BAB II KAJIAN TEORI. fakta-fakta yang sebelumnya telah dimiliki. Menurut Slameto(1998:2),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

III. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Lampiran 3 FLOWCHART DAN BAGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TOPIK LINGKARAN

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran)

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

Perbandingan dan Fungsi Trigonometri

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

II. KINEMATIKA PARTIKEL

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dapat berasal dari mana saja seperti guru, buku, teman, atau lingkungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

ρ mempunyai koefisien sebesar 0,789 dan nilai F sebesar 33,290. Pada

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

1 Sistem Koordinat Polar

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015

Gambar 4.3. Gambar 44

Teknik Pembelajaran Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction)

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

SMK NEGERI 3 PURWOREJO KOMPETENSI KEAHLUIAN JASA BOGA SILABUS. : Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja. Kelas /Semeste : X/ 1 dan 2

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 AMBUNTEN KABUPATEN SUMENEP

Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para siswa SMA/SMK. Cirebon, Oktober 2013.

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI. (Jurnal) Oleh EKA MULYANTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

PENURUNAN FORMULA LUAS PERMUKAAN BOLA; DARI BERPIKIR TINGKAT RENDAH HINGGA BERPIKIR TINGKAT TINGGI Oleh: Purwoko*

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Kegiatan Belajar 2. Identitas Trigonometri

Transkripsi:

10 BAB II KAJIAN TEORI A. Diskipsi Teoi 1. Pengetian Hasil Belaja Belaja dapat digambakan sebagai inteaksi aktif dengan lingkunganna melalui pengamatan, pencaian, pemikian, dan penelitian untuk mendapatkan fakta-fakta bau seta hubungan antaa fakta-fakta ang sebelumna telah dimiliki. Menuut Slameto1998:), secaa psikologis, belaja adalah suatu poses usaha ang dilakukan individu untuk mempeoleh suatu peubahan tingkah laku bau secaa keseluuhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendii dalam inteaksi dengan lingkunganna. Definisi ini meniatkan dua makna. Petama, bahwa belaja meupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tetentu aitu untuk mendapatkan peubahan tingkah laku. Kedua, peubahan tingkah laku ang tejadi haus secaa sada. Dengan demikian, seseoang dikatakan belaja apabila setelah melakukan kegiatan belaja ia menadai bahwa dalam diina telah tejadi suatu peubahan. Misalna, ia menadai bahwa pengetahuanna betambah, keteampilanna meningkat, sikapna semakin positif, dan sebagaina. Secaa singkat dapat dikatakan bahwa peubahan tingkah laku tanpa usaha dan tanpa disadai bukanlah belaja. Dai pengetian belaja tesebut, maka kegiatan dan usaha untuk mencapai peubahan tingkah laku meupakan poses belaja sedangkan peubahan tingkah laku itu sendii meupakan hasil belaja. Hal ini beati bahwa belaja pada hakikatna menangkut dua hal aitu poses belaja dan hasil belaja. 10

11 Menuut Javis 1990:196) dalam Malcolm Tight 000:5) bahwa belaja adalah; 1) ada tidakna peubahan peilaku pemanen sebagai hasil dai pengalaman; ) peubahan elatif seing tejadi ang meupakan hasil dai paktik pembelajaan; 3) poses dimana pengetahuan itu digali melalui tansfomasi pengalaman; 4) poses tansfomasi pengalaman ang menghasilkan pengetahuan, skill, dan attitude. dan 5) mengingat infomasi. Belaja secaa umum diatikan sebagai peubahan pada individu ang tejadi melalui pengalaman, dan bukan kaena petumbuhan atau pekembangan tubuhna atau kaakteistik seseoang sejak lahi. Manusia banak belaja sejak lahi bahkan ada ang bependapat sebelum lahi. Bahwa antaa belaja dan pekembangan sangat eat kaitanna. Poses belaja tejadi melalui banak caa baik disengaja maupun tidak disengaja dan belangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu peubahan pada dii pembelaja. Peubahan ang dimaksud adalah peubahan peilaku tetap beupa pengetahuan, pemahaman, keteampilan, dan kebiasaan ang bau dipeoleh individu. Sedangkan pengalaman meupakan inteaksi antaa individu dengan lingkungan sebagai sumbe belajana. Jadi, belaja di sini diatikan sebagai poses peubahan peilaku tetap dai belum tahu menjadi tahu, dai tidak paham menjadi paham, dai kuang teampil

1 menjadi lebih teampil, dan dai kebiasaan lama menjadi kebiasaan bau, seta bemanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendii. Bedasakan bebeapa definisi tesebut, maka dapatlah kita simpulkan bahwa pada dasana belaja meupakan suatu poses ang ditandai: 1) adana peubahan tingkah laku pada dii seseoang, ) peilaku besifat pemanen, 3) peubahan tingkah laku tesebut kaena pengalaman sebagai akibat dai inteaksi antaa individu dengan lingkungan. Adapun peubahan sebagai hasil poses belaja dapat diindentifikasi bebagai bentuk sepeti peubahan pengetahuan, pemahaman, seta peilaku, kecakapan, keteampilan dan kemampuan, apesiasi, seta pean aspek lain ang ada pada individu ang belaja. Hasil belaja meupakan suatu gambaan dai penguasaan kemampuan paa peseta didik sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaan tetentu. Setiap usaha ang dilakukan dalam kegiatan pembelajaan baik oleh guu sebagai pengaja, maupun oleh peseta didik sebagai pelaja betujuan untuk mencapai pestasi ang setinggitinggina. Hasil belaja dinatakan dengan sko hasil tes atau angka ang dibeikan guu bedasakan pengamatanna belaka atau keduana, aitu hasil tes seta pengamatan guu pada waktu peseta didik melakukan diskusi kelompok.

13 Tujuan belaja dapat diopeasikan dalam bentuk indikatoindikato, dan hasil belaja ang besifat kognitif dapat beupa nilai test fomatif, nilai ulangan sumatif, nilai apot, indeks pestasi studi, angka kelulusan, pedikat kebehasilan, dan semacamna. Dengan demikian, hasil belaja dapat dikatakan sebagai indikato penting dalam keseluuhan poses pendidikan pada umumna dan poses belaja pada khususna, kaena hasil belaja ini befungsi untuk megetahui kebehasilan belaja pada mata pelajaan atau bidang studi tetentu dan juga sebagai indikato kualitas institusi pendidikan itu sendii. Pengukuan hasil belaja dalam Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP) bedasakan pada klasifikasi obsevasi unjuk keja atau kemampuan peseta didik dengan menggunakan suatu standa. Pengukuan dapat menggunakan tes dan non tes. Tes adalah sepeangkat petanaan ang memiliki jawaban bena atau salah. Sedangkan non tes adalah petanaan maupun penataan ang tidak memiliki jawaban bena atau salah. Instumen non tes bias bebentuk kuesione atau inventoi. pengukuan test meliputi test fomatif dan test test sumatif Tes fomatif adalah dibeikan pada akhi setiap pogam. Tes ini meupakan post-test atau tes akhi poses. Digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa telah tebentuk setelah mengikuti sesuatu pogam tetentu.evalusi fomatif mempunai manfat, baik

14 bagi siswa, guu, maupun pogam itu sendii. Pada pelaksanaana test fomatif ini dikenal dengan nama ulangan haian. Tes subsumtif dan sumatif, pelaksanaan kegiatan tes subsumatif ini dilakukan pada petengahan semeste mindsemeste. Tes sumatif adalah penilaian ang dilakukan tiap akhi semeste. Adapun fungsi dai penilaian ini adalah untuk menentukan pestasi hasil belaja siswa tehadap bidang studi atau mata pelajaan selama satu semeste. Dalam buku sei III B dai kuukulum KTSP tentang pedoman penilaian dijelaskan bahwa tes fomatif haus dilaksanakan oleh guu setiap mengakhii satu sub pokok bahasan, sedangkan tes subsumatif dilasksanakan setiap mengakhii satu pokok bahasan dalam pogam ang lebih besa). Bedasakan pengetian hasil belaja di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belaja adalah hasil penilaian tehadap kemampuan ang dimiliki siswa ang dinatakan dalam bentuk angka ang dipeoleh siswa dai seangkaian tes untuk menguku indikatoindikato kompetensi siswa ang dilaksanakan setelah siswa mengikuti poses Pembelajaan.. Pengetian Matematika. Matematika beasal dai kata manthanein atau mathema ang beati belaja atau hal ang dipelajai. Matematika dalam bahasa

15 Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, ang kesemuana bekaitan dengan penalaan. Paa ahli umumna mendefinisikan matematika sebagai ilmu ang behubungan dengan stuktu, simbol dan logika. Matematika menuut Hamzah 005; 3) dipandang sebagai suatu bahasa, stuktu logika, batang tubuh dai bilangan dan uang, angkaian metode untuk menaik kesimpulan, esensi ilmu tehadap dunia fisik, dan sebagai aktivitas intelektual. Sejalan dengan tesebut, Nasution 1980:5) mengemukakan bebeapa pengetian matematika. Di antaana, matematika diatikan sebagai cabang ilmu pengetahuan ang eksak dan teoganisasi secaa sistematik. Selain itu, matematika meupakan ilmu pengetahuan tentang penalaan ang logik dan masalah ang behubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengatikan matematika sebagai ilmu bantu dalam mengintepetasikan bebagai ide dan kesimpulan. Pengetian matematika sebagai ilmu tentang stuktu ang teoganisi juga dikemukakan oleh Ruseffendi1988:61) Secaa umum definisi dan pengetian matematika dapat disajikan sebagai beikut : a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan teoganisi secaa sistematik. b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

16 c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaan logik dan behubungan dengan bilangan. d. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang uang dan bentuk. e. Matematika adalah pengetahuan tentang stuktu-stuktu ang logik. f. Matematika adalah pengetahuan tentang atuan-atuan ang ketat. Tujuan pembelajaan Matematika menuut Standad Kompetensi dan kompetensi dasa Kuikulum KTSP tahun 006 adalah aga kemempuan peseta didik memiliki kemampuan sebagai beikut : a. Memahami konsep matematika, menjelaskan ketekaitan anta konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoitma, secaa luwes, akuat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. b. Menggunakan penalaan pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat genealisasi, menusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan penataan matematika c. Memecahkan masalah ang meliputi kemampuan memahami masalah, meancang model matematika, menelesaikan model dan menafsikan solusi ang dipeoleh d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagam, atau media lain untuk mempejelas keadaan dan masalah

17 e. Memiliki sikap menghagai kegunaan matematika dalam kehidupan, aitu memiliki asa ingin tahu, pehatian, dan minat dalam mempelajai matematika, seta sikap ulet dan pecaa dii dalam pemecahan masalah. 3. Matei Lingkaan Matei lingkaan dalam kuikulum KTSP di jabakan dalam Standa Kompetensi dan kompetensi dasa sebagai beikut : Standa Kompetensi : 3. Menusun pesamaan lingkaan dan gais singgungna Kompetensi Dasa : 3.1 Menusun pesamaan lingkaan ang memenuhi pesaatan ang ditentukan 3. Menentukan pesamaan gais singgung pada lingkaan dalam bebagai situasi Matei Lingkaan dapat diingkas sebagai beikut : 1. PERSAMAAN LINGKARAN a. Pengetian Lingkaan Lingkaan adalah tempat kedudukan atau himpunan titik-titik ang bejaak sama tehadap suatu titik ang tetentu. Titik tetentu tesebut

18 dinamakan pusat lingkaan dan jaak ang tetap tesebut dinamakan jai-jai lingkaan. 1) Pesamaan Lingkaan dengan Pusat di O0, 0) Jika titik A A, A ) teletak pada lingkaan ang bepusat di O, maka belaku OA = jai-jai lingkaan. Dengan menggunakan umus jaak titik O0, 0) ke titik A A, A ) dipeoleh: OA atau OB AB Pesamaan lingkaan dengan Pusat O0,0) adalah adalah jai jai lingkaan dengan Contoh 1. Pesamaan lingkaan dengan Pusat O0,0) bejai jai 1 adalah 1 144. Pesamaan lingkaan dengan Pusat O0,0) ang melalui titik 7,-4) adalah

19 65 5 65 576 49 4) 7 adalah lingkaan Pesamaan ) Pesamaan Lingkaan dengan Pusat di Aa,b) bejai-jai Jika titik Aa, b) adalah pusat lingkaan dan titik B, ) teletak pada lingkaan, maka jai-jai lingkaan sama dengan jaak dai A ke B. = jaak A ke B ) ) ) ) ) b a AB A B A B Jadi pesamaan lingkaan ang bepusat di a, b) dan bejai-jai adalah: a) + b) = Contoh Tentukan Pesamaan Lingkaan ang pusatna -,3) dan bejai-jai 5 0 1 6 4 5 9 6 4 4 5 3) ) 5 3,, ) ) dan b a b a

0 B. Metode Pembelajaan 1. Metode Dalam dunia pendidikan umumna dan poses pendidikan khususna, penggunaan metode ang tepat dalam pengajaan meupakan hal sangat penting dipehatikan, kaena kebehasilan pengajaan sangat tegantung kepada cocok tidakna penggunaan metode pengajaan tehadap suatu topik ang diajakan sehingga tujuan pengajaanna tecapai dengan baik. Metode meupakan suatu alat atau caa dalam menampaikan bahan pelajaan kepada siswa dalam poses belaja mengaja untuk mencapai tujuan ang telah ditetapkan. Menuut Winano Suakhmad 006; 117) metode adalah caa dalam fungsina meupakan alat untuk mencapai tujuan. Selanjutna Sudijo 005;80) mengemukakan bahwa Metode mengaja adalah caa ang dipegunakan guu dalam menajikan bahan pelajaan dengan mempehatikan keseluuhan situasi belaja untuk mencapai tujuan. Dai kedua pendapat diatas jelas bahwa metode meupakan caa ang dipegunakan guu dalam poses belaja mengaja dimana setiap guu akan menggunakan metode tetentu dalam menajikan bahan pelajaan kepada siswana. Hal ini akan memudahkan dalam mencapai tujuan ang dihaapkan.

1 Pada dasana semua metode ang digunakan dalam mengaja adalah baik, namun dalam pelaksanaanna sangat tegantung kepada guu. Hal ini sesuai dengan apa ang disebutkan Winano Suachman dalam buku Dasa dan Tehnik Inteaksi Belaja Mengaja bahwa : Metode ang kuang baik ditangan seoang guu dapat menjadi metode ang baik sekali ditangan guu ang lain, dan metode ang baik akan jelek ditangan guu ang tidak menguasai tehnik pelaksanaanna. Jadi jelas bahwa guu sangat bepean dalam memilih dan menggunakan metode mengaja ang baik. Dalam pengajaan matematika, penggunaan metode mengaja haus bepedoman pada tujuan ang akan dicapai tanpa melupakan fakto-fakto siswa, guu haus menggunakan metode ang sesuai dengan kondisi dan situasi kelas pada saat belangsungna pengajaan. Dalam pengajaan matematika sebaikna guu menggunakan metode ang lebih banak membei kesempatan kepada siswa untuk memecahkan soal dan menemukan sendii, kaena hal ini sesuai dengan tujuan pengajaan matematika aitu menghasilkan siswa ang aktif, analitis, kitis, dinamis dan optimis dalam menjalani hidupna dimasa ang akan datang.

. Metode Coopeative Leaning Tipe STAD Student Teams Achievement Divisions) Masih banak guu beanggapan bahwa tugas meeka adalah memindahkan infomasi pengetahuan dai buku atau kepala meeka kepada siswa, sedangkan tugas siswa adalah meneima, mengingat, dan menghafalkan infomasi tesebut. Dengan kata lain, siswa dianggap sebagai peneima pengetahuan ang pasif sedangkan guu adalah pemilik pengetahuan. Anggapan ini tampakna didasakan pada paadigma ang dipopulekan oleh John Locke, akni siswa dianggap sepeti selemba ketas putih kosong ang menunggu tulisan dai guu. Siswa bagaikan botol kosong ang bisa diisi dengan cuahan pengetahuan dai guu, sehubungan dengan ini pula, suasana belaja ang dominan adalah stuktu pesaingan dimana siswa saling belomba menjadi lebih baik dai lainna paa guu pun ikut belomba dengan guu atau sekolah) lainna. Banak guu menganggap paadigma diatas sebagai satu-satuna jalan. Namun teoi dan penelitian menunjukkan bahwa fokus pembelajaan teletak pada belaja secaa mendalam dan sesuai dengan pengalaman, memelukan ketelibatan penuh dan belaja dengan aktif, Dalam hal ini guu bepean sebagai pembimbing dan fasilitato ang melaani petanaan dan pendapat siswa tanpa menalahkan siswa. Guu membimbing siswa dalam

3 melakukan poses menuju pada penguasaan matei. Menuut Johnson & Johnson 1994: 001) dalam Isjoni 009:17) tedapat lima unsu penting dalam belaja koopeatif, aitu diantaana adalah : a. Saling ketegantungan ang besifat positif antaa siswa, dalam belaja koopeatif siswa measa bahwa meeka sedang saling bekeja sama untuk mencapai satu tujuan dan teikat satu sama lain., sehingga seoang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompokna juga sukses. ; b. Inteaksi antaa siswa ang semakin meningkat, hal ini tejadi kaena seoang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. c. Tanggung jawab individual dalam belaja kelompok dalam ati tanggung jawab siswa dalam membantu siswa ang membutuhkan bantuan sehingga siswa tidak hana sekeda membonceng pada hasil keja teman sekelompokna. d. Ketampilan intepesonal dalam kelompok kecil, dalam hal ini siswa dituntut aktif dalam besikap dan menampaiakan ide sebagai angggota kelompok. e. Poses kelompok, poses ini tejadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana meeka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan keja ang baik pula. Menuut Anita Lie 0079: 4) bebeapa manfaat poses pembelajaan koopeatif adalah sebagai beikut :

4 1) Siswa dapat meningkatkan kemampuan bekeja sama ; ) Siswa mempunai lebih banak kesempatan untuk menghagai pebedaan ; 3) Patisipasi siswa dalam poses pembelajaan ; 4) Menguangi kecemasan siswa ; 5) Meningkatkan motivasi, haga dii dan sikap positif ; 5) Meningkatkan pestasi akademik. Model-model belaja koopeatif telah tebukti efektif di kelaskelas ang heteogen. Dengan anggota-anggota gup kecil mungkin saling mendukung dan bebicaa satu sama lain, tetapi hana ada hasil-hasil individual dan tidak ada tujuan besama. Untuk melaksanakan pembelajaan Student Teams- Achievement Divisions STAD) langkah-langkana adalah : 1. Membentuk kelompok ang anggotana 4 oang secaa heteogen campuan menuut pestasi, jenis kelamin, suku, dll). Guu menajikan pelajaan. 3. Guu membe tugas kepada kelompok untuk dikejakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotana tahu menjelaskan pada anggota lainna sampai semua anggota dalam kelompok itu mengeti. 4. Guu membe kuis/petanaan kepada seluuh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5. Membei evaluasi.

5 6. Kesimpulan. C.. Keangka Bepiki Sebagaian besa siswa measa telalu sulit dalam belaja matematika kaena guu kuang mempehatikan jengjang tingkat keselitan soal sesuai dengan kemampuan peseta didik di kelas tesebut. Untuk mengatasi hal tesebut guu haus meningkatkan pemahaman peseta didik selangkah-demi selangkah dai soal ang paling mudah menuju soal ang paling komplek. Dengan demikian maka konsep ang ditamankan dapat dikuasai dengan baik dan siswa mampu meneapkan konsep ang dikuasai untuk menelesaikan pesoalan ang dihadapi. Untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuanna dalam peneapan pesoalan, siswa bekalaboasi dengan temanna dalam satu kelompok. Kejasama ini akan sangat membantu meningkatkan kemampuan dan penguasaan dai setiap kelompok. Untuk siswa ang penguasaanna endah akan dibantu oleh siswa ang penguasaana lebih tinggi. Untuk siswa ang penguasaanna lebih tinggi akan meningkatkan pengusaanna kaena tuntutan aga mampu menjelaskan kepada ang lain. Pesoalan ang komplek ang membutuhkan daa analisis ang tinggi mudah dipecahkan jika dikejakan secaa besama-sama kaena banak masukan dan dapat dipecahkan dai sudut pandang ang bebeda.

6 Coopeative Leaning dalam matematika akan dapat membantu meningkatkan sifat positif paa siswa dalam belaja matematika. Siswa secaa individu akan membangun kepecaaan dii tehadap kemampuanna dalam menelesaikan masalah masalah matematika, sehingga secaa beangsuangsu akan menguangi asa cemasna tehadap kesulitan ang sebelumna dia alami. Adana kompetisi anta kelompok belaja juga dapat menumbuhkan motivasi belaja paa pseta didik ang nantina akan bepengauh tehadap hasil belaja dalam kelompokna. Pengauh penggunaan metode Coopeative Leaning tipe STAD ini dapat meningkatkan hasil belaja kaena diawali dengan penguasaan matei dasa ang dijelaskan guu dipekuat dengan kejasama dalam kelompok kecil akan saling kekuangan dai setiap individu sehingga hasilna maksimal. C. Hipotesis Tindakan Dai bebeapa teoi ang sudah dikemukakan di atas, maka hipotesis tindakan dai penelitian ini adalah : Pembelajaan matematika dengan metode Coopeative Leaning Tipe Student Teams Achievement Divisions dapat meningkatkan hasil belaja matematika pokok bahasan lingkaan siswa kelas XI IPA-1 di SMA Negei 74 Jakata semeste ganjil Tahun Pelajaan 011/01.