ANALISIS DAYA SAING DAN EFEK DIVERGENSI USAHA PERIKANAN JARING CUMI DI KECAMATAN JUWANA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2

BAB IV METODE PENELITIAN

VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 12 No. 2, Agustus 2007 Hal: namun sering harganya melambung tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh nelayan. Pe

IV METODOLOGI PENELITIAN

Volume 12, Nomor 1, Hal ISSN Januari - Juni 2010

ANALISIS DAYA SAING USAHATANI KOPI ROBUSTA (COFFEA CANEPHORA) DI KABUPATEN REJANG LEBONG

HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITI PADI SAWAH DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRACT

DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG

VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI

Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Flores Timur

IV. METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analysis of Competitiveness and Marketing Channels Ikan Kembung ( Rastrelliger sp.) in Rembang Regency, Central Java Effect

ANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM

ANALYSIS ON COMPETITIVENESS OF ARABICA COFFEE IN NORTH TAPANULI (Case Study: Bahal Batu III Village, Siborong-borong Subdistrict)

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR

ANALISIS DAYA SAING USAHATANI KOPI LIBERIKA DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU DENGAN PENDEKATAN POLICY ANALYSIS MATRIX (PAM)

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS DAYA SAING DAN SALURAN PEMASARAN IKAN KEMBUNG (RASTRELLIGER SP.) DI KABUPATEN DEMAK, JAWA TENGAH

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk

III. METODE PENELITIAN

3.5 Teknik Pengumpulan data Pembatasan Masalah Definisi Operasional Metode Analisis Data

METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK

.SIMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP DAYA SAING TEMBAKAU MADURA. Kustiawati Ningsih

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHATANI JAGUNG DAN PADI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PROPINSI SULAWESI UTARA ZULKIFLI MANTAU

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini

KERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin

ANALISIS DAYA SAING USAHA PEMBESARAN IKAN NILA PETANI PEMODAL KECIL DI KABUPATEN MUSI RAWAS

ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang. jagung per musim tanam yang, diukur dalam satuan ton.

sesuaian harga yang diterima dengan cost yang dikeluarkan. Apalagi saat ini,

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

IV. METODE PENELITIAN. Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN IMPOR BAWANG MERAH TERHADAP USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

DAMPAK KEBIJAKAN KREDIT DAN SUBSIDI PUPUK TERHADAP KEUNTUNGAN USAHATANI PADI. I Made Tamba Ni Luh Pastini

III METODE PENELITIAN. Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya)

PENENTUAN PRODUK UNGGULAN PADA KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN GIANYAR

Economics Development Analysis Journal

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KEDELAI VS PENGUSAHAAN KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009)

MACAM-MACAM ANALISA USAHATANI

Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Beras Organik Ekspor (Suatu Kasus di Gapoktan Simpatik Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS DAYA SAING USAHATANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUKOMUKO (STUDI KASUS DESA BUMI MULYA)

(The analysis of profitability, comparative advantage, competitive advantage and import policy impact on beef cattle fattening in west java)

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 Juni 2008)

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI JAWA TIMUR

KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA AGRIBISNIS AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS JAGUNG DAN MANGGA DI KABUPATEN BLORA Development of Corn and Mango Agribusiness Region in Blora District

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harga Gula Domestik

ANALISIS DAYASAING USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PROPINSI SULAWESI UTARA

Oleh: Tobari dan Budi Dharmawan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 11 September 2004, disetujui: 21 September 2004)

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF SERTA IMPLIKASI KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN BENGKAYANG

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHATANI PALA (STUDI KASUS: KABUPATEN BOGOR DAN SUKABUMI)

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS ( Domestic Resource Cost )

KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN PENGURANGAN SUBSIDI INPUT TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS KENTANG DI KOTA BATU

KERANGKA PEMIKIRAN Struktur Biaya Produksi Usahaternak Sapi Perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS DAYA SAING KEDELAI DI JAWA TIMUR

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS RUMPUT LAUT DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

ARTIKEL KEUNGGULAN KOMPETITIF DAN KOMPARATIF KOMODITI JAGUNG PIPIL DI MINAHASA SELATAN WINDA TRISNAWATI KARAENG. Dosen Pembimbing :

EFISIENSI DAN DAYA SAING USAHATANI HORTIKULTURA

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

EVALUASI USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI RIAU. Oleh. T Ersti Yulika Sari ABSTRAK

MAKALAH PENYULUHAN PERIKANAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PELARANGAN ALAT TANGKAP CANTRANG DI JUWANA, PATI

DAMPAK DEPRESIASI RUPIAH TERHADAP DAYA SAING DAN TINGKAT PROTEKSI KOMODITAS PADI DI KABUPATEN BADUNG

III KERANGKA PEMIKIRAN

DAYA SAING KACANG TANAH PRODUKSI KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM

DAYA SAING JAGUNG, KETELA POHON, DAN KETELA RAMBAT PRODUKSI LAHAN KERING DI KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM PROVINSI BALI

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS UDANG VANNAMEI DI DESA GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN WACHIDATUS SA'ADAH

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

EMBRYO VOL. 7 NO. 2 DESEMBER 2010 ISSN

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF JERUK SIAM DI SENTRA PRODUKSI

Keunggulan Komparatif dan Kompetitif dalam Produksi Padi di Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung

POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN. Dr. Adang Agustian

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

JIIA, VOLUME 1, No. 4, OKTOBER 2013

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DINAMIKA DAYA SAING USAHA RUMPUT LAUT Competitive and Comparative Dinamics of the Seaweed Busineses

Transkripsi:

ANALISIS DAYA SAING DAN EFEK DIVERGENSI USAHA PERIKANAN JARING CUMI DI KECAMATAN JUWANA Herna Octivia Damayanti 1), Indah Susilowati 2), Herry Boesono 3) 1,2,3 Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Universitas Diponegoro email : octivia_oc@yahoo.co.id Abstract Fisheries is one of fields that are expected to support an increase in the welfare of Indonesian people. Squid nets in Pati regency may become an alternative for fishermen who are still using fishing gear types boat seines (cantrang). The research aims are 1) analyzing the competitive advantage of squid nets fisheries businesses in Juwana subdistrict Pati Regency, 2) analyzing the comparative advantages of squid nets fisheries businesses in Juwana subdistrict Pati Regency, 3) analyzing the divergences effect of squid nets fisheries businesses in Juwana subdistrict Pati Regency. This research is a descriptive study using a quantitative approach. The research location was in Juwana subdistrict namely Dukutalit, Bajomulyo and Bendar village. Amount of sample is 46 people. The data used are primary and secondary data. Primary data obtained from respondents through questionnaires. While the secondary data from documents from relevant agencies. Data Analysis using the Policy Analysis Matrix (PAM). Result of the research are 1) The competitive advantage value (PCR).91 which means the system is competitive. 2) The comparative advantages value (DRCR).278 which means the system has a comparative advantage. 3) The divergences effect : input transfer 3,667,71; NPCI 1.5; factor transfer 45,16,777; output transfer -386,275,862; NPCO.81; EPC.694; net transfer -84,14,349 and PC.87. Keywords : divergences effect, squid nets, competitive advantage, comparative advantages PENDAHULUAN Perikanan merupakan salah satu bidang yang diharapkan mampu menjadi penopang peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia (Pratiwi, 29). Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km 2 atau sama dengan tiga per empat dari luas wilayah Indonesia. Dengan panjang garis pantai 81. km, Indonesia memiliki sekitar 7. spesies ikan dan potensi lestari sumber daya ikan laut mencapai 6,52 juta ton per tahun. Besaran potensi tersebut telah menjadikan sektor perikanan laut sebagai salah satu sektor yang mampu menyokong pembangunan ekonomi nasional (Putra, 213). Produksi perikanan laut nasional 6.115 ribu ton pada tahun 213 (KKP, 214). Jawa Tengah salah satu provinsi yang memiliki kontribusi terhadap produksi perikanan laut nasional. Untuk produksi perikanan laut Jawa Tengah, pada tahun 213 sebesar 224,27 ribu ton (BPS Prov. Jateng, 214). Kontribusi Jawa Tengah sendiri, salah satunya disokong dari hasil perikanan laut Kabupaten Pati yaitu sebesar 32.17,9 ton atau 14,34% (BPS Kab. Pati, 214). Produksi perikanan dapat dipengaruhi oleh alat tangkap. Pasaribu (28) dalam penelitiannya menyatakan bahwa alat tangkap dengan cara pengoperasian yang tepat merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan produksi perikanan. Alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Pati terdiri dari jaring Purse Seine, Dogol/Krikit, jaring Cumi, jaring Insang, jaring Pejer, jaring Trammelnet, jaring Cantrang, Pancing Prawe dan jala. Pada tahun 215, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 215 tentang larangan penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela (Trawls) dan pukat tarik (Seine Nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Berdasarkan PerMen tersebut maka alat tangkap seperti dogol dan jaring cantrang dilarang penggunaannya dalam penangkapan ikan, termasuk di Kabupaten Pati. Alat tangkap jaring cumi di Kabupaten Pati dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bagi nelayan yang masih menggunakan alat tangkap jenis jaring cantrang. Hal ini dikarenakan jaring cantrang dan jaring cumi sama-sama digunakan oleh kapal bermesin 1-3 GT. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah 1) untuk menganalisis keunggulan kompetitif dari usaha perikanan jaring cumi di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, 2) untuk menganalisis keunggulan komparatif dari usaha perikanan jaring cumi di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, 3) untuk menganalisis efek divergensi yang terjadi pada usaha perikanan jaring cumi di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. ISBN 978-62-7369-3- 559 Universitas PGRI Yogyakarta

KAJIAN LITERATUR Alat Tangkap Jaring Cumi Atmaja (213) juga disebutkan bahwa jaring cumi terdiri dari 2 jenis yaitu bouke ami dan cast net. Sukandar dkk (214), menyebutkan bahwa bouke ami merupakan salah satu bentuk dari jaring angkat perahu atau boat operated lift nets. Dalam PerMen KP No. PER 2/MEN/211 boat operated lift nets tergolong dalam jenis alat tangkap jaring angkat (lift nets). Lift nets adalah alat penangkapan ikan terbuat dari bahan jaring yang umumnya berbentuk segi empat dilengkapi bingkai bambu atau bahan lainnya sebagai rangka. Pengoperasiannya dengan menurunkan jaring ke dalam kolom perairan dan mengangkatnya ke atas perairan untuk memperoleh hasil tangkapan. Sedangkan cast nets (jala jatuh berkapal) menurut PerMen KP No. PER 2/MEN/211 tergolong dalam jenis alat yang dijatuhkan (falling gears). Alat yang dijatuhkan/ditebarkan merupakan alat penangkapan ikan yang pengoperasiannya dilakukan dengan cara ditebarkan/dijatuhkan untuk mengurung ikan dengan atau tanpa kapal. Daya Saing Zuhal (29), daya saing merupakan suatu konsep yang menyatakan suatu kemampuan produsen untuk memproduksi suatu komoditas dengan mutu yang cukup baik dengan biaya produksi yang rendah sehingga pada harga-harga yang terjadi dipasar internasional dapat diproduksi dan dipasarkan oleh produsen dengan memperoleh laba yang mencukupi sehingga dapat mempertahankan kelanjutan biaya produksinya. Policy Analysis Matrix (PAM) Policy Analysis Matrix (PAM) dikembangkan oleh Monke dan Pearson pada tahun 1989 untuk melakukan analisis komparatif dari sistem produksi suatu komoditas yang berbasis pada keuntungan privat dan keuntungan sosial (atau dikenal sebagai keuntungan bersih secara ekonomi dari penggunaan sumberdaya secara keseluruhan). PAM merupakan suatu alat yang sangat potensial digunakan untuk mengkaji sistem komoditas yang secara ekonomi memiliki keunggulan komparatif. PAM juga dapat digunakan untuk mengkaji tingkat dukungan pemerintah terhadap komoditas spesifik, dan sumber distorsi yang harus dihadapi produsen (Morrison and Balcombe, 22). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Juwana yaitu di Desa Dukutalit, Desa Bajomulyo dan Desa Bendar. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan data domisili subyek penelitian yaitu nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring cumi. Waktu penelitian bulan November 215. Populasi nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring cumi adalah 29 orang. Dengan demikian, jumlah sampel adalah 29 orang. Teknik pengumpulan data yaitu 1) survei pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan informasi awal penelitian, yaitu untuk mendapatkan informasi awal tentang nelayan dengan jenis alat tangkap tertentu yang kemudian akan digunakan sebagai objek penelitian (melakukan pemilahan berdasarkan alat tangkap yang digunakan); 2) observasi langsung ke lapangan dimaksudkan untuk mengetahui dan melihat secara langsung keberadaan dan kebenaran informasi yang diperoleh dari survei pendahuluan yaitu tentang jenis alat tangkap yang dipilih sebagai objek penelitian, dalam hal ini telah ditentukan jenis alat tangkap yang dijadikan objek penelitian adalah jaring cumi; 3) wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer yaitu dengan melakukan wawancara langsung terhadap responden berdasarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya; 4) studi pustaka dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi dan keterangan tambahan yang tidak diperoleh selama survei, observasi maupun wawancara. Alat analisis yang digunakan adalah Policy Analysis Matrix (PAM). Dengan pendekatan metode PAM ini, keunggulan kompetitif, komparatif dan efek divergensi dapat dihitung sekaligus secara menyeluruh dan sistematis. Tabel 1.Policy Analysis Matrix (PAM) Uraian Harga Privat (private price) Harga Sosial (social price) Pene rima an Biaya-biaya Input Tradable Faktor Domes tik Keuntungan A B C D E F G H ISBN 978-62-7369-3- 56 Universitas PGRI Yogyakarta

Efek divergensi (divergenc es effect) I J K L Sumber : Pearson dkk, 25 Keterangan : Keuntungan finansial, D = A (B + C) Komponen (Policy Analysis Matrx) PAM yang terdiri dari penerimaan, input tradable dan faktor domestik disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Komponen Penerimaan, Input Tradable dan Faktor Domestik Penerimaan /output Input Tradable Faktor Domestik - Produksi - Harga jual - Mesin - Alat Tangkap (Jaring cumi) - Lampu - Freezer - Oli - BBM (Solar) -Tenaga Kerja - Perbekalan/ko nsumsi - Kapal Keunggulan kompetitif usaha perikanan jaring cumi dihitung menggunakan Private cost ratio ( PCR ) = C / ( A B ). Keunggulan komparatif usaha perikanan jaring cumi dihitung dengan menggunakan Domestic resource cost ratio ( DRCR ) = G / ( E F ).Untuk efek divergensi usaha perikanan jaring cumi terdiri dari : 1). Input Transfer Input : J = B F. Nominal Protection Coefficient on Input (NPCI) = B/F. Transfer Factor : K = C G. 2). output Transfer Output : I = A E Nominal Protection Coefficient on Output (NPCO) = A /E 3). input - output Effective Protection Coefficient (EPC) = ( A B )/( E F ). Net Transfer atau Tranfer Bersih : L = D H. Profitability Coefficient (PC) = D/H. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Usaha Perikanan Jaring Cumi di Kabupaten Pati Pertumbuhan kepemilikan alat tangkap jenis jaring cumi dapat dikatakan statis dari tahun 29 sampai 212. Pada tahun 213 jaring cumi mengalami peningkatan sebesar 48,39%. Tabel 3. Perkembangan Alat Tangkap Jenis Jaring Cumi Di Kabupaten Pati Tahun 29-213 2 9 21 21 1 21 2 21 3 Uraian Alat Tangkap Jaring Cumi (Unit) 31 31 31 31 46 Pertumbu han (%) Jaring Cumi (Unit),,, Sumber : BPS Kab.Pati, data diolah,21-214 48,3 9 Berdasarkan penelitian Wahyono tahun 24, alat tangkap jaring cumi yang ada di Kabupaten Pati berasal dari stick held deep net (Bouke Ami) yang terdapat di Thailand. Namun dengan berjalannya waktu, tidak menutup kemungkinan bentuk jaring cumi yang digunakan di Kabupaten Pati tidak hanya stick held deep net (Bouke Ami), tetapi juga bentuk Cast nets. Untuk produksi cumi-cumi di Kabupaten Pati disajikan pada Tabel 4. Tabel 4.Perkembangan Produksi dan Nilai Produksi Cumi-Cumi Di Kabupaten Pati Tahun 29-213 Uraia 29 21 211 212 213 n Jarin g Cumi Produ ksi 175.8 46 248.8 62 198.6 4 49.8 7 71.24 4 Nilai 1.346. 167. Pertu mbuh an (%) Produ ksi 2.395. 611.5 1.733. 428. 755.1 46. 1.217. 14.5 41,52-2,18-43,4 74,93 Nilai 77,96-27,64-56,44 61,17 Sumber : BPS Kab. Pati, data diolah, 21-214 Tabel 4 menunjukkan bahwa produksi cumi-cumi di Kabupaten Pati cukup fluktuatif. Pada tahun 21 mengalami pertumbuhan 41,52%; tetapi mengalami penurunan pada dua tahun berikutnya yaitu -2,18% pada tahun 211 dan -74,93% pada tahun 212. Untuk tahun 213, produksi ISBN 978-62-7369-3- 561 Universitas PGRI Yogyakarta

meningkat sebesar 43,4% dibanding tahun sebelumnya. Jumlah produksi yang fluktiatif banyak dipengaruhi oleh jumlah trip penangkapan, musim dan luas area penangkapan. Hal ini juga terjadi untuk nilai produksi. Besar nilai produksi dipengaruhi oleh jumlah produksi dan harga jual yang berlaku. Analisis Kelayakan Usaha Perikanan Jaring Cumi di Kecamatan Juwana Perhitungan rasio R/C usaha perikanan jaring cumi di Kecamatan Juwana disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 5, menunjukkan bahwa usah perikanan jaring cumi yang dijalankan mengalami keuntungan atau layak untuk dikembangkan yaitu dengan nilai rasio R/C 1,2. Nilai rasio R/C tersebut juga menunjukkan setiap pengeluaran Rp. 1.,- akan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 1.2,- Rata-rata pendapatan usaha perikanan jaring cumi adalah Rp. 1.557.413.793,-; dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.526.269.38,- sehingga diperoleh keuntungan rata-rata sebesar Rp. 31.144.755,- per unit per tahun. Tabel 5. Perhitungan Rasio R/C Usaha Perikanan Jaring Cumi di Kecamatan Juwana Deskripsi Rp % Pendapatan Total 1.557.413.793 Biaya Total 1.526.269.38 1, Biaya Tetap 396.394.675 25,97 Biaya Penyusutan 94.136.25 23,75 Kapal 17.8.315 4,49 Mesin 7.933.82 2, Alat tangkap 6.933.355 1,75 Freezer 61.469.453 15,51 Lampu 271.612.68 68,52 Biaya Pemeliharaan 29.275.862 7,39 Biaya administrasi 1.37.,35 Biaya tidak tetap 1.129.874.364 74,3 Solar 317.487.931 2,8 Oli 6.817.241,45 Konsumsi 264.827.586 17,35 Buku SIJIL 156.897,1 Ijin radio 219.655,1 Ijin berlayar 94.138,1 Ijin BUNKER 156.897,1 Upah tenaga kerja 522.548.191 34,24 Retribusi TPI 17.565.828 1,15 Keuntungan (profit) 31.144.755 Rasio R/C 1,2 Sumber : Pengolahan data, 215 Matriks Policy Analysis Matrix (PAM) Hasil perhitungan komponen PAM yaitu penerimaan, input tradable dan faktor domestik secara terperinci disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Matriks PAM Usaha Perikanan Jaring Cumi di Kecamatan Juwana Biaya-biaya Input Faktor Uraian Penerim aan Tradabl e Domest ik Harga 1.557.41 672.253 85.176 Privat 3.793.67.93 Harga 1.943.68 668.585 355.15 Sosial 9.655.96.316 Efek - diverg 386.275. 3.667.7 45.16 ensi 862 1.777 Sumber : Pengolahan data, 215 Keuntu ngan 79.984. 31 92.88.379-84.14.349 Tabel 6 menunjukkan bahwa untuk usaha jaring cumi yang dijalankan dalam jangka waktu satu tahun jika dilihat dari harga privat mengalami keuntungan yaitu sebesar Rp. 79.984.31,-. Keuntungan diperoleh karena besar penerimaan mampu menutupi biaya yang dikeluarkan, baik biaya dari input tradable maupun biaya faktor domestik. Demikian juga, jika perhitungan dilakukan dengan harga sosial. Usaha perikanan jaring cumi di Kecamatan Juwana mengalami keuntungan sebesar Rp. 92.88.379,- per tahun. Penerimaan sosial lebih tinggi dibandingkan penerimaan privat. Hal ini dikarenakan perhitungan harga sosial dipengaruhi oleh adanya subsidi, penetapan harga oleh pemerintah, tingkat inflasi dan harga jual pada konsumen. Sedangkan perhitungan harga privat dipengaruhi oleh harga yang berlaku di masyarakat, suku bunga kredit dan harga jual pada produsen. Keunggulan Kompetitif Usaha Perikanan Jaring Cumi Keunggulan kompetitif suatu komoditas ditentukan oleh nilai-nilai keuntungan privat (PP/Private Profitability) dan nilai Rasio Biaya Privat (PCR/Private Cost Ratio) (Murtiningrum, 213). Hasil perhitungan keunggulan kompetitif atau Private Cost Ratio (PCR) menunjukkan nilai,91. Nilai PCR usaha perikanan jaring cumi di Kecamatan Juwana < 1 yang berarti bahwa usaha ini secara sistem kompetitif. ISBN 978-62-7369-3- 562 Universitas PGRI Yogyakarta

Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis PAM untuk keuntungan privat yang diperoleh. Pada Tabel 6, keuntungan privat menunjukkan angka posisif, yang berarti usaha mengalami keruntungan dalam jangka waktu satu tahun. Indriyati (27) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif suatu komoditi dapat dilihat dari bagaimana alokasi sumberdaya diarahkan untuk mencapai efisiensi finansial dalam pengusahaan komoditi. Pada usaha perikanan jaring cumi efisiensi finansial telah terjadi dalam jangka waktu satu tahun. Pada usaha penangkapan, modal usaha yang dibutuhkan sangat besar tetapi tidak dapat diprediksi besar hasil tangkapannya. Hasil tangkapan sangat tergantung dari jumlah trip yang dilakukan, kondisi cuaca dan ketersediaan jumlah obyek tangkapan. Keunggulan Komparatif Usaha Perikanan Jaring Cumi Keunggulan Komperatif suatu komoditas ditentukan oleh nilai-nilai keuntungan social (SP/Social Profitability) dan nilai ratio sumber daya domestik (DRCR/Domestic Resource Cost Ratio) (Murtiningrum, 213). Hasil perhitungan keunggulan komparatif atau Domestic Resource Cost Ratio (DRCR) menunjukkan nilai,278. Nilai DRCR usaha perikanan jaring cumi di Kecamatan Juwana <1 yang berarti bahwa usaha ini memiliki keunggulan komparatif. Nilai DRCR < 1 menunjukkan bahwa usaha perikanan jaring cumi memiliki efisiensi dalam alokasi sumber daya. Dengan demikian, dalam kasus usaha perikanan jaring cumi di Kecamatan Juwana, usaha ini mempunyai keunggulan komparatif tetapi tidak memiliki keunggulan kompetitif. Hal ini dapat terjadi karena adanya pajak, retribusi dan prosedur administrasi yang terlalu banyak. penelitian Murtiningrum (213) menyebutkan bahwa komoditi yang memiliki keunggulan komparatif tetapi tidak memiliki keunggulan kompetitif terjadi disebabkan karena adanya distorsi pasar atau adanya hambatan yang bersifat disentensif, misalnya perpajakan atau prosedur administrasi yang menghambat aktivitas tersebut sehingga merugikan produsen. Sebaliknya, suatu komoditi yang memiliki keunggulan kompetitif tapi tidak memiliki keunggulan komparatif dapat terjadi bila pemerintah memberikan proteksi terhadap komoditi yang dihasilkan, misalnya jaminan harga, perijinan dan kemudahan fasilitas lainnya. Efek Divergensi Usaha Perikanan Jaring Cumi Efek divergensi terhadap input terdiri dari transfer input, NPCI dan transfer faktor. Untuk nilai transfer input adalah 3.667.71, berarti terjadi transfer dari produsen (nelayan jaring cumi) ke produsen input tradable atau dengan kata lain harga privat lebih tinggi dibandingkan harga sosial. Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak adanya intervensi pemerintah pada input tradable usaha perikanan jaring cumi sehingga lebih menguntungkan produsen input tradable karena produsen (nelayan jaring cumi) membeli harga yang lebih tinggi dari harga sosialnya. Dengan kata lain terjadi pengalihan suplus dari produsen ke produsen input tradable. Nilai NPCI 1,5 lebih besar dari 1, berarti untuk input tradable harga domestik lebih tinggi dari harga dunia, dan tidak adanya hambatan oleh kebijakan pemerintah. Dengan demikian, produsen (nelayan jaring cumi) di Kecamatan Juwana terjadi inefisiensi pada penggunaan input tradable. Untuk transfer faktor diperoleh nilai 45.16.777, berarti ada transfer dari produsen (nelayan jaring cumi) kepada produsen input non tradable (faktor domestik). Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak adanya intervensi pemerintah pada faktor domestik usaha perikanan jaring cumi sehingga lebih menguntungkan produsen faktor domestik karena produsen (nelayan jaring cumi) membeli harga yang lebih tinggi dari harga sosialnya. Dengan kata lain terjadi pengalihan suplus dari produsen ke produsen faktor domestik. Efek divergensi terhadap output terdiri dari transfer output dan NPCO. Nilai transfer output adalah -386.275.862, berarti terjadi transfer dari produsen (nelayan jaring cumi) ke masyarakat (konsumen) atau dengan kata lain harga sosial lebih tinggi dibandingkan harga privat. Dengan kata lain terjadi pengalihan suplus dari produsen ke masyarakat sebagai akibat harga yang diterima produsen lebih rendah. Nilai NPC,81 lebih kecil dari 1, berarti untuk output harga domestik lebih rendah dari harga dunia, dengan kata lain tidak terdapat proteksi terhadap harga domestik. Menurut Pearson, dkk. (25), nilai NPCO < 1 menunjukkan dampak kebijakan akibat kegagalan pasar yang tidak dikoreksi dengan kebijakan efisiensi, sehingga menyebabkan divergensi harga privat dengan harga sosial atas output. Efek divergensi terhadap input-output terdiri dari EPC, Transfer bersih dan PC. Untuk EPC bernilai,694 lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa pemerintah tidak melakukan proteksi terhadap usaha perikanan jaring cumi. EPC menggambarkan sejauh mana kebijakan pemerintah bersifat melindungi produksi domestik secara efektif. EPC merupakan rasio antara selisih penerimaan dan biaya input tradable yang dihitung pada harga aktual dengan selisih penerimaan dan biaya input tradable yang dihitung pada harga sosial. Nilai EPC lebih dari satu (EPC>1) berarti ISBN 978-62-7369-3- 563 Universitas PGRI Yogyakarta

kebijakan pemerintah untuk melindungi produsen domestik berjalan efektif, jika kurang dari satu (EPC <1) maka kebijakan tersebut tidak berjalan secara efektif atau menghambat produsen untuk berproduksi (Murtiningrum, 213). Dalam kasus usaha perikanan jaring cumi di Kecamatan Juwana, hal ini terjadi pada perdagangan hasil produksi sehingga produsen (nelayan jaring cumi) belum dapat menerima harga seperti harga sosial karena rantai pemasaran yang melalui perantara dan tidak dapat melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen. Untuk transfer bersih (net transfer) bernilai -84.14.349, berarti menunjukkan defisit produsen (nelayan jaring cumi). Hal ini dapat terjadi karena terdapat distorsi pasar pada input (input tradable dan faktor domestik) dan output secara keseluruhan yang merugikan produsen (nelayan jaring cumi). Untuk PC bernilai,87 berarti secara keseluruhan tidak terdapat kebijakan pemerintah untuk melakukan proteksi kepada produsen (nelayan jaring cumi). Dengan kata lain, distorsi pasar yang ada pada usaha perikanan jaring cumi menjadikan kerugian pada produsen (nelayang jaring cumi) jika dihitung dalam jangka waktu satu tahun. KESIMPULAN 1. Nilai keunggulan kompetitif (PCR),91 yang berarti sistem tidak kompetitif. 2. Nilai keunggulan komparatif (DRCR),278 yang berarti sistem mempunyai keunggulan komparatif. 3. Efek divergensi : a) transfer input 3.667.71; NPCI 1,5; b) transfer faktor 45.16.777; untuk transfer output -386.275.862; NPCO,81; c) EPC,694; transfer net - 84.14.349 dan PC,87. REFERENSI Atmaja, S. B, 213. Perkembangan Perikanan Cumi-cumi Di Sentra Pendaratan Ikan Utara Pulau Jawa. Jurnal Litbang Perikanan, Vol 19 (1) : 31-38. Badan Pusat Statistik Kabupaten Pati, 21. Pati Dalam Angka Tahun 29. Pati...., 211. Pati Dalam Angka Tahun 21. Pati...., 212. Pati Dalam Angka Tahun 211. Pati...., 213. Pati Dalam Angka Tahun 212. Pati...., 214. Pati Dalam Angka Tahun 213. Pati. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 214. Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 213. Semarang. Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Pati, 214. Data Alat Tangkap Kapal Mesin 1-3 GT Di Kabupaten Pati. Pati. Indriyati, S, 27. Analisis Daya Saing Buah Nenas Model Tumpang Sari Dengan Karet (Kasus di Desa Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Prabumulih dan di Desa Payaraman, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kementerian Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia, 215. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Tahun 214. Jakarta. Morrison, J. and K. Balcombe, 22. Policy Analysis Matrices : Beyond Simple Sensitivity Analysis. Journal Of International Development, Vol 14 : 459-471. Murtiningrum, F, 213. Analisis Daya Saing Usaha Tani Kopi Robusta (Coffea Canephora) Di Kabupaten Rejang Lebong. Tesis. Program Studi Pascasarjana Magister Agribisnis Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu, Bengkulu. Pasaribu, L, 28. Dampak Kenaikan Harga BBM (Solar) Terhadap Usaha Penangkapan Ikan Dengan Pukat Cincin (Studi Kasus : Kel. Bagan Deli Kec. Medan Belawan Kota Medan). Skripsi. Program Studi Agribisnis Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan. Pearson, S., C. Gotsch dan S. Bahri, 25. Aplikasi Policy Analysis Matrix Pada Pertanian Indonesia. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER. 2/MEN/211 Tentang Jalur Penangkapan Ikan Dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan Dan Alat Bantu Penangkapan Ikan Di wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Pratiwi, B. C, 29. Pengelolaan Sumberdaya Rajungan Melalui Analisa Bioekonomi Di Perairan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Sumberdaya Pantai. Universitas Diponegoro, Semarang. Putra, S. E, 213. Analisis Usaha Penangkapan Ikan Yang Berkelanjutan Pada Kondisi Perubahan Iklim. Tesis. Program Studi Magister Ilmu ekonomi Studi Pembangunan. Universitas Diponegoro, Semarang. ISBN 978-62-7369-3- 564 Universitas PGRI Yogyakarta

Sukandar, Fuad, Darmawan, Martinus, G. Bintoro, B. Setiono dan L. Ika H, 214. Buku Panduan Praktikum Metode Penangkapan Ikan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya, Malang. Zuhal, 29. Kekuatan Daya Saing Indonesia. Penerbit Buku Kampus, Jakarta. ISBN 978-62-7369-3- 565 Universitas PGRI Yogyakarta