16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada obyek penelitian yang diukur dan dikumpulkan secara simultan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2005). Penelitian dilakukan pada bulan November Desember 2011 di dua sekolah yaitu di SMPN 1 Leuwiliang Kabupaten Bogor dan SMPN 4 Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan berdasarkan letak sekolah yang terletak di wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor. Populasi dan Sampel Penelitian Pemilihan SMP dilakukan secara purposive dengan asumsi siswa yang berada di sekolah tersebut berasal dari tingkat ekonomi menengah ke atas dan menengah ke bawah. Contoh yang dipilih yaitu siswa kelas VIII dengan pertimbangan bahwa siswa kelas VIII berada dalam kondisi yang relatif stabil untuk mengikuti proses pendidikan, sedangkan siswa kelas VII masih membutuhkan penyesuaian dengan lingkungan sekolah, sementara siswa kelas IX sudah sibuk mempersiapkan diri untuk kegiatan Ujian Negara (UN). Jumlah populasi siswa kelas VIII di SMPN 1 Leuwiliang Kabupaten Bogor sebanyak 360 siswa dan SMPN 4 Kota Bogor yaitu 240 siswa. Pengambilan contoh ditentukan berdasarkan kriteria inklusi sebagai berikut : siswa dan siswi SMP VIII, usia 13 15 tahun, bersedia mengisi informed consent dan berpartisipasi dalam penelitian serta bersedia mengisi kuesioner dan mengembalikannya. Adapun untuk kriteria ekslusi yaitu: tidak hadir secara penuh di dalam kelas selama penelitian berlangsung Contoh ditentukan dengan menggunakan proporsi binomunal (binomunal proportion) yang dikembangkan oleh Lemeshow 1997, sebagai berikut : Rumus : n = d 2 2 z (1 a / 2) P(1 P) N 2 ( N 1) Z 1 a / 2P(1 P) Keterangan : n = Besar contoh yang diperlukan Z = Tingkat kemaknaan : 95% (1,96) P = Proporsi variable yang dikehendaki 50% (0,5) N = Besar populasi siswa (kelas VIII SMPN 1 Leuwiliang 360 dan siswa kelas VIII SMPN 4 Bogor 240 siswa d = Presisi yang ingin dicapai dinyatakan dalam desimal 0,1.
17 Berdasarkan rumus tersebut didapatkan jumlah minimal contoh setiap sekolah yaitu untuk sebanyak 83 siswa. Pada penelitian ini contoh yang berpartisipasi dalam penelitian berjumlah 147 siswa, yang terdiri dari 85 contoh berasal dari SMPN 1 Leuwiliang (Kabupaten) dan 62 contoh berasal dari SMPN 4 Kota Bogor (Kota). Jenis dan Cara Pengambilan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan terdiri data contoh meliputi karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh, status gizi, pengetahuan mengenai antioksidan, aktivitas fisik, morbiditas, pola konsumsi sayur dan buah, serta pola konsumsi suplemen antioksidan contoh. Data sekunder meliputi gambaran umum sekolah dan data-data yang berhubungan dengan sekolah yang diteliti. Data-data tersebut diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Contoh pada penelitian mengisi kuesioner secara mandiri dan diberikan pengarahan terlebih dahulu mengenai tata cara pengisian kuesioner. Data variabel dan cara pengambilan data di sajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Variabel, Jenis Data dan Cara Pengambilan Data No. Variabel Jenis Data 1 Karakteristik contoh Umur, jenis kelamin,uang saku Kuesioner 2 Karakteristik Kkuesioner keluarga Besar keluarga, pendidikan terakhir orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua Cara pengambilan Data 3 Status gizi Berat badan, tinggi badan Pengukuran dan penimbangan dengan alat timbang (ketelitian 0.1 kg), microtoise (0.1 cm) 4 Konsumsi pangan Konsumsi pangan sehari contoh 5 Pola konsumsi Jumlah dan jenis sayur dan sayur dan buah buah yang dikonsumsi contoh 6 Pengetahuan antioksidan 7 Pola konsumsi suplemen satu bulan terakhir Pengetahuan mengenai antioksidan Jenis suplemen Food records 2x24 jam Wawancara dengan metode Food Frequency Questionnaires Kuesioner pengetahuan Wawancara dengan metode Food Frequency Questionnaires (FFQ) 8 Aktivitas fisik Aktivitas fisik selama 2x24 jam Record aktivitas 2x24 jam 9 Morbiditas Jenis penyakit, lama sakit, dan frekuensi sakit selama 2 bulan terakhir 10 Gambaran umum sekolah Data lokasi penelitian (sekolah), keadaan lingkungan sekolah, data demografi sekolah Wawancara langsung dengan kuesioner Dokumentasi dan data sekunder (website sekolah)
18 Pengolahan Data Pengolahan dan Analisis Data Tahap pengolahan data meliputi editing, coding, entry, cleaning, dan analisis data. Data yang akan diolah secara deskriptif dengan menggunakan program Microsoft excel 2007, nutrisurvey dan SPSS 16 for windows. Tabel 2 Jenis Variabel, Kategori pengukuran dan Sumber Acuan No. Variabel Kategori pengukuran Sumber acuan 1 Karakteristik contoh Umur Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan Besar uang saku 1. Kecil ( rata-rata ± SD) 2. Sedang (rata-rata ± SD) 3. Besar ( rata-rata ± SD) 2 Karakteristik keluarga Besar keluarga Pendidikan orangtua Pekerjaan orangtua Pendapatan orangtua 1. Kecil ( 4 orang) 2. Sedang (5 6 orang) 3. Besar ( 7 orang) 1. Tidak tamat SD 2. Tamat SD 3. SMP 4. SMA 5. PT 1. PNS 2.Pegawai swasta 3. TNI/Polri 4. Wiraswasta 5. lainnya 1. Kecil ( rata-rata ± SD) 2. Sedang (rata-rata ± SD) 3. Besar ( rata-rata ± SD) 3 Status gizi 1. Sangat kurus ( -3 SD) 2. kurus (-2 SD z-score < -3 SD) 3. Normal (-2 SD< z-score < +1 SD) 4. overweight (+1 SD z-score <+2 SD) 5. gemuk (+2 SD z-score < +3 SD) 6. sangat gemuk ( +3 SD) 4 Tingkat Kecukupan Vitamin dan mineral 1. Kurang (TK<77% AKG) 2. Cukup (TK 77% AKG) 5 Pola Konsumsi Sayur dan Buah Jumlah sayur Jumlah buah Konsumsi Sayur (g/hr) 1. <200 2. 200-300 3. >300 Konsumsi buah (g/hr) 1. <150 2. 150-200 3. >200 BKKBN 1998 WHO 2007 Gibson 2005 Almatsier 2004
19 Tabel 2 (Lanjutan) No. Variabel Kategori pengukuran Sumber acuan 6 Pola Konsumsi Suplemen Kandungan gizi 1. Vitamin C Label gizi suplemen 2. Vitamin E 3. Multivitamin mineral Bentuk suplemen 1. Tablet 2. kapsul 3. Effervescent 4. Sirup Frekuensi konsumsi suplemen Sumber informasi Alasan mengkonsumsi 7 Pengetahuan contoh 1. 1-3 kali/minggu 2. 4/6 kali/minggu 3. 7 kali.minggu 4. 1 kali/bulan 1. Keluarga 2. TV 3. Media cetak 4. Teman 5. Radio 6. Dokter/ahli kesehatan 1. Klaim kesehatan 2. Harga 3. Menghaluskan kulit 4. Ikut keluarga/teman 5. Iklan 6. Rekomendasi dokter 7. Coba-coba 1. Kurang (< 60%) 2. Sedang (60 80%) 3. Tinggi (>80%) 8 Aktivitas fisik 1. Ringan (1.40 1.69) 2. Sedang (1.70 1.99) 3. Berat (2.00 2.40) Khomsan 2002 FAO/WHO/UNU 2001 9 Morbiditas Jenis sakit Lama sakit Frekuensi sakit 10 Data sekunder - Gambaran umum sekolah Dokumentasi dan Website sekolah Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data karakteristik contoh, data keluarga sosial ekonomi keluarga contoh, morbiditas, asupan dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi lain (protein, vitamin C, vitamin E, Seng. Tembaga, dan Selenium), pola konsumsi sayur dan buah, dan pola konsumsi suplemen antioksidan. Data status gizi, aktivitas fisik, serta tingkat kecukupan energi dan zat gizi (protein, vitamin C, vitamin E, Seng. Besi, Tembaga, dan Selenium) dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu. Status Gizi Status gizi contoh diukur berdasarkan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) contoh. Menurut Suandi (2004) hasil pengukuran BB dan TB menjadi akurat bila disertai dengan pencatatan usia anak sesuai dengan bulan yang terdekat. Indeks Massa Tubuh (IMT) per umur (IMT/U) adalah salah satu indikator cara
20 cepat untuk menghitung status gizi remaja. Kategori untuk IMT/U menurut WHO 2007 adalah sangat kurus ( -3 SD), kurus (-2 SD z-score < -3 SD), normal (-2 SD< z-score < +1 SD), overweight (+1 SD z-score <+2 SD), gemuk (+2 SD z- score < +3 SD, sangat gemuk ( +3 SD). Tingkat Kecukupan Data energi dan zat gizi yang diperoleh melalui metode food record 2x24. Food records ini meliputi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau dalam satuan gram, kemudian dikonversi dalam satuan energi (kkal), protein (g), vitamin C (mg), vitamin E (mg), seng (mg), Besi (mg), Tembaga (mg) dan selenium (µg) dengan merujuk pada Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM 2010). Konversi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1994): Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan: Kgij = Kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j Bj = Berat makanan j yang dikonsumsi Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj = Bagian bahan makanan j yang dapat dimakan Selanjutnya, tingkat kecukupan zat gizi yang diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan kecukupannya. Berikut rumus tingkat kecukupan zat gizi yang digunakan (Hardinsyah & Briawan 1994): TKG = (K/AKG) x 100% Keterangan: TKG = Tingkat kecukupan zat gizi K = Asupan zat gizi AKG = Kecukupan zat gizi yang dianjurkan Perhitungan tingkat kecukupan zat gizi pada contoh dengan status gizi normal yaitu dengan memperhitungkan berat badan aktual yang dibandingkan dengan berat badan ideal kemudian hasil perhitungan dibuat dalam nilai persentase. Perhitungan tingkat kecukupan zat gizi pada contoh dengan status gizi sangat kurus, kurus, overweight, gemuk, dan sangat gemuk yaitu membandingkan asupan dengan angka kecukupan gizi dan dibuat dalam nilai persentase. Nilai persentase tersebut diklasifikasikan menjadi 4 kategori, yaitu defisit at (<70%), kurang (70% TK<80%), sedang (80% TK < 99%) dan baik
21 (TK 100%) (Depkes (1990) diacu dalam Supariasa (2002). Data tingkat kecukupan vitamin dan mineral dikatakan kurang jika TK < 77% AKG dan dikatakan cukup jika TK 77% AKG (Gibson 2005). Pola Konsumsi Sayur dan Buah Data konsumsi sayur dan buah contoh didapat dari hasil wawancara dengan menggunakan metode Food Frequency Questionnaires (FFQ). Hasil dari FFQ ini kemudian dioalah dan didapatkan jumlah konsumsi contoh dan frekuensinya. Jumlah konsumsi sayur dan buah contoh di kategorikan menjadi tiga menurut Almatsier (2004), untuk konsumsi sayur (1) < 200 gr/hari (2) 200-300 gr/hari dan (3) >300 gr/hari, sedangkan untuk konsumsi buah contoh yaitu (1) <150 gr/hari (2) 150-200 gr/hari dan (3) >200 gr/hari. Pola Konsumsi Suplemen Antioksidan Data konsumsi suplemen antioksidan contoh didapatkan dari hasil wawancara dengan menggunakan metode Food Frequency Questionnaires (FFQ). Data kandungan gizi dan bentuk suplemen didapatkan dari label gizi yang tertera pada kemasan suplemen. Frekuensi konsumsi, alasan dan sumber informasi didapatkan dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik contoh didapat dari Records aktivitas fisik selama 2x24 jam. WHO/FAO (2003), menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam perhitungan pengeluaran energi. Berdasarkan WHO/FAO (2003), besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (Kal) perkilogram berat badan dalam 24 jam. Data PAR selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Keterangan : PAL : Physical Activity Level (Tingkat Aktivitas Fisik) PAR : Physical Activity Rate dari masing-masing aktivitas jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per jam) W : Alokasi waktu tiap aktivitas Jenis aktivitas yang dilakukan sampel dikategorikan menjadi 17 kategori kegiatan, disajikan pada Lampiran. Physical Activity Level (PAL) selanjutnya
22 akan dikategorikan menjadi tiga kategori menurut FAO/WHO/UNU (2001) yaitu ringan (1.40 1.69), sedang (1.70 1.99) dan berat (2.00 2.40). Angka kebutuhan energi yang ditentukan dengan menghitung angka pengeluaran energi aktual yaitu tingkat aktivitas fisik dikalikan dengan angka metabolisme basal pada remaja yang telah dihitung berdasarkan rumus pengeluaran energi usia remaja FAO/WHO/UNU (1985) dalam Almatsier (2004). Rumus angka kebutuhan energi sebagai berikut : Angka kebutuhan energi = Tingkat aktivitas fisik x Angka metabolism basal FAO/WHO/UNU (2001) Menurut Hardinsyah dan Martianto (1992) konsumsi makanan pada tingkat individu atau rumah tangga diterjemahkan ke dalam bentuk energi, protein, lemak, vitamin dan mineral per orang per hari. Analisis Data Data yang diperoleh tersebut selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan inferensia. Pengolahan data selanjutnya adalah uji beda variabel antar kelompok contoh menggunakan uji beda Independent samples t test, dan untuk uji hubungan antar variabel digunakan korelasi rank Spearman dan Pearson. Tabel 3 Jenis Variabel dan Analisis Data No. Variabel Analisis 1 Karakteristik keluarga - Besar keluarga Uji beda T - Pendapatan orangtua 2 Karakteristik contoh - Status gizi - Besar uang saku - Tingkat pengetahuan Uji beda T - Aktivitas fisik - Morbiditas 3 Konsumsi pangan - Konsumsi Energi, protein, vit C, vit E, Fe, Zn, Cu, dan Se Uji beda T - Tingkat Kecukupan Energi, protein, vit C, vit E, Fe, Zn, Cu, dan Se 4 Pengetahuan antioksidan contoh dengan konsumsi Korelasi Rank Spearman suplemen antioksidan Aktivitas fisik contoh dengan konsumsi suplemen Korelasi Pearson antioksidan Supelemen antioksidan dengan morbiditas Korelasi Rank Spearman Batasan Istilah Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan yang diperoleh keluarga setiap bulannya. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang ditamatkan orangtua
23 Pekerjaan adalah jenis kegiatan produktif yang menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu atap. Status gizi adalah keadaan fisik seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan, status gizi pada remaja ini menggunakan indikator IMT/U contoh. Uang Saku adalah pengalokasian pendapatan keluarga yang diberikan pada anak untuk bekal sehari yang digunakan anak untuk membeli bahan pangan, transportasi dan lainnya. Pengetahuan gizi adalah pengetahuan gizi contoh terkait dengan antioksidan, meliputi pengertian, sumber antioksidan dan fungsi antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas yang menjadi racun (toksik) dalam tubuh. Jenis antioksidan Vitamin C dan E, Seng, Tembaga dan Selenium. Konsumsi sayur dan buah adalah konsumsi sayur dan buah dalam hal jenis, jumlah, dan frekuensi. Suplemen antioksidan adalah produk kesehatan yang didalamnya mengandung zat-zat antioksidan seperti vitamin A, vitamin C, vitamin E dan terdapat juga mineral-mineral mikro seperti Seng, Tembaga dan Selenium. Suplemen multivitamin mineral adalah produk kesehatan yang didalamnya mengandung lebih dari satu jenis zat gizi baik vitamin maupun mineral. Aktivitas fisik adalah sejumlah aktivitas yang dilakukan contoh selama 24 jam yang meliputi seluruh aktivitas contoh di rumah, dan di sekolah. Morbiditas adalah kejadian sakit yang diderita oleh contoh selama 2 bulan terakhir, dilihat dari jenis penyakit, lama sakit dan frekuensi sakit.