HUBUNGAN SOSIO EKONOMI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA NEGERI 9 BOGOR. Oleh: Willy Prasetyo Raharjo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN SOSIO EKONOMI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA NEGERI 9 BOGOR. Oleh: Willy Prasetyo Raharjo"

Transkripsi

1 i HUBUNGAN SOSIO EKONOMI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA NEGERI 9 BOGOR Oleh: Willy Prasetyo Raharjo DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

2

3 i PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Sosio Ekonomi, Asupan Zat gizi dan Status Gizi dengan Ketahanan Fisik pada Siswi SMA 9 Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2014 Willy Prasetyo Raharjo NIM I *Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

4 ii

5 i ABSTRAK WILLY PRASETYO RAHARJO. Hubungan Sosio Ekonomi, Asupan Gizi dan Status Gizi dengan Ketahanan Fisik pada Siswi SMA 9 Bogor. Dibimbing oleh HADI RIYADI. Sosioekonomi keluarga akan mempengaruhi konsumsi pangan dan tumbuh kembang anak, terutama remaja putri lebih rentan terkena masalah gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan sosio ekonomi, asupan zat gizi dan status gizi dengan daya tahan kardiorespirasi. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Hasil menunjukan bahwa rata-rata umur contoh adalah 16 tahun dengan mayoritas status gizi contoh berkategori beresiko, besar keluarga sedang dan pendapatan rata-rata di atas 5 juta perbulan. Daya tahan kardiorespirasi sebagian besar adalah kurang. Rata-rata asupan zat gizi makro dan mikro contoh masih belum memenuhi kecukupan gizi. Tidak ada hubungan signifikan antara asupan zat gizi dengan daya tahan kardiorespirasi (p>0.05). Tidak terdapat hubungan signifikan antara pendapatan dan pendidikan ibu dengan daya tahan kardiorespirasi (p>0.05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan pada daya tahan kardiorespirasi dengan status gizi (p>0.05). Berdasarkan uji regresi linear sebagai uji lanjut tidak ada variabel independen yang berhubungan dengan daya tahan kardiorespirasi sebagai variabel terikat. Kata kunci: asupan gizi, daya tahan kardiorespirasi, sosioekonomi ABSTRACT WILLY PRASETYO RAHARJO. Relationship of Socio Economy, Nutrient Intake and Body Mass Index with Cardiorespiratory Endurance in Female Student of Bogor Highschool 9. Supervised by HADI RIYADI. Socioeconomic will affect food consumption and child development, especially adolescence girl are more suspectible to nutritional problems. The objective of this study was analyzing the relationship between socioeconomic, nutrient intake, and nutritional status to cardiorespiratory endurance. The study design was cross sectional. Subject were mostly 16 years old with an at risk status, family size was medium size and family income was over 5 million Rupiahs a month. Subject mostly have cardiorespiratory endurance score was poor. Average of nutrient intake for subject were not adequate to requirement. There were no significant differences on nutrient intake with cardiorespiratory endurance (p>0.05). There were no significant corelation between income and maternal education with cardiorespiratory endurance (p>0.05). There were no significant correlation between cardiorespiratory endurance with BMI (p>0.05). Based of linear regression test as further test there were no significant results for independent variable with cardiorespiratory endurance as dependent variable. Keywords: cardiorespiratory endurance, nutrient intake,socioeconomic

6 ii

7 iii HUBUNGAN SOSIO EKONOMI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA NEGERI 9 BOGOR WILLY PRASETYO RAHARJO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

8 iv

9 v Judul Nama NIM : Hubungan Sosio Ekonomi, Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan Ketahanan Fisik pada Siswi SMA Negeri 9 Bogor. : Willy Prasetyo Raharjo : I Disetujui oleh Dr Ir Hadi Riyadi, MS Pembimbing Diketahui oleh Dr Rimbawan Ketua Departemen Tanggal Lulus

10 vi

11 vii PRAKATA Bismillaahirrahmaanirrahim Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt atas segala sesuatu yang diperoleh dari-nya, karena berkat rahmat serta hidayah-nya penyusunan skripsi yang berjudul Hubungan Sosio Ekonomi, Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan Ketahanan Fisik pada Siswi SMA Negeri 9 Bogor dapat diselesaikan dengan baik, lancar dan tepat pada waktunya. Penyusunan skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk melengkapi syarat bagi penulis untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya: 1. Bapak Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa sabar membimbing dan memberikan inspirasi serta motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi. 2. Bapak dr. Naufal Muharam Nurdin, S.ked selaku dosen Penguji dari penulisan skripsi ini yang telah memberikan kritik serta saran yang membangun kepada penulis 3. Bapak Dr. Lilik Kustiyah, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis dalam menjalani jenjang pendidikan sarjana. 4. Orang tua yang telah membesarkan dan mendidik dengan ketulusan, kesabaran serta dukungan dan doa yang tiada henti diberikan untuk penulis. 5. Seluruh teman dan pihak yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu atas bantuan dan doa yang diberikan pada penulis. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan skripsi ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Segala kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna bagi penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, September 2014 Willy Prasetyo Raharjo

12 viii

13 ix DAFTAR ISI ABSTRAK i PRAKATA vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 2 Kegunaan 3 Kerangka Pemikiran 3 METODE 4 Desain, Waktu, dan Tempat 4 Teknik Penarikan Contoh 4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 5 Pengolahan dan Analisis Data 6 Keterbatasan Penelitian 10 Definisi Operasional 10 HASIL DAN PEMBAHASAN 11 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 11 Karakteristik Keluarga Contoh 12 Status Gizi 13 Aktifitas Fisik (PAL) 14 Kebiasaan Olahraga 15 Daya Tahan Kardiorespirasi 15 Asupan Zat Gizi 16 Hubungan Sosio Ekonomi Keluarga dengan Daya Tahan Kardiorespirasi 18 Hubungan Asupan Gizi dengan Daya Tahan Kardiorespirasi 19 Hubungan Status Gizi dengan Daya Tahan Kardiorespirasi 21 Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi 22 SIMPULAN DAN SARAN 23 Simpulan 23 Saran 24 DAFTAR PUSTAKA 24 LAMPIRAN 27

14 x DAFTAR TABEL 1 Jenis dan cara pengumpulan data 6 2 Pembagian status gizi berdasarkan imt menurut umur (kg/m 2 ) 7 3 Angka kecukupan gizi remaja putri 8 4 Nilai physical activity rate (PAR) per satuan waktu 9 5 Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL 9 6 Kategori daya tahan kardiorespirasi berdasarkan nilai VO2max 10 7 Sebaran contoh menurut umur 12 8 Karakteristik keluarga contoh 13 9 Sebaran contoh menurut status gizi Sebaran contoh berdasarkan nilai PAL Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan olahraga Sebaran contoh berdasarkan daya tahan kardiorespirasi Rata-rata asupan gizi contoh Sebaran contoh menurut tingkat kecukupan energi (TKE) Sebaran contoh menurut tingkat kecukupan protein (TKP) Sebaran contoh berdasarkan Tingkat konsumsi vitamin Sebaran contoh berdasarkan tingkat konsumsi mineral Sebaran contoh menurut pendapatan dan daya tahan kardiorespirasi Sebaran contoh menurut pendidikan ibu dan daya tahan kardiorespirasi Sebaran contoh menurut TKE dan daya tahan kardiorespirasi Sebaran contoh menurut TKP dan daya tahan kardiorespirasi Sebaran contoh menurut TKV A dan daya tahan kardiorespirasi Sebaran contoh menurut TKV C dan daya tahan kardiorespirasi Sebaran contoh menurut status gizi dan daya tahan kardiorespirasi Uji signifikansi variabel yang mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi 22 DAFTAR GAMBAR 1. Hubungan sosioekonomi, asupan zat gizi dan status gizi dengan ketahanan fisik pada siswi SMA Negeri 9 Bogor 4 DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuisioner penelitian 27 2 Riwayat hidup peneliti 35

15 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan UNHDR (United Nation Human Development Report) tahun 2013, peringkat HDI (Human Develpoment Index) Indonesia berada di posisi 121 dari 187 negara. HDI merupakan ukuran ringkasan untuk menilai kemajuan jangka panjang dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia yaitu: kesehatan dan umur panjang, akses terhadap pengetahuan dan standar hidup yang layak. Posisi tersebut menurun dari peringkat HDI Indonesia pada tahun 2009 yaitu berada pada posisi 111 dari 182 negara. Posisi tersebut menunjukan bahwa indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain. Untuk meningkatkan peringkat HDI Indonesia maka diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok usia remaja. Salah satu faktor yang menetukan terciptanya sumberdaya manusia yang berkualitas adalah pangan yang bergizi, yang diperoleh dari konsumsi pangan yang baik (Khomsan 2002). Periode rentan gizi melekat pada usia remaja (10-18 tahun) karena pada usia remaja terjadi peningkatan pertumbuhan dan perkembangan fisik serta aktifitas fisik yang berakibat pada peningkatan kebutuhan terhadap energi dan zat gizi lainnya. Rentan gizi pada wanita diketahui lebih tinggi dibanding pria karena wanita pada umumnya berpikir bahwa bentuk tubuh langsing itu cantik. Wanita melakukan diet berlebihan untuk mencapai berat badan yang dianggap ideal tanpa mengetahui berat badan ideal yang seharusnya. Asupan yang tidak seimbang dapat menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun kurang. Hasil penelitian Kusumajaya et al (2007) menemukan persepsi remaja terhadap body image sebanyak 23.8% remaja memiliki persepsi negatif atau menganggap diri mereka lebih gemuk. Data Riskesdas (2013) menunjukan prevalensi status gizi (IMT/U) perempuan remaja usia tahun yaitu sebanyak 1% sangat kurus, 4.7% kurus, 86.2% normal, 6.4% lebih dan 1.7% obese. Menurut Arisman (2004) perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan pada remaja menuntut penyesuaian asupan energi dan zat gizi. Data hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukkan rata-rata kecukupan konsumsi energi penduduk umur tahun (usia pra remaja) di Indonesia, yaitu sebanyak 54.5% mengonsumsi energi di bawah 2125 kkal dan yang mengonsumsi protein di bawah 69 gram sebanyak 38.1%. Rata-rata kecukupan konsumsi energi penduduk umur tahun (usia remaja) sebanyak 54.5% di bawah 2125 dan kecukupan konsumsi protein di bawah 59 gram sebanyak 35.6%. Faktor sosial ekonomi mempunyai peranan dalam pertumbuhan anak (Supariasa et al. 2001). Konsumsi pangan (food intake) seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Riset menunjukan bahwa tingkat sosioekonomi keluarga mempunyai dampak signifikan pada petumbuhan dan perkembangan anak. Keluarga dari kelompok sosioekonomi rendah mungkin kurang memiliki pengetahuan atau sumber daya yang diperlukan untuk memberikan lingkungan yang aman, menstimulasi, dan kaya gizi yang membantu perkembangan optimal (Wong et al. 2008)

