Kuningan City, Jakarta, 22 Oktober Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua

dokumen-dokumen yang mirip
Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

BPJS Ketenagakerjaan ( SJSN ) Tanggal 1 Juli Apindo training center

Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja. Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015

KEPESERTAAN KUNCI UTAMA PENGELOLAAN DANA PENSIUN

Jaminan Pensiun SJSN: Usulan Besar Manfaat dan Iuran

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Untuk memberikan derajat kehidupan yang layak bagi Peserta dan keluarganya yang memasuki Usia Pensiun, Pemerintah menetapkan program Jaminan Pensiun

Sinergi BPJS Ketenagakerjaan Dengan Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun Sumarjono Direktur Perencanaan Strategis & TI

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Program Jaminan Pensiun SJSN: Pandangan Pemberi Kerja

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

Kajian Aktuaria reformasi BPJS Ketenagakerjaan

UU 3/1992 Jamsostek UU 40/2004 SJSN. Kesehatan. UU 13/2003 Ketenagakerjaan PHK: Kerja

Berhenti Bekerja dan Uang Pisah Dihabiskan atau diinvestasikan?

PPMP vs PPIP a a new perspective

INDONESIA. Half-day Seminar: Sistem dan Beban Kesejahteraan Pekerja serta Pendanaannya DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO. Hotel Manhattan, 30 November 2006

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

Mengenal. Dana Pensiun

Sekilas tentang Dana Pensiun

SJSN Ketenagakerjaan Tanggal 1 Juli M. Aditya warman, MBA Director Business Development ATC DPN APINDO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti

PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA

Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA PENSIUN SEKTOR KORPORASI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN BULANAN DANA PENSIUN I.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tergantung rata-rata kenaikan gaji dan tingkat pajak. Semakin kecil ratarata

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TANTANGAN PENETAPAN STANDAR UPAH MINIMUM NASIONAL DAN REGIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

KAITAN PROGRAM DANA PENSIUN DENGAN PENERAPAN PSAK NO. 24 (REVISI 2004) PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA

SOSIALISASI PEMBAGIAN SELISIH PENILAIAN INVESTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

Ketenagakerjaan Indonesia dan Distribusi Upah Peserta Jaminan Pensiun

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Iuran Pemberi Kerja. Gambar 1 Slip Gaji Indun pada Februari 2009

BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA

PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI

UU No. 13/2003 Ketenagakerjaan Perkiraan Beban Pendanaan

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian tingkat kecukupan dana

BAB I PENDAHULUAN. hidup adalah salah satu tujuan pembangunan. Namun dampaknya mempengaruhi

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus kehidupan seseorang ada tiga tahapan kehidupan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara, karena semakin banyak pekerja yang sejahtera maka serta merta

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 12 Tahun 2018 Seri E Nomor 7 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2018 TENTANG

JAMINAN PENSIUN UNTUK SELURUH PEKERJA. Oleh : AGUS SUPRIYADI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /SEOJK.05/2015 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO DANA PENSIUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

Produk BPJS Ketenagakerjaan. Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016

UPDATE PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KETENAGAKERJAAN. Oleh: Achmad Djunaedi, SH

JAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

BAB 4 PEMBAHASAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

Problem dan Tantangan dalam Implementasi Skema Pensiun Publik Indonesia di masa datang yang berdasarkan pada UU No 40/2004 tentang SJSN

KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2016 UNTUK DANA PENSIUN

SOSIALISASI PROGRAM PENSIUN PADA FORUM PERWAKILAN PESERTA AKTIF, UNSUR PENSIUNAN dan SERIKAT PEKERJA

Transformasi BPJS 2. September 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN

Sedangkan pengertian Pensiun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003; 850) adalah :

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PH-5/BPJS TK/2015 PENDAPAT HUKUM

Implementasi Program dan Perubahan Regulasi BPJS Ketenagakerjaan

KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2015 UNTUK DANA PENSIUN

Republik Indonesia. Laporan Teknis

Alasan 08/01/2015. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc. Undangundang. Keinginan karyawan. Keinginan perusahaan. Kontrak kerja berakhir

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Se

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan atau yang juga sering disebut dengan buruh merupakan elemen penting

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jaminan Pensiun Sebagai Hak Dasar Pekerja. Oleh : Timboel Siregar

MENGENAL DANA PENSIUN

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan

Transkripsi:

Kuningan City, Jakarta, 22 Oktober 2015 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua

Daftar isi Ketentuan program jaminan pensiun Harmonisasi program wajib dan sukarela Penyesuaian 2 yang perlu dilakukan Eksistensi DPPK dan DPLK Kesimpulan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 2

Bagian Pertama Ketentuan program jaminan pensiun Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 3

Pendahuluan Ketentuan pelaksanaan penyelenggaraan program jaminan pensiun (JP) telah diundangkan pada 30 Juni 2015 dan mulai berlaku pada 1 Juli 2015 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun (PP 45/2015) PP 45/2015 mengatur mengenai pengertian JP, kepesertaan, tata cara pendaftaran, besarnya iuran, tata cara pembayaran iuran, manfaat JP, persyaratan dan mekanisme manfaat JP, sanksi administratif, dan pengawasan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 4

Iuran program JP (1) 3% dari upah sebulan (2% pemberi kerja dan 1% peserta) Upah terdiri atas upah pokok dan tunjangan tetap Iuran 3% ini dievaluasi paling singkat 3 tahun dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi nasional dan perhitungan kecukupan kewajiban aktuaria Tidak jelas apa kriteria/indikator kondisi ekonomi nasional Kecukupan kewajiban aktuaria hanya dijelaskan bahwa perhitungannya akan dilakukan oleh aktuaris independen Hasil evaluasi sebagai dasar iuran naik bertahap menuju 8% Tidak sesuai dengan kaidah dan prinsip aktuaria yang wajar Bukankah suatu saat nanti kebutuhan iuran bisa melebihi 8%? Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 5

Iuran program JP (2) Kita berharap... Aktuaris independen yang nantinya ditunjuk untuk melakukan evaluasi terhadap besaran iuran program JP memiliki integritas dan menjunjung tinggi profesionalismenya dalam menerapkan disiplin keilmuannya serta mematuhi secara ketat standar praktik aktuaria yang berlaku Besaran iuran program JP 3% ini akan terus bertahan sampai 2030 dan setelah itu meningkat secara bertahap sebesar 0.3% setiap 3 tahun sesuai usulan yang pernah disampaikan melalui harian Kompas edisi 10 Juni 2015 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 6

Batas paling tinggi upah Ada batas paling tinggi upah untuk perhitungan iuran Tahun 2015: Rp7,000,000 sebulan Tahun 2016 + : Meningkat sesuai PDB tahun sebelumnya Misalkan tingkat pertumbuhan tahunan PDB tahun 2015 dan 2016 = 5% dan 6% Batas paling tinggi upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan iuran program JP Tahun 2016 = Rp7,350,000 (7,000,000 x 1.05) Tahun 2017 = Rp7,791,000 (7,350,000 x 1.06) Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 7

Upah untuk menghitung iuran (1) Batas paling tinggi upah dan upah yang digunakan untuk menghitung iuran program JP tidak harus sama Upah aktual lebih rendah atau lebih tinggi dari batas paling tinggi upah Misalkan upah pekerja tahun 2015, 2016, dan 2017 masingmasing Rp6,000,000, Rp7,000,000, dan Rp8,000,000 sebulan Dengan menggunakan batas paling tinggi upah dalam contoh di atas, maka upah yang digunakan untuk menghitung iuran program JP tahun 2015, 2016, dan 2017 masing masing menjadi Rp6,000,000, Rp7,000,000, dan Rp7,791,000 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 8

Upah untuk menghitung iuran (2) Dengan kata lain, upah yang digunakan untuk menghitung iuran program JP (U IJP ) adalah jumlah yang lebih rendah di antara upah aktual (U A ) dan batas paling tinggi upah sebagai dasar perhitungan iuran program JP (U JP ), atau U IJP = MIN (U A ; U JP )... (1) Tahun Batas Paling Upah Upah Untuk Tinggi Upah Aktual Menghitung Iuran JP Sebulan Iuran JP U JP U A U IJP =MIN(U A; U JP ) 2015 7,000,000 6,000,000 6,000,000 2016 7,350,000 7,000,000 7,000,000 2017 7,791,000 8,000,000 7,791,000 2018 8,250,000 8,300,000 8,250,000 2019 8,750,000 8,600,000 8,600,000 2020 9,275,000 9,375,000 9,275,000 2021 9,850,000 10,000,000 9,850,000 2022 10,600,000 10,500,000 10,500,000 2023 11,250,000 11,500,000 11,250,000 2024 12,150,000 12,075,000 12,075,000 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 9

Usia pensiun program JP (1) Untuk pertama kali usia pensiun ditetapkan 56 tahun dan mulai 1 Januari 2019 menjadi 57 tahun Selanjutnya bertambah 1 tahun untuk setiap 3 tahun berikutnya sampai mencapai usia pensiun 65 tahun pada 2043 Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2022 2025 2028 2031 2034 2037 2040 2043 UP Program JP 56 56 56 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 Beban jangka panjang program pensiun jenis manfaat pasti bergantung pada penetapan usia pensiun yang wajar Dikaitkan dengan peningkatan usia harapan hidup agar rasio ketergantungan penduduk usia lanjut terkendali, bukan malah dibatasi dalam nilai absolut maksimum 65 tahun Saat ini, usia pensiun di negara negara maju, pada umumnya telah mencapai 65 dan bergerak ke 67 dan 68 tahun Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 10

Usia pensiun program JP (2) Peserta yang telah memasuki usia pensiun (program JP) dan tetap dipekerjakan dapat memilih untuk menerima manfaat pensiun saat mencapai usia pensiun (program JP) atau pada saat berhenti bekerja dengan ketentuan paling lama 3 tahun setelah usia pensiun (program JP) Misalkan usia pensiun yang berlaku pada suatu perusahaan adalah 55 tahun Ada pekerja yang saat ini (2015) berusia 53 tahun yang seharusnya pensiun 2 tahun lagi pada 2017, tetapi diperpanjang masa kerjanya selama 5 tahun berarti ia baru akan pensiun saat berusia 60 tahun pada 2022 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 11

Usia pensiun program JP (3) Ketika ia mencapai usia 56 tahun pada 2018, di mana usia pensiun program JP juga 56 tahun, maka Ia dapat memilih untuk menerima manfaat pensiun dari program JP saat itu juga (dan terus bekerja 4 tahun lagi sampai 2022) Tidak harus membayar iuran lagi selama 4 tahun sisanya Menunggu paling lama 3 tahun sampai 2021 baru menerima manfaat pensiun ketika berusia 59 (dan terus bekerja 1 tahun sampai 2022) Tetap harus membayar iuran selama 3 tahun itu sampai 2021, tetapi tidak harus membayar iuran untuk setahun sisanya Kalau masa kerjanya tidak diperpanjang, berarti ia pensiun dari perusahaan tempatnya bekerja ketika berusia 55 pada 2017 Ia harus menunggu 1 tahun baru berhak menerima manfaat pensiun dari program JP pada 2018 usia pensiun program JP masih 56 tahun Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 12

Lama masa tunggu (1) Bagi pekerja lain pada perusahaan yang sama yang saat ini (2015) berusia 48 tahun, misalnya, ketika pensiun pada usia 55 tahun pada 2022 dan masa kerjanya tidak diperpanjang Ia harus menunggu 4 tahun lagi sampai 2026 saat berusia 59 tahun baru berhak menerima manfaat pensiun bertepatan dengan usia pensiun program JP yang juga (masih) 59 tahun Untuk mengetahui lamanya masa tunggu dimaksud, dapat diperiksa berdasarkan usia pekerja (2015+), tahun saat memasuki usia pensiun yang berlaku pada perusahaan dan program JP, sebagaimana disajikan pada halaman berikut Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 13

Lama masa tunggu (2)... karena perbedaan usia pensiun (cuplikan) Tahun Usia Pensiun Tahun Saat Memasuki Usia Pensiun Pada Perusahaan dan Program Jaminan Pensiun Masa Program JP Usia Pada 2015+ Iuran 2015 56 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 0 2016 56 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 1 2017 56 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 2 2018 56 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 3 2019 57 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 4 2020 57 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 5 2021 57 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 6 2022 58 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 7 2023 58 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 8 2024 58 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 9 2025 59 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 10 2026 59 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 11 2027 59 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 12 2028 60 51 52 53 54 55 56 57 58 59 13 2029 60 52 53 54 55 56 57 58 59 60 14 2030 60 53 54 55 56 57 58 59 60 15 2031 61 54 55 56 57 58 59 60 16 2032 61 55 56 57 58 59 60 61 17 2033 61 56 57 58 59 60 61 18 2034 62 57 58 59 60 61 19 2035 62 58 59 60 61 62 20 2036 62 59 60 61 62 21 2037 63 60 61 62 22 2038 63 61 62 63 23 2039 63 62 63 24 2040 64 63 25 2041 64 64 26 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 14

Nilai manfaat pensiun: masa tunggu (1) Bagaimana perlakuan terhadap hak atas manfaat pensiun selama masa tunggu itu, apakah nilainya bertambah atau sama dengan nilai 1 dan 4 tahun sebelumnya? Tidak jelas diatur dalam PP 45/2015 Walaupun tidak secara eksplisit diatur, namun kita bisa meyakini bahwa nilainya pasti bertambah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 15

Nilai manfaat pensiun: masa tunggu (2) Bagi peserta yang berhak atas seluruh akumulasi iurannya (termasuk iuran pemberi kerja) ditambah hasil pengembangannya (masa iuran kurang dari 15 tahun), saldo terakhir pada saat pensiun dari perusahaan akan terus bertambah dengan hasil pengembangan selama masa tunggu (Pasal 24 PP 45/2015) Bagi peserta yang berhak menerima manfaat pensiun berkala (masa iuran 15 tahun atau lebih), manfaat pensiun berkala terakhir pada saat pensiun dari perusahaan akan terus bertambah berdasarkan tingkat inflasi umum selama masa tunggu (Pasal 18 ayat (3) PP 45/2015) Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 16

UP perusahaan harus disesuaikan? (1) Usia pensiun yang berlaku pada perusahaan tidak harus persis sama dengan usia pensiun program JP Usia pensiun program JP bukan diartikan sebagai usia di mana peserta harus keluar dari angkatan kerja atau pensiun dari perusahaan tempatnya bekerja, tetapi sebagai usia saat peserta dapat mulai menerima manfaat pensiun Usia pensiun yang berlaku pada program JP secara tidak langsung bisa menjadi petunjuk bagi pasar ketenagakerjaan, perencanaan karir, dan kebijakan SDM bagi perusahaan Apakah perusahaan perlu meningkatkan usia pensiunnya? Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 17

UP perusahaan harus disesuaikan? (2) Di masa mendatang, sangat penting bagi dunia usaha dan perekonomian Indonesia agar angkatan kerja tetap bekerja sampai usia yang lebih tinggi (pensiun lebih lambat), yang tentunya mencerminkan peningkatan usia harapan hidup sekaligus sebagai upaya untuk mengendalikan rasio ketergantungan penduduk usia lanjut Usia pensiun yang lebih tinggi yang berlaku pada perusahaan dapat meningkatkan produktifitas, produk domestik bruto, daya saing, dan kualitas kehidupan masyarakat di hari tua Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 18

UP perusahaan harus disesuaikan? (3) Tentu diperlukan waktu bagi seluruh industri menyesuaikan secara bertahap untuk meningkatkan usia pensiunnya Bukan karena harus persis sama dengan usia pensiun program JP, tetapi karena usia harapan hidup yang terus meningkat dan pertimbangan ekonomi secara makro Coba lihat usia pensiun pegawai negeri sekarang, terendah sudah 58 tahun sejak 2014 Kita juga dapat melihat di sekeliling kita, mereka yang pensiun pada usia 55 atau 56 tahun Pada umumnya masih tetap bekerja atau dipekerjakan kembali atau melakukan berbagai kegiatan usaha secara mandiri Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 19

UP perusahaan harus disesuaikan? (4) Mereka yang tetap bekerja pada perusahaan lain setelah pensiun dari perusahaan lama atau yang dipekerjakan kembali pada perusahaan yang sama Tentu dapat terus menjadi peserta program JP dan membayar iuran Yang berusaha secara mandiri, PP 45/2015 tidak mengatur Apakah mereka dapat terus menjadi peserta program JP dengan membayar iuran sendiri (termasuk iuran pemberi kerja ) atau tidak Mereka yang melakukan kegiatan usaha secara mandiri dikategorikan sebagai pekerja informal Tentu mereka tidak berhak menjadi peserta program JP Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 20

UP perusahaan harus disesuaikan? (5) Kita tidak tahu kapan pemerintah akan mulai mengatur agar pekerja informal juga berhak menjadi peserta program JP Sangat penting bagi perusahaan dan pekerjanya mengetahui dan memahami bahwa usia pensiun yang berlaku pada perusahaan belum tentu sama dengan yang berlaku pada program JP Oleh sebab itu, perusahaan perlu melakukan sosialisasi sedini mungkin sebelum pekerjanya memasuki usia pensiun, agar mereka dapat merencanakan lebih awal cara mengatasi potensi kekosongan penghasilan selama masa tunggu itu Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 21

Manfaat pensiun program JP (1) Pasal 16 PP 45/2015 mengatur jenis manfaat pensiun Pensiun hari tua, pensiun cacat (total dan tetap), pensiun janda atau duda, pensiun anak, dan pensiun orang tua Pasal 17 PP 45/2015 mengatur mengenai besaran manfaat pensiun berkala dengan sistem index career average (ICA) Tahun 1: 1% x {masa iuran (dalam bulan) / 12} x {(rata rata upah tahunan tertimbang selama masa iuran yang telah disesuaikan nilainya berdasarkan tingkat inflasi umum) / 12} Tahun 2+: manfaat pensiun tahun sebelumnya x faktor indeksasi Faktor indeksasi = (1 + tingkat inflasi umum tahun sebelumnya) Tidak ada referensi mengenai maksimum TPP 40% Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 22

Manfaat pensiun program JP (2) Pasal 17 PP 45/2015 mengandung beberapa kelemahan dalam perumusannya Dalam rumusan ICA, sudah betul menggunakan rata rata upah tahunan tertimbang selama masa iuran yang telah disesuaikan nilainya berdasarkan tingkat inflasi umum Sudah mengandung faktor indeksasi, sehingga Pasal 17 ayat (1) huruf (b) dan ayat (4) mengenai faktor indeksasi tidak diperlukan lagi Kalau faktor indeksasi digunakan dan tidak semua pekerja pensiun pada akhir tahun, maka ketentuan Pasal 17 ayat (4) seharusnya bukan (1 + tingkat inflasi umum tahun sebelumnya), tetapi {1 + tingkat inflasi umum tahun sebelumnya x (bulan saat pensiun / 12)} Tidak ada penjelasan upah apa yang digunakan untuk menghitung manfaat pensiun seharusnya sama dengan upah yang digunakan untuk menghitung iuran program JP (Pasal 29 ayat (2) PP 45/2015) Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 23

Manfaat pensiun program JP (3) Tidak ada referensi mengenai kenaikan manfaat pensiun berkala mungkin menggunakan Pasal 18 ayat (3) PP 45/2015 Dengan memahami cara kerja dari sistem ICA, perhitungan manfaat pensiun dapat dengan mudah dijelaskan melalui beberapa ilustrasi Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 24

Manfaat pensiun ICA: ilustrasi (1) Mekanisme perhitungan ICA Benefit = 105,000 = 50,000 x (1 + 5%) + 52,500 Tahun Kenaikan Upah Kenaikan Batas Paling Upah Tingkat Manfaat Pensiun Sebulan Upah Aktual PDB Tinggi Upah Program JP Inflasi Sebelum Setelah Aktual Sebulan Tahunan Sebulan Sebulan Umum Indeksasi Indeksasi A B C D E F G H=1%*F I 2016 5,000,000 5.5% 7,000,000 5,000,000 5.0% 50,000 50,000 2017 5.0% 5,250,000 5.5% 7,385,000 5,250,000 5.0% 52,500 105,000 2018 7.0% 5,617,500 5.5% 7,791,175 5,617,500 5.0% 56,175 166,425 2019 9.0% 6,123,075 6.0% 8,219,690 6,123,075 5.5% 61,231 235,977 2020 10.0% 6,735,383 6.0% 8,712,871 6,735,383 5.5% 67,354 316,310 2021 12.0% 7,543,628 6.0% 9,235,643 7,543,628 5.5% 75,436 409,143 2022 8.0% 8,147,119 6.5% 9,789,782 8,147,119 6.0% 81,471 513,117 2023 11.0% 9,043,302 6.5% 10,426,118 9,043,302 6.0% 90,433 634,337 2024 7.0% 9,676,333 6.5% 11,103,815 9,676,333 6.0% 96,763 769,160 2025 20.0% 11,611,599 6.0% 11,825,563 11,611,599 5.5% 116,116 931,426 2026 15.0% 13,353,339 6.0% 12,535,097 12,535,097 5.5% 125,351 1,108,006 2027 7.0% 14,288,073 6.0% 13,287,203 13,287,203 5.5% 132,872 1,301,818 2028 9.0% 15,574,000 6.0% 14,084,435 14,084,435 5.5% 140,844 1,514,262 2029 12.0% 17,442,880 6.0% 14,929,501 14,929,501 5.5% 149,295 1,746,842 2030 15.0% 20,059,312 15,825,271 15,825,271 158,253 2,001,171 TPP (% upah aktual terakhir) = 10.0% ICA Benefit = 166,425 = 105,000 x (1 + 5%) + 56,175 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 25

Manfaat pensiun ICA: ilustrasi (2) Kenaikan upah aktual sebelum pensiun naik 2 kali lipat Tahun Kenaikan Upah Kenaikan Batas Paling Upah Tingkat Manfaat Pensiun Sebulan Upah Aktual PDB Tinggi Upah Program JP Inflasi Sebelum Setelah Aktual Sebulan Tahunan Sebulan Sebulan Umum Indeksasi Indeksasi A B C D E F G H=1%*F I 2016 5,000,000 5.5% 7,000,000 5,000,000 5.0% 50,000 50,000 2017 5.0% 5,250,000 5.5% 7,385,000 5,250,000 5.0% 52,500 105,000 2018 7.0% 5,617,500 5.5% 7,791,175 5,617,500 5.0% 56,175 166,425 2019 9.0% 6,123,075 6.0% 8,219,690 6,123,075 5.5% 61,231 235,977 2020 10.0% 6,735,383 6.0% 8,712,871 6,735,383 5.5% 67,354 316,310 2021 12.0% 7,543,628 6.0% 9,235,643 7,543,628 5.5% 75,436 409,143 2022 8.0% 8,147,119 6.5% 9,789,782 8,147,119 6.0% 81,471 513,117 2023 11.0% 9,043,302 6.5% 10,426,118 9,043,302 6.0% 90,433 634,337 2024 7.0% 9,676,333 6.5% 11,103,815 9,676,333 6.0% 96,763 769,160 2025 20.0% 11,611,599 6.0% 11,825,563 11,611,599 5.5% 116,116 931,426 2026 15.0% 13,353,339 6.0% 12,535,097 12,535,097 5.5% 125,351 1,108,006 2027 7.0% 14,288,073 6.0% 13,287,203 13,287,203 5.5% 132,872 1,301,818 2028 9.0% 15,574,000 6.0% 14,084,435 14,084,435 5.5% 140,844 1,514,262 2029 12.0% 17,442,880 6.0% 14,929,501 14,929,501 5.5% 149,295 1,746,842 2030 100.0% 34,885,759 15,825,271 15,825,271 158,253 2,001,171 TPP (% upah aktual terakhir) = 5.7% Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 26

Manfaat pensiun ICA: ilustrasi (3) Kenaikan upah aktual = faktor indeksasi Tahun Kenaikan Upah Kenaikan Batas Paling Upah Tingkat Manfaat Pensiun Sebulan Upah Aktual PDB Tinggi Upah Program JP Inflasi Sebelum Setelah Aktual Sebulan Tahunan Sebulan Sebulan Umum Indeksasi Indeksasi A B C D E F G H=1%*F I 2016 5,000,000 5.5% 7,000,000 5,000,000 5.0% 50,000 50,000 2017 5.0% 5,250,000 5.5% 7,385,000 5,250,000 5.0% 52,500 105,000 2018 5.0% 5,512,500 5.5% 7,791,175 5,512,500 5.0% 55,125 165,375 2019 5.0% 5,788,125 6.0% 8,219,690 5,788,125 5.5% 57,881 231,525 2020 5.5% 6,106,472 6.0% 8,712,871 6,106,472 5.5% 61,065 305,324 2021 5.5% 6,442,328 6.0% 9,235,643 6,442,328 5.5% 64,423 386,540 2022 5.5% 6,796,656 6.5% 9,789,782 6,796,656 6.0% 67,967 475,766 2023 6.0% 7,204,455 6.5% 10,426,118 7,204,455 6.0% 72,045 576,356 2024 6.0% 7,636,723 6.5% 11,103,815 7,636,723 6.0% 76,367 687,305 2025 6.0% 8,094,926 6.0% 11,825,563 8,094,926 5.5% 80,949 809,493 2026 5.5% 8,540,147 6.0% 12,535,097 8,540,147 5.5% 85,401 939,416 2027 5.5% 9,009,855 6.0% 13,287,203 9,009,855 5.5% 90,099 1,081,183 2028 5.5% 9,505,397 6.0% 14,084,435 9,505,397 5.5% 95,054 1,235,702 2029 5.5% 10,028,194 6.0% 14,929,501 10,028,194 5.5% 100,282 1,403,947 2030 5.5% 10,579,744 15,825,271 10,579,744 105,797 1,586,962 TPP (% upah aktual terakhir) = 15.0% Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 27

Manfaat pensiun ICA: ilustrasi (4) Upah aktual awal > batas upah paling tinggi Tahun Kenaikan Upah Kenaikan Batas Paling Upah Tingkat Manfaat Pensiun Sebulan Upah Aktual PDB Tinggi Upah Program JP Inflasi Sebelum Setelah Aktual Sebulan Tahunan Sebulan Sebulan Umum Indeksasi Indeksasi A B C D E F G H=1%*F I 2016 15,000,000 5.5% 7,000,000 7,000,000 5.0% 70,000 70,000 2017 5.0% 15,750,000 5.5% 7,385,000 7,385,000 5.0% 73,850 147,350 2018 7.0% 16,852,500 5.5% 7,791,175 7,791,175 5.0% 77,912 232,629 2019 9.0% 18,369,225 6.0% 8,219,690 8,219,690 5.5% 82,197 326,458 2020 10.0% 20,206,148 6.0% 8,712,871 8,712,871 5.5% 87,129 431,541 2021 12.0% 22,630,885 6.0% 9,235,643 9,235,643 5.5% 92,356 547,633 2022 8.0% 24,441,356 6.5% 9,789,782 9,789,782 6.0% 97,898 675,650 2023 11.0% 27,129,905 6.5% 10,426,118 10,426,118 6.0% 104,261 820,451 2024 7.0% 29,028,999 6.5% 11,103,815 11,103,815 6.0% 111,038 980,716 2025 20.0% 34,834,798 6.0% 11,825,563 11,825,563 5.5% 118,256 1,157,814 2026 15.0% 40,060,018 6.0% 12,535,097 12,535,097 5.5% 125,351 1,346,845 2027 7.0% 42,864,219 6.0% 13,287,203 13,287,203 5.5% 132,872 1,553,794 2028 9.0% 46,721,999 6.0% 14,084,435 14,084,435 5.5% 140,844 1,780,097 2029 12.0% 52,328,639 6.0% 14,929,501 14,929,501 5.5% 149,295 2,027,297 2030 15.0% 60,177,935 15,825,271 15,825,271 158,253 2,297,051 TPP (% upah aktual terakhir) = 3.8% Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 28

MP: minimum dan maksimum Pasal 18 PP 45/2015 mengatur mengenai manfaat pensiun minimum dan maksimum Disebutkan bahwa untuk pertama kali ditetapkan Minimum = Rp300,000 sebulan dan Maksimum = Rp3,600,000 sebulan Nilai Rp3.6juta ini tidak ada gunanya karena tidak akan pernah tercapai, 3.6juta / 7juta = 51.4%, sama dengan masa iuran 51.4 tahun Nilai minimum dan maksimum ini disesuaikan setiap tahun berdasarkan tingkat inflasi umum tahun sebelumnya sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat (3) PP 45/2015 Batas upah paling tinggi meningkat sesuai PDB tidak sinkron Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 29

Bagian Kedua Harmonisasi program wajib dan sukarela Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 30

Sistem kesejahteraan: Indonesia Ketentuan Yang Berlaku Wajib Sukarela Sistem Jaminan Sosial Nasional Ketenagakerjaan Dana Pensiun UU SJSN No. 40/2004 UUK No. 13/2003 UU No. 11/1992 Uang Program BPJS BPJS Pesangon Pensiun Asuransi Ketenagakerjaan Kesehatan (UP) UU No. 40/2014 Uang Jaminan Jaminan Jaminan Penghargaan Program Kematian Hari Kesehatan Masa Asuransi (JKM) Tua Nasional Kerja (JHT) (JKN) (UPMK) Jaminan Jaminan Uang? Kecelakaan Pensiun Penggantian Kerja (JP) Hak (JKK) (UPH) Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 31

Program wajib dan sukarela Program JP dan program jaminan hari tua (JHT) yang diatur dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU 40/2004) sifatnya wajib Ada juga program wajib lainnya yang diatur dalam Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU 13/2003), berupa ketentuan uang pesangon ditambah uang penghargaan masa kerja ditambah uang pengggantian hak (Imbalan Pesangon) Sementara itu, ada Undang Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (UU 11/1992), yang mengatur penyelenggaraan Program Pensiun yang sifatnya sukarela, baik melalui Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) maupun Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 32

Program wajib vs sukarela Imbalan Pesangon vs Program Pensiun Ketentuan Pasal 167 UU 13/2003 mengatur bahwa manfaat pensiun yang diperoleh dari Program Pensiun yang sifatnya sukarela (tidak termasuk akumulasi iuran peserta beserta hasil pengembangannya, bila ada) dapat dikompensasikan terhadap Imbalan Pesangon yang sifatnya wajib Program JP vs Program Pensiun dan atau Imbalan Pesangon Bagaimana dengan program JP? Apakah program JP (wajib) juga dapat dikompensasikan terhadap Program Pensiun (sukarela) dan atau Imbalan Pesangon (wajib)? Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 33

Pandangan para pihak (1) Ada pihak yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah program pensiun dalam Pasal 167 UU 13/2003 itu bukan hanya ditujukan bagi Program Pensiun yang diselenggarakan melalui DPPK dan DPLK yang sifatnya sukarela, tetapi juga termasuk program JP yang sifatnya wajib Penjelasan Pasal 167 ayat (3) UU 13/2003 tidak menyebut istilah program pensiun, tetapi jaminan pensiun Mereka kemudian mengatakan bahwa peserta yang sudah ikut Program Pensiun yang sifatnya sukarela, melalui DPPK atau DPLK, tidak wajib ikut program JP Yang belum menjadi peserta DPPK atau DPLK, wajib ikut program JP Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 34

Pandangan para pihak (2) Pihak lain mengatakan pendapat itu tidak benar, karena UU 40/2004 diundangkan lebih setahun setelah UU 13/2003 diundangkan Mereka juga mengatakan bahwa program program yang sifatnya wajib tidak bisa saling meniadakan, kecuali antara program sukarela dengan program wajib Oleh sebab itu, katanya, karena dua duanya bersifat wajib, maka Imbalan Pesangon dan program JP harus berdiri sendirisendiri Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 35

Analisis pandangan (1) Mungkin saja pihak yang berpandangan bahwa program JP dapat (harus) dikompensasikan terhadap Imbalan Pesangon terpengaruh dengan adanya usulan (waktu itu) agar iuran program JP porsi perusahaan ditetapkan sebesar 5% Bagi perusahaan yang memang sudah terbebani dengan biaya Imbalan Pesangon wajar apabila kemudian menyuarakan keberatannya karena bebannya akan semakin berat Tetapi, dengan telah ditetapkannya iuran program JP porsi perusahaan sebesar 2%, apakah perusahaan masih keberatan dan tetap menginginkan agar program JP dapat dikompensasikan terhadap Imbalan Pesangon? Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 36

Analisis pandangan (2) Di sisi lain, bukankah kita juga tahu bahwa suatu saat nanti (mungkin setelah beberapa generasi) kebutuhan iuran program JP (total) untuk membiayai manfaat pensiun yang dijanjikan bisa melebihi 10% atau berapa pun? Kalau kita mau jujur, apakah pada saat itu ketika iuran program JP telah mencapai angka yang tinggi (katakanlah 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10%, atau bahkan lebih), masihkah ada pihak yang tetap berpandangan bahwa Imbalan Pesangon dan program JP tetap harus berdiri sendiri sendiri? Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 37

Analisis pandangan (3) Mari kita berandai andai, katakanlah manfaat pensiun yang diperoleh dari program JP dapat (atau akan) dikompensasikan terhadap Imbalan Pesangon Kriteria (secara teknis) apa yang digunakan untuk mengkonversikan manfaat pensiun berkala dari program JP menjadi nilai sekaligus agar dapat dibandingkan dengan Imbalan Pesangon setelah dikurangi akumulasi iuran peserta pada program JP dan hasil pengembangannya Atau mungkin kebalikannya, mengkonversikan Imbalan Pesangon (setelah dikurangi akumulasi iuran peserta beserta hasil pengembangannya pada program JP) menjadi pembayaran berkala agar dapat dibandingkan dengan manfaat pensiun berkala yang diperoleh dari program JP Bersediakah BPJS Ketenagakerjaan melakukannya? Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 38

Analisis pandangan (4) Itu untuk peserta yang membayar iuran program JP 15 tahun atau lebih Bagaimana dengan peserta yang berpotensi membayar iuran program JP kurang dari 15 tahun? Ini relatif lebih mudah Kita tahu bahwa peserta yang berpotensi membayar iuran program JP kurang dari 15 tahun akan memperoleh pengembalian seluruh iuran program JP beserta hasil pengembangannya Jadi, tidak diperlukan proses konversi Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 39

Apa kemungkinannya? (1) Apakah dimungkinkan secara hukum dengan hanya mengatakan bahwa manfaat pensiun yang diperoleh dari program JP dapat dikompensasikan terhadap Imbalan Pesangon, tanpa mengubah UU 13/2003? Ada kabar kalau Apindo sedang melakukan judicial review atas hal ini Apakah juga dimungkinkan secara hukum dengan hanya mengatakan bahwa peserta yang sudah ikut DPPK atau DPLK, tidak wajib ikut program JP? Padahal kita tahu bahwa kepesertaan dalam program JP sifatnya wajib, sementara kepesertaan dalam DPPK dan DPLK sifatnya sukarela Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 40

Apa kemungkinannya? (2) Bagaimana reaksi serikat buruh seandainya manfaat pensiun yang diperoleh dari program JP jadi dikompensasikan terhadap Imbalan Pesangon? Apakah mereka akan mendukung atau menolak? Saat ini saja, dari pemberitaan berbagai media, diketahui terdapat beberapa kelompok serikat buruh yang tetap menuntut agar manfaat pensiun berkala yang diperoleh dari program JP dengan tingkat penghasilan pensiun (TPP) minimal sebesar 60% dari upah terakhir dan masih menolak besaran iuran program JP 3% itu Apakah dengan menuntut TPP minimal 60% berarti mereka akan rela dan setuju untuk melepaskan Imbalan Pesangon? Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 41

Harmonisasi: bukan perkara mudah Persoalan harmonisasi antara program wajib dengan program wajib dan program wajib dengan program sukarela sungguh bukan merupakan perkara yang mudah yang dapat diselesaikan secara sambil lalu Ada aspek teknis, hukum, politik, sosial, ekonomi, dan budaya, yang harus dipertimbangkan secara matang dan serius Kita tentu sangat mengharapkan agar segera memperoleh kejelasan atas persoalan harmonisasi ini? Tetapi, kapan, dari dan oleh siapa? Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 42

Bagian Ketiga Penyesuaian penyesuaian yang perlu dilakukan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 43

JP dan imbalan pesangon: terpisah Sambil menunggu kejelasan akan adakah? Anggaplah program JP dan Imbalan Pesangon tetap berdiri sendirisendiri dan pengertian istilah program pensiun atau jaminan pensiun dalam ketentuan UU 13/2003 memang dimaksudkan hanya bagi Program Pensiun yang diselenggarakan melalui DPPK dan DPLK berdasarkan UU 11/1992 Dengan demikian, ada 3 program wajib yang berlaku secara bersamaan, yaitu JHT (sudah lama diwajibkan, tetapi masih saja banyak yang tidak menyadarinya dan bahkan menuai kontroversi), Imbalan Pesangon, dan program JP, serta 1 program sukarela, yaitu Program Pensiun Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 44

Pertimbangan penyesuaian (1) Perusahaan yang telah memiliki DPPK atau yang sudah bergabung dengan DPLK Mungkin akan melakukan penyesuaian penyesuaian tertentu agar total beban yang dikeluarkan tidak bertambah secara berlebihan dengan adanya tambahan iuran program JP itu Dalam melakukan penyesuaian penyesuaian, perusahaan mungkin perlu juga mempertimbangkan potensi TPP dari program program yang sudah diikuti (wajib dan sukarela) Apakah sudah dianggap cukup memadai bagi pekerja dalam menjalani masa pensiunnya? Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 45

Pertimbangan penyesuaian (2) TPP atau replacement rate, adalah perbandingan antara penghasilan selama masa pensiun dengan penghasilan terakhir sesaat sebelum pensiun, termasuk penyesuaian terhadap daya beli Para ahli memperkirakan bahwa TPP yang dianggap memadai untuk mempertahankan kualitas hidup yang sama, sebelum dan setelah pensiun, berkisar antara 70 80% dari penghasilan terakhir seseorang sesaat sebelum pensiun Yang diperoleh setelah memiliki masa kerja 35 40 tahun Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 46

Pertimbangan penyesuaian (3) Secara teori, TPP yang berasal program wajib (program JHT dan Imbalan Pesangon) diperkirakan dapat mencapai 25 30% dari penghasilan terakhir sudah termasuk peningkatan otomatis Itu kalau nilai sekaligusnya tidak dihabiskan atau kalau digunakan sebagai modal usaha dan tidak gagal Belum lagi tingginya mobilitas pekerja yang berpindah pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain selama karir pekerjaannya Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 47

Pertimbangan penyesuaian (4) Pekerja yang berhenti bekerja diperkenankan mengambil saldo JHT nya sebaiknya istilah Hari Tua dalam singkatan JHT diganti saja Berapa banyak pekerja yang berhenti bekerja tidak memperoleh uang pisah (berhenti bekerja dengan masa kerja kurang dari 3 atau 5 tahun)? Kalau pun ada uang pisah, nilainya amat sangat rendah Berapa banyak pekerja yang memiliki masa kerja pada perusahaan terakhir saat pensiun yang tidak memenuhi syarat untuk memperoleh Imbalan Pesangon sebesar 32.2 kali upah? Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 48

Pertimbangan penyesuaian (5) Kalau begitu, walaupun sudah ada program JHT dan Imbalan Pesangon, kita dapat memastikan bahwa mayoritas pekerja di Indonesia memang tidak akan memiliki TPP yang cukup ketika pensiun Paling tidak, TPP yang diperoleh dari program JP bisa membantu apakah betul? Sasaran TPP (dengan masa iuran 40 tahun) yang lebih kurang sebesar 40% (atau mungkin lebih rendah karena menggunakan ICA dan adanya batas paling tinggi upah) itu, baru bisa dicapai pada 2055 Banyak yang akan menerima jauh lebih kecil dari 40% sebelum 2055 Mungkin hanya 2/3 nya atau bahkan kurang dari itu Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 49

Pertimbangan penyesuaian (6) Jadi, bagi perusahaan yang memandang TPP yang wajar bagi pekerjanya agar mereka dapat hidup layak setelah pensiun itu penting, penyesuaian penyesuaian mungkin tidak terlalu mendesak untuk dilakukan Bahkan, kalau perlu, justru mendorong dan memfasilitasi pekerjanya agar menabung lebih banyak lagi Sebaliknya, bagi perusahaan yang sensitif terhadap dan terbebani oleh arus kas keuangan, mungkin ingin segera melakukan penyesuaian penyesuaian Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 50

Penyesuaian 2 yang dapat dilakukan Penyesuaian penyesuaian yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah menyelenggarakan Program Pensiun, melalui DPPK (atau DPLK) Bisa dilakukan terhadap besaran iuran dan atau rumus Tergantung dari jenis program pensiun yang diselenggarakan, iuran pasti atau manfaat pasti Bagi yang menyelenggarakan program pensiun jenis manfaat pasti, apakah menggunakan rumus sekaligus atau rumus bulanan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 51

Penyesuaian iuran: DPLK/DPPK PPIP (1) Bagi perusahaan yang telah menyelenggaraan program pensiun jenis iuran pasti melalui DPPK PPIP, dan saat ini membayar iuran porsi perusahaan, I DP, sebesar 10% misalnya, apakah penyesuaian dilakukan dengan begitu saja mengurangi iuran program JP porsi perusahaan, I JP, sebesar 2% dari 10%? 8% ke DPLK/DPPK PPIP dan 2% ke program JP? Tentu tidak semudah itu, karena Upah aktual sebagai dasar perhitungan iuran DPPK PPIP tidak selalu sama dengan upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan iuran program JP Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 52

Penyesuaian iuran: DPLK/DPPK PPIP (2) Bagi pekerja yang memiliki upah aktual sebesar Rp12,000,000 sebulan misalnya, iuran yang dibayarkan ke DPPK PPIP adalah Rp1,200,000 (10% x 12,000,000) Dengan menggunakan batas paling tinggi upah program JP sebesar Rp7,000,000 sebulan, maka iuran program JP sebesar 2% itu adalah Rp140,000 Agar pekerja tetap memperoleh total iuran sebesar Rp1,200,000 seperti semula, maka iuran yang dibayarkan ke DPPK PPIP adalah Rp1,060,000, atau 8.83333% (bukan 8%) dari upah aktual pekerja Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 53

Penyesuaian iuran: DPLK/DPPK PPIP (3) Cara lain untuk memperoleh iuran yang dibayarkan ke DPPK PPIP, Iuran Mod, setelah adanya program JP Kurangi iuran yang saat ini dibayarkan ke DPPK PPIP dengan iuran program JP, (I DP I JP ) = (10% 2%) = 8%, kemudian kalikan dengan upah yang digunakan untuk menghitung iuran program JP, U IJP = MIN (12,000,000; 7,000,000) = 7,000,000 Kemudian ditambahkan dengan iuran yang saat ini dibayarkan ke DPPK PPIP, I DP = 10%, yang dikalikan dengan selisih upah aktual pekerja dengan upah yang digunakan untuk menghitung iuran program JP, (U A U IJP ) = (12,000,000 7,000,000) = 5,000,000 Iuran Mod = 8% x 7,000,000 + 10% x 5,000,000 = 1,060,000 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 54

Penyesuaian iuran: DPLK/DPPK PPIP (4) Bagaimana kalau upah aktual pekerja lebih rendah dari upah yang digunakan untuk menghitung iuran program JP? Misalnya U A = 6,000,000, maka upah yang digunakan untuk menghitung iuran program JP, U IJP = MIN (6,000,000; 7,000,000) = 6,000,000 Dengan demikian, iuran yang dibayarkan ke program JP adalah 2% x 6,000,000 = 120,000 dan iuran yang dibayarkan ke DPPK PPIP setelah adanya program JP adalah Iuran Mod = 8% x 6,000,000 + 10% x 0 = 480,000 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 55

Penyesuaian iuran: DPLK/DPPK PPIP (5) Untuk mengantisipasi suatu saat nanti iuran program JP lebih besar dari iuran yang dibayarkan ke DPPK PPIP, secara umum, rumusan iuran yang dapat dijadikan acuan untuk menghitung iuran yang dibayarkan ke DPPK PPIP, Iuran Mod, adalah Iuran Mod = MAX [0; (I DP I JP ) x U IJP + I DP x (U A U IJP )] (2A) Rumusan ini tidak sulit, tinggal masukkan dan ketik pada kolom yang sesuai dalam spreadsheet Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 56

Penyesuaian iuran: DPLK/DPPK PPIP (6) Bagi perusahaan yang saat ini membayar iuran ke DPPK PPIP kurang dari iuran yang diperlukan untuk membiayai kewajiban Imbalan Pesangon, I UUK, yang diperkirakan berada pada kisaran 7 8% dari upah aktual, dan ingin mempertahankan pendanaan atas kewajiban Imbalan Pesangon (atau setidaknya sama dengan iuran saat ini), maka rumusan iuran yang dapat dijadikan acuan pembayaran ke DPPK PPIP, Iuran Mod, adalah Iuran Mod = MAX [Formula (2A); MIN (I DP ; I UUK ) x U A ] (2B) Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 57

Penyesuaian iuran: DPLK/DPPK PPIP (7) Walaupun upah yang digunakan untuk menghitung iuran yang dibayarkan ke DPPK PPIP belum tentu sama dengan upah yang digunakan untuk menghitung Imbalan Pesangon, tetapi Formula (2B) dapat dengan mudah disesuaikan Misalkan iuran yang dibayarkan ke DPPK PPIP saat ini adalah 10% dari gaji pokok dan I UUK yang akan digunakan sebagai acuan adalah 7% dari upah aktual Anggap gaji pokok itu lebih kurang 80% dari upah aktual Penyesuaian yang dilakukan adalah mengganti I UUK yang 7% dari upah aktual itu menjadi 8.75% dari gaji pokok (7% / 80%) Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 58

Penyesuaian iuran: DPPK PPIP (1) Menyesuaikan iuran yang harus dibayarkan ke DPPK PPIP dengan menggunakan Formula (2A) tentu akan menghasilkan persentase iuran yang berbeda beda bagi setiap peserta Kemungkinan ada kendala, karena sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku di bidang dana pensiun, iuran hanya dapat dibedakan berdasarkan kelompok usia atau masa kerja Kendala ini tidak ada pada DPLK Untuk menyiasati kendala ini, yang dapat dilakukan adalah mengubah definisi penghasilan dasar pensiun (PhDP) yang digunakan tanpa harus mengubah persentase iuran yang berlaku saat ini Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 59

Penyesuaian iuran: DPPK PPIP (2) Anggap PhDP yang berlaku saat ini sama dengan upah aktual, U A, maka definisi PhDP baru, PhDP Mod, dapat dirumuskan menjadi PhDP Mod = MAX [0; U A {U IJP x (I JP / I DP )}] (2C) Dan iuran yang harus dibayarkan ke DPPK PPIP menjadi Iuran Mod = I DP x PhDP Mod (2D) Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 60

Penyesuaian iuran: DPPK PPIP (3) Dengan menggunakan data data yang sama, anggap PhDP saat ini sama dengan upah aktual, U A = 12,000,000 dan U JP = 7,000,000, maka U IJP = MIN (U A ; U JP ) = MIN (12,000,000, 7,000,000) = 7,000,000 (I JP / I DP ) = (2% / 10%) = 0.2 U IJP x (I JP / I DP ) = (7,000,000 x 0.2) = 1,400,000 PhDP berdasarkan definis baru setelah disesuaikan, PhDP Mod, dengan menggunakan Formula (2C) menjadi PhDP Mod = MAX [0; 12,000,000 1,400,000}] = 10,600,000 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 61

Penyesuaian iuran: DPPK PPIP (4) Dengan demikian, iuran yang dibayarkan ke DPPK PPIP dapat diperoleh dengan menggunakan Formula (2D), yaitu I DP dikalikan dengan PhDP berdasarkan definisi baru, PhDP Mod, Iuran Mod = 10% x 10,600,000 = 1,060,000 Ini berarti, iuran untuk semua peserta tetap sama, yaitu sebesar 10% dan yang berbeda bagi setiap peserta hanya definisi penghasilan dasar pensiunnya Cara demikian, dengan mengubah definisi penghasilan dasar pensiun dalam peraturan dana pensiun, diharapkan tidak bertentangan dengan ketentuan perundang undangan yang berlaku di bidang dana pensiun Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 62

Penyesuaian rumus bulanan: DPPK (1) Bagi perusahaan yang telah menyelenggaraan program pensiun jenis manfaat pasti melalui DPPK, dan menggunakan rumus bulanan dengan faktor penghargaan per tahun masa kerja, F DP, sebesar 2.5% misalnya, maka pendekatan penyesuaian rumus, Manfaat Mod, dapat dilakukan dengan menggunakan Formula (2A) Manfaat Mod = (F DP F JP ) x U IJP + F DP x (U A U IJP ) (3A) F JP adalah faktor penghargaan per tahun masa kerja program JP, yaitu 1% Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 63

Penyesuaian rumus bulanan: DPPK (2) Misalkan U A = 12,000,000 dan U JP = 7,000,000, maka U IJP = MIN (U A ; U JP ) = MIN (12,000,000, 7,000,000) = 7,000,000 (U A U IJP ) = (12,000,000 7,000,000) = 5,000,000 Jumlah manfaat pensiun yang diperoleh dari DPPK yang menggunakan rumus bulanan, setelah penyesuaian, Manfaat Mod, menjadi Manfaat Mod = (2.5% 1%) x 7,000,000 + 2.5% x 5,000,000 = 230,000 Sisanya diperoleh dari program JP sebesar 1% x 7,000,000 = 70,000, sehingga total manfaat pensiun tetap sebesar 300,000 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 64

Penyesuaian rumus bulanan: DPPK (3) Menyesuaikan rumus dengan menggunakan Formula (3A) tentu akan menghasilkan faktor penghargaan per tahun masa kerja, F DP yang berbeda beda bagi setiap peserta Kemungkinan ada kendala, karena sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku di bidang dana pensiun, faktor penghargaan per tahun masa kerja, F DP, hanya dapat dibedakan berdasarkan kelompok usia atau masa kerja Untuk menyiasati kendala ini, yang dapat dilakukan adalah mengubah definisi penghasilan dasar pensiun (PhDP) yang digunakan tanpa harus mengubah faktor penghargaan per tahun masa kerja, F DP, yang berlaku saat ini Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 65

Penyesuaian rumus bulanan: DPPK (4) Anggap PhDP yang berlaku saat ini sama dengan upah aktual, U A, maka definisi PhDP baru, PhDP Mod, dapat dirumuskan menjadi PhDP Mod = MAX [0; U A {U IJP x (F JP / F DP )}] (3B) Dan manfaat setelah penyesuaian, Manfaat Mod, yang diperoleh dari DPPK menjadi Manfaat Mod = F DP x PhDP Mod (3C) Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 66

Penyesuaian rumus bulanan: DPPK (5) Dengan menggunakan data data yang sama, anggap PhDP saat ini sama dengan upah aktual, U A = 12,000,000 dan U JP = 7,000,000, maka U IJP = MIN (U A ; U JP ) = MIN (12,000,000, 7,000,000) = 7,000,000 (F JP / F DP ) = (1% / 2.5%) = 0.4 U IJP x (F JP / F DP ) = (7,000,000 x 0.4) = 2,800,000 PhDP berdasarkan definis baru setelah disesuaikan, PhDP Mod, dengan menggunakan Formula (3B) menjadi PhDP Mod = MAX [0; 12,000,000 2,800,000}] = 9,200,000 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 67

Penyesuaian rumus bulanan: DPPK (6) Dengan demikian, manfaat setelah penyesuaian, Manfaat Mod, yang dibayarkan oleh DPPK dapat diperoleh dengan menggunakan Formula (3C), yaitu F DP dikalikan dengan PhDP berdasarkan definisi baru, PhDP Mod, Manfaat Mod = 2.5% x 9,200,000 = 230,000 Ini berarti, F DP untuk semua peserta tetap sama, yaitu sebesar 2.5% dan yang berbeda bagi setiap peserta hanya definisi penghasilan dasar pensiunnya Cara demikian, dengan mengubah definisi penghasilan dasar pensiun dalam peraturan dana pensiun, diharapkan tidak bertentangan dengan ketentuan perundang undangan yang berlaku di bidang dana pensiun Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 68

Komunikasi dan simplifikasi Bagaimana dengan iuran peserta apabila mereka ikut membayar iuran ke DPLK, DPPK PPIP dan DPPK PPMP? Tentu pekerja juga harus diberikan kesempatan untuk melakukan penyesuaian terhadap iurannya, dengan menggunakan cara yang sama Dalam melakukan penyesuaian, penting untuk menghindari kompleksitas, lebih sederhana tentu lebih baik Dalam rumus bulanan, PhDP bulan terakhir vs sistem ICA Sangat penting untuk melakukan komunikasi Hasil investasi DPPK PPIP (DPLK) dan BPJS belum tentu sama, terutama peserta yang berpotensi membayar iuran program JP < 15 tahun Periode masa kerja yang akan disesuaikan dan kelompok peserta yang membayar iuran < dan >= 15 tahun Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 69

Bagian Keempat Eksistensi DPPK dan DPLK Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 70

Eksistensi DPPK dan DPLK Bagaimana dengan eksistensi DPPK (dan prospek industri DPLK) dengan adanya program JP yang sifatnya wajib? Tanpa memperhatikan apakah program JP dikompensasikan terhadap Imbalan Pesangon atau tidak dikompensasikan Ditinjau dari sasaran TPP yang dianggap memadai, eksistensi DPPK dan DPLK tetap diperlukan Ditinjau dari beban pemberi kerja, apabila sasaran TPP yang dianggap memadai tetap menjadi perhatian (seharusnya demikian), berbagi beban dengan pekerja (harus menyadari ini) dapat meringankan beban Peserta DPPK dan DPLK yang berpotensi membayar iuran program JP < 15 tahun akan memperoleh TPP lebih rendah lagi Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 71

Estimasi TPP dan kekurangannya (1) Program wajib dan sukarela PPIP (DPPK/DPLK) Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 72

Estimasi TPP dan kekurangannya (2) Program wajib dan sukarela PPMP Rumus Sekaligus Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 73

Estimasi TPP dan kekurangannya (3) Program wajib dan sukarela PPMP Rumus Bulanan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 74

Data statistik penduduk BPS 2010 Sesuai data BPS (sensus penduduk 2010), ada sekitar 34 juta penduduk berusia 45 59 dan 42 juta berusia 40 54 tahun Anggap seperempatnya pekerja, berarti ada sekitar 8.5 juta pekerja berusia 45 59 dan 10.5 juta berusia 40 54 tahun Dari jumlah tersebut, kita tidak tahu berapa proporsi pekerja formal dan informal Kalau kita ambil setengahnya saja, berarti ada sekitar 5 juta pekerja formal Mereka ini adalah calon peserta program JP yang berpotensi membayar iuran kurang dari 15 tahun potensi industri DPLK Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 75

Masa iuran program JP < 15 tahun (1) Kita juga sudah tahu bahwa peserta program JP yang membayar iuran kurang dari 15 tahun berhak atas pengembalian seluruh iuran beserta hasil pengembangannya Dengan asumsi iuran program JP porsi perusahaan yang sebesar 2% itu tidak berubah selama 15 tahun ke depan, nilai akumulasinya diperkirakan tidak melebihi 4 bulan upah Jauh lebih rendah dibandingkan jumlah Imbalan Pesangon sebesar 32.2 kali upah untuk masa kerja 24 tahun atau lebih Perusahaan tentu masih berkepentingan melakukan pendanaan atas kewajiban ini via DPLK dan DPPK yang ada tentu perlu dipertahankan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 76

Masa iuran program JP < 15 tahun (2) Saldo dana iuran perusahaan tetap 2%* * Kalau pun iuran terpaksa (jangan sampai) harus meningkat di atas 2%, saldonya mungkin paling banyak hanya sekitar 7 bulan upah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 77

Potensi penerimaan iuran bagi DPLK Asumsi asumsi (pesimis) Upah per orang = Rp5,000,000 sebulan dan tetap selama 15 tahun Iuran DPLK = 5% dari upah sebulan dan tetap Hasil investasi = nihil Jumlah pekerja per usia Jumlah dalam kelompok usia dibagi 5 dan 35%, 30%, 20%, 10%, 5% Usia pensiun pada perusahaan rata rata 60 tahun dan 55 tahun Potensi penerimaan iuran DPLK dalam 15 tahun ke depan Diperkirakan bisa mencapai Rp235 360 triliun Anggap setengahnya saja, berarti masih ada potensi +/ Rp150 triliun Dengan setahun Rp10 triliun saja belum tentu dapat tercapai Jadi, peluang masih banyak Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 78

Bagian Kelima Kesimpulan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 79

Kesimpulan (1) TPP yang diperoleh dari program wajib (JHT, Imbalan Pesangon, dan program JP), baik bagi perusahaan yang belum maupun yang telah menyelenggarakan Program Pensiun melalui DPPK atau DPLK, masih kurang dari nilai yang dianggap memadai untuk pensiun Pekerja telah mengambil saldo program JHT atau tidak ikut JHT sejak awal bekerja Jumlah Imbalan Pesangon saat pensiun pada perusahaan terakhir tidak sebesar 32.2 kali upah Sering berganti ganti pekerjaan (uang pisah kecil atau nihil) dan masa kerja ketika pensiun pada perusahaan terakhir kurang Pekerja memiliki penghasilan di atas batas paling tinggi upah sebagai dasar perhitungan iuran program JP Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 80

Kesimpulan (2) Bagi perusahaan yang telah menyelenggarakan Program Pensiun melalui DPPK atau DPLK, perlu tetap mempertahankannya Dapat melakukan penyesuaian apabila beban cash flow menjadi pertimbangan atau tidak perlu menyesuaikan apabila TPP yang memadai menjadi pertimbangan Bagi perusahaan yang sama sekali belum menyelenggarakan Program Pensiun, perlu mempertimbangkan untuk melakukan pendanaan terhadap kewajiban Imbalan Pesangon Mitigasi risiko arus kas, dana yang terhimpun mengurangi beban pencatatan dalam laporan keuangan, jaminan bagi pekerja, dan fasilitas perpajakan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 81

Kesimpulan (3) Sangat diperlukan dan mendesak untuk segera melakukan sosialisasi dan edukasi berskala nasional secara maksimal dan berkesinambungan dalam memberikan penyadaran kepada masyarakat luas (dengan partisipasi aktif perusahaan, setidaknya untuk pekerjanya sendiri) mengenai betapa pentingnya mempersiapkan kebutuhan keuangan mereka pada saat pensiun nanti Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua 82