BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian"

Transkripsi

1 21 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 5.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : o Penularan melalui darah o Penggunaan Jarum Suntik o Penularan melalui hubungan seksual o Riwayat ibu terinfeksi HCV Hepatitis C o Peminum Alkohol o Penggunaan Tato dan Tindik o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 5.2 Definisi Operasional Penularan melalui darah adalah pemaparan melalui media darah dan cairan tubuh yang terkontaminasi virus hepatitis C, seperti transfusi darah yang tidak diskrining yang terinfeksi HCV dan produk-produknya, transplantasi organ dari donor pengidap hepatitis C, dan pengguna obat bius dengan suntikan intravena Penggunaan jarum suntik adalah seseorang yang pernah menggunakan atau memakai atau mendapatkan perlakuan dengan jarum suntik untuk pengobatan ataupun terapi Penularan melalui hubungan seksual adalah penyebaran atau penularan virus HCV yang ditularkan melalui kontak alat kelamin ataupun melakukan hubungan senggama dengan lawan jenis ataupun sesama jenis.

2 Riwayat ibu terinfeksi HCV adalah ibu dari seseorang tersebut pernah atau sedang mengalami infeksi virus hepatitis B ketika sedang mengandung ataupun selama proses kelahiran seorang bayi Peminum alkohol seseorang yang pernah dengan sengaja meminum alkohol lebih dari sepuluh kali, kurang dari tiga bulan selama satu tahun Penggunaan tato dan tindik adalah seseorang yang ada atau sudah pernah ada tato atau tindikan di bagian anggota tubuhnya. Tato adalah tinta ataupun pigmen yang dimasukkan ke dalam kulit menggunakan jarum untuk seni tubuh artistik yang dibuat sesuai dengan kehendak seseorang. Tindik adalah tindakan menempelkan suatu perhiasan di tubuh seseorang dengan melubangi kulit atau bagian tubuh agar perhiasan tersebut menempel Riwayat operasi adalah seseorang yang pernah dioperasi atau di bedah di salah satu bagian tubuhnya. 5.3 Variabel dan Alat Ukur VARIABEL ALAT UKUR CARA UKUR HASIL UKUR Penularan Melalui Darah Penggunaan jarum suntik Penularan melalui hubungan seksual Riwayat Ibu terinfeksi HCV Peminum Alkohol Penggunaan Tato dan Tindik Riwayat Operasi Jenis Kelamin Umur Data Rekam Medik Melihat Data Rekam Medik -Pernah -Tidak Pernah -Pernah -Tidak Pernah -Pernah -Tidak Pernah -Ada -Tidak Ada -Ya -Tidak -Ada -Tidak Ada -Pernah -Tidak Pernah Kategori: -Laki-laki -Perempuan ( 17) (18-40) ( 41) SKALA UKUR Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Ordinal

3 Hipotesis Penelitian Ada hubungan antara beberapa faktor risiko terhadap terjadinya penyakit hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun

4 24 BAB 4 METODE PENELITIAN 9.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif analitik dengan desain cross sectional study. Data dikumpulkan dari rekam medik pasien, untuk mengetahui hubungan antara beberapa faktor risiko terhadap terjadinya penyakit hepatitis C. 9.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini akan dilakukan mulai pada bulan Juli 2014 sampai dengan Desember Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah seluruh rekam medik pasien penderita penyakit hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sejak tahun Jenis sampel yang digunakan adalah total sampling, dimana penentuan sampel dengan mengambil seluruh populasi sebagai subjek penelitian. Kriteria Inklusi: semua pasien hepatitis C yang telah terdiagnosa dengan anti-hcv positif. Kriteria Eksklusi: penderita hepatitis yang tidak ada pemeriksaan anti HCV. 9.4 Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh dengan melihat data sekunder pasien hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun Setelah mendapatkan rekam medik, dilakukan pencatatan data karakteristik penderita hepatitis C serta faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan hepatitis C.

5 Pengolahan dan Analisis Data Karakteristik data dan semua variabel yang diteliti, disajikan dalam bentuk tabel untuk dianalisis. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows.

6 26 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 14.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Kota Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Pemerintah dengan Kategori Kelas A. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk Wilayah Sumatera yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran. RSUP H. Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi medik, kardiovaskular, mikrobiologi), pelayanan penunjang non-medis (instalasi gizi, farmasi, Central Sterilization Supply Depart (CSSD), bioelektrik medik, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS)), dan pelayanan nonmedis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil pemulasaraan jenazah) 14.2 Hasil Penelitian Pada penelitian ini telah diambil data rekam medik dari pasien penderita penyakit hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sejak tahun sebanyak 32 buah. Dari keseluruhan rekam medik tersebut, karakteristik yang diamati adalah jenis kelamin, rentang usia, proporsi penderita hepatitis C yang mempunyai faktor risiko dan yang tidak mempunyai faktor risiko. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

7 Analisis Univariat Analisis Univariat adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. Analisis Univariat ini terdiri dari jenis kelamin, usia, faktor risiko hepatitis C, seperti : transfusi darah, penggunaan jarum suntik, riwayat ibu HCV, riwayat peminum alkohol, riwayat seks bebas, riwayat operasi, riwayat tato / tindik. Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (f) Persentase (%) Laki-Laki Perempuan Total Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami penyakit hepatitis C dibanding perempuan, dimana laki-laki sebanyak 23 orang (71.9%), sedangkan perempuan sebanyak 9 orang (28.1%) Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia Rentang Usia Jumlah (f) Persentase (%) Total Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa sampel dengan frekuensi terbanyak adalah rentang usia 41 tahun, yaitu sebanyak 21 orang (65.6%), diikuti dengan rentang usia tahun dengan jumlah sebanyak 11 orang (34.4%), dan tidak dijumpai sampel dengan rentang usia 17 tahun.

8 28 Tabel 5.3 Proporsi penderita hepatitis C yang mempunyai faktor risiko dan yang tidak mempunyai faktor risiko Faktor Risiko Positif AntiHCV Jumlah (f) Persentase (%) Tidak Ada Ada Total Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa yang terdiagnosis positif AntiHCV tidak mempunyai faktor risiko sebanyak 4 orang (12.5%) dan yang terdiagnosis positif AntiHCV dan mempunyai faktor risiko sebanyak 28 orang (87.5%) Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Risiko Faktor Risiko Jumlah (f) Persentase (%) Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Riwayat Ibu HCV Riwayat Alkohol Riwayat Seks Bebas Riwayat Operasi Riwayat Tato / Tindik Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa faktor risiko dengan frekuensi tertinggi adalah riwayat alkohol dengan jumlah sebanyak 12 orang (37.5%), dan yang terendah adalah riwayat seks bebas sebanyak 2 orang (6.3%). Faktor risiko riwayat ibu HCV tidak dijumpai.

9 29 Tabel 5.5 Distribusi Perbandingan Faktor Risiko Terjadinya Hepatitis C Berdasarkan Jenis Kelamin Faktor Risiko Jumlah (f) Persentase (%) Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Riwayat Ibu HCV Riwayat Alkohol Riwayat Seks Bebas Riwayat Operasi Riwayat Tato / Tindik Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa distribusi faktor risiko terbanyak pada laki-laki adalah riwayat alkohol sebanyak 12 orang (37.5%) dan yang terendah adalah transfusi darah sebanyak 2 orang (6.3%). Pada perempuan distribusi faktor risiko yang terjadi adalah transfusi darah dan riwayat operasi dengan masingmasing sebanyak 4 orang (12.5%). Tabel 5.6 Distribusi Perbandingan Faktor Risiko Berdasarkan Rentang Usia Faktor Risiko Jumlah (f) Persentase (%) Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Riwayat Ibu HCV Riwayat Alkohol Riwayat Seks Bebas Riwayat Operasi Riwayat Tato / Tindik Pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa pada rentang usia 17 tahun tidak dijumpai faktor risiko hepatitis C. Pada rentang usia tahun dijumpai faktor risiko

10 30 terbanyak adalah penggunaan jarum suntik dan tato/tindik dengan masing-masing sebanyak 4 orang (12.5%) dan yang terendah adalah transfusi darah dan riwayat alkohol sebanyak 1 orang (3.1%). Pada rentang usia 41 tahun dijumpai faktor risiko terbanyak adalah riwayat alkohol sebanyak 11 orang (34.4%) dan yang terendah riwayat tato / tindik sebanyak 1 orang (3.1%) Analisis Bivariat Analisis Bivariat adalah analisis hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) menggunakan uji Chi-square. Tabel 5.7 Hubungan beberapa faktor risiko terhadap kejadian Hepatitis C Variabel Kelompok Penelitian P RR Sampel n(%) Kontrol n(%) Transfusi Darah * - Ya 6 (18.8) 8 (5.8) - Tidak 26 (81.2) 130 (94.2) Penggunaan Jarum Suntik Ya 4 (12.5) 33 (23.9) - Tidak 28 (87.5) 105 (76.1) Riwayat Alkohol Ya 12 (37.5) 33 (23.9) - Tidak 20 (62.5) 105 (76.1) Riwayat Seks Bebas * Ya 2 (6.3) 98 (29.0) - Tidak 30 (93.7) 40 (71.0) Riwayat Operasi Ya 4 (12.5) 22 (15.9) - Tidak 28 (87.5) 116 (84.1) Riwayat Tato / Tindik Ya 5 (15.6) 36 (26.1) - Tidak 27 (84.4) 102 (73.9)

11 31 1. Hubungan Transfusi Darah dengan kejadian Hepatitis C Hasil analisis hubungan antara transfusi darah dengan kejadian hepatitis C diperoleh bahwa ada sebanyak 6 sampel (18.8%) yang mempunyai faktor risiko transfusi darah, sedangkan diantara kelompok kontrol ada 8 sampel (5.8%) yang mempunyai faktor risiko transfusi darah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.016 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara transfusi darah dengan kejadian hepatitis C. 2. Hubungan Penggunaan Jarum Suntik dengan kejadian Hepatitis C Hasil analisis hubungan antara penggunaan jarum suntik dengan kejadian hepatitis C dapat dilihat bahwa ada 4 sampel (12.5%) yang mempunyai faktor risiko penggunaan jarum suntik, sedangkan diantara kelompok kontrol ada 33 sampel (23.9%) yang mempunyai faktor risiko penggunaan jarum suntik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.159 maka disimpulkan tidak ada hubungan antara penggunaan jarum suntik dengan kejadian hepatitis C. 3. Hubungan Riwayat Alkohol dengan kejadian Hepatitis C Hasil analisis hubungan antara riwayat alkohol dengan kejadian hepatitis C dapat dilihat bahwa ada 12 sampel (37.5%) yang mempunyai faktor risiko riwayat alkohol, sedangkan diantara kelompok kontrol ada 33 sampel (23.9%) yang mempunyai faktor risiko riwayat alkohol. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.116 maka disimpulkan tidak ada hubungan antara riwayat alkohol dengan kejadian hepatitis C. 4. Hubungan Riwayat Seks Bebas dengan kejadian Hepatitis C Hasil analisis hubungan antara riwayat seks bebas dengan kejadian hepatitis C dapat dilihat bahwa ada 2 sampel (6.3%) yang mempunyai faktor risiko riwayat seks bebas, sedangkan diantara kelompok kontrol ada 98 sampel (29.0%) yang mempunyai faktor risiko riwayat seks bebas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= maka dapat disimpulkan ada hubungan antara riwayat seks bebas dengan kejadian hepatitis C. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dengan faktor risiko riwayat seks bebas mempunyai risiko kali untuk terjadinya kejadian hepatitis C dibandingkan subjek yang tidak mempunyai riwayat faktor risiko.

12 32 5. Hubungan Riwayat Operasi dengan kejadian Hepatitis C Hasil analisis hubungan antara riwayat operasi dengan kejadian hepatitis C dapat dilihat bahwa ada 4 sampel (12.5%) yang mempunyai faktor risiko riwayat operasi, sedangkan diantara kelompok kontrol ada 22 sampel (15.9%) yang mempunyai faktor risiko riwayat operasi. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.626 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara riwayat operasi dengan kejadian hepatitis C. 6. Hubungan Riwayat Tato/Tindik dengan kejadian Hepatitis C Hasil analisis hubungan antara riwayat tato/tindik dengan kejadian hepatitis C dapat dilihat bahwa ada 5 sampel (15.6%) yang mempunyai faktor risiko riwayat tato/tindik, sedangkan diantara kelompok kontrol ada 36 sampel (26.1%) yang mempunyai faktor risiko riwayat tato/tindik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.213 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara riwayat tato/tindik dengan kejadian hepatitis C Pembahasan Analisis Univariat Pada penelitian ini diperoleh bahwa hepatitis C lebih banyak diderita oleh sampel dengan jenis kelamin laki-laki dibanding perempuan, dengan persentase laki-laki 71.9% sedangkan persentase perempuan 28.1%. Hasil serupa ditemukan pada penelitian Dominitz, et al., (2005) dimana laki-laki lebih banyak terkena hepatitis C dibandingkan perempuan dengan persentase laki-laki 98.1% sedangkan perempuan 1.9%. Hal ini disebabkan karena laki-laki mempunyai gaya hidup yang mungkin lebih banyak terpapar dengan faktor risiko hepatitis C. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa sampel dengan frekuensi terbanyak adalah rentang usia 41 tahun, yaitu sebanyak 21 orang (65.6%), diikuti dengan rentang usia tahun dengan jumlah sebanyak 11 orang (34.4%), dan tidak dijumpai sampel dengan rentang usia 17 tahun. Hampir sama halnya dengan penelitian Dominitz, et al., (2005), dimana diperoleh rentang usia terbanyak yang menderita hepatitis C adalah rentang usia tahun dengan persentase sebanyak 59.6%, sedangkan pada usia <35 tahun tidak dijumpai penderita

13 33 hepatitis C. Hal ini disebabkan karena pada usia yang lebih tua, fungsi hati akan menurun secara bertahap sehingga lebih mudah terinfeksi virus hepatitis C. Faktor risiko dengan frekuensi tertinggi adalah riwayat alkohol dengan jumlah sebanyak 12 orang (37.5%). Menurut Schiff (2003), beberapa studi telah menunjukkan bahwa konsumsi alkohol berat mempercepat perkembangan pasien dari hepatitis C kronis berkembang menjadi sirosis dan kanker hati. Beberapa orang mempunyai alasan dalam mengkonsumsi alkohol, seperti sedang menghadapi masalah yang berat, pergaulan bebas, dan mudah beredarnya minuman alkohol di masyarakat. Sedangkan riwayat seks bebas adalah faktor risiko terendah sebanyak 2 orang (6.3%). Distribusi faktor risiko terbanyak pada laki-laki adalah riwayat alkohol sebanyak 12 orang (37.5%) dan yang terendah adalah transfusi darah sebanyak 2 orang (6.3%). Pada perempuan distribusi faktor risiko adalah transfusi darah dan riwayat operasi dengan masing-masing sebanyak 4 orang (12.5%). Schiff (2003) mengatakan bahwa kelompok penderita hepatitis C cenderung laki-laki. Pada perempuan faktor risiko riwayat operasi dan transfusi darah adalah yang terbanyak yang mungkin dikarenakan perempuan lebih cenderung untuk melakukan persalinan sehingga menjalani operasi dan menerima transfusi darah. Pada rentang usia tahun dijumpai faktor risiko terbanyak adalah penggunaan jarum suntik dan riwayat tato / tindik dengan masing-masing sebanyak 4 orang (12.5%), dan yang terendah adalah transfusi darah dan riwayat alkohol sebanyak 1 orang (3.1%). Tohme (2012) mengatakan, meskipun praktik pemakaian tato / tindik telah hadir selama ribuan tahun, jumlah pemakainya telah meningkat selama dekade terakhir, khususnya di kalangan pemuda dan dewasa muda. Sebuah survey diantara orang-orang yang berusia tahun di Inggris menemukan bahwa 24% responden memiliki setidaknya 1 buah tato dan 14% pernah memakai tindik di tubuh mereka. Pada rentang usia 41 tahun dijumpai faktor risiko terbanyak adalah riwayat alkohol sebanyak 11 orang (34.4%) dan yang terendah riwayat tato / tindik sebanyak 1 orang (3.1%). Schiff (2003) mengatakan, peminum alkohol lebih banyak pada rentang usia tahun dikarenakan mereka sudah berulang

14 34 kali dan terbiasa meminum alkohol di kehidupan sehari-hari, sehingga alkohol berpengaruh besar dalam penurunan fungsi hati yang dapat mempercepat hepatitis C kronis berkembang menjadi sirosis dan kanker hati. Pada rentang usia 17 tahun tidak dijumpai faktor risiko hepatitis C Analisis Bivariat Berikut ini adalah pembahasan dari hasil Analisis Bivariat : 1. Hubungan Transfusi Darah dengan kejadian Hepatitis C Dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan Chi-square Test diperoleh nilai p=0.016 (p<0.05), maka Ho ditolak dan Ha gagal ditolak. Hasil ini memiliki makna bahwa ada hubungan yang signifikan antara transfusi darah dengan kejadian hepatitis C. Gheorghe, et al,. (2010), pada penelitiannya juga didapati adanya hubungan yang bermakna antara transfusi darah dengan kejadian Hepatitis C (p=0.0001). Risiko infeksi melalui transfusi pada tahun 2012 sekitar 0,001% per unit transfusi, atau sekitar 0,075% per penerima (ALF, 2012). Berdasarkan WHO s Global Database of Blood Safety diperkirakan 43% produk darah di negara berkembang tidak mendapatkan skrining HCV yang adekuat (WHO, 2014). 2. Hubungan Penggunaan Jarum Suntik dengan kejadian Hepatitis C Dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan Chi-square Test diperoleh nilai p=0.159 (p>0.05), maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. Hasil ini menyimpulkan tidak ada hubungan antara penggunaan jarum suntik dengan kejadian hepatitis C. Pada penelitian Pereira, et al,.(2013) di dapati bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara penggunan jarum suntik dengan kejadian hepatitis C dengan (p=0.065). Hal ini berbeda dengan pernyataan WHO (2014), yang menyatakan penggunaan jarum suntik memiliki risiko tertinggi infeksi: secara global, prevalensi HCV adalah 67% di antara para pengguna narkoba. Transmisi HCV melalui berbagi peralatan suntik yang terkontaminasi di antara orang-orang yang menyuntikkan narkoba adalah rute utama penularan HCV di beberapa negara. Oleh karena itu, mengurangi risiko penularan ini adalah sebuah komponen penting dalam perawatan pasien.

15 35 3. Hubungan Riwayat Alkohol dengan kejadian Hepatitis C Dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan Chi-square Test diperoleh nilai p=0.116 (p>0.05), maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. Hasil ini memiliki makna bahwa tidak ada hubungan antara riwayat alkohol dengan kejadian hepatitis C. Berbeda pada penelitan Dominitz, et al., (2005), penyalahgunaan konsumsi alkohol memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hepatitis C. (p=0.01). O Shea (2010), mengatakan ada hubungan sinergis yang jelas antara penyakit hepatitis C dengan alkohol. Kombinasi keduanya cenderung memberi kerusakan hati yang lebih maju daripada hanya mengkonsumsi alkohol saja, dengan penyakit yang terjadi pada usia yang lebih muda, membuat fitur histologi yang lebih parah, dan kelangsungan hidup menurun. Penyalahgunaan alkohol berat dapat membuat risiko sirosis meningkat 30 kali lipat. Di Indonesia, konsumsi alkohol tidak berhubungan dengan hepatitis C dikarenakan konsumsi alkohol masih belum terlalu lazim dan ada peraturan undang-undang mengenai minuman beralkohol, berbeda dengan di Negara Barat dan Eropa yang mayoritas masyarakatnya dengan bebas mengonsumsi alkohol, sehingga riwayat infeksi hepatitis C ada hubungannya. Dari penelitian ini, dalam hal ini bijaksana untuk menyarankan pasien dengan hepatitis C untuk menjauhkan diri mengkonsumsi alkohol walaupun dalam jumlah yang sedikit. 4. Hubungan Riwayat Seks Bebas dengan kejadian Hepatitis C Dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan Chi-square Test diperoleh nilai p= (p<0.05), maka Ho ditolak dan Ha gagal ditolak. Hasil ini memiliki makna bahwa ada hubungan yang signifikan antara riwayat seks bebas dengan kejadian hepatitis C. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dengan faktor risiko riwayat seks bebas mempunyai risiko kali untuk terjadinya kejadian hepatitis C dibandingkan subjek yang tidak mempunyai riwayat faktor risiko. Terrault, et al., (2013) mengatakan bahwa penularan HCV mungkin terjadi ketika cairan tubuh yang terinfeksi bertukar di permukaan mukosa. Faktor yang berpotensi mempengaruhi hal ini diantaranya termasuk titer virus, integritas permukaan mukosa, dan adanya infeksi genital lainnya (virus atau bakteri). Hagan, et al., (2014) mengatakan pada beberapa kelompok, penularan HCV juga

16 36 bergantung pada perilaku praktik seksual yang tidak aman menyebabkan trauma pada permukaan mukosa dan perdarahan rektum. Umumnya infeksi HCV akut tidak memberi gejala yang berarti sehingga mereka yang telah terjangkit tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi dan mulai menyebarkan HCV sehingga perilaku seks bebas menjadi salah satu faktor risiko yang perlu diperhatikan. 5. Hubungan Riwayat Operasi dengan kejadian Hepatitis C Dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan Chi-square Test diperoleh nilai p=0.626 (p>0.05), maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. Hasil ini menyimpulkan tidak ada hubungan antara riwayat operasi dengan kejadian hepatitis C. Asthana (2009) menyatakan bahwa risiko menularnya HCV pada operasi sangat kecil. Seorang pasien dengan infeksi HCV biasanya dijadikan pasien terakhir di hari tersebut untuk menjalani operasi. Semua petugas kesehatan yang akan melakukan tindakan operasi harus mempunyai prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang ketat agar menghindari risiko penularan infeksi hepatitis C. 6. Hubungan Riwayat Tato/Tindik dengan kejadian Hepatitis C Dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan Chi-square Test diperoleh nilai p=0.213 (p>0.05), maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. Hasil ini menyimpulkan tidak ada hubungan antara riwayat tato/tindik dengan kejadian hepatitis C. Pada penelitian Pereira, et al,.(2013), didapati bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat tato dengan kejadian hepatitis C (p=0.076). Hal ini berbeda dengan penelitian Tohme (2012) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan, terutama antara kelompok berisiko tinggi seperti tato yang diterapkan dalam penjara, pemakaian tato dan tindik yang tidak steril dan tidak professional. Perlunya intervensi pencegahan dan edukasi kepada masyarakat untuk menghindari penularan hepatitis C dari tato dan tindik.

17 37 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 20.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Dari 32 pasien penyakit hepatitis C, dijumpai penderita jenis kelamin lakilaki sebanyak 23 orang sedangkan perempuan 9 orang. 2. Kelompok umur tertinggi ialah rentang usia 41 tahun sebanyak 21 orang, diikuti rentang usia tahun sebanyak 11 orang, serta tidak dijumpai pada rentang usia 17 tahun. 3. Pasien terdiagnosis positif AntiHCV yang tidak mempunyai faktor risiko untuk terjadinya hepatitis C sebanyak 4 orang sedangkan yang mempunyai faktor risiko sebanyak 28 orang. 4. Faktor risiko yang dijumpai adalah riwayat alkohol, transfusi darah, pemakaian tato/tindik, penggunaan jarum suntik, operasi dan riwayat seks bebas. Faktor risiko riwayat ibu HCV tidak dijumpai. 5. Pada laki-laki faktor risiko terbanyak adalah riwayat alkohol dan yang paling sedikit adalah transfusi darah. Pada perempuan faktor risiko yang terjadi adalah transfusi darah dan riwayat operasi. 6. Tidak dijumpai faktor risiko pada rentang usia 17 tahun. Rentang usia tahun dijumpai faktor risiko terbanyak adalah penggunaan jarum suntik dan pemakaian tato/tindik dan yang terendah adalah transfusi darah dan riwayat alkohol. Pada rentang usia 41 tahun faktor risiko terbanyak adalah riwayat alkohol dan yang terendah adalah pemakaian tato/tindik. 7. Ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara transfusi darah dan riwayat seks bebas dengan kejadian hepatitis C di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun Tidak ada hubungan antara penggunaan jarum suntik, alkohol, operasi, dan pemakaian tato/tindik dengan kejadian hepatitis C di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun

18 Saran Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara agar lebih meningkatkan program pencegahan hepatitis C dan mengadakan penyuluhan di masyarakat tentang bahayanya faktor risiko hepatitis C. 2. Kepada pihak rumah sakit sebaiknya melengkapi pencatatan data rekam medik dan melakukan pemeriksaan ulang karena ada beberapa rekam medik yang tidak lengkap dan ada ketidakcocokan antara kode penyakit dengan penyakit yang sebenarnya. 3. Kepada masyarakat diharapkan dengan mengetahui faktor risiko dari hepatitis C maka dapat menghindarkan diri dari paparan faktor risiko yang dapat dicegah sejak dini.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan landasan teori, dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Edukasi

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 12 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Umur Jenis kelamin Suku Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) semakin meningkat dan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP. Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS.

BAB 3 KERANGKA KONSEP. Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS. BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Dari kerangka pemikiran di atas dapat dibuat bagian kerangka konsep sebagai berikut: Pasien AIDS Pola Penyakit Kulit Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan

Lebih terperinci

Etiology dan Faktor Resiko

Etiology dan Faktor Resiko Etiology dan Faktor Resiko Fakta Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif Karena

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan pada hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya inflamasi atau nekrosis

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Dari hasil tinjauan kepustakaan serta kerangka teori tersebut serta masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut, maka dikembangkan suatu kerangka

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut National Heart, Lung and Blood Institute, transfusi darah adalah aman dan suatu proses umum dimana pemindahan darah atau komponenkomponen darah dari satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian

Lebih terperinci

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN 1 VIRUS HEPATITIS B Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage Oleh AROBIYANA G0C015009 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNUVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia tentang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Terdapat 30 gigolo yang menjadi responden dalam penelitian ini. Sejumlah 15

BAB IV HASIL PENELITIAN. Terdapat 30 gigolo yang menjadi responden dalam penelitian ini. Sejumlah 15 BAB IV HASIL PENELITIAN Terdapat 30 gigolo yang menjadi responden dalam penelitian ini. Sejumlah 15 (50,0%) responden memiliki rentang usia 21-30 tahun, 9 (30,0%) dengan rentang usia 31-40 tahun, 4 (13,3%)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014 Nia¹, Lala²* ¹Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik

BAB I PENDAHULUAN. tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan terdapatnya peradangan pada organ tubuh yaitu hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari : 1. Internet, www.who.org 2. Internet, www.ashm.org.au 3. Internet, www.yakita.or.id 4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah (PMI,2011). Transfusi

Lebih terperinci

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi nosokomial merupakan infeksi serius dan berdampak merugikan pasien karena harus menjalani perawatan di rumah sakit lebih lama. Akibatnya, biaya yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross-sectional terhadap data sekunder berupa rekam

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross-sectional terhadap data sekunder berupa rekam BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional terhadap data sekunder berupa rekam medis yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP DAN HIPOTESIS BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori dan Konsep Penelitian 1. Kerangka Teori HIV masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara yaitu secara vertical, horizontal dan transeksual.

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Transfusi darah merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara benar, transfusi darah dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Data World Health Organization (2012) menunjukkan bahwa dua miliar orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus Hepatitis B dan sekitar 600.000 orang meninggal

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)

Lebih terperinci

HEPATITIS FUNGSI HATI

HEPATITIS FUNGSI HATI HEPATITIS Hepatitis adalah istilah umum untuk pembengkakan (peradangan) hati (hepa dalam bahasa Yunani berarti hati, dan itis berarti pembengkakan). Banyak hal yang dapat membuat hati Anda bengkak, termasuk:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit hati (liver) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Kerusakan atau

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB) yang dapat menyebabkan penyakit akut maupun kronis (WHO, 2015). Penularan hepatitis virus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau penelitian uji hubungan, dengan studi observasional untuk mengetahui bagaimana hubungan

Lebih terperinci

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan berbagai penyakit diantaranya adalah penyakit infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat. Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV (Human Immune Deficiency Virus), relatif mudah menular dan mematikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit akut, kronis dan juga kematian. Virus ini ditularkan melalui kontak dengan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Teori Dispepsia Organik Dispesia Non Organik Dispesia Diagnosa Penunjang Pengobatan H. pylori Tes CLO Biopsi Triple therapy Infeksi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 16 BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Teori Patogenesis Definisi Inflamasi KGB yang disebabkan oleh MTB Manifestasi Klinis a. keras, mobile, terpisah b. kenyal dan terfiksasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN 38 A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional, variabel bebas dan variabel terikat diobservasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kejadiannya (Depkes, 2006). Perkembangan teknologi dan industri serta. penyakit tidak menular (Depkes, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kejadiannya (Depkes, 2006). Perkembangan teknologi dan industri serta. penyakit tidak menular (Depkes, 2006). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang dihadapkan pada dua masalah dalam pembangunan kesehatan, yaitu penyakit menular yang masih belum banyak tertangani dan penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Virus ini menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit stroke merupakan masalah kesehatan yang utama di negara maju maupun negara berkembang. Stroke mengakibatkan penderitaan pada penderitanya, beban sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Limboto Barat Barat Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni 2012. 3.2 Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun 2008-2009. Menurut data per 31 Desember 2008 dari Komisi Penanggulangan AIDS Pusat, di 10 Propinsi jumlah kasus

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan terapi intensive. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat penelitian Tempat penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam, sub bagian Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu Obstetrik dan Ginekologi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN PENGARUH STIGMA DAN DISKRIMINASI ODHA TERHADAP PEMANFAATAN VCT DI DISTRIK SORONG TIMUR KOTA SORONG Sariana Pangaribuan (STIKes Papua, Sorong) E-mail: sarianapangaribuan@yahoo.co.id ABSTRAK Voluntary Counselling

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Pada penelitian ini kerangka konsep mengenai karakteristik pasien PPOK eksaserbasi akut akan diuraikan berdasarkan variabel katagorik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5) issue penting yang terkait dengan keselamatan (safety) rumah sakit,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis bersifat kronik dan sistemik karena memiliki masa laten, dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan 32 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian case control. Yakni efek penyakit atau status kesehatan (karsinoma kolorektal)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masih terdapat banyak penyakit di dunia yang belum dapat diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan kesehatan yang sebelumnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK Peminjaman dokumen rekam medis di rumah sakit digunakan

Lebih terperinci

Berbagai Penyakit. Yang Menyerang Liver (Hati)

Berbagai Penyakit. Yang Menyerang Liver (Hati) Seri penyuluhan kesehatan Berbagai Penyakit Yang Menyerang Liver (Hati) Dipersembahkan dengan gratis Oleh: Klinik Umiyah www.klinik-umiyah.com Jl. Lingkar Utara Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN 13 BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Teori Virus Dengue Lingkungan Vektor (Nyamuk) Host (Manusia) Faktor Demografis Jenis Kelamin Umur Demam Berdarah Dengue (DBD) Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. Diikuti prospektif. Perawatan terbuka (Kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. Diikuti prospektif. Perawatan terbuka (Kontrol) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. B. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini yaitu cohort. Penelitian mulai dari sini Subyek tanpa faktor

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak dari hepatitis akut yang berhubungan dengan virus pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016 Noorhidayah 1, Asrinawaty 2, Perdana 3 1,2,3 Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang terdapat dalam kesehatan reproduksi salah satunya terjadi pada sistem organ reproduksi.kanker reproduksi meliputi kanker alat kelamin perempuan, kanker

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR Fence Ishak Hinadaka¹, Eddyman W. Ferial², Suhartatik³ ¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ² Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut menunjang dinamika dunia kesehatan. Apabila berjalan dengan baik, transfusi dapat menyelamatkan nyawa pasien dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan pandemi terhebat dalam kurun waktu dua dekade terakhir. AIDS adalah kumpulan gejala penyakit

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Tropis. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya Ilmu Bedah Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. 4. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi, dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di seluruh dunia, termasuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang sedang kita hadapi saat ini dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit, yaitu disatu pihak

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat maka pola penyakit pun mengalami perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis. 3.2. Waktu dan tempat Penelitian dilakukan di Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan suatu observasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat penting pada saat sekarang ini, karena akan menambah masa perawatan pasien di rumah sakit sekaligus akan memperberat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif B. Tempat dan Waku Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar di dunia. Setiap tahun dijumpai hampir 6 juta penderita baru yang diketahui mengidap kanker dan lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator, salah satunya adalah melalui penilaian terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang lingkup A.1. Tempat BKPM Semarang. A.2. Waktu 20 September 20 Oktober 2011. A.3. Disiplin ilmu Disiplin ilmu pada penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat. B.

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Hepatitis D

Asuhan Keperawatan Hepatitis D Asuhan Keperawatan Hepatitis D Hepatitis D (sering disebut Hepatitis Delta) adalah suatu peradangan pada sel-sel hati yang disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Virus Hepatitis D (HDV) adalah virus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup A.1. Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu penyakit dalam A.2. Ruang lingkup responden Responden

Lebih terperinci

Identifikasi Faktor Resiko 1

Identifikasi Faktor Resiko 1 IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO TERJADINYA TB MDR PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA KOTA MADIUN Lilla Maria.,S.Kep. Ners, M.Kep (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK Multi Drug

Lebih terperinci

6. Untuk donor wanita : apakah anda saat ini sedang hamil? Jika Ya, kehamilan keberapa?...

6. Untuk donor wanita : apakah anda saat ini sedang hamil? Jika Ya, kehamilan keberapa?... PETUNJUK ANAMNESA CALON PENDO Apakah anda : 1. Merasa sehat pada hari ini? 2. Sedang minum antibiotik? 3. Sedang minum obat lain untuk infeksi? Dalam waktu 48 Jam terakhir 4. Apakah anda sedang minum Aspirin

Lebih terperinci

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci