BAB VI EFEKTIVITAS ORGANISASI KELURAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LURAH TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI

LAMPIRAN. B. Visi Misi Kota Bogor Visi Kota Bogor Kota Jasa yang nyaman dengan Masyarakat Madani dan Pemerintahan Amanah.

BAB V PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN LURAH

BAB VII KELEMBAGAAN DI KALANGAN PARA PEMULUNG DAN PROSES MUNCULNYA KELEMBAGAAN TERSEBUT

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

Wawancara. Pertanyaan 1: Siapakah yang mengelola perpustakaan saat ini? (pustakawan/ pustakawan guru/ tenaga honorer) dan berapa jumlahnya?

Scale Variance if. Cronbach s Item Deleted. Item Deleted. Deleted X1.916 X X X X X6 117.

IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09.

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM KELUARGA HARAPAN

PANDUAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2017

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir

Universitas Sumatera Utara

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar?

HUBUNGAN PERAN STAKEHOLDERS DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

Reaksi Cepat SMS Ahok

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Penerapan Komunikasi Organisasi Pimpinan Di Kantor Camat. Tebingtinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti.

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

: Apakah pesan yang disampaikan oleh pihak manajemen KFC kepada karyawannya itu sama?

LAMPIRAN. Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR. kuesioner komitmen pengurus senat. Peneliti sangat berharap agar Saudara bersedia

BAB III KEMAMPUAN ORANG TUA MEMBIMBING BELAJAR ANAK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,

BAB V GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap terhadap pengalaman, sehingga

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :...

1. Kegiatan selama liburan

BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG

1 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

BAB V PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH

Faktor yang paling sering terjadi yaitu bangkrut yaa pada perusahaan, kita mensurveynya kurang tepat, karakter nasabah yang susah,

Loyalitas Tanpa Batas

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

"Ibu itu sering blusukan datang ke tempat warga. Saya pribadi nggak ada masalah dengan Bu Lurah Susan," jelasnya.

Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11

Transkrip wawancara dengan ibu Subi dengan jabatan Ketua Ibu dan Anak. 1. Konsep Pemasaran Social Marketing. Yogyakarta kepada target sasaran?

: Permohonan Wawancara. Cirebon, Juli Kepada Yth. Bapak/Ibu

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA. Hasil penelitian melalui wawancara dengan tiga keluarga di RT 14 Kelurahan Way Halim Bandar Lampung:

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

PEDOMAN WAWANCARA. 4. Apa saja tugas dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. 7. Bagaimana cara melakukan evaluasi kinerja pegawai di Badan

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA. A. Wawancara Kepada Koordinator BKM Rukun Makmur pada tanggal 14

Transkrip pertanyaan untuk narasumber 1. (Direktur utama) 1. Apa kegiatan PR yang sedang diajalankan dalam perusahaan?

ANALISIS MARKET RESEARCH UNEJ

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

Universitas Sumatera Utara

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

KEBERHASILAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Wawancara Presiden RI dg Nelayan pd Blusukan ke TPI Panimbang, di Pandeglang,Banten tgl. 23 Feb 2015 Senin, 23 Pebruari 2015

Pedoman Wawancara Proses Komunikasi Antarpribadi Efektif Pegawai P2TP2A Kabupaten Serdang Bedagai dengan Anak Korban Kekerasan Seksual

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH DI DESA CIARUTEUN ILIR

LAMPIRAN. 4. Menurut kamu sudah baik kah pelayanan humas? Ya mereka sudah bekerja dengan baik.

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

LAMPIRAN 1. Kepada Yth : Bapak/Ibu/Saudara Mitra Kerja Direktorat Jenderal Bina Marga Di tempat

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR. 1. Validitas dan Reliabilitas Dimensi Jarak Kekuasaan

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

BAB VII PERSEPSI KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI DI TRA S TV

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN MENURUT PERSEPSI KARYAWAN TETAP

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA I

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014

Sambutan Presiden RI pd Puncak Peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masy, Manado, tgl 28 Mei 2015 Kamis, 28 Mei 2015

3. Program exchange yang diketahui ANALISIS MARKET RESEARCH BANDUNG

NOTULEN RAPAT PENGAWASAN PENGADILAN NEGERI BANGIL HARI : SENIN, TANGGAL : 8 Mei 2017

Perpustakaan Unika LAMPIRAN KUESIONER 30

1. PENDAHULUAN. tiga prasyarat yaitu kompetisi didalam merebutkan dan mempertahankan

Transkip Wawancara. a. VP Manager department HR & GPA

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI

Pedoman Wawancara Mendalam Untuk Dokter

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa.

LAMPIRAN. Bapak Rafil sebagai direktur keuangan dan Bapak Bayu sebagai direktur operasional)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah

BAB VI POLA INTERAKSI ANTAR PEMULUNG, PEMULUNG DENGAN BOS PEMULUNG DAN PEMULUNG DENGAN MASYARAKAT SETEMPAT

LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (1)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB VI EFEKTIVITAS ORGANISASI KELURAHAN Efektivitas organisasi merupakan ukuran keberhasilan suatu organisasi. Efektivitas organisasi Kelurahan Tegal Gundil dan Kelurahan Bantar Jati dianalisis berdasarkan tiga kriteria efektivitas organisasi menurut Quinn dan Rohrbaugh (1983) dalam Kasim (1993), yaitu Efektivitas Organisasi Model Hubungan Manusia, Efektivitas Organisasi Model Proses Internal, dan Efektivitas Organisasi Model Tujuan Rasional. 6.1 Efektivitas Organisasi Model Hubungan Manusia Efektivitas organisasi model hubungan manusia memiliki asumsi bahwa efektivitas organisasi tidak hanya dilihat dari segi pencapaian tujuan dan efisiensi kerja organisasi secara total, melainkan juga dari segi kepentingan anggota organisasi secara individual. Dalam kasus kelurahan maka yang dimaksud dengan anggota organisasi adalah staf kelurahan yang meliputi kepala seksi dan pelaksana. Efektivitas organisasi ini dilihat dari sudut pandang staf yakni seberapa jauh staf merasakan manfaat organisasi bagi hidup mereka. Efektivitas organisasi model huubungan manusia ini diukur berdasarkan motivasi, kinerja, dan kepuasan kerja dari masing-masing staf. Pengukuran ini diasumsikan bahwa manfaat atau tujuan tiap orang di suatu organisasi sangat beragam. Hal tersebut dapat digeneralisasikan dengan motivasi, kinerja, dan kepuasan kerja anggota. Dengan kata lain apabila tujuan dan harapan seseorang di organisasi terpenuhi, maka orang tersebut diasumsikan akan memiliki motivasi, kinerja, dan kepuasan kerja yang lebih baik dari orang yang tujuan dan harapannya di organisasi tidak tercapai. 6.1.1 Efektivitas Organisasi Kelurahan Tegal Gundil Model Hubungan Manusia Efektivitas organisasi model hubungan manusia di Kelurahan Tegal Gundil termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini karena dari 1050 total nilai yang mungkin dicapai oleh empat belas staf, Kelurahan Tegal Gundil memiliki poin

902 atau 85,9 persen. Sesuai dengan kriteria, tingkat efektivitas organisasi model hubungan manusia dikatakan tinggi apabila total nilai seluruh pegawai berada diatas 60 persen. Nilai 85,9 persen mengindikasikan bahwa tingkat motivasi, kinerja dan kepuasan kerja pegawai Kelurahan Tegal Gundil baik. Motivasi pegawai Kelurahan Tegal Gundil diukur berdasarkan pernyataanpernyataan dalam kuesioner. Hasil persentase tiap pernyataan diuraikan dalam Tabel 15. Tabel 15. Motivasi Staf Kelurahan Tegal Gundil No Pernyataan 1 Kesediaan bekerja sesuai jam kerja yang berlaku 2 Kesediaan untuk berusaha menyelesaikan tugas tepat waktu 3 Kesediaan menambah jam kerja untuk mencapai target organisasi 4 Kesediaan untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah 5 Kesediaan membantu kesulitan rekan kerja dalam pekerjaannya Motivasi Per- Pernyataan 94,3 81,4 62,9 58,6 84,3 Motivasi Staf 76,3 Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa kesediaan pegawai untuk bekerja sesuai jam kerja yang berlaku sebesar 94,3 persen. Kesediaan pegawai untuk berusaha menyelesaikan tugas tepat waktu 81,4 persen. Kesediaan menambah jam kerja untuk mencapai target organisasi 62,9 persen. Kesediaan untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah 58,6 persen. Kesediaan membantu kesulitan rekan kerja 84,6 persen. Sedangkan persentase motivasi seluruh pegawai Kelurahan Tegal Gundil untuk semua pernyataan sebesar 76,3 persen dari total nilai maksimal. Kegiatan kerja di kelurahan biasanya dimulai pada setengah delapan pagi sampai pukul empat sore. Sebagian besar pegawai bersedia untuk bekerja sesuai jadwal tersebut dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Diungkapkan oleh LP (46

tahun) bahwa aktivitas utama kelurahan adalah pelayanan masyarakat. Aktivitas pelayanan masyarakat yang berlangsung pada jam kerja adalah pelayanan dalam bidang surat-menyurat. Kegiatan tersebut banyak terjadi dari pukul sembilan sampai pukul sebelasan. Apabila tidak selesai, kegiatan tersebut diselesaikan setelah jam istirahat sehingga tidak ada tugas yang dibawa ke rumah. Kegiatan diluar jam kerja biasanya adalah rapat-rapat yang dilaksanakan sore atau malam hari Bekerja di kelurahan pada dasarnya tidak terpatok waktu. Artinya dapat dikatakan setiap pegawai harus siap 24 jam. Sebagai pegawai, mereka harus bersedia melaksanakan tugas tersebut karena sudah merupakan kewajiban. Seperti yang diungkapkan oleh AM (50 tahun), yaitu: Kesediaan pegawai untuk menyelesaikan tugas tepat waktu menurut saya tinggi. Karena memang sudah tuntutan. Jadi harus dikejar. Apalagi yang PNS-nya. Masalahnya kita disini kerja istilahnya bisa 24 jam. Kalau di PT atau di apa kan bisa sampai jam sekian. Kalau kita, sore masih ada rapat ini, musti hadir di RW ini. Terus juga hari minggu. Hari sabtu kita suka disuruh masuk. Misalnya untuk penagihan PBB. Pokoknya kalo di wilayah ini musti siap 24 jam. Terutama buat bapakbapaknya. Berdasarkan pernyataan LP dan AM diatas dapat diketahui bahwa seluruh pegawai sudah menyadari tugas dan kewajiban masing-masing. Mereka harus selalu siap 24 jam. Kesediaan pegawai untuk menyelesaikan tugas di rumah rendah karena setiap tugas terutama yeng berkaitan dengan surat pengantar dapat diselesaikan pada hari yang sama. Pengerjaan tugas terkait surat pengantar tidak dapat dikerjakan di rumah karena dalam pembuatan surat tersebut harus ada tanda tangan dari lurah atau sekertaris kelurahan. Kesediaan pegawai untuk menambah jam kerja rendah karena sebagian besar dari mereka tidak bersedia menambah jam kerja operasional mereka. Sedangkan kesediaan melaksanakan kegiatan lain seperti menghadiri rapat atau melaksanakan tugas pokok dan fungsi masingmasing sampai diluar jam kerja operasional akan tetap dilaksanakan karena sudah menjadi tuntutan. Kesediaan membantu pekerjaan rekan kerja secara tidak langsung menjadi suatu keharusan. Hal ini disebabkan jumlah pegawai di kelurahan itu sedikit.

Terkadang ada beberapa tugas yang memang tidak bisa dikerjakan sendiri oleh setiap seksi, tetapi harus melibatkan semua pegawai yang ada. Misalnya pembagian beras dalam Program Beras Miskin Raskin. Pada pelaksanaannya, pembagian beras biasanya berlangsung hingga larut malam dan dilakukan oleh semua pegawai kelurahan walaupun kegiatan tersebut merupakan tupoksi dari seksi sosial. AM (50 tahun) mengatakan: Termasuk saya juga suka bantu. Kasi-kasi lain juga bantu. Sama-sama kita. Yaitu saya bilang selalu koordinasi antara kasi dengan kasi. Misalkan Bu LP ngurus sampe malem, ya kita yang laki nungguin sampe selesai. Termasuk stafnya. Seperti sampe jam 10 malem. Kita sudah siap. Kita udah siap bantu tanpa diminta. Kesediaan pegawai untuk saling membantu juga diungkapkan LP, yaitu: Pada saat kiriman beras buat masyarakat miskin datang, staf-staf selain staf seksi sosial juga ikut membantu hingga larut malam. Begitu juga dengan Bapak Lurah. Waktu ada warga yang menderita tumor dan harus dibawa ke salah satu rumah sakit di Jakarta untuk mendapatkan perawatan, maka pak lurah bersedia meminjamkan mobilnya untuk membawa warga tersebut ke Jakarta. (LP, 46 tahun) Tolong-menolong antar pegawai juga dirasakan AY. Rekan kerja juga bersedia membantu hal-hal diluar tugas. AY mengatakan bahwa adanya kepedulian untuk saling menolong karena komunikasi yang terjalin dengan baik. Nah kaya gitu. Ini urusan pribadi kan. Rekening saya mau dibantu di prinin. Saya ga minta kan tadi. Dia malah nanyain. Yang bapak mau sekalian ga? Ikhlas kan anak buah. Kalau komunikasi baik kita tuh udah kayak saudara (AY, 47 tahun) Berdasarkan pernyataan AM, LP, dan AY dapat diketahui bahwa tolong menolong tidak hanya terjadi antar rekan kerja dan hanya sebatas masalah pekerjaan. Lurah bersedia meringankan tugas kasi sosial dengan meminjamkan mobilnya untuk mengantar warganya yang sakit. Rekan kerja juga membantu rekan kerja lain saat melaksanakan tupoksinya. Rekan kerja juga membantu rekan kerja lain di luar konteks pekerjaan.

Kinerja pegawai Kelurahan Tegal Gundil diukur berdasarkan pernyataanpernyataan dalam kuesioner. Hasil persentase tiap pernyataan diuraikan dalam Tabel 16. Tabel 16. Kinerja Staf Kelurahan Tegal Gundil No Pernyataan Kinerja Per- Pernyataan 1 Saya selalu datang tepat waktu 85,7 2 Saya selalu bekerja sesuai peraturan dan standar kerja yang berlaku di organisasi 3 Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu 4 Saya selalu mampu berkerjasama dengan rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan 5 Saya selalu mengambil keputusan dalam proses penyelesaian pekerjaan 95,7 90,0 95.7 90,0 Kinerja Staf 91,4 Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa persentase kehadiran pegawai tepat waktu sebesar 85,7 persen. Pelaksanaan tugas menurut peraturan dan standar kerja sebesar 95,7 persen. Penyelesaian tugas tepat waktu sebesar 90 persen. Kerjasama dengan rekan kerja sebesar 95,7 persen. Pengambilan keputusan dalam penyelesaian tugas sebesar 90 persen. Sedangkan persentase kinerja seluruh pegawai dari seluruh pernyataan bernilai 91,4 persen dari total nilai maksimal. Menurut DS (55 tahun), kinerja staf Kelurahan Tegal Gundil sudah baik, seperti yang diungkapkan dalam wawancara: Secara umum kinerja staf sudah baik. Hal ini terlihat dari terlaksananya pekerjaan dan tugas yang menjadi kewajiban masingmasing staf. Pada pelaksanaan tupoksi, staf biasanya sudah menguasai tugas dan langkah-langkah pelaksanaannya. Pengambilan keputusan juga selalu diambil oleh staf bersangkutan, karena tugas yang sesuai tupoksi memang diserahkan sepenuhnya pengerjaannya kepada kasi bersangkutan.

Pendapat mengenai kinerja pegawai yang telah dianggap baik juga disampaikan oleh AY, yaitu: Masing-masing pegawai sudah punya tupoksi. Tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Kemudian berdasarkan tupoksi itu, hal-hal yang sudah diserahkan, dipersilahkan untuk dilaksanakan. Contoh dalam pelayanan KTP, aturannya mereka sudah diberi tahu. Harus ada pengantar dari RT RW. Selama itu terpenuhi silahkan anda ambil formulir. Itu berarti kinerja mereka sudah berjalan sesuai tupoksinya. Jadi ada wewenang yang diberikan kepada masing-masing staf sesuai tupoksi. (AY, 47 tahun) Berdasarkan pernyataan DS dan AY dapat diketahui bahwa kinerja pegawai sudah dianggap baik dalam bekerja sesuai peraturan dan standar kerja yang berlaku maupun dalam penyelesaikan tugas. Hal tersebut karena setiap pegawai sudah mampu melaksanakan tupoksinya masing-masing. Mengenai pengambilan keputusan juga baik karena pada dasarnya pengambilan keputusan mengenai tugas yang sesuai tupoksi telah diserahkan sepenuhnya oleh lurah kepada para pegawainya. Mengenai kemampuan kerjasama, sebagian besar pegawai mencontohkan kerjasamanya dalam membantu kasi sosial terkait Program Raskin. Kepuasan kerja pegawai Kelurahan Tegal Gundil diukur berdasarkan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Hasil persentase tiap pernyataan diuraikan dalam Tabel 17.

Tabel 17. Kepuasan Kerja Staf Kelurahan Tegal Gundil No Pernyataan 1 Rasa nyaman dengan pola hubungan atasan dan bawahan yang terjalin 2 Hubungan kerjasama antar sesama rekan kerja sangat baik sehingga membuat saya menjadi lebih semangat dalam bekerja 3 Rasa senang bekerja di kelurahan karena lurah selalu menghargai hasil kerja saya 4 Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri selama bekerja di kelurahan Kepuasan Kerja Per-Pernyataan 94,3 92,9 91,4 84,3 5 Kebanggaan bekerja di kelurahan 87,2 Kepuasan Kerja Staf 90 Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa kepuasan pegawai dalam pola hubungan atasan bawahan sebesar 94,3 persen. Kepuasan dalam bekerjasama sebesar 92,9 persen. Rasa senang karena dihargai sebesar 91,4 persen. Kepuasan dalam aktualisasi diri sebesar 84,3 persen. Rasa bangga bekerja dikelurahan sebesar 87,2 persen. Sedangkan persentase kepuasan kerja seluruh pegawai dari seluruh pernyataan memiliki nilai 90 persen dari total nilai maksimal. Hubungan lurah dan pegawai di Kelurahan Tegal Gundil dirasakan cukup baik oleh pegawai. Mereka tidak segan dan kaku berbicara dengan lurah. Lurah juga ketika jam istirahat sering berbincang dengan stafnya. Berikut adalah pernyataan pegawai yang mengemukakan kepuasan terhadap pola hubungan atasan dan bawahan: Disini pendapat diomongin pas ngobrol nyantai. Pas briefing kita tukar pendapat. Kita tidak terlalu formil. (LS, 38 tahun) Pak lurah dengan staf tuh baik. Kalo istirahat suka ngobrol sama staf. Ga kaku. Komunikasinya dekat. (AM, 50 tahun)

Komunikasi antara lurah dan staf disini engga kaku. Kadang-kadang juga sambil ngopi..jadi komunikasi lancar. Malah kalau dibanding lurah lain termasuk sangat lancar. Lurah disini kalau di luar jam kerja tidak terlalu jaga imej. Kaya temen aja. (AY, 47 tahun) Kerjasama antar staf dinilai sangat baik. Hal itu diakui oleh LP (46 tahun). Beliau merasa senang karena tugasnya untuk membagikan Raskin menjadi semakin ringan. Menurut beliau, sebagai seorang perempuan, pembagian Raskin cukup menguras tenaga. Oleh karena itu beliau merasa sangat terbantu ketika pegawai yang lain mau turut serta dalam tugas tersebut. Kepuasan pegawai mengenai persentase dari pernyataan Rasa senang bekerja di kelurahan karena lurah selalu menghargai hasil kerja saya yang tinggi sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh DS (55 tahun), yaitu:..sedikitpun kalau staf saya ada kelebihan prestasi, dalam pertemuan-pertemuan, dalam apel pagi, saya ucapkan terima kasih. Saya sampaikan bahwa kalian sudah berhasil melaksanakan ini. Sebagai seorang lurah, DS memiliki beberapa cara untuk meningkatkan motivasi kerja, kinerja, efektivitas komunikasi, dan partisipasi stafnya. Salah satunya adalah menerapkan prinsip bahwa kelurahan harus bekerja melayani masyarakat. Dalam wawancara DS (55 tahun) mengungkapkan: Saya menyampaikan kepada mereka bahwa apapun juga kita bekerja ini untuk melayani masyarakat. Jadi kita harus melakukan pekerjaan tanpa disuruh-suruh. Itu saja yang saya tekankan kepada mereka. Kita bisa bekerja jadi pegawai negeri ini makan gaji dari mereka. Tugas kita buat melayani mereka. Bukan dilayani mereka. Mengenai kesempatan aktualisasi diri tidak dirasakan oleh semua pegawai. Lurah dan beberapa pegawai di Kelurahan Tegal Gundil dan Kelurahan Bantar Jati mengatakan bahwa penempatan lurah dan staf kelurahan ditentukan oleh walikota. LP mengaku sebelum menjabat Kasi Sosial di Kelurahan Tegal Gundil, beliau bekerja di Dinas Kesehatan Kota Bogor. Setelah itu beliau ditempatkan di Kelurahan Tegal Gundil. Contoh tersebut masih menggambarkan kesesuaian antara tugas sebelum dan saat ini. Namun DS juga mengatakan bahwa kadang-

kadang penugasan dari walikota tidak sesuai dengan ilmu dalam menjalankan kerja di kelurahan. Misalnya saja ketika ada staf yang sebelumnya bertugas di Dinas Pertanian kemudian ditempatkan sebagai Kasi Pemerintahan. Oleh karena itu kadang staf tersebut dianggap tidak mampu menjalankan tugasnya. Berdasarkan nilai-nilai kepuasan kerja pegawai yang berada diatas 80 persen, maka kebanggaan pegawai untuk bekerja yang memiliki nilai sebesar 87,2 persen dianggap sudah seimbang. Salah satu pernyataan yang mengenai kebanggaan ini diungkapkan oleh LS (38 tahun). LS mengatakan bahwa beliau senang bekerja di kelurahan karena bisa berinteraksi dengan masyarakat. 6.1.2 Efektivitas Organisasi Kelurahan Bantar Jati Model Hubungan Manusia Efektivitas organisasi model hubungan manusia di Kelurahan Bantar Jati termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini karena dari 750 total nilai yang mungkin dicapai oleh 10 staf, Kelurahan Bantar Jati memiliki poin 604 atau 80,5 persen. Sesuai dengan kriteria, tingkat efektivitas organisasi model hubungan manusia dikatakan tinggi apabila total nilai seluruh pegawai berada diatas 60 persen dari total nilai. Nilai 80,5 persen mengindikasikan bahwa tingkat motivasi, kinerja dan kepuasan kerja pegawai Kelurahan Bantar Jati dapat dikatakan sudah baik. Motivasi pegawai Kelurahan Bantar Jati diukur berdasarkan pernyataanpernyataan dalam kuesioner. Hasil persentase tiap pernyataan diuraikan dalam Tabel 18. Tabel 18. Motivasi Staf Kelurahan Bantar Jati No Pernyataan 1 Kesediaan bekerja sesuai jam kerja yang berlaku 2 Kesediaan untuk berusaha menyelesaikan tugas tepat waktu 3 Kesediaan menambah jam kerja untuk mencapai target organisasi 4 Kesediaan untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah 5 Kesediaan membantu kesulitan rekan kerja dalam pekerjaannya Motivasi Per- Pernyataan 82 84 78 74 82 Motivasi Staf 80

Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa kesediaan pegawai untuk bekerja sesuai jam kerja yang berlaku sebesar 82 persen. Kesediaan pegawai untuk berusaha menyelesaikan tugas tepat waktu sebesar 84 persen. Kesediaan menambah jam kerja untuk mencapai target organisasi sebesar 78 persen. Kesediaan untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah sebesar 74 persen. Kesediaan membantu kesulitan rekan kerja sebesar 82 persen. Sedangkan persentase motivasi seluruh pegawai bernilai 80 persen dari total nilai maksimal. Pada dasarnya informasi yang diperoleh dari Kelurahan Bantar Jati terkait dengan motivasi, kinerja, dan kepuasan kerja sama dengan yang diperoleh dari Kelurahan Tegal Gundil. Pernyataan mengenai bekerja sesuai waktu dan sesuai standar, mayoritas setuju karena sudah merupakan tanggung jawab mereka sebagai pegawai. Begitu juga hal yang terkait dengan membantu kesulitan rekan kerja. Tolong menolong antar sesama pegawai menjadi suatu keharusan. Contoh yang dikemukakan juga masih terkait dengan saling membantu ketika pembagian Program Raskin. Namun seperti halnya di Kelurahan Tegal Gundil, hasil olah data pernyataan pegawai Kelurahan Bantar Jati mengenai kesediaan menambah jam kerja dan menyelesaikan tugas di rumah memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan pernyataan lain terkait motivasi. Alasan yang dikemukakan pun sama, yaitu tidak memungkinkannya untuk dikerjakan di rumah. Selain itu sebagian besar tidak bersedia menambah jam operasional karena walaupun tidak ada penambahan jam, mereka tetap harus melaksanakan tugas yang bahkan dilakukan hingga malam hari. Kinerja pegawai kelurahan Bantar Jati diukur berdasarkan pernyataanpernyataan dalam kuesioner. Hasil persentase tiap pernyataan diuraikan dalam Tabel 19.

Tabel 19. Kinerja Staf Kelurahan Bantar Jati No Pernyataan Kinerja Per- Pernyataan Kinerja Staf 1 Saya selalu datang tepat waktu 80 2 Saya selalu bekerja sesuai peraturan dan standar kerja yang berlaku di organisasi 3 Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu 4 Saya selalu mampu berkerjasama dengan rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan 5 Saya selalu mengambil keputusan dalam proses penyelesaian pekerjaan 88 80 86 78 82,4 Berdasarkan Tabel 19 diketahui bahwa persentase kehadiran pegawai tepat waktu sebesar 80 persen. Pelaksanaan tugas menurut peraturan dan standar kerja sebesar 88 persen. Penyelesaian tugas tepat waktu sebesar delapan puluh persen. Kerjasama dengan rekan kerja sebesar 86 persen. Pengambilan keputusan dalam penyelesaian tugas sebesar 78 persen. Sedangkan persentase kinerja seluruh pegawai bernilai 82,4 persen dari total nilai maksimal Menurut hasil wawancara dengan beberapa pegawai, kinerja pegawai di kelurahan sudah cukup baik. Hal ini ditandai dengan dapat terlaksananya tugastugas yang menjadi tupoksi. Pernyataan ini diungkapkan oleh AB (26 tahun), yaitu: Pada dasarnya pegawai udah pada menguasai tugas-tugasnya. Mengenai jam kerja, NH (55 tahun) sebagai lurah mengatakan bahwa: Kata pak walikota, kerja di kelurahan itu tidak ada jam kerja, 24 jam itu kita harus siap.....di dalam masyarakat tuh banyak masalah.

Pernyataan mengenai keharusan untuk siap 24 jam ini juga diungkapkan oleh HS (53 tahun): Kelurahan ini kerjanya 24 jam. Emang ga kaya di kantoran. Kalau kami kadang hari liburnya ada pertemuan RT. Kadang sampe malem. Ada pembicaraan yang dilakukan bersama masyarakat. Pak lurah juga memahami. Diungkapkan pula oleh HS bahwa kadang beberapa pegawai masih datang terlambat. Hal tersebut biasanya terjadi ketika pada hari sebelumnya pegawai melakukan pertemuan dengan warga hingga larut malam. Mengenai peran serta pegawai dalam mengambil keputusan, hal ini sama dengan yang terjadi di Kelurahan Tegal Gundil. Lurah Bantar Jati menyerahkan sepenuhnya pengambilan keputusan yang terkait tugas pokok dan fungsi kepada kepala Seksi masing-masing. Pada pelaksanaannya staf dilibatkan atau tidak tergantung dari kepala seksi yang bersangkutan. Salah seorang pegawai mengatakan bahwa pengambilan keputusan biasanya merupakan urusan kasi dan lurah, bukan merupakan tanggung jawab dari staf pelaksana. Beliau beranggapan bahwa tugas staf pelaksana hanya melaksanakan hasil keputusan yang telah diambil. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan RA (50 tahun). Kebanyakan kita bersama. Minimal kasi dengan lurahnya. Kalau staf tidak diikutkan. Kalo Staf kan pelaksana. Jadi kalo kebijakan, keputusan, biasanya lurah dengan kasi, lurah dengan seklur. Hal yang sama juga diungkapkan oleh UC (41 tahun), yaitu: Ya kalo pengambilan keputusan mah bukan urusan saya. Itu mah urusan seklur sama kasi. Saya mah cuma pelaksana. Jadi kita mah ikut aja. Kepuasan kerja pegawai Kelurahan Bantar Jati diukur berdasarkan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Hasil persentase tiap pernyataan diuraikan dalam Tabel 20.

Tabel 20. Kepuasan Kerja Staf Kelurahan Bantar Jati No Pernyataan 1 Rasa nyaman dengan pola hubungan atasan dan bawahan yang terjalin 2 Hubungan kerjasama antar sesama rekan kerja sangat baik sehingga membuat saya menjadi lebih semangat dalam bekerja 3 Rasa senang bekerja di kelurahan karena Lurah selalu menghargai hasil kerja saya 4 Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri selama bekerja di kelurahan Kepuasan Kerja Per-Pernyataan 5 Kebanggaan bekerja di kelurahan 72 92 84 76 72 Kepuasan Kerja Staf 79,2 Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa kepuasan pegawai dalam pola hubungan atasan bawahan sebesar 92 persen. Kepuasan dalam bekerjasama sebesar 84 persen. Rasa senang karena dihargai sebesar 76 persen. Kepuasan dalam aktualisasi diri sebesar 72 persen. Rasa bangga bekerja dikelurahan sebesar 72 persen. Sedangkan persentase kepuasan kerja seluruh pegawai memiliki nilai 79,2 persen dari total nilai maksimal. Kepuasan kerja pegawai di Kelurahan Bantar Jati sudah baik. Alasan yang paling menonjol dari kepuasan kerja pegawai adalah rasa nyaman dengan pola hubungan atasan dan bawahan. Diakui oleh sebagian besar pegawai bahwa NH merupakan sosok yang dekat dengan pegawai dan warganya. Padahal beliau baru menjabat sebagai lurah di Kelurahan Bantar Jati selama enam bulan. Ciri khas yang dilakukan NH yang mungkin tidak dilakukan lurah-lurah sebelumnya adalah kebiasaan Ngaliwet. Cara ini merupakan salah satu upaya pendekatan yang dilakukan lurah untuk meningkatkan komunikasi dan hubungan baik dengan bawahan dan warganya. Hal ini dikemukakan oleh RA dan HS, yaitu:

Kita merasa nyaman dengan kehadiran beliau. Beliau enak kerjasamanya. Terbuka. Ada keluhan bisa konsultasi langsung. Komunikasi baik. Enak gitu. Jadi ga ada rasa canggung. Kalo komunikasinya enak kita kan semangat kerja. Selain komunikasi, ada perhatian. Perhatian dari lurah kan kita enak. (RA, 50 tahun) Beliau enaklah. Suka becanda-becanda. Kita jadi engga canggung sama Pak Lurah (HS, 53 tahun) Rasa senang karena hasil kerja dihargai lurah tidak banyak diungkapkan di kelurahan ini. Beberapa pegawai mengatakan dalam menjalankan fungsi kelurahan selama kepemimpinan NH memang belum banyak yang dilakukan. Masih sekedar urusan pelayanan masyarakat terkait surat-menyurat. Lagipula NH baru menjabat sebagai lurah di Kelurahan Bantar Jati selama enam bulan. Terkait masalah kesempatan aktualisasi diri sama seperti yang diungkapkan di Kelurahan Tegal Gundil. Sedangkan mengenai kebanggaan bekerja di kelurahan, ada beberapa pegawai memandang rasa bangga tersebut dari ukuran ekonomi. Seperti yang diungkapkan salah seorang pegawai bahwa rezeki bekerja di kelurahan tidak seberapa. Cara yang dilakukan NH untuk meningkatkan motivasi, kinerja, dan kepuasan kerja pegawai antara lain melalui peningkatan komunikasi yaitu menciptakan suasana yang tidak kaku. Ia biasanya mengisi waktu sore dengan bermain catur dengan bawahannya. Selain melalui peningkatan komunikasi, NH juga berupaya memberikan perhatian kepada pegawai dan juga berencana mengadakan Family Day. 6.2 Efektivitas Organisasi Model Proses Internal Efektivitas organisasi model proses internal mencakup proses pengelolaan informasi, komunikasi, partisipasi dalam pembuatan keputusan dan perencanaan serta proses pengawasan terhadap pelaksanaan tugas. 6.2.1 Efektivitas Organisasi Kelurahan Tegal Gundil Model Proses Internal Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari kuesioner, efektivitas organisasi model proses internal di Kelurahan Tegal Gundil termasuk dalam

kategori tinggi. Hal ini karena dari 420 total nilai yang mungkin dicapai oleh 14 staf, Kelurahan Tegal Gundil memperoleh poin sebesar 377 atau 89,8 persen. Sesuai dengan kriteria, tingkat efektivitas organisasi model proses internal dikatakan tinggi apabila total nilai berada diatas 60 persen dari nilai maksimal. Nilai 89,8 persen mengindikasikan bahwa pemrosesan informasi, komunikasi dan partisipasi di dalam kelurahan dapat dikatakan sudah baik. Efektivitas organisasi model proses internal di Kelurahan Bantar Jati diukur berdasarkan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Hasil persentase tiap pernyataan diuraikan dalam Tabel 21. Tabel 21. Efektivitas Organisasi Kelurahan Tegal Gundil Model Proses Internal No Pernyataan 1 Komunikasi yang terjalin antara Anda dengan Lurah 2 Komunikasi yang terjalin antara Anda dengan rekan kerja 3 Kemudahan bagi Anda untuk memperoleh informasi terkait pekerjaan 4 Saya selalu mengetahui peraturan dan atau kegiatan baru yang terkait dengan pekerjaan 5 Keaktifan Anda dalam menyelesaikan masalah/kendala yang dihadapi. 6 Kesediaan Anda melaksanakan hasil keputusan dalam rapat Efektivitas Organisasi Proses Internal Per- Pernyataan 94,3 95,7 92,9 85,7 87,1 82,9 Efektivitas Organisasi Proses Internal 89,8 Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa efektivitas komunikasi dengan lurah sebesar 94,3 persen. Efektivitas komunikasi dengan rekan kerja sebesar 95,7 persen. Kemudahan dalam memperoleh informasi sebesar 92,9 persen. Pertukaran informasi terkait peraturan dan kegiatan baru sebesar 85,7 persen. Partisipasi dalam penyelesaian masalah sebesar 87,1 persen. Kesediaan

melaksanakan hasil keputusan sebesar 82,9 persen. Sedangkan persentase efektivitas organisasi model proses internal sebesar 89,8 persen dari total nilai maksimal. Komunikasi yang terjalin antara lurah dengan staf ataupun antara sesama staf di Kelurahan Tegal Gundil dapat dikatakan baik. Hal ini juga diungkapkan oleh AY (47 tahun) yaitu: Komunikasi antara lurah dan staf disini engga kaku. Kadang-kadang juga sambil ngopi. Nah disitulah lebih banyak masukan-masukan yang tidak terasa membangun atau mengkritik. Jadi komunikasi lancar. Malah kalau dibanding lurah lain termasuk sangat lancar. Lurah disini kalau di luar jam kerja tidak terlalu jaga imej. Kaya temen aja. Komunikasi antar pegawai dirasakan sangat baik. Rekan kerja dianggap bersedia saling bantu walaupun tidak terkait pelaksanaan tugas. AY mengatakan bahwa hal tersebut karena komunikasi yang terjalin dengan baik antar sesama staf. Komunikasi yang baik juga dirasakan oleh DS. Pernyataan ini diungkapkan beliau saat wawancara: Selama ini saya merasa komunikasi mereka ke saya lancar. Menurut saya mereka ga pernah ragu nyampein sesuatu ke saya. Kapan aja. Dan saya rasa itu baik. (DS, 55 tahun) Untuk masalah arus dan pengelolaan informasi, baik berupa kecepatan dan ketepatan juga sudah sangat baik. Hal ini didukung oleh lokasi Kelurahan Tegal Gundil yang bersebelahan dengan kantor kecamatan. Masalah terkait penugasan, pelaksanaan program baru, ataupun informasi seputar pekerjaan di Kelurahan Tegal Gundil dapat diperoleh lebih cepat dibanding kelurahan lain di wilayah Kecamatan Bogor Utara. Apabila ada isu yang berkembang terkait kebijaksanaan atau peraturan, pihak kelurahan dapat langsung mengkonfirmasi. Begitu juga dengan informasi mengenai tugas pokok dan fungsi. Oleh karena itu mengenai pengelolaan informasi di Kelurahan Tegal Gundil dapat dikatakan sudah baik. Mengenai cara lurah melakukan pertukaran informasi biasanya dilakukan pada saat rapat mingguan. Pada saat itu lurah juga menyempatkan untuk mengevaluasi kerja staf. Pernyataan berikut diungkapkan oleh DS (55 tahun):

Evaluasi mungkin tidak terprogram. Evaluasi itu dilakukan pada pertemuan hari selasa. Saya sampaikan: Tugas anda yang kemarin belum berhasil. Kedepan jangan diulangin. Evaluasinya seperti itu. Kalo tertulis tidak ada. Evaluasi dilakukan pada rapat mingguan karena pada rapat itu biasanya suka ada informasi baru. Jadi selalu saya sampaikan. Menurut AM (50 tahun) tingkat partisipasi staf dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di kelurahan sudah baik. Para staf juga selalu bersedia untuk membantu staf lain yang mengalami kesulitan atau membutuhkan bantuan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Misalnya pada saat pembagian beras bagi warga miskin datang. Pada saat itu tidak hanya Kasi Sosial dan stafnya saja yang melaksanakan, namun beberapa staf lain turut membantu bahkan hingga larut malam. Hal itu terkadang dilakukan tanpa diminta oleh kasi bersangkutan. Pandangan mengenai partisipasi pegawai juga diungkapkan oleh DS (55 tahun), yaitu: Staf secara umum ada yang punya inisiatif sendiri tanpa di perintah, ada yang menunggu diperintah, ada juga yang pura-pura. Jadi bervariasi. Keaktifan dalam memecahkan masalah dan kesediaan melaksanakan hasil keputusan di Kelurahan Tegal Gundil sudah baik. Hal ini didukung dengan adanya kesempatan bagi para pegawai untuk terlibat dalam proses pemecahan masalah. Sedangkan masalah pelaksanaan hasil keputusan sudah menjadi tanggung jawab setiap pegawai. 6.2.2 Efektivitas Organisasi Kelurahan Bantar Jati Model Proses Internal Efektivitas organisasi model proses internal di Kelurahan Bantar Jati termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini karena dari 300 total nilai oleh 10 staf, Kelurahan Bantar Jati memiliki poin 227 atau 75,6 persen. Sesuai dengan kriteria tingkat efektivitas organisasi model proses internal dikatakan tinggi apabila total nilai diatas 60 persen. Nilai 75,6 persen mengindikasikan bahwa pemrosesan informasi, komunikasi dan partisipasi di dalam kelurahan dapat dikatakan baik.

Efektivitas organisasi model proses internal di Kelurahan Bantar Jati diukur berdasarkan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Hasil persentase tiap pernyataan diuraikan dalam Tabel 22. Tabel 22. Efektivitas Organisasi Kelurahan Bantar Jati Model Proses Internal Efektivitas Efektivitas No Pernyataan Organisasi Proses Organisasi Proses Internal Per- Internal Pernyataan 1 Komunikasi yang terjalin antara Anda dengan Lurah 2 Komunikasi yang terjalin antara Anda dengan rekan kerja 3 Kemudahan bagi Anda untuk memperoleh informasi terkait pekerjaan 4 Saya selalu mengetahui peraturan dan atau kegiatan baru yang terkait dengan pekerjaan 5 Keaktifan Anda dalam menyelesaikan masalah/kendala yang dihadapi. 6 Kesediaan Anda melaksanakan hasil keputusan dalam rapat 82 74 80 72 70 76 75,6 Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa efektivitas komunikasi dengan lurah sebesar 82 persen. Efektivitas komunikasi dengan rekan kerja sebesar 74 persen. Kemudahan dalam memperoleh informasi sebesar 80 persen. Pertukaran informasi terkait peraturan dan kegiatan baru sebesar 72 persen. Partisipasi dalam penyelesaian masalah sebesar 70 persen. Kesediaan melaksanakan hasil keputusan sebesar 76 persen. Sedangkan persentase efektivitas organisasi model proses internal sebesar 75,6 persen dari total nilai maksimal.

Komunikasi yang terjalin antara atasan ke bawahan dan komunikasi antar bawahan sudah baik. Berikut adalah pernyataan mengenai komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan dan komunikasi antar bawahan: Komunikasi baik. Kita biasa ngobrol dibawah sambil makan. Kekeluargaanlah. (AB, 26 tahun) Komunikasi saya kira baik semuanya. Mereka bisa berkomunikasi. Bisa menjalankan apa yang perintahkan. Pesan tersampaikan. (GA, 56 tahun) Komunikasi baik. Enak gitu. Ga ada rasa canggung. Tapi tetap kita harus saling menghargai. (RA, 50 tahun) Beliau senang dari pada diam mending main catur. Enaklah. (HS, 53 tahun) Hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan NH (56 tahun), yaitu: Kami setiap hari berkomunikasi. Kalo sebagai atasan ya menyuruh mengerjakan tupoksi. Kalo sebagai rekan ya waktu jam istirahat kita kayak gitulah (maen catur). Buat suasana ga kaku. Kalo selalu atasan bawahan otoriter, bisa sebetulnya, tapi pasti ada ngedumel. Komunikasi kan sangat luas. Bisa ngaruh ke kesejahteraan batin. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat diketahui bahwa komunikasi yang tercipta sudah dikatakan baik. Lurah sendiri berusaha menciptakan suasana tidak kaku untuk menjaga atau menciptakan kesejahteraan batin bagi pegawainya. Komunikasi yang baik juga sebanding dengan pernyataan Kemudahan bagi Anda untuk memperoleh informasi terkait pekerjaan yang memperoleh nilai 80 persen. Keaktifan dan kesediaan melakukan hasil rapat berbeda dengan Kelurahan Tegal Gundil yang memiliki poin lebih baik. Hal ini diduga dipengaruhi keterlibatan staf pelaksana dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa staf di Kelurahan Bantar Jati mengungkapkan bahwa dalam proses pengambilan keputusan hanya dilakukan oleh lurah, kasi, dan seklur. Hal ini telah diungkapkan dalam pernyataan-pernyataan sebelumnya oleh UC dan RA.

6.3 Efektivitas Organisasi Model Tujuan Rasional Efektivitas organisasi model tujuan rasional merupakan ukuran keberhasilan suatu organisasi dilihat dari seberapa jauh organisasi tersebut berhasil dalam pencapaian tujuannya. Untuk pengukuran efektivitas organisasi kelurahan model ini, maka tujuan yang menjadi tolak ukur adalah sejauh mana fungsi kelurahan telah berjalan. Ukuran keberhasilan suatu kelurahan berbeda-beda menurut pandangan pegawai kelurahan, lurahnya itu sendiri, dan warga. Ketika ditanya mengenai visi misi kelurahan, banyak diantara pegawai yang tidak hapal. Hal ini disebabkan visi misi kadang diganti atau melanjutkan visi misi sebelumnya. Selain itu mereka jarang terlibat dalam proses pembuatan visi misi. Penempatan mereka ditentukan oleh walikota berdasarkan surat keputusan. Pegawai hanya mengetahui bahwa pada prinsipnya visi misi kelurahan harus sejalan dengan visi misi Kota Bogor (Visi Misi Kota Bogor dapat dilihat pada Lampiran B). Sebagian besar pegawai di dua kelurahan tersebut tidak mendasarkan keberhasilan kelurahan dari pencapaian visi misinya. 6.3.1 Efektivitas Organisasi Kelurahan Tegal Gundil Model Tujuan Rasional Beberapa pegawai yang telah di wawancara memiliki pandangan yang berbeda mengenai indikator keberhasilan suatu kelurahan. Berikut adalah pernyataan-pernyataan yang telah diungkapkan: Kemajuan kelurahan dapat dilihat dari kebersihan, pekerjaan, dan telah mengharumkan nama kelurahan. (LS, 38 tahun) Kelurahan berhasil kalo ikut lomba kinerja tingkat kota, tingkat provinsi, tingkat nasional. Kalau di wilayah ada lomba posyandu, termasuk di dalamnya lomba balita. (AM, 50 tahun) Indikator keberhasilan kelurahan itu kepuasan dari warga sebagai pihak yang dilayani serta keberhasilan kelurahan dalam keikutsertaannya pada beberapa lomba yang diadakan oleh daerah. (LP, 46 tahun)

Indikatornya dalam laporan tahunan. diantaranya pelayanan kesehatan. Ya indikatornya pencapaian ipm-lah, indeks pertumbuhan masyarakat. Indikatornya adalah kemajuan pendidikan, kesehatan, sama pertumbuhan ekonomi. Seluruh kelurahan sama. Yang namanya lurah bertanggung jawab kepada walikota melalui camat, jadi punya format khusus yang harus dia penuhi. Salah satunya, data ini (profil kelurahan) tidak terisi juga jadi tolak ukur, bahwa kerjanya ga benar. Jadi ngapain aja lo kerja? Profil aja ga ke isi. Indikator ini sudah ada Perda-nya. Perda tentang SOP Daerah, Struktur Organisasi Perangkat Daerah. Itu perinciannya adalah tugas pokok dan fungsi tiap satuan kerja. Tupoksi ini selalu dievaluasi. Triwulan, semesteran, dan tahunan. Yang bertugas mengevaluasi secara inti terhadap kinerja kelurahan tentunya inspektorat yang dilingkup Bawasda. Inspektorat itu memeriksa dari mulai administrasi, kependudukan, sampai dengan keuangan yang dikelola kelurahan. (AY, 47 tahun) Berdasarkan beberapa pernyataan diatas diketahui bahwa indikator keberhasilan kelurahan menurut pegawai diantaranya adalah dapat mengisi data profil kelurahan, kinerjanya, berhasil mengikuti atau menjuarai lomba, telah mengharumkan nama kelurahan, dan adanya kepuasan warga sebagai pihak yang dilayani. Pencapaian dari indikator itu juga disampaikan oleh beberapa pegawai. Berikut adalah pernyataan-pernyataan mengenai tingkat keberhasilan Kelurahan Tegal Gundil selama ini. Dulu kan lurah pernah dapet program apa gitu, saya lupa, pernah ada di surat kabar, program yang turut memajukan Tegal Gundil. (LS, 38 tahun) Kinerja dari Kelurahan Tegal Gundil sudah cukup baik. Hal ini dilihat dari terlaksananya kegiatan-kegiatan yang diinstruksikan oleh atas. AM (50 tahun) Menurut saya Kelurahan Tegal Gundil sudah cukup berhasil melaksanakan tugas mereka, terutama dalam melayani masyarakat. (LP, 46 tahun) Menurut saya Tegal Gundil cukup efektif. Yang saya rasakan, siapapun yang jadi lurah dan seklur di Tegal Gundil haruslah yang lebih siap dibandingan yang lain. Mengapa? Wilayah paling luas. Delapan belas RW loh kita. Dimana delapan belas RW ini selain warga asli, warga pendatangnya juga multi suku. Dengan pendidikan, S3 banyak, S2 banyak. Dari jabatan, Dirjen orang pusat pun jadi warga Tegal Gundil. Kemudian orang Bapeda sekarang juga orang Tegal Gundil. Sehingga efektivitas tiap pegawai sangat dituntut. Kalau tidak efektif, pasti banyak masalah yang mencuat. (AY, 47 tahun)

Pernyataan-pernyataan diatas menggambarkan bahwa menurut beberapa pegawai, Kelurahan Tegal Gundil sudah dikatakan berhasil. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari internet, pada bulan Desember 2009 Kelurahan Tegal Gundil mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kota Bogor sebagai Kawasan Bebas Asap Rokok. Program ini bersumber dari Peraturan Daerah Kota Bogor No. 12 Tahun 2009 Tentang Kawasan Bebas Rokok. Kawasan bebas rokok ini bukan berarti warga dilarang merokok, tetapi ada kawasan-kawasan tertentu yang memang tidak diperbolehkan untuk merokok. Menurut lurah, indikator keberhasilan suatu kelurahan hanya bisa diukur dari sudut pandang masyarakat. Adapun keberhasilan kelurahan terkait juara lomba dan sebagainya, menurut DS, hal tersebut hanya merupakan pelaksanaan tugas semata. Apabila juara maka pelaksanaan fungsi kelurahan telah dilakukan dengan benar sesuai prosedur yang berlaku. Hal ini diungkapkan oleh DS (55 tahun), yaitu: Saya sulit mengatakan itu. Enaknya menurut saya nanya ke masyarakat. Karena apapun yang telah dikerjakan itu tugas. Sekalipun dulu pernah ada tanda kehormatan, penghargaan, juara lomba-lomba, tapi itu dalam konteks tugas. Berarti tugas saya benar dibandingin yang lain. Jadi keliatannya bagus. Menurut SR, salah seorang warga Kelurahan Tegal Gundil, suatu kelurahan bisa dikatakan berhasil apabila warganya hidup sejahtera dan hidup layak, keamanan terjamin, lingkungan tertata rapih, dan pelayanan yang baik. Mengenai keberhasilan Kelurahan Tegal Gundil sejauh ini, SR mengatakan bahwa Kelurahan Tegal Gundil sudah cukup berhasil karena masyarakatnya hidup tentram, kehidupan antar agama damai, pelayanan sudah maksimal, dan posyandu berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan. 6.3.2 Efektivitas Organisasi Kelurahan Bantar Jati Model Tujuan Rasional Efektivitas organisasi model tujuan rasional Kelurahan Bantar Jati juga sudah dianggap baik oleh pegawainya. Berikut adalah pernyataan-pernyataan mengenai indikator keberhasilan kelurahan menurut pegawai.

Bantuan pemerintah itu banyak. Raskin, BLT, Jamkesmas, PKK. Jadi kelurahan dianggap berhasil apabila program-program dari atas tercapai. (RA, 50 tahun) Indikator keberhasilan diantaranya adalah pelayanan prima, bagaimana masyarakat dilayani, bagaimana program dari pemerintah bisa berjalan di masyarakat. Intinya kalo kelurahan sebagai garda terdepan di masyarakat, tiap program dari pemerintah baik kegiatan maupun bantuan harus berjalan. (AB, 26 tahun) Kalo indikator, harusnya pelayanan baik, menyenangkan masyarakat. Jangan sampe ada masalah. Bisa aja kita juara tapi menghadapi masyarakat tidak baik ya gimana. Pokoknya mah pelayanan. (HS, 53 tahun) Kelurahan berhasil jika telah berbuat sesuatu terhadap masyarakat di lingkungannya. Apa yang bisa kita perbuat. Bantuan bisa sinerjik dengan lingkungan. Ada tapaknyalah istilahnya. Kita menjabat tuh tidak akan lama. Paling dua tahun tiga tahun. Kan gimana walikota. Walikota yang memutuskan. (GA, 56 tahun) Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa beberapa pegawai menyatakan bahwa keberhasilan kelurahan dapat dilihat dari pelayanan yang telah dilakukan, pelaksanaan program dan penyaluran bantuan, sampai pada kerukunan masyarakat. Pencapaian dari indikator itu juga disampaikan oleh beberapa pegawai. Berikut adalah pernyataan-pernyataan mengenai tingkat keberhasilan Kelurahan Bantar Jati selama ini: Menurut saya keberhasilan Kelurahan Bantar Jati sudah tercapai. Soalnya kelurahan ini juara satu tingkat kota. (RA, 50 tahun) Kelurahan ini tingkat efektivitasnya sudah tinggi. Misalnya program Raskin, tidak ada permasalahan. Di bidang penyuluhan penyakit kaki gajah, berjalan. Masalah keamanan dan ketertiban, kerukunan warga juga. Selama permasalahan itu ga ada, berarti dianggap baik. Masih bisa menjalankan fungsi. Permasalah sih selalu ada, tapi kalo permasalahan itu bisa selesai, berarti kan masalah itu beres. (AB, 26 tahun) Sudah berhasil. Sampai saat ini kita bisa ikut lomba kelurahan. Tingkat kota juara satu, tingkat provinsi juara dua. (GA, 56 tahun)

Mengenai salah satu contoh masalah yang kadang terjadi di kelurahan Bantar Jati adalah masalah penyaluran Jamkesmas. pernyataan ini diungkapkan oleh HS (53 tahun) yaitu: Biasanya permasalahan pasti ada aja. Macam orang yang seharusnya tidak berhak mendapatkan jaskesmas. Kita kan punya datanya dari kartu Askeskin. Kalo yang udah punya itu tidak diragukan lagi. Tapi kadangkadang mereka merasa dirinya miskin tapi belum ada suratnya. Kita bukan bertahan ga mau ngasih. Akhirnya kita pake dasar RT RW mengenai data. Pendapat mengenai keberhasilan Kelurahan Bantar Jati juga diungkapkan oleh NH (56 tahun), yaitu: Saya banyak mendengar kemarin Bantar Jati ini juara. Alhamdulillah saya tinggal melanjutkan ajalah. Tinggal penataan kelembagaan. Pernyataan-pernyataan diatas menggambarkan bahwa menurut beberapa pegawai, Kelurahan Bantar Jati telah dikatakan berhasil. Keberhasilan ini dilihat dari tercapainya Kelurahan Bantar Jati sebagai juara lomba kinerja kelurahan hingga tingkat provinsi. Lomba kinerja ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali dengan didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan. Istri Camat, TH, yang ditemui di Kelurahan Bantar Jati setelah mengadakan pertemuan PKK, mengatakan bahwa keberhasilan kelurahan merupakan keberhasilan antara lurah dan istrinya. Pernyataan ini didasarkan pada kenyataan bahwa salah satu pertimbangan bagi Walikota untuk mengangkat seorang lurah adalah keaktifan istri (ibu lurah) di masyarakat. Pada masa kepemimpinannya di suatu kelurahan, seorang lurah akan selalu berkoordinasi pula dengan istri. Menurut TH, istri lurah sangat berpengaruh dalam meningkatkan keikutsertaan para warga terutama ibu-ibu untuk aktif di masyarakat dengan kegiatan PKK. Dukungan lurah bagi kegiatan PKK sangat berperan dalam keberhasilan pencapaian tujuan. Dalam hal ini lurah berperan sebagai pengawas sedangkan yang bertanggung jawab penuh adalah ibu lurah. Kekompakan antara keduanya dapat terlihat dari pertukaran informasi yang berkaitan dengan

masyarakat diantara lurah dan istrinya. Bu lurah juga harus bisa memberikan masukan-masukan yang berhubungan dengan kegiatan atau permasalahan yang terjadi dalam masyarakat sebagai pertimbangan bagi lurah untuk memutuskan atau menindaklanjuti permasalahan tersebut. Berdasarkan indikator pelayanan prima, pelaksanaan program ke masyarakat, peran serta istri lurah, dan keakraban lurah dengan warga telah terealisasi di Kelurahan Bantar Jati, terutama selama kepemimpinan NH. Salah seorang warga Bantar Jati, RS (22 tahun warga RT 01/RW 13) mengemukakan kemudahan pelayanan di kelurahan, yaitu: Ngurus surat di kelurahan nggak susah ko.malah cepet banget kalo emang persyaratannya udah memenuhi, kan Cuma pengantar RT dan RW aja, CH (Ketua RT) mengatakan bahwa pelayanan yang dilakukan oleh Kelurahan Bantar Jati sudah baik. NH dianggap sebagai lurah yang sigap dan peduli dengan warganya. Menurut beliau walaupun baru enam bulan menjabat, NH sudah dekat dengan warganya. Hal ini diakui dengan adanya acara Ngaliwet yang diadakan lurah. Kesigapan lurah terlihat pada saat terjadi bencana banjir. Pada saat terjadi banjir di wilayah kelurahan, lurah langsung meninjau dan berada di lokasi hingga pagi. Menurut CH beberapa kendala yang muncul di kelurahan biasanya seputar kekurangan persyaratan administrasi yang menyertai surat permohonan warga. Menurut CH, peran ibu Lurah Bantar Jati juga sangat besar dalam kegiatan PKK. Istri NH aktif dalam membina masyarakat. Istri NH dikatakan selalu menyempatkan berkunjung ke posyandu-posyandu yang berada di wilayah Bantar Jati. Selain pelayanan yang baik terhadap warganya, menurut CH indikator keberhasilan Kelurahan Bantar Jati dapat dilihat dari lima RW-nya yang telah ditetapkan sebagai RW siaga oleh Dinas Kesehatan. Penilaian tersebut didasarkan pada kemandirian dalam menangani kesehatan di wilayah tersebut.

6.4 Ikhtisar Efektivitas organisasi Kelurahan Tegal Gundil dan Kelurahan Bantar Jati sudah baik. Efektivitas organisasi model hubungan manusia dan efektivitas organisasi model proses internal di Kelurahan Tegal Gundil dan Kelurahan Bantar Jati tergolong tinggi. Efektivitas organisasi model proses internal di dua kelurahan tersebut juga dianggap telah tercapai oleh pegawai dan warganya. Efektivitas organisasi model hubungan manusia yang tinggi di dua kelurahan tersebut dicirikan dengan kesediaan pegawai untuk bekerja sesuai tanggung jawab yang diberikan, pegawai dianggap telah mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, adanya tolong-menolong antar pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, dan kepuasan kerja pegawai yang tinggi. Efektivitas organisasi model proses internal yang tinggi di dua kelurahan tersebut dicirikan dengan adanya komunikasi yang baik antara pegawai dengan lurah maupun antar pegawai. Efektivitas organisasi model tujuan rasional di dua kelurahan dianggap telah tercapai karena dua keluarahan tersebut pernah mendapat penghargaan terkait pelaksanaan tugas, penyaluran program dan bantuan kepada masyarakat berjalan baik, tidak adanya komplain dari warga terkait pelayanan, dan terciptanya kerukunan warga.