BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika

dokumen-dokumen yang mirip
Zitny Karimatannisa, Fakultas Psikologi, UIN Maliki Malang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. numeric (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2001:5).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. perananya dalam menentukan variabel secara teliti. Selain itu ia juga

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan 4 Universitas Negeri dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61)

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adversity Quotient dan Problem Focused Coping berdasarkan jenis

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. empiric mengenai hubungan dalam masalah tersebut. Rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase. Laki-Laki % Perempuan % Total %

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menghafalkan al-qur an. Awal mula berdirinya PPTQ Nurul Furqon ini

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Tingkat Adversity Quotient Peserta Didik MTs Darul Karomah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Operasional Variabel Penelitian, (c) Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. pelaksanaan penelitian, adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. negeri yang bercirikan agama islam yang secara umum berada dibawah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan Disiplin lalu lintas. Peneliti mendeskripsikan skor Kontrol diri dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya

BAB III METODE PENELITIAN. numerical (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI REMAJA YANG MENYUKAI MUSIK ROK DENGAN REMAJA YANG MENYUKAI MUSIK JAZ

BAB IV. variabel terikat (Y) dan tiga variabel bebas (X 1, X 2, X 3 ). Variabel terikat (Y)

OLEH TIM ADVOKASI FE UNY

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kota Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PENYAJIAN DATA. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh yang signifikan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB IV PEMBAHASAN. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Swasta yang berada di DKI-Jakarta. Universitas Swasta yang. dimaksud adalah Universitas Mercu Buana.

A. Deskripsi Singkat Latar Belakang Obyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pelaksanaan Penelitian. 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

76 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian JAFEB-UB merupakan salah satu jurusan dari tiga jurusan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika dilihat dari usainya, JAFEB-UB adalah jurusan termuda (berdiri tahun 1977) dibandingkan dua jurusan lainnya, yakni Jurusan Manajemen serta Jurusan Ilmu Ekonomi. JAFEB-UB didirikan pada tahun 1977 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan NO 835/DJ/77. Selama sepuluh tahun pertama JAFEB-UB berada di bawah pembinaan Jurusan Akuntansi FE-UI dan telah mencapai berbagai kemajuan yang signifikan. Pada periode kepemimpinan Ketua jurusan yang pertama, JAFEB-UB telah secara luas membangun kerjasama dengan Jurusan Akuntansi PTN terkemuka di Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dan beberapa kantor akuntan publik dalam mengembangkan pengajaran yang relevan bagi para lulusannya. Visi JAFEB UB adalah: Menjadi pusat unggulan di bidang pendidikan dan riset akuntansi, dengan mendasarkan pada nilai-nilai profesional dan etika, untuk memberi manfaat yang besar bagi para stakeholders-nya.

77 Adapun Misi JAFEB UB adalah: 1. Menyelenggarakan pendidikan akuntansi (S1) yang berkualitas tinggi dan relevan dengan kebutuhan masyarakat pengguna, 2. Menyelenggarakan riset yang mendukung penyelenggaraan pendidikan akuntansi dan penerapan good governance baik di sektor publik maupun swasta, 3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan hasil pendidikan dan riset. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai JAFEB UB adalah: a. Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang akuntansi serta memiliki ketrampilan dasar riset untuk pengembangan ilmu akuntansi, b. Menghasilkan lulusan yang mampu menerapkan ilmu akuntansi dalam praktek di bidang profesi akuntansi dan pengabdian kepada masyarakat, c. Menghasilkan lulusan yang mampu bersikap profesional, etis dan relijius. B. Deskripsi Data Penelitian Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang telah dipilih sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi FEB pada semester genap tahun ajaran 2014/ 2015 adalah sejumlah 1181 mahasiswa (www.siakad.ub.ac.id). Seperti yang telah dijelaskan pada bab

78 sebelumnya, penelitian ini menggunakan metode survei yaitu dengan menyebarkan kuesioner di beberapa kelas perkuliahan. Peneliti memilih kelas perkuliahan yang diikuti oleh mahasiswa baru Jurusan Akuntansi FEB UB. Peneliti melakukan pengumpulan data selama kurang lebih dua minggu dengan menyebarkan kuesioner penelitian secara langsung. Jumlah kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya sebanyak 130 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 95 buah. Sedangkan kuesioner yang tidak kembali sebanyak 35 buah. Dengan demikian, tingkat respon rate dalam penelitian ini adalah 73%. Untuk mengetahui gambaran umum mengenai responden yang menjadi data penelitian ini, tabel-tabel berikut ini akan memberikan penjelasan secara menyeluruh berdasarkan beberapa komposisi tertentu. Tabel 4.1 di bawah ini memperlihatkan komposisi responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.1 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1. Laki-laki 29 30,5% 2. Perempuan 66 69,5% Sumber: Data Primer (diolah) Jumlah 95 100% Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden berdasarkan jenis kelamin berjumlah 95 orang. Komposisi dari 95 responden tersebut

79 adalah jenis kelamin laki-laki berjumlah 29 orang dengan persentase 30,5%. Sedangkan jenis kelamin perempuan berjumlah 66 orang dengan persentase 69,5%. Tabel 4.2 berikut menunjukkan komposisi responden yang menjadi objek penelitian berdasarkan umur responden. Tabel 4.2 Komposisi Responden berdasarkan Umur No Umur Jumlah Persentase 1. 18 tahun 33 35% 2. 19-20 tahun 54 57% 3. 21 tahun 8 8% Jumlah 95 100% Sumber: Data Primer (diolah) Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden berdasarkan umur berjumlah 95 orang. Komposisi dari 95 orang responden tersebut adalah umur antara 18 tahun berjumlah 33 orang dengan persentase 35%, umur 19-20 tahun berjumlah 54 orang dengan persentase 57%, dan umur antara 21 tahun berjumlah 8 orang dengan persentase 8%. Berdasarkan komposisi yang terbagi tiga tersebut, dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak berkisar antara umur 19 hingga 20 tahun dengan prosentase 57%.

80 C. Hasil Penelitian 1. Hasil uji validitas Dengan menggunakan rumus Rasio validitas isi (content validity ratio/ CVR), peneliti dibantu oleh 3 orang ahli (SME), dalam memberikan penilaian pada tiap aitem, sehingga diperoleh hasil dalam tabel berikut: Tabel 4.3 Rasio Validitas Isi Instrumen No item Nilai Valid/ Tidak Valid CVR (Gugur) 1 1 valid 2 0,3 valid 3 1 valid 4 1 valid 5 0,3 valid 6 1 valid 7 0,3 valid 8 1 valid 9 1 valid 10 0,3 valid 11 1 valid 12 0,3 valid 13 1 valid 14 1 valid 15 0,3 valid 16 1 valid 17 0,3 valid 18 1 valid 19 1 valid 20 1 valid 21 1 valid 22 1 valid 23 0,3 valid 24 1 valid 25 1 valid 26 1 valid 27 1 valid 28 0,3 valid

81 Tabel 4.3 Rasio Validitas Isi Instrumen (Lanjutan) 29 1 valid 30 1 valid 31 1 valid 32 1 valid 33 1 valid 34 1 valid 35 1 valid 36 1 valid 37 0,3 valid 38 1 valid 39 1 valid 40 1 valid Karena angka CVR bergerak antara -1.00 sampai +1.00. Bilamana CVR > 0,00 berarti bahwa 50% lebih dari SME dalam panel menyatakan aitem adalah esensial. Semakin lebih besar CVR dari angka 0, maka semakin esensial dan semakin tinggi validitas isinya. Sehingga dapat disimpulkan seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Sebaran Aitem Validitas Kecerdasan Emosional Ranah Kecerdasan Emosi Intrapribadi Antarpribadi Penyesuaian diri Pengandalian stres Suasana hati umum Aitem Valid Aitem Tidak Valid Total Favourable Unfavourable Favourable Unfavourable Aitem gugur 1,3,5,8,9, 10,11,12 2,4,6,7,13 - - - 14,16,18, 19,20,21 15,17 - - - 22,25,27, 28 23,24,26,29 - - - 30,32,33, 34 31,35 - - - 36,37,38, 40 39 - - -

82 Bedasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dari 40 aitem kecerdasan emosional diperoleh hasil 40 aitem yang valid dan 0 aitem yang tidak valid. Tabel 4.5 Validitas Aitem Strategi Coping Stres Emotional Focused Coping Valid/ No Nilai Tidak item CVR Valid (Gugur) Problem Focused Coping No item Nilai CVR Valid/ Tidak Valid (Gugur) 1 1 valid 20 1 valid 2 0,3 valid 21 1 valid 3 1 valid 22 0,3 valid 4-0 Tidak valid 23 1 valid 5 0,3 valid 24 0,3 valid 6 1 valid 25 1 valid 7 1 valid 26 0,3 valid 8 0,3 valid 27 0,3 valid 9 1 valid 28 0,3 valid 10 1 valid 29 1 valid 11 1 valid 30 1 valid 12 1 valid 31 1 valid 13 1 valid 32 1 valid 14 1 valid 33 0,3 valid 15 1 valid 34 0,3 valid 16 1 valid 17 1 valid 18 1 valid 19 1 valid

83 Tabel 4.6 Sebaran Aitem Validitas Strategi Coping Stres Bentuk Strategi Emotional Focused Coping Problem Focused Coping Aitem Valid Aitem Tidak Valid Total Unfavourablfavourable Un- Aitem Favourable gugur Favourable 1,2,4,5,7, 9,10,11,13, 14,16,17,18, 19 20,21,22,24, 26,28,29,30, 31,32,33 3,6,8,12,1 5 23,25,27,3 4 4-1 - - - Berdasakan tabel diatas diketahui bahwa, pada strategi emotional focused coping dengan 19 aitem terdapat satu aitem yang tidak valid yakni aitem no 4. Sedangkan pada strategi problem focused coping, dari 15 aitem yang disebarkan diperoleh 0 aitem yang tidak valid. 2. Reliabilitas Hasil dari pengukuran reliabilitas kecerdasan emosi dan strategi coping stres menggunakan rumus Alfa (α) Cronbach dengan bantuan program SPSS, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Pengujian Reliabilitas Instrumen Skala Koefisien Reliabilitas (α) Kategori Kecerdasan Emosi 0,751 Tinggi Strategi coping Stres Emotional Focused Coping Problem Focused Coping 0.111 Rendah 0,677 Tinggi

84 Sehingga disimpulkan bahwa pada mahasiswa baru UB Malang memiliki: a. Kecerdasan emosi dengan koefisien reliabilitas Alfa (α) sebesar 0,751 termasuk pada kategori reliabilitas tinggi. b. Emotional focused coping dengan koefisien reliabilitas Alfa (α) sebesar 0,111 termasuk pada kategori reliabilitas rendah. c. Problem focused coping dengan koefisien reliabilitas Alfa (α) sebesar 0,677 termasuk pada kategori reliabilitas tinggi. 3. Tingkat Kategorisasi a. Tingkat kecerdasan emosi: Berdasarkan mean, varians, dan standar deviasi pada kecerdasan emosi, maka diperoleh tingkat kecerdasan emosi sebagai berikut: Tabel 4.8 Mean, Varian, dan Standar Deviasi Kecerdasan Emosional Mean Varian SD Jumlah Aitem 116,3053 61,257 7,82668 40 Tabel 4.9 Kategorisasi Kecerdasan Emosional Kategori Batas Nilai Frekuensi Prosentase Tinggi 124 23 24% Sedang 124 > x 109 58 61% Rendah <109 14 15% Jumlah 95 100%

85 Dari hasil tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki kategori kecerdasan emosi sedang dengan rincian, 23 mahasiswa dengan tingkat kecerdasan tinggi dengan prosentase 24%, tingkat sedang sebanyak 58 mahasiswa dengan prosentase 61%, dan sisanya 14 mahasiswa berada pada kategori kecerdasan emosi rendah dengan prosentase 15 %. b. Strategi coping stres Strategi coping stres dalam pelaksanaannya terbagi atas 2 macam yakni emotional focused coping dan problem focused coping, maka dapat dimasukkan pada kategorisasi bukan jenjang (nominal). Sehingga untuk memperoleh kategori yang dikehendaki diperlukan skor z yang berguna untuk menentukan kategorisasi. Hasil dari kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Kategorisasi Strategi Coping Strategi Mean SD N Prosentase Emotional Focused Coping Problem Focused Coping 49,9895 2,95172 45 47% 43,7579 3,85292 50 53% Jumlah 95 100% Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mahasiswa baru yang termasuk kedalam kategori emotional focused coping sebanyak 45 orang dengan prosentase 47%. Dan mahasiswa baru

86 yang termasuk dalam kategori problem focused coping sebanyak 50 orang dengan prosentase 53%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa baru JAFEB UB malang menggunakan strategi problem focused coping dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungannya. 4. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan strategi coping stres a. Hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan emotional focused coping (EFC) dengan bantuan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.11 Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Emotional Focused Coping Kecerdasan Emosional Emotional Focused Coping Kecerdasan Pearson corelation 1 0,241 Emosional Sig. (2-tailed) 0,018 N 95 95 Emotional Focus Pearson corelation 0,241 1 Coping Sig. (2-tailed) 0,018 N 95 95 *korelasi signifikan pada level 0,05. Hasil analisis korelasi product moment Pearson antara kecerdasan emosi dengan emotional focused coping (EFC) menghasilkan nilai r sebesar 0,241 dengan taraf signifikansi p=0,018 (p<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan signifikan pada taraf rendah, antara kecerdasan emosi dengan emotional focused coping.

87 b. Hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan Problem focused coping (PFC) Tabel 4.11 Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Problem Focused Coping Kecerdasan Emosional Problem Focused Coping Kecerdasan Pearson corelation 1 0,553 Emosional Sig. (2-tailed) 0,000 N 95 95 Problem Focus Pearson corelation 0,553 1 Coping Sig. (2-tailed) 0,000 N 95 95 *korelasi signifikan pada level 0,01. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dengan problem focused coping, dengan koefisisien korelasi (r) sebesar 0,553, dengan taraf signifikansi p=0.000 (p<0,01), artinya kecerdasan emosi memiliki hubungan erat sebesar 55,3% terhadap problem focused coping. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan strategi coping stres pada mahasiswa baru JAFEB UB Malang diterima. D. Pembahasan Pada masa remaja, fisik seorang anak tumbuh menjadi dewasa. Pertumbuhan anak menjelang dan selama masa remaja ini menyebabkan tanggapan masayarakat yang berbeda pula. Mereka diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab orang dewasa, tetapi karena antara

88 pertumbuhan fisik dan kematangan psikisnya masih terdapat jarak yang cukup lebar, maka remaja sering mengalami kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial yang menyebabkan frustasi dan konflik-konflik batin (yang dapat mengakibatkan stres), terutama apabila tidak ada pengertian dari pihak orang dewasa (Monks, 2002: 268). Kecerdasan emosional merupakan kesiapan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungannya, baik itu dengan memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikirnya (coping stres). Namun pada mahasiswa, yang sedang memasuki masa transisi dari remaja ke dewasa, mereka telah menghadapi tuntutan untuk memantapkankan pendirian hidup dari lingkungannya. Mereka dituntut untuk mandiri dan dapat menyesuaikan diri secara efektif dengan sekitarnya. Ketakutan akan kegagalan dalam sebuah dunia yang berorientasi pada kesuksesan seringkali menjadi alasan untuk stres dan depresi diantara mahasiswa universitas. Tekanan untuk sukses di universitas, mendapatkan pekerjaan yang sangat baik dan menghasilkan uang yang banyak adalah suatu hal yang sangat berpengaruh pada sebagian besar mahasiswa. Dengan demikian, maka tampak jelas bahwa kecerdasan emosi serta pemilihan strategi coping yang tepat sangat dibutuhkan oleh sebagian besar mahasiswa dimanapun.

89 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa mahasiswa JAFEB UB berada dalam kategori kecerdasan emosional tinggi sebesar 24 %, tingkat sedang sebesar 61%, dan tingkat rendah sebesar 15%. Dengan demikian disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa telah terbekali dengan kecerdasan emosi yang cukup ketika memasuki institusi tempat penelitian ini dilakukan. Hasil ini sesuai dengan pendapat Yusuf (2004: 197), yang menyatakan bahwa remaja yang dalam proses perkembangannya berada dalam iklim yang kondusif, cenderung akan memperoleh perkembangan emosinya secara matang, terutama pada masa remaja akhir. Kematangan emosi ini ditandai oleh: (1) adekuasi emosi: cinta kaih, simpati, altruis, respek, dan ramah; (2) mengendalikan emosi: tidak mudah tersinggung, tidak agresif, bersikap optimis dan tidak pesimis (putus asa), dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mahasiswa baru, yang termasuk kategori emotional focused coping sebanyak 45 orang dengan prosentase 47%. Dan mahasiswa baru yang termasuk dalam kategori problem focused coping sebanyak 50 orang dengan prosentase 53%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa baru JAFEB UB malang menggunakan strategi problem focused coping dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungannya. Mengenai hasil tersebut, Rutter (1983) menyatakan bahwa, tidak ada satupun metode yang dapat digunakan untuk semua situasi stres. Tidak ada strategi coping yang paling berhasil. Strategi coping yang paling efektif adalah strategi yang sesuai

90 dengan jenis stres dan situasi. Hal senada diungkapkan juga oleh Taylor (1991), bahwa keberhasilan coping lebih tergantung pada penggabungan strategi coping yang sesuai dengan ciri masing-masing kejadian yang penuh stres, daripada mencoba menemukan satu strategi coping yang paling berhasil (Smet, 1994: 145-146). Mengenai pemilihan coping tersebut, Lazarus dan Folkman (1984) bahkan menyatakan, bahwa coping yang efektif adalah coping yang membantu seseorang untuk menoleransi dan menerima situasi menekan, serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (Wulandari, tanpa tahun). Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa apapun coping yang digunakan oleh seseorang (mahasiswa), selama coping tersebut berhasil menoleransi dan menerima situasi menekan, maka coping tersebut adalah coping yang efektif. Penelitian ini telah membuktikan kedua hipotesis minor yakni: dengan analisis korelasi product moment Pearson, hasil yang ditunjukkan antara kecerdasan emosi dengan emotional focused coping (EFC) adalah nilai r sebesar 0,241 dengan taraf signifikansi p=0,018 (p<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan positif pada taraf rendah, antara kecerdasan emosi dengan emotional focused coping. Kemudian hasil dari hubungan antara kecerdasan emosi dengan problem focused coping, adalah koefisisien korelasi (r) sebesar 0,553, dengan taraf signifikansi p=0.000 (p<0,01), artinya kecerdasan emosi memiliki hubungan positif sebesar 55,3% terhadap problem focused coping. Hubungan yang lebih signifikan antara kecerdasan emosional dengan problem focused coping ini

91 mendukung penelitian yang dilakukan oleh Saptoto (2010: 13-22), yang menunjukkan hasil bahwa analisis korelasi product moment dari Pearson antara kecerdasan emosional dengan PFC, menunjukkan r= 0,302 dengan taraf signifikansi p= 0,006 (p< 0,01), yang berarti terdapat hubungan positif diantara keduanya. Sedangkan hubungan kecerdasan emosional dengan EFC yang diuji dengan statistik nonparametrik menggunakan teknik korelasi Spearmen, menghasilkan taraf signifikansi p= 0,337 (p>0,05), yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan diantara keduanya. Hubungan yang positif dari kedua hipotesis minor tersebut, maka menunjukkan bahwa hipotesis mayor telah diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional mahasiswa baru, akan semakin tinggi pula strategi coping stresnya. Semakin rendah kecerdasan emosional mahasiswa baru, akan semakin rendah pula strategi coping stresnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Craig (2004: 25) yang menyatakan bahwa, orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi mampu mengasimilasi tingkat stres yang tinggi dan mampu berada disekitar orang-orang pencemas tanpa menyerap dan meneruskan kecemasan tersebut. Selain itu, orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi mempunyai kualitas belas kasih, mendahulukan kepentingan orang lain, disiplin diri, optimis, fleksibilitas dan kemampuan memecahkan berbagai masalah dan menangani stres. Selanjutnya, Goleman (1997: 45) juga menambahkan bahwa, kecerdasan emosi adalah

92 kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan (stres), mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Dengan demikian bagi setiap mahasiswa, selain meningkatkan kemampuan kognitif perlu dikembangkan juga kecerdasan emosionalnya, karena kesuksesan seseorang tidak cukup hanya dengan berbekal kecerdasan intelektualnya saja. Daniel Goleman (1997: 44), menyebutkan bahwa disamping kecerdasan intelektual terdapat faktor-faktor lain yang membantu seseorang sukses, diantaranya kecerdasan emosional (EQ). Bahkan secara khusus dikatakan bahwa kecerdasan emosional lebih berperan dalam kesuksesan dibandingkan kecerdasan intelektual. Setinggitingginya IQ hanya menyumbang 20% terhadap kesuksesan dalam pekerjaan, sisanya ditentukan oleh EQ atau faktor-faktor lain di luar IQ. Goleman juga mengatakan bahwa kemampuan kognitif mengantarkan seseorang ke "pintu gerbang suatu perusahaan", tetapi kemampuan emosional membantu seseorang untuk mengembangkan diri setelah diterima bekerja dalam sebuah perusahaan. EQ merupakan faktor yang sama pentingnya dengan kombinasi kemampuan teknis dan analisis untuk menghasilkan kinerja optimal. Semakin tinggi jabatan seseorang dalam suatu perusahaan, semakin krusial peran EQ.