16 2 Asupan gizi yang cukup adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ketahanan fisik. Ketahanan fisik merupakan kemampuan tubuh untuk melaksanakan suatu kegiatan dengan menggunakan kekuatan, daya kreasi, dan daya tahan dengan efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, serta dengan cadangan energi yang tersisa masih mampu untuk menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal yang tidak terduga. Keadaan sosioekonomi secara tidak langsung berhubungan dengan ketahanan fisik melalui pendidikan maternal yang diterima remaja (Cleland 2009). Ketahanan fisik sangat penting dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Tingkat ketahanan fisik dinilai dari pengukuran daya tahan kardiorespirasi. Metode Balke adalah salah satu metode yang dilakukan untuk mengukur daya tahan kardiorespirasi. Faktor lain yang secara langsung mempengaruhi ketahanan fisik yaitu latihan yang intensif dan teratur dilihat dari aktifitas fisik dan kebiasaan olahraga (Kushendar 2008). Studi yang dilakukan oleh Adiwinanto (2008) mengungkapkan hampir setengah dari jumlah anak usia tahun di Indonesia tidak cukup aktif. Aktifitas fisik kelompok tersebut tergolong ringan-sedang dan hanya sekitar 25% yang aktif berolahraga. Anak perempuan memiliki risiko kurang aktif berolahraga lebih besar dibandingkan laki-laki, terutama menjelang dan setelah pubertas. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 proporsi akrifitas fisik penduduk Indonesia yang kurang aktif menurut kelompok umur tahun adalah 49,6% dan kelompok umur tahun adalah 35,4%. Olahraga secara teratur dapat bermanfaat untuk menjaga berat badan ideal. Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan diatas, penelitian mengenai hubungan sosioekonomi, asupan zat gizi, dan status gizi terhadap ketahanan fisik remaja dirasa perlu untuk dikaji lebih dalam. Tujuan Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status sosioekonomi, konsumsi pangan, dan status gizi dengan ketahanan fisik pada siswi SMA 9 Bogor. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain: 1. Mengidentifikasi karakteristik contoh dan keluarga contoh. 2. Menganalisis status gizi contoh. 3. Menganalisis asupan gizi contoh. 4. Menganalisis aktivitas fisik dan kebiasaan olah raga contoh. 5. Menganalisis daya tahan kardiorespirasi contoh. 6. Menganalisis hubungan antara sosioekonomi dengan ketahanan fisik. 7. Menganalisis hubungan antara asupan gizi dengan ketahanan fisik.

17 3 Kegunaan Kegunaan penelitian Hubungan antara Sosioekonomi, Konsumsi Pangan dan Status Gizi dengan Ketahanan Fisik Pada Siswi SMA 9 Bogor antara lain untuk memberikan informasi mengenai kaitan antara sosio ekonomi keluarga, asupan zat gizi dan status gizi dan hubungannya dengan ketahanan fisik. Informasi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan orangtua dan anak dalam memperhatikan kesehatan dengan menjaga aktivitas fisik dan pola konsumsi pangan. Bagi perguruan tinggi diharapkan juga sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, pengembangan penelitian, dan pengabdian masyarakat. Kerangka Pemikiran Kebugaran yang baik bisa diraih dengan melakukan pola hidup yang sehat (Quality of life). Menurut Sharkey (2003), untuk mencapai quality of life, ada tiga aspek yang harus dipenuhi, yaitu: (1) mengatur makanan; (2) mengatur istirahat; dan (3) melakukan aktivitas (olahraga). Aktifitas fisik merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seluruh atau sebagian anggota tubuh untuk bergerak. Aktifitas fisik dilakukan mulai saat bangun tidur di pagi hari hingga akan tidur kembali di malam hari. Aktifitas fisik identik dengan melakukan olahraga yang memiliki tujuan untuk rekreasi maupun untuk mendapatkan efek kesehatan. Remaja wanita cenderung memiliki kegiatan yang cukup padat sehariharinya, baik selama di sekolah maupun selama di luar sekolah atau hari libur. Aktifitas fisik pada remaja laki-laki maupun perempuan lebih banyak dilakukan di sekolah dibandingkan di rumah. Dalam penelitian ini dikhususkan analisis pada remaja wanita. Remaja wanita selain terkenal aktif dalam berbagai kegiatan juga aktif membantu pekerjaan rumah. Berbeda dengan remaja pria yang cenderung aktif pada kegiatan di luar ruangan saja. Seorang remaja wanita seyogyanya bertanggungjawab untuk membantu pekerjaan rumah khususnya membantu berbagai tugas ibu rumah tangga di rumah. Remaja wanita juga memiliki siklus biologis dalam bentuk menstruasi yang rutin terjadi setiap bulan yang berperan besar dalam tingginya anemia di kalangan remaja. Ekonomi keluarga memegang peranan dalam akses mendapatkan pangan. Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan. Media, pergaulan, body image, dan food preferences adalah faktor-faktor lain diluar faktor yang dianalisis dalam peneitian ini yang bisa mempengaruhi status gizi remaja secara langsung maupun tidak langsung. Asupan gizi yang baik bisa diperoleh melalui asupan makanan yang bergizi dan seimbang dan secara langsung akan mempengaruhi status gizi. Status gizi remaja diperkirakan berhubungan positif terhadap daya tahan kardiorespirasi, demikian juga aktifitas fisik dan kebiasaan olahraga. Daya tahan kardiorespirasi yang baik akan sangat mendukung proses belajar yang berlangsung di sekolah yang pada akhirnya meningkatkan performa belajar siswa sehingga menghasilkan prestasi yang membanggakan.

18 4 Karakteristik keluarga: - Umur - Pendidikan orangtua - Pendapatan orangtua - Pekerjaan orangtua - Budaya Karakteristik contoh: - Umur - Tinggi badan - Berat badan - Aktifitas fisik - Kebiasaan olahraga Pengetahuan gizi Asupan gizi Status gizi (IMT) Daya tahan kardiorespirasi - Media - Pergaulan - Body image - Food prefrences - Speed - Agility - Flexibility - Endurance Keterangan: : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti : Hubungan yang dianalisis : Hubungan yang tidak dianalisis Gambar 1. Hubungan Sosioekonomi, Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan Ketahanan Fisik Pada Siswi SMA Negeri 9 Bogor METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 9, Bogor. Lokasi dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut memiliki murid dengan latar belakang yang berbeda sehingga diharapkan contoh yang didapatkan beragam. Waktu pelaksanaan penelitian adalah pada bulan September hingga Oktober Teknik Penarikan Contoh Populasi penelitian ini adalah siswi SMA 9 Bogor. Siswi kelas XII tidak diambil contohnya karena sedang dalam persiapan dalam menempuh ujian akhir sekolah sehingga memiliki banyak kegiatan bimbingan di luar jam pelajaran sekolah. Contoh yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswi kelas XI. Penarikan contoh dilakukan secara purposif dimana contoh adalah populasi yang

19 5 memenuhi kriteria inklusi. Adapun yang merupakan kriteria inklusi adalah siswi yang memiliki status aktif sebagai siswi di SMA 9 Bogor, bersedia menjadi contoh dalam penelitian dan bersedia diukur, orangtua bersedia memberikan informasi, serta tidak memiliki penyakit yang menyulitkan proses pengukuran. Besar contoh dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin (Singarimbun & Effendi 2011) sebagai berikut: Keterangan: n = Jumlah contoh N = Jumlah populasi d = Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (10%) Jumlah populasi adalah sebesar 320 contoh maka jumlah minimal contoh yang diperlukan berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas adalah 76 contoh. Pemilihan contoh menggunakan simple random sampling dengan cara di undi. Dari 9 kelas yang ada di kelas XI diambil secara acak dari masing-masing kelas sebanyak 10 contoh sehingga didapatkan total 90 contoh secara acak. Alasan penentuan contoh yang lebih banyak dari seharusnya yaitu 90 contoh dari 76 contoh yang seharusnya adalah untuk mengantisipasi adanya contoh yang drop out pada saat pengambilan data. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder (Tabel 1). Data primer meliputi karakteristik keluarga, karakteristik contoh, data status gizi antropometri, konsumsi, aktifitas fisik, kebiasaan olahraga, dan daya tahan kardiorespirasi contoh. Data sekunder yaitu data mengenai gambaran umum lokasi penelitian, yang meliputi profil SMA, fasilitas SMA, dan jumlah siswi. Jenis variabel dan cara pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 1. Pengambilan data karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Data konsumsi pangan diperoleh dengan menggunakan metode recall 24 jam konsumsi pangan yang dimodifikasi dengan bantuan kuesioner yang diisi sendiri oleh contoh dan dilakukan dua kali, yaitu satu kali pada hari sekolah dan satu kali pada hari libur. Data status gizi antropometri diambil dengan cara mengukur tinggi badan secara langsung dengan menggunakan microtoise, dan berat badan menggunakan timbangan digital. Selanjutnya data tersebut dimasukan ke dalam software WHO Anthroplus 2007 untuk diolah dan didapatkan IMT untuk dibandingkan dengan kategori status gizi menurut IMT/U. Data aktifitas fisik, kebiasaan olahraga contoh dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh contoh. Data aktifitas fisik contoh diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner meliputi kegiatan pada hari sekolah selama 24 jam penuh pada hari sekolah. Kegiatan pengisian kuisioner oleh contoh dalam penelitian ini sebelumnya terlebih dahulu diberikan arahan tata cara mengisi dan panduan oleh peneliti. Selama contoh mengisi kuesioner,

20 6 peneliti menanyakan kepada contoh apakah ada kesulitan atau tidak dalam mengisi kuesioner. Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data No. Variabel Alat dan Cara Pengumpulan Data Data primer 1 Karakteristik contoh: - Usia Pengisian kuisioner dengan panduan 2 Karakteristik keluarga: - Besar keluarga Pengisian kuisioner dengan panduan - Pekerjaan orang tua Pengisian kuisioner dengan panduan - Pendidikan orang tua Pengisian kuisioner dengan panduan - Budaya/asal daerah Pengisian kuisioner dengan panduan 3 Status gizi antropometri - Berat badan Pengukuran langsung dengan timbangan digital - Tinggi badan Pengukuran langsung dengan microtoise 4 Konsumsi Pangan Pengisian kuisioner dengan panduan 5 Aktifitas fisik Pengisian kuisioner dengan panduan 6 Kebiasaan olahraga Pengisian kuisioner dengan panduan - Jenis olahraga - Frekuensi olahraga - Durasi atau lama olahraga 7 Daya tahan kardiorespirasi Pengukuran jarak tempuh lari dan VO 2 max dengan metode Balke Data sekunder 1 Gambaran umum lokasi penelitian: - Profil SMA 9 Mencatat dari data yang ada di SMA 9 Bogor. - Jumlah siswi Data aktifitas fisik contoh diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner meliputi kegiatan pada hari sekolah selama 24 jam penuh. Daya tahan kardiorespirasi diukur dengan menggunakan tes Balke. Prosedur Tes Balke menurut Budiman (2007), yaitu subjek diminta untuk berlari menempuh jarak sejauh mungkin dalam waktu 15 menit. Subjek tidak diperbolehkan untuk berhenti atau diam didalam lintasan, tetapi diperbolehkan berjalan apabila lelah berlari. Setelah subjek berlari, jarak yang ditempuh dicatat dan hasilnya dapat digunakan untuk menentukan VO2max. Persiapan yang dilakukan adalah tes minimal dilakukan dua jam setelah makan ringan atau empat jam setelah makan berat, tidak boleh merokok, pakaian tidak ketat, dan nyaman dipakai sehingga tidak mengganggu pergerakan tubuh. Lintasan yang digunakan adalah lapangan olahraga SMA Negeri 9 Bogor. Tes Balke dilakukan pada saat jam pelajaran olahraga dan diatur oleh guru olahraga. Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, cleaning dan analisis. Proses editing adalah pemeriksaan seluruh kuesioner setelah data terkumpul. Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah

21 7 disepakati terhadap jawaban-jawaban pertanyaan. Entry adalah memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode. Cleaning yaitu melakukan pengecekan terhadap isian data yang diluar jawaban. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk Tabel serta dianalisis secara statistik deskriptif dan uji hubungan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS 16 for Windows. Data karakteristik contoh meliputi usia, berat badan, dan tinggi badan. Pengukuran status gizi pada penelitian dilakukan dengan metode antropometri melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan. Ukuran ini dapat menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan spesifik (Soekirman 2000). Data status gizi dihitung menggunakan standar penilaian status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan umur menggunakan software WHO AnthroPlus Kategori Status gizi berdasarkan IMT/U dijabarkan dalam Tabel 2. Tabel 2 Pembagian status gizi berdasarkan imt menurut umur (kg/m 2 ) Umur -3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD 15 14,4 15,9 17,8 20,2 23,5 28,2 35, ,6 16,2 18,2 20,7 24,1 28,9 36, ,7 16,4 18, ,5 29,3 36,3 Sumber: WHO 2007 Keterangan : Kurus Normal Beresiko Gemuk Obesitas = -3 SD Z-Score -2 SD = -2 SD Z-Score -1 SD = +1 SD Z-Score +2 SD = +2 SD Z-Score +3 SD = Z-Score> + SD Data konsumsi pangan berupa jenis dan jumlah makanan dalam gram atau ukuran rumah tangga (URT) diolah dengan menggunakan software Nutrisurvey 2007 sehingga didapatkan data asupan zat gizi. Angka kecukupan gizi (AKG) yang digunakan mengacu pada AKG 2013 yang dapat dilihat pada Tabel 3. Adapun rumus umum yang digunakan untuk mengetahui kandungan zat gizi makanan yang dikonsumsi adalah: KGij = (Bj) x Gij x (BDD/100) Keterangan: KGij = penjumlahan zat gizi dari setiap bahan makanan/golongan yang dikonsumsi Bj = berat bahan makanan j (gram) Gij = kandungan zat gizi i dari bahan makanan j BDDj = % bahan makanan j yang dapat digunakan Sumber: Hardinsyah & Briawan 1994 Pengukuran tingkat kecukupan zat gizi kemudian dilakukan setelah didapat hasil perhitungan dari kandungan zat gizi makanan yang dikonsumsi subjek.

22 8 Tingkat kecukupan energi dinilai berdasarkan acuan Depkes (1993) dengan kategori defisit berat (<70%), defisit sedang (70-79%), defisit ringan (80-89%), normal (90 119%), dan kelebihan (>120%). Tingkat kecukupan protein dinilai dengan kategori kurang (<66.7%), cukup ( %), dan lebih (>100%).Tingkat kecukupan zat gizi mineral dan vitamin dikategorikan menurut Gibson (2005) yaitu kategori kurang (77%), dan cukup (>77%). Secara umum tingkat kecukupan zat gizi dirumuskan sebagai berikut : TKGi = (Ki/AKGi) x 100% Keterangan : TKGi = Tingkat kecukupan zat gizi i Ki = Konsumsi zat gizi i AKG = Kecukupan zat gizi yang dianjurkan Sumber : Hardinsyah & Briawan 1994 Tabel 3 Angka kecukupan gizi remaja putri Zat gizi Kelompok umur tahun tahun Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Vit. A (µg) Vit B12 (µg) 2,4 2,4 Vit. C (mg) Kalsium (mg) Magnesium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Seng (mg) Sumber : Kemenkes 2013 Data karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pekerjaan orangtua, pendidikan orangtua, dan pendapatan orangtua. Data besar keluarga dikategorikan menjadi keluarga kecil ( 4 orang), keluarga sedang (5-6 orang), dan keluarga besar ( 7 orang). Data pekerjaan ayah dikategorikan ke dalam enam kelompok, yaitu PNS, swasta, wiraswasta, buruh, TNI/Polri, dan lainnya (jika ada). Data pekerjaan ibu dikategorikan ke dalam enam kelompok, yaitu ibu rumah tangga, PNS, swasta, wiraswasta, buruh, dan lainnya (jika ada). Data pendidikan terakhir ayah dan ibu dikategorikan dalam lima kelompok, yaitu tidak sekolah, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Data pendapatan dikategorikan dalam empat kategori yaitu < 2 juta rupiah, 2 juta hingga 3 juta rupiah, 3 juta hingga 5 juta rupiah, dan lebih dari 5 juta rupiah. Nilai Physical Activity Rate (PAR) pada Tabel 4 diperlukan untuk menentukan tingkat aktifitas fisik. Tingkat aktifitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level). PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

23 9 A = A Alokasi waktu tiap aktivitas 24 jam Tabel 4 Nilai physical activity rate (PAR) per satuan waktu Aktivitas Nilai PAR per Satuan Waktu Tidur(siang dan malam) 1.00 Tidur-tiduran, Duduk diam, Membaca 1.20 Duduk sambil menonton TV 1.72 Mandi dan berpakaian 2.30 Berdiri diam, Beribadah, Menunggu (Berdiri), Berhias 1.50 Berkendaraan di mobil/bus/angkutan 1.20 Makan Minum 1.60 Jalan santai 2.50 Berbelanja (membawa beban) 2.40 Mengendarai kendaraan 2.50 Menjaga anak 2.50 Melakukan perkerjaan rumah tangga 2.75 Setrika pakaian (duduk) 1.70 Kegiatan berkebun 2.70 Office Worker (Duduk didepan meja, Menulis, mengetik) 1.30 Office Worker (Berjalan, Membawa arsip) 1.60 Olahraga (Badminton) 4.85 Olahraga (Jogging, Lari jarak jauh) 6.50 Olahraga (Bersepeda) 3.60 Olahraga (Aerobik, Berenang, Sepak Bola, dll) 7.50 Kegiatan dilakukan dengan duduk 1.50 Kegiatan ringan 1.40 Memasak 2.10 Sumber : FAO/WHO/UNU (2001) Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL menurut FAO/WHO/UNU (2001) terdapat pada Tabel 5. Seseorang dikatakan beraktifitas ringan (sedentary) bila tidak banyak melakukan kerja fisik, tidak berjalan jauh, umumnya menggunakan alat transportasi, tidak latihan atau berolahraga secara teratur, menghabiskan waktu senggang dengan duduk dan berdiri dengan sedikit bergerak seperti pelajar. Tabel 5 Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL No Kategori Nilai PAL 1 Sangat ringan (very sedentary lifestyle) < Ringan (sedentary lifestyle) Sedang (active or moderately active lifestyle) Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

24 10 Data tingkat kebugaran diperoleh dari pengukuran nilai VO2max yang diperoleh dari tes lari selama 15 menit kemudian dihitung seberapa jauh jarak tempuh oleh contoh. Hasil perhitungan jarak tersebut kemudian dihitung dengan menggunakan software perhitungan Tes Balke (Balke VO2max calculator). Kategori daya tahan kardiorespirasi berdasarkan VO2max ditunjukan pada Tabel 6. Hasil perhitungan jarak yang telah ditempuh contoh dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut: %VO2max = [((Jarak total yang ditempuh/15) 133) x 0.172] Tabel 6 Kategori daya tahan kardiorespirasi berdasarkan nilai VO2max No Kategori daya tahan kardiorespirasi Nilai Vo 2 max 1 Sangat kurang < Kurang Cukup Baik Sangat baik Superior >41.0 Sumber : Heyward (1997) Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif dan dilakukan uji korelasi. Data yang diolah secara deskriptif terdiri dari karakteristik keluarga, aktifitas fisik, kebiasaan olahraga, asupan gizi dan daya tahan kardiorespirasi. Uji korelasi yang dilakukan menggunakan uji korelasi Pearson. Uji korelasi digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel sosioekonomi, asupan zat gizi dan status gizi dengan daya tahan kardiorespirasi. Keterbatasan Penelitian Data pengukuran kebugaran tubuh yang dilakukan pada SMA Negeri 9 Bogor memiliki banyak kendala seperti keadaan lintasan lari yang tidak rata, banyaknya gangguan dari lingkungan dan waktu pengambilan data yang dilakukan pada siang hari. Data konsumsi pangan memiliki kendala pada kejujuran contoh dalam mengisi kuisioner. Berbagai faktor yang disebutkan diatas sedikit banyak mempengaruhi hasil maksimum yang dapat diperoleh oleh contoh. Definisi Operasional Aktifitas fisik adalah kegiatan yang menghasilkan gerak yang dilakukan oleh contoh mulai saat bangun tidur hingga tidur kembali di malam hari. Asupan gizi adalah zat gizi yang dihitung dari makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh contoh untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dibandingkan dengan angka kecukupan gizi. Besar keluarga adalah banyaknya individu yang tinggal dalam satu rumah dan hidup dari sumber penghasilan yang sama. Besar keluarga di kategorikan

25 11 menjadi keluarga kecil ( 4 orang), keluarga sedang (5-6 orang), dan keluarga besar ( 7 orang). Contoh adalah siswi SMA Negeri 9 Bogor yang bersedia mengikuti setiap tahap penelitian. Jenis pekerjaan orangtua adalah pekerjaan atau mata pencaharian orangtua contoh yang dikelompokkan menjadi PNS, swasta, wiraswasta, buruh, TNI/Polri, dan ibu rumah tangga (hanya ibu). Karakteristik contoh adalah keadaan contoh yang meliputi usia, data berat badan, tinggi badan, dan status gizi (IMT/U). Kebiasaan olahraga adalah kebiasaan melakukan aktifitas olahraga dalam satu minggu baik untuk rekreasi maupun untuk tujuan kesehatan. Pendidikan terakhir orangtua adalah jenjang pendidikan terakhir yang diikuti orangtua contoh, yang dikelompokkan menjadi tidak sekolah, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Pendapatan orangtua adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh orang tua dari pekerjaannya yang digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Sosio ekonomi keluarga adalah keadaan keluarga contoh meliputi pekerjaan orangtua, besar keluarga, pendidikan orangtua, dan pendapatan orangtua. Status gizi adalah status gizi berdasarkan perhitungan indeks massa tubuh dan dikategorikan berdasarkan kategori IMT/U. Tes Balke adalah tes kebugaran untuk mengukur daya tahan kardiorespirasi dengan cara subjek berlari atau berjalan tanpa henti atau beristirahat di tempat selama 15 menit mengelilingi lintasan. Usia adalah lama hidup contoh yang dihitung berdasarkan waktu lahir dan waktu pengukuran. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA Negeri 9 adalah salah satu dari beberapa SMA Negeri yang ada di Kota Bogor. Peran serta dari SMA 9 didalam memajukan pendidikan masyarakat Kota Bogor terlihat dari konsistensinya dalam meluluskan siswa di atas 200 siswa setiap tahun nya. Tidak kurang dari 210 siswa diterima di sekolah tersebut dengan rasio anak yang diterima sebesar 1 : 2,5. Terdapat 2 jurusan di SMA 9 yaitu IPA dan IPS, peneliti mengambil contoh siswi sebesar 90 anak dari kelas 2 dari jurusan IPA dan IPS. Perbandingan antara siswa dan siswi pada SMA 9 pada tahun 2007/2008 adalah 274 : 405 anak. Perkembangan jumlah tenaga pengajar mengalami peningkatan yang drastis, hal ini terlihat dari tenaga pengajar PNS yang semula hanya 3 orang sekarang pada tahun 2014 sudah mencapai 48 orang tenaga pengajar PNS. Perluasan ruang kelas juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ruang kelas yang pada awalnya hanya sebanyak 8 kelas, sekarang sudah menjadi 12 kelas.

26 12 Karakteristik Keluarga Contoh Keluarga adalah tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan (BKKBN 2009). Karakteristik keluarga remaja putri dalam penelitian ini terdiri dari: besar keluarga, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, dan pendapatan orangtua. Data karakteristik keluarga dapat dilihat pada Tabel 8. Usia contoh pada penelitian ini berada pada rentang 15 tahun sampai 17 tahun dan termasuk ke dalam remaja pertengahan (Mar at 2009). Sebaran umur contoh ditunjukan pada Tabel 7. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa sebagian besar contoh berumur 16 tahun (71.1%) dan sebagian kecil berusia 15 tahun (6.7%). Tabel 7 Tabel sebaran contoh menurut umur Umur contoh SMA 9 (dalam tahun) n % Total Rata-rata±SD 16.6 ± 0.5 Besar keluarga menurut BKKBN (2009) digolongkan menjadi tiga, yaitu keluarga kecil ( 4 orang), sedang (5-6 orang) dan besar ( 7 orang). Besar keluarga contoh berada pada rentang 2 sampai 9 orang. Rata-rata jumlah anggota keluarga contoh adalah sebesar 4.81 orang. Data kategori besar keluarga menunjukan distribusi contoh sebagian besar dalam kategori keluarga sedang (57.8%) dan hanya sebagian kecil (4.4%) dalam kategori keluarga besar. Tingkat pendidikan orangtua yang baik akan memungkinkan orangtua menerima informasi dan mengatur kesehatan anaknya. Menurut Isnaini (2011) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap kemampuan dalam mengakses dan menyerap informasi serta menerima suatu inovasi menjadi semakin baik. Tingkat pendidikan orangtua contoh dibagi menjadi tingkat pendidikan ayah dan ibu. Tingkat pendidikan ayah contoh sebagian besar (47.8%) tamat perguruan tinggi/sederajat. Pendidikan ibu contoh sebagian besar (43.4%) tamat SMA/sederajat, Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik seseorang yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan seseorang dan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya (Suwarman 2004). Pekerjaan ayah contoh sebagian besar (41.1%) adalah pegawai BUMN/Swasta, kemudian TNI/POLRI sebanyak 32.2%. Pekerjaan lainnya yaitu wiraswasta/pedagang/jasa sebanyak 5.6%, petani/buruh sebanyak 4.4%, dan lainnya sebanyak 16.4%. Pekerjaan ibu contoh sebagian besar (67.8%) tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga, dan sebagian (20%) bekerja sebagai PNS/TNI. Pendapatan keluarga contoh dikategorikan menjadi kurang dari 2 juta rupiah sampai lebih dari 5 juta rupiah. Rata-rata pendapatan keluarga contoh adalah sebesar Rp Sebagian besar pendapatan contoh (36.0%) termasuk kedalam kategori lebih dari 5 juta rupiah. Pendapatan keluarga contoh sebagian kecil pada kategori pendapatan kurang dari 2 juta rupiah yaitu sebesar 12.2%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besar pendapatan orangtua contoh

27 13 berada pada rentang menengah ke atas. Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi (Sukandar 2007). Tabel 8 Karakteristik keluarga contoh Karakteristik keluarga SMA 9 n % Besar keluarga Kecil ( 4 orang) Sedang (5-6 orang) Besar ( 7 orang) Tingkat Pendidikan - Ayah Tamat SD/sederajat Tamat SMP/sederajat Tamat SMA/sederajat Tamat PT/sederajat Ibu Tamat SD/sederajat Tamat SMP/sederajat Tamat SMA/sederajat Tamat PT/sederajat Pekerjaan - Ayah PNS TNI/POLRI Pegawai BUMN/swasta Wiraswasta/pedagang/jasa Petani/nelayan/buruh Lainnya Ibu PNS TNI/POLRI Pegawai BUMN/swasta Wiraswasta/pedagang/jasa Petani/nelayan/buruh Lainnya Pendapatan keluarga (per bulan) < Rp Rp Rp Rp Rp p Rata-rata±SD Rp ± Rp Status Gizi Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorpsi), dan utilisasi (utilization) zat gizi dalam makanan. Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah konsumsi pangan dan status kesehatan (Riyadi 2001). Sebaran status gizi contoh pada Tabel 9 menunjukkan sebagian besar (87.2%) contoh

28 14 tergolong beresiko, 14.4% contoh normal, 3.3% contoh gemuk, dan tidak ada contoh yang tergolong kurus dan obesitas. Hasil data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi status gizi remaja yang berumur tahun berdasarkan IMT/U di Jawa Barat, yaitu 1.4% sangat kurus, 7.7% kurus, 83.4% normal, 6.2% berat badan lebih, dan 1.4% obese. Prevalensi remaja gemuk di Indonesia meningkat dari 1,4 persen pada tahun 2007 menjadi 7,3 persen pada tahun Kegemukan dan obesitas pada remaja (12-17 tahun) menyebabkan penurunan tingkat kebugaran kardiorespirasi (Ferreira 2013; Ortega et al. 2012). Tabel 9 Sebaran contoh menurut status gizi Kategori Status Gizi SMA 9 n % Kurus 0 0 Normal Beresiko Gemuk 3 3,3 Obesitas 0 0 Aktifitas Fisik (PAL) Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot dalam tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktifitas fisik berlangsung, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh (Almatsier 2006). Temuan pada penelitian Malinauskas et al. (2006) bahwa sebagian besar (80%) dari peserta melaporkan bahwa aktifitas fisik dapat mengendalikan berat badan mereka. Besarnya aktifitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktifitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan per kilogram berat badan dalam 24 jam. Berdasarkan data yang telah diperoleh, nilai PAL contoh berkisar antara 1.25 sampai Rata-rata nilai PAL contoh adalah sebesar Sebaran contoh berdasarkan nilai PAL dapat dilihat pada Tabel 10. Data nilai PAL contoh menunjukkan tingkat aktifitas fisik contoh sebagian besar (67.8%) dalam kategori sangat ringan dan hanya sebagian kecil (2.2%) dalam kategori berat. Data Riskesdas 2013 menyebutkan proporsi nasional kurang aktifitas fisik pada penduduk yang berusia 10 tahun ke atas adalah 26.1 persen. Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan nilai PAL Kategori Nilai PAL SMA 9 n % Sangat Ringan Ringan Sedang Berat 2 2.2

29 15 Kebiasaan Olahraga Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang dapat memberikan dampak positif terhadap derajat kesehatan, sehingga dianjurkan untuk dilakukan secara teratur sesuai dengan kondisi seseorang. (Latief 2000 dalam Mustamin, Kunaepah, & Ayu 2010). Kebiasaan olahraga pada penelitian ini dinilai dari frekuensi olahraga dalam periode waktu seminggu. Tabel 11 menunjukkan bahwa contoh paling banyak (75.6%) melakukan olahraga sebanyak 1-2 kali dalam seminggu, sebagian contoh (23.3%) melakukan olahraga lebih dari tiga kali dalam seminggu, serta ada 1.1% contoh yang tidak rutin melakukan olahraga tiap minggu. Durasi olahraga mengukur seberapa lama seseorang melakukan olahraga dalam satu waktu. Durasi olahraga pada sebagian besar contoh (73.3%) dilakukan selama 1-2 jam dan sebanyak 25.6% contoh melakukan olahraga selama lebih dari 3 jam. Dismenore terjadi secara signifikan pada remaja putri yang tidak berolahraga (Thing 2011). Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan olahraga Kebiasaan Olahraga SMA 9 n % Frekuensi olahraga (per minggu) <1 kali kali kali Total Rata-rata±SD 1.7±0.7 Durasi Olahraga (jam per minggu) < 1 jam jam > 3 jam Total Rata-rata±SD 1.5±0.7 Daya Tahan Kardiorespirasi Daya tahan kardiorespirasi merupakan kemampuan fungsi organ paru-paru dan jantung dalam mensuplai oksigen yang bertujuan untuk kerja otot dalam waktu yang lama. Kualitas ketahanan kardiorespirasi dinyatakan dengan VO2max (Irianto 2001). Menurut Wiarto (2013) VO2max adalah volume maksimal oksigen yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Sebaran contoh berdasarkan daya tahan kardiorespirasi dapat dilihat pada Tabel 12. Daya tahan kardiorespirasi contoh berkisar antara sampai Ratarata VO2max contoh adalah sebesar Berdasarkan data daya tahan kardiorespirasi yang telah diperoleh, sebagian besar contoh (46.7%) berada pada kategori kurang, 40.0% pada kategori cukup, dan 8.9% berada pada kategori sangat kurang. Hanya sebagian kecil (4.4%) contoh yang memiliki daya tahan kardiorespirasi kategori baik. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan studi Ortega

30 16 (2012) yang mengungkapkan daya tahan kardiorespirasi remaja putri sebagian besar berada pada kategori rendah sebesar 34,3 persen. Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan daya tahan kardiorespirasi Kategori Daya Tahan Kardiorespirasi SMA 9 n % Sangat kurang Kurang Cukup Baik Total Asupan Zat Gizi Konsumsi pangan merupakan kumpulan informasi mengenai jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu (Madanijah 2006), Menurut Sediaoetama (2008) Bahan pangan yang telah dikonsumsi dan diserap dalam tubuh akan dicerna menjadi berbagai zat gizi. Zat gizi memiliki fungsi antara lain: sebagai sumber energi, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, mengatur metabolisme dan keseimbangan tubuh, serta berperan dalam sisten imun. Tabel 13 Rata-rata asupan gizi contoh Asupan zat gizi Rata rata Sd TKG (%) Energi (kkal) ± Protein (g) ± Lemak (g) ± Karbohidrat (g) ± Vit. A (µg) ± Vit. B12 (µg) 1.13 ± Vit. C (mg) ± Kalsium (mg) ± Magnesium (mg) ± Fosfor (mg) ± Besi (mg) 4.13 ± Seng (mg) 5.02 ± Penentuan kebutuhan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) (Arisman, 2004). Rata-rata asupan zat gizi contoh ditunjukkan pada Tabel 13. Rata rata tingkat kecukupan zat gizi untuk energi, lemak dan karbohidrat contoh masih dibawah 70% dan termasuk ke dalam kategori defisit berat. Tingkat kecukupan protein (TKP) termasuk ke dalam kategori cukup yaitu sebesar 72.75% dari Angka kecukupan protein remaja wanita sebesar 59 gram. Seluruh rata rata tingkat kecukupan zat gizi mikro tergolong dalam kategori kurang yaitu dibawah 77%.

31 17 Energi merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak (Hardinsyah & Tambunan 2004). Asupan energi contoh berkisar antara 1028 kkal sampai 1741 kkal. Rata-rata asupan energi contoh adalah sebesar kkal. Sebaran data asupan energi menunjukkan bahwa sebagian besar contoh (95.6%) termasuk ke dalam kategori defisit berat. Hanya sebagian kecil contoh (1.1%) tergolong kategori normal. Konsumsi karbohidrat yang dianjurkan menurut Depkes (2002) adalah sebesar 50-60% dari kecukupan energi yang dianjurkan. Tabel 14 menunjukan data sebaran tingkat kecukupan energi contoh. Tabel 14 Sebaran contoh menurut tingkat kecukupan energi (TKE) TKE Kategori n % <70 Defisit Berat Defisit Sedang Defisit Ringan Normal >120 Kelebihan Total Menurut Almatsier (2004), protein berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, mengangkat zat-zat gizi, dan pembentukan antibodi. Asupan protein contoh berkisar antara 24 gr hingga 70.5 gr. Rata-rata asupan protein contoh adalah sebesar gr. Data sebaran asupan protein menunjukkan bahwa sebagian besar contoh (51.1%) termasuk ke dalam kategori cukup dan hanya sebagian kecil contoh (7.8%) tergolong kategori lebih. Tingkat kecukupan protein remaja menurut Depkes (2011) berkisar antara 88,3% sampai 129,6% dan yang asupannya dibawah AKG adalah sebanyak 35,6%. Tabel 15 menunjukan data sebaran tingkat kecukupan protein contoh. Tabel 15 Sebaran contoh menurut tingkat kecukupan protein (TKP) TKP Kategori n % <66.7 Kurang Cukup >100 Lebih Total Data asupan zat gizi mikro untuk vitamin menunjukan bahwa sebagian besar contoh termasuk kedalam kategori defisit berat untuk asupan vitamin A, B12, dan C. Sebagian kecil contoh termasuk kategori cukup hanya pada asupan vitamin A (16.6%) dan vitamin C (4.4%). Sebaran contoh berdasarkan tingkat konsumsi vitamin dan mineral ditunjukkan pada Tabel 16 dan 17. Data asupan zat gizi mikro untuk mineral menunjukan bahwa sebagian besar contoh (100%) termasuk kedalam kategori defisit berat untuk asupan mineral kalsium, magnesium, fosfor, besi dan zinc. Bowman & Russell (2001) menemukan bahwa banyak remaja tidak memenuhi rekomendasi diet yang sesuai untuk kelompok usia mereka dan memiliki asupan makanan yang kurang kalsium, besi, riboflavin, vitamin A dan vitamin C.

