MANAJEMEN RESIKO Pokok Bahasan Unsur-unsur dalam mengelola resiko. Identifikasi resiko. Analisis resiko. Proritas. Pengendalian. Tingkatan resiko. Unsur-unsur dalam mengelola resiko. Mengelola resiko menjadi penting karena proyek S/W mirip perjudian (banyak kalah dibanding menang). Penyebabnya bisa: perubahan kebutuhan user, buruknya estimasi, tidak handalnya pihak ke 3, pengalaman manajemen, masalah tenaga kerja, kegagalan teknologi, perubahan peraturan pemerintah, menurunnya kinerja sistem,dsb. Akibatnya peluang untuk bisa menyelesaikan proyek S/W yang besar menjadi kecil bahkan mendekati nol. Tingkatan Manajemen Resiko. Lihat : Tabel 5.1 Levels of Risk Management 1 Crisis Management Fire fighting; address risks only after they have become problems. 2 Fix on failure Detect and react to risks quickly, but only after they have occurred. 3 Risk mitigation Plan ahead of time to provide resources to cover risks if they occur, but do nothing to eliminate them in the first place. 4 Prevention Implement and execute a plan as part of the software project to identify risks and prevent them from becoming problems. 5 Elimination of root Identify and eliminate factors that make it possible for risks to exist causes at all. Risk Assessment Risk Analysis Risk Risk Prioritization Risk-Management Risk Resolution Risk Monitoring Gambar 5.1
Menilai resiko. Terdiri : Identifikasi resiko. Analisis Resiko. Prioritas Resiko. Mengendalikan resiko. Perencanaan pengelolaan resiko. Pemecahan ulang resiko. Memantau resiko. Identifikasi resiko. Langkah 1. Identifikasi faktor-faktor yang berpeluang menimbulkan resiko pada jadwal proyek. Pada umumnya mengabaikan 3 pilar pertama yang telah diuraikan di depan. Langkah 2. Lengkapi daftar potensi dari resiko-resiko pada fasa perencanaan, yang secara garis besar di bagi menjadi : - Pembuatan jadwal. - Organisasi & manajemen. - Lingkungan kerja pengembang. - End-Users. - Pelanggan. - Kontraktor. - Kebutuhan. - Produk. - Lingkungan luar. - Personalia. - Rancangan dan implementasi. - Proses kerja. Lihat rincian hal.87 s/d 91 Analisis resiko. Langkah 3. Menganalisis resiko untuk menghitung besarnya pengaruh yang diakibatkan. Bila kita hanya menganalisis secara global maka akan menjadikan bisnis kita penuh dengan trik, sebaliknya bila memakai analisis resiko perencanaan maka penilaian menjadi lebih sederhana. Besarnya resiko (Risk Exposure / RE). Adalah besarnya peluang dari kehilangan yang tidak dikehendaki dikalikan besarnya kehilangan.
Example of Risk-Assesment Table Size of Risk Probability Loss Exposure Risk of Loss (weeks) (weeks) Overly optimistic schedule 50% 5 2.5 Addition of requirement to 5% 20 1.0 fully support automated updates from the mainframe Addition features added by 35% 8 2.8 marketing (specific features unknown) Unstable graphics-formatting 25% 4 1.0 subsystem interface Inadequate design-redesign required 15% 15 2.25 Project approval takes longer than 25% 4 1.0 expected Facilities not ready on time 10% 2 0.2 Management-level progress 10% 1 0.1 reporting takes more developer time than expected Late delivery of graphics-formatting 10-20% 4 0.4-0.8 subsystem by contractor New programming tools do not 30% 5 15 produce the promised savings Lihat tabel 5.4 Estimasi besarnya kehilangan. Besarnya kehilangan dapat di estimasikan dengan mudah dan adakalanya sulit. Yang mudah dapat dilihat pada tabel 5.4 diatas. Untuk yang sulit: Lakukan penguraian lebih lanjut dari item tsb sehingga didapatkan besaran yang lebih mudah dikenali, kemudian lakukan agresasi. Estimasi peluang kehilangan. Lebih bersifat subyektif. Beberapa gagasan yang biasa dipakai : Panggil orang yang faham dan punya pengalaman. Gunakan metoda Delphi. Analogi tebakan / judi.
Membuat cadangan karena adanya resiko. Karena adanya resiko-resiko tadi, maka perlu dilakukan penjadwalan ulang sehingga resiko tadi dapat di atasi. Penetapan prioritas resiko. Langkah 4. Menetapkan prioritas resiko sehingga usaha mengelola resiko menjadi terfokus. Proyek biasanya menghabiskan 80% dana untuk pembuatan,20% dana untuk memperbaiki masalah.fokus pada yang 20% ini. Example of a Prioritized Risk-Assesment Table Size of Risk Probability Loss Exposure Risk of Loss (weeks) (weeks) Addition features added by 35% 8 2.8 marketing (specific features unknown) Overly optimistic schedule 50% 5 2.5 Inadequate design-redesign required 15% 15 2.25 New programming tools do not 30% 5 15 produce the promised savings Addition of requirement to fully support 5% 20 1.0 automated updates from the mainframe Unstable graphics-formatting 25% 4 1.0 subsystem interface Project approval takes longer than 25% 4 1.0 expected Late delivery of graphics-formatting 10-20% 4 0.4-0.8 subsystem by contractor Facilities not ready on time 10% 2 0.2 Management-level progress 10% 1 0.1 reporting takes more developer time than expected Lihat tabel 5.5
Pengendalian resiko. Ada 3 aspek yang terkait: perencanaan manajemen resiko, pemecahan ulang resiko dan memantau resiko. Perencanaan manajemen resiko. Fokusnya: mengembangkan rencana untuk bisa mengatasi setiap resiko yang berprioritas tinggi seperti yang telah di identifikasikan pada langkah-langkah sebelumnya.. Pakai tabel yang berisi 5W+1H (What, where, when, who, why dan how) Pemecahan ulang resiko. Memecah ulang resiko tergantung sekali pada resiko yang spesifik. - Hindari resiko. - Alihkan resiko dari satu bagian ke bagian lain. - Peroleh informasi tentang resiko. - Kurangi akar masalah dari resiko. - Asumsikan resiko bila resikonya kecil. - Umumkan resiko tsb terutama untuk manajemen. - Kendalikan resiko tsb. - Selalu ingat resiko tsb. Lihat tabel 5.6 di buku Memantau resiko. Resiko belum hilang sepenuhnya meskipun kita sudah membuat perencanaan dan melakukan pemecahan ulang. Resiko bisa berubah seiring kemajuan proyek. Lihat tabel 5.7 di buku Tingkatan resiko. Dengan melakukan pengembangan secara cepat maka bisa terdapat beberapa tingkatan resiko : 1. Resiko rendah: cocok untuk memakai pengembangan secara cepat. 2. Resiko tinggi: akan menyebabkan jadwal proyek mundur secara signifikan. bisa disebabkan karena: requirement yang berubah, staf yang belum berpengalaman/terlatih, produknya tidak dikenal baik, harus banyak melakukan penelitian, atau kombinasi faktor-faktor tsb. 3. Gambling: proyek yang dijadwalkan sangat agresif sangat tidak cocok untuk praktek manajemen resiko. Tugas kelompok. Mahasiswa mulai mencari topik mengelola proyek (dengan bantuan dosen) untuk di presentasikan di akhir semester.