ANALISIS PERHITUNGAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN PACKING UNTUK MENINGKATKAN NILAI AVAILABILITY MESIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

BAB IV METODE PENELITIAN

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

BAB 3 LANDASAN TEORI

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

BAB V ANALISIS HASIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USAHA PERBAIKAN PROSES MANUFAKTUR (Betrianis, et al.

BAB I PENDAHULUAN. peragian yang ada di Brew house depart hingga proses packaging PT. MBI. produktivitas yang diinginkan perusahaan dapat tercapai.

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

BAB II KAJIAN LITERATUR...

ANALISIS KINERJA PABRIK TEH HITAM PAHIT MADU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

PENGUKURAN KINERJA MESIN PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS PADA PT. CAHAYA BIRU SAKTI ABADI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANGAN PERBAIKAN EFEKTIVITAS MESIN SPINNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN GREY FMEA DI PT XYZ

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

ANALISIS SISTEM PERAWATAN PADA MESIN KMF 250 A MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT TSG

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way

Suharjo Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

2.2.2 Keuntungan TPM Total Effectiveness (Keefektifan Total) Overall Equipment Effectiveness

SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. XYZ

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

ANALISIS PERHITUNGAN EFEKTIFITAS MESIN FILLER LINE LAB MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus di PT.

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA LINE POUCH PT.XYZ

PENINGKATAN EFEKTIVITAS LINI PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI KONTINYU DENGAN PENDEKATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

HASBER F. H. SITANGGANG

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

PERHITUNGAN OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENES) PADA MESIN TRUPUNCH V 5000 I MENUJU TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Study Kasus Pada PT XYZ

PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) SEBAGAI DASAR OPTIMASI PRODUKTIVITAS (Studi Kasus di PT. Sweet Candy Indonesia)

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Transkripsi:

NLISIS PERHITUNGN OVERLL EQUIPMENT EFFETIVENESS (OEE) PD MESIN PKING UNTUK MENINGKTKN NILI VILILITY MESIN Ida Nursanti 1 dan Yoko Susanto 2 bstract: PT. XYZ is a food and beverage company in Indonesia which produces many kinds of products with several different packing size since 1979. PT. XYZ always strives to improve production efficiency, especially in minimizing waste and loss that occur in every process of production. This study was conducted to calculate the Overall Equipment Effectiveness (OEE) of packaging machines at line 2 of PT. XYZ and identify the cause of the loss and waste that exist during production process. Overall Equipment Effectiveness (OEE) is a method to evaluate how effectively a manufacturing operation is utilized. The result of this research indicated that the OEE percentages of packaging machines both Weighing and SV do not meet the company s standards, which is 80 %. The main factor causing the declining value of OEE is machine availability and it is happened because the machine operator takes a long time to set up the machine. Keywords: avalability, Overall Equipment Effectiveness (OEE), and production efficiency PENDHULUN Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatan, adalah dengan meningkatkan utilitas peralatan yang ada seoptimal mungkin dan memperpanjang umur ekonomisnya. Utilisasi dari peralatan pada rataan industri manufaktur adalah sekitar setengah dari kemampuan mesin yang sesungguhnya (Nakajima, 1988). Pada praktiknya, seringkali usaha perbaikan yang dilakukan tersebut hanya pemborosan, karena tidak menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan tim tidak mendapatkan dengan jelas akar permasalahan yang terjadi dan faktor-faktor penyebabnya, sehingga dalam upaya mengatasi masalah ini tim tidak efektif dalam mengatasinya. Untuk itu diperlukan suatu metode yang mampu mengungkapkan permasalahan dengan jelas agar dapat dilakukan peningkatan terhadap kinerja mesin dan peralatan secara optimal (Jonsson dan Lesshammar, 1999). PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan makanan dan minuman besar di Indonesia yang memproduksi banyak jenis produk dengan beberapa ukuran packing yang berbeda juga. Hal ini berarti, PT. XYZ harus meningkatkan utilitas mesin-mesin yang ada salah satunya yaitu mesin packing yang digunakan untuk mengemas produk pada unit 3 line 2. Target perusahaan untuk nilai OEE mesin tersebut adalah 80%. Tapi dalam kenyataannya target tersebut sering kali tidak terpenuhi. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan dan analisis terhadap nilai Overall Equipment Effectiveness 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Yani Tromol Pos I Pabelan, Surakarta E-mail: ida.nursanti@ums.ac.id 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Yani Tromol Pos I Pabelan, Surakarta E-mail: yokosusanto1@gmail.com Naskah diterima: 14 Juni 2014, direvisi: 5 Juli 2014, disetujui: 10 Juli 2014 96

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Juni 2014 ISSN 1412-6869 (OEE) untuk mengetahui kinerja mesin packing tersebut dan menganalisis faktorfaktor penyebab ketidakefektifan mesin yang mungkin terjadi. Menurut Nakajima (1988), terdapat enam kerugian peralatan yang menyebabkan rendahnya kinerja dari mesin dan peralatan. Keenam kerugian tersebut dikenal dengan istilah Six ig Losses yang digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Ketersediaan waktu, terdiri dari: a. Kerusakan ( breakdownlosses), yaitu kerugian yang disebabkan adanya kerusakan mesin dan peralatan yang memerlukan suatu perbaikan. Kerugian ini sebagai contoh, terdiri dari waktu rehat ( downtime) yang dialami pekerja dan waktu perbaikan dari mesin dan peralatan tersebut. b. Pengaturan dan penyesuaian ( setupandadjustmentlosses) disebabkan adanya perubahan kondisi operasi, seperti kegiatan menyalakan mesin ( startup) dan penyesuaian bagian kerja (shift). Kerugian ini sebagai contoh, terdiri dari waktu rehat (downtime) dan pengaturan mesin (setup). Nakajima (1988) menyatakan bahwa ketersediaan waktu merupakan suatu rasio yang menggambarkan pemanfaaan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin dan peralatan. Dengan demikian formula yang digunakan untuk mengukur rasio ketersediaan waktu adalah sebagai beikut (Fadillah, 2009): = 100%. (1) =. (2) =. (3) 2. Kinerja mesin, terdiri dari: a. erhenti sejenak (small stops), disebabkan oleh kejadian-kejadian seperti pemberhentian mesin sejenak, kemacetan mesin, dan waktu menganggur (idletime) dari mesin. Pada kenyataannya, kerugian ini tidak dapat dideteksi secara langsung tanpa adanya alat pelacak, dan ketika operator tidak dapat memperbaikinya dalam waktu yang telah ditentukan, dapat dianggap sebagai kerusakan. b. Kehilangan kecepatan (speedlosses), yaitu kerugian karena mesin tidak bekerja secara optimal sesuai dengan teoritisnya. Pada kecepatan yang lebih tinggi, secara teoritis akan terjadi penurunan kualitas produk (quality losses). Kinerja mesin merupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan dari mesin dan peralatan dalam menghasilkan produk. Rasio ini merupakan hasil dari rataan kecepatan mesin saat beroperasi (operating speed rate) dan rataan kecepatan waktu produksi ( net operating rate). Rataan kecepatan mesin saat beroperasi mengacu kepada perbedaan antara kecepatan ideal (berdasarkan desain mesin atau peralatan) dan kecepatan operasi aktual, sedangkan rataan kecepatan waktu produksi mengukur pemeliharaan dari suatu kecepatan selama periode tertentu. Dengan kata lain, ia mengukur apakah suatu operasi tetap stabil dalam periode selama mesin atau peralatan beroperasi pada kecepatan rendah. Formula yang digunakan untuk pengukuran rasio ini adalah sebagai berikut: = x 100%. (4) NOT = ( + ) x. (5) =. (6) = OT NOT. (7) 3. Kualitas produk, terdiri dari: a. Kecacatan produksi ( quality defect) dan daur ulang ( rework losses) yaitu 97

Nursanti & Susanto/nalisis Perhitungan Overall..... /JITI, 13(1), Jun 2014, pp. (96-102) kerugian karena produk tidak berada di dalam batas spesifikasi atau kecacatan produksi yang terjadi pada operasi normal. Produk seperti ini harus dibuang atau diproduksi ulang. Kerugian ini meliputi biaya tenaga kerja untuk melakukan daur ulang dan biaya material yang terbuang. b. Kerugian nisbah ( yield losses), disebabkan material yang tidak terpakai atau sampah bahan baku. Kerugian nisbah dibagi menjadi dua bagian. Pertama berupa sampah bahan baku yang disebabkan kesalahan desain, metode manufaktur, dan peralatan yang mengalami gangguan. Kedua adalah kerusakan produksi yang disebabkan oleh adanya pengaturan presisi ( adjusting) dan juga pada saat mesin melakukan pemanasan (belum pada kondisi kerja yang stabil) sehingga banyak terjadi kegagalan (reject). Kualitas produk merupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan peralatan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu. Formula yang digunakan untuk pengukuran rasio ini adalah sebagai berikut: = x 100%. (8) VOT = NOT. (9) = x. (10) erdasarkan keseluruhan data diatas dapat diperoleh perhitungan nilai OEE sebagai berikut: OEE=vailability(%) x Performance(%) x Quality(%). (11) Gambar 1. berikut ini menunjukkan hierarki mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai OEE. Gambar 1. Faktor-faktor OEE METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui kondisi pengoperasian mesin packing dan mengetahui hal-hal yang terkait perhitungan OEE. Selain itu juga dilakukan brainstorming dengan operator mesin untuk lebih mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam pengoperasian mesin packing, sebagai acuan untuk usulan perbaikan setelah dilakukan perhitungan nilai OEE. Selain pengamatan langsung dan brainstorming dengan operator mesin juga dilakukan studi literatur untuk menunjang proses perhitungan nilai OEE, mulai dari 98

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Juni 2014 ISSN 1412-6869 faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perhitungan OEE, perhitungan nilai availability mesin, performace rate ratio dan quality rate ratio dari mesin packing. Setelah dilakukan perhitungan data awal, Tabel 1 menunjukkan hasil perhitungan nilai OEE mesin packing menggunakan rumus ( 1) untuk menentukan nilai vailability, dengan rumus ( 4) untuk menentukan nilai performance rate, dan dengan rumus (8) untuk menentukan besar nilai Quality rate serta dengan rumus (11) untuk menentukan nilai OEE. Tabel 1. Hasil Perhitungan vailability, Performance rate, Quality Production Rate dan OEE Group Jenis Mesin vailability Performance Rate Quality Production Rate OEE Weighing 84.38% 90.73% 99.20% 75.93% SV 75.10% 97.28% 99.59% 72.76% Weighing 68.23% 92.24% 98.63% 62.07% SV 85.42% 94.70% 99.13% 80.18% Weighing 87.50% 93.67% 99.60% 81.63% Weighing 87.50% 90.45% 99.13% 78.46% SV 87.50% 77.71% 99.40% 67.59% Weighing 87.50% 94.10% 99.36% 81.82% SV 87.50% 96.00% 99.29% 83.40% Weighing 88.28% 94.33% 99.78% 83.09% SV 75.00% 89.67% 99.38% 66.83% Weighing 87.50% 86.84% 99.65% 75.72% SV 83.33% 90.25% 99.64% 74.93% Weighing 79.17% 96.84% 99.25% 76.09% SV 87.50% 94.13% 99.62% 82.05% Weighing 87.50% 94.37% 99.52% 82.18% SV 98.61% 83.52% 99.67% 82.09% Weighing 87.50% 91.12% 98.86% 78.82% SV 92.86% 87.25% 99.70% 80.77% Weighing 95.83% 96.15% 99.37% 91.56% SV 96.43% 74.00% 100.00% 71.36% Weighing 79.17% 98.13% 99.65% 77.41% SV 87.50% 90.82% 99.50% 79.07% Weighing 66.67% 82.49% 98.81% 54.34% SV 87.50% 94.44% 99.59% 82.29% Weighing 82.29% 99.29% 99.14% 81.00% SV 81.25% 95.11% 99.30% 76.73% Weighing 83.33% 85.23% 99.28% 70.51% SV 98.48% 77.70% 99.34% 76.01% Weighing 83.33% 76.56% 99.09% 63.22% SV 83.33% 97.30% 99.62% 80.78% Weighing 83.85% 69.71% 99.24% 58.01% SV 87.63% 99.98% 99.36% 87.05% nalisa Perhitungan OEE Dari hasil pengumpulan data dan perhitungan OEE setiap shift selama 1 minggu, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai OEE mesin packing 1 minggunya dengan menjumlahkan loading time, operating time, performance loss, NOT, defect 99

Nursanti & Susanto/nalisis Perhitungan Overall..... /JITI, 13(1), Jun 2014, pp. (96-102) loss dan VOT guna untuk menentukan nilai availability, performance dan quality rate serta OEE mesin selama 1 minggu sehingga diperoleh nilai OEE sebagai berikut. Tabel 2. Hasil perhitungan OEE 1 minggu Mesin OEE Weighing 76.08% SV 77.46% Target perusahaan untuk nilai OEE packing adalah 80%, ini berarti nilai OEE packing belum memenuhi nilai standar OEE yang ditetapkan oleh perusahaan. erikut adalah hasil total perhitungan vailability, Performance Rate dan Quality Production Rate. Tabel 3. Hasil total perhitungan vailability, Performance Rate dan Quality Production Rate Mesin Weighing SV valibility Performance Quality Rate Production Rate 83.36% 91.91% 99.30% 86.76% 89.74% 99.50% Dari hasil perhitungan diperoleh nilai availability 83.36 % untuk mesin Weighing, 86.76% untuk mesin SV. Nilai performance rate 91.91% untuk mesin Weighing 89.74% untuk mesin SV dan nilai quality production sebesar 99.30% untuk Weighing 99.50% untuk mesin SV. Gambar 2. Grafik vailability, Performance Rate dan Quality Production Rate Dari Gambar 2. diatas maka terlihat bahwa faktor yang membuat nilai OEE tidak mencapai target dari perusahaan adalah nilai availability mesin. Usulan Perbaikan Usulan yang diberikan untuk meningkatkan nilai OEE adalah dengan melakukan perbaikan untuk meningkatkan nilai vailability dengan menggunakan metode fishbone dimana faktor faktor utamanya lebih diprioritaskan. erikut adalah dataa penyebab penurunan nilai vailability dari hasil pengamatan dan rekap laporan harian. 100

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Juni 2014 ISSN 1412-6869 Tabel 4. Faktor penyebab penurunan nilai vailability Faktor Menit/ Prosentase Minggu Kumulatif Setting awal dan akhir shift 3,908 35% reakdown 2,255 56% Penyesuaian WIP dan Pack Material 1,740 71% Menunggu WIP 1680 86% Setting setelah breakdown 1,498 100% Diagram Pareto dan Diagram Fishbone Dari data pada Tabel 4. kemudian dibuat diagram pareto seperti dutunjukkan pada Gambar 3. Faktor yang memiliki prosentase paling besar adalah Setting awal dan akhir shift. Faktor tersebut yaitu setting awal dan akhir shift, kemudian dianalisa dengan menggunakan metode fishbone yang hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4. 10,000 7,500 5,000 2,500 - Pareto chart of factor 100% 75% 50% 25% 0% Menit Prosentase Kumulatif Gambar 3. Diagram pareto Gambar 4. Diagram Fishbone 101

Nursanti & Susanto/nalisis Perhitungan Overall..... /JITI, 13(1), Jun 2014, pp. (96-102) Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setting awal dan akhir shift disebabkan oleh beberapa faktor yaitu terbatasnya skill operator, belum adanya perawatan yang rutin atau preventive maintenance untuk mesin sehingga sulit untuk disetting, kurangnya peralatan yang mendukung proses tersebut dan suhu udara yang panas di dalam pabrik. Usulan Perbaikan Usulan perbaikan berdasarkan dari faktor-faktor penyebab lamanya dalam menyeting mesin dapat dilihat dalam Tabel 5. berikut ini. Table 5. Usulan Perbaikan No Faktor-faktor Penyelesaian masalah 1 Manusia/Operator - skill terbatas - tidak teliti a. Pelatihan Operator secara berkala, setiap tahun. b. Memberi wawasan tentang mesin packing kepada Operator. c. Memperbaiki suhu disekitar mesin agar 2 Mesin - mesin sulit di-setting. *tidak ada preventive maintanence 3 Lingkungan - Suhu udara cukup panas 4 Peralatan - alat bantu seadanya kenyamanan dan ketelitian operator meningkat. a. Penerapan kegiatan preventive maintenance. b. Penjadwalan perawatan mesin secara berkala, tidak hanya saat rusak saja. a. Penambahan kipas angin atau pendingin ruangan disekitar operator. a. Pembuatan alat bantuguna mempermudah operator menyeting mesin setiap mesin error atau berhenti. KESIMPULN Dari pengumpulan data dan perhitungan OEE mesin packing selama satu minggu di PT.XYZ, Factory lini 2, dapat disimpulkan: 1. Target perusahaan untuk nilai OEE packing adalah 80%, sedangkan hasil perhitungan nilai OEE mesin Weighing 76.08% dan mesin SV 77.46%. Hal ini berarti bahwa nilai OEE packing belum memenuhi nilai standar OEE yang ditetapkan oleh perusahaan. 2. Dilihat dari Gambar 2.faktor-faktor perhitungan OEE, faktor availability adalah faktor yang paling menyebabkan nilai OEE mesin packing tidak memenuhi target dari perusahaan. 3. Dari data dan analisis dengan diagram pareto terkait faktor-faktor nilai availability mesin menunjukan bahwa setting mesin di awal dan akhir shift merupakan faktor yang dominan dan harus segera diatasi. Daftar Pustaka Fadillah, Rizki. 2009. Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) Sebagai Dasar Optimasi Produktivitas. Studi Kasus pada PT. Sweet andy Indonesia. Skripsi. IP, ogor. Jonsson, P.; dan Lesshammar, M. 1999. Evaluation and Improvement of Manufacturing Performance Measurement Systems The Role of OEE. International Journal of Operations and Production Management. Vol. 19, p. 55. Nakajima, S. 1988. Introduction to Total Productive Maintenance. Portland: Productivity Press, Inc. 102