GAMBARAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI BPS BAHAGIA SURAKARTA. Anna Uswatun Qoyyimah 1,Soetarmi 2

Transkripsi

1 GAMBARAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI BPS BAHAGIA SURAKARTA Anna Uswatun Qoyyimah 1,Soetarmi 2 Abstrak : Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B. Kejadian ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dari imunisasi hepatitis B yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan, yang mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan. Reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari dan reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam ringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian ikutan pasca imunisasi hepatitis B pada bayi 0 6 bulan di BPS Bahagia Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan analisis interaktif dilaksanakan kepada ibu bayi yang telah mengimunisasikan bayinya dengan imunisasi hepatitis B di BPS Bahagia Surakarta dari bulan Nopember Desember Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 bayi dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner,wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa 50 responden yang mendapat imunisasi hepatitis B di BPS Bahagia Surakarta, 4% mengalami reaksi lokal ringan, 4% mengalami reaksi umum dan 82% non KIPI. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa ikutan pasca imunisasi (KIPI) hepatitis B yang dialami oleh bayi usia 0 6 bulan yang mendapat imunisasi hepatitis B di klinik BPS Bahagia Surakarta selama bulan Nopember sampai Desember 2006 yang mengalami kejadian KIPI adalah kasus ringan. Kata kunci : Imunisasi hepatitis B, KIPI

2 I. PENDAHULUAN Di Indonesia cakupan imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B harus mencapai 80% dan hampir 97% dari 32 kabupaten di Indonesia telah mencapai target Universal Child Imunization (UCI) pada akhir tahun Jumlah sasaran bayi pertahun 4,6 juta, namun untuk imunisasi hepatitis B pada tahun 1996/1997 baru mencapai 62% (depkes,1998) Di Jawa Tengah hepatitis B menduduki urutan ke 11 dari 28 penyakit yang diamati oleh System Surveillance Terpadu (SST) dengan incidence rate hepatitis 14,4 per penduduk pada tahun Sedangkan untuk kasus kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) hepatitis B mencapai 2,0%. Oleh karena itu imunisasi sangat diperlukan untuk menghindarkan anak dari penyakit. Agar imunisasi dapat menjangkau semua lapisan masyarakat dan sejalan dengan peningkatan pendidikan dan pengetahuan masyarakat serta kesadaran konsumen tentang hak-haknya, dihimbau kepada tenaga kesehatan sebelum melakukan imunisasi sebaiknya memberikan penjelasan bahwa imunisasi berguna untuk melindungi anak terhadap bahaya penyakit serta mempunyai manfaat lebih besar di bandingkan dengan risiko kejadian ikutan yang ditimbulkan. Menurut data di klinik BPS bahagia Surakarta bulan Maret 2004 sampai dengan April 2005 didapatkan data sebanyak 384 bayi yang diimunisasi. Dari jumlah tersebut 15% bayi diimunisasi hepatitis B pada kurun waktu berikutnya yaitu bulan maret 2005 sampai bulan april 2006 terjadi penurunan jumlah bayi yang diimunisasi menjadi 320 bayi dan 9% diantaranya diimunisasi hepatitis B. Penurunan tersebut disebabkan oleh berbagai alasan, diantaranya adalah peran serta keluarga dalam memotivasi atau pengambilan keputusan untuk mendapatkan imunisasi bayi khususnya

3 hepatitis B. Kondisi ini erat kaitanya dengan kejadian ikutan pasca imunisasi yang menyebabkan orang tua enggan untuk mengimunisasikan bayinya. Dari beberapa data yang berkaitan denagn pemberian vaksin hepatitis B serta belum adanya penelitian dasar yang telah dilakukan untuk mengetahui adanya kejadian ikutan pasca imunisasi hepatitis B maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai : gambaran kejadian ikutan pasca imunisasi hepatuitis B pada bayi usia 0 6 bulan di BPS bahagia Surakarta. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menuliskan variabel demi variabel, satu demi satu pengumpulan data secara univariat, yang menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah atau naturalistis setting (Rakhmat J,1999). Populasi peneliti ini adalah bayi usia 0 6 bulan yang mendapat imunisasi hepatitis B di klinik BPS Bahagia Surakarta selama bulan Nopember-Desember 2006 berjumlah 50 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil secara sensus (Arikunto,1996). Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara. Kesioner digunakan untuk mendapatkan data mengenai gejala kejadian ikutan pasca imuniasasi, pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan penjelasan tentang gambaran kejadian ikutan pasca imunisasi hepatitis B. Pengolahan data dengan menggunakan model analisis interaktif. Dalam model analisis interaktif ada empat komponen yaitu : pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan verifikasib (Milles & Huberman,1992). III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 A. Hasil Data KIPI dari 50 bayi usia 0 6 bulan dengan masa KIPI 30 hari disajikan pada tabel 1 Tabel 1 Distribusi KIPI pada bayi usia 0 6 bulan yang mendapat Imunisasi hepatitis B di Klinik BPS bahagia Surakarta Kategori F % Reaksi lokal ringan Reaksi arthus Reaksi umum Non KIPI Jumlah Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa dari 50 bayi yang diobservasi mengalami KIPI hanya sebatas reaksi samping yang tidak bermakna. Adapun penjelasan kasus KIPI di atas adalah : 1. Reaksi Lokal Ringan Gejala yang dialami responden pada kasus ini adalah nyeri, eritrema, bengkak didaerah bekas suntikan <1 cm. 2. Reaksi Arthus Gejala yang dialami responden pada kasus ini adalah : a. Nyeri, bengkak, indurasi, edema b. Terjadi akibat reimunisasi pada pasien dengan kadar antibody yang masih tinggi c. Timbul beberapa jam dengan puncaknyan setelah imunisasi 3. Reaksi Umum Gejala yang dialami responden pada kasus ini adalah demam, lesu, nyeri otot, nyeri kepala dan menggigil.

5 berikut : Hasil wawancara peneliti dengan responden secara garis besar adalah sebagai 1. Pengertian Imunisasi Pengertian imunisasi berkisar dari keadaan dapat mencegah penyakit sampai dengan memasukan vaksin kedalam tubuh bayi untuk mencapai kekebalan bayi dan untuk kesehatan anak. Adapun pernyataan responden berkaitan dengan pengertian imunisasi hepatitis B adalah : Imunisasi hepatitis B bertujuan untuk mencegah penyakit peradangan hati dan untuk menjaga kekebalan anak dari penyakit tersebut (responden 1) 2. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu bayi yang memeriksakan anaknya di BPS bahagia memberikan tanggapan bahwa kasus KIPI setelah diberi imunisasi hepatitis B adalah sebagai berikut: Anak saya setelah diberikan imunisasi Hepatitis B mengalami demam dan rasa nyeri pada bekas suntikan (Responden 4) Pendapat lain juga dikemukakan oleh responden lain yaitu: Anak saya ketika diberikan imunisasi Hepatitis B menangis karena takut dengan perawat atau petugas medis (Responden 5) Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) hepatitis B yan dialami bayi usia 0 bulan yan mendapat imunisasi hepatitis B di klinik BPS Bahagia Surakarta adalah kasus ringan. 3. Tindakan yang dilakukan adanya kasus KIPI Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden berkaitan kejadian ikutan pasca imunisasi Hepatitis B, hal-hal yang dilakukan responden terhadap anaknya adalah:

6 Setelah pasca imunisasi anak saya mengalami demam maka tindakan yang saya lakukan adalah mengompres dengan air panas untuk menurunkan demamnya (responden 1) Responden lain mengungkapkan: Apabila anak saya mengalam demam setelah diberikan imunisasi hepatitis B maka saya memberikan obat penurun panas (responden 3) Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan akibat adanya kasus KIPI yang dilakukan oleh ibu bayi suda sesuai dengan tata laksana kasus KIPI. B. Pembahasan KIPI yang terjadi di BPS Bahagia hanya berupa: reaksi lokal ringan, reaksi arthus, reaksi umu, dan non KIPI. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa KIPI yang terjadi masih dalam kategori ringan dan sedang. Umumnya reaksi terhadap obat dan vaksin dapat merupakan reaksi samping, antara lain dapat berupa efek farmakologis, efek samping, interaksi obat, intolerabnsi dan reaksi alergi yang umumnya terjadi karena potensi vaksin sendiri, sedangkan reaksi alergi merupakan kepekaan seseorang terhadap unsur vaksin dengan latar belakang ginetik. Adapun kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dalam kategori ringana adalah kejadian yang umum dialami oleh bayi pasca imunisasi. Sehingga kejadian tersebut lazim karena perawatannya masih dapat dilakukan oleh orang tua bayi. Sedangkan KIPI pada kategori reaksi lokal ringan terjadi dengan gejala bayi mengalami nyeri, eritrema dan bengkak di daerah bekas suntikan lebih dari 1 cm. tindakan dapat dilakukan oleh orang tua dengan mengompres menggunakan air hangat pada bagian yang terasa nyeri.

7 Reaksi arthus pada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) merupakan jenis KIPI pada taraf sedang. KIPI pada kategori reaksi arthus dapat terlihat dengan gejala: a. Nyeri, bengkak, indrunasi dan edema b. Terjadi akibat reimunisasi dengan kadar antibody yang masih tinggi c. Timbul beberapa jam dengan puncaknya jam setelah imunisasi Berdasarkan gejala-gejala di atas maka tindakan yang perlu dilakukan adalah mengompres dengan air hangat pada bagian yang terasa nyeri, memberikan parasetamol kurang dari 1 tablet atau dirujuk dan dirawat di rumah sakit. Selanjutnya kejadian ikutan pasca imunisas (KIPI) pada jenis umum timbul dengan gejala: demam, lesu, nyeri, otot, nyeri kepala dan menggigil. Tindakan yang dapat dilakukan adalah memberikan parasetamol kurang dari 1 tablet. Hasil observasi dari 50 bayi yang melakukan imunisasi Hepatitis B di BPS Bahagis Surakarta menunjukkan bahwa 42 bayi tidak mengalami KIPI, hal tersebut disebabkan: a. Dokter atau perawat dalam memberikan imunisasi sudah sesuai dengan prosedur penyuntikan, strerilisasi semprit dan jarum suntik, serta memperhatikan petunjuk prosedur. b. Tidak terjadi kesalahan dalam program penyimpanan, pengelolahan dan tata laksana pemberian vaksin. c. Perawat sudah mengetahui dalam pemberian dosis secara tepat. IV. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

8 1. Responden yang mengalami KIPI dengan reaksi lokal ringan sebanyak 4 %, reaksi athus sebanyak 4 %, reaksi umum sebanyak 8 % dan non KIPI sebanyak 85% 2. Kejadian KIPI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Bahagia merupakan kasus ringan. B. Saran Kepada praktisi kebidanan dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam melakukan praktek perorangan berkaitan dengan ketrampilan petugas imunisasi dalam memberikan pelayanan imunisasi Hepatitis B, baik secara teknis maupun non teknis.

9 DAFTAR PUSTAKA Dick, G, 1995, Imunisasi dalam Praktek, Jakarta : Hipokrates Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2001, Satgas Imunisasi, Jakarta : Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Markum, 2002, imunisasi, Jakarta: FKUI Saifudin, 2001, Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, edisi ke-1, cet. II Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo