PENGUKURAN PRODUKTIVITAS GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS PERIKANAN (KPNDP) DKI JAKARTA MENGGUNAKAN MODEL OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUKURAN PRODUKTIVITAS GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS PERIKANAN (KPNDP) DKI JAKARTA MENGGUNAKAN MODEL OBJECTIVE MATRIX (OMAX)"

Transkripsi

1 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS PERIKANAN (KPNDP) DKI JAKARTA MENGGUNAKAN MODEL OBJECTIVE MATRIX (OMAX) LINA YUNI KURNIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Peningkatan Produktivitas Pada Aktivitas Reparasi Di Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI jakarta, Muara Angke, Jakarta adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentukan apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau kutipan dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Mei 2012 Lina Yuni Kurnia

3 ABSTRAK LINA YUNI KURNIA, C Pengukuran Produktivitas Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta Menggunakan Model Objactive Matrix (OMAX). Dibimbing oleh MOHAMMAD IMRON dan VITA RUMANTI KURNIAWATI. Program restrukturisasi kapal penangkapan ikan, yang dikembangkan oleh Kementrian Kelautan dan perikanan (KKP) membuka peluang yang besar dalam pengembangan industri pembuatan kapal dan perbaikan kapal di Indonesia. Walaupun ada peluang yang lebih terbuka untuk industri galangan kapal, masih ada masalah yang harus dihadapi oleh industri galangan kapal nasional, khususnya galangan kapal skala kecil seperti pada tingkat teknologi, ekonomi, manajemen perusahaan (company), maupun persaingan yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas galangan kapal tersebut. Demikian juga, galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta yang berlokasi di Muara Angke. Galangan kapal ini lebih banyak fokus pada kegiatan reparasi kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur tingkat produktivitas, menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas, dan mengidentifikasi langkah awal dalam upaya peningkatan produktivitas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus menggunakan metode Objective Matrix (OMAX). Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas galangan kapal KPNDP sudah tergolong cukup produktif. Indikator kinerja yang diukur yaitu tenaga kerja, pemakaian mesin, jam kerja aktual produksi jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan. Banyak indikator yang mencapai skor 3, bahkan ada yang stabil di skor 10. Langkah awal yang harus dilakukan guna untuk meningkatkan produktivitas pada aktivitas reparasi galangan kapal KPNDP ialah dengan memperhatikan jumlah ketidakhadiran karyawan. Mengingat, indikator kinerja untuk ketidakhadiran karyawan memiliki nilai bobot kepentingan tertinggi, yaitu sebesar 30 %. Kata kunci : galangan, OMAX, peningkatan produktivitas, pengukuran produktivitas

4 ABSTRACT LINA YUNI KURNIA, C Measurement of Shipyard Productivity Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta Using Objective Matrix (OMAX) Model. Supervised by MOHAMMAD IMRON and VITA RUMANTI KURNIAWATI. Fishing vessel restructurization programme, developed by the Ministry of Marine and Fisheries (KKP) may open the bigger opportunity in developing ship building and ship repair industry in Indonesia. However there was still many problem faced by national shipyard, especially small scale shipyard, such as problem on the level of technology, economics, management companies, and competition that could affect the level of productivity of the shipyard. Likewise, shipyard named Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta, which is located at Muara Angke. This shipyard focused on ship repair activities. The aim of this research were measuring shipyard productivity, identifying the factors affecting its productivity, identifying the preliminary step to improve productivity. The employed research method was case study while the analysis tool was Objective Matrix (OMAX) model. Based on observation, there were five indicator which can be measured i.e employees, machine operating time, actual working time, effective working time and absent of employees. Most of indicators reached score 3 and one of them even stable at score 10. Therefore, generally it can be stated that KPNDP was productive shipyard. Moreover, the preliminary step which should be act to increase productivity of repair activities in KPNDP was considering the employees absent, because the absent of employees had the highest grade which constituted 30%. Key words : increased productivity, OMAX, productivity measurement, shipyard

5 Hak cipta IPB, tahun 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruhnya karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan tersebut hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.

6 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS PERIKANAN (KPNDP) DKI JAKARTA MENGGUNAKAN MODEL OBJECTIVE MATRIX (OMAX) LINA YUNI KURNIA Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

7 Judul Skripsi Nama Mahasiswa Nomor Induk Program Studi : Pengukuran Produktivitas Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta Menggunakan Model Objective Matrix (OMAX) : Lina Yuni Kurnia : C : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Disejutui : Komisi Pembimbing Ketua, Anggota, Dr. Ir. Mohammad Imron, M.Si Vita Rumanti Kurniawati, S.Pi, MT NIP NIP Diketahui, Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc NIP Tanggal ujian : 01 Juni 2012 Tanggal lulus :

8 PRAKATA Puji serta syukur penulis panjatkan kepada ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta rizki-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir skripsi yang berjudul Pengukuran Produktivitas Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta Menggunakan Model Objective Matrix (OMAX). Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Perikanan di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan di galangan kapal KPNDP DKI Jakarta, Muara Engke pada bulan Januari hingga Maret Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang memerlukannya. Bogor, Mei 2012 Lina Yuni Kurnia

9 UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada : 1. Keluarga inti penulis yang tidak henti-henti memberikan segalanya kepada penulis; 2. Dr. Ir. Mohammad Imron, M.Si dan Vita Rumanti Kurniawati, S.Pi, MT atas bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini, serta Fis Purwangka, S.Pi, M.Si selaku penguji tamu; 3. Bapak Budijanto selaku manajer galangan kapal KPNDP, Bapak Agus selaku staf administrasi galangan kapal KPNDP, Bapak Hardinata selaku koordinator lapang galangan kapal KPNDP, Bapak Apit selaku staf UPT BTPI, Bapak Saidi selaku mandor galangan kapal KPNDP, Bapak Suratno selaku juru mesin galangan kapal KPNDP, serta pihak pegawai dan pekerja lapang KPNDP lainnya; 4. Desima Ramalia, Nurtsani Liliana, Balendina Koedoeboen yang telah bersedia meluangkan waktu serta motivasinya; 5. Oktavianto Prastyo D, Didi Januardy, Desima Ramalia dan Kusnadi yang telah menemani penulis dalam penelitian; 6. Teman-teman Pondok Surya (Ima, Dona, Meta, Lilis dan Rina) atas motivasi dan sarannya; 7. Teman-teman PSP 45 (61 Orang) yang telah memberikan banyak warna dan cerita di tiga tahun bersama; 8. Seluruh civitas PSP (Dosen, Tata Usaha, Bagian rumah tangga, Senior, Alumni, PSP 46 dan PSP 47); 9. Terimakasih banyak untuk ina, ana, ema, nova, reman, herul, icut, ocil, insun, okta, nisa, imelda yang telah hadir dihari besar itu.

10 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung tanggal 24 Juni 1990, dari pasangan Bapak Edward Effendi Rachman dan Ibu Tjutju. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada tahun 2008 di SMA Muhammadiyah 1 Bandung. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis memilih Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama mengikuti perkuliah, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Rekayasa Tingkah Laku Ikan tahun ajaran 2010/2011, dan mata kuliah Navigasi Kapal Perikanan tahun ajaran 2011/2012. Organisasi yang pernah diikuti oleh penulis yaitu Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (HIMAFARIN) selama 2 tahun, pada tahun 2009/2010 sebagai bendahara Departemen Kewirausahaan dan tahun 2010/2011 sebagai anggota Departemen Kewirausahaan. Dalam rangka memperoleh gelar sarjana perikanan pada Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul Pengukuran Produktivitas Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta Menggunakan Model Objective Matrix (OMAX).

11 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Manfaat TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Secara Umum Pengertian produktivitas Manfaat pengukuran produktivitas Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas Ukuran produktivitas Usaha untuk meningkatkan produktivitas Metode Pengukuran Produktivitas Model Objective Matrix (OMAX) Alasan pemilihan metode OMAX Bentuk dan susuna model OMAX Penyusunan matrix Pengoperasian matrix Galangan Kapal Produktivitas Galangan Kapal Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas galangan Pengukuran produktivitas galangan Usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas galangan Kaitan Produktivitas Galangan dengan Perkembangan Perikanan Tangkap METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Metode Penelitian Pengumpulan data Pengolahan dan analisis data xi

12 4 KEADAAN UMUM GALANGAN 4.1 Produksi Galangan Struktur Organisasi Sumberdaya Manusia HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kriteria Produktivitas dan Indikator Kinerja Model Objective Matrix (OMAX) Penilaian indikator kinerja Pencapaian awal dari indikator kinerja (skor 3) Target realistis dan terendah indikator kinerja (skor 10 dan 0) Bobot indikator kinerja Penyusunan tabel Objective Matrix (OMAX) Tingat Produktivitas Pada Aktivitas Reparasi di Galangan Kapal KPNDP DKI Jakarta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Langkah Awal yang Dilakukan Dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Pada Aktivitas Reparasi di Galangan Kapal KPNDP DKI Jakarta KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Halaman 1 Keuntungan dan batasan pengukuran produktivitas Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengukuran produktivitas dengan menggunakan model OMAX oleh Mahendra Galangan kapal yang berada dilingkungan UPT BTPI Peralatan yang dimiliki di galangan kapal KPNDP Produksi galangan kapal KPNDP dan produksi seluruh galangan yang ada di lingkungan UPT BTPI pada tahun Pembagian tenaga kerja di galangan kapal KPNDP Indikator kinerja yang termasuk ke dalam input dan output Nilai indikator tenaga kerja Nilai indikator pemakaian mesin Jumlah kapal yang melakukan reparasi di galangan kapal KPNDP berdasarkan ukuran kapal Nilai indikator jam kerja aktual Nilai indikator jam kerja efektif Nilai indikator ketidakhadiran karyawan Nilai pencapaian awal (skor 3) Nilai target realistis (skor 10) Nilai terendah (skor 0) Nilai pembobotan Matriks tahun Matriks tahun Matriks tahun Matriks tahun Matriks tahun Pencapaian kinerja total dengan menggunakan periode dasar dan periode Sebelum xiii

14 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Metode lain untuk meningkatkan produktivitas Peta lokasi penelitian Contoh bentuk tabel matriks Alur kegiatan reparasi Layout galangan kapal KPNDP Muara Angke Grafik produksi reparasi kapal tahun 2007 hingga 2011 di galangan kapal KPNDP Struktur organisai galangan kapal KPNDP xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Kuesioner penentuan sasaran Kuesioner penentuan pembobotan Dokumentasi Data Pelayan Reparasi Kapal KPNDP Tahun Data Pelayan Reparasi Kapal KPNDP Tahun Data Pelayan Reparasi Kapal KPNDP Tahun Data Pelayan Reparasi Kapal KPNDP Tahun Data Pelayan Reparasi Kapal KPNDP Tahun Hasil kuesioner penentuan sasaran Hasil kuesioner penentuan pembobotan xv

16 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri galangan kapal di Indonesia, merupakan salah satu industri strategis dalam meningkatkan perekonomian bangsa. Indonesia sebagai negara maritim, memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan industri ini. Peluang untuk mengembangkan industri galangan kapal dalam negeri saat ini semakin terbuka pasca diluncurkannya suatu program restrukturisasi kapal penangkapan ikan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Restrukturisasi kapal merupakan suatu program yang bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan Sumberdaya Ikan (SDI) di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE). Kenyataannya armada kapal ikan di Indonesia saat ini 99% merupakan kapal tanpa motor dan di bawah 30 GT. Kondisi tersebut membuat hasil perikanan tangkap tidak maksimal karena nelayan tidak dapat melaut jauh. Untuk itu, dibutuhkan armada kapal perikanan tangkap berkapasitas di atas 40 hingga 60 GT agar mampu mencapai perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, bahkan di perairan internasional. Realisasi dari program restrukturisasi ini ialah dengan memberikan bantuan kapal ikan di atas 30 GT untuk nelayan (Harian Umum Neraca 2010). Lebih jauh, program restrukturisasi kapal ini diharapkan dapat meningkatkan armada penangkapan ikan nasional di Indonesia. Hal ini akan berpengaruh terhadap industri galangan kapal sebagai salah satu prasarana perikanan tangkap. Galangan juga dapat memberikan jasa perawatan dan perbaikan kapal sehingga kapal tetap dalam kondisi baik. Dengan demikian, secara tidak langsung adanya program tersebut dapat membuka peluang pasar untuk industri galangan kapal. Oleh karena itu, galangan sebaiknya lebih reaktif membaca peluang pasar tersebut. Walaupun ada peluang yang lebih terbuka untuk industri galangan kapal, masih banyak masalah yang harus dihadapi oleh industri galangan kapal di Indonesia. Masalah yang dihadapi seperti masalah pada tingkat teknologi, ekonomi, manajemen perusahaan (company), maupun persaingan yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas galangan kapal tersebut. Pemesanan sebuah kapal, tentunya lebih memilih perusahaan galangan yang memiliki kualitas

17 2 produksi yang bagus serta waktu pemesanan yang efisien. Alasan tersebut yang menjadi dasar pertimbangan, sehingga dapat menekan biaya produksi. Oleh karena itu, untuk memenuhinya galangan harus meningkatkan produktivitas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar tetap bertahan dan tetap produktif adalah dengan pengembangan dan penerapan teknologi. Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kemampuan bersaing. Sebelum dilakukan suatu upaya peningkatan produktivitas galangan kapal, perlu dilakukan pengukuran produktivitas terlebih dahulu. Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta merupakan salah satu industri galangan kapal di Muara Angke. Kegiatan yang dilakukan di galangan kapal KPNDP DKI Jakarta adalah reparasi kapal. Galangan kapal KPNDP DKI Jakarta bukan satu-satunya galangan kapal yang terdapat di Muara Angke. Banyaknya persaingan di sekitar galangan kapal ini dapat mempengaruhi produktivitas galangan tersebut. Pengukuran tingkat produktivitas pada galangan ini belum pernah dilakukan, demikian juga dengan tingkat daya saing, baik pada level individu, perusahaan, industri, maupun pada level negara. Oleh karena itu, penelitian tentang tingkat produktivitas perlu dilakukan di galangan KPNDP DKI Jakarta. Ukuran produktivitas galangan kapal dapat dihitung dengan menggunakan model ukuran Objective Matrix (OMAX). Pengukuran produktivitas dengan menggunakan model OMAX mengikutsertakan seluruh jajaran pegawai yang terkait dalam operasi operasi perusahaan, mulai dari pekerja tingkat bawah sampai kepada manajer tingkat atas. Model pengukuran OMAX merupakan pengukuran produktivitas total yang memadukan beberapa ukuran keberhasilan atau kriteria produktivitas yang sudah dibobot sesuai dengan derajat kepentingan masing masing kriteria itu di dalam perusahaan. 1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk : 1) Menentukan kriteria indikator kinerja dan nilai rata-rata dari setiap indikator kinerja pada aktivitas reparasi di galangan kapal KPNDP;

18 3 2) Mengukur tingkat produktivitas galangan kapal KPNDP dengan menggunakan model Objective Matrix (OMAX); 3) Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas pada aktivitas reparasi di galangan kapal KPNDP; 4) Mengidentifikasi langkah awal dalam upaya peningkatan produktivitas pada aktivitas reparasi di galangan kapal KPNDP untuk memperbaiki kinerja galangan. 1.3 Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau memberikan saran kepada pihak yang bersangkutan mengenai tingkat produktivitas galangan kapal KPNDP DKI Jakarta. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan pertimbangan galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta untuk meningkatkan produktivitas dan kemampuan bersaing.

19 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Secara Umum Pengertian produktivitas Produktivitas dapat diartikan sebagai campuran (compound) dari produksi dan aktivitas, dimana daya produksi menjadi penyebabnya dan produktivitas mengukur hasil dari daya produksi tersebut (Ravianto 1985). Beberapa pengertian atau definisi-definisi produktivitas secara umum menurut badan-badan internasional dapat diuraikan sebagai berikut (Ravianto 1985): 1) Menurut Organisation for Economic Coorperation and Development (OECD), pada dasarnya produktivitas adalah output dibagi dengan salah satu elemen produksi. 2) Menurut International Labour Organization (ILO) produktivitas merupakan output dari hasil integrasi empat elemen produksi yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan organisasi. 3) Menurut Europe Production Agency (EPA), pada dasarnya produktivitas adalah tingkat efisiensi pemanfaatan setiap elemen produksi. Menurut Sinungan (2008), doktrin pada Konferensi Oslo 1984 mencantumkan definisi umum produktivitas semesta yaitu produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit. Secara umum produktivitas dapat didefinisikan sebagai rasio antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan atau sebagian sumberdaya (input) yang digunakan, atau dalam bentuk formula dapat dinyatakan sebagai berikut (Summanth 1984) : Diketahuinya nilai produktivitas, maka akan diketahui pula seberapa efektif proses produksi yang telah didayagunakan untuk meningkatkan output dan seberapa efisiensi pula sumber-sumber input yang telah berhasil dihemat agar

20 5 produktivitas dapat meningkat. Dengan demikian, input produksi dapat memberikan kontribusi sepenuhnya terhadap kegiatan-kegiatan produksi yang berkaitan dengan nilai tambah dan berusaha meminimalisasi kegiatan-kegiatan yang menghambat proses produksi. Berbagai pernyataan produktivitas di atas pada umumnya juga menyatakan bahwa, produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang meliputi tenaga kerja (man), mesin dan peralatan (machine), bahan baku (material), sistem (method) yang digunakan untuk memanajemen proses produksi, dan modal (Widjaja 1996) Manfaat pengukuran produktivitas Pada level perusahaan (company), pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi. Pengukuran produktivitas akan meningkatkan kesadaran dan minat pekerja untuk melaksanakan tingkat dan rangkaian produksi (Sinungan 2008). Produktivitas dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemajuan pembangunan suatu negara, industri, maupun perusahaan (company), sehingga dapat digunakan sebagai kontrol agar tetap survive dalam era persaingan dalam perdagangan, bisnis dan perebutan pangsa pasar. Job description sangat diperlukan oleh perusahaan untuk pengukuran produktivitas secara cermat serta mengkuantifikasikan data yang dipakai dalam proses produksi (Sunarto 1999). Pada level yang paling kecil pengukuran produktivitas tenaga kerja individual dapat meningkatkan pendapatan (income) yang bermanfaat untuk investasi. Manfaat lain yang didapat adalah meningkatkan motivasi kerja dan keinginan berprestasi, sehingga akhirnya dapat meningkatkan harkat dan martabat serta pengukuran terhadap potensi individu (Sunarto 1999) Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas secara umum dapat diterangkan berdasarkan level organisasi agar scope pembahasannya jelas dan mudah untuk dipahami (Summanth 1984). Level organisasi tersebut terbagi menjadi beberapa level seperti level internasional, nasional, industri, dan

21 6 perusahaan (company). Pada penelitian yang akan dilaksanakan hanya dibatasi pada level perusahaan (company). Crismianto (1999) pada level perusahaan (company) produktivitas sangat dipengaruhi faktor-faktor produksi. Hal ini dapat dilihat apabila perusahaan telah berhasil meningkatkan daya guna dan efisiensi dari faktor-faktor produksinya, maka didapat pula peningkatan efisiensi pengunaan input dan peningkatan efektivitas output yang selanjutnya dapat meningkatkan produktivitas. Faktor produksi terdiri dari dua faktor pokok yaitu input dan sistem. Menurut Iryanto (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas galangan antara lain : 1) Desain (design) Kapal dibuat berdasarkan rancangan desain, baik yang dibuat oleh pihak galangan maupun pemilik kapal itu sendiri. Desain yang berkualitas mampu memberikan kemudahan dalam proses pembangunan, perawatan, serta kekuatan konstruksi kapal tersebut. Tingkat kemudahan yang tinggi dalam proses pembangunan kapal, maka akan mengurangi kesalahan dalam proses pengerjaan yang mengakibatkan pengulangan pekerjaan. Dengan demikian, dapat meminimaliskan waktu dan jam orang sekaligus biaya pembangunan kapal. Semakin cepat waktu pengerjaan dan minimnya biaya produksi maka galangan tersebut telah memiliki efisiensi dan produktivitas tinggi. 2) Proses manufacturing Proses manufacturing produksi tidak hanya mencangkup pekerjaan dasar (pembuatan badan kapal) tetapi juga pemilihan, sistem pengangkutan material barang yang dihasilkan, penyimpanan, serta sistem perpindahan material dari satu bengkel ke bengkel yang lainnya. Processing, assembly, fabrication, erection, dan instalation sebisa mungkin dilakukan pada kondisi yang paling normal. Pemakaian teknologi dengan fasilitas yang memadai akan membantu meningkatkan produktivitas. 3) Sistem manajemen Dalam melakukan pekerjaan perlu adanya pengaturan pekerjaan agar hasil akhir yang ingin diperoleh bisa maksimal.

22 Ukuran produktivitas Ada tiga dasar pengukuran produktivitas yang dibedakan menjadi tiga strata faktorial (Summanth 1984) yaitu : 1) Produktivitas parsial (partial productivity) Produktivitas ini menunjukan perbandingan gross output dengan salah satu input dari faktor produksi. Salah satu input faktor produksi dapat berupa material, tenaga kerja, energi dan capital. 2) Produktivitas faktor-total (factor-total productivity) Produktivitas total-faktor menunjukan rasio perbandingan keluaran (net output) dengan tenaga kerja dan capital sebagai input faktor produksi. 3) Produktivitas total (total productivity) Produktivitas total menunjukkan rasio perbandingan total keluaran (total output atau gross output) dengan total masukkan (total input). Total input produksi meliputi material, tenaga kerja, energi, kapital, peralatan dan lainlain. Tabel 1 Keuntungan dan batasan pengukuran produktivitas. Keuntungan-keuntungan 1) Produktivitas Parsial (1) Mudah dimengerti atau dipahami. (2) Mudah untuk mendapat atau mengumpukan data. (3) Mudah dalam perhitungan. (4) Memudahkan manajemen karena ketiga keuntungan di atas. (5) Data dari beberapa indikasi produktivitas parsial (seperti output per jam orang) telah banyak tersedia di berbagai industri. (6) Sebagai diagnosa yang tepat untuk meningkatkan produktivitas, jika dibandingkan dengan produktivitas faktor-total dan produktivitas total. 2) Produktivitas faktor-total (1) Record data dari perusahaan relatif mudah untuk di dapat dibandingkan dengan produktivitas total. Batasan-batasan (1) Jika menggunakan satu parsial tidak dapat dikatakan akurat dan mungkin masih terdapat faktorfaktor yang tidak diketahiui. (2) Tidak dapat menerangkan jumlah atau banyaknya cost secara keseluruhan. (3) Dapat menunjukkan kecenderungan kesalahan shift kerja atau bagian kerja sehingga area kesalahan bisa diperbaiki dengan kontrol manajemen. (4) Kontrol keuntungan, karena pengukuran produktivitas parsial dapat merupakan pendekatan yang sukses dan sebaliknya. (1) Tidak dapat menunjukkan faktor langsung dari material dan energi sebagai input. (2) Pendekatan tambahan nilai

23 8 (2) Biasanya sangat menarik dari sudut pandang ekonomi. 3) Produktivitas total (1) Membandingkan semua faktor output dan input keseluruhan, lebih akurat dalam menggambarkan real kemampuan perusahaan. (2) Top manajemen dapat mengontrol profit dengan lebih akurat. (3) Jika digunakan bersama dengan produktivitas parsial merupakan cara yang efektif. (4) Lebih mudah untuk melakukan analisa produktivitas. (5) Berhubungan langsung dengan biaya total (cost) Sumber : Sumanth 1984 material yang dicapai perusahaan sebagai output tidak tepat didefinisikan sebagai output karena kesulitan bagi manajer operasi menghubungkan tambahan nilai dengan effisiensi produksi. (3) Porsi biaya material yang tidak tepat merupakan faktor dari total biaya produksi sebagai input tidak langsung menunjukkan ukuran produktivitas. (4) Data-data untuk perbandingan produktivitas relatif sulit diterangkan, walaupun kadangkadang pada industri spesifik tertentu dan periode waktu tertentu ukuran ini dipublikasikan. (1) Data untuk perhitungan produktivitas relatif sulit didapat kecuali data telah dicatat untuk maksud analisa produktivitas total. (2) Seperti produktivitas parsial dan produktivitas faktor total tidak dapat benar-benar membandingkan total output dan total input secara keseluruhan karena faktorfaktor output dan input yang tidak dapat dijangkau. Pendekatan produktivitas parsial lebih banyak digunakan oleh strata perusahaan. Produktivitas parsial dapat diukur dengan menggunakan rasio atau indeks produktivitas tentang tenaga kerja, modal, organisasi, penjualan, produksi, dan produk (Sinungan 2008). Model Objactive Matrix (OMAX pada dasarnya merupakan pengukuran produktivitas total yang merupakan perpaduan dari beberapa ukuran keberhasilan atau kriteria produktivitas.

24 Usaha untuk meningkatkan produktivitas Crismianto 1997, metode untuk meningkatkan produktivitas perusahaan (company) dapat dikategorikan menjadi empat kemungkinan : 1) Metode pemanfaatan sumberdaya yang lebih sedikit untuk mendapatkan jumlah produk yang sama; 2) Metode pemanfaatan sumberdaya yang lebih sedikit untuk mendapatkan jumlah produk yang lebih besar; 3) Metode pemanfaatan sumberdaya yang sama untuk mendapatkan jumlah produk yang lebih besar; dan 4) Metode pemanfaatan sumberdaya yang lebih banyak untuk mendapatkan jumlah produk yang jauh lebih besar. Selain keempat metode di atas, lazim digunakan juga metode yang dapat dengan efektif meningkatkan produktivitas perusahaan, seperti pada Gambar 1. Pada gambar ini tertulis empat jenis metode yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas, keempat metode tersebut adalah : 1) Metode penghematan produktivitas dengan menghemat tenaga kerja; 2) Metode peningkatan produktivitas dengan menerapkan metode kerja yang paling tepat; 3) Metode peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan sumber daya manusia dengan lebih efektif, yaitu dengan menyempurnakan manajemen personalia; dan 4) Metode peningkatan produktivitas dengan melenyapkan prektek-praktek yang tidak produktif. Menghemat tenaga kerja atau SDