BIMODUL-C* HILBERT. Oleh: Raden Muhammad Hadi. Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Kaitan Antara Homomorfisma Pada Graf dan Homomorfisma Pada Aljabar Graf

PRODUK SILANG ATAS SEMIGRUP ENDOMORFISMA

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

TEORI DILASI DALAM RUANG HILBERT DAN RUANG BANACH

II. TINJAUAN PUSATAKA

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PRODUK SILANG TEREDUKSI DARI ALJABAR- OLEH SEMIGRUP PADA AUTOMORFISMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

FUNGSIONAL LINEAR-2 DALAM RUANG NORM-2 2-LINEAR FUNCTIONALS IN 2-NORMED SPACE

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. Abstrak

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

JMP : Volume 1 Nomor 1, April 2009 KETAKSAMAAN CAUCHY SCHWARZ PADA RUANG HASIL KALI DALAM-2

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

RING STABIL BERHINGGA

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

Sifat-sifat Ruang Banach

PROYEKSI ORTHOGONAL PADA RUANG HILBERT. ROSMAN SIREGAR Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Jurusan Matematika Universitas Sumatera Utara

KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS

BAB III REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL

BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

NEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

APERIODICITY PADA GRAF-

ORTOGONALITAS-P DI RUANG NORM-n

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

OPERATOR SELF ADJOINT PADA RUANG HILBERT

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

Ekuivalensi Norm-n dalam Ruang R d

SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: DUA TIPE PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE

ISOMORFISMA DARI MATRIKS QUATERNION KOMPLEKS KE MATRIKS KOMPLEKS DAN SIFAT-SIFATNYA Ainun Mawaddah Abdal, Amir Kamal Amir, dan Nur Erawaty

SYARAT SYARAT FUNGSI DI RUANG METRIK AGAR RUANG METRIKNYA MEMILIKI ATSUJI COMPLETION

Pengaruh Waktu Tunda Yang Kecil Terhadap Stabilitas Eksponensial Seragam Suatu Sistem Persamaan Diferensial

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

ANALISIS NUMERIK LANJUT. Hendra Gunawan, Ph.D. 2006/2007

HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING

SEMIGRUP BENTUK BILINEAR TERURUT PARSIAL DALAM BATASAN SUBHIMPUNAN FUZZY

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. Analisis fungsional merupakan salah satu cabang dari kelompok analisis

Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 3 PRODUK SILANG DAN PENDAHULUAN ALJABAR TOEPLITZ

ALJABAR-C* KOMUTATIF Commutative C*-algebra

PROSIDING ISBN : Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2)

IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG NORM-n STANDAR. Shelvi Ekariani KK Analisis dan Geometri FMIPA ITB

TEOREMA TITIK TETAP DI RUANG BARISAN p-summable DALAM NORM-n

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-

PEMETAAN KONTRAKTIF LEMAH MULTIVALUED DI RUANG METRIK PARSIAL

PENGEMBANGAN RUANG FUNGSI KLASIK Oleh: Encum Sumiaty FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

Teorema Pemetaan Buka

MODUL ATAS RING MATRIKS ( ) Arindia Dwi Kurnia Universitas Jenderal Soedirman Ari Wardayani Universitas Jenderal Soedirman

KARAKTERISTIK KOPRODUK GRUP HINGGA

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

SUBRUANG MARKED. Suryoto Jurusan Matematika, FMIPA-UNDIP Semarang. Abstrak

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

ANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

Operasi perkalian skalar merupakan suatu aturan yang mengasosiasikan setiap skalar k dan setiap objek u pada v dengan suatu objek ku, yang disebut

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

yang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi

REPRESENTASI OPERATOR LINIER PADA RUANG BARISAN

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

BAB 2 RUANG BERNORM. 2.1 Norm dan Ruang `p. De nisi 2.1 Misalkan V ruang vektor atas R, Sebuah fungsi k:k : V! R yang memenuhi sifat-sifat berikut :

BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN

BAB 3 KONDISI SPECTRUM. Pada bab ini akan diperlihatkan hasil utama dari penelitian ini. Hasil utama yang

MODUL BERSUPLEMEN UTAMA SEBAGAI GENERALISASI DARI MODUL BERSUPLEMEN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

HASIL KALI TENSOR: KONSTRUKSI, EKSISTENSI DAN KAITANNYA DENGAN BARISAN EKSAK

INTEGRAL RIEMANN-LEBESGUE

Pembentukan Ideal Prim Gelanggang Polinom Miring Atas Daerah ( )

Transkripsi:

BIMODUL-C* HILBERT Oleh: Raden Muhammad Hadi hadimaster65555@gmail.com Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015 Dosen Pembimbing : Rizky Rosjanuardi dan Isnie Yusnitha ABSTRAK Misalkan dan aljabar-c*. Modul-C* Hilbert kanan (kiri ) adalah modul yang dilengkapi dengan hasil kali dalam kanan (kiri ) dan lengkap dalam norm modul kanan (kiri ) sedangkan bimodul-c* Hilbert adalah bimodul yang dilengkapi dengan hasil kali dalam kanan dan kiri juga lengkap dalam norm modul kanan dan kiri. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui apa modul-c* Hilbert dan bimoul-c* Hilbert tersebut dan bagaimana cara mengkonstruksi modul-c* Hilbert dan Bimodul-C* Hilbert, mempelajari sifat-sifat serta memberi contoh. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan studi literatur, yaitu dengan mempelajari pokok bahasan yang berhubungan dengan modul-c* Hilbert. Berdasarkan hasil yang diperoleh, bimodul-c* Hilbert dapat dikonstruksi melalui modul dengan skalarnya adalah dua aljabar-c* yang dilengkapi dengan hasil kali dalam dan memenuhi sifat kelengkapan dalam norm modul. Selain itu, akan dijelaskan bagaimana cara mengaplikasikan modul- C* Hilbert melalui contoh. Kata Kunci : modul, bimodul, aljabar-c*, ruang Hilbert, ruang hasil kali dalam, modul-c* Hilbert, bimodul-c* Hilbert.

ABSTRACT Let and C*-algebras. right (left) Hilbert-C* module ( ) is module that completed with right (left) inner product ( ) and satisfied completeness on right (left) norm module ( ) whereas Hilbert-C* bimodule is bimodule that completed with right and left inner product and satisfied completeness on right and left norm module. Objectives of this final paper are to describe what is Hilbert-C* module and Hilbert-C* bimodule and how to construct it, studied its properties along with its application by examples. Research was done by literatures study, that is studied its main themes that highly related with Hilbert-C* module and Hilbert-C* bimodule. As the result, Hilbert-C* bimodule can be constructed through module with two C*-algebras as scalar completed with inner product and satisfies completeness on norm module. Then, we will show its application by examples. Key word : module, bimodule, C*-algebra, Hilbert space, inner product space, Hilbert-C* module, Hilbert-C* bimodule.

1. Pendahuluan Asal mula ekuivalensi Morita datang dari teori ring: dua ring adalah ekuivalen Morita jika kategori modulnya ekuivalen. Teorema Morita mengatakan terdapat bimodul-r-s sedemikian sehingga ekuivalensi tersebut membawa ke ( ). Pada aljabar-c*, tidak terdapat teorema demikian, setidaknya jika menggunakan representasi ruang Hilbert sebagai kategori dari modul. Akan tetapi, Rieffel menunjukkan bahwa terdapat gagasan mengenai ekuivalensi Morita untuk aljabar-c* dengan diperoleh dengan mengasumsikan keberadaan bimodul yang sesuai (Raeburn dan Williams, 1998). Untuk mengkonstruksi bimodul yang sesuai agar memperoleh gagasan mengenai ekuivalensi Morita tentunya membutuhkan alat yang khusus, yaitu Modul-C* Hilbert. Modul-C* Hilbert adalah perumuman dari ruang Hilbert yang lapangan skalarnya adalah aljabar-c*. Modul-C* Hilbert pertama kali dikemukakan oleh Irving Kaplansky dalam penelitiannya mengenai modul atas aljabar operator. Dalam skripsi ini, penulis memfokuskan diri pada konstruksi modul-c* Hilbert dan bimodul-c* Hilbert serta bagaimana mengaplikasikan modul-c* Hilbert dan bimodul-c* Hilbert, maka dari itu penulis memilih judul skripsi Bimodul- C* Hilbert.

2. Konsep Modul-A Hilbert Misalkan adalah aljabar-c*, yang dimaksud dengan modul- kanan adalah ruang vektor kompleks bersama dengan pemetaan bilinier dengan ( ) dengan dan. Modul- kanan biasanya ditulis sebagai. Sedangkan yang dimaksud dengan modul- kiri adalah ruang vektor kompleks bersama dengan pemetaan bilinier dengan ( ) dengan dan. Modul- kiri biasanya ditulis dengan. Definisi 2.1 (Pra-Modul- Hilbert Kanan) [1] : Ruang hasil kali dalam modulkanan (atau disebut juga sebagai pra-modul- Hilbert kanan) adalah modulkanan dengan pemetaan sedemikian sehingga dipenuhi: (1) (linier pada variabel kedua); (2) (aksi kanan); (3) (konjugat); (4) (non-negatif); (5) mengakibatkan ; untuk dan. Definisi 2.2 (Pra-Modul- Hilbert Kiri) [1] : Ruang hasil kali dalam modul- kiri (atau disebut juga sebagai pra-modul- Hilbert kiri) adalah modul- kiri dengan pemetaan sedemikian sehingga dipenuhi: (1) (linier pada variabel pertama); (2) (aksi kiri); (3) (konjugat); (4) (non-negatif);

(5) mengakibatkan ; untuk dan. Definisi 2.3 (Norm Pra-Modul- ) [2] : Misalkan pra-modul- Hilbert dan, maka norm pada didefinisikan sebagai. Norm pada pra-modul- Hilbert kanan dinotasikan dengan dan norm pada pra-modul- Hilbert kiri dinotasikan dengan. Lemma 2.4 (Ketaksamaan Cauchy-Schwarz) [1] : Jika adalah ruang hasil kali dalam modul-, dan jika, maka sebagai unsur dari aljabar-c*. Perhatikan bahwa pada pra-modul- Hilbert kiri pertidaksamaan tersebut akan menjadi Akibat 2.5 [1] : Jika adalah hasil kali dalam modul-, maka mendefinisikan sebuah norm pada sedemikian sehingga. Modul bernorm ( ) nondegenerate dalam arti bahwa unsurunsur yang membentuk merentang subruang padat. Tentu saja, adalah -padat di. * +

Definisi 2.6 (Modul-C* Hilbert Kanan (Kiri)) [1] : Modul- Hilbert kanan (kiri) adalah hasil kali dalam modul- yang lengkap dalam norm ( ). 3. Konsep Bimodul-A-B Hilbert Definisi 3.1 (Pra-bimodul-A-B Hilbert): Misalkan dan aljabar-c*. Misalkan adalah pra-modul-c* Hilbert kiri atas dengan hasil kali dalam dan pra-modul-c* Hilbert kanan atas dengan hasil kali dalam. Modul disebut bimodul-a-b Hilbert jika kondisi berikut terpenuhi: untuk setiap. Kondisi di atas disebut sebagai kondisi asosiatif perkalian. Definisi 3.2 (Bimodul-A-B Hilbert): Pra-bimodul-A-B Hilbert disebut bimodul-a-b Hilbert jika lengkap dalam norm dan.

4. Bimodul- ( ( ))- ( ) Hilbert ( ) 4.1. Konstruksi Modul- ( ( )) Hilbert Kiri ( ) Misalkan ruang Hausdorff yang locally compact dan ruang Hilbert kompleks. Misalkan ( ) * ( ) ( )+ ruang vektor kompleks dan ( ( )) * ( ) ( ) ( )+ aljabar-c*. Teorema 4.1.1: Misalkan ( ( )) aljabar-c* dan ( ) sebarang ruang vektor bersama dengan pemetaan bilinier ( ( )) ( ) ( ) ( ( )) ( ) dan didefinisikan maka ( ( )) membentuk modul- ( ( )) kiri atas ( ). Bukti: Misalkan ( ( )) dan dan didefinisikan ( ) ( )( ( )). (1) Akan ditunjukkan bahwa ( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ) ( ) ( )( )( ( )) ( ( ) ( ))( ( )) ( )( ( )) ( )( ( )) ( ) ( ) (2) Akan ditunjukkan bahwa ( )( ) ( ) ( ).

( )( ) ( )(( )( )) ( )( ( ) ( )) ( )( ( )) ( )( ( )) ( ) ( ) (3) Akan ditunjukkan bahwa ( ) ( ) ( ( )). ( ) ( ) ( )( )( ( )) ( ( ) ( ))( ( )) ( ( ) ( ))( ( )) ( ) ( ( )( ( ))) ( ( )) Karena ( ) memenuhi ketiga aksioma, maka ( ) merupakan modul- ( ( )) kiri ( ) dan dinotasikan sebagai ( ) ( ( )). Teorema 4.1.2: Misalkan ( ) modul- ( ( )) kanan dengan pemetaan ( ) ( ) ( ( )) ( ( ) ( )) ( ) dan didefinisikan ( ) ( ) ( ). Maka pemetaan adalah pra-modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ). Bukti: Misal ( ) ( ( )) dan (1) Akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( )

( ( ) ( )) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ( ) ( )) ( ) ( ) (2) Akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ( )) ( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ) ( ) ( ) (3) Akan ditunjukkan ( ) ( ). ( ) ( ( ) ( )) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (4) Akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( )) akibatnya ( ) (5) Akan ditunjukkan ( ) jika dan hanya jika ( ). ( ) ( ( ))

( ) Karena ( ) ( ) ( ) memenuhi Definisi 2.2 maka pemetaan adalah pra-modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ). Teorema 4.1.3: Misalkan ( ) pra-modul- ( ( )) kiri dengan pemetaan ( ) ( ) ( ( )) ( ( ) ( )) ( ) dan didefinisikan ( ) ( ) ( ) dengan pemetaan adalah pra-modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ). Didefinisikan norm ( ) ( ). Maka pra-modul- ( ( )) kiri ( ) adalah modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ). Bukti: Untuk menunjukkan pra-modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ) adalah modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ), akan ditunjukkan pramodul- ( ( )) Hilbert kiri ( ) lengkap dalam norm ( ). Perhatikan bahwa ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) sehingga diperoleh ( ) ( ). Artinya norm sama dengan norm pada ( ). Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa ( ) lengkap dalam norm ( ). Misalkan ( ) barisan Cauchy di ( ) sedemikian sehingga untuk setiap terdapat sedemikian sehingga untuk setiap. Akan ditunjukkan

bahwa untuk setiap terdapat sedemikian sehingga ( ) ( ) untuk setiap. Untuk setiap, diperoleh bahwa ( ) ( ) untuk. Kkarenanya untuk setiap ( ( )) adalah Cauchy di. Karena lengkap, maka terdapat ( ) yang merupakan limit dari ( ( )). Tulis ( ) ( ). Klaim bahwa konvergen uniform karena ( ) ( ) ( ) ( ) Karena Cauchy, maka terdapat sedemikian sehingga ( ) ( ) ( ) ( ) secara seragam Karena kontinu, juga kontinu, maka ( ) di ( ) sehingga ( ) lengkap dalam. Karena ( ) lengkap dalam norm maka pra-modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ) menjadi modul- ( ( )) Hilbert kiri ( ). 4.2. Konstruksi Modul- ( ) Hilbert Kanan ( ) Misalkan ruang Hausdorff yang kompak lokal dan ruang Hilbert kompleks. Misalkan ( ) * ( ) ( )+ ruang vektor kompleks dan ( ) { ( ) } aljabar-c*.

Teorema 4.2.1: Misalkan ( ) aljabar-c* dan ( ) sebarang ruang vektor bersama dengan pemetaan bilinier ( ) ( ) ( ) ( ( )) ( ) maka ( ) membentuk modul- ( ) kanan atas ruang vektor kompleks ( ). Bukti: Misalkan ( ) dan ( ) dan didefinisikan ( ) ( ) ( ). (1) Akan ditunjukkan bahwa ( )( ) ( ( ) ( )) ( )( ) ( )( )( ) ( )( ( ) ( )) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (2) Akan ditunjukkan bahwa ( ) ( ) ( ) ( ). ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (3) Akan ditunjukkan bahwa ( )( ) ( ( )) ( ). ( )( ) ( )( )( ) ( ) ( ) ( ) ( ( )) ( ) ( ( )) ( )

Karena ( ) memenuhi ketiga aksioma, maka ( ) merupakan modul- ( ) kanan, dinotasikan dengan ( ) ( ). Teorema 4.2.2: Misalkan ( ) modul- ( ) kanan dengan pemetaan ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ) dan didefinisikan ( ) ( ) ( ). Maka pemetaan ( ) adalah pra-modul- ( ) Hilbert kanan ( ). Bukti: Misal ( ) ( ) dan (1) Akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (2) Akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (3) Akan ditunjukkan ( ) ( ). ( ) ( ( ) ( ) ) ( ) ( ) ( )

(4) Akan ditunjukkan ( ) ( ) ( ) ( ) akibatnya ( ) (5) Akan ditunjukkan ( ) jika dan hanya jika ( ). ( ) ( ) ( ) ( ) Karena ( ) ( ) ( ) memenuhi Definisi 2.1 maka pemetaan adalah pra-modul- ( ) Hilbert kanan ( ). Teorema 4.2.3: Misalkan ( ) pra-modul- ( ) kanan dengan pemetaan ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ) dan didefinisikan ( ) ( ) ( ) dengan pemetaan adalah pra-modul- ( ) Hilbert kanan. Didefinisikan norm ( ) ( ). Maka pra-modul- ( ) kanan adalah modul- ( ) Hilbert kanan. Bukti: Untuk menunjukkan pra-modul- ( ) kanan adalah modul- ( ) Hilbert kanan, akan ditunjukkan pra-modul- ( ) ( ) lengkap dalam norm. Perhatikan bahwa ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) sehingga ( ) ( ). Artinya norm sama dengan norm pada ( ). Berdasarkan pembuktian pada Teorema 4.1.3 ( ) lengkap dalam norm ( ) sehingga ( ) lengkap dalam. Karena ( ) lengkap dalam norm maka pra-modul- ( ( )) Hilbert kanan ( ) menjadi modul- ( ( )) Hilbert kanan ( ). 4.3. Konstruksi Bimodul- ( ( ))- ( ) Hilbert ( ) Teorema 4.3.1: Misal ( ) modul dan ( ( )) dan ( ) aljabar-c*. Jika kondisi berikut berlaku: ( ) ( ) ( ) ( ) untuk setiap. Maka ( ) adalah bimodul- ( ( ))- ( ) Hilbert. Bukti: Akan dibuktikan bahwa syarat asosiatif perkalian berlaku.. Untuk setiap ( ), maka ( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ) sehingga syarat terpenuhi. ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

REFERENSI [1] Raeburn, Iain dan Williams, D.P. (1998). Morita equivalence and continous trace C*-algebras. Rhode Island: American Mathematical Society. [2] Tsui, Sze-Kai. (1997). Hilbert C*-modules: A useful tool. Taiwanese Journal of Mathematics, 1 (2), hlm. 111-126.