Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Inflasi Terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di DKI Jakarta Embun Rahmawati Universitas Bina Nusantara Palem Puri No 2 Rt 005/007, Pondok Aren Tangerang 15229, 081311309186, 1 Murtedjo, Ak., MM, ABSTRAK Kehidupan perekonomian di Jakarta berjalan sangat cepat dan dinamis seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi dan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi. Dari hal tersebut dapat dikatakan penerimaan perpajakan memiliki pengaruh terhadap aspek tersebut. Dengan demikian perlu kiranya dievaluasi dan dibahas bagaimana peran penerimaan PPN dan PPnBM terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi, khususnya di wilayah DKI Jakarta. Melalui metode kuantitatif deskriptif penulis mencoba untuk menjawab permasalahaan diatas dalam skripsi ini. Berdasarkan hasil penelitian, hasil menujukkan bahwa variabel tingkat inflasi ternyata tidak memiliki pengaruh terhadap realisasi penerimaan PPN dan PPnBM. Dengan demikian penelitian ini diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap realisasi penerimaan PPN dan PPnBM. Untuk itu Kantor Wilayah Pajak DKI Jakarta perlu melakukan revisi jika ingin mempertimbangkan terlebih dahulu penggunaan inflasi sebagai alat proyeksi secara individu karena berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat inflasi secara individu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap realisasi penerimaan PPN dan PPnBM. Kata Kunci : Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi
PENDAHULUAN Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara disamping penerimaan dari sumber migas dan non migas. Dengan posisi yang demikian itu, pajak merupakan sumber penerimaan strategis yang harus dikelola dengan baik agar keuangan negara dapat berjalan sesuai dengan perencanaannya. Dalam struktur keuangan negara, tugas dan fungsi penerimaan pajak dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak dibawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Jenis-jenis pajak yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Pajak Tidak Langsung Lainnya. Pada umumnya di negara berkembang, sebagian besar penerimaan pajaknya berasal dari jenis pajak tidak langsung. Hal ini disebabkan pada negara berkembang golongan berpenghasilan tinggi lebih rendah persentasenya. Pajak tidak langsung biasanya dikenakan terhadap aneka komoditas bentuknya bisa berupa bea impor, pajak ekspor, dan cukai penjualan. Pajak-pajak tersebut dibayar secara tidak langsung oleh individu dan atau perusahaan yang membeli komoditas-komoditas yang bersangkutan. Kondisi masyarakat DKI Jakarta yang relatif maju dibandingkan daerah lain, tampaknya sudah mengikuti pola pengeluaran sebagaimana yang terjadi di negara maju, artinya sebagian besar porsi pengeluarannya dibelanjakan untuk kebutuhan di luar makanan. Kehidupan perekonomian di Jakarta berjalan sangat cepat dan dinamis seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi dan tingat konsumsi masyarakat yang tinggi terhadap Barang dan Jasa yang ada di pasaran. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa realisasi penerimaan perpajakan memiliki pengaruh aspek tersebut. Namun demikian terlihat ada fluktuasi pada besaran persentasenya, hal ini mengikuti kondisi perekonomian secara umum yang terjadi di ibukota Jakarta selama kurun waktu tersebut. Mengingat jumlah penduduk yang semakin besar dan pertumbuhan ekonomi yang harus tetap berlanjut, maka diperkirakan penerimaan pajak masih bisa diharapkan dapat meningkat atau dengan kata lain potensi penerimaan pajak yang belum tergali masih cukup tinggi. Dalam periode penelitian, khusus untuk penerimaan PPN dan PPnBM mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2010 yang mencapai 16,50%. Pertumbuhan penerimaan PPN dan PPnBM terendah terjadi pada tahun 2009 dimana pertumbuhan penerimaan PPN dan PPnBM menurun sebesar 7,54 %. Sedangkan ratarata penerimaan PPN dan PPnBM selama periode penelitian adalah 12,58% setiap tahunnya. Dalam upaya peningkatan penerimaan pajak diperlukan suatu perencanaan yang dapat memperkirakan tingkat
penerimaan pajak yang wajar dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dewasa ini. Dari seluruh jenis penerimaan pajak yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak, rata-rata pertumbuhan penerimaan PPN dan PPnBM lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan Pajak Lainnya, Pajak Penghasilan (PPh) dan PBB. Oleh karena itu perlu dikaji faktor manakah yang dapat mempengaruhi jumlah penerimaan pajak, khususnya PPN dan PPnBM sehingga dapat dilakukan kebijakan yang tepat untuk meningkatkannya. Hal tersebut yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian dan dijadikan judul skripsi, yaitu Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Inflasi Terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di DKI Jakarta. Perumusan Masalah Penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk Mengetahui pengaruh bersama pertumbuhan ekonomi, dan tingkat inflasi terhadap realisasi penerimaan PPN&PPnBM di DKI Jakarta 2. Untuk mengetahui pengaruh masing- masing pertumbuhan ekonomi, dan tingkat inflasi terhadap realisasi penerimaan PPN&PPnBM di DKI Jakarta Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kondisi atau statistika realisasi penerimaan PPN & PPnBM, pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi di DKI Jakarta; 2. Mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi terhadap realisasi penerimaan PPN & PPnBM secara bersama sama; 3. Mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap realisasi penerimaan PPN & PPnBM dan mengetahui pengaruh tingkat inflasi terhadap realisasi penerimaan PPN & PPnBM. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode kuantitaif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat
melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Jenis data yang digunakan adalah sekunder Teknik yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini,yaitu : 1. Penelitian Kepustakaan (Literatur Research) Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang berkenaan. Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan landasan teori, konsep dan gambaran penelitian yang akan mendukung penelitian yang akan dilakukan penulis. 2. Penelitian Sekunder (secondary data) Sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa, catatan atau laporan historis yang telah tersusun oleh arsip yang dipublikasi dan tidak dipublikasi. HASIL DAN BAHASAN Uji ini dilakukan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam studi empiris. Analisis regresi linier berganda ini, dilakukan dengan Pertumbuhan Ekonomi (X 1 ) dan Inflasi (X 2 ) sebagai variabel bebas serta Realisasi Penerimaan PPN dan PPnBM (Y) sebagai variabel terikat. Rumus regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Realisasi Penerimaan PPN dan PPnBM = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + e
Tabel 8 Tabel Model Summary Persamaan Kuadrat Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) -6.198E11 3.830E12 -.162.872 Pertumbuhan Ekonomi (X1) 2.697E14 6.350E13.456 4.248.000.998 1.002 Inflasi (X2) -3.032E11 7.775E11 -.042 -.390.698.998 1.002 a. Dependent Variable: Realisasi PPN (Y) Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y =- 6.198x10 11 + 2.697x10 14 X 1-3.032x10 11 X 2 Keterangan : a) X 1 : Pertumbuhan Ekonomi b) X 2 : Inflasi c) Y : Realisasi Penerimaan PPN dan PPnBM Dari persamaan regresi linear berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Koefiensi regresi variabel Pertumbuhan Ekonomi (X 1 ) adalah sebesar 2.697x10 14, artinya jika variabel independen lain nilainya tetap atau nol dan nilai dari variabel Pertumbuhan Ekonomi mengalami kenaikan 1%, maka nilai dari variabel Realisasi PPN dan PPnBM akan mengalami kenaikan sebesar 2.697x10 14. Begitupula sebaliknya, jika variabel independen lain nilainya tetap atau nol dan nilai dari variabel Pertumbuhan Ekonomi mengalami penurunan 1%, maka nilai dari variabel Realisasi PPN dan PPnBM akan mengalami penurunan sebesar 2.697x10 14. Dalam
hal ini pengaruh dari variabel independen Pertumbuhan Ekonomi adalah berbanding lurus dengan variabel Realisasi PPN dan PPnBM, artinya semakin meningkat Pertumbuhan Ekonomi, maka Realisasi PPN dan PPnBM juga akan semakin meningkat, begitu pula sebaliknya. 2. Koefiensi regresi variabel Inflasi (X 2 ) adalah sebesar - 3.032x10 11, artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan nilai dari variabel Inflasi mengalami kenaikan 1%, maka nilai dari variabel Realisasi PPN dan PPnBM akan mengalami penurunan sebesar 3.032x10 11. Dalam hal ini variabel inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap realisasi PPN dan PPnBM sehingga tidak mempengaruhi penerimaan PPN dan PPnBM. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodness of fit). Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi variabel dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen di dalam garis regresi. Tabel 9 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted Square R Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.456 a.208.185 3.47630E12 1.799 a. Predictors: (Constant), Inflasi (X2), Pertumbuhan Ekonomi (X1) b. Dependent Variable: Realisasi PPN (Y) Sumber: pengolahan aplikasi SPSS 20.0 Dari hasil perhitungan Autokorelasi diatas diperoleh koefisien determinasi atau Adjusted R Square adalah 0.185 artinya 18,5 % variabel terikat yaitu Realisasi PPN (Y) variasinya dapat dijelaskan oleh variabel Pertumbuhan Ekonomi (X 1 ) dan Inflasi (X 2 ). Sisanya sebesar 81,5 % dijelaskan oleh variabel diluar variabel yang digunakan. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pengujian atas penyimpangan asumsi klasik yang telah dilakukan diatas diketahui bahwa model sudah dapat dinyatakan tidak mengandung penyimpangan terhadap lima asumsi klasik yang diujikan. Selanjutnya melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini. Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang dapat signifikan. Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka semua koefisein regresi harus diuji. Ada dua jenis hipotesis terhadap koefiesen regresi yang dapat dilakukan yang disebut dengan uji- F dan uji- t. Uji- F digunakan untuk menguji koefisen (slope) regresi secara bersama-sama sedang uji-t untuk menguji koefisen regresi, termasuk intercept secara individual. 1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, dan Inflasi secara bersama-sama terhadap Realisasi Penerimaan PPN dan PPnBM Uji F dilakukan untuk menguji koefisen slope regresi dari seluruh variabel bebas secara bersamasama. H 0 : β 2 = β 3 = 0 H 1 : β 2 β 3 0 Hipotesis yang digunakan dalam melakukan uji F adalah : 1) H 0 : Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Realisasi Penerimaan PPN dan PPnBM 2) H 1 : Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Realisasi Penerimaan PPN dan PPnBM Tabel 10 Pengujian F Test ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2.185E26 2 1.093E26 9.041.000 a Residual 8.338E26 69 1.208E25 Total 1.052E27 71
a. Predictors: (Constant), Inflasi (X2), Pertumbuhan Ekonomi (X1) b. Dependent Variable: Realisasi PPN (Y) Sumber: pengolahan aplikasi SPSS 20.0 Keputusan :Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi secara bersama-sama terhadap Realisasi PPN. (p-value 0.000< 0.05) Tolak Ho Dari tabel diatas menunjukkan nilai signifikansi adalah 0.000 yang bernilai kurang dari α = 0.05, oleh karena itu keputusan adalah Tolak H 0. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi secara bersama-sama terhadap Realisasi PPN. Uji T (Parsial) Tabel 11 Pengujian T ( Parsial) Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) -6.198E11 3.830E12 -.162.872 Pertumbuhan (X1) Ekonomi 2.697E14 6.350E13.456 4.248.000 Inflasi (X2) -3.032E11 7.775E11 -.042 -.390.698 a. Dependent Variable: Realisasi PPN (Y) Sumber: pengolahan aplikasi SPSS 20.0
1. Pertumbuhan Ekonomi (X 1 ) Hipotesis : Ho: β 2 = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pertumbuhan Ekonomi terhadap Realisasi PPN dan PPnBM Ha: β 2 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara Pertumbuhan Ekonomi terhadap Realisasi PPN dan PPnBM Keputusan : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pertumbuhan Ekonomi terhadap Realisasi PPN dan PPnBM (p-value 0.000 < 0.05) Tolak Ho Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara Pertumbuhan Ekonomi terhadap Realisasi PPN. 2. Inflasi (X 2 ) Hipotesis : Ho: β 3 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Inflasi terhadap Realisasi PPN dan PPnBM Ha: β 3 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara Inflasi terhadap Realisasi PPN dan PPnBM Keputusan : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Inflasi terhadap Realisasi PPN dan PPnBM (p-value 0.698 > 0.05) Menerima Ho Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Inflasi terhadap Realisasi PPN dan PPnBM.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Beberapa kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan periode Januari Desember sejak tahun 2007-2012 untuk mengetahui hubungan antara realisasi penerimaan PPN dan PPnBM dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi dirangkum adalah bahwa realisasi penerimaan pajak selalu mengalami fluktuasi setiap tahunnya namun terjadi penurunan penerimaan pada tahun 2009 sebesar 7,54%. Dalam periode penelitian, khususnya untuk penerimaan PPN dan PPnBM mengalami pertumbuhan tertinggi tahun 2010 yang mencapai 16,50 persen. Sedangkan rata-rata pertumbuhan penerimaan PPN dan PPnBM selama periode penelitian adalah 12,58 persen setiap tahunnya. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pertumbuhan ekonomi dengan realisasi penerimaan PPN dan PPnBM. Hal ini menunjukan adanya hubungan yang kuat, dimana semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka realisasi penerimaan PPN dan PPnBM akan semakin meningkat. Terhadap variabel inflasi, hasil analisis korelasi diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi dengan realisasi penerimaan PPN dan PPnBM. Berdasarkan koefisien determinasi, variabel Pertumbuhan ekonomi, dan inflasi berpengaruh terhadap Realisasi Penerimaan PPN dan PPnBM sebesar 18,5% dan sisanya sebesar 81,5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model. Berdasarkan Uji hipotesis secara simultan (uji F), Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi secara bersama-sama terhadap Realisasi PPN. Saran Dengan mengacu pada hasil analisis pada bab sebelumnya, maka penulis memberi saran-saran sebatas kemampuan penulis, oleh karena keterbatasan-keterbatasan tersebut, maka saran yang dapat penulis berikan untuk penelitian selanjutnya adalah dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan penerimaan PPN dan PPnBM selama periode penelitian adalah 12,58 persen setiap tahunnya. Hasil tersebut termasuk baik dan lebih baik jika DJP
Khususnya Kanwil DKI Jakarta tetap dapat mempertahankan target pertumbuhan di masa yang akan datang. Direktorat Jenderal Pajak sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu penggunaan inflasi sebagai alat proyeksi secara individu karena berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat inflasi secara individu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap realisasi penerimaan PPN dan PPnBM. Variabel makro ekonomi yang dijadikan variabel dalam penelitian ini hanya pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap realisasi penerimaan PPN dan PPnBM. Oleh karena itu, akan lebih baik jika DJP memperhatikan variabel-variabel makro ekonomi lainnya. REFERENSI Referensi Direktorat Jendral Pajak : http://www.pajak.go.id/ Badan Pusat Statistik : http://jakarta.bps.go.id/ Bappeda DKI Jakarta : http://www.bappedajakarta.go.id Deliarnov. (2007). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.0. Semaramg: Badan Penerbitan Universitas Diponogoro. Hasanah, E. U., & Sunyoto, D. (2012). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: CAPS. Iilyas, W. B., & Burton, R. (2008). Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat. Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Yogyakarta: Andi. Suandy, E. (2002). Hukum Pajak ( edisi kedua). Jakarta: Salemba Empat. Sukardji, U. (2008). Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukirno, S. (2012). Makroekonomi. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sunyoto, D. (2012). Prosedur Uji Hipotesis untuk Riset Ekonomi. Bandung: Alfabeta. Supranto, J. (2009). Statistik: Teori dan aplikasi. Jakarta: Erlangga. Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2010). Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Undang-undang Pajak Lengkap. (2013). Jakarta: Mitra Wacana Media. Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia ( edisi kesepuluh ). Jakarta: Salemba Empat. Faktor-faktor yang mempengaruhi, Mei (2009). dari : http://makalah-artikel-online.blogspot.com Rizky Aditya (2009) ANALISI PENGARUH DISKRIMINAN PENERIMAAN PPN DAN PPNBM DARI WILAYAH SUMATERA SELATAN dari : Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Saepudin (2008), PENERIMAAN PPN di Sumatera Utara dari : http://library.usu.ac.id/ Wahyudi (2007), PENGARUH TINGKAT BUNGA SIMPANAN DAN TINGKAT INFLASI INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN IHSG BURSA EFEK JAKARTA dari : http://binusmaya.binus.ac.id/ RIWAYAT PENULIS Embun Rahmawati lahir di kota Jakarta pada 25 Desember 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ekonomi Akuntansi pada tahun 2013.