanggal 5 Desember 2013. [3] Zulfin, M. 2013, Antrian: Diktat Kuliah. Fakultas Teknik USU. Medan. [4]http://repository.usu.ac.idbitstream123 456789267023Chapter%20II.pdf, diakses 6 Desember 2013. [5] Permadi, I. Antrian. diakses tanggal 7 Desember 2013. [6] Maheswari, Hesti. 17 Desember 2012. Model antrian Part 2 (Rumus, Soal+Penyelesaian).http://operational4me.blogspot.com/2012/12/model antrianpart-2-rumus.html. diakses tanggal 2 Januari 2013. [7] Viona Nauvalisya, 2005. Tugas Akhir : Analisis Kinerja Jaringan Packet Switching Tipe Virtual Circuit dengan Menggunakan Algoritma Routing Bellman-Ford. Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara, Medan. [8] Hartono, Jogiyanto. 2009. Konsep Dasar Pemrograman Bahasa C. Penerbit : Andi. Yogyakarta. 29 copyright@ DTE FT USU