32 18 Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan Tingkat konsumsi vitamin Vitamin Tingkat konsumsi Kategori A B12 C n % n % n % <77% Kurang >77% Cukup Total Tabel 17 Sebaran contoh berdasarkan tingkat konsumsi mineral Mineral Tingkat konsumsi Kategori Kalsium Besi Zinc n % n % n % <77% Kurang >77% Cukup Total Hubungan Sosio Ekonomi Keluarga dengan Daya Tahan Kardiorespirasi Hubungan uji korelasi pearson menunjukan pendapatan keluarga yang dinilai dengan pendapatan per bulan tidak berhubungan terhadap daya tahan kardiorespirasi (p=0.816, r=-0,025). Hal ini sejalan dengan penelitian Ariawan dan Appe (2013) yang mengungkapkan bahwa kebugaran bukan dipengaruhi oleh faktor ekonomi melainkan dari kemauan seseorang melakukan olahraga atau aktifitas yang bisa menghasilkan gerak. Tabel 18 menunjukan sebaran subjek dengan kategori pendapatan keluarga terhadap daya tahan kardiorespirasi. Sebagian besar contoh (17.8%) dengan pendapatan keluarga 2 juta rupiah sampai 3 juta rupiah memiliki kategori VO2max cukup. Tabel 18 Sebaran contoh menurut pendapatan keluarga dan daya tahan kardiorespirasi Pendapatan Status VO2max Sangat kurang Kurang Cukup Baik n % n % n % n % < > Total Menurut Sumarwan (2003) semakin tinggi pengahasilan maka semakin menurun bagian dari penghasilan yang digunakan untuk membeli pangan. Apabila penghasilan keluarga semakin meningkat, maka jumlah uang yang digunakan untuk pembelian pangan meningkat, sampai tingkat tertentu dimana uang pembeli pangan tersebut tidak bertambah secara berarti atau dianggap tetap dan tidak

33 19 banyak berubah. Hal ini sejalan dengan teori Engel yang menyatakan bahwa semakin sejahtera seseorang maka semakin kecil persentase pendapatannya untuk membeli pangan. Hubungan uji korelasi pearson menunjukan pendidikan orangtua yang dinilai dengan pendidikan terakhir ibu tidak berhubungan terhadap daya tahan kardiorespirasi (p=0.540, r=0,065). Hal ini menunjukan bahwa semakin baik pendidikan ibu seseorang belum tentu semakin baik daya tahan kardiorespirasinya Tabel 19 menunjukan sebaran subjek dengan kategori pendidikan ibu terhadap daya tahan kardiorespirasi. Sebagian besar contoh (17.8%) dengan pendidikan ibu tamat SMA dan perguruan tinggi memiliki kategori VO2max kurang. Tabel 19 Sebaran contoh menurut pendidikan ibu dan daya tahan kardiorespirasi Status VO2max Pendidikan ibu Sangat kurang Kurang Cukup Baik n % n % n % n % Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat PT Total Hubungan Asupan Gizi Dengan Daya Tahan Kardiorespirasi Sebagian besar contoh (43,3%) dengan kategori TKE defisit berat memiliki status VO2max kategori kurang. Hubungan uji korelasi pearson antara asupan gizi yang dinilai dengan TKE dengan daya tahan kardiorespirasi yang dinilai dengan VO2max menunjukan hubungan yang tidak signifikan (p=0.569, r=- 0,061). Hal ini sejalan dengan penelitian Hanum (2011) yang mengemukakan bahwa hubungan tidak signifikan antara tingkat kecukupan energi dengan tingkat kebugaran pada remaja. Tabel 20 menunjukan sebaran subjek dengan kategori tingkat kecukupan energi terhadap daya tahan kardiorespirasi. Tabel 20 Sebaran contoh menurut TKE dan daya tahan kardiorespirasi Status VO2max TKE Sangat kurang Kurang Cukup Baik n % n % n % n % Defisit berat Defisit ringan Normal Total Banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan, diantaranya adalah faktor ekonomi dan harga. Perubahan pendapatan secara perlahan dapat mempengaruhi perubahan konsumsi pangan. Pendapatan yang meningkat berarti

34 20 peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik semakin besar. Apabila pendapatan rendah maka akan menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi (Madanijah 2006). Sebagian besar contoh (25,6%) dengan asupan protein kategori cukup memiliki status VO2max kategori kurang. Tabel 21 menunjukan sebaran subjek dengan kategori tingkat kecukupan protein terhadap daya tahan kardiorespirasi. Hubungan uji korelasi pearson antara asupan gizi yang dinilai dengan tingkat kecukupan protein dengan daya tahan kardiorespirasi yang dinilai dengan status VO2max menunjukan hubungan yang tidak signifikan (p=0.485, r=0,004). Studi yang dilakukan oleh Gutin et al. (2002) yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara kebugaran dengan konsumsi protein. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik asupan protein seseorang belum tentu semakin baik daya tahan kardiorespirasinya. Tabel 21 Sebaran contoh menurut TKP dan daya tahan kardiorespirasi Status VO2max TKP Sangat kurang Kurang Cukup Baik n % n % n % n % Kurang Cukup Lebih Total Sebagian besar contoh (37,8%) dengan asupan vitamin A kategori kurang memiliki status VO2max kategori kurang. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik asupan vitamin A seseorang belum tentu semakin baik daya tahan kardiorespirasinya. Hubungan uji korelasi pearson antara asupan gizi yang dinilai dengan tingkat konsumsi vitamin A dengan daya tahan kardiorespirasi yang dinilai dengan kategori VO2max menunjukan hubungan yang tidak signifikan (p=0.695, r=-0.042). Vitamin A yang cukup sangat diperlukan dalam diferensiasi dan kekebalan tubuh (Almatsier 2004). Tabel 22 menunjukan sebaran subjek dengan kategori tingkat kecukupan vitamin A terhadap daya tahan kardiorespirasi. Tabel 22 Sebaran contoh mnurut tingkat kecukupan vitamin A dan daya tahan kardiorespirasi Status VO2max Vit A Sangat kurang Kurang Cukup Baik n % n % n % n % Kurang Cukup Total Sebagian besar contoh (45,6%) dengan asupan vitamin C kategori kurang memiliki status VO2max kategori kurang. Hubungan uji korelasi pearson menunjukan asupan gizi yang dinilai dengan tingkat kecukupan vitamin C dengan daya tahan kardiorespirasi menunjukan hubungan yang tidak signifikan (p=0.671,

35 21 r=-0,045). Studi yang dilakukan oleh Nurwidyastuti (2012) mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan vitamin C dengan kebugaran. Terlihat pada status tidak bugar, responden yang memiliki konsumsi vitamin C kurang lebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki asupan vitamin C cukup. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik asupan vitamin C seseorang belum tentu semakin baik daya tahan kardiorespirasinya. Tabel 23 menunjukan sebaran subjek dengan kategori tingkat kecukupan vitamin C terhadap daya tahan kardiorespirasi. Vitamin C berguna dalam stimulasi sistem imun, mengurangi kelelahan dan kelemahan otot, meningkatkan performa, dan melindungi sel dari radikal bebas (Chen 2000). Tabel 23 Sebaran contoh menurut tingkat kecukupan vitamin C dan daya tahan kardiorespirasi Status VO2max Vit C Sangat kurang Kurang Cukup Baik n % N % n % n % Kurang Cukup Total Hubungan Status Gizi dengan Daya Tahan Kardiorespirasi Status gizi contoh tidak menunjukkan berhubungan dengan daya tahan kardiorespirasi contoh (r=-0.472; p=0.077). Sebagian besar contoh (83.3%) dengan kategori status gizi beresiko memiliki daya tahan kardiorespirasi kategori kurang yang dapat dilihat pada Tabel 23. Diantara semua kategori daya tahan kardiorespirasi, sebaran status gizi normal lebih banyak terdapat pada kategori daya tahan kardiorespirasi cukup, sedangkan untuk sebaran status gizi beresiko lebih banyak pada kategori daya tahan kardiorespirasi sangat kurang. Hubungan antara IMT dan tingkat kesegaran jasmani pada penelitian ini tidak terlihat dengan jelas. Hal ini sejalan dengan penelitian Susilowati (2007) yang mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara IMT dengan tingkat kesegaran jasmani. Secara teoritis, semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani, maka kemampuan melakukan aktivitas fisik juga akan meningkat, demikian pula dengan jumlah pengeluaran energi sehingga neraca energi cenderung negatif yang akan menyebabkan penurunan IMT (Ortega et al.2012; Anam 2010; Wahyu A 2008; Utari A 2007). Tabel 24 Sebaran contoh menurut status gizi dan daya tahan kardiorespirasi Status Gizi Daya tahan kardiorespirasi Sangat kurang Kurang Cukup Baik n % n % n % n % Normal Beresiko Gemuk Total Total

