BAB III PENERAPAN TEORI DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PENERAPAN TEORI DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB III PENERAPAN TEORI DAN PEMBAHASAN 3.1 Studi Kasus Theater 21 DM berlokasi di jalan Daan Mogot, tepatnya didalam Mall Daan Mogot lantai 3. Pada theater ini terdapat 3 loket penjualan ticket yang terdiri dari studio 1, 2 dan 3. Masing masing studio memutar film yang berlainan sehingga 1 loket melayani satu pemutaran film. Loket loket tersebut dibuka 30 menit sebelum jam tayang film dan jam tayang tersebut dibagi menjadi 5 session sesuai dengan durasi film yang ditayangkan, yaitu : Session 1 : jam main Session 2 : jam main Session 3 : jam main Session 4 : jam main midnight : jam main Dalam penjualan ticket masing masing studio memberi ketentuan : 1. Pembelian ticket maksimal 4 buah untuk 1 orang pengantri. 2. Ticket yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan. 33

2 34 Sistem pelayanan pada loket itu masih menggunakan cara manual yaitu : 1. Pelayan memberikan pilihan tempat duduk pada selembar kertas yang menggambarkan kursi kursi yang tersedia pada studio yang bersangkutan dan menanyakan tempat duduk yang diinginkan penonton. 2. Pelayan mencoret lokasi kursi yang dipilih dengan spidol untuk memberikan tanda pada kursi kursi yang sudah terisi lalu menuliskan huruf dan angka lokasi kursi pada lembaran tiket yang sudah tersedia dan memberikannya pada pembeli sebagai tanda masuk studio. Misalkan diadakan pengamatan pada salah satu loket tersebut pada jam tayang tertentu. Sehingga dihasilkan data data sebagai berikut : 1. rata rata waktu antar kedatangan = 60 detik. 2. rata rata waktu pelayanan = 45 detik. 3. waktu kedatangan pengantri pertama pada detik ke lama waktu yang dibutuhkan untuk melayani pengantri pertama adalah 40 detik. Dari data data tersebut ingin diketahui beberapa hal yang menyangkut ciri ciri operasi sistem antrian tersebut. Yaitu rata rata banyaknya pengantri dalam antrian, rata rata waktu antri untuk setiap orang, rata rata lamanya seseorang pengantri diproses dalam sistem dan rata rata

3 35 banyaknya pengantri dalam sistem. Untuk menjawab permasalahan tersebut akan dilakukan dengan cara simulasi dan penggunaan rumus antrian sederhana serta membandingkan hasilnya. 3.2 Solusi Penyelesaian Masalah Dengan Teknik Simulasi Teknik simulasi umum untuk sistem antrian pelayanan tunggal pada loket penjualan ticket theater 21 DM dan dijelaskan dengan ilustrasi. Seorang pelayan memulai pekerjaannya dan melayani pelanggan atau pengantri yang akan membeli ticket untuk melihat pertunjukan film. Waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan untuk masing masing pelanggan bisa sama atau berbeda beda. Setiap pelanggan yang datang akan dilayani jika pada saat itu pelayanan tidak sedang melayani pelanggan lainnya dan akan bergabung dengan barisan antrian jika pelayan tidak sedang sibuk. Pelayanan akan melayani pelanggan berikutnya setelah ia selesai melayani seseorang pelanggan jika ada seorang pelanggan yang saling mengantri. Jika tidak ada maka pelayanan akan mendapatkan waktu senggang sampai dengan kedatangan pengantri berikutnya. Disiplin antrian adalah First Come First Serve yaitu melayani pelanggan yang datang terlebih dahulu. Pelayan akan melayani setiap pelanggan sampai batas waktu penayangan film. Setelah melewati waktu tersebut tidak diperbolehkan lagi untuk melayani pelanggan.

4 36 Dari data hasil pengamatan pada kasus diatas diketahui : 1. tk = 60 detik. 2. tp = 45 detik. 3. Xo = Yo = 40. Sebagai tambahan diketahui bahwa loket dibuka selama 30 menit yang berarti pelayan tidak akan melayani pelanggan yang datang melewati waktu tersebut. Tabel 3.3 adalah sejumlah bilangan acak yang akan digunakan untuk menetukan beda waktu antar kedatangan setiap pengantri. Bilangan acak ini dihasilkan melalui pembangkit bilangan acak dengan program komputer yaitu Randomize dan Xo = 70 adalah waktu kedatangan pelanggan pertama Tabel 3.3 Tabel bilangan acak Xo

5 37 Bilangan acak ini digunakan untuk menghasilkan waktu antar kedatangan setiap pengantri dengan menggunakan persamaaan 2.16 dimana U1 = 0,9285 adalah bilangan acak yang akan digunakan untuk menentukan beda waktu antar kedatangan pengantri pertama, U2 = 0,3429 adalah bilangan acak yang akan digunakan untuk menentukan beda waktu antar kedatangan pengantri kedua dan seterusnya. Baris pertama dapat dibaca kolom demi kolom sampai kolom terakhir dan bila suatu baris telah habis terbaca dapat digunakan baris berikutnya. Tabel 3.4 adalah bilangan acak yang akan digunakan untuk menetukan lama pelayanan setiap pengantri. Bilangan acak ini dihasilkan melalui pembangkitan bilangan acak dengan program komputer yaitu Randomize dan Yo = 45 adalah waktu pelayanan pelanggan pertama Tabel 3.4 Tabel bilangan acak Yo

6 38 Bilangan acak ini untuk menghasilkan lama pelayanan setiap pengantri dengan menggunakan persamaan 2.17, dimana U1 = adalah bilangan acak yang digunakan untuk menentukan lama pelayanan pengantri pertama, U2 = 0,8250 adalah bilangan acak yang digunakan untuk menentukan lama pelayanan pengantri kedua dan begitu seterusnya sampai pengantri terakhir. Pembacaan dilakukan dengan cara yang sama seperti tabel 3.3. Proses perhitungan data data pengantri akan dilakukan seperti tabel 3.5. Perhitungan akan dilakukan baris demi baris sesuai kedatangan pengantri. Berikut ini adalah tabel 3.5 yang berisi pensimulasian data data setiap pengantri. Data data yang dihasilkan dari proses simulasi tersebut akan digunakan untuk memperoleh solusi penyelesaian dari ciri ciri operasi sistem antrian pada kasus diatas.

7 39 Pelanggan Ke I Batas waktu antar Kedatangan ta(i) Waktu datang tb(i) Lama pelayanan tc(i) Waktu mulai dilayani td(i) Waktu selesai dilayani TE(i) Lama waktu antri tf(i) Waktu senggang pelayan tg(i) Lama proses dalam sistem th(i) N = 33 jumlah Tabel 3.5 Tabel Proses Perhitungan Data Pengantri

8 40 Baris ke 1 bersesuaian dengan pengantri ke 1, kolom pertama menunjukan urutan pengantri. Delapan kolom berikutnya memperlihatkan waktu dalam detik dari waktu awal yang diambil sama dengan 0. Kolom kedua menampilkan beda waktu datang setiap pengantri (dinotasikan dengan ta(i)). Kolom ketiga menunjukkan waktu datang setiap pengantri (dinotasikan dengan tb(i)). Kolom keempat menampilkan waktu yang diperlukan untuk melayani pengantri (dinotasikan dengan tc(i)). Kolom kelima memperlihatkan waktu setiap pengantri mulai dilayani (dinotasikan dengan td(i)). Kolom keenam menunjukan waktu setiap pengantri selesai dilayani (dinotasikan dengan te(i)). Kolom ketujuh menunjukan waktu menunggu setiap pengantri sampai pengantri tersebut dilayani (dinotasikan dengan tf(i)). Kolom kedelapan menunjukan waktu senggang pelayan sampai kedatangan pengantri berikutnya (dinotasikan dengan tg(i)). Kolom kesembilan menunjukan waktu yang dibutuhkan setiap pengantri diproses dalam sistem termasuk waktu menunggu pengantri (dinotasikan dengan th(i)). Pelayan terus bekerja sampai tak ada pengantri yang tersisa atau sampai suatu batas waktu tertentu. Proses perhitungan yang dilakukan diatur sesuai dengan tabel 3.5 diatas Perhitungan dilakukan baris demi baris. Baris pertama menunjukan bahwa beda waktu antar kedatangan pengantri pertama (ta1) adalah 4 detik dari waktu locket dibuka dan diasumsikan locket dibuka pada detik ke 0, angka ini diperoleh dengan cara mengalikan negatif rata rata waktu antar kedatangan tk dengan ln U1

9 41 (U1 pada tabel 3.3) seperti pada persamaan 2.16 dengan asumsi locket dibuka pada detik ke 0 maka waktu datang pengantri pertama (tb1) adalah pada detik ke -4. Lama pelayanan pengantri pertama (tc1) adalah 36 detik, angka ini diperoleh dengan cara mengalikan negatif rata rata waktu pelayanan tp dengan ln U1 (U1 pada tabel 3.4) seperti persamaan waktu mulai dilayani pengantri pertama (td1) = waktu datang yaitu pada detik ke 4 dan akan selesai dilayani pada detik ke 40 yang diperoleh dengan penambahan td1 dengan tc1. Pengantri pertama tidak mengalami antri karena pengantri ini langsung dilayani ketika ia datang sehingga lama waktu antri pertama (tf1) adalah 0. Pelayan mendapatkan waktu senggang selama diproses dalam sistem (th1) selama 36 detik yaitu lama pelayanan ditambah lama waktu antri. Setelah proses perhitungan baris pertama selesai. Maka perhitungan baris kedua mulai diproses. Baris kedua menunjukan bahwa beda waktu antar kedatangan pengantri kedua (ta2) adalah 64 detik dari kedatangan pengantri pertama. Angka ini diperoleh dengan cara yang sama dengan ta1. Waktu datang pengantri kedua (tb2) adalah pada detik ke 68 yaitu 64 detik ditambah dengan waktu datang pengantri pertama. Lama pelayanan pengantri kedua (tc2) adalah 9 detik yang diperoleh dengan cara yang sama seperti tc1. Karena waktu datang pengantri kedua lebih besar dari waktu selesai pengantri pertama, maka waktu mulai dilayani pengantri kedua (td2) adalah detik ke 68 seperti pada persamaan Pengantri kedua akan selesai dilayani (te2) pada detik ke -77 yang diperoleh dari penambahan td2 dengan tc2. sama seperti pengantri pertama, pengantri kedua juga tidak mengalami waktu antri

10 42 karena pengantri ini langsung dilayani ketika dia datang, sehingga waktu antri pengantri kedua (te2) adalah 0. Untuk membahas pola kedatangan, digunakan notasi berikut : tk adalah rata-rata waktu antar kedatangan λ adalah tingkat kedatangan untuk membahas waktu pelayanan, digunakan notasi berikut : tp adalah rata-rata waktu pelayanan π adalah tingkat pelayanan besaran-besaran tersebut dihubungkan oleh persamaan : π = 1 tp dari pengamatan pada kasus diatas diketahui bahwa : 1. Rata-rata waktu kedatangan (tk) adalah 60 detik, sehingga dapat ditentukan tingkat kedatangan λ (perjam) adalah : 1/tk * 3600 = 1/60 * 3600 = 60 λ = 60 orang/jam 2. Rata-rata lama pelayanan tp adalah 45 detik sehingga dapat ditentukan tingkat pelayanan π adalah : 1/tp * 3600 = 1/45 * 3600 = 80 π = 80 orang/jam maka dengan menggunakan rumus antrian sederhana dapat dihitung : 1. Perkiraan rata-rata waktu antrian untuk setiap pengantri

11 43 Wq = λ * 3600 = 60 * 3600 = 135 detik π ( π λ) 80(80-60) 2. Perkiraan rata-rata lamanya seseorang diproses dalam sistem W = 1 * 3600 = 1 * 3600 = 180 detik π λ Perkiraa rata-rata banyaknya pengantri dalam antrian Lq = λ 2 = 60 2 = 2.25 = 2 orang π ( π λ) 80(80-60) 4. Perkiraan rata-rata banyaknya pengantri dalam sistem L = λ = 60 = 3 orang π λ Pelayan mendapatkan waktu senggang selama 28 detik setelah menyelesaikan pelayanan pengantri pertama sampai dengan kedatangan pengantri kedua. Pengantri kedua diproses dalam sistem selama 9 detik yaitu lama pelayanan ditambah lama waktu antri. Perhitungan akan terus berlanjut sampai baris ke n yang menunjukan pengantri terakhir. Dari tabel perhitungan 3.5 dapat dilihat bahwa proses pensimulasian akan dihentikan setelah pelayanan menyelesaikan pengantri ke - 33 karena waktu selesai pengantri itu dilayani adalah pada detik ke (lebih besar dari atau sama dengan

12 44 menit ke 30) yaitu batas waktu dimana pelayanan tidak diperbolehkan untuk melayani pengantri lagi. Setelah data data telah terkumpul maka akan dilakukan suatu perhitungan untuk mendapatkan solusi perkiraan dari ciri ciri operasi sistem yang dimaksud sebagai berikut : 1. Perkiraan rata rata waktu antrian untuk setiap pengantri Jumlah lama waktu antri atau tf(i) sehingga Jumlah pelanggan n Wq = 1020 = detik = 31 detik Perkiraan rata rata lamanya waktu pengantri diproses dalam sistem Jumlah lama proses dari sistem atau th(i) sehingga Jumlah pelanggan n W = 2202 = 66,72 detik = 67 detik Perkiraan rata rata banyaknya pengantri dalam antrian Jumlah lama waktu antri atau tf(i) sehingga Waktu selesai dilayani pelanggan terakhir te (n) Lq = 1020 = 0,56 = 1 pengantri 1812

13 45 4. Perkiraan rata rata banyaknya pengantri dalam sistem Jumlah lama proses dalam sistem atau tf(i) sehingga Waktu selesai dilayani pelanggan terakhir te (n) L = 2202 = 1,22 = 2 pengantri Solusi Penyelesaian Dengan Menggunakan Rumus Antrian Sederhana Dari uraian pada BAB II dapat diketahui bahwa terdapat 2 parameter yaitu atau rata rata waktu datangnya pekerjaan dalam satu satuan waktu (tingkat kedatangan) dan atau rata rata waktu pelayanan dalam ukuran pekerjaan persatuan waktu (tingkat pelayanan). Untuk memecahkan teori antrian sederhana, formula formula yang digunakan didasarkan pada asumsi <. 3.4 Perbandingan Teknik Simulasi dan Penggunaan Rumus Parameter Antrian Sederhana Berdasarkan Cara Kerjanya Berikut ini akan dilakukan suatu perbandingan untuk membedakan antara kedua cara atau metode tersebut yang ditinjau dari langkah langkah kerja yang dilakukan untuk memperoleh solusi penyelesaian yang diharapkan. Tabel 3.6 menunjukan perbandingan antara teknik simulasi dan penggunaan rumus parameter antrian sederhana.

14 46 No Penggunaan teknik simulasi Penggunaan rumus parameter antrian sederhana 1 Melibatkan penggunaan bilangan acak yang dihasilkan oleh pembangkit bilangan acak melalui program komputer Tidak menggunakan bilangan acak 2 Menggunakan variabel variabel berikut : - rata rata waktu antar kedatangan (tk) - rata rata waktu pelayanan (tp) - waktu datang (tb) - bilangan acak (Ui) - beda waktu antar kedatangan (ta) - lama waktu pelayanan (tc) - waktu mulai dilayani (td) - waktu selesai dilayani (te) - lama waktu antri (tf) - waktu senggang pelayanan (tg) - lama proses dalam sistem (th) - jumlah orang yang diestimasi (n) 3 Perhitungan data pengantri dilakukan melalui Sebuah tabel 4 Perhitungan yang dilakukan untuk mendapat solusi perkiraan dengan cara berikut : Wq = Jumlah lama waktu antri Jumlah pengantri W = Jml lama proses dalam sistem Jumlah pengantri Lq = Jumlah lama waktu antri W s/d (te) pengantri terakhir L = Jml lama proses dalam sistem W s/d (te) pengantri terakhir Menggunakan 2 variabel berikut : - tingkat kedatangan ( ) - tingkat pelayanan ( ) Perhitungan dilakukan dengan memasukan data data kedalam persamaan rumus parameter Perhitungan yang dilakukan untuk memperoleh solusi perkiraan dengan cara berikut : Wq = ( - ) W = 1 - Lq = 2 ( - ) L = - Tabel 3.6 Tabel perbandingan tehnik simulasi dan perbandingan rumus parameter antrian sederhana berdasarkan cara kerjanya.

15 Perbandingan Hasil Antara Tehnik Simulasi dan Penggunaan Rumus Parameter Antrian Sederhana Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada sistem antrian loket penjualan ticket theater 21 DM diperoleh data data sebagai berikut : 1. Loket dibuka untuk melayani pelanggan selama 30 menit. 2. Rata rata waktu kedatangan tk adalah 60 detik. 3. Tingkat kedatangan adalah 60 orang / jam. 4. Rata rata waktu pelayanan tp adalah 45 detik. 5. Tingkat pelayanan adalah 80 orang / jam. 6. Waktu kedatangan pengantri pertama pada detik ke 70 detik. 7. Lama waktu pelayanan pengantri pertama 40 detik. Setelah dilakukan perhitungan pada data data hasil pengamatan, baik secara simulasi maupun dengan penggunaan rumus parameter antrian sederhana didapatkan kuantitas dari solusi penyelesaian masalah yang berbeda. Pada teknik simulasi kuantitas dari solusi penyelesaian lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan rumus parameter antrian sederhana. Tabel 3.7 menunjukan hasil perhitungan yang dilakukan dengan teknik simulasi dan penggunaan rumus parameter antrian sederhana dalam

16 48 menentukan kuantitas perkiraan dari ciri ciri operasi sistem antrian sederhana yang meliputi rata rata waktu antri setiap pengantri, rata rata lamanya seseorang diproses dalam sistem, rata rata waktu antri setiap dalam antrian dan rata rata banyaknya pengantri dalam sistem. Tabel 3.7 Tabel perbandingan antara tehnik simulasi dan penggunaan rumus parameter antrian sederhana berdasarkan solusi terakhir Ciri ciri operasi sistem antrian Rata rata waktu antri untuk setiap pengantri (Wq) Rata rata lamanya Pengantri diproses dalam sistem (W) Rata rata banyak nya pengantri dalam antrian (Lq) Rata rata banyaknya pengantri dalam sistem (L) Hasil perhitungan dengan simulasi Wq = 31 detik W = 67 detik Lq = 1 pengantri L = 2 pengantri Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus parameter Wq = 135 detik W = 180 detik Lq = 2 pengantri L = 3 pengantri Dari tabel 3.7 terlihat bahwa rata rata waktu antri untuk setiap pengantri (Wq) yaitu rata rata waktu seorang pelanggan harus menunggu sebelum menerima pelayanan adalah 31 detik dengan menggunakan simulasi,

17 49 sebaliknya dengan menggunakan rumus parameter antrian sederhana adalah 135 detik. Hal ini berarti rata rata waktu antri diperoleh dengan tehnik simulasi lebih kecil jika dibandingkan dengan penggunaan rumus parameter antrian sederhana. Baris kedua memperlihatkan bahwa rata rata lamanya pengantri diproses dalam sistem (W) yaitu rata rata waktu seorang pelanggan menunggu dalam sistem yang meliputi waktu sebelum dan sesudah menerima pelayanan adalah 67 detik dengan menggunakan simulasi, sebaliknya dengan menggunakan rumus parameter antrian sederhana diperoleh waktu yang lebih lama yaitu 180 detik. Baris ke tiga menunjukan bahwa rata rata banyaknya pengantri dalam antrian (Lq) yaitu rata rata banyaknya pelanggan yang harus menunggu untuk memperoleh pelayanan adalah 1 pelanggan dengan menggunakan simulasi, sebaliknya dengan menggunakan rumus parameter antrian sederhana rata rata pelanggan yang sedang mengantri adalah 2 orang. Hal ini berarti rata rata pengantri dalam antrian yang diperoleh menggunakan simulasi lebih sedikit bila dibandingkan dengan menggunakan rumus parameter antrian sederhana.

18 50 Baris terakhir dari tabel 3.7 menunjukan bahwa rata rata banyaknya pengantri dalam sistem yang meliputi pelanggan yang sedang antri menunggu untuk menerima pelayanan adalah 2 pengantri. Jika diperoleh dengan menggunakan simulasi dan sebanyak 3 pengantri bila menggunakan rumus parameter antrian sederhana. Secara umum seperti terlihat dalam tabel 3.7 hasil yang diperoleh menggunakan simulasi lebih efisien bila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh menggunakan rumus parameter antrian sederhana. 3.6 Algoritma 1. Mulai 2. Input batas waktu antri, rata-rata waktu antar kedatangan, rata-rata waktu pelayanan, waktu pertama kedatangan, waktu pertama pelayanan. 3. Mencari lama waktu pelayanan 4. Proses pengacakan nilai variabel waktu kedatangan 5. Proses menentukan nilai total pelayanan 6. Jika total pelayanan belum melebihi batas waktu pelayanan, maka kembali melakukan proses menentukan nilai total pelayanan. Jika telah melebihi batas waktu maka proses menentukan total pelayanan. 7. Selesai 8. Mencari beda waktu antar kedatangan 9. Proses pengacakan nilai beda waktu antar kedatangan

19 Proses menentukan nilai beda waktu antar kedatangan 11. Jika perulangan belum mencapai batas waktu kedatangan, maka proses kembali menetukan nilai sedangkan apabila telah melebihi batas waktu proses menentukan beda waktu kedatangan 12. Selasai 13. Proses hitung waktu datang, waktu mulai dilayani, waktu selesai dilayani, lama waktu antri, waktu senggang, lama proses, total waktu antri, total waktu luang, dan total waktu proses. 14. Cetak output kelayar 15. Cetak seluruh tabel melalui printer 16. Hitung rata-rata waktu antri, rata-rata waktu proses, rata-rata jumlah antrian, rata-rata jumlah orang dalam sistem 17. Tampilkan rata-rata waktu antri, rata-rata waktu proses, rata-rata jumlah antrian, rata-rata jumlah orang dalam sistem 18. Selesai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teori antrian pertama kali dikemukakan oleh A.K.Erlang, yang menggambarkan model antrian untuk menentukan jumlah optimal dari fasilitas telepon switching yang digunakan untuk melayani

Lebih terperinci

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang Pendahuluan Antrian Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang membutuhkan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas pelayanan). Masalah yang timbul dalam antrian adalah bagaimana mengusahakan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Uji Kesesuaian Distribusi Dalam penelitian ini kedatangan pasien diasumsikan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan diasumsikan berdistribusi Eksponensial. Untuk menguji kebenarannya

Lebih terperinci

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Teori Antrian. Prihantoosa  Pendahuluan.  Teori Antrian : Intro p : 1 Pendahuluan Teori Antrian Prihantoosa pht854@yahoo.com toosa@staff.gunadarma.ac.id Last update : 14 November 2009 version 1.0 http://openstat.wordpress.com Teori Antrian : Intro p : 1 Tujuan Tujuan : Meneliti

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009 Metode Kuantitatif Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 3 April 009. Pendahuluan. Struktur Model Antrian (The Structure of Queuing Model) 3. Single-Channel Model 4. Multiple-Channel

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2 MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2 Dengan memperhatikan hal ini, banyak perusahaan mengusahakan untuk mengurangi waktu menunggu sebagai komponen utama dari perbaikan kualitas. Umumnya, perusahaan dapat

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OPERASI William J. Stevenson 8 th edition CONTOH ANTRIAN Pelanggan menunggu pelayanan di kasir Mahasiswa menunggu konsultasi dengan pembimbing Mahasiswa menunggu registrasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Kinerja Sistem Antrian Pada supermarket saga swalayan Padang Pariaman Sumatera Barat terdapat 7 kasir yang bertugas melayani para konsumen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Sistem pelayanan multiple (multiple-server system) atau biasa disebut multiserver single queue merupakan baris antrian tunggal yang dilayani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Penjualan Senayan City PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berlokasi di Senayan City, Jakarta. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang penulis lakukan di PT Plaza Toyota Green Garden dapat disimpulkan kebijakan pengelolaan antrian pelanggan secara kualitatif

Lebih terperinci

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Model Antrian M E T O D E S T O K A S T I K Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapaun yang pergi berbelanja atau ke bioskop telah mengalami

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Pendahuluan Analisis antrian pertama kali diperkenalkan oleh A.K Erlang (1913) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Proses Antrian Suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris

Lebih terperinci

BAB III DARI MODEL ANTRIAN M/M/1 DENGAN POLA KEDATANGAN BERKELOMPOK KONSTAN. 3.1 Model Antrian M/M/1 Dengan Pola Kedatangan Berkelompok Acak

BAB III DARI MODEL ANTRIAN M/M/1 DENGAN POLA KEDATANGAN BERKELOMPOK KONSTAN. 3.1 Model Antrian M/M/1 Dengan Pola Kedatangan Berkelompok Acak BAB III PERUMUSAN PROBABILITAS DAN EKSPEKTASI DARI MODEL ANTRIAN M/M/1 DENGAN POLA KEDATANGAN BERKELOMPOK KONSTAN 3.1 Model Antrian M/M/1 Dengan Pola Kedatangan Berkelompok Acak Model antrian ini para

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/D/1

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/D/1 ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/D/1 Rudi M.T Manullang (1), M. Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater,

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM ANTRIAN PELAYAN TUNGGAL SEDERHANA

SIMULASI SISTEM ANTRIAN PELAYAN TUNGGAL SEDERHANA SIMULASI SISTEM ANTRIAN PELAYAN TUNGGAL SEDERHANA Algoritma Sistem Antrian Pelayan Tunggal Sederhana Contoh antrian : car wash, kantor pos, bank Gambaran Masalah Kedatangan pelanggan Antrian pelayanan

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT101 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu membandingkan

Lebih terperinci

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah ANALISIS Pada bab ini akan dikemukakan analisa terhadap pemecahan masalah yang dihadapi dan diperoleh dari pengolahan data serta pembahasan yang ada berdasarkan alternatif yang ada. 4.4 Analisis Tingkat

Lebih terperinci

ANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian

ANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian ANTRIAN Jika permintaan terhadap suatu jasa melebihi suplai, akan mengakibatkan terjadi antrian. Masalah tersebut dapat terjadi pada berbagai keadaan. Sebagai contoh Kendaraan menunggu lampu lalu lintas,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N Florensa Br Ginting Dosen Pembimbing : Ir. M. Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Sistem Antrian Populasi pasien merupakan sumber masukan dari suatu sistem antrian, dalam hal ini pasien yang datang pada sistem antrian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapapun yang pergi

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM Model Antrian Teori antrian pertama kali diciptakan oleh A.K. Erlang seorang ahli matematik Denmark pada tahun 1909. Sejak itu penggunaan model antrian mengalami perkembangan

Lebih terperinci

JASA 2 [BAB V MENGELOLA ANTRIAN DAN RESERVASI] (BAGIAN I)

JASA 2 [BAB V MENGELOLA ANTRIAN DAN RESERVASI] (BAGIAN I) Apakah yang dimaksud dengan antrian? Antrian adalah barisan orang, kendaraan, objek fisik lainnya, atau hal-hal yang tidak berwujud lainnya yang menunggu giliran untuk dilayani atau untuk bergerak kedepan.

Lebih terperinci

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan Danau Agung 1 Blok A4, Sunter Agung Jakarta Utara. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PADA GALERY PT. INDOSAT CABANG MALL METROPOLITAN BEKASI BARAT NAMA : MARTA ZULFIKA NPM :

ANALISIS ANTRIAN PADA GALERY PT. INDOSAT CABANG MALL METROPOLITAN BEKASI BARAT NAMA : MARTA ZULFIKA NPM : ANALISIS ANTRIAN PADA GALERY PT. INDOSAT CABANG MALL METROPOLITAN BEKASI BARAT NAMA : MARTA ZULFIKA NPM : 14211323 LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Latar Antrian yang panjang dan menghabiskan waktu yang terlalu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Sistem Antrian Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) 2. Antrian 3. pelayanan Masing-masing

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SISTEM ANTRIAN

KARAKTERISTIK SISTEM ANTRIAN KARAKTERISTIK SISTEM ANTRIAN Terdapat tiga komponen dalam sebuah sistem antrian : 1. Kedatangan. Kedatangan memiliki karakteristik seperti ukuran populasi, perilaku dan sebuah distribusi statistik 2. Disiplin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,

Lebih terperinci

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI ANALISIS SISTEM ANTRIAN SEPEDA MOTOR PADA SPBU RAWA LUMBU DI BEKASI TIMUR NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : 19211173 DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI Latar Belakang PENDAHULUAN Pertumbuhan manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT Plaza Toyota Green Garden yang berlokasi di Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

Lebih terperinci

BAB III SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1. paket data. Adapun kinerja yang akan dibahas adalah rata-rata jumlah paket dalam

BAB III SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1. paket data. Adapun kinerja yang akan dibahas adalah rata-rata jumlah paket dalam BAB III SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1 3.1 Model Antrian M/M/1 Model antrian yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah model antrian M/M/1. Sistem antrian ini diasumsikan digunakan pada simpul jaringan

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Judul Materi Pertemuan 2

Pertemuan 2 Judul Materi Pertemuan 2 Pertemuan 2 Judul Materi Pertemuan 2 ANTRIAN (MULTI CHANNEL SINGLE PHASE) Objektif: 1. Mahasiswa dapat merumuskan masalah. 2. Mahasiswa dapat menghitung lama antrian. 3. Mahasiswa dapat mencari persentase

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI PERAWATAN SEPEDA MOTOR

MODEL SIMULASI PERAWATAN SEPEDA MOTOR Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut ISSN 2302-7339 Vol. 10 No. 01 2013 MODEL SIMULASI PERAWATAN SEPEDA MOTOR Ridwan Munawar 1, Rinda Cahyana 2, Luthfi Nurwandi 3 Jurnal Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sebuah sistem pelayanan tertentu. Dalam pelaksanaan pelayanan pelaku utama dalam

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN LOKET KARCIS TAMAN MARGASATWA RAGUNAN DKI JAKARTA

ANALISIS ANTRIAN LOKET KARCIS TAMAN MARGASATWA RAGUNAN DKI JAKARTA ANALISIS ANTRIAN LOKET KARCIS TAMAN MARGASATWA RAGUNAN DKI JAKARTA Agus Sri Iswiyanti Hotniar Siringoringo Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jalan Margonda Raya No. 100 Depok hotniars@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1 TEORI ANTRIAN Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1 Riset Operasional Riset operasional merupakan cabang interdisiplin dari matematika terapan dan sains formal yang menggunakan model-model seperti model

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian pertama kali disusun oleh Agner Krarup Erlang yang hidup pada periode 1878-1929. Dia merupakan seorang insinyur Demark yang bekerja di industri telepon.

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #9 Ganjil 2014/2015

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #9 Ganjil 2014/2015 TIN0 - engantar Teknik Industri Materi #9 Ganjil 04/05 Definisi Analisis antrian merupakan bentuk analisis probabilitas. Hasil dari analisis antrian karakteristik operasional merupakan nilai rata-rata

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada penelitian tugas akhir ini, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik

BAB V ANALISA HASIL. Pada penelitian tugas akhir ini, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik BAB V ANALISA HASIL Pada penelitian tugas akhir ini, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik dari sistem antrian kita telah mengambil dua data, yaitu data waktu antar kedatangan kendaraan dan data waktu

Lebih terperinci

BAB II TEORI ANTRIAN. Denmark yang bernama A.K.Erlang, yang bekerja pada perusahaan telepon di

BAB II TEORI ANTRIAN. Denmark yang bernama A.K.Erlang, yang bekerja pada perusahaan telepon di BAB II TEORI ANTRIAN 2.1. Sejarah Teori Antrian Teori tentang antrian ditemukan dan dikembangkan oleh seorang insinyur Denmark yang bernama A.K.Erlang, yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan

Lebih terperinci

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN ABSTRAKSI Teori Antrian merupakan teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian dan barisbaris penengguan, yang formasinya merupakn suatu fenomena biasa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek, penulis tertarik untuk meneliti perusahaan ini karena makin banyaknya jumlah antrian

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( ) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 127-134 ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):(

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi utama dari sebuah organisasi dan secara utuh berhubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT JAKARTA SELATAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT JAKARTA SELATAN ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT JAKARTA SELATAN Nama : Deden Kurniawan NPM : 11210746 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Ade Rachmawati SE, MM Latar Belakang Di zaman

Lebih terperinci

STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR

STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR PROS ID I NG 2 0 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR Nur Ali & David Ferdi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unhas Jl. Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Yang dimaksud pelayanan pada area anti karat adalah banyaknya output pallet yang dapat dihasilkan per hari pada area tersebut. Peningkatan pelayanan dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mencakup pembahasan dari hasil evaluasi pada 4 poin penting tentang kinerja

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mencakup pembahasan dari hasil evaluasi pada 4 poin penting tentang kinerja BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan memaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kesimpulan akan mencakup pembahasan dari hasil evaluasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien yang ingin periksa ke dokter, orang yang mengantri beli bensin di SPBU, orang

Lebih terperinci

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana Muhamar kadaffi Jurusan Teknik Elektro,Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 E-mail : muhamar10@yahoo.com Abstrak --

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Siloam Hospitals Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

Lebih terperinci

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro Berikut ini adalah pembahasan mengenai sistem antrian teller BRI Cik Ditiro dan optimasinya berdasarkan model tingkat aspirasi. Deskripsi mengenai sistem antrian teller BRI Cik Ditiro dapat diuraikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota Kegiatan pelayanan di terminal bustransjakarta tujuan Blok M Kota di mulai sejak pukul

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Pada PT. Nusantara Sejahtera Raya 4.1.1 Analisis QFD 4.1.1.1 Langkah langkah Analisis QFD pada Layanan M-Tix Cinema XXI Langkah awal yang dilakukan dalam analisis

Lebih terperinci

Jurnal Metode 3(1)

Jurnal Metode 3(1) Jurnal Metode 3(1)6-15 017 USULAN PERBAIKAN SISTEM KERJA PELAYANAN ANTRIAN PADA KANTOR SAMSAT KOTA SORONG PAPUA BARAT Tamrin Tajuddin 1) Asih Ahistasari ) 1 Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Stokastik Menurut Gross (2008), proses stokastik adalah himpunan variabel acak Semua kemungkinan nilai yang dapat terjadi pada variabel acak X(t) disebut ruang keadaan

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori Antrian merupakan waktu tunggu yang dialami pelanggan untuk mencapai tujuan, dikarenakan jumlah pelanggan melebihi kapasitas layanan yang tersedia. Waktu tunggu yang terlalu lama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permasalahan Transportasi Transportasi adalah suatu bagian yang integral dari hampir seluruh kegiatan manusia, sehingga secara prinsip sukarlah membedakan sebab dan akibatnya

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikasikan pada tahun 1909 oleh Agner

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN

IMPLEMENTASI MODEL ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN IMPLEMENTASI MODEL ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN (Hasil Riset pada Perusahaan Jasa X ) (tulisan ini dipersembahkan untuk mahasiswa FE yang akan menulis tugas akhir) Servive adalah modal yang utama bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan urutan (prioritas) yang dilakukan oleh sistem. Menurut J.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan urutan (prioritas) yang dilakukan oleh sistem. Menurut J. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Antrian adalah sekumpulan proses dan mekanisme di dalam suatu sistem yang berkaitan dengan urutan (prioritas) yang dilakukan oleh sistem. Menurut J. Liberman,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil PITSTOP Autowash & SPA PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal 14 Juli 2010 dengan notaris R.Suryawan Budi Prasetiyanto, SH, MKn. /

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Masalah Terdapat dua kriteria permasalahan umum pada busway, yaitu faktor kriteria kenyamanan penumpang dan keekonomisan bus. Kriteria kenyamanan penumpang

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH TELLER YANG OPTIMAL DENGAN METODE ANTRIAN DI PT BANK HAGA

PENENTUAN JUMLAH TELLER YANG OPTIMAL DENGAN METODE ANTRIAN DI PT BANK HAGA PENENTUAN JUMLAH TELLER YANG OPTIMAL DENGAN METODE ANTRIAN DI PT BANK HAGA Bahtiar S. Abbas 1 ; Raymond 2 ABSTRACT This article presents the optimization of the number of tellers at the service counter

Lebih terperinci

Metoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket

Metoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket Metoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket Simulation Method for Calculating Number of Seat Needed for Ticket Reservation Facilities Anita Susanti 1,a),

Lebih terperinci

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN PRAKTIKUM TOKATIK MODUL TEORI ANTRIAN.. Tujuan Praktikum Dari kegiatan praktikum ini, praktikan diharapkan :. Dapat memahami fungsi dan manfaat dari teori antrian.. Dapat memahami konsep dasar dari teori

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) 2013 ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) Disusun oleh: Dian Fitriana Arthati (09.5934), Dede Firmansyah (09.5918), Eka Fauziah Rahmawati

Lebih terperinci

Riset Operasional JAWABAN KISI-KISI UAS PENAWARAN G N O PERMINTAAN = 140

Riset Operasional JAWABAN KISI-KISI UAS PENAWARAN G N O PERMINTAAN = 140 Riset Operasional JAWABAN KISI-KISI UAS 1. Dengan berdasarkan data biaya transportasi dari pabrik ke gudang di samping, hitunglah biaya transportasinya dengan menggunakan METODE SUDUT BARAT LAUT & VAM!

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis kinerja

Lebih terperinci

ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) BLINTUT BARONG TONGKOK KUTAI BARAT

ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) BLINTUT BARONG TONGKOK KUTAI BARAT ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) 64-755-01 BLINTUT BARONG TONGKOK KUTAI BARAT Siken. H. Eddy Soegiarto K. Adi Suroso Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Lebih terperinci

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) Analisis pertama kali diperkenalkan oleh A.K. Erlang (93) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan annya. Saat ini analisis banyak

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Zarah Ayu Annisa 1308030058 Dosen Pembimbing : Dra. Sri Mumpuni R., MT PENDAHULUAN Antrian Meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

Solusi, Vol. 10, No. 22 Maret 2012 Mei 2012 Perancangan Dan Implementasi Model Sistem Antrian Pelayanan di Puskesmas Mulya Mekar

Solusi, Vol. 10, No. 22 Maret 2012 Mei 2012 Perancangan Dan Implementasi Model Sistem Antrian Pelayanan di Puskesmas Mulya Mekar Perancangan Dan Implementasi Model Sistem Antrian Pelayanan di Puskesmas Mulya Mekar Ade Momon S., Ir, MT dan Ana Ahdiat, ST Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang, 2012 RINGKASAN Tingkat

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS Umi Marfuah 1), Anita Syarifah 2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Email: umi.marfuah1@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini yang dipilih dalam penelitian ini adalah Bank Permata cabang Citra Raya. Berlokasi di Ruko Taman Raya Jl. Raya Boulevard Blok K 01

Lebih terperinci

MODEL SISTEM ANTRIAN PESAWAT TERBANG DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

MODEL SISTEM ANTRIAN PESAWAT TERBANG DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA MODEL SISTEM ANTRIAN PESAWAT TERBANG DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA untuk memenuhi Tugas Besar mata kuliah Pemodelan Sistem disusun oleh: Graham Desmon 131141264 Hafizha Fauzani 131144294

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Menurut. Ukuran Keefektifan Rumus ProModelStudent. Rumus

BAB V PENUTUP. Menurut. Ukuran Keefektifan Rumus ProModelStudent. Rumus BAB V PENUTUP 5.. Kesimpulan Dari pembahasan skripsi dengan judul Analisis Efektivitas Sistem Antrian Bank BCA cabang Jamika Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut. Model antrian yang paling tepat digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Teori Antrian Dalam kehidupan sehari-hari, antrian (queueing) sangat sering ditemukan. Mengantri sering harus dilakukan jika kita menunggu giliran misalnya mengambil

Lebih terperinci

T-5 RANCANGAN MODEL SIMULASI ANTRIAN UNTUK MENGURANGI KEMACETAN KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK BANTEN

T-5 RANCANGAN MODEL SIMULASI ANTRIAN UNTUK MENGURANGI KEMACETAN KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK BANTEN T-5 RANCANGAN MODEL SIMULASI ANTRIAN UNTUK MENGURANGI KEMACETAN KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK BANTEN Sudradjat 1), Diah Chaerani 2), Farida C. Kusuma 3) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3. Pengujian

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3. Pengujian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3. Pengujian aplikasi dilakukan berdasarkan pada skenario pengujian yang ditentukan. 30

Lebih terperinci

KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output:

KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output: KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output: 1. Terminating simulation 2. Nonterminating simulation: a. Steady-state parameters b. Steady-state cycle parameters

Lebih terperinci

Adrian et al., Antrian Teori Antrian Pada Loket Pembayaran Pusat Perbelanjaan Carrefour...

Adrian et al., Antrian Teori Antrian Pada Loket Pembayaran Pusat Perbelanjaan Carrefour... 1 ANALISIS TEORI ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN PUSAT PERBELANJAAN (KASIR) CARREFOUR JEMBER, JL. HAYAM WURUK JEMBER (Analysis Theory Application on the Payment System at Carrefour Supermarket Hayam Wuruk

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG Jurnal Matematika UNAND Vol. 1 No. 2 Hal. 44 51 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG ZUL AHMAD ERSYAD, DODI DEVIANTO

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DALAM OPTIMASI PELAYANAN PADA BIOSKOP GOLDEN THEATRE KEDIRI SKRIPSI

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DALAM OPTIMASI PELAYANAN PADA BIOSKOP GOLDEN THEATRE KEDIRI SKRIPSI ANALISIS SISTEM ANTRIAN DALAM OPTIMASI PELAYANAN PADA BIOSKOP GOLDEN THEATRE KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori tentang antrian ditemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang,

BAB II LANDASAN TEORI. Teori tentang antrian ditemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Teori tentang antrian ditemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN Evi Shofiyatin 1), Ika Nur Oktaviani 1), Khusnul Khanifah Kalana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen, Manajemen Operasi dan Antrian

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen, Manajemen Operasi dan Antrian 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen, Manajemen Operasi dan Antrian Pengertian manajamen adalah, dalam mengelola suatu sistem manajemen selalu dibutuhkan suatu manajemen yang baik agar tujuan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Sistem Antrian Antrian ialah suatu garis tunggu pelanggan yang memerlukan layanan dari satu/lebih

Lebih terperinci

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog Model Antrian Tito Adi Dewanto S.TP tito math s blog titodewanto@yahoo.com LOGO Intro Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Intro Siapapun yang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN SISTEM LBE

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN SISTEM LBE BIDANG ILMU : REKAYASA LALU LINTAS LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN SISTEM LBE STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR TIM PENGUSUL Dr. Ir. H. Nur Ali, MT NIDN : 0005014901 David

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

Lebih terperinci

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data kedatangan yang didapat dari pihak manajemen (Tabel yang lebih

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data kedatangan yang didapat dari pihak manajemen (Tabel yang lebih Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemaparan Data Data jumlah kedatangan penumpang diperoleh langsung dari pihak manajemen. Berikut adalah data kedatangan yang didapat dari pihak manajemen (Tabel yang lebih

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANTRIAN UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA KEPADATAN JUMLAH ANTRIAN DI STASIUN BANYUWANGI BARU

PENERAPAN METODE ANTRIAN UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA KEPADATAN JUMLAH ANTRIAN DI STASIUN BANYUWANGI BARU PENERAPAN METODE ANTRIAN UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA KEPADATAN JUMLAH ANTRIAN DI STASIUN BANYUWANGI BARU Harliwanti Prisilia Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #9 Ganjil 2015/2016 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #9 Ganjil 2015/2016 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #9 TIN0 ENGANTAR TEKNIK INDUSTRI endahuluan engembangan model matematis dari suatu sistem dunia nyata, menemukan beberapa elemen penting adalah aak dan tidak dapat diabaikan variasinya. Sehingga,

Lebih terperinci