BAB IV. ANALISIS HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI NOMOR:83/Pdt.P/2012/PA.Bkt

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TENTANG PEMBUKTIAN

ف ض ل ه و ال له و اس ع ع ل ي م BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan disyariatkan oleh agama sejalan dengan hikmah manusia

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. OLEH : Dr. H. Gunarto,SH,SE,Akt,M.Hum

PUTUSAN Nomor: 284/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

HUKUM ACARA PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PENETAPAN. Nomor XXXX/Pdt.P/2015/PA.Ktbm

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

P U T U S A N Nomor : 0052/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

P E N E T A P A N. Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0655/Pdt.G/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 2019/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 320/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 080/Pdt.G/2013/PA.Mtk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. BARAT, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

bismillahirrahmanirrahim

- Bahwa penggugat adalah istri sah tergugat, telah melangsungkan pernikahan di. P U T U S A N Nomor: 622 / Pdt.G/2011/PA Prg.

P E N E T A P A N Nomor : 275/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 2020/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor : 0011/Pdt.P/2010/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor 0005/Pdt.P/2015/PA.Pkc DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P E N E T A P A N Nomor : 277/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BISMILLAHIRAHAMANNIRAHIM

SALINAN P U T U S A N Nomor: 45/Pdt.G/2010/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Bismillahirrahmanirrahim

SALINAN P U T U S A N

PENETAPAN Nomor 81/Pdt.P/2015/PA.Lt اا نا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 1232/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

P U T U S A N Nomor : 0241/Pdt.G/2012/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 2432/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor 97/Pdt.P/2015/PA.Lt اا نا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

a. Hukum pembuktian bagian hukum acara perdata, diatur dalam:

PENETAPAN Nomor 34/Pdt.P/2015/PA.Lt اا نا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

TENTANG DUDUK PERKARANYA

PUTUSAN Nomor: 106/Pdt.G/2012/PA.Pkc

P U T U S A N Nomor : 0507/Pdt.G/2011/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor 56/Pdt.P/2015/PA.Lt اا نا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRAHMANNIRRAHIM

TENTANG DUDUK PERKARANYA

P U T U S A N Nomor 0633/Pdt.G/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

P U T U S A N Nomor : XXX / Pdt.G / 2012 / PA.Ktbm.

Nomor 35/Pdt.G/2010/PA Tse BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 0328/Pdt.G/2012/PA.SKH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim

PENETAPAN Nomor 62/Pdt.P/2015/PA.Lt اا نا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

xxxxxxxxxxxxxxxx, Kecamatan Klirong, Kabupaten

Bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N Nomor : 0243/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P U T U S A N Nomor :0869/Pdt.G/2011/PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0014/Pdt.P/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor: X/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

HAKIM SALAH MEMBAGI BEBAN BUKTI GAGAL MENDAPATKAN KEADILAN ( H. Sarwohadi, S.H.,M.H., Hakim Tinggi PTA Mataram )

bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N Nomor : 1732/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N. Nomor 671/Pdt.G/2011/PA Mks BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor Putusan : 089/Pdt.G/2010/PA.GM Para pihak : Pemohon Vs Termohon Tahun : 2010 Tanggal diputus : 26 Mei 2010

Nomor: 0177/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

P U T U S A N BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.GM

P E N E T A P A N. Nomor : 7/Pdt.P/2013/PA.Gst BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI, ISBAT NIKAH DAN PENETAPAN ANAK

P U T U S A N Nomor 0244/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 0310/Pdt.G/2012/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor: 27 / Pdt.G / 2010 / PN.Smi

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor 0028/Pdt.P/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 018/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

SALINAN P U T U S A N Nomor 40/Pdt.G/2012/PA.Sgr. pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkara Cerai

bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N Nomor : 1258/Pdt.G/2010/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 552/Pdt.G/2011/PA Prg.

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

PUTUSAN Nomor : 027/Pdt.G/2013/PA.Dum. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN. NOMOR XXXX/Pdt.P/2014/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 128/Pdt.G/2015/PA.Ppg

bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N. Nomor : 08/Pdt.G/2012/PA.Mrs. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

TENTANG DUDUK PERKARANYA

PENETAPAN Nomor 49/Pdt.P/2015/PA.Lt DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Bismillahirrahmanirrahim

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI NOMOR:83/Pdt.P/2012/PA.Bkt A. Analisis Hukum Acara Peradilan Agama terhadap Pertimbangan Majelis Hakim tentang Kesaksian Ayah Kandung Sebagaimana yang telah disebutkan dalam penjelasan Pasal 49 huruf (a) UU No. 7 Tahun 1989 jo. UU No. 3 Tahun 2006 jo. No.50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, penyelesain perkara permohonan is ba>t nikah termasuk salah satu kompetensi absolut Pengadilan Agama dibidang perkawinan sehingga Pengadilan Agama Bukittinggi berwenang untuk menyelesaikan perkara permohonan is ba>t nikah yang diajukan oleh Pemohon I dan Pemohon II sebagaimana salinan penetapan Pengadila Agama Bukittinggi Nomor:83/Pdt.P/2012/Pa.Bkt. Pembuktian di muka pengadilan merupakan hal yang terpenting dalam Hukum Acara karena pengadilan dalam menegakkan hukum berdasarkan pembuktian. Hukum pembuktian termasuk dari bagian hukum acara sedangkan 70

71 Peradilan Agama mempergunakakan hukum acara yang berlaku bagi Peradilan Umum. 1 Pembuktian adalah upaya para pihak untuk meyakinkan hakim tentang dalil-dalil gugatan atau permohonan yang diajukan. Dalam penetapan Nomor:83/Pdt.P/2012/PA.Bkt, telah disebutkan bahwa alat bukti yang diajukan oleh para pihak adalah alat bukti saksi yakni ayah kandung dan kakak ipar oleh istri. Pernyataan saksi dapat diterima dan dijadikan alat bukti apabila alat bukti saksi tersebut telah memenuhi syarat formil dan materiil sebagai alat bukti dan telah menacapai batas minimal pembuktian. Syarat formil alat bukti saksi yaitu saksi tidak orang yang dilarang untuk menjadi saksi, memberikan keterangan di persidangan, mengucapkan sumpah menurut agama atau keyakinannya dan diperiksa satu persatu. 2 Syarat materiil alat bukti saksi yaitu keterangan yang diberikan didukung oleh alasan dan pengetahuan, fakta peristiwa yang diterangkan bersumber dari pengalaman, penglihatan dan pendengaran sendiri tentang hal berkaitan langsung 143. 1 Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2006), 2 Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Cet. ke-4, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), 543.

72 dengan perkara dan keterangan yang diberikan sesuai antara saksi yang satu dengan saksi lain atau alat bukti lain. 3 Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa syarat formil alat bukti saksi salah satunya adalah saksi tidak orang yang dilarang untuk menjadi saksi. Adapun orang yang dilarang menjadi saksi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 145 (1) HIR atau Pasal 172 (1) RBg yaitu saksi yang berasal keluarga sedarah dan keluarga semenda secara garis lurus, suami/istri dari pihak meskipun sudah bercerai, anak di bawah umur 15 tahun dan orang gila meskipun terkadang sembuh. 4 Adapun dalam perkara tertentu saksi yang berasal dari keluarga sedarah atau semenda dapat diterima dalam perkara: 1. Perkara-perkara mengenai kedudukan keperdataan salah satu pihak yang digariskan Pasal 145 (2) HIR atau Pasal 172 (2) RBg. 2. Perkara-perkara mengenai nafkah yang harus dibayar, meliputi pembiayaan pemeliharaan, dan pendidikan yang digariskan Pasal 141 UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 24 PP No.9 Tahun 1975. 3. Perkara-perkara mengenai alasan yang dapat menyebabkan pembebasan atau pemecatan dari kekuasaan orang tua berdasar Pasal 214 KUH Perdata dan Pasal 49 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. 3 Ibid.,543. 4 R. Soesilo, RIB/HIR dengan Penjelasannya, (Bogor: POLITEIA, 1995), 105.

73 4. Dalam perkara mengenai suatu persetujuan perburuhan yang digariskan Pasal 145 (2) HIR atau Pasal 172 (2) RBg. 5 Berkaitan dengan batas minimal pembuktian dengan alat bukti saksi, saksi paling sedikit 2 (dua) orang yang telah memenuhi syarat formil dan materiil. Dengan demikian, satu orang saksi belum mencapai batas minimal pembuktian karena seorang saksi tidak merupakan kesaksian (unus testis nullus testis). Akan tetapi, apabila alat bukti seorang saksi ditambah dengan satu alat bukti lain serta keterangan saksi sesuai dengan alat bukti lain, maka hakim dapat memberikan putusan berdasarkan kedua alat bukti tersebut. 6 Saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon I dan Pemohon II sebagaimana yang disebutkan dalam salinan penetapan Nomor:83/Pdt.P/2012/Pa.Bkt yaitu ayah dan kakak ipar oleh pemohon II (istri). Saksi-saksi tersebut apabila dilihat dari ketentuan pembuktian alat bukti saksi, maka telah memenuhi syarat formil yaitu memberikan keterangan di persidangan setelah disumpah dan diperiksa satu persatu. Begitu juga telah memenuhi syarat materiil yaitu keterangan yang diberikan berdasarkan pengetahuan saksi sendiri yang dalam keterangannya saksi menyebutkan bahwa saksi hadir dalam pernikahan para pemohon tersebut dan antara keterangan kedua saksi tersebut saling berkesuaian. Adapun batas minimalnya yaitu saksi tersebut terdiri dari 2 (dua) orang yang telah memenuhi syarat formil dan materiil. 5 Harahap, Hukum Acara... 634. 6 Ibid., 548-549.

74 Setelah saksi-saksi tersebut memberikan keterangan di persidangan, Majelis Hakim mempertimbangkan bahwa saksi yang dapat diajukan para pihak hanya satu orang saksi yakni kakak ipar oleh istri, sedangkan keterangan ayah dari istri hanya sebagai keterangan tambahan. Adapun pertimbangan Majelis Hakim tentang kesaksian ayah kandung Pemohon II sebagai keterangan tambahan adalah sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 145 (1) HIR poin a atau Pasal 172 (1) poin a RBg yang menyebutkan bahwa keluarga dalam garis lurus atau keluarga semenda tidak dapat menjadi saksi. Di samping itu, Majelis Hakim menilai bahwa keterangan yang diberikan oleh orang tua baik ayah atau ibu kandung tidak objektif karena orang tua cenderung untuk membela anaknya sehingga keterangan ayah atau ibu kandung tidak hanya dalam perkara is ba>t nikah akan tetapi dalam perkara perceraianpun digunakan sebagai keterangan tambahan bukan sebagai alat bukti. 7 Dalam aturan perundang-undangan, terdapat aturan khusus khusus mengenai pembuktian dengan saksi antara lain dalam sengketa perceraian. Untuk mendapatkan putusan perceraian dengan alasan percekcokan (syiqa>q) dan tidak ada harapan akan hidup rukun dalam berumah tangga lagi, maka harus didengar keterangan saksi dari keluarga atau orang-orang yang dekat dengan suami istri. Dengan demikian, ketentuan yang menyatakan bahwa orang yang memiliki hubungan darah dan semenda tidak boleh menjadi saksi, dikesampingkan oleh 7 Ismiati, Wawancara, Bukittinggi, 16 Desember 2013.

75 Pasal 76 (1) UU No. 7 Tahun 1989 jo. UU No. 3 Tahun 2006 jo. UU No. 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama atau dalam istilah hukum disebut lex spesialis derogate lex generalis. 8 Pasal 145 (2) HIR atau 172 (2) RBg menjelaskan bahwa keluarga dalam garis lurus atau keluarga semenda tidak dapat ditolak sebagai saksi dalam perkara mengenai kedudukan keperdataan salah satu pihak atau tentang perjanjian kerja. Adapun yang dimaksud dengan kedudukan perdata ialah mengenai hal ihwal pribadi seseorang yang ditentukan dalam hukum perdata, misalnya tentang kelahiran, keturunan, kematian, perkawinan dan perceraian. 9 Dengan demikian, keterangan yang dinyatakan ayah kandung Pemohon II dapat diterima dan sah menjadi alat bukti sehingga permohonan pengesahan nikah yang diajukan oleh Pemohon I dan Pemohon II dengan ketentuan Pasal 145 (2) HIR atau 172 (2) RBg tersebut dapat diterima. Yahya Harahap berpendapat bahwa alat bukti saksi yang terdiri dari 2 (dua) orang dan keduanya memenuhi syarat formil dan materiil, maka dianggap cukup memenuhi batas minimal pembuktian. Oleh karena itu, tidak diperlukan bantuan atau tambahan alat bukti lain karena sesuai dengan ketentuan Pasal 169 HIR dan Pasal 1911 KUH Perdata, keharusan melakukan penambahan alat bukti 8 Aris Bintania, Hukum Acara Peradilan Agama dalam Kerangka Fiqh al-qadha, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), 63. 9 Taufik Makarao, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 106.

76 lain apabila saksi yang diajukan hanya terdiri dari satu saksi saja (unus testis nullus testis). 10 B. Analisis Hukum Acara Peradilan Agama terhadap Penetapan Majelis Hakim Menolak Permohonan Is ba>t Nikah pada Penetapan Pengadilan Agama Bukittinggi Nomor: 83/Pdt.P/2012/PA.Bkt Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa Majelis Hakim mempertimbangkan bahwa keterangan ayah kandung Pemohon II sebagai keterangan tambahan dan saksi yang dapat diajukan hanya satu orang saksi yakni Tomat bin Suarna sehingga alat bukti yang ada belum mencapai batas minimal pembuktian karena satu orang saksi bukanlah kesaksian (unus testis nullus testis). Dengan demikian, alat bukti saksi tersebut hanya berkualitas sebagai bukti permulaan. Agar alat bukti tersebut mencapai batas minimal harus dikuatkan satu alat bukti lain misalnya akta, pengakuan atau alat bukti sumpah tambahan. Majelis Hakim memerintahkan para pihak untuk menghadirkan satu saksi lain sebagai alat bukti karena saksi yang telah diajukan para pihak hanya satu orang saksi. Mengenai alat bukti lain, Majelis Hakim berpendapat bahwa alat bukti tersebut dapat digunakan apabila para pihak memang tidak mampu atau tidak dapat mendatangkan seorang saksi lain. Hal ini dikarenakan sebagaimana 10 Harahap, Hukum Acara... 650.

77 hirearki alat bukti yang dalam hukum acara perdata yaitu bukti tulisan, bukti dengan saksi, persangkaan, pengakuan dan sumpah sehingga apabila saksi tidak dapat dihadirkan maka alat bukti berikutnya dapat digunakan. 11 Dalam salinan penetapan Pengadilan Agama Bukittinggi Nomor:83/Pdt.P/2012/Pa.Bkt menyatakan bahwa Majelis Hakim mempertimbangkan Pemohon I (suami) tidak serius dalam berperkara karena Pemohon I tidak menghadiri beberapa kali sidang setelah diperintahkan untuk mendatangkan satu saksi lain sebagai alat bukti dan Pemohon I telah dipanggil secara resmi dan patut sebanyak 3 (tiga) kali panggilan akan tetapi tetap tidak hadir dalam sidang dan juga tidak mewakilkan kepada keluarga apabila Pemohon I berhalangan untuk hadir. Oleh karena itu, Majelis Hakim dalam penetapannya menolak permohonan is ba>t nikah Pemohon I dan Pemohon II. Dalam teori dan praktek dikenal dua bentuk penggabungan, yaitu kumulasi subjektif dan kumulasi objektif. Kumulasi subjektif apabila yang digabung dalam suatu perkara adalah subjek hukumnya dan kumulasi objektif apabila yang digabungkan dalam suatu perkara adalah perkaranya. 12 Perkara is ba>t nikah dalam Penetapan Pengadilan Agama Bukittinggi Nomor:83/Pdt.P/2012/Pa.Bkt termasuk salah satu bentuk kumulasi yaitu permohonan kumulasi subjektif karena yang mengajukan permohonan is ba>t 11 Ismiati, Wawancara... 12 Abdul Mujib AY, Kumulasi Permohonan Is ba>t Nikah dengan Asal Usul Anak, www.badilag.net.

78 nikah adalah seorang laki-laki dan perempuan secara bersamaan. Dengan demikian, para pihak yang mengajukan is ba>t nikah tersebut diharuskan hadir dalam persidangan sebagai bentuk keseriusan mereka. Di samping itu, Pasal 163 HIR atau Pasal 283 RBg berbunyi: Barang siapa yang mengatakan ia mempunyai hak atau ia menyebutkan sesuatu perbuatan untuk menguatkan haknya itu atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya hak itu atau adanya kejadian itu. Dengan demikian, suami istri yang mengaku telah melakukan pernikahan tersebut harus membuktikan peristiwa pernikahan mereka sehingga apabila mereka ingin mendapat hak administrasi kependudukan seperti KTP, akta kelahiran anak dan lain sebagainya wajib serius dalam berperkara. Majelis Hakim menyatakan bahwa dalam perkara voluntair yang diajukan oleh dua orang atau lebih seperti perkara is ba>t nikah ini, para pihak diwajibkan menghadiri persidangan sebagai tanda keseriusan mereka dalam permohonannya. Dengan demikian, apabila salah seorang pihak tidak menghadiri persidangan tanpa alasan yang sah dan tidak mengirim kuasa hukum atau wakilnya maka permohonan yang diajukan oleh pihak-pihak tersebut tidak dapat dikabulkan karena ketidakseriusan pihak yang tidak hadir tersebut. 13 13 Ismiati, Wawancara...

79 Adapun Salwi 14 menyatakan bahwa dalam perkara voluntair yang diajukan oleh dua orang atau lebih, para pihak yang mengajukan tersebut wajib menghadiri persidangan kecuali apabila salah satu pihak melimpahkan kuasa kepada pihak lain untuk menghadiri persidangan di hadapan Panitera. Sedangkan Mahmud 15 menyatakan bahwa dalam perkara voluntair yang diajukan oleh dua orang seperti dalam permohonan is ba>t nikah, para pihak yang mengajukan tersebut wajib hadir dalam karena dalam permohonan is ba>t nikah yang akan ditetapkan adalah pengesahan nikah sehingga kedua pihak wajib hadir atau berada dalam satu majelis sebagaimana proses pernikahan kecuali apabila salah satu pihak meninggal dunia. Dengan demikian, penetapan Majelis Hakim menolak permohonan is ba>t nikah pada perkara Nomor:83/Pdt.P/2012/PA.Bkt sesuai dengan ketentuan tentang keseriusan para pihak dalam berperkara. 14 Salwi, Wawancara, Surabaya, 31 Desember 2013. 15 Mahmud, Wawancara, Surabaya, 31 Desember 2013.