36 22 Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Hasil analisis regresi linear berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi ditunjukkan pada Tabel 25. Nilai R 2 yang diperoleh bernilai negatif yaitu sebesar , hal ini berarti daya tahan kardiorespirasi tidak dapat dijelaskan oleh variasi dari ketujuh variabel independen, yaitu status gizi, pendidikan ibu, pendidikan ayah, pendapatan orangtua, asupan energi, protein, dan vitamin C, dan variasi variabel dependen dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar ketujuh variabel tersebut. Hasil penelitian Rachmawati (2013) mengungkapkan pada hasil uji regresi linear berganda terdapat variabel independen seperti status gizi, aktivitas fisik, asupan energi, protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan kalsium tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kebugaran contoh. Tabel 25 Hasil uji signifikansi variabel-variabel yang mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) Status Gizi Pendapatan Pendidikan Ibu Pendidikan Ayah Energi Protein Vitamin C Variabel dependent : VO2max Hasil analisis regresi linear berganda dari ketujuh variabel tidak satupun yang menunjukan hubungan yang signifikan mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi. Hal tersebut terlihat dari probalitas signifikansi ketujuh variabel bernilai diatas Hal ini dapat disebabkan dari variabel-variabel independen yang diuji tidak menunjukkan adanya hubungan dengan ketahanan fisik contoh dan contoh pada penelitian ini relatif homogen. Jadi dapat disimpulkan bahwa daya tahan kardiorespirasi tidak dipengaruhi oleh status gizi, pendapatan orangtua, pendidikan ayah, pendidikan ibu, asupan energi, protein, dan vitamin C dengan rumus berikut: Y = X X X X X X X 7 + ε Keterangan: X 1 = Status gizi X 2 = Pendapatan X 3 = Pendidikan ibu X 4 = Pendidikan ayah X 5 = Energi X 6 = Protein X 7 = Vitamin C

37 23 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Distribusi umur contoh memperlihatkan bahwa sebagian besar contoh (71.1%) berumur 16 tahun, 22.2% berumur 17 tahun dan sebagian kecil (6.7%) berumur 15 tahun. Kategori besar keluarga termasuk dalam kategori sedang (57.8%). Tingkat pendidikan ayah sebagian besar tamat perguruan tinggi (47.8%) sedangkan (43.3%) ibu tamat SMA. Pekerjaan ayah sebagian besar sebagai pegawai BUMN/swasta (41.1%) sedangkan untuk ibu sebanyak 67.8% bekerja sebagai PNS. Pendapatan rata-rata orangtua contoh sebagian besar sebanyak 40% di atas 5 juta rupiah perbulan. Sebaran status gizi contoh dibagi lima yaitu yaitu kurus, normal, beresiko, gemuk, dan obesitas. Sebagian besar (87.2%) contoh tergolong beresiko, 14.4% contoh normal, 3.3% contoh gemuk, dan tidak ada contoh yang tergolong kurus maupun obese. Sedangkan untuk sebaran daya tahan kardiorespirasi dibagi kedalam 6 kelompok, yaitu 9.8% sangat kurang, 45.7% kurang, 39.1% cukup, dan 5.4% baik. Aktifitas fisik contoh 67.8% berada dalam kategori sangat ringan. Kebiasaan olahraga yang dilakukan sebagian besar contoh (75.6%) adalah melakukan olahraga 1-2 kali seminggu dengan durasi olahraga sebagian besar contoh (73.6%) selama 1-2 jam. Rata rata tingkat kecukupan zat gizi contoh untuk energi, lemak dan karbohidrat contoh masih dibawah 70% dan termasuk ke dalam kategori defisit berat. Tingkat kecukupan protein contoh termasuk ke dalam kategori cukup yaitu sebesar 72.75% dari angka kecukupan protein remaja wanita sebesar 59 gr. Seluruh rata rata tingkat kecukupan zat gizi mikro tergolong dalam kategori kurang yaitu dibawah 77%. Hubungan uji korelasi pearson menunjukan pendapatan keluarga yang dinilai dengan pendapatan per bulan tidak berhubungan terhadap daya tahan kardiorespirasi (p=0.816, r=-0,025). Pendidikan orangtua yang dinilai dengan pendidikan terakhir ibu tidak berhubungan terhadap daya tahan kardiorespirasi (p=0.540, r=0,065). Asupan zat gizi yang dinilai dengan tingkat kecukupan energi (TKE) dengan daya tahan kardiorespirasi yang dinilai dengan VO2max menunjukan hubungan yang tidak signifikan (p=0.569, r=-0,061). Sedangkan hubungan tingkat kecukupan protein (TKP) dengan daya tahan kardiorespirasi menunjukan hubungan yang tidak signifikan (p=0.485, r=0,004). Hubungan tingkat konsumsi vitamin A dengan daya tahan kardiorespirasi menunjukan hubungan yang tidak signifikan (p=0.695, r=-0.042). Hubungan tingkat kecukupan vitamin C dengan daya tahan kardiorespirasi menunjukan hubungan yang tidak signifikan (p=0.671, r=-0,045). Status gizi contoh tidak menunjukkan hubungan dengan daya tahan kardiorespirasi contoh (r=-0.472; p=0.077). Dilakukan uji lanjut untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel yang terikat menggunakan metode regresi linear berganda. Hasil analisis regresi linear berganda dari ketujuh variabel tidak satupun yang menunjukan hubungan yang signifikan mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi.

38 24 Saran Untuk mendapatkan data hasil pengukuran daya tahan kardiorespirasi yang lebih akurat perlu merencanakan lebih baik untuk waktu dan tempat pengambilan data. Pada saat penelitian penulis tidak memperhitungkan musim hujan sehingga pengambilan data terkendala dengan hujan. Remaja sebaiknya melakukan aktivitas olahraga secara teratur untuk menjaga kesehatan dan memelihara kebugaran dan disarankan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan sekolah untuk mengisi waktu dengan berbagai aktifitas fisik. Penelitian ini mengumpulkan data recall dengan menggunakan kuisioner yang diisi sendiri oleh siswi. Kejujuran pengisian sangat berpengaruh terhadap data asupan gizi walaupun contoh telah memahami cara untuk mengisi kuisioner recall. Berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar siswi masih belum memenuhi kebutuhan gizinya. Disarankan untuk sekolah agar memberikan pendidikan gizi kepada murid untuk meningkatkan pengetahuan mengenai gizi. DAFTAR PUSTAKA Adiwinanto Pengaruh intervensi olahraga di sekolah terhadap indeks masa tubuh dan tingkat kesegaran kardiorespirasi pada remaja obesitas [tesis]. Semarang: Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. Almatsier S Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Anam MS Pengaruh intervensi diet dan olahraga terhadap indeks massa tubuh, kesegaran jasmani, hscrp dan profil lipid pada anak obesitas [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Ariawan IK, Appe U Survei tingkat kebugaran jasmani dilihat dari status Sosial ekonomi siswa smp negeri 15 pasangkayu. E-Journal Tadulako Physical Education, Health And Recreation, Volume 1, Nomor 5 Juli 2013 Arisman Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Palupi Widyastuti, editor. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran. [BKKBN] Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Modul keluargaberencana. [terhubung berkala] [6 Oktober 2013]. Bowman dan Russell Present Knowledge In Nutrition 8 th Edition. Washington DC: ILSI Press. Budiman Perbandingan Tes Lari 12 Menit Cooper dengan Tes Ergometer Sepeda Astrand. J Kesehat Masy.7(1): Chen J Vitamin: Effect of Exercise on Requirements. Oxford: Blackwell Science, Ltd. Cleland VJ, Ball K, Magnussen C, Dwyer T Socioeconomic position and the tracking of physical activity and cardiorespiratory fitness from childhood to adulthood.am J Epidemiol. 170(9): [Depkes] Departemen Kesehatan Pedoman Pengaturan Makan Atlet. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes RI.

39 . Departemen Kesehatan Pedoman Umum Gizi Seimbang. Depkes RI. Jakarta. Departemen Kesehatan Program penanggulangan anemia pada wanita usia subur (WUS). Jakarta Djoko K, Jahari AB, Sulaeman A, Hardinsyah, Astuti M, Soekatri M. Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2012 untuk Orang Indonesia. WNPG Jakarta. [FAO/WHO/UNU]. Food and Agriculture Organization/ World Health Organization/United Nation University Human Energy Requirement. FAO/WHO/UNU, Rome Ferreira FS Relationship between physical fitness and nutritional status in a Portuguese sample of school adolescents. J Obes Weight Loss Ther. 3(5):1-6. doi: / Gibson RS Principles of Nutritional Assessment. Oxford University Press. Se rcond Edition. Hanum FN Hubungan karekteristik atlet, pengetahuan gizi, konsumsi pangan, dan tingkat kecukupan gizi terhadap kebugaran atlet bola basket di smp/sma ragunan jakarta selatan. [skripsi]. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat,Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Hardinsyah, Briawan D Penilaian dan perencanaan asupan pangan.bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor., Tambunan V Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, dan Serat Makanan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta: LIPI. Heyward, V Advanced Fitness Assessment & Exercise Prescription (3rd Edition). Champaign, IL: Human Kinetics. Irianto DP Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Isnaini F Praktik hidup sehat dan persepsi tubuh ideal remaja putri SMA Negeri 1 Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat,Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. [Kemenkes] Kementerian Kesehatan (ID) Riskesdas Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan : Republik Indonesia Kementrian Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. Jakarta Khomsan A Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian. IPB. Kushendar D Pengertian Kebugaran Jasmani. [10 Agustus 2014] Kusumajaya NAA, Wiardani NK, Juniarsana IW Persepsi remaja terhadap body image (citra tubuh) kaitannya dengan pola konsumsi makan dan status gizi. J Skal Hus. 5(2): Madanijah, S Pola konsumsi pangan. Di dalam: Baliwati YF, Khomsan, A, Dwiriani CM, editor. Pengantar Pangan dan Gizi.. Jakarta: Penebar Swadaya.hlm

40 26 Malinauskas MB, Thomas DR, Victor GA, Jean LS dan Matthew BD Dieting Practices, Weight Perceptions, And Body Composition: AComparison Of Normal Weight, Overweight, And Obese College Females. Nutrition Journal 2006, 5:11 doi: / Februari 2014]. Mar at S Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mustamin, Kunaepah U, Ayu S D Tingkat pengetahuan gizi, asupan dan status gizi atlet di pusdiklat olahraga pelajar sudiang kota makassar. Media gizi pangan. Vol IX, Edisi 1, Januari juni 2010: Ortega FB, Tresaco B, Ruiz JR, Moreno LA, Martin-Matillas M, Mesa JL, Warnberg J, Bueno M, Tercedor P, Gutiérrez Á et al Cardiorespiratory fitness and sedentary activities are associated with adiposity in adolescents. J Obes. 15(6): Rachmawati I Hubungan status gizi, asupan zat gizi, dan aktivitas fisik dengan kebugaran anak sekolah di SDN 2 Pasanggrahan Purwakarta. [skripsi]. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat,Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor Riyadi H Metode Penilaian Status Gizi secara Antropometri. Diktat Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sediaoetama Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat. Sharkey B J Fitness and health. Alih bahasa kebugaran dan kesehatan oleh: Eri Desmarini Nasution. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Singarimbun M. Effendi S Metode Penelitian Survey. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. Soekirman Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Ditjen Dikti, Departemen Pendidikan Nasional Sukandar D Studi Sosial Ekonomi, Aspek Pangan, Gizi dan Sanitasi.. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Supariasa, Bakri, Fajar Penilaian Status Gizi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Suwarman U Perilaku Konsumen (Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran). Bogor: Galian Indonesia. Thing TC Hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara. Utari A Hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat kesegaran jasmani pada anak usia tahun [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. [UNDP] United Nation Development Program Human Development Report [WHO] World Health Organization Growth Reference 5-19 years. [terhubung berkala]. /growthref/who2007_bmi_for _age/en/index.html [Oktober 2013] Wahyu A Pengaruh intervensi olahraga di sekolah terhadap indeks massa tubuh dan tingkat kesegaran kardiorespirasi pada remaja obesitas [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

41 27 Wiarto G Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta: LIPI. Wong et al Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.Agus S, Neti J, HY Kuncara, penerjemah; Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Wong s Essentials of Pediatric Nursing 6th ed. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner penelitian HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA 9 BOGOR Nomor responden Nama responden Enumerator Tanggal wawancara DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27) METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2, Kota Bogor. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Case Study.Penelitian ini dilakukan di SDN Pasanggrahan 2, Desa Cilangohar, Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta.Pengambilan

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40 15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi 20 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode observasional. Penelitian dilaksanakan di Polres Kota Cimahi. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30) 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta Program

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA 9 BOGOR MUHAMMAD RAFIQ

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA 9 BOGOR MUHAMMAD RAFIQ i HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA 9 BOGOR MUHAMMAD RAFIQ DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 i i PERNYATAAN

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Hubungan Persepsi tentang Kegemukan dengan Pola Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama Institut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN. n = 24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu yang tidak

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti KERANGKA PEMIKIRAN Usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil 13 KERANGKA PEMIKIRAN Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas anak yang akan dilahirkan. Menurut Sediaoetama (1996), pemenuhan kebutuhan akan zat gizi merupakan faktor utama untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. =(1.96) (0.9) (0.2) =77.8=78 (orang)

METODE PENELITIAN. =(1.96) (0.9) (0.2) =77.8=78 (orang) 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional study. Data primer diperoleh melalui survey, wawancara, pengisian kuesioner dan recall

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang bertujuan mempelajari hubungan pengetahuan gizi ibu dan kebiasaan jajan siswa serta kaitannya dengan status

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data 15 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Desa Sukajadi, Sukaresmi, Sukaluyu, dan Sukajaya, Kecamatan Taman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 16 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yang menggambarkan sistem penyelenggaraan makan dan preferensi para atlet terhadap menu makanan yang disajikan.

Lebih terperinci

ASUPAN ENERGI-PROTEIN DAN KEBIASAAN OLAHRAGA KAITANNYA DENGAN MASSA OTOT DAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI PADA MAHASISWA UKM DAN NON-UKM SEPAKBOLA IPB

ASUPAN ENERGI-PROTEIN DAN KEBIASAAN OLAHRAGA KAITANNYA DENGAN MASSA OTOT DAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI PADA MAHASISWA UKM DAN NON-UKM SEPAKBOLA IPB vi ASUPAN ENERGI-PROTEIN DAN KEBIASAAN OLAHRAGA KAITANNYA DENGAN MASSA OTOT DAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI PADA MAHASISWA UKM DAN NON-UKM SEPAKBOLA IPB RANGGA NUANSA PUTRA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE. Zα 2 x p x (1-p) 16 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan pertimbangan kemudahan akses dan perolehan izin. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi KERANGKA PEMIKIRAN Kebiasaan didefinisikan sebagai pola perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Kebiasaan makan dapat didefinisikan sebagai seringnya (kerap kalinya) makanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan penelitian kuantitatif pendekatan analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat 24 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengambilan data dilakukan pada waktu yang bersamaan atau pada satu saat, baik variabel independen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel 15 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini seluruhnya menggunakan data dasar hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Penelitian ini menggunakan contoh mahasiswa mayor Ilmu Gizi tahun ajaran 2009 yang mengikuti mata kuliah Gizi Olahraga. Jumlah contoh awal dalam penelitian

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi KERANGKA PEMIKIRAN Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi (Arisman

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian mengenai keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, kondisi mental dan status gizi pada lansia peserta dan bukan peserta home care menggunakan disain cross

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan makan dan zat gizi yang digunakan oleh tubuh. Ketidakseimbangan asupan makan tersebut meliputi kelebihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT) 22 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Cross Sectional Study. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota (1 kelurahan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik kompetitif yang biasanya dilakukan melalui partisipasi santai atau terorganisi, bertujuan untuk menggunakan, memelihara

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Kebiasaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA NADIYA MAWADDAH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol 15 KERANGKA PEMIKIRAN Anemia merupakan kondisi kurang darah yang terjadi bila kadar hemoglobin darah kurang dari normal (Depkes 2008). Anemia hampir dialami oleh semua tingkatan umur dan salah satunya

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti

Lebih terperinci

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita 17 KERANGKA PEMIKIRAN Masa balita merupakan periode emas, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal, terlebih lagi pada periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 35 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah studi observasional cross sectional, yaitu studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi. distribusi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja masa yang sangat penting dalam membangun perkembangan mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan periode kehidupan anak dan dewasa,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK ANAK SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI LEBIH DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN BOGOR PRATIWI RAHMA AYU

HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK ANAK SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI LEBIH DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN BOGOR PRATIWI RAHMA AYU HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK ANAK SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI LEBIH DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN BOGOR PRATIWI RAHMA AYU DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitan ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Indonesia.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Kopi 2 Bogor. Penentuan lokasi SDN Kebon Kopi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEBUGARAN FISIK PADA SISWA SMAN 1 SUNGAI APIT YESSY NIARTY

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEBUGARAN FISIK PADA SISWA SMAN 1 SUNGAI APIT YESSY NIARTY HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEBUGARAN FISIK PADA SISWA SMAN 1 SUNGAI APIT YESSY NIARTY DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN Dr. Erli Mutiara, M.Si, Dra. Adikahriani, M.Si dan Elvi Novi Yanti erlimutiara@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome dilakukan dalam satu periode waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional 37 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilakukan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi penelitian ini terdiri dari 3 Puskesmas yaitu Kadudampit,

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian Riset Kesehatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional ~t~tdy dengan menggunakan metode survey. Penelitian dilakukan di SD Bina Insani Bogor, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS TRANSPORTASI KE SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI REMAJA PUTRI AKSOVA MASTURINA

HUBUNGAN JENIS TRANSPORTASI KE SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI REMAJA PUTRI AKSOVA MASTURINA HUBUNGAN JENIS TRANSPORTASI KE SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI REMAJA PUTRI AKSOVA MASTURINA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pada saat ini menghadapi masalah yang berhubungan dengan pangan, gizi dan kesehatan. Dalam bidang gizi, Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan prospective study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2003 (antara musim

Lebih terperinci

TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI, AKTIVITAS FISIK, DAN KEBUGARAN PEGAWAI PT INDOCEMENT DI CITEUREUP BOGOR KHARISMA TAMIMI

TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI, AKTIVITAS FISIK, DAN KEBUGARAN PEGAWAI PT INDOCEMENT DI CITEUREUP BOGOR KHARISMA TAMIMI TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI, AKTIVITAS FISIK, DAN KEBUGARAN PEGAWAI PT INDOCEMENT DI CITEUREUP BOGOR KHARISMA TAMIMI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 46 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian Pada proses perencanaan penelitian, hasil kalkulasi ukuran sampel beda proporsi menghasilkan angka sebesar 75 sampel. Sementara itu, jumlah

Lebih terperinci