LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C

8. PRAKTIUM HPLC; ANALISA TABLET VITAMIN C

Laporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph)

LAPORANPRAKTIKUM AnalisaTabletVitaminCdenganHPLC (High PerformanceLiquidChromatography)

2. Menentukan kadar berbagai tablet Vitamin C menggunakan metoda HPLC. HPLC(HighPerfomance Liquid Cromatografi)

LAPORAN PRAKTIKUM Praktikum HPLC, Analisa Tablet Vitamin C

HIGH PERFORMANCE LIQUIDCHROMATOGRAPHY

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN

BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PERCOBAAN

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

III. BAHAN DAN METODE

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Gambar 5. Tekstur dan Struktur Bumbu Penyedap Blok Spirulina Perlakuan Kontrol (A) dan Maltodekstrin 10% (B).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2016 (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub-bidang: Kimia Analitik Maret 2017 Waktu: 120 menit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari

Spektrofotometri uv & vis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

PENGARUH ph PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SIRUP MELALUI ISOLASI DENGAN PELARUT ETER SECARA KCKT

Bab III Bahan dan Metode

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ferry Riyanto Harisman Powerpoint Templates Page 1

Lampiran 1. Prosedur Pengujian Kadar Kurkuminoid metode HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography)

BAB II METODE PENELITIAN

Penentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

BAB IV METODE PENELITIAN

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME I (GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA) DAN SPEKTROFOTOMETRI

3 Metodologi Penelitian

LAMPIRAN. 2. Tabel penentuan konsentrasi dan kadar pada beda variable pelarut Sampel Panjang Gelombang Absorbansi Konsentrasi Kadar (%)

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

APLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

LAMPIRAN. 2. Tabel penentuan konsentrasi dan kadar pada beda variable pelarut

Kata kunci: fasa gerak, asam benzoat, kafein, kopi kemasan, KCKT. Key word: mobile phase, benzoic acid, caffeine, instant coffee package, HPLC

3 Metodologi Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

Antioksidan dalam Bakso Rumput Laut Merah Eucheuma cottonii

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) Nama : Rebecca Rumesty Lamtiar (127008016) Yulia Fitri Ghazali (127008007) Paska Rahmawati Situmorang (127008011) Hari / Tanggal Praktikum : Rabu / 19 Desember 2012 Waktu Praktikum : Pukul 12.00 17.30 WIB Latar belakang: kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh TSWETT pada tahun 1903, ia menggunakannya untuk pemisahan senyawa-senyawa berwarna dan nama kromatografi diambil dari senyawa-senyawa yang berwarna. Senyawa berwarna yang di gunakan TSWETT sebagai sampel adalah pigmen-pigmen daun, karena warnanya maka cepat terlihat lokasinya dalam kolom. Saat ini kromatografi tidak lagi digunakan untuk pemisahan senyawa-senyawa berwarna saja. Senyawa-senyawa tidak berwarna dapat dilihat melalui floresensi dalam sinar ultraviolet. Pada dasarnya semua teknik kromatografi menggunakan dua fasa, yaitu fasa diam (stationary) dan fasa gerak (mobile); pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relative dari dua fasa ini. Perlu diperhatikan bahwa fasa gerak yang digunakan tidak mempunyai efek terhadap fasa diam atau hanya sangat lemah diserap oleh fasa diam. Dalam industri farmasi, HPLC secara rutin digunakan untuk menganalisis produk obat. Pabrikan harus memastikan bahwa setiap produk memenuhi syarat yang ditentukan. Sebagai analis QC, Anda akan menganalisis beberapa tablet C Vitamin (asam askorbat) untuk memastikan konsentrasi tablet Vitamin C tersebut sesuai label dan memiliki jumlah yang konsisten dari vitamin C dalam setiap tablet. Tujuan Praktikum: Menentukan kadar berbagai tablet Vitamin C menggunakan metoda HPLC Alat dan Bahan 1. Instrumen

Alat High Performance Liquid Chromatograph (HPLC) yang digunakan yaitu Alliance 2695, Detector UV/VIS 2489 dilengkapi dengan kolom C-18, diameter 5 ul, ukuran 4,6 x 150 mm dan Detektor UV-Vis yang terhubung. 2. 500 ml larutan yang terdiri dari 55% air: metanol 45% 3. 6 tetes 6 M H2SO4 4. 0,05 mg / ml Vitamin C Cara Kerja: 1. Persiapan Standar Vitamin C (asam askorbat) Satu kelompok menyiapkan satu sampel a. Siapkan 0,20 mg / ml (200 ppm) Vitamin C standar diencerkan dengan air. b. Siapkan 0,15 mg / ml (150 ppm) Vitamin C standar diencerkan dengan air c. Siapkan 0,10 mg / ml (10 ppm) Vitamin C standar diencerkan dengan air. d. Siapkan 0,05 mg / ml (50 ppm) Vitamin C standar diencerkan dengan air. 2. Persiapan sampel a. Sediakan beberapa tablet vitamin C berbeda, gerus halus masing-masing tablet tersebut ( tablet vitacimin dan tablet xon ce) b. Larutkan 300 mg (massa terdekat 0,1 mg) dalam air dan encerkan sampai 100,0 ml air dalam labu ukur 100 ml (JANGAN memanaskan solusi). c. Ambil alikuot 10,00 ml larutan dan encerkan sampai 100,0 ml dengan air d. Setelah diencerkan, ambil 10 ml larutan dan masukkan ke dalam labu ukur 10 ml yang kering dan bersih. e. Ulangi untuk sampel vitamin C lainnya (tiap kelompok mengerjakan satu sampel). 3. Persiapan fase gerak dan alat HPLC a. Siapkan 500 ml larutan 55% air: metanol 45% dan tambahkan 6 tetes 6 M H2SO4. b. Hidupkan komputer dan alat HPLC, set sesuai dengan protokol alat HPLC tersebut dan sesuai dengan kondisi analisa yang digunakan. 4. Persiapan panjang gelombang Max Vitamin C a. Siapkan 0,05 mg / ml Vitamin C standar dan tentukan panjang gelombang absorbansi maksimum untuk Vitamin C menggunakan spektrofotometer UV / Vis dengan λ = 200-400 nm. b. Gunakan panjang gelombang maksimum ini untuk detector HPLC yang digunakan. 5. Analisis Vitamin C a. Siapkan kurva kalibrasi dan tentukan konsentrasi vitamin C setiap sampel b. Hitung standar deviasi relatif dan rata-rata untuk lima hasil sampel. c. Sampel tablet harus memiliki nilai rata-rata (Assay) dalam 10% dari klaim label dan standar deviasi relatif (Keseragaman Content) harus kurang dari 5% untuk tablet yang akan diteruskan kepada konsumen. Apakah tablet lulus?

Hasil Praktikum dan Pembahasan 1. Gambar kurva hasil pengukuran kadar vitamin C dengan metode HPLC Gambar1. Ekspresi Puncak Gelombang Vitamin C Pada gambar ini terlihat memang vitamin C muncul dalam gambar laporan puncak. Puncak Gelombang vitamin C muncul pada menit ke 1,6. Ini sesuai dengan standart vitamin C yang digunakan. Artinya bahwa benar sampel mengandung vitamin C.

2. Hasil pengukuran Kadar sampel Gambar 2. Grafik Pengukuran Kadar Vitamin C yang Terkandung dalam Sampel. Kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel tidak dapat diukur berdasarkan persamaan linear yang didapat dari metode HPLC ini. Seharusnya semakin tinggi konsentrasi vitamin c maka semakin luas juga area tampilan gelombang vitamin C. Tapi hal ini tidak terlihat pada hasil praktikum. Ini terjadi dikarenakan adanya kesalahan dalam pembuatan sampel dalam proses

pengencaran. Proses pengenceran larutan sampel harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Wadah yang dipakai harus benar-benar bersih dan kering, lalu pada akhir penambahan cairan harus dilakukan dengan tepat dan teliti sehingga sehingga kadar yang diinginkan benar-benar tergambar. Kesimpulan : 1. Metode HPLC adalah salah satu metode yang dapat dipakai untuk melihat konsentrasi/kandungan dari sampel yang ingin kita amati. 2. Prosedur dalam pembuatan larutan yang ingin kita amati haruslah benar, tepat dan perlu ketelitian yang tinggi. 3. Hasil pengukuran konsentrasi vitamin C tidak didapatkan. Saran : 1. Wadah untuk pembuatan larutan sebaiknya disediakan dalam jumlah yang cukup (memadai) untuk pembuatan sampel, sehingga dalam pembutan larutan (dalam praktek) lebih efisien. 2. Perlu ketelitian yang tinggi dalam melihat wadah agar benar-benar kering sehingga tidak menambah jumlah larutan yang akan dibuat. 3. Jumlah sampel yang diukur dan alat ukur yang dipakai harus benar-benar tepat sehingga tidak mempengaruhi konsentrasi yang diharapkan