UU 3/1992 Jamsostek UU 40/2004 SJSN. Kesehatan. UU 13/2003 Ketenagakerjaan PHK: Kerja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UU 3/1992 Jamsostek UU 40/2004 SJSN. Kesehatan. UU 13/2003 Ketenagakerjaan PHK: Kerja"

Transkripsi

1

2

3 UU 3/1992 Jamsostek 1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 2. Jaminan Kecelakaan Kerja 3. Jaminan Kematian 4. Jaminan Hari Tua UU 13/2003 Ketenagakerjaan tentang Imbalan PHK: 1. Uang Pesangon 2. Uang Penghargaan Masa Kerja 3. Uang Penggantian Hak?? UU 40/2004 SJSN 1. Jaminan Kesehatan Dilaksanakan oleh BPJS-K. 2. Jaminan Kecelakaan Kerja 3. Jaminan Kematian 4. Jaminan Hari Tua 2,3, & 4 dilaksanakan oleh BPJS-TK. 5. Jaminan Pensiun Dilaksanakan oleh BPJS-TK

4 1. Tumpang Tindih dengan UU 11/1992 Dana Pensiun dan UU 13/2003 Ketenagakerjaan pasal 167 tentang Imbalan PHK. 2. JP-SJSN tidak mengenal Past Service Liabilities. 3. Usulan Kemenaker besaran Iuran 8%, 5% ditanggung Pengusaha dan 3% ditanggung Pekerja. 4. Jaminan Pensiun SJSN Manfaat Pasti. Ada batas minimum dan batas maximum.

5 1. Pasal 167 UU 13/2003 TK tentang Imbalan PHK terdiri: Uang Pesangon (UP). Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK). Uang Penggantian Hak (UPH). 2. Jelas-jelas tumpang tindih dengan Jaminan Pensiun Sukarela dalam UU 11/1992 Dana Pensiun. Istilah UPMK dan UPH secara substansi sama dengan Jaminan Pensiun. Imbalan PHK dalam pasal 167 UU 13/2003 TK termasuk imbalan PHK pada saat usia pensiun. Imbalan PHK pasal 167 UU 13/2003 TK dapat dikompensasikan pada Jaminan Pensiun DPLK/DPPK pada UU 11/1992 DP. Karena dapat dikompensasikan maka JP-DPLK/DPPK secara tidak langsung menjadi wajib. 3. Bagaimana dengan JP-SJSN yang sifatnya juga wajib?? Semuanya wajib?? Seharusnya yang wajib hanya manfaat dasar. Perlu harmonisasi dan sinkronisasi termasuk masa transisinya dalam peraturan perundangan. RPP JP-SJSN sama sekali tidak membahas hal tersebut.

6 1. Kemampuan Perusahaan dan Pekerja sangat berbeda dengan deviasi sangat besar: Ukuran Perusahaan mulai dari Mikro, Kecil, Menengah sampai Perusahaan Besar. Perusahaan mulai dari yang Padat Karya sampai Padat Modal. Mulai Pekerja Tetap, Pekerja Kontrak, Pekerja Outsourcing, Pekerja Musiman dll. Iuran besar dipastikan partisipasi kepesertaan rendah. Pentahapan untuk perusahaan besar dan menengah tidak tepat, karena yang dilindungi justru peserta dari perusahaan kecil dan mikro. 2. Dari pengalaman Jamsostek, jumlah peserta JHT (asumsi perusahaan besar dan sebagian perusahan menengah yang mengikuti) hanya mencapai sekitar 14 juta dari total Pekerja Formal sekitar 40 juta. 3. Apabila JP-SJSN diimplementasikan maka dari 17 juta peserta ex Jamsostek belum tentu Perusahaan dan Pekerjanya mampu mengiur 8%. Dalam hubungan ini umumnya perusahaan padat karya yang diharapkan jadi peserta paling besar pada JP-SJSN perusahaannya justru bermargin tipis. Perlu kajian yang lebih komphrehensif dengan berbagai asumsi menyesuaikan dengan kemampuan usaha.

7 1. Public Pension Fund (JP- SJSN) sangat berbeda dengan Privat Pension Fund. Privat Pension Fund (DPLK & DPPK) pendekatannya adalah Solvabilitas. Apabila DPLK dan DPPK dibubarkan hari ini apakah sanggup untuk memenuhi kewajibannya. Kewajiban dihitung dari present value manfaat dikurangi present value iuran yad. Dapat dikompensasi porsi pengusaha (mana yang lebih besar) pada Imbalan PHK UU13/2003TK. Public Pension Fund (diselenggarakan oleh BPJS-TK pendekatannya adalah kontinuitas dan sustainabilitas. Program tetap berjalan kecuali Negara bubar. Pengumpulan Dana di BPJS secukupnya. Yang penting dapat membayar Pensiun pada Pensiunannya pada saat jatuh tempo. Faktor penting adalah demografi dan pertumbuhan ekonomi. Secara regular dievaluasi dan bila perlu penyesuaian agar tidak terjadi masalah unfunded. Pengumpulan dana pada satu lembaga berpotensi diintervensi berbagai kepentingan. Iuran yang rendah namun cukup untuk membayar manfaat saat jatuh tempo, berarti dana tersimpan disektor riil untuk dikembangkan lebih produktif. Dengan demikian kemampuan Pekerja produktif yad mampu membiayai para pensiunannya Tidak mengenal PSL, harmonisasi dengan imbalan PHK UU13/2003 diperlukan. 2. Manfaat Pasti JP-SJSN sekitar 30-40% dari gaji rata-rata tertimbang selama masa iur. Masa iur sd 15% berbentuk lumpsum sebesar akumulasi iuran plus hasil pengembangan. Untuk PP, usulan Kemenaker 8% (5% & 3%), Usulan Kemenkeu 3% (2% & 1%), Usulan Apindo 1.5% (1% &0.5%)

8 Tujuan utamanya: 1. Memberikan kepastian kepada Para Peserta/Pekerja untuk mendapatkan jaminan sosial akibat hilang atau berkurangnya penghasilan dari akibat berbagai kemungkinan seperti sakit, melahirkan, kecelakaan kerja, cacat, kematian pencari nafkah, pengangguran, dan usia lanjut (konvensi ILO No. 102/1952 tentang jaminan sosial standar minimum). 2. Mensinkronkan program, manfaat, dan kontribusi dari program - program jaminan sosial yang sudah berjalan saat ini. 3. Mengeliminasi program yang tumpang tindih, saat ini masih ada substansi program sama namun dengan nama program yang berbeda. 4. Program harus dapat berjalan secara sustainable baik secara jangka pendek maupun jangka panjang, oleh karenanya penyesuaian iuran, batas usia pensiun dan mungkin manfaat dilaksanakan secara bertahap. 5. Karena bersifat wajib menurut UU, maka hanya diperuntukan jaminan manfaat dasar. Harus diberikan ruang yang cukup untuk jaminan yang diselenggarakan sektor privat. Pagu upah menyesuaikan dengan rata-rata upah menyangkut lebih kurang 90% pekerja.

9 Apa kesan dunia tentang Indonesia saat ini? Complicated, not flexible, hard to deal, bureaucratic, and fighting each others. Saatnya untuk berubah dan keluar dari kebiasaan kebiasaan buruk dan kembali berpikir. Michael E. Porter Harvard Business School diambil dari buku Re- Code Your Change DNA, Rhenald Kasali.

10 Kalau anda membeli mangkuk teh baru, bagian pantat mangkuk itu masih kasar dan tajam, sehingga bisa menggurat permukaan meja. Karena itu ibu ibu rumah tangga Jepang lalu mengambil dua mangkuk teh baru dan menggosok gosokan kedua pantat mangkuk itu. Terjadilah proses saling mengauskan. Proses itu disebut suri-awase. Tetapi suri-awase kini tidak menjadi bahasa kaum ibu. Dalam kultur manajemen Jepang pun istilah ini mulai dipakai. Dua orang atau lebih, yang mendapat tugas untuk menyelesaikan suatu sasaran, perlu sama-sama beradaptasi agar ketika bekerjasama tidak ada bagian-bagian runcing yang bisa melukai rekannya. Proses kompromi dan saling menyesuaikan diri ini dinamakan suri-awase. Dan ini merupakan sikap konsisten orang Jepang untuk mempertahankan wa (harmoni) di mana pun mereka berada. Dengan suri-awase setiap pekerjaan dapat terlaksana dengan baik dan dalam irama kerja yang harmonis. Bondan Winarno Dalam buku: Seratus Kiat, Jurus Sukses Kaum Bisnis.

11 Wajib krn UU, =tdk didanakan UU 13/2003 psl 167 Bukan Dasar Dasar PRIVAT INVESTMENT DPLK/DPPK JP-SJSN Tidak Wajib Tidak Wajib menjadi Wajib krn dpt dikompensasi UU13, =didanakan Wajib sesuai UU40/2004, =didanakan Harmonisasi dengan UU 13/2003 TK psl 167 Imbalan PHK: Imbalan PHK pada Usia Pensiun dikeluarkan yaitu UPMK & UPH yang perhitungan beban iurannya dikonversi (karena lebih cocok) menjadi iuran JP- SJSN porsi Pengusaha dengan pagu. Imbalan PHK sebelum Usia Pensiun berupa UP tetap ada, namun jumlahnya terbatas. UP adalah jaminan masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan kembali. Sebagai transisi PSL tetap mengacu pada UU 13/2003. Harmonisasi dengan UU 11/1992 Dana Pensiun: Imbalan PHK pada Usia Pensiun diatas Pagu disinkronkan dengan DPLK/DPPK. Sebagai transisi JP-SJSN hanya untuk karyawan baru. UP=Uang Pesangon UPMK=Uang Penghargaan Masa Kerja UPH=Uang Penggantian Hak

12

Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja. Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015

Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja. Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015 Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015 Jaminan Sosial Minimum Jaminan Sosial adalah perlindungan yang diberikan

Lebih terperinci

BPJS Ketenagakerjaan ( SJSN ) Tanggal 1 Juli Apindo training center

BPJS Ketenagakerjaan ( SJSN ) Tanggal 1 Juli Apindo training center 1 BPJS Ketenagakerjaan ( SJSN ) Tanggal 1 Juli 2015 Apindo training center Challenges atas JHT : a. Pengambilan JHT dari 5 th ke 10 th b. Pengambilan setelah 10 tahun max 10% dari JHT terhitung untuk kebutuhan

Lebih terperinci

Jaminan Pensiun SJSN: Usulan Besar Manfaat dan Iuran

Jaminan Pensiun SJSN: Usulan Besar Manfaat dan Iuran Royal Kuningan Hotel, Jakarta, 13 November 2013 Steven Tanner Jaminan Pensiun SJSN: Usulan Besar Manfaat dan Iuran Forum Diskusi Interaktif Sistem Kesejahteraan Ketentuan perundang-undangan Sektor Swasta

Lebih terperinci

Kuningan City, Jakarta, 22 Oktober Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua

Kuningan City, Jakarta, 22 Oktober Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua Kuningan City, Jakarta, 22 Oktober 2015 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua Daftar isi Ketentuan program jaminan pensiun Harmonisasi program wajib dan sukarela Penyesuaian 2

Lebih terperinci

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN A. A. Oka Mahendra, SH. Jakarta, 13 November 2013 OUTLINE 1.Pendahuluan 2.Peraturan Terkait Jaminan Pensiun 3.Harmonisasi

Lebih terperinci

SJSN Ketenagakerjaan Tanggal 1 Juli M. Aditya warman, MBA Director Business Development ATC DPN APINDO

SJSN Ketenagakerjaan Tanggal 1 Juli M. Aditya warman, MBA Director Business Development ATC DPN APINDO SJSN Ketenagakerjaan Tanggal 1 Juli 2015 M. Aditya warman, MBA Director Business Development ATC DPN APINDO Astra 1 Jaminan sosial sebagai amanat Undang Undang, mengacu kepada : 1. UUD 45, Pasal 34 ayat

Lebih terperinci

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya YTKI, 10 Juli 2008 infocenter@dayamandiri.co.id http://www.dayamandiri.co.id Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya Diskusi Interaktif: Strategi Mengendalikan Risiko Keuangan DAYAMANDIRI

Lebih terperinci

KEPESERTAAN KUNCI UTAMA PENGELOLAAN DANA PENSIUN

KEPESERTAAN KUNCI UTAMA PENGELOLAAN DANA PENSIUN KEPESERTAAN KUNCI UTAMA PENGELOLAAN DANA PENSIUN Disampaikan Dalam SEMINAR NASIONAL PERKUMPULAN ADPI Jakarta, 28 Nopember 2016 Sularno Sekretaris Perkumpulan ADPI Dirut DAPENMA PAMSI Untuk Masa Depan Pegawai

Lebih terperinci

Program Jaminan Pensiun SJSN: Pandangan Pemberi Kerja

Program Jaminan Pensiun SJSN: Pandangan Pemberi Kerja Program Jaminan Pensiun SJSN: Pandangan Pemberi Kerja Disampaikan oleh Hariyadi B Sukamdani Ketua DPN Apindo Bidang Pengupahan dan Jamsos 13 November 2013 ATURAN UMUM DESAIN PROGRAM PENSIUN: USIA PENSIUN

Lebih terperinci

Transformasi BPJS 2. September 2011

Transformasi BPJS 2. September 2011 Transformasi BPJS 2 September 2011 1 Transformasi BPJS 2 (1) RUU BPJS disahkan menjadi UU Nov 2011 Ijin prakarsa pembuatan dan revisi PP terkait JHT dan JP Proses konsultasi publik terkait harmonisasi

Lebih terperinci

Jaminan Pensiun Sebagai Hak Dasar Pekerja. Oleh : Timboel Siregar

Jaminan Pensiun Sebagai Hak Dasar Pekerja. Oleh : Timboel Siregar Jaminan Pensiun Sebagai Hak Dasar Pekerja Oleh : Timboel Siregar Sistem ekonomi pasar tak terhindarkan lagi. Karenanya, negara-negara dunia mengambil langkah adaptif, agar warga negaranya tidak menjadi

Lebih terperinci

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang dibolehkan dan sifat kerja yang dapat dibuat perjanjian kerja waktu tertentu. Faktor pendidikan yang rendah dan kurangnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang transformasi PT Jamsostek (Persero) di Harian Pelita tentang transformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan

Lebih terperinci

Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia

Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia Disampaikan Oleh : Drs. Wahyu Widodo, MM Direktur Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja DASAR IMPLEMENTASI JAMINAN

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA

BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA A. Pengertian Jaminan Hari Tua Jaminan (dhaman) adalah pemindahan harta pihak penjamin kepada pihak yang dijamin dalam menunaikan suatu hak. Dalam pemindahan seseorang

Lebih terperinci

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja

Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja Mandat Undang Undang + Undang-Undang 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2 Program dan Kepesertaan Sistem Jaminan Sosial Nasional

Lebih terperinci

Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dewan Jaminan Sosial Nasional

Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dewan Jaminan Sosial Nasional Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 28 Desember 2017 1. Pendahuluan 2. Pencapaian 3. Tantangan Implementasi JKN 1 Pendahuluan 3 Operasional

Lebih terperinci

TANTANGAN PENETAPAN STANDAR UPAH MINIMUM NASIONAL DAN REGIONAL

TANTANGAN PENETAPAN STANDAR UPAH MINIMUM NASIONAL DAN REGIONAL TANTANGAN PENETAPAN STANDAR UPAH MINIMUM NASIONAL DAN REGIONAL Oleh: Haiyani Rumondang (Dirjen PHI dan Jamsos, Kemnaker) Disampaikan pada: Acara Diskusi Publik Nasional : Penguatan Jaminan Sosial dalam

Lebih terperinci

Sinergi BPJS Ketenagakerjaan Dengan Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun Sumarjono Direktur Perencanaan Strategis & TI

Sinergi BPJS Ketenagakerjaan Dengan Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun Sumarjono Direktur Perencanaan Strategis & TI Sinergi BPJS Ketenagakerjaan Dengan Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun Sumarjono Direktur Perencanaan Strategis & TI Prepared by actuarialteam@bpjsketenagakerjaan ver.17.03.21.0 Outline 1 2 3 4 5 6 7

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA

PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA OLEH: DIREKTUR PENGUPAHAN DAN JAMINAN SOSIAL KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN Jakarta, 4 Desember 2014 DASAR IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL UUD 1945 Psl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara, karena semakin banyak pekerja yang sejahtera maka serta merta

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara, karena semakin banyak pekerja yang sejahtera maka serta merta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan adalah pembahasan yang terus menjadi isu utama di Indonesia. Sejahteranya kelas pekerja dapat dianggap menjadi indikator sejahtera atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pembangunan nasional salah satunya memiliki tujuan untuk mensejahterakan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Kunci keberhasilan

Lebih terperinci

Produk BPJS Ketenagakerjaan. Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016

Produk BPJS Ketenagakerjaan. Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016 Produk BPJS Ketenagakerjaan Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016 The The 9 PP NOMOR 60/2015 Perubahan atas PP 46/2016 tentang Jaminan Hari Tua 10 PERMENAKER 26/2015 Tata Cara Penyelenggaraan Program JKK,

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan Oleh : Drs. M. FACHRUDDIN, MM Disampaikan pada Sosialisasi SJSN Novotel Banjarmasin,

Lebih terperinci

Problem dan Tantangan dalam Implementasi Skema Pensiun Publik Indonesia di masa datang yang berdasarkan pada UU No 40/2004 tentang SJSN

Problem dan Tantangan dalam Implementasi Skema Pensiun Publik Indonesia di masa datang yang berdasarkan pada UU No 40/2004 tentang SJSN 1 Problem dan Tantangan dalam Implementasi Skema Pensiun Publik Indonesia di masa datang yang berdasarkan pada UU No 40/2004 tentang SJSN H. Bambang Purwoko Anggota DJSN dan Guru Besar Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya Hotel Harris Resort, Kuta, 10 Agustus 2007 Steven Tanner Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya Dana Pensiun Sebagai Lembaga Penyelenggara Program Pensiun Untuk Kesejahteraan Hari Tua

Lebih terperinci

PERHITUNGAN AKTUARIA KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA

PERHITUNGAN AKTUARIA KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA PERHITUNGAN AKTUARIA KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA Oleh : Tubagus Syafrial, FSAI, FLMI, MBA PT. Binaputera Jaga Hikmah Hotel Bumikarsa Bidakara, Jakarta 31 Agustus 2005 1 PSAK NO. 24 (REVISI 2004) TENTANG

Lebih terperinci

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya Hotel Borobudir, Jakarrta, 10 Desember 2007 Steven Tanner Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya Dana Pensiun Sebagai Lembaga Penyelenggara Program Pensiun Untuk Kesejahteraan Hari

Lebih terperinci

UPDATE PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KETENAGAKERJAAN. Oleh: Achmad Djunaedi, SH

UPDATE PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KETENAGAKERJAAN. Oleh: Achmad Djunaedi, SH UPDATE PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KETENAGAKERJAAN Oleh: Achmad Djunaedi, SH 1 DASAR IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL UUD 1945 Psl 28 H (3) Psl 34 (2) JAMINAN SOSIAL ADALAH HAK SETIAP WARGA NEGARA

Lebih terperinci

Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon

Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon Joko (bukan nama sebenarnya) baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke 55 dan pensiun dari perusahaan tempat dia mengabdikan

Lebih terperinci

PROGRAM PENSIUN/PROGRAM PENDANAAN & UUTK 13/2003: PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPAN SESUAI PSAK-24 REVISI 2004

PROGRAM PENSIUN/PROGRAM PENDANAAN & UUTK 13/2003: PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPAN SESUAI PSAK-24 REVISI 2004 PROGRAM PENSIUN/PROGRAM PENDANAAN & UUTK 13/2003: PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPAN SESUAI PSAK-24 REVISI 2004 PENDAHULUAN Sampai dengan akhir tahun 2007, terdapat sekitar 3.500 s/d 3.700 Perusahaan yang telah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN

KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA Pembukaan lapangan kerja Perluasan kesempatan kerja Kebijakan dalam PHK Kebijakan pengupahan Perlindungan tenaga kerja: 1. Waktu kerja 2.

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/ LEMBAGA : KEMENTERIAN KOORDINATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT I. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA PENSIUN SEKTOR KORPORASI

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA PENSIUN SEKTOR KORPORASI LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK TIM EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA PENSIUN SEKTOR KORPORASI disusun oleh: Asep Ahmad Saefuloh Ahmad Sani Alhusain Sahat Aditua F. Silalahi T. Ade Surya

Lebih terperinci

JAMINAN PENSIUN UNTUK SELURUH PEKERJA. Oleh : AGUS SUPRIYADI

JAMINAN PENSIUN UNTUK SELURUH PEKERJA. Oleh : AGUS SUPRIYADI JAMINAN PENSIUN UNTUK SELURUH PEKERJA Oleh : AGUS SUPRIYADI BAGIAN I Amanah UU dan Perlindungan Jaminan Sosial untuk Tenaga Kerja Indonesia Mandat Undang Undang + Undang-Undang 24/2011 tentang Badan Penyelenggara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2003: KETENAGAKERJAAN DAN PSAK NO. 24: IMBALAN KERJA

UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2003: KETENAGAKERJAAN DAN PSAK NO. 24: IMBALAN KERJA UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2003: KETENAGAKERJAAN DAN PSAK NO. 24: IMBALAN KERJA UU NO.13 TAHUN 2003 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PENGUPAHAN HUBUNGAN KERJA UU NO.13 TAHUN 2003 UU NO.13 TAHUN 2003 Siapa sajakah

Lebih terperinci

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri

Lebih terperinci

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis PENSION & EXIT SYSTEM Prodi Administrasi Bisnis Pemberhentian Pemberhentian Undang Undang Keinginan Perusahaan Keinginan Karyawan Kontrak kerja berakhir Kesehatan karyawan Meninggal dunia Perusahaan dilikuidasi/bangkrut

Lebih terperinci

JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) Pengobatan dan perawatan (Pelayanan Medis) Santunan Program promotif, preventif dan Return to Work Pelayanan di Fasilitas Kesehatan Kerjasama pemeriksaan dasar dan penunjang

Lebih terperinci

UU No. 13/2003 Ketenagakerjaan Perkiraan Beban Pendanaan

UU No. 13/2003 Ketenagakerjaan Perkiraan Beban Pendanaan Juli 2007 UU No. 13/2003 Ketenagakerjaan Perkiraan Beban Pendanaan Atas Manfaat Pasal 162 (1), 166, 167 dan 172 DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO Providing Professional Actuarial Consulting Services Daftar

Lebih terperinci

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Disampaikan pada.,. Juli 2015 Nama. Unit Kerja Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan Gedung Jamsostek Jl. Jend. Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan 12930 T (021)

Lebih terperinci

Ketenagakerjaan Indonesia dan Distribusi Upah Peserta Jaminan Pensiun

Ketenagakerjaan Indonesia dan Distribusi Upah Peserta Jaminan Pensiun Ketenagakerjaan Indonesia dan Distribusi Upah Peserta Jaminan Pensiun E. Ilyas Lubis Direktur Perluasan Kepesertaan Dan Hubungan Antar Lembaga Hotel Grand Cempaka, 1 Maret 2017 Prepared by actuarialteam@bpjsketenagakerjaan

Lebih terperinci

Republik Indonesia. Laporan Teknis

Republik Indonesia. Laporan Teknis International Labour Organization Republik Indonesia Laporan Teknis Kajian Aktuaria tentang Reformasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Indonesia Departemen Perlindungan Sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem jaminan sosial nasional merupakan sistem perlindungan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Sistem jaminan sosial nasional merupakan sistem perlindungan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem jaminan sosial nasional merupakan sistem perlindungan sosial bagi seluruh rakyat. Perlindungan sosial memiliki peran strategis untuk menghadapi kerentanan (vulnerability)

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan Bab I Pendahuluan 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

MENGUKUR POTENSI KEKURANGAN PROGRAM PENSIUN/PROGRAM PENDANAAN TERHADAP UUTK 13/2003

MENGUKUR POTENSI KEKURANGAN PROGRAM PENSIUN/PROGRAM PENDANAAN TERHADAP UUTK 13/2003 MENGUKUR POTENSI KEKURANGAN PROGRAM PENSIUN/PROGRAM PENDANAAN TERHADAP UUTK 13/2003 Pendahuluan Sampai dengan akhir tahun 2007, terdapat sekitar 3.500 s/d 3.700 Perusahaan yang telah menyelenggarakan Program

Lebih terperinci

UPDATE PSAK 24 IMBALAN KERJA. Dwi Hastuty Slipiaty, FSAI Aktuaris

UPDATE PSAK 24 IMBALAN KERJA. Dwi Hastuty Slipiaty, FSAI Aktuaris UPDATE PSAK 24 IMBALAN KERJA Dwi Hastuty Slipiaty, FSAI Aktuaris UPDATE Cakupan / Ruang Lingkup Kategori Imbalan Kerja Pengukuran Metode dan Asumsi Pendanaan Dampak PSAK 24 (2013) 2 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Lebih terperinci

Sekilas tentang Dana Pensiun

Sekilas tentang Dana Pensiun Jakarta, 20 Agustus 2009 Yang terhormat, Para Peserta Dana Pensiun Seluruh Karyawan ABFI Institute Perbanas Di Jakarta Dalam rangka melaksanakan amanat dari Pemberi Kerja/Yayasan Pendidikan Perbanas untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia masalah tentang keselamatan kerja belum menjadi sebuah isu yang serius dibicarakan dalam dunia industri. Masih banyak pengusaha yang belum memikirkan

Lebih terperinci

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia KANTOR CABANG JAKARTA MANGGADUA KANTOR CABANG PERINTIS JAKARTA CENGKARENG NIDYA ROESDAL Bandung, 19 April 2018 Konvensi Internasional dan Amanah

Lebih terperinci

INDONESIA. Half-day Seminar: Sistem dan Beban Kesejahteraan Pekerja serta Pendanaannya DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO. Hotel Manhattan, 30 November 2006

INDONESIA. Half-day Seminar: Sistem dan Beban Kesejahteraan Pekerja serta Pendanaannya DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO. Hotel Manhattan, 30 November 2006 Hotel Manhattan, 30 November 2006 Half-day Seminar: Sistem dan Beban Kesejahteraan Pekerja serta Pendanaannya INDONESIA DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO Providing Professional Actuarial Consulting Services

Lebih terperinci

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB Retirement Planning Irni Rahmayani Johan, SP, MM Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB 1 Perencanaan Pensiun dalam perencanaan keuangan pribadi Dana Tujuan Keuangan Mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. POKOK PEMBICARAAN

I. PENDAHULUAN II. POKOK PEMBICARAAN LAPORAN SINGKAT KOMISI IX DPR RI (BIDANG DEPARTEMEN KESEHATAN, DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI, BADAN PENGAWAS OBAT & MAKANAN, DAN BKKBN) -----------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP-84/BL/2006 TENTANG KEBIJAKAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

Kata Kunci : BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan Jaminan Sosial

Kata Kunci : BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan Jaminan Sosial FUNGSI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL YANG DI ATUR OLEH UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 DALAM MEMBERIKAN JAMINAN KESEHATAN SERTA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KETENAGKERJAAN Suharsin /D 101 09 780

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Dana Pensiun Sesuai UU No. 11 tahun 1992, dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun Dalam PP No. 77 Tahun

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 tentang Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun disetujui dalam Rapat Komite

Lebih terperinci

Pengalihan JPK ke BPJS Kesehatan. Agus Supriyadi Direktur Renbang dan Informasi

Pengalihan JPK ke BPJS Kesehatan. Agus Supriyadi Direktur Renbang dan Informasi Pengalihan JPK ke BPJS Kesehatan Agus Supriyadi Direktur Renbang dan Informasi Proses Transformasi paska UU BPJS BPJS KESEHATAN Seluruh penduduk (Ketentuan PBI dan Informal) JK Desain Program JK Askes/JPK/Jamkesmas/Jam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Implementasi Program dan Perubahan Regulasi BPJS Ketenagakerjaan

Implementasi Program dan Perubahan Regulasi BPJS Ketenagakerjaan Implementasi Program dan Perubahan Regulasi BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bali Denpasar BPJS Ketenagakerjaan Bali - Denpasar Jl. Hayam Wuruk No. 143 Denpasar T (0361) 233 622 F (0361)

Lebih terperinci

PENDAPAT HUKUM. perumahan dan/atau manfaat lain tidak sesuai dengan Pasal 37 UU. SJSN. Kedua, Pasal 26 ayat (5) PP No. 46 Tahun 2015 diubah dengan PP

PENDAPAT HUKUM. perumahan dan/atau manfaat lain tidak sesuai dengan Pasal 37 UU. SJSN. Kedua, Pasal 26 ayat (5) PP No. 46 Tahun 2015 diubah dengan PP PH-6/BPJS TK/ Pertama, 1. Pasal Pasal 25 PP 25 40 PP Tahun Tahun STDD STDD PP No PP 60 Tahun No. 60 Tahun yang mengatur yang mengatur mengenai mengenai manfaat manfaat tambahan tambahan berupa berupa fasilitas

Lebih terperinci

Pokok-Pokok Pikiran Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Tentang Amandemen UU No. 3 Tahun 1992

Pokok-Pokok Pikiran Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Tentang Amandemen UU No. 3 Tahun 1992 Pokok-Pokok Pikiran Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Tentang Amandemen UU No. 3 Tahun 1992 I. Dasar Pemikiran 1. Bahwa sistim jaminan sosial tenaga kerja yang ada selama ini tidak memberikan

Lebih terperinci

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Salemba Jl. Salemba Raya No. 65, Salemba, Jakarta Pusat T (021) 3905226

Lebih terperinci

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (2)

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (2) HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN XIV) PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (2) copyright by Elok Hikmawati 1 Hak Pekerja/Buruh yang di PHK (Ps.156 UU 13/2003) 1) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan

Lebih terperinci

KENAIKAN BBM DAN TEKANAN BAGI TENAGA KERJA INFORMAL (LINGKARAN SETAN KEMISKINAN)

KENAIKAN BBM DAN TEKANAN BAGI TENAGA KERJA INFORMAL (LINGKARAN SETAN KEMISKINAN) KENAIKAN HARGA BBM KENAIKAN HARGA PANGAN DAYA BELI MENURUN PEKERJA INFORMAL PROGRAM KOMPENSASI KENAIKAN BBM DAN TEKANAN BAGI TENAGA KERJA INFORMAL (LINGKARAN SETAN KEMISKINAN) KEMISKINAN PENGANGGURAN PROGRAM

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.05/2017 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. Kecemasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan

Lebih terperinci

Iuran Pemberi Kerja. Gambar 1 Slip Gaji Indun pada Februari 2009

Iuran Pemberi Kerja. Gambar 1 Slip Gaji Indun pada Februari 2009 Info DP3 vol 2: 1. PhDP Iuran Manfaat Pensiun 2. Kiat Memilih DPLK Menyambung penjelasan kami melalui mailing list pada 20 Agustus 2009 lalu tentang Dana Pensiun, pada kesempatan ini ingin kami sampaikan

Lebih terperinci

RechtsVinding Online

RechtsVinding Online POLEMIK UNDANG UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT (TAPERA) Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 10 Mei 2016; disetujui: 25 Mei 2016 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan

Lebih terperinci

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14 PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14 1 SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PROSES PEMBERHENTIAN PASAL 153, UU PERBURUHAN NO.13/2003 PASAL 156 (KEWAJIBAN PERUSAHAAN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena buruh kontrak semakin terlihat menaik secara grafik, hampir 70 % perusahaan-perusahaan di Indonesia telah memanfaatkan tenaga kontrak ini sebagai karyawannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pensiun Pensiun sejauh ini dianggap sebagai ungkapan rasa terima kasih. Para pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara mereka sepanjang

Lebih terperinci

KERAGAMAN APLIKASI PSAK 24 (REVISI 2004) TENTANG IMBALAN KERJA DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

KERAGAMAN APLIKASI PSAK 24 (REVISI 2004) TENTANG IMBALAN KERJA DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN EKUITAS ISSN 1411-0393 Akreditasi No.49/DIKTI/Kep/2003 KERAGAMAN APLIKASI PSAK 24 (REVISI 2004) TENTANG IMBALAN KERJA DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN Drs.

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 31 Maret 2016 1 PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2 SEBELUM 1 JANUARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek kehidupan turut mengalami perubahan. Arus teknologi dan informasi sedemikian berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN Dana Pensiun berperan sangat penting dalam

Lebih terperinci

The Presenting MSDM PemutusanHub ungan Kerja (PHK)

The Presenting MSDM PemutusanHub ungan Kerja (PHK) The Presenting MSDM PemutusanHub ungan Kerja (PHK) Kelompok V Nama Anggota : Ahmad Baiquni Al-Hakim (C1B013009) Shandra Syah Putra (C1B013012) Erick Willy Stevant M (C1B013017) Fatlilah (C1B013010) Oktia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. 1.1 Pengertian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan

BAB II TINJAUAN UMUM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. 1.1 Pengertian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan 23 BAB II TINJAUAN UMUM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 1.1 Pengertian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2013 TENTANG PENAHAPAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2013 TENTANG PENAHAPAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2013 TENTANG PENAHAPAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY ATAS KEYNOTE SPEECH

EXECUTIVE SUMMARY ATAS KEYNOTE SPEECH EXECUTIVE SUMMARY ATAS KEYNOTE SPEECH The 3rd Industrial Relations Convention 2015 Jaminan Pensiun Bandung, 6-8 Mei 2015 Mulai tanggal 1 Juli 2015 mendatang, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa dalam rangka upaya memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua, perlu

Lebih terperinci

REGULATION UPDATE. Mario Maurice Sinjal Senior Associate. Nurjadin Sumono Mulyadi&Partners. Jakarta, 12 April Law Office

REGULATION UPDATE. Mario Maurice Sinjal Senior Associate. Nurjadin Sumono Mulyadi&Partners. Jakarta, 12 April Law Office REGULATION UPDATE Mario Maurice Sinjal Senior Associate Nurjadin Sumono Mulyadi&Partners Law Office Jakarta, 12 April 2016 Implementasi Perkembangan Terakhir Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia Page 2 TATA

Lebih terperinci

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1329, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPJS KETENAGAKERJAAN. Jaminan Hari Tua. Pengembangan Dana. Distribusi. Penetapan. Mekanisme. PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

PENERAPAN KONTRAK KERJA PEKERJA RUMAH TANGGA- PEMBERI KERJA PERJUANGAN KE KERJA LAYAK PEKERJA RUMAH TANGGA JALA PRT

PENERAPAN KONTRAK KERJA PEKERJA RUMAH TANGGA- PEMBERI KERJA PERJUANGAN KE KERJA LAYAK PEKERJA RUMAH TANGGA JALA PRT PENERAPAN KONTRAK KERJA PEKERJA RUMAH TANGGA- PEMBERI KERJA PERJUANGAN KE KERJA LAYAK PEKERJA RUMAH TANGGA JALA PRT PRT = PEKERJA RUMAH TANGGA PRT = PEKERJA RUMAH TANGGA UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan:

Lebih terperinci

Kajian Aktuaria reformasi BPJS Ketenagakerjaan

Kajian Aktuaria reformasi BPJS Ketenagakerjaan Kajian Aktuaria reformasi BPJS Ketenagakerjaan Kajian aktuaria ini dilakukan bedasarkan permintaan permintaan pemerintah sindonesia dalam merencanakan dan melaksanakan program pensiun baru di Indonesia

Lebih terperinci

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan.

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan. ASURANSI JAMINAN SOSIAL Pihak-pihak yang sepakat utk mengumpulkan uang - money (menbentuk dana - fund) yang akan digunakan untuk member santunan atas suatu kejadian yang membawa dampak buruk. Bersama-sama,

Lebih terperinci

Eduard Marpaung KSBSI

Eduard Marpaung KSBSI Eduard Marpaung KSBSI Menurut data BPS 2014 Buruh Informal pada tahun 2014 sekitar 59,38%. Pertumbuhan sektor informal ini tidak banyak berubah dari 10 tahun sebelumnya. Yang hanya terjadi adalah berpindahnya

Lebih terperinci

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Senin, 29 Oktober 2007 RR. Dirjen PPTKDN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional IMPLEMENTASI SJSN Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL Jakarta, 12 Desember 2011 1 Latar belakang SJSN SJSN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM BADAN PENYELENGARAAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN SEKTOR JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENAHAPAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENAHAPAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENAHAPAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pensiun atau Tunjangan Hari Tua merupakan dambaan setiap karyawan. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari siklus hidup manusia, yaitu siklus yang ditandai

Lebih terperinci

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN Meningkatnya tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 9,5 persen berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan sosial. Kerja merupakan fitrah manusia yang asasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Bukan pada hari ini saja mengelola keuangan itu penting. Tetapi mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Bukan pada hari ini saja mengelola keuangan itu penting. Tetapi mengelola 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, mengelola keuangan di dalam suatu perusahaan sangat lah penting. Bukan pada hari ini saja mengelola keuangan itu penting. Tetapi mengelola keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG KEPESERTAAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG KEPESERTAAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG KEPESERTAAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : bahwa untuk menindaklanjuti ketentuan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka memberikan perlindungan

Lebih terperinci