BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun walaupun. tidak sebanyak kematian yang disebabkan oleh malnutrisi dan

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

Perencanaan Program Kesehatan: na i lisis M asa h a Kesehatan Tujuan Metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia dengan 9% (variasi 3-

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

BAB I PENDAHULUAN. tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan.

UPAYA PROMOSI DAN PREVENTIVE KESEHATAN BAYI DAN ANAK

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN. n % n % Total % %

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B Virus

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).


BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

INFORMED CONCENT. Lampiran : Satu lembar. Ayah dalam Pemberian Imunisasi pada Anak di Klinik Sari Medan Tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa (Wijaya, 2005). tergolong rendah, 11 juta anak di bawah 5 tahun meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN PENATALAKSANAAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk pada tahun 2000 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia

GAMBARAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI BPS BAHAGIA SURAKARTA. Anna Uswatun Qoyyimah 1,Soetarmi 2

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. DBD (Nurjanah, 2013). DBD banyak ditemukan didaerah tropis dan subtropis karena

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN TUBERKULOSIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aset berharga, tidak hanya bagi individu tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dari segi ekonomi dikatakan bahwa pencegahan adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU TERHADAP KEPATUHAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI RS SARTIKA ASIH BANDUNG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Karakteristik responden berdasarkan umur dari mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2009 adalah umur 22 tahun sebanyak 38 orang (58 %), umur 21 tahun sebanyak 20 orang (30 %), umur 23 tahun sebanyak 4 orang (6 %), 20 tahun sebanyak 3 orang (5 %) dan 24 tahun 1 orang (1 %). Data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Distribusi data berdasarkan umur ( n = 66 ) Umur Jumlah Persentase Jumlah Persentase (%) 22 38 58 21 20 30 23 4 6 20 3 5 24 1 1 Jumlah 66 100 4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dari mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2009 adalah yang terbanyak perempuan yakni berjumlah 49 orang (74 %), dan laki-laki 17 orang (26 %). 30

Data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Distribusi Data Berdasarkan Jenis Kelamin ( n = 66 ) Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Perempuan 49 74 Laki-laki 17 26 Jumlah 66 100 4.1.3 Cakupan vaksinasi Hepatitis B Responden yang mengikuti vaksinasi Hepatitis B adalah sebanyak 44 orang (67 %) dan repsonden yang tidak melakukan vaksinasi Hepatitis B sebanyak 22 orang (33 %). Data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Cakupan Vaksinasi Hepatitis B ( n = 66 ) No Pelaksanaan vaksinasi Frekuensi Cakupan (%) 1. Yang ikut melakukan vaksinasi 2. Yang tidak melakukan vaksinasi 44 67 22 33 Jumlah 66 100 4.1.4 Alasan Dari mahasiswa yang telah melakukan vaksinasi dan yang tidak melakukan mereka mempunyai beberapa alasan yang mendasarinya. 31

4.1.4.1 Alasan Yang tidak melakukan vaksinasi Hepatitis B Responden yang tidak melakukan vaksinasi Hepatitis B dengan alasan tidak ada biaya sebanyak 10 orang (45 %), belum akan praktik klinik sebanyak 5 orang (22 %), merasa belum perlu sebanyak 4 orang (18 %), sibuk 1 orang (5 %), merasa sehat 1 orang (5 %), dan tidak tertarik 1 orang (5 %). Data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Distribusi Alasan dari Yang Tidak Melakukan Vaksinasi ( n = 22 ) No Alasan Frekuensi Persentase (%) 1. Tidak ada biaya 10 45 2. Belum akan 5 22 praktik klinik 3. Merasa belum 4 18 perlu 4. Sibuk 1 5 5. Merasa sehat 1 5 6. Tidak tertarik 1 5 Jumlah 22 100 4.1.4.2 Alasan melakukan vaksinasi Hepatitis B Responden yang telah melakukan vaksin Hepatitis B dengan alasan yang mendukung pelaksanaannya yakni mencegah Hepatitis B sebanyak 24 orang (55 %), persiapan praktik klinik sebanyak 7 orang (16 %), memberikan kekebalan pada tubuh sebanyak 4 orang (9 %), pra syarat praktik klinik sebanyak 3 orang (7 %), melindungi bahaya Hepatitis B sebanyak 2 orang (5 %), untuk 32

keamanan saat memberikan perawatan pada pasien 1 orang (2 %), program SMF 1 orang (2 %), supaya sehat 1 orang (2 %), dan booster 1 orang (2 %). Data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5. Distribusi Alasan dari Yang Melakukan Vaksinasi ( n = 44 ) No Alasan Frekuensi Presentase (%) 1. Mencegah 24 55 Hepatitis B 2. Persiapan praktik 7 16 klinik 3. Memberikan 4 9 kekebalan pada tubuh 4. Pra syarat praktik 3 7 klinik 5. Melindungi 2 5 bahaya Hepatitis B 6. Untuk keamanan saat memberikan 1 2 perawatan pada pasien 7. Program SMF 1 2 8. Supaya sehat 1 2 9. Booster 1 2 Jumlah 44 100 Cakupan vaksinasi yang rendah menjadi indikator terjadinya kematian. Oleh karena itu salah satu program yang telah terbukti efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian adalah vaksinasi. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu angka cakupan vaksinasi tidak mencapai 100 % karena, dari responden yang tidak mengikuti ada beberapa alasan yang mendasari. 33

4.2. Pembahasan 4.2.1 Cakupan vaksinasi Hepatitis B Didapatkan bahwa cakupan vaksinasi Hepatitis B pada mahasiswa FIK angkatan 2009 yang melakukan adalah 44 responden (67 %) dan 22 responden (33 %) tidak melakukan vaksinasi. Penelitian Ozdelikara dkk. (2008) di Turkey, mengharuskan seluruh petugas kesehatan untuk melakukan vaksinasi terhadap virus Hepatitis B agar mengurangi risiko penularan Hepatitis B. Semua fasilitas medis disarankan untuk dilakukan profilaksis terhadap petugas kesehatan yang berpotensi mengalami luka karena melakukan tindakan medis. Petugas kesehatan harus menerima pelatihan untuk kewaspadaan dalam meningkatkan keselamatan pasien dan penyedia kesehatan. Sebuah studi lokal yang dilakukan oleh Waluyanti (2009) mengenai analisis faktor kepatuhan imunisasi di Kota Depok menyimpulkan bahwa angka cakupan imunisasi lengkap menjadi rendah karena angka cakupan imunisasi Hepatitis B pada usia 0-7 bulan yang rendah (38 %). Sedangkan angka cakupan imunisasi yang lain mengalami peningkatan. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi kepatuhan imunisasi tidak dapat dibuktikan yaitu faktor karakteristik individu seperti karakteristik demografi dan sikap ibu. Selain itu, interaksi individu ibu dengan profesi kesehatan juga tidak terbukti bermakna bagi kepatuhan imunisasi bayi. Sedangkan faktor jaminan kesehatan dan respon terhadap imunisasi mempunyai hubungan bermakna dengan kepatuhan imunisasi. 34

Menurut hasil penelitian Askarian dkk. (2012) di Shiraz Iran, menunjukkan bahwa keseluruhan vaksinasi Hepatitis B tinggi di kalangan mahasiswa. 95 % mahasiswa kedokteran gigi, 75 % mahasiswa keperawatan dan kebidanan melakukan vaksinasi karena prihatin mengenai resiko penularan virus yang ditularkan melalui darah. Sementara itu Ibtissam dkk. (2013) di Lebanon juga membuktikan dalam penelitiannya terhadap petugas kesehatan dan mahasiswa keperawatan mengenai berbagai vaksinasi bagi petugas kesehatan seperti Hepatitis B, Diphtheria Tetanus-Polio, dan influenza. Cakupan vakinasi untuk Hepatitis B mencapai 88 %, 58 % untuk Difteri Tetanus-Polio, dan untuk influenza 48 %. Hal ini membuktikan bahwa rumah sakit tidak menjamin perawatan yang optimal sehingga perlu untuk mencegah bahaya dalam lingkungan kerja bagi petugas kesehatan yang melakukan pendekatan komprehensif. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh petugas kesehatan diharuskan untuk melakukan vaksinasi terhadap virus Hepatitis B agar mengurangi risiko penularan Hepatitis B. Seperti yang telah dipaparkan di atas, sebagian besar mahasiswa keperawatan dan kebidanan melakukan vaksinasi karena prihatin mengenai resiko penularan virus Hepatitis B. Namun, fakta yang ditemukan dalam penelitian ini adalah belum semua mahasiswa PSIK angkatan 2009 FIK UKSW mengikuti program vaksinasi. 35

4.2.2 Alasan yang mendasari mahasiswa tidak melakukan vaksinasi Hepatitis B Dari 33 % mahasiswa tidak melakukan vaksinasi Hepatitis B karena mempunyai beberapa alasan: tidak ada biaya (45 %) ; belum akan praktik klinik (22 %); merasa belum perlu (18 %); sibuk (5 %); sudah merasa sehat (5 %), dan tidak ada ketertarikan dalam melakukan vaksinasi (5 %). Berdasarkan alasan di atas, faktor tidak ada biaya mempunyai nilai prosentase tinggi yaitu 45 %, dan menjadi kendala utama terhadap tindakan vaksinasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Butsashvili dkk. (2012) di Georgia yang mengatakan biaya selalu menjadi penghambat dalam setiap inisiatif pelaksanaan vaksin. Beberapa rumah sakit di negara tetangga telah mengidentifikasi petugas yang rentan terhadap Hepatitis B untuk divaksinasi. Dengan adanya skrining dan program vaksin, memberikan biaya yang dapat dijangkau oleh petugas kesehatan mengingat jumlah petugas kesehatan yang relatif besar terkena Hepatitis B. Penelitian Butsashvili dkk, memperkuat pentingnya vaksinasi Hepatitis B di antara petugas kesehatan yang sudah jelas manfaat terhadap perlindungan diri. Studi ini membawa kita untuk merekomendasikan pendidikan dan penyuluhan terhadap petugas kesehatan yang menyadari pentingnya manfaat dari vaksinasi Hepatitis B. Fakta lain yang disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sotiriadis dkk. (2012) menyimpulkan bahwa tinggal di daerah pedesaan dan penghasilan keluarga rendah merupakan faktor penghambat dalam pelaksanaan vaksinasi. 36

Beberapa alasan responden terkait dengan merasa sehat sehingga tidak melakukan vaksinasi berkaitan dengan pengetahuannya. Capolongo (2006) dan Yamazhan (2011), mengungkapkan bahwa salah satu alasan penting seseorang mengambil keputusan dalam melakukan tindakan vaksinasi yaitu pengetahuan tentang vaksin. Beberapa responden merasa bahwa kondisi kesehatan mereka baik dan terlindungi. Responden mengaku pernah melakukan tes darah dan mendapatkan hasil HbsAg negatif. Hal ini membuat mereka merasa sudah sehat dan tidak perlu melakukan vaksinasi sehingga karakteristik pribadi (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan dan daerah tempat tinggal) berperan penting dalam pengambilan keputusan (Ward & Draper, 2006). Menurut Capolongo dkk. (2006) promosi atau informasi yang akurat mengenai manfaat vaksinasi juga perlu untuk menjadi bahan pertimbangan dalam publikasi vaksinasi sehingga lebih menarik perhatian. Dari alasan responden yang tidak mengikuti pelaksanaan vaksinasi perlu menjadi perhatian bagi kita dalam menjalankan program vaksinasi terkait dengan masalah biaya adalah merasa belum perlu dan tidak tertarik. Alasan yang dipaparkan tampak bahwa tindakan vaksinasi ini terkait dengan pengetahuan mengenai bahaya Hepatitis B dan vaksinasi Hepatitis B. Beberapa responden mengganggap bahwa vaksinasi merupakan sesuatu yang belum perlu dilakukan padahal sudah terbukti bahwa vaksinasi Hepatitis B penting bagi petugas kesehatan dalam menekan angka kesakitan dan kematian akibat Hepatitis B baik untuk bagi diri sendiri maupun pasien. Namun, pada penelitian ini tidak dibahas tentang 37

tingkat pengetahuan. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan bagi pihak yang berperan penting dalam hal ini SMF selaku penyelenggara program vaksinasi untuk melakukan pendidikan dan penyuluhan terhadap mahasiswa keperawatan terkait dengan bahaya Hepatitis B, manfaat vaksinasi dan merencanakan sistem pembiayaan yang efektif bagi peserta vaksinasi. 4.2.3 Alasan yang mendasari mahasiswa melakukan vaksinasi Hepatitis B Nilai cakupan dari yang melakukan vaksinasi adalah 67 %, dengan alasan-alasan responden yang mengikuti pelaksanaan vaksinasi Hepatitis B dengan jumlah 44 responden yang terdiri dari beberapa alasan yang mendasarinya. Mencegah Hepatitis B 24 orang (55 %); persiapan praktik klinik 7 orang (16 %) ; memberikan kekebalan pada tubuh 4 orang (9 %) ; pra syarat praktik klinik 3 orang (7 %) ; melindungi bahaya Hepatitis B 2 orang (5 %); untuk keamanan saat memberikan perawatan pada pasien 1 orang (2 %) ; program SMF 1 orang (2 %) ; supaya sehat 1 orang (2 %) ; pernah melakukan vaksinasi Hepatitis B (Booster) 1 orang (2 %). Prosentase tertinggi dari alasan pelaksanaan vaksinasi adalah 45 %, yaitu mencegah Hepatitis B di lingkungan dimana kita berada. Fakta lain dari alasan yang mendasari vaksinasi Hepatitis B didapatkan dalam penelitian Saffar dkk. (2007) di Iran, efektivitas vaksinasi Hepatitis B secara umum baik bagi semua kelompok usia dalam mengurangi prevalensi dan kejadian infeksi Hepatitis B. 38

Alasan yang terkait dengan menyadari akan bahaya Hepatitis B dan pencegahan dini dapat dilihat dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wang dkk (2009) di California, didapatkan bahwa lebih dari dua pertiga siswa yang rentan Hepatitis B sepakat bahwa perilaku mereka saat ini sangat berisiko, baik dalam pola hidup maupun cara masing-masing individu dalam mencegah penyakit dan hanya setengah dari mereka yang khawatir tentang penularan Hepatitis B. Temuan ini menunjukkan bahwa siswa rentan berada dalam bahaya tertular Hepatitis B. Askarian dkk. (2012) mendapatkan bahwa 66 % mahasiswa kedokteran gigi menyatakan sangat prihatin tentang risiko penularan infeksi virus yang ditularkan melalui darah pada petugas kesehatan, terlebih dalam merawat pasien. Seperti yang telah dibahas mengenai alasan-alasan yang mendasari pelaksanaan vaksinasi Hepatitis B bahwa pelaksanaan vaksinasi dipengaruhi oleh beberapa perilaku seperti memiliki pengetahuan yang terbatas, sikap negatif terhadap vaksinasi, takut suntik dan alasan pribadi. Hal ini menyebabkan melemahnya tindakan vaksinasi (Nikula, dkk, 2009). Dapat disimpulkan bahwa responden yang melakukan vaksinasi Hepatitis B sudah mengetahui bahaya dari penyakit tersebut dan menyadari akan manfaat vaksinasi Hepatitis B. 39

4.2.4 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah: Penelitian ini hanya mengkhususkan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2009, dikarenakan angkatan 2008 sudah banyak yang lulus dan angkatan 2010 sudah melakukan vaksinasi namun belum menyelesaikan keseluruhan program vaksinasi. Sehingga, penting untuk dilakukan evaluasi berkelanjutan terkait dengan program vaksinasi agar dapat mengetahui jumlah cakupan dari setiap angkatan. 40