5 HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta lokasi penelitian

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI. 3.3 Pengumpulan Data

Lampiran 1 Kuesioner penentuan sasaran KUESIONER PENENTUAN SASARAN

4 KEADAAN UMUM GALANGAN

4 KEADAAN UMUM GALANGAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas

ANALISA PENCAPAIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENGGUNAAN MESIN LAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL OMAX DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA AKTIVITAS REPARASI DI DOK PEMBINAAN UPT BTPI, MUARA ANGKE, JAKARTA MENGGUNAKAN MODEL OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS PERIKANAN (KPNDP) DKI JAKARTA MENGGUNAKAN MODEL OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Secara Umum Pengertian produktivitas

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II. STUDI PUSTAKA

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 29-38

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin

PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI DOK PEMBINAAN UPT BTPI MUARA ANGKE JAKARTA ACHMAD FAUZAN

PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produktivitas merupakan salah satu kriteria penting yang sering

ALBACORE ISSN Volume I, No 2, Juni 2017 Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. situasi yang menggambarkan bangkitnya kembali perekonomian yang telah

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. data yang diperoleh pada bab ini akan digunakan untuk mengukur nilai indikator

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX ABSTRAK

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

BAB III. INDUSTRI GALANGAN KAPAL

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA HASIL. mengetahui kondisi perusahaan dari waktu ke waktu selama pengukuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung)

1 BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak.

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat

ANALISIS PRODUKTIVITAS LANTAI PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka pada bab ini dikumpulkan data-data sebagai sumber input yang

TUGAS AKHIR ANALISIS PRODUKTIVITAS MESIN CETAK DI PT XY MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money,

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX PADA BAGIAN PRODUKSI PABRIK KELAPA SAWIT GEDONG BIARA PT MOPOLI RAYA TUGAS SARJANA

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERBASIS MODEL OBJECTIVE MATRIX ( OMAX ) PADA PRODUKSI PLASTIK CV. ISKASARI JAYA WARU - SIDOARJO SKRIPSI

JARINGAN KERJA DAN EFEKTIVITAS PERBAIKAN KAPAL DI GALANGAN KPNDP DKI JAKARTA, MUARA ANGKE

BAB II LANDASAN TEORI

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi

PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS PERIKANAN DKI JAKARTA DI MUARA ANGKE MUHAMMAD ANGGI NATAPRAJA

BAB I PENDAHULUAN. strategi pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia atau yang sering

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia merupakan faktor yang menentukan berhasil dan tidaknya suatu

Pengukuran Produktivitas Proses Produksi Stand Assy Main dengan Metode OMAX di PT. IP Karawang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perusahaan yang bergerak dalam bidang. jumlah, mutu, pelayanan maupun perbandingan antara hasil yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. jasa (Herawati, 2008). Pengelolaan tenaga kerja secara produktif adalah kunci

PUSAT PENDAPATAN dan BEBAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI DOK PEMBINAAN UPT BTPI MUARA ANGKE JAKARTA The Assesment of Technology Level in Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. internasional. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menjalankan strategi

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas

BABH TELAAH PUSTAKA. Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam

Didien Suhardini, Arnolt Kristian Pakpahan dan Arum Tri Astuti;

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB V HASIL PENELITIAN. Karakteristik responden merupakan alat ukur statistik yang penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi ke-5

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA CHANDRA GUNAWAN D

Karaktersitik individu memang memiliki peran terhadap produktivitas. Hal ini didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas dapat digunakan oleh perusahaan sebagai pedoman atau

BAB I PENDAHULUAN. kecil adalah realitas bahwa produktivitasnya rendah. Sudah menjadi pengertian

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini membuat suatu perusahaan

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian

6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA

II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis Beban Kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun wisatawan mancanegara. Dengan peran ini, Yogyakarta menjadi

BAB II LANDASAN TEORI

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan.

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA PT HAMSON INDONESIA INCREASING THE PRODUCTIVITY AT PT HAMSON INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Transkripsi:

40 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kriteria Produktivitas dan Indikator Kinerja Pengukuran dengan model OMAX (Objective Matrix) menggabungkan kriteria-kriteria produktivitas galangan ke dalam suatu bentuk yang terpadu dan berhubungan satu sama lain. Kriteria produktivitas galangan kapal KPNDP merupakan kegiatan dan faktor faktor yang mendukung produktivitas kegiatan reparasi kapal. Kriteria yang diukur meliputi kriteria efisiensi, efektifitas dan inferensial. Diketahuinya nilai produktivitas, maka akan diketahui pula seberapa efektif proses produksi yang telah didayagunakan untuk meningkatkan output dan seberapa efisiensi pula sumber-sumber input yang telah berhasil dihemat agar produktivitas dapat meningkat. Kriteria ini menyatakan ukuran efisiensi, efektifitas dan ukuran ukuran lainnya (inferensial) yang secara tidak langsung mendukung kegiatan reparasi kapal di galangan kapal KPNDP. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan pengisian kuesioner terdapat 5 indikator yang dapat digunakan untuk mengukur produktivitas galangan. Kelima indikator tersebut adalah tenaga kerja, pemakaian mesin, jam kerja aktual, jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan. Kelima indikator tersebut yang termasuk ke dalam input adalah tenaga kerja dan pemakaian mesin. Indikator yang termasuk ke dalam output adalah jam kerja aktual dan jam kerja efektif, sedangkan jumlah ketidakhadiran karyawan termasuk ke dalam ukuran lainnya. Tabel 7 menunjukkan indikator-indikator kinerja yang dapat diukur di lokasi penelitian. Tabel 7 Indikator kinerja yang termasuk ke dalam input dan output. Kriteria Indikator Kinerja Efisiensi Pemakaian mesin (%) Jumlah tenaga kerja (%) Efektivitas Jam kerja aktual produksi (%) Jam kerja efektif (%) Inferensial Jumlah ketidakhadiran karyawan (%) Kriteria yang ditetapkan untuk pengukuran produktivitas galangan kapal dengan menggunakan model OMAX sebanyak tiga belas indikator. Penggunaannya dapat disesuaikan dengan kondisi objek yang diteliti. Seperti yang dilakukan oleh Mahendra (2007) dalam penelitiannya yang berjudul

41 Produktivitas Galangan Kapal Menggunakan Model OMAX (Studi Kasus: di PT. BEN SANTOSA Surabaya). Awalnya, kriteria yang akan digunakan adalah tiga belas indikator namun, setelah dilakukan observasi, wawancara, serta pengisian kuesioner kepada pihak manajemen perusahaan diperoleh hanya tujuh indikator kinerja yang dapat digunakan. Ketujuh indikator kinerja tersebut ialah man hour, material, tenaga kerja, pemakaian mesin, jam kerja aktual, jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan. Karena objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah galangan, maka penetapan kriteria indikator kinerja mengacu kepada tujuh indikator kinerja tersebut. Setelah dilakukan observasi, wawancara dan pengisian kuesioner hanya lima indikator kinerja yang dapat digunakan untuk mengukur produktivitas galangan kapal KPNDP. Kelima indikator tersebut adalah tenaga kerja, pemakaian mesin, jam kerja aktual, jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Putra (2012). Penelitian tersebut dilakukan di galangan kapal UPT BTPI yang berada dalam satu wilayah dengan galangan kapal KPNDP. 5.2 Model Objective Matrix (OMAX) 5.2.1 Penilaian indikator kinerja 1) Indikator kinerja yang termasuk dalam kriteria efisiensi (1) Tenaga kerja Penentuan nilai indikator tenaga kerja disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Nilai indikator tenaga kerja Periode Tenaga kerja yang Tenaga kerja yang Persentasi tenaga digunakan (orang) ada (orang) kerja (%) 2007 18 21 85.71 2008 18 21 85.71 2009 18 21 85.71 2010 15 18 83.33 2011 15 18 83.33 Rata-Rata 84.76 Tenaga kerja yang bekerja di galangan kapal KPNDP berubah-ubah. Pada tahun 2007 hingga 2009 tenaga kerja yang bekerja di galangan kapal KPNDP berjumlah 21 orang, sedangkan tahun 2010 hingga 2011 tenaga kerja yang bekerja berjumlah 18 orang. Pada tahun 2007 hingga 2009 dari 21 tenaga kerja yang ada

42 18 orang merupakan tenaga kerja staf lapang dan 3 orang staf kantor. Pada tahun 2010 hingga 2011 dari 18 orang tenaga kerja yang ada 15 orang merupakan staf lapang dan 3 orang staf kantor. Tenaga kerja staf kantor tetap terdiri dari manajer, staf administrasi dan koordinator lapangan. Staf lapang tersebut bertugas melayani reparasi kapal. Tugas para staf lapang tetap saat aktivitas reparasi adalah melakukan penaikan kapal ke atas dok, kemudian penyekrapan, pembersihan teritip, pengecetan dan penurunan kapal ke dalam air setelah kapal selesai di reparasi. Staf lapang tidak tetap biasanya berjumlah 10 hingga 15 orang. Banyaknya jumlah staf lapang tidak tetap yang bekerja tergantung kepada berat atau ringannya kerusakan kapal. Tenaga kerja ini biasanya dibawa oleh pihak pemilik kapal. Berdasarkan rumus rasio indikator tenaga kerja, yaitu : Tenagakerja yang digunakan(orang) x100% Tenagakerja yang ada(orang) Penggunaan tenaga kerja galangan kapal KPNDP dari tahun 2007 hingga 2011 mengalami perubahan sehingga berpengaruh kepada persentasi rata-rata penggunan tenaga kerja. Persentasi tenaga kerja yang digunakan ditahun 2007 hingga 2009 adalah sebesar 85,71 % sedangkan di tahun 2010 hingga 2011 mengalami penurunan menjadi sebesar 83,33 %. Dengan demikian, rata-rata persentasi tenaga kerja yang digunakan di galangan kapal KPNDP adalah sebesar 84,76 %. Apabila nilai persentasi tenaga kerja semakin besar maka menunjukan semakin efisien penggunaan tenaga kerja di galangan kapal tersebut dan berlaku sebaliknya. (2) Pemakaian mesin Nilai indikator pemakaian mesin disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Nilai indikator pemakaian mesin Periode Jam pemakaian Jumlah jam tersedia Persentasi pemakaian mesin (jam) (jam) mesin (%) 2007 636 1456 43.68 2008 668 1456 45.88 2009 666 1456 45.74 2010 624 1456 42.86 2011 618 1456 42.45 Rata-Rata 44.12

43 Mesin yang digunakan adalah mesin tarik (winch). Mesin ini digunakan untuk menaikan kapal ke atas dok dan menurunkan kapal dari dok ke dalam air. Winch yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP sebanyak dua buah. Lama waktu mesin stand by selama satu tahun adalah 1456 jam. Jumlah tersebut diperoleh berdasarkan asumsi dalam satu tahun, jumlah hari keja adalah 365 hari. Galangan kapal KPNDP memiliki slipway sebanyak 8 buah. Waktu untuk mereparasi kapal paling cepat adalah 4 hari. Dengan demikian, jumlah maksimal kapal yang dapat ditampung oleh galangan kapal KPNDP sebanyak 728 kapal. Jika lama penggunaan winch untuk menaikan dan menurunkan kapal adalah 2 jam, maka jumlah jam tersedia untuk mesin winch sebanyak 1456 jam dalam satu tahun. Lama waktu pemakaian mesin dari tahun 2007 hingga 2011 berturut-turut yaitu 636, 668, 666, 624, dan 618. Jumlah tersebut diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah kapal yang direparasi di galangan kapal KPNDP dengan lama waktu penggunaan mesin untuk reparasi satu buah kapal. Lama waktu untuk menaikan dan menurunkan kapal masing-masing selama satu jam, maka lama penggunaan mesin untuk reparasi satu buah kapal adalah dua jam. Seperti contoh di tahun 2007 jumlah kapal yang mereparasi di galangan kapal KPNDP sebanyak 318 kapal, sehingga jam pemakaian mesin di tahun tersebut 318 x 2jam = 636 jam. Tahun 2008 sebanyak 334 kapal, tahun 2009 sebanyak 333 kapal, tahun 2010 312 kapal dan di tahun 2011 sebanyak 309 kapal. Berikut merupakan tabel data jumlah produksi di galangan kapal KPNDP selama lima tahun terakhir. Tabel 10 Jumlah kapal yang melakukan reparasi di galangan kapal KPNDP berdasarkan ukuran kapal. Ukuran Tahun Kapal 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah 1-10 GT 13 3 4 6 2 28 11-20 GT 7 6 9 3 4 29 21-30 GT 137 140 165 145 145 732 31-50 GT 20 21 21 31 20 113 >50 GT 141 164 134 127 138 704 Jumlah 318 334 333 312 309 1606 Persentasi pemakaian mesin diperoleh dengan menggunakan rumus : Jumlah jam pemakaianmesin x100% Jumlah jamkerjarata- rata yangtersedia

44 Penggunaan mesin di tahun 2007 hanya sebesar 43,68 % dari jumlah jam pemakaian yang tersedia. Nilai persentasi di tahun 2008 hingga 2011 menunjukkan hal yang sama. Persentasi pemakaian mesin di tahun 2007 adalah sebesar 43,68 %. Waktu pemakaian mesin yang terpakai di tahun 2007 hanya sebesar 636 jam. Pada tahun 2008 persentasi pemakaian mesin meningkat menjadi 45,88 %. Waktu pemakaian mesin yang terpakai sebesar 668 jam. Pada tahun 2009 terjadi sedikit penurunan jumlah pemakaian mesin menjadi sebesar 666 jam sehingga persentasi yang didapat sebesar 45,74 %. Pada tahun 2010 hingga 2011 terjadi kembali penurunan jumlah pemakaian mesin dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sehingga persentasi pemakaian mesin di tahun tersebut berturut-turut menjadi 42,86 % dan 42,45 %. Dengan demikian, rata-rata persentasi pemakaian mesin di galangan kapal KPNDP sebesar 44,12 %. Sama halnya dengan indikator tenaga tenaga kerja, apabila nilai persentasi dari indikator pemakaian mesin semakin rendah maka menunjukan bahwa pemakaian mesin di galangan kapal tersebut masih kurang efisien. 2) Indikator kinerja yang termasuk dalam kriteria efektivitas (1) Jam kerja aktual Nilai indikator jam kerja aktual disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Nilai indikator jam kerja aktual Periode Jam kerja aktual Persentasi jam kerja Working time (jam) produksi (jam) aktual (%) 2007 1431 3285 43.56 2008 1503 3285 45.75 2009 1498.5 3285 45.62 2010 1404 3285 42.74 2011 1390.5 3285 42.33 Rata-Rata 44.00 Working time merupakan jam kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan galangan kapal KPNDP kepada seluruh staf pegawainya. Working time untuk para staf, baik itu staf lapang tetap maupun staf kantor tetap di galangan kapal KPNDP adalah 9 jam per hari mulai dari pukul 08.00 sampai dengan 17.00. Jika asumsi dalam satu tahun jumlah hari kerja adalah 365 hari maka jumlah working time adalah 3285.

45 Waktu yang dibutuhkan untuk staf lapang tetap melakukan reparasi satu buah kapal adalah sebanyak 4,5 jam. Rincian waktu tersebut terdiri dari : penaikan kapal ke atas dok selama 1 jam; penyekrapan dan pembersihan kapal dari tritip selama 1,5 jam; pengecatan kapal setelah kapal selesai direparasi selama 1 jam, terakhir penurunan kapal dari dok kedalam air selama 1 jam. Jam kerja aktual produksi merupakan jam kerja yang digunakan para tenaga staf lapang tetap di galangan kapal KPNDP dalam operasional reparasi kapal. Jam kerja aktual diperoleh dengan mengalikan jumlah kapal yang mereparasi di galangan kapal KPNDP dengan jam yang dibutuhkan staf lapang tetap dalam mereparasi satu buah kapal. Nilai dari jam kerja aktual produksi setiap tahunnya berfluktuasi tergantung pada jumlah kapal yang direparasi setiap tahunnya. Persentasi dari jam kerja aktual produksi diperoleh dengan mengunakan rumus : Jamkerjaaktual produksi(jam) x100% workingtime(jam) Pada Tabel 11, Nilai persentasi jam kerja aktual produksi dari tahun 2007 ialah sebesar 43,563 %. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan persentasi jam kerja aktual menjadi 45,75 %. Pada tahun 2009 terjadi penurunan persentasi jam kerja aktual, tetapi penurunan tersebut tidak begitu signifikan menjadi 45,62 %. Penurunan persentasi jam kerja aktual yang cukup besar dibandingkan tahuntahun sebelumnya terjadi pada tahun 2010 hingga 2011 yaitu dengan persentasi secara berturut-turut sebesar 42,74 % dan 42,33 %. Dengan demikian, rata-rata jam kerja aktual produksi di galangan kapal KPNDP diperoleh sebesar sebesar 44,00 %. Nilai persentasi jam kerja aktual pada tahun 2007 sebesar 43,56 % dari jam kerja yang tersedia sebanyak 3285 jam. Nilai persentasi di tahun 2008 hingga 2011 menunjukkan hal yang sama. Semakin rendah nilai persentasi indikator kinerja jam kerja aktual menunjukan bahwa indikator ini masih belum efektif digunakan oleh galangan kapal tersebut, dan berlaku sebaliknya.

46 (2) Jam kerja efektif Nilai indikator jam kerja efektif disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Nilai indikator jam kerja efektif Periode Operating time (jam) Working time (jam) Persentasi jam kerja efektif (%) 2007 2920 3285 88.89 2008 2920 3285 88.89 2009 2920 3285 88.89 2010 2920 3285 88.89 2011 2920 3285 88.89 Rata-Rata 88.89 Jam kerja efektif (operating time) merupakan jam kerja yang baku yang harus dilaksanakan di luar dari jam istirahat. Working time untuk para staf galangan kapal KPNDP adalah 9 jam, setelah dikurangi oleh waktu istirahat selama satu jam maka diperoleh operating time selama 8 jam dalam satu hari. Operating time dalam satu hari adalah 8 jam maka dalam satu tahun nilai operating time sebesar 2920 jam. Jika asumsi dalam satu tahun jumlah hari kerja adalah 365 hari maka jumlah working time adalah 3285. Persentasi jam kerja efektif diperoleh menggunakan rumus : Operatingtime(jam) x100% Workingtime(jam) Nilai operating time dari tahun 2007 hingga 2011 tidak mengalami perubahan, sehingga persentasi untuk jam kerja efektif pun bernilai sama yaitu sebesar 88,89 %. Sama halnya dengan indikator kinerja jam kerja aktual, semakin besar nilai persentasi dari indikator kinerja jam kerja efektif maka semakin efektif penggunaan indikator ini.

47 3) Indikator kinerja yang termasuk dalam kriteria inferensial (1) Ketidakhadiran karyawan Nilai indikator ketidakhadiran karyawan disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Nilai indikator ketidakhadiran karyawan. Periode Jumlah karyawan (orang) Jumlah ketidakhadiran karyawan (hari) Persentasi ketidakhadiran (%) 2007 21 84 1.09 2008 21 84 1.09 2009 21 84 1.09 2010 18 84 1.28 2011 18 84 1.28 Rata-Rata 1.17 Jumlah karyawan yang berkerja di galangan kapal KPNDP terjadi penurunan tenaga kerja, yang semula sebanyak 21 orang kini yang tersisa sebanyak 18 orang. Pada Tabel 13 jumlah ketidakhadiran karyawan bernilai sama selama 84 hari. Data ketidakhadiran karyawan didapatkan dengan cara mewawancara langsung salah satu pekerja dari staf lapang langsung dan dari staf kantor tetap. Hal ini disebabkan pihak galangan kapal KPNDP tidak merekap ataupun menyimpan arsip absensi sebelumnya, dan juga kebanyakan para karyawan tidak mengisi daftar absensi yang telah disediakan. Berdasarkan hasil dari wawancara tersebut, ketidakhadiran karyawan dalam satu bulan rata-rata satu karyawan mendapatkan jatah cuti maksimal selama 7 hari. Hal ini dikarenakan dalam satu minggu, para karyawan tidak ada jatah waktu untuk libur. Dengan demikian, diperoleh jumlah ketidakhadiran karyawan sebesar 84 hari dalam satu tahun untuk seluruh staf di galangan kapal KPNDP. Persentasi ketidakhadiran karyawan didapatkan dengan menggunakan rumus : Jumlahtenagakerjatidakhadir(hari) x100% Jumlahtenagakerja x Jumlahhari kerja(hari) Persentasi ketidakhadiran karyawan di tahun 2007 hingga 2009 sebesar 1,09 %. Pada tahun 2010 hingga 2011 terjadi peningkatan persentasi ketidakhadiran karyawan sebesar 1,28 %. Maka rata-rata persentasi ketidakhadiran karyawan sebesar 1,17%. Berbeda dari keempat indikator di atas, semakin rendah nilai persentasi ketidakhadiran karyawan maka semakin sedikit jumlah karyawan yang tidak hadir.

48 5.2.2 Pencapaian awal dari indikator kinerja (skor 3) Nilai indikator kinerja pencapaian awal (skor 3) disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Nilai pencapaian awal (skor 3) Nomor Indikator Indikator Kinerja Satuan Nilai Awal 1 Tenaga Kerja % 84.76 2 Pemakaian Mesin % 44.12 3 Jam Kerja Aktual Produksi % 44.00 4 Jam Kerja Efektif % 88.89 5 Jumlah Ketidakhadiran % 1.17 Tingkat pencapaian awal merupakan tingkat pencapaian yang diperoleh pada saat matrik ini mulai dioperasikan ditempatkan pada skor 3. Nilai pencapaian awal sama dengan nilai rata-rata dari indikator kinerja (pemakaian tenaga kerja, pemakaian mesin, jam kerja aktual produksi, jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan) pada periode pengukuran selam lima tahun terakhir yang dimulai dari tahun 2007 hingga 2011. 5.2.3 Target realistis dan terendah indikator kinerja (skor 10 dan skor 0) Skala skor 10 berkenaan dengan target-target yang ingin dicapai dalam waktu mendatang, dan harus bersifat optimis. Target yang diambil harus merupakan gambaran yang realistis, dan telah diperhitungkan faktor-faktor yang akan terjadi di masa mendatang. Target tersebut ditentukan oleh pihak manajemen galangan, hal ini dikarenakan pihak manajemen mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya sehingga dapat menentukan kemajuan yang ingin dicapai di masa mendatang. Nilai target realistis tersebut diperoleh dengan cara mewawancarai dan pengisian kuesioner kepada pihak manajemen galangan kapal. Hasil dari wawancara dan kuesioner (Lampiran 9) untuk target relistis tertinggi yang ingin dicapai oleh perusahaan berdasarkan pada target perusahaan. Target realistis tertinggi dari galangan kapal KPNDP ialah dengan jumlah 8 buah slipway yang dimiliki mampu menampung kapal maksimal sebanyak 12 kapal dengan rincian 4 slipway mampu menampung 4 buah kapal yang berukuran besar dan 4 slipway lainnya mampu menampung 8 buah kapal yang berukuran kecil. Selama satu bulan terjadi 5 kali frekuensi reparasi kapal dikalikan 12 bulan, sehingga diperoleh target reparasi kapal dalam satu tahun sebanyak 720 kapal. Jumlah ketidakhadiran karyawan di

49 asumsikan setiap 2 bulan karyawan diberikan jatah cuti sebanyak 7 hari, sehingga dalam satu tahun jumlah ketidakhadiran karyawan sebanyak 42 hari untuk setiap orang. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh nilai tiap indikator yang diukur pada skor 10. nilai tersebut disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Nilai target realistis (skor 10) Nomor Indikator Indikator Kinerja Satuan Nilai Awal 1 Tenaga Kerja % 100.00 2 Pemakaian Mesin % 98.90 3 Jam Kerja Aktual Produksi % 98.63 4 Jam Kerja Efektif % 88.89 5 Jumlah Ketidakhadiran % 0.63 Sama halnya dengan penetapan skor 10, untuk menentukan skor 0 juga dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner. Skor 0 merupakan rasio terburuk yang mungkin terjadi, merupakan level terbawah yang dapat pula ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner, target terendah dari galangan kapal KPNDP ialah dengan jumlah 8 buah slipway yang dimiliki hanya menampung 5 buah kapal. Selama satu bulan terjadi 4 kali frekuensi reparasi kapal dikalikan 12 bulan, sehingga diperoleh target reparasi kapal dalam satu tahun sebanyak 240 kapal. Jumlah ketidakhadiran karyawan di asumsikan setiap 2 bulan karyawan diberikan jatah cuti sebanyak 10 hari, sehingga dalam satu tahun jumlah ketidakhadiran karyawan sebanyak 120 hari untuk setiap orang. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh nilai tiap indikator yang diukur pada skor 0. nilai tersebut disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Nilai terendah (skor 0) Nomor Indikator Indikator Kinerja Satuan Nilai Awal 1 Tenaga Kerja % 70.00 2 Pemakaian Mesin % 32.97 3 Jam Kerja Aktual Produksi % 32.88 4 Jam Kerja Efektif % 77.78 5 Jumlah Ketidakhadiran % 1.83 5.2.4 Bobot indikator kinerja Kriteria indikator kinerja tidak memiliki pengaruh yang sama pada produktivitas unit kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat kepentingannya setiap kriteria indikator kinerja diberi bobot. Pembobotan merupakan salah satu langkah yang penting. Pembobotan memberikan suatu kesempatan untuk memberikan perhatian secara langsung pada kegiatan kegiatan

50 yang berpotensi besar bagi peningkatan produktivitas. Total pembobotan untuk semua kriteria harus sama dengan 100 %. Pembobotan dilakukan oleh pihak menejemen melalui kuesioner. Hasil kuesioner (Lampiran 10) pembobotan tersebut dihitung dengan menggunakan matrik perbandingan berpasangan. Nilai pembobotan disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Nilai pembobotan Nomor Indikator Indikator Kinerja Satuan Bobot 1 Tenaga Kerja % 21 2 Pemakaian Mesin % 14 3 Jam Kerja Aktual Produksi % 14 4 Jam Kerja Efektif % 21 5 Jumlah Ketidakhadiran % 30 5.2.5 Penyusunan tabel Objective Matrix (OMAX) Langkah selanjutnya adalah penyusunan tabel Obactive Matrix (OMAX). Data yang telah diperoleh disusun kedalam tabel OMAX untuk dilakukan analisis produktivitas. Tabel pengukuran produktivitas model OMAX disajikan pada tabel di bawah ini, pada tahun 2007 hingga 2011. Tabel 18 Matriks tahun 2007 Kriteria Efisiensi Efektivitas Inferensial Rasio-Rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Nilai Aktual 85.71 43.68 43.56 88.89 1.09 Skor Keterangan 100.00 98.90 98.63 88.89 0.63 10 Sangat Baik 97.82314 91.07529 90.82571 88.889 0.71471 9 95.64629 83.24957 83.02143 88.889 0.79043 8 93.46943 75.42386 75.21714 88.889 0.86614 7 Baik 91.29257 67.59814 67.41286 88.889 0.94186 6 Target 89.11571 59.77243 59.60857 88.889 1.01757 5 86.93886 51.94671 51.80429 88.889 1.09329 4 84.76 44.12 44.00 88.89 1.17 3 Sedang 79.841 40.403 40.292 85.185 1.388 2 Buruk 74.921 36.685 36.584 81.482 1.607 1 70.00 32.967 32.876 77.778 1.826 0 Sangat Buruk Skor Aktual 3 2 2 10 3 Bobot 14 21 14 21 30 Nilai Produktivitas 42 42 48 210 90 Keterangan Sedang Buruk Buruk Sangat Baik Sedang Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi 432 365 18.35616 Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi 432 0 0

51 Tabel 19 Matriks tahun 2008 Kriteria Efisiensi Efektivitas Inferensial Rasio-Rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Nilai Aktual 85.71 45.88 45.75 88.89 1.09 Skor Keterangan 100 98.90 98.63 88.89 0.63 10 Sangat Baik 97.82314 91.07529 90.82571 88.889 0.71471 9 95.64629 83.24957 83.02143 88.889 0.79043 8 93.46943 75.42386 75.21714 88.889 0.86614 7 91.29257 67.59814 67.41286 88.889 0.94186 6 Baik Target 89.11571 59.77243 59.60857 88.889 1.01757 5 86.93886 51.94671 51.80429 88.889 1.09329 4 84.76 44.12 44.00 88.89 1.17 3 Sedang 79.841 40.403 40.292 85.185 1.388 2 Buruk 74.921 36.685 36.584 81.482 1.607 1 70 32.967 32.876 77.778 1.826 0 Sangat Buruk Skor Aktual 3 3 3 10 3 Bobot 14 21 14 21 30 Nilai Produktivitas 42 63 42 210 90 Keterangan Sedang Sedang Sedang Sangat Baik Sedang Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi 447 365 22.46575 Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi 447 432 3.472222 Tabel 20 Matriks tahun 2009 Kriteria Efisiensi Efektivitas Inferensial Rasio-Rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Nilai Aktual 85.71 45.74 45.62 88.89 1.09 Skor Keterangan 100 98.90 98.63 88.89 0.63 10 Sangat Baik 97.82314 91.07529 90.82571 88.889 0.71471 9 95.64629 83.24957 83.02143 88.889 0.79043 8 93.46943 75.42386 75.21714 88.889 0.86614 7 91.29257 67.59814 67.41286 88.889 0.94186 6 Baik Target 89.11571 59.77243 59.60857 88.889 1.01757 5 86.93886 51.94671 51.80429 88.889 1.09329 4 84.76 44.12 44.00 88.89 1.17 3 Sedang 79.841 40.403 40.292 85.185 1.388 2 Buruk 74.921 36.685 36.584 81.482 1.607 1 70 32.967 32.876 77.778 1.826 0 Sangat Buruk Skor Aktual 3 3 3 10 3 Bobot 14 21 14 21 30 Nilai Produktivitas 42 63 42 210 90 Keterangan Sedang Sedang Sedang Sangat Baik Sedang Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi 447 365 22.46575 Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi 447 447 0

52 Tabel 21 Matriks tahun 2010 Kriteria Efisiensi Efektivitas Inferensial Rasio-Rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Nilai Aktual 83.33 42.86 42.74 88.89 1.28 Skor Keterangan 100 98.90 98.63 88.89 0.63 10 Sangat Baik 97.82314 91.07529 90.82571 88.889 0.71471 9 95.64629 83.24957 83.02143 88.889 0.79043 8 93.46943 75.42386 75.21714 88.889 0.86614 7 91.29257 67.59814 67.41286 88.889 0.94186 6 Baik Target 89.11571 59.77243 59.60857 88.889 1.01757 5 86.93886 51.94671 51.80429 88.889 1.09329 4 84.76 44.12 44 88.89 1.17 3 Sedang 79.841 40.403 40.292 85.185 1.388 2 Buruk 74.921 36.685 36.584 81.482 1.607 1 70 32.967 32.876 77.778 1.826 0 Sangat Buruk Skor Aktual 2 2 2 10 2 Bobot 14 21 14 21 30 Nilai Produktivitas 48 42 48 210 60 Keterangan Buruk Buruk Buruk Sangat Baik Buruk Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi 408 365 11.78082 Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi 408 447-8.72483 Tabel 22 Matriks tahun 2011 Kriteria Efisiensi Efektivitas Inferensial Rasio-Rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Nilai Aktual 83.33 42.45 42.33 88.89 1.28 Skor Keterangan 100 98.90 98.63 88.89 0.64 10 Sangat Baik 97.82314 91.07529 90.82571 88.889 0.71471 9 95.64629 83.24957 83.02143 88.889 0.79043 8 93.46943 75.42386 75.21714 88.889 0.86614 7 Baik 91.29257 67.59814 67.41286 88.889 0.94186 6 Target 89.11571 59.77243 59.60857 88.889 1.01757 5 86.93886 51.94671 51.80429 88.889 1.09329 4 84.76 44.12 44 88.8\9 1.17 3 Sedang 79.841 40.403 40.292 85.185 1.388 2 Buruk 74.921 36.685 36.584 81.482 1.607 1 70 32.967 32.876 77.778 1.826 0 Sangat Buruk Skor Aktual 2 2 2 10 2 Bobot 14 21 14 21 30 Nilai Produktivitas 48 42 48 210 60 Keterangan Buruk Buruk Buruk Sangat Baik Buruk Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi 08 365 11.78082 Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi 408 408 0 Keterangan : 1) Rasio 1 : rasio indikator pemakaian tenaga kerja 2) Rasio 2 : rasio indikator pemakaian mesin 3) Rasio 3 : rasio indikator jam kerja aktual produksi 4) Rasio 4 : rasio indikator jam kerja efektif

53 5) Rasio 5 : rasio indikator ketidakhadiran karyawan 5.3 Tingkat Produktivitas Pada Aktivitas Reparasi di Galangan Kapal KPNDP DKI Jakarta Langkah selanjutnya setelah dilakukan pengolahan data dan penyusunan tabel Objactive Matrix (OMAX) ialah menginterpretasi serta menganalisa hasil tersebut. Hal-hal yang dibahas adalah seluruh indikator-indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran produktivitas dengan menggunaka model OMAX, serta menganalisis indeks pencapaian kinerja tiap periode pengukuran dan keseluruhan nilai kinerja total pada unit produksi. Analisis indikator-indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran memberikan gambaran kepada pihak manajemen galangan kapal KPNDP atas pencapaian kinerja yang selama ini telah dihasilkan. Dengan demikian, pihak manajemen galangan dapat melakukan tindakan-tidakan yang dianggap perlu untuk dilakukan dalam hal meningkatkan atau memperbaiki kinerja galangan. Seperti yang diungkapkan oleh Sinungan (2008), manfaat dari pengukuran produktivitas pada level perusahaan digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi serta akan meningkatkan kesadaran dan minat pekerja untuk melaksanakan tingkat dan rangkaian produksi. Berikut merupakan hasil pengukuran indikator-indikator kinerja yang telah dicapai galangan, untuk setiap periode pengukuran. Analisis ini berdasarkan pada tabel-tabel hasil pengolahan data pengukuran kinerja disetiap periode pengukuran. Tabel-tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 18 hingga Tabel 22. Nilai aktual untuk tenaga kerja di galangan kapal KPNDP dengan bobot sebesar 21 % mengalami penurunan. Pada tahun 2007 hingga 2009 nilai aktual yang dicapai untuk indikator tenaga kerja sebesar 85,71 % dan di tahun 2010 hingga 2011 mengalami penurunan tenaga kerja menjadi 83,33 %. Dengan demikian, skor aktual yang dicapai juga mengalami perubahan, yang semula mendapatkan skor 3 (tiga) di tahun 2007 hingga 2009 berubah turun di tahun 2010 hingga 2011 mendapatkan skor 2 (dua). Hal ini dikarenakan pemakaian tenaga kerja dan tenaga kerja yang tersedia berubah. Berdasarkan hasil pengukuran selama lima tahun terakhir menggunakan model OMAX untuk indikator tenaga kerja sudah baik, meskipun mengalami penurunan tenaga kerja. Jika dilihat

54 selisih antara pencapaian awal (skor 3) dengan pencapaian sasaran akhir (skor 10) adalah 15,238 %, maka indikator tenaga kerja ini hanya perlu sedikit ditingkatkan yaitu dengan menambahkan kembali tenaga kerja tetapi tenaga kerja yang ditambahkan merupakan tenaga kerja yang digunakan sepenuhnya untuk reparasi. Nilai aktual untuk indikator kinerja pemakaian mesin tertinggi dicapai pada tahun 2008 sebesar 45,88 % sedangkan terendah pada tahun 2011 sebesar 42,45 % dengan bobot indikator kinerja ini sebesar 14 %. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 jumlah produksi lebih banyak dibandingkan tahun-tahun lainnya, namun di tahun 2009 nilai persentasi pemakaian mesin tidak berbeda jauh dengan nilai pemakaian mesin di tahun 2008 yaitu sebesar 45,74 %. Nilai indikator kinerja pemakaian mesin dipengaruhi dengan jumlah produksi, semakin besar jumlah produksi maka persentasi pemakaian mesin semakin meningkat. Pada tahun 2008 dan 2009 pencapaian indikator kinerja ini mencapai skor yang sama yaitu skor 3, sedangkan di tahun 2007, 2010, dan 2011 hanya mencapai skor 2. Berdasarkan hasil pengukuran selama lima tahun terakhir, untuk pencapaian indikator kinerja pemakaian mesin masih belum digunakan secara maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh semakin menurunnya jumlah produksi. Pada tahun 2010 dan 2011 yaitu pada skor 2 dengan nilai masing-masing sebesar 42,87 % dan 42,45 %. Penurunan yang terjadi pada tahun 2011 dikarenakan pada tahun ini dilakukan perbaikan atau penimbunan landasan tarik (slipway) untuk memperkecil kemiringan slipway sehingga mempermudah proses penaikan dan penurunan. Oleh karena itu, dari 8 slipway yang dimiliki hanya 7 slipway yang aktif digunakan untuk pelayanan reparasi. Dengan demikian, mengakibatkan produksi juga menurun sehingga pemakaian mesinpun ikut menurun. Nilai pencapaian skor 3 untuk jam kerja aktual produksi pada tahun 2008 dan 2009 dengan nilai berturut-turut adalah 45,75 % dan 45,62 %. Nilai indikator yang memiliki bobot 14 % tersebut lebih besar daripada di tahun lainnya. Pada tahun 2007, 2010 dan 2011 skor yang dicapai untuk indikator jam kerja aktual adalah skor 2 dengan nilai yang dicapai berturut-turut sebesar 43,56 %, 42,74 %, dan 42,33 %. Sama halnya dengan indikator pemakaian mesin, indikator jam aktual produksi dipengaruhi oleh jumlah produksi.

55 Rendahnya nilai persentasi untuk indikator kinerja pemakaian mesin dan jam kerja aktual produksi dapat dipengaruhi oleh produksi, manajemen dan tenaga kerja. Dengan demikian, secara tidak langsung faktor tersebut dapat juga mempengaruhi produktivitas galangan kapal. Faktor-faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat teknologi yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP. Komponen-komponen teknologi yang berpengaruh seperti technoware, orgaware, infoware dan humanware. Penelitian yang telah dilakukan oleh Natapraja (2010) yang berjudul Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta, Muara Angke diperoleh hasil bahwa teknologi di galangan kapal tersebut berada pada level semi modern. Hal tersebut dikarenakan fasilitas yang digunakan oleh galangan kapal tersebut belum di dukung oleh fasilitas yang mutakhir yang dapat melancarkan kegiatan reparasi di galangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk peningkatan fasilitas tersebut dengan cara otomatisasi mesin-mesin yang digunakan dalam proses transformasi. Berdasarkan hasil pengukuran selama lima tahun terakhir, pencapaian untuk indikator jam kerja aktual produksi masih belum digunakan secara maksimal, karena nilai indikator tersebut masih jauh dari target realistis yang telah ditetapkan pada skor 10 yaitu sebesar 98,63 %. Solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan indikator jam kerja aktual, yaitu dengan memaksimalkan penggunaan tenaga kerja yang ada agar dapat mempercepat proses reparasi, sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi juga. Nilai pencapaian untuk indikator kinerja jam kerja efektif konstan berada pada skor 10 (sepuluh) dengan nilai sebesar 88,89 %. Bobot untuk indikator jam efektif adalah sebesar 21 %. Setiap tahun nilai indikator jam kerja efektif (operating time) tidak berubah, maka berdasarkan pada hasil pengukuran selama lima tahun terakhir untuk indikator kinerja jam kerja efektif sudah sangat baik. Nilai aktual untuk indikator kinerja ketidakhadiran karyawan dengan bobot 30 % mengalami perubahan. Pada tahun 2007 hingga 2011 nilai pencapaian ketidakhadiran karyawan sebesar 1,09 % dengan skor yang dicapai adalah skor 2. pada tahun 2010 hingga 2011 nilai pencapaian ketidakhadiran karyawan dengan skor yang dicapai adalah skor 3. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang

56 digunakan di galangan kapal KPNDP mengalami perubahan. Berdasarkan hasil pengukuran selama lima tahun terakhir untuk indikator ketidakhadiran karyawan sudah cukup baik, meskipun mengalami perubahan nilai pencapaian. Indikator ketidakhadiran karyawan sulit untuk ditingkatkan. Hal ini dikarenakan galangan kapal KPNDP masih menerapkan sistem penggunaan jatah cuti dalam satu bulan. Nilai ketidakhadiran karyawan sebanyak 84 hari dalam satu tahun. Nilai ini diperoleh dengan mewawancarai salah satu staf lapang tetap dan staf administrasi. Berdasarkan pada pengukuran yang telah dilakukan selama lima tahun terakhir dengan menggunakan model OMAX, diperoleh nilai pencapaian kinerja total serta persentasi peningkatan kriteria. Pencapaian kinerja total dan persentasi peningkatan kriteria disajikan pada Tabel 23. Tabel 23 Pencapaian kinerja total dengan menggunakan periode dasar dan periode sebelum Pencapaian Kinerja Total Indeks berdasarkan Indeks berdasarkan No Periode Sekarang Dasar Sebelum periode dasar (%) periode sebelum (%) 1 2007 432 365 0 18.36 0 2 2008 447 365 432 22.47 3.47 3 2009 447 365 447 22.47 0 4 2010 408 365 447 11.78-8.72 5 2011 408 365 408 11.78 0 Hasil pengukuran yang disajikan pada Tabel 23, nilai indeks terhadap periode dasar menunjukkan peningkatan kinerja galangan kapal KPNDP dilihat dari jumlah produksi reparasi kapal yang dilakukan di galangan ini pada masingmasing periode. Periode dasar yang digunakan yaitu 365, periode dasar ini digunakan sebagai pembanding atau acuan untuk pencarian indeks. Nilai indeks terhadap periode sebelum menunjukkan peningkatan kinerja galangan kapal KPNDP dengan melihat peningkatan jumlah produksi reparasi kapal antara tahun yang ditentukan dengan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, periode sebelumnya (tahun sebelumnya) digunakan sebagai pembanding untuk pencarian indeks. Berdasarkan Tabel 23, pencapaian kinerja total tertinggi pada periode dasar dicapai pada tahun 2008 dan 2009 dengan nilai kinerja total sebesar 447 dan terendah pada tahun 2010 dan 2011 dengan nilai kinerja total sebesar 408. Pada tahun 2008 dan 2009, indeks periode dasar yang dicapai sebesar 22,47 %. Hal ini terjadi kerena jumlah produksi kapal yang direparsi lebih banyak dibandingkan pada tahun 2007, 2010 dan 2011.

57 Nilai kinerja total tertinggi berdasarkan pada periode sebelum dicapai pada tahun 2008, meskipun peningkatan yang terjadi tidak begitu signifikan dibandingkan periode sebelumnya. Pada tahun 2008, indeks periode sebelum dicapai sebesar 3,47 %. Hal ini disebabkan kerena terjadi peningkatan jumlah produksi dari tahun 2007, dimana jumlah produksi pada tahun 2008 adalah sebesar 334 kapal sedangkan ditahun 2007 adalah sebesar 318 kapal. Bila dibandingkan dengan hasil pengukuran produktivitas galangan kapal UPT BTPI yang telah dilakukan oleh Putra (2012), dimana diperoleh untuk skor indikator kinerja pemakaian mesin dan jam kerja aktual produksi mencapai skor 0. Dengan demikian, secara keseluruhan kinerja yang dihasilkan oleh galangan kapal KPNDP sudah tergolong cukup produktif. Hal ini dikarenakan pada setiap periode pengukuran indikator kinerja banyak yang mencapai skor 3, bahkan ada yang stabil di skor 10. Skor 3 merupakan nilai rata-rata dari seluruh periode pengukuran. Masih ada indikator-indikator yang nilai pencapaiannya di bawah skor 3, bahkan mencapai skor 2 seperti di tahun 2007, 2010 dan 2011, tetapi tidak ada indikator yang mencapai nilai skor 0. Pencapaian kinerja total yang dicapai oleh galangan kapal KPNDP tidak menunjukkan perubahan yang signifikan setiap periodenya, atau bahkan dapat dikatakan stabil. Hal ini terlihat dari nilai indeks berdasarkan periode sebelumnya, hanya mengalami peningkatan indeks sebesar 3,47 % di tahun 2008 dan penurunan indeks di tahun 2010 sebesar 8,72 %. Semua indikator-indikator kinerja yang telah diukur, tentunya diharapkan dapat mencapai bahkan melebihi nilai rata-rata pengukuran, hal itu menunjukkan adanya peningkatan kerja yang lebih baik. Pada kenyataannya yang terjadi adalah sebagian besar nilai inikator-indikator kinerja yang telah diukur setiap periode mengalami fluktuatif, artinya indikator antara satu periode ke periode berikutnya dapat meningkat ataupun menurun. Hal ini menunjukkan bahwa upaya suatu perusahaan untuk memperbaiki kinerja masih belum maksimal, dan masih belum menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan hasil pengukuran, indikator-indikator yang memiliki nilai rendah (tidak melebihi skor 3) ialah pemakaian mesin dan jam kerja aktual produksi.

58 5.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Langkah Awal yang Dilakukan dalam Upaya Peningkatan Produktivitas pada Aktivitas Reparasi di Galangan Kapal KPNDP DKI Jakarta Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas pada aktivitas reparasi di galangan kapal KPNDP berturut-turut mulai dari yang paling berpengaruh adalah ketidakhadiran karyawan (30 %), pemakaian tenaga kerja (21 %), jam kerja efektif (21 %), jam kerja aktual produksi (14 %), dan pemakaian mesin (14 %). Menurut Iryanto (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas galangan kapal adalah desain, proses manufacturing dan sistem manajemen. Dari ketiga faktor tersebut yang mempengaruhi produktivitas di galangan kapal KPNDP adalah proses manufacturing seperti keterampilan pegawai, kecukupan pegawai serta pemakaian teknologi dengan fasilitas yang memadai dan sistem manajemen. Hal ini dikarenakan galangan kapal KPNDP hanya memberikan pelayanan reparasi. Jumlah ketidakhadiran karyawan memiliki bobot kepentingan paling tinggi diantara indikator kinerja lainnya. Hal ini dikarenakan masing-masing karyawan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Apabila satu orang saja tidak dapat hadir, maka tugas orang tersebut tidak dapat berjalan sehingga mengakibatkan kegiatan reparasi menjadi tertunda. Hal ini juga berdampak kepada jumlah produksi, dan pada akhirnya akan mengurangi produktivitas. Tenaga kerja yang bekerja di galangan kapal KPNDP saat ini berjumlah 18 orang. Tenaga kerja tersebut terdiri dari 3 orang staf kantor dan 15 orang staf lapang. Jumlah tenaga kerja lapang lebih banyak dibandingkan tenaga kerja kantor. Formasi tersebut merupakan formasi yang cocok untuk meningkatkan kinerja pemakaian tenaga kerja galangan kapal KPNDP, karena dengan lebih banyak jumlah tenaga kerja lapang akan membuat kegiatan reparasi lebih efisien. Jam kerja efektif (operating time) di galangan kapal KPNDP dalam satu hari adalah 8 jam. Jam kerja efektif ini berlaku untuk semua karyawan, baik itu karyawan staf kantor maupun karyawan staf lapang. Jam kerja efektif untuk galangan kapal KPNDP sudah cukup efektif, karena tidak adanya perbedaan jam efektif untuk staf kantor dan staf lapang. Indikator kinerja pemakaian mesin dan jam kerja aktual produksi memiliki bobot kepentingan paling rendah dibandingkan dengan indikator kinerja lainnya.

59 Hal ini disebabkan karena pengaruh kedua indikator ini tergantung pada indikator lainnya yaitu tenaga kerja, jumlah ketidakhadiran karyawan, serta jam kerja efektif. Indikator kinerja pemakaian mesin dipengaruhi oleh jumlah produksi kapal yang reparasi serta jumlah ketidakhadiran karyawan. Semakin banyak kapal yang direparasi dan semakin banyak kehadiran karyawan maka proses reparasi semakin cepat, karena setiap karyawan bekerja sesuai dengan tanggung jawab masing-masing dan tidak ada pekerjaan yang harus tertunda. Dengan demikian, pemakaian mesin dan kegiatan reparasi di galangan kapal KPNDP akan efisien, sehingga meningkatkan jumlah produksi, yang akhirnya meningkatkan produktivitas. Indikator kinerja jam kerja aktual produksi dipengaruhi oleh jumlah produksi kapal yang direparasi, tenaga kerja dan ketidakhadiran karyawan. Semakin banyak kapal yang direparasi, semakin banyak tenaga kerja yang dilibatkan serta semakin sedikit jumlah ketidakhadiran karyawan maka jam kerja aktual yang digunakan akan lebih efektif. Dengan demikian, perbandingan jam kerja aktual dengan working time akan semakin berkurang, dan akhirnya akan meningkatkan produktivitas dari pencapaian mula-mula. Berdasarkan hal-hal di atas, langkah awal yang harus dilakukan guna untuk meningkatkan produktivitas pada aktivitas reparasi galangan kapal KPNDP ialah dengan memperhatikan jumlah ketidakhadiran karyawan. Mengingat, indikator kinerja untuk ketidakhadiran karyawan memiliki nilai bobot kepentingan tertinggi, yaitu sebesar 30 %. Tetapi, indikator ini mampu mencapai skor 3 di saat jumlah karyawan sebanyak 21 orang, setelah mengalami penurunan tenaga kerja menjadi 18 orang, skor yang mampu dicapai adalah skor 2. Oleh karena itu, langkah awal yang harus dicapai adalah dengan menambahkan kembali tenaga kerja tetapi tenaga kerja yang ditambahkan merupakan tenaga kerja yang digunakan sepenuhnya untuk reparasi. Memberikan motivasi kepada karyawan, sehingga para karyawan semangat untuk bekerja keras. Serta, dapat memberikan pelatihan kepada seluruh karyawan lapang mengenai keterampilan atau kemampuan terkait dengan kegiatan reparasi. Pelatihan ini bertujuan agar para karyawan dapat saling mengisi dalam melakukan tugas reparasi, apabila suatu saat ada satu atau lebih

60 karyawan yang tidak dapat hadir, sehingga tidak akan ada kegiatan reparasi yang tertunda. Indikator-indikator kineja tersebut dapat dicapai secara maksimal, apabila pihak pemilik galangan kapal KPNDP memiliki kemauan serta komitmen untuk melakukan perbaikan pada indikator-indikator kinerja yang masih buruk. Selain itu, tetap mempertahankan nilai indikator yang telah mencapai target realistis, dan memperhatikan nilai indikator yang memiliki bobot kepentingan yang cukup besar. Hasil pengukuran kinerja selama 5 periode terakhir, diharapkan dapat memberikan suatu gambaran serta acuan dalam pencapaian kinerja perusahaan yang sebenarnya sesuai dengan data yang dimiliki galangan.