SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11

Transkripsi

1 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal Kemarin, Hana menerima undangan dari Ibu guru Santi. Bu Santi akan merayakan pesta ulang tahun ke-26 pada sabtu ini. Sekarang baru hari Selasa, tetapi teman-teman Hana sudah sibuk mencari kadomentara Hana masih bingung mau memberi kado apa. Hana tidak mungkin meminta uang kepada ibu. Ibu Hana hanyalah seorang pedagang asongan di terminal. Ditengah lamunannya, Hana teringat sesuatu. Ia akan membuat pembatas buku saja. Hana segera mencari beberapa helai daun yang berbentuk unik, sisa kertas kado, dan sisa kertas timah. Dengan cekatan ia mulai membuat pembatas buku unik. Hana sangat senang. Ia meloncat-loncat kegirangan. Pembatas buku itu sudah jadi. Pada hari Sabtu nanti, Hana akan memberikan pembatas buku hasil karyanya kepada Bu Santi. Hana berharap pembatas buku itu akan berguna. (Sumber:Bina Bahasa Indonesia kelas 5 semester 2. Karya IAS Siregar. Penerbit Erlangga. Tahun Halaman 53, dengan pengubahan seperlunya.) Sebaiknya Hana meminta uang kepada Ibu untuk membeli kado yang bagus. Kado ulang tahun untuk Ibu guru harus yang berharga. Ibu Hana sangat kecewa apabila uangnya untuk membeli Kado. Kado yang baik tidak harus mahal, bisa dibuat sesuai kretivitas kita. Pesan utama dari cerita di atas adalah kado yang baik tidak harus mahal, bisa dibuat sesuai kretivitas kita (D). Seperti hal nya yang dilakukan oleh Hana. Dia membuat pembatas buku dari barang bekas sebagai hadiah ulang tahun Ibu Santi. 2. Pak Marto memiliki tempat pencucian motor. Setiap hari, tempat pencucian itu tidak pernah sepi pengunjung. Sayangnya, disitu tidak ada tempat servis motor atau bengkel. Jadi jika sepeda motor mereka rusak, mereka harus membawanya ke kota. Hal itulah yang menjadi pemikiran Pak Marto dan Pak Darmo, kakaknya. Setelah melakukan pembicaraan kedua bersaudara itu sepakat mendirikan bengkel. Mereka memberi nama Darto service motor. Darto sendiri singkatan dari Darmo dan Marto. Beberapa hari kemudian, bengkel itu resmi dibuka untuk melayani perbaikan sepeda motor. (Sumber:Bina Bahasa Indonesia kelas 5 semester 2. Penerbit Erlangga. Tahun Halaman 81, dengan pengubahan seperlunya.) Pak Marto dan Pak Darmo mampu membaca peluang usaha. Darto service motor melayani perbaikan sepeda motor. Pak Marto tidak perlu membawa motornya ke kota.

2 Pak Darto membuka bengkel atas idenya sendiri. Kunci Jawaban : A Pesan utama dari cerita di atas adalah Pak Marto dan Pak Darmo mampu membaca peluang usaha (A). Sebab di sekitar tempat tinggal Pak Marto dan Pak Darmo belum ada bengkel. 3. Keluarga Pak Bijan kaya raya. Padahal, Pak Bijan hanya seorang pegawai negeri. Mereka hidup mewah. Gaya hidup mereka berlebihan. Akan tetapi, suatu hari, Pak Bijan ditangkap polisi. Kekayaan seluruh keluarga Pak Bijan disita. Ia dituduh melakukan korupsi. Korupsi adalah menggelapkan atau menyelewengkan uang untuk keuntungan pribadi. Kini, Pak Bijan hidup dalam penjara. (Sumber:Bina Bahasa Indonesia kelas 5 semester 2. Penerbit Erlangga. Tahun Halaman 80.) Korupsi boleh dilakukan asalkan untuk kepentingan bersama. Hidup di penjara sangat tidak enak. Bersikaplah yang jujur dalam bekerja. Hidup mewah membawa kehancuran. Kunci Jawaban : C Pesan utama dari cerita di atas adalah bersikaplah yang jujur dalam bekerja (C). Jangan sampai seperti Pak Bijan yang di penjara karena korupsi.

3 4. Namanya Komariah. Ia baru duduk di kelas lima. Keluarganya kurang mampu. Ia tinggal hanya dengan ibu dan kedua adiknya yang masih kecil-kecil. Ayahnya meninggal dunia sejak empat tahun lalu. Setiap sore, ia membantu ibunya berjualan jagung bakar. Kadang-kadang ia berjualan sampai pukul Komariah tidak merasa malu dan rendah diri. Ia semata-mata hanya ingin membantu ibunya. Toh, itu pun demi kelangsungan pendididkannya juga. Kalau tidak, dari mana uang sekolah diperolah? (Sumber:Bina Bahasa dan Sastra Indonesia kelas 5. Penerbit Erlangga. Tahun Halaman 123.) Membantu mencari uang seharusnya tidak sampai malam. Sebagai anak tidak perlu bekerja. Meringankan beban ibu adalah kewajiban kita sebagai seorang anak. Tidak perlu minder mencari uang untuk biaya sekolah Pesan utama dari cerita di atas adalah tidak perlu minder mencari uang untuk biaya sekolah (D). Seperti halnya yang dilakukan Komariah dia membantu Ibunya berjualan jagung untuk biaya sekolahnya. 5. Pak Ujang baru saja di-phk dari pabrik tempatnya bekerja. Ia mendapat cukup banyak pesangon. Ia lalu berencana memakai uang pesangon itu sebgai modal untuk membuka usaha sendiri. Akan tetapi, ia belum memutuskan usaha apa yang akan didirikan. Setelah dua bulan berpikir, Pak Ujang memutuskan akan membuka usaha jahit di rumah sehingga tidak perlu menyewa tempat. Pak Ujang menerima jahitan pakaian pria dan wanita. Awalnya pelanggannya berasal dahanya dari sekitar rumahnya. Akan tetapi, lama kelamaan pelanggannya semakin bertambah karena jahitan Pak Ujang rapi. (Sumber:Bina Bahasa dan Sastra Indonesia kelas 5. Penerbit Erlangga. Tahun Halaman 168.) Memanfaatkan uang pesangon untuk membuka usaha mandiri. Setelah di PHK segera melamar pekerjaan di pabrik lain. Kerja keras membuahkan hasil.

4 Supaya pelanggan bertambah menjahitlah secara rapi. Kunci Jawaban : A Pesan utama dari cerita di atas adalah memanfaatkan uang pesangon untuk membuka usaha mandiri (A). Seperti halnya yang dilakukan Pak Ujang. Sekarang Pak Ujang mampu menghasilkan uang dengan membuka usaha sendiri. 6. Reina adalah anak kelas 6 S Setiap pagi Reina bangun pukul Setelah itu, dia melakukan ibadah. Dia tidak lupa untuk menyempatkan belajar walaupun hanya sekedar 10 menit setiap pagi. Membantu ibu di dapur juga selalu dia lakukan setiap pagi. Meskipun demikian, Reina tidak pernah terlambat datang ke sekolah. Nilai yang dapat dipelajari dari Reina berdasarkan cerita di atas, kecuali... Reina melaksanakan kewajibannya sebagai anak yaitu membantu orang tua. Reina melaksanakan kewajibannya sebagai siswa yaitu belajar. Reina melaksanakan kewajibannya sebagai makhluk yang beragama yaitu beribadah. Reina melaksanakan kewajibannya sebagai teman yaitu saling tolong menolong. Di dalam cerita tidak ada yang menjelaskan bahwa Reina senang menolong temannya. 7. Dasar wanita tua manja! Makan aja harus diambilin, bentak Arif pada neneknya. Neneknya pun hanya diam sambil mengelus dadanya. Hati nenek menangis dan hanya bisa mendoakan cucunya agar tidak bersikap kasar padanya lagi. Biasanya aku juga mengambil makan sendiri, tapi saat ini kakiku masih belum dapat digunakan untuk berjalan karena peristiwa kecelakaan kemarin, batin nenek. Nilai moral dari cerita di atas adalah... Cucu tidak memiliki kewajiban melayani neneknya. Seorang cukup menghormati orang tua saja, bukan yang lainnya.

5 Sebagai cucu tidak boleh memperlakukan neneknya dengan kasar, tetapi seharusnya menyayangi dan menghormati. Sebagai nenek harus dapat melakukan semuanya sendiri dan tidak boleh meminta bantuan siapapun termasuk cucunya. Kunci Jawaban : C Cerita tersebut mengisahkan seorang cucu yang bersikap kasar pada neneknya padahal neneknya sedang sakit. Sebagai cucu seharusnya menyayangi dan menghormati neneknya, apalagi neneknya sedang sakit. 8. Pagi yang cerah. Dari ujung jalan terlihat sosok laki-laki tinggi besar berjalan mendekati lapangan. Prittt, prittt, prittt... Anak-anak ayo segera kumpul dan berbaris yang tertib. Kita berdoa dulu ya sebelum memulai pelajaran. Siapa yang mau memimpin doa? tanya Pak Budi. Saya, Pak. Saya adalah ketua kelasnya, Rudi mengacungkan tangannya. Rudi pun memimpin doa pagi itu. Nilai moral dari cerita di atas adalah... Mengumpulkan anak-anak harus dengan suara peluit dan berteriak agar menurut. Hanya ketua kelas yang berhak memimpin doa untuk teman-temannya. Sebelum memulai aktivitas, sebaiknya kita berdoa dulu. Berdoa hanya akan membuang waktu, jadi tidak perlu. Kunci Jawaban : C Sebagai makhluk yang beragaman, kita diwajibkan berdoa setiap kali kita akan melakukan pekerjaan atau belajar. Hal itu sesuai dengan yang dikatakan Pak Budi pada cerita.

6 9. Suatu sore, Roni sedang bermain dengan teman-temannya. Seperti biasa, Roni selalu membawa bekal sendiri. Ibunya membawakan bekal tersebut untuk Roni agar dimakan bersama teman-temannya. Tetapi, seringkali Roni memakan sendiri bekalnya. Begitupun saai itu. Roni membawa kentang goreng dengan satu botol saus sambal. Roni menghabiskan sendiri bekalnya tanpa membaginya dengan teman-temannya. Teman-temannya sebenarnya sangat ingin apabila Roni membagi makanannya dengan mereka. Namun apa daya, Roni tetap menghabiskan makanannya sendiri. Paginya, teman-teman Roni sudah tiba di sekolah pukul Hingga pukul atau bel sudah berbunyi, Roni tidak kunjung datang. Teman-teman Roni merasa heran mengapa Roni belum datang. Akhirnya, teman-teman Roni mendapat kabar dari guru bahwa Roni sedang diare karena kebanyakan makan saus sambal. Nilai moral dari cerita di atas adalah... Tidak boleh berbohong pada teman. Tidak boleh mencuri barang orang lain. Sesama teman harus tolong-menolong. Sesama teman harus saling berbagi, tidak boleh pelit dan rakus. Berdasarkan cerita, Roni adalah anak yang pelit dan rakus. Ia tidak mau berbagi makanan dengan teman-temannya. Sikap seperti itu tidak boleh dicontoh. Sesama teman harus saling berbagi, tidak boleh pelit dan rakus. 10. Malin memaki sang ibu dan mengeluarkan kata-kata yang melukai hati ibunya. Bahkan ketika istrinya bertanya apakah benar itu ibunya, Malin pun tidak mengakuinya. Ia mengatakan bahwa orang itu hanyalah pengemis yang mengaku-ngaku sebagai ibunya demi mendapatkan hartanya. Mendengar hal tersebut, ibu Malin murka. Ia merasa diperlakukan semenamena oleh anaknya. Ia terkejut bahwa anaknya kini menjadi durhaka. Dengan amarah, ibu Malin berdoa kepada Tuhan untuk mengutuk pria itu menjadi batu jika benar ia adalah anaknya, Malin Kundang. Seleang beberapa menit, terdengar suara gemuruh angin kencang dan badai yang menghancurkan kapal Malin. Perlahan-lahan tubuh Malin menjadi kaku dan membentuk batu. (Sumber: Berdasarkan penggalan cerita Malin Kundang di atas, nilai moralnya adalah... Jangan melukai hati istri. Jangan durhaka pada ibu. Boleh berbohong untuk kebaikan. Boleh tidak mengakui ibunya jika ibunya miskin.

7 Kunci Jawaban : B Penggalan cerita Malin Kundang di atas mengisahkan tentang Malin Kundang yang tidak mengakui ibunya karena malu ibunya miskin. Padahal, sebagai anak seharusnya menerima ibu apa adanya. Bahkan, sebagai anak harusnya mengangkat derajat ibunya, bukan tidak mengakuinya. Tidak mengakui ibu berarti durhaka pada ibu dan kita tidak boleh durhaka pada ibu.