Pemodelan Penduduk Miskin Di Jawa Timur Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR)

dokumen-dokumen yang mirip
Faktor-Faktor Eksternal Pneumonia pada Balita di Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pemodelan MGWR Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

Pemodelan Angka Buta Huruf di Kabupaten/Kota se-jawa Timur dengan Metode Geographically Weighted t Regression

Pemetaan Angka Gizi Buruk pada Balita di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Regression

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

Pemodelan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Buta Huruf Kabupaten/kota di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Ordinal Logistic Regression

Pemodelan Persentase Kriminalitas Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Di Jawa Timur Dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN KEJADIAN BALITA GIZI BURUK DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

Pemodelan Mixed Geographically Weighted Regression pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

PEMODELAN TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

Pemodelan Angka Harapan Hidup Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah Dengan Metode Geographically Weighted Regression

Faktor yang Mempengaruhi Kematian Ibu Hamil di Jawa Timur Dengan Menggunakan Metode Geographically Weighted Poisson Regression

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA BUTA HURUF MELALUI GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION: STUDI KASUS PROPINSI JAWA TIMUR

ANALISIS DATA SPASIAL MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (Studi Kasus Data PDRB per Kapita di Provinsi Jawa Timur)

Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Tahun Menggunakan Regresi Data Panel

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

Penggunaan Model Regresi Tobit Pada Data Tersensor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol.3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-188

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode

Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI

PENENTUAN LOKASI GUDANG DISTRIBUSI PADA SISTEM DISTRIBUSI PRODUK KONSUMSI PT X DI JAWA TIMUR

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e

π(x) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-112

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

Pemodelan Tingkat Kesejahteraan Penduduk Propinsi Kalimantan Selatan dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR)

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

Pemodelan Penduduk Miskin di Jawa Timur Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) ( X Print) D-36

Pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR) Pada Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

ANALISIS PEMILIHAN CARA KONTRASEPSI DALAM UPAYA PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI JAWA TIMUR DENGAN PERMODELAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Model Geographically Weighted Poisson Regression pada Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

EVALUASI STATUS KETERTINGGALAN DAERAH DENGAN ANALISIS DISKRIMINAN 6. Oleh : Anik Djuraidah

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN:

MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI JAWA BARAT DENGAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS (RTG)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK

PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK.

ANALISIS REGRESI MULTIVARIAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

Pengolahan lanjut data gravitasi

BAB II DIMENSI PARTISI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): Jurnal Einstein. Available online

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR

PERBANDINGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DAN ORDINARY LEAST SQUARE (OLS) DALAM PEMODELAN KETIMPANGAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

S - 21 PEMODELAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI SURABAYA BERDASARKAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL SEMIPARAMETRIK

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION

Bab III Model Estimasi Outstanding Claims Liability

PEMODELAN REGRESI BERGANDA DAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PADA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TENGAH. DOI: /medstat.9.2.

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc.

Transkripsi:

Pemodelan Pendudu Msn D Jawa Tmur Menggunaan Metode Geographcally Weghted Regresson (GWR) Yuanta Damayant, dan Dr. Vta Ratnasar S.S, M.S Jurusan Statsta, F-MIPA, Insttut Tenolog Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Aref Rahman Ham, Surabaya 60111 E-mal: vtaratna70@gmal.com 1 Abstra Pendudu msn adalah pendudu yang meml pengeluaran per apta perbulan lebh ecl dar gars emsnan. Jawa Tmur dalam realtanya mash banya masyaraat yang hdup d bawah gars emsnan. Dalam peneltan n dambl rumusan permasalahan yatu mengetahu fator-fator yang berpengaruh d tap abupaten/ota pendudu msn d Propns Jawa Tmur dengan tujuan mendapatan model pendudu msn menggunaan metode Geographcally Weghted Regresson (GWR). Dalam peneltan n dgunaan beberapa varabel yang dduga mempengaruh pendudu msn. Desrps persentase pendudu msn tap abupaten/ota menunjuan bahwa pendudu msn meml pola menyebar begtu pula fatorfator yang mempengaruhnya. Gambaran tersebut dperuat dengan hasl pengujan Breuch-Pagan yang menunjuan bahwa data meml heterogentas spasal. Hasl pemodelan dengan GWR lebh ba darpada model regres global darenaan meml R yang lebh besar dan jumlah uadrat error yang lebh ecl. Model GWR yang dhaslan berbeda-beda untu tap abupaten/ota dan mengelompoan varabel-varabel yang sgnfan edalam hasl pemodelan dengan menggunaan peta temat. Kata Kunc Heterogentas Spasal, Geographcaly Weghted Regresson, Pendudu Msn P I. PENDAHULUAN ROGRAM pemerntah. telah berhasl menurunan jumlah pendudu msn dar 54, juta jwa pada tahun 1976 menjad,5 juta jwa pada tahun 1996. Pada tahun 1998, jumlah pendudu msn menngat menjad 49,50 juta jwa dar jumlah pendudu Indonesa. Secara relatve pada tahun 1998 terjad penurunan persentase pendudu msn dar 4,3% menjad 15,97% pada tahun 005. Pemerntah menaan harga bahan baar mnya (BBM) pada bulan Maret dan Otober tahun 005, enaan harga BBM n menyebaban nanya harga-harga ebutuhan dasar sehngga nflas mencapa 17,95% selama perode tahun 005-Maret tahun 006. Abatnya jumlah pendudu msn mengalam enaan sebesar 4,0 juta menjad 39,30 juta jwa pada tahun 006. Namun, selama perode tahun 007 hnga tahun 01 mengalam penurunan jumlah pendudu msn secara berala. Pendudu msn adalah pendudu yang meml pengeluaran per apta perbulan lebh ecl dar gars emsnan. Gars emsnan adalah suatu gars yang menunjuan nla pengeluaran maanan per orang untu memenuh ebutuhan dasar 100 al per har dtambah dengan pengeluaran non maanan selama 1 bulan [1]. Jawa Tmur merupaan merupaan salah satu propns d Indonesa yang meml jumlah pendudu terpadat edua setelah Jawa Barat. Jumlah pendudu Jawa Tmur terus mengalam penngatan seja sensus pendudu tahun 1961. Berdasaran Permendagr No mor 66 Tahun 011 detahu bahwa jumlah pendudu d Propns n adalah 41.437.769 jwa dengan luas wlayah 47.799,75 Km. Propns Jawa Tmur terbag atas 9 abupaten dan 9 ota atau secara admnstratf terdapat 38 abupaten/ota dengan wlayah yang luas Jawa Tmur dapat dataan berembang dalam bdang eonom. Namun deman, dalam realtanya mash banya masyaraat yang hdup d bawah gars emsnan. Berbaga upaya yang telah dlauan pemerntah dalam menurunan jumlah pendudu msn dengan cara memberan Bantuan Langsung Tuna atau memberan bantuan beras msn. Upaya lan yang dapat dlauan untu menean pendudu msn adalah dengan mengetahu fator-fator penyebabnya. Peneltan sebelumnya tentang emsnan dlauan oleh Yasn 011 [] melauan rumah tangga msn dengan menggunaan model MGWR. Model MGWR merupaan gabungan dar model regres lner global dengan model GWR. Sehngga dengan model MGWR aan dhaslan estmator parameter yang sebagan bersfat global dan sebagan yang lan bersfat loal sesua dengan loas pengamatan data. Metode regres merupaan metode yang menghaslan estmas dar parameter yang memodelan hubungan varabel bebas dan varabel respon. Namun, metode regres basa tda mempertmbangan aspe loal yang berbedabeda antar wlayah. Oleh arena tu dalam peneltan n aan dembangan pemodelan persentase pendudu msn yang drepresentasan dalam pembobot yang berbeda-beda untu masng-masng loas dengan menggunaan Geographcally Weghted Regresson (GWR). GWR merupaan pengembangan dar regres global untu varabel yang bersfat ontnu. Berdasaran uraan datas, maa dlauan peneltan mengena bagamana hubungan antara varabel respon persentase pendudu msn dengan varabel predtor yang dduga mempengaruh emsnan d abupaten/ota Jawa Tmur dengan menggunaan Geographcally Weghted Regresson (GWR). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aspe Data Spasal Analss spasal dlauan ja data yang dgunaan memenuh aspe spasal yatu meml sfat error yang salng berorelas atau meml heterogentas spasal [3]. Heterogentas spasal dapat ddetes dengan melauan uj Breusch-Pagan yang mempunya hpotess sebaga berut. H 0 : σ σ σ ( homosedaststas) 1 n

H 1 : σ (heteroedaststas) σ j Statst uj: T T 1 T BP (1/ ) f Z( Z Z) Z f (1) e elemen vetor f adalah ( σ 1) f dmana e merupaan resdual least square unntu observas e- dan Z merupaan matrs beruuran nx(p+1) yang bers vetor yang sudah dnormalstandartan untu setap observas. Tola H 0 ja BP lebh besar dar χ atau p-value urang dar α. p B. Geographcally Weghted Regresson Geographcally Weghted Regresson (GWR) adalah model regres yang dembangan oleh Fotherngham, Brunsdon, dan Chartlon pada tahun 00 [4] untu varabel respon yang bersfat ontnu yang mempertmbangan aspe loas. Berbeda dengan regres global yang nla parameter modelnya onstan untu semua obje pengamatan yang berupa loas, maa parameter model GWR dtasr pada setap loas. Model GWR dapat drumusan sebaga berut. p ( ) ( ) () y β uv + β uv x + ε 0,, 1 Dengan 1,,... n Penasran parameter model GWR menggunaan metode Weghted Least Square (WLS) yatu dengan memberan pembobot yang berbeda pada tap loas. Koefsen GWR dpreds secara ndependen dengan memberan pembobot yang berbeda untu setap loas dmana data tersebut dumpulan. Msalan pembobot untu loas e- adalah wj( u, v), j 1,,... n maa persamaan () menjad sebaga berut. T 1 βˆ T ( u, v ) ( X W( u, v ) X) X W( u, v )y (3) Dmana W ( ) dag[ w1 ( ), w ( ),..., wn ( )] adalah matr dagonal pembobot yang bervaras dar setap preds parameter pada loas. Pemlhan pembobot spasal yang dgunaan dalam menasr parameter sangat pentng untu mementuan besarnya pembobot masng-masng loas yang berbeda. Fungs ernel adaptve meml nla bandwdth berbedabeda untu tap loas pengamatan sedangan fungs ernel fx nla bandwdthnya telah optmum dan dgunaan untu seluruh pengamatan. Pembobot yang dgunaan adalah fungs ernel yatu fungs ernel yang terdr dar empat fungs [5]. Namun, dalam peneltan n dgunaan tga fungs yatu: Fungs Gaussan : 1 w j ( u, v ) exp ( dj b) (4) Fungs Bsquare : 1 ( d / ), untu j b dj b wj( u, v) 0, untu dj > b (5) Fungs Trcube 3 1 ( d / ) 3,untu j b dj b wj( u, v) 0,untu dj > b (6) (6) Dmana d j d adalah jara eucldean antar loas dan j j ( u u ) + ( v v ) j j dan b adalah parameter non negatf yang dsebut parameter penghalus (bandwdth). Nla bandwdth yang cuup besar aan menyebaban bas yang seman besar arena model yang dbentu terlalu halus (oversmoothng) arena banyanya pengamatan yang dgunaan. Terdapat beberapa metode yang dapat dgunaan untu mendapatan b optmum, salah satunya dengan memnmuman nla cross valdaton (CV) [5]. Secara matemats dapat dtuls sebaga berut: n ( h) ( y yˆ ( b) ) CV 1 (7) yˆ ( b) adalah nla preds y dengan pengamatan d loas 1 dhlangan dar proses preds [4]. Beberapa pengujan hpotess pada model GWR adalah sebaga berut: a. Uj Kesamaan Model Regres Lner dengan Model GWR Uj n bertujuan untu menguj sgnfans dar fator geografs. Berut adalah hpotess dar uj esamaan model GWR dengan model regres lner [5]. β u, v β (tda ada perbedaan yang sgnfan H : ( ) 0 antara model GWR dan model regres lner) H 1 : palng tda terdapat satu β ( u, v ) β ; 1,,, n; 1,,, p (terdapat perbedaan yang sgnfan antara model GWR dan model regres lner) Terdapat berbaga statst uj yang dapat dgunaan pada pengujan esesuaan model GWR. Statst uj yang dapat dgunaan adalah sebaga berut [6]. 1. Brunsdon, Forterngham and Chartlon F Test Statst uj: SSEOLS v1 Fht δ1 (8) ata Statst uj: SSEOLS v1 Fht δ1 (9) Daerah penolaan: tola H 0 ja F ht > atau ja p-value < α F( 1 α,( v1 / v ),( δ1 / δ )). Leung, Me and Zhang F1 Test Statst uj: δ1 Fht SSEOLS n p 1 (10) Daerah penolaan: tola H 0 ja F ht < F atau ja p-value < α ( 1 α,( δ1 / δ ), n p 1) 3. Leung, Me and Zhang F Test Statst uj: SSE GWR SSEOLS v1 Fht SSEOLS n p 1 (11) Daerah penolaan: tola H 0 ja F ht > F atau ja p-value < α ( α,( v1 / v ),( δ1 / δ )) b. Uj Parsal Uj parsal dgunaan untu mengetahu sgnfans parameter β ( u, v ) terhadap varabel respon secara parsal pada model GWR. Hpotess dar pengujan n adalah sebaga berut [5]. H 0 : β ( u, v ) 0

3 H 1 : (, ) 0 β u v ; 1,,, n; 1,,, p ( ) ˆ β Statst uj: u, v T ˆ σ g (1) Hpotess aan dtola ja T > t atau p-value < α. α /, δ1 / δ III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Data yang dgunaan dalam peneltan n merupaan data seunder yang dperoleh dar BPS (Badan Pusat Statst) Propns Jawa Tmur Surabaya yatu data profl emsnan d Indonesa tahun 010, data n dolah dengan cara Surve Sosal Eonom Nasonal (SUSENAS). Data seunder dalam peneltan n aan dpaa unt observas d 38 tngatan ota/abupaten d Jawa Tmur. B. Varabel Peneltan Varabel yang dgunaan dalam peneltan n terdr dar satu varabel respon dan tujuh varabel predtor. Varabel respon pada peneltan n adalah persentase pendudu msn dan varabel predtor yang dgunaan adalah sebaga berut. 1. Anga partspas seolah pendudu msn usa 13-15 tahun (X 1 ). Persentase Pendudu msn usa 15 tahun e atas yang beerja d setor pertanan (X ) 3. Persentase pengeluaran perapta untu maanan (X 3 ) 4. Persentase balta yang elahrannya dtolong oleh tenaga esehatan pada persalnan pertama (X 4 ) 5. Persentase pendudu msn yang menggunaan ar bersh (X 5 ) 6. Pelayanan esehatan Jamesmas pendudu msn (X 6 ) 7. Persentase pendudu msn yang pernah menerma beras rasn (X 7 ) C. Langah Analss Langah-langah analss yang dlauan dalam peneltan n adalah sebaga berut. 1. Mendesrpsan tentang pendudu msn dan fator fator yang mempengaruh dengan menggunaan peta temat.. Mengdentfas pola hubungan antar varabel. 3. Mendapatan model regres pendudu msn d Jawa Tmur dengan langah analss sebaga berut. a. Mendapatan model regres lner antara varabel respon dan predtor. b. Melauan uj sgnfans parameter regres lner secara serenta dan parsal. c. Mengdentfas asus multoolneartas dengan menggunaan nla VIF dan oefsen orelas Pearson. 4. Memersa aspe spasal pada data peneltan. 5. Menganalss model GWR dengan langah-langah berut. a. Menentuan u dan v berdasaran gars lntang selatan dan gars bujur tmur untu setap abupaten/ota d Propns Jawa Tmur. b. Menghtung jara Eucldean anatara loas terhadap loas j yang terleta pada oordnat (U, V ). perhtungan n dlauan untu seluruh loas pengamatan yatu untu 1,,. 38. c. Mendapatan model regres terba untu pemodelan pendudu msn dengan crtera AIC. d. Menentuan bandwth optmum dengan menggunaan metode Cross Valdaton (CV) e. Menghtung matrs pemboot dengan menggunaan fungs ernel. f. Mendapatan penasr parameter model GWR. g. Melauan pengujan esamaan model regres lner dan GWR. h. Melauan pengujan sgnfans parameter model GWR secara serenta dan parsal.. Melauan pemapngan sgnfans parameter model GWR. 6. Menar esmpulan berdasaran analss. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Propns Jawa Tmur terbag atas 9 abupaten dan 9 ota atau secara admnstratf terdapat 38 abupaten/ota. Perembangan Jumlah dan Persentase Pendudu Msn d Indonesa mengalam penurunan dar tahun 1976 e tahun 1996. Pada tahun 1998 hngga tahun 005 terjad penurunan jumlah pendudu msn sebesar 14,40 juta jwa. Jumlah pendudu msn mengalam enaan sebesar 4,0 juta jwa pada tahun 006. Namun, selama perode tahun 007 hngga tahun 01 mengalam penurunan jumlah pendudu msn secara berala. Persentase pendudu msn abupaten/ota d Propns Jawa Tmur berdasaran penyebaranya menunjuan persentase pendudu msn yang ada d ota cenderung sangat rendah antara lan Kota Surabaya, Sdoarjo, Kota Mojoerto, Kota Batu, Kota Madun dan Kota Bltar. Pendudu msn d perotaan mengalam penurunan darenaan pendudu d ota cenderung menjauh dar gars emsnan. Sedangan, ategor persentase sangat tngg terdapat d Bangalan, Sampang, Sumenep, dan Probolnggo. Dengan ata lan, pendudu msn yang cenderung tngg tersebut pendapatannya dbawah gars emsnan, yatu sejumlah rupah yang dbutuhan sangat urang untu membayar maanan setara 100 al sehar dan ebutuhan yang dperluan agar hdup laya belum terpenuh. /ota d Jawa Tmur dengan persentase pendudu msn meml persebaran sepert pada Gambar 1. Gambar 1 Persebaran persentase pendudu msn d Jawa Tmur Desrps Fator-fator yang berpengaruh terhadap jumlah pendudu msn dengan menggunaan peta

4 temat pada Anga Partspas Seolah pendudu msn yang cenderung rendah terjad d Bojonegoro, Nganju, Magetan, Bltar, dan Jember sehngga perlu mendapatan perhatan yang lebh ba dalam penngatan pencapaan Anga Partspas Seolah. Kota Batu cenderung tngg pada setor pertanan dsebaban arena ota batu denal sebaga ota agrowsata yang terdapat lahan pertanan penghasl buah-buahan dan sayur-mayur. Begtu juga dengan persentase pengeluaran perapta pendudu msn untu maanan Kota Batu mendudu tertngg. Persebaran persentase pendudu msn yang elahrannya dtolong oleh tenaga esehatan sangat rendah terjad d Kepulauan Madura hal n dsebaban mnmnya atau urangnya tenaga ahl meds. Tnggnya penggunaan ar bersh d Kota Surabaya. Sdoarjo cenderung rendah dalam mendapatan pelayanan esehatan jamesmas dan memperoleh beras rasn. Pola hubugan varabel predtor dengan varabel respon dlauan sebelum mendapatan model regres lner sederhana Gambar Pola Hubungan Antar Varaabel Predtor dengan Varabel Respon Berdasaran Gambar dlhat bahwa hubungan yang menunjuan hubungan postf adalah hubungan antara varabel respon dengan varabel persentase pendudu msn pada pelayanan esehatan jamesmas dan pendudu msn yang menerma beras rasn. Hal n menunjuan bahwa seman tngg persentase pendudu msn, maa persentase pelayanan jamesmas dan pendudu yang menerma rasn juga seman tngg. Pemodelan persentase pendudu msn dengan regres lner berganda dlauan dengan tujuan untu mengetahu varabel mana yang berpengaruh secara sgnfan terhadap pendudu msn dengan tanpa melbatan fator loas pengamatan. Hasl pengujan secara serenta pada pemodelan regres lner dperoleh nla F htung sebesar 11,10 dan P-value sebesar 0,000. Dengan menggunaan α0,1 dperoleh F tabel sebesar 1,3177, maa nla F htung lebh besar dar pada F tabel. Sehngga, H 0 dtola, yang berart bahwa pemodelan dengan menggunaan regres lner berganda secara serenta menghaslan parameter yang sgnfan. Pengujan aspe data spasal heterogen dlauan dengan uj Breuch-Pagan dengan hpotess sebaga berut: H 0 : σ 1 σ σ n (esamaan varans resdual/ homosedaststas) H 1 : σ σ j (heteroedaststas) Berdasaran hasl pengujan dperoleh nla statst uj Breuch-Pagan sebesar 14,3834 dengan p-value sebesar 0,04477. Dengan jumlah parameter tujuh dan dgunaan α0,1 dperoleh nla p-value sebesar 0,04477, maa nla p-value pada Breuch-Pagan lebh ecl dar α0,1. Sehngga, H 0 dtola, dengan ata lan terjad heterosedaststas. Hasl pengecean asums resdual dent, ndependen, dan berdstrbus normal ba melalu pengujan maupun vsual menyataan bahwa resdual tda dent, namun ndependen dan berdstrbus normal. Pengecean tersebut juga duatan dengan pengujan aspe data spasal yang menyataan terjadnya heterosedaststas atau varans yang tda dent. Karena tda dpenuhnya asums resdual dent, ndependen, dan berdstrbus normal serta dpenuhnya salah satu aspe data spasal maa pemodelan aan dlanjutan dengan Geographcally Weghted Regresson. Pemodelan Geographcally Weghted Regresson dlauan dengan memasuan pembobot spasal dengan metode weghted least square. Matr pembobot yang dgunaan merupaan matr yang elemenya merupaan fungs ernel yang terdr dar jara antar loas dan bandwdth. Fungs ernel yang dgunaan dalam pemodelan GWR dplh dengan melhat nla AIC terecl dar hasl pemodelanya. Tabel 4.4 Nla AIC dan R untu Masng-masng Model Model AIC R Regres Lner 16,341 7,14% GWR Gaussan 06,0443 7,54% Adaptve Gaussan 05.735 7,98% Bsquare 06.0443 7,55% Adaptve Bsquare 03.6601 76,3% Trcube 06.0443 7,55% Adaptve Trcube* 03.6600 76,33% Keterangan: *) Pembobot terba Nla AIC terecl dperoleh dar pemodelan dengan fungs ernel Adaptve Trcube. fungs ernel adaptve meml bandwdth yang berbeda-beda d setap loas pengamatan. Setelah menentuan fungs ernel yang dgunaan, selanjutnya menentuan bandwdth untu setap loas yang damat. Setelah dperoleh nla bandwdth maa langah yang perlu dlauan berutnya yatu mencar matrs pembobot. Matr pembobot yang dperoleh untu tap-tap loas emudan dgunaan untu membentu model sehngga tap-tap loas meml model yang berbeda-beda. Ranguman hasl estmas parameter model GWR dapat dlhat pada Tabel 1. Tabel 1. Ranguman Estmator Model GWR Nla β(u Estmator,v ) Global Mn Medan Max X.Intercept -9.4100-7.8100-19.5900-3.4071 X 1-0.0089-0.007 0.04-0.0191 X -0.0971-0.094-0.0554-0.0854

5 Tabel 1. (Lanjutan) Ranguman Estmator Model GWR Estmator Nla β(u,v ) Global Mn Medan Max X 3 0.760 0.479 0.5554 0.4101 X 4-0.1358-0.1314-0.109-0.1167 X 5 0.0 0.0736 0.1039 0.0693 X 6 0.0445 0.087 0.1168 0.0814 R 76,3% 7,10 % SSE 349,4785 411,5 Nla R pemodelan GWR dperoleh sebesar 76,3%, hal n berart sebanya 76,3% varabel respon dapat djelasan oleh varabel predtor. Ja dbandngan dengan R pemodelan dengan regres lner berganda dperoleh sebesar 7,10%, maa untu sementara pemodelan dengan GWR dataan lebh ba. Untu melhat apaah pemodelan dengan menggunaan GWR menghaslan model yang lebh ba dlauan pengujan esesuaan model dengan hpotess sebaga berut. β u, v β H 0 : ( ) H 1 : β ( u, v ) β Berdasaran hasl uj F pada rumus (9) dperoleh F sebesar 1,1768 dan p-value sebesar 0,3439. Dengan menggunaan α0,1 dperoleh F tabel sebesar 1,31756, maa nla F htung lebh besar dar pada F tabel. Sehngga, H 0 gagal dtola, dengan ata lan tda terdapat perbedaan yang sgnfan antara model GWR dan model regres lner. Pengujan sgnfans model GWR secara parsal dlauan untu mengetahu parameter-parameter yang sgnfan d setap wlayah. Hpotess yang dgunaan dalam pengujan sgnfans model GWR secara parsal adalah sebaga berut. β u v H 0 : (, ) 0 H 1 : β ( u, v ) 0 Berdasaran hasl pengujan sgnfans parameter dengan dperoleh parameter yang sgnfan berbeda-beda untu tap abupaten/ota. Hasl estmas parameter GWR dapat dlhat pada Tabel sebaga berut. Tabel 3 Varabel Sgnfan d Tap Varabel sgnfan Varabel sgnfan Pactan X6, Kota Probolnggo X6, Ponorogo X6, Kota Pasuruan X6, Trenggale X6, Kota Mojoerto X6, Tulungagung X6, Kota Madun X5, X6, Lumajang, Kota X5, X6, Surabaya X5, X6, Bondowoso X6, Kota Batu X5, X6, Pasuruan, X5, Bltar X6, X5, Jombang X5, Kedr X5, Nganju, X5, Mojoerto X5, Madun X4, Banyuwang X6, Magetan X5, Gres X5, X6, Ngaw X5, Jember X5, X6, Tabel 3 (Lanjutan) Varabel Sgnfan d Tap Varabel sgnfan Varabel sgnfan Bojonegoro X5, Malang X5, Bangalan X5, Sdoarjo X6, X6, Pameasan X5, Stubondo X6, X5, X6, Kota Kedr X6, Kota Malang X6, Kota Bltar X6, Sumenep X5, X6, Intepretas Model GWR Sdoarjo, pemodelan GWR tap abupaten/ota dapat dlhat pada Lampran-14. Y -8,1935-0,0959 X + 0,5458 X 3-0,1309 X 4 + 0,1138 X 6 + 0,1691 Kesmpulan yang dperoleh model untu persentase pendudu msn tersebut yatu untu setap enaan 1 persen pendudu msn usa 15 tahun e atas yang beerja d setor pertanan, persentase pendudu msn aan turun sebesar 0,0959 bla fator lan tetap. Persentase pendudu msn aan na 0,545 bla persentase pengeluaran perapta untu maanan na sebesar 1 persen dan fator lan tetap. Persentase pendudu msn aan turun 0,13 bla persentase balta yang elahrannya dtolong oleh tenaga esehatan pada persalnan pertama turun sebesar 1 persen dan fator lan tetap. Persentase pendudu msn aan na 0,113 bla pelayanan esehatan Jamesmas pendudu msn na dan fator lan tetap. Persentase pendudu msn aan na 0,169 bla persentase pendudu msn yang pernah menerma beras rasn na 1 persen dan fator lan tetap. Gambar 3 Parameter yang Sgnfan d Setap Kecamatan Hasl Pemodelan dengan GWR Berdasaran Gambar 3 hasl pemodelan dengan GWR dperoleh empat elompo wlayah. Wlayah dengan warna merah yang rendah persentase pendudu msnnya dantaranya Sdoarjo, Kota Mojoerto, Kota Kedr, dan Kota Bltar. Pada wlayah merah semua fator berpengaruh secara sgnfan terhadap pendudu msn. Dpaparan perbedaan ategor pemapngan antara pendudu msn dengan pemodelan GWR pendudu msn d Propns Jawa Tmur. Pembagan menjad 5 ategor yatu ategor sangat tngg antara,47-3,47 persen (ode 5), ategor tngg edua antara 16,4-,47 persen (ode 4), ategor sedang antara 1,54-16,4 persen

6 (ode 3), ategor rendah antara 7,63-1,54 persen (ode ), dan ategor sangat rendah antara 5,01-7,63 persen (ode 1) yang djelasan dalam Tabel 4. Tabel 4.Perbedaan Kategor Pemapngan Antara Pendudu Msn Dengan Pemodelan GWR Pendudu Msn I (Lamp 16.) Gambar II (Lamp 17.) Kode 1 Kode Kota Malang, Kota Madun, Kota Surabaya, Kota Batu Kode 3 Kode 4 Pasuruan, Jember, Stubondo Kode 4 Kode 5 Pameasan Kode 4 Kode Bojonegoro, Kota Probolnggo Kode 4 Kode 3 Ngaw, Lamongan Kode 3 Kode Ponorogo, Nganju, Madun, Magetan, Kedr Kode Kode 1 Kota Kedr Kota Kedr mengalam penurunan presentase pendudu msn setelah ddapatan pemodelan GWR yang telah mendapatan varabel-varabel sgnfan dapat dlhat pada Tabel 3. Rendahnya pendudu msn d Kota Kedr yang beerja pada setor pertanan, dduga merupaan abat dar urangnya lahan pertanan d perotaan. Tnggnya tenaga esehatan d perotaan dduga merupaan abat dar tersedanya tenaga ahl meds dan orang yang berpengalaman dalam menangan elahran balta sudah dbeal emampuan pengetahuan ebdanan secara memada. Selan tu juga untu pembagan beras rasn dperotaan cenderung rendah dbandngan dengan d pedesaan. V. KESIMPULAN Berdasaran pembahasan peneltan yang telah dlauan dperoleh esmpulan sebaga berut. 1. Persentase pendudu msn d abupaten/ota d Propns Jawa Tmur menujuan pola yang menyebar begtu juga dengan fator-fator yang mempengaruhnya. Persebaran persentase pendudu msn tertngg terdapat d Bangalan, Sampang, Sumenep, dan Probolnggo. Persentase Anga Partspas Seolah pendudu msn yang tertngg terdapat d Sumenep, Lamongan, dan Sdoarjo. Kota Batu, Kota Pasuruan, Kota Probolnggo, Bojonegoro, Kedr, Bltar, Ponorogo, Pactan, dan Trenggale merupaan tertngg pada setor pertanan. Pactan dan Kota Batu merupaan tertngg untu pengeluaran perapta maanan. Persentase pendudu msn yang elahrannya dtolong oleh tenaga esehatan terendah terdapat d epulauan Madura. Sementara tu, Kota Surabaya yang meml persentase tertngg pendudu msn yang menggunaan ar bersh. Tuban, Ponorogo, Trenggale, dan Bondowoso meml persentase tertngg pada pelayanan esehatan jamesmas. Sedangan, persentase pendudu msn yang pernah menerma beras rasn terendah terdapat d Kota Surabaya, Sdoarjo, Kota Madun, Kota Bltar, dan Kota Malang.. Data yang dgunaan dalam pemodelan memenuh aspe spasal sehngga dlauan pemodelan dengan GWR dengan ernel Adaptve Trcube. Berdasaran hasl pemodelan dengan GWR dperoleh model yang berbeda-beda untu tap abupaten/ota. 3. Hasl pemapngan menunjuan bahwa berdasaran varabel yang sgnfan untu tap abupaten/ota terbentu pengelompoan sebanya empat elompo. Madun berada dalam satu elompo yang meml dua varabel predtor yang berpengaruh sgnfan terhadap pendudu msn, yatu persentase balta yang elahrannya dtolong oleh tenaga esehatan pada persalnan pertama (X 4 ) dan persentase pendudu msn yang pernah menerma beras rasn (X 7 ). Kebjaan pemerntah pada pemberan beras rasn perlu dtngatan, hal n dlhat dar hasl persebaran varabel yang sgnfan menurut abupaten/ota yatu terdapat d seluruh wlayah Jawa Tmur. UCAPAN TERIMA KASIH Penuls mengucapan terma ash epada BPS Propns Jatm yang telah memberan duungan nformas dan data peneltan. Penuls juga mengucapan terma ash epada Laboratorum Statsta Sosal dan Pemerntahan, Jurusan Statsta ITS DAFTAR PUSTAKA [1] BPS. (010). Indator Eonom dan Sosal Jatm. Surabaya: BPS. [] Yasn, H. (011). Model Mxed Geographcally Weghted Regresson, Stud Kasus : Persentase Rumah Tangga Msn d Mojoerto Tahun 008. Surabaya: Program Pasca Sarjana, Insttut Tenolog Sepuluh Nopember. [3] Anseln, L. (1998). Spatal Econometrcs: Methods and Models. Dordrecht : Kluwer Academc Publshers. [4] Fotherngham, A. S., Brunsdon, C., & Charlton, M. (00). Geographcally Weghted Regresson : the Analyss of Spatally Varyng Relatonshps. Chchester: Wley. [5] Purhad, R. M., & Wulandar, S. P. (01). Geographcally Weghted Ordnal Logstc Regresson Model (Vol.16, Issue :3 ed.). Surabaya: Internatonal Journal of Mathematcs and Computaton. [6] Safuddn, A. B., Setabud, N. A., & Achsan, N. A. (011). On Comparsson between Ordnary Lnear Regfresson and Geographcally Weghted Regresson: WthApllcaton to Indonesa Poverty Data (Vol. 57 No. (011), pp.75-85 ed.). European Journal of Scentfc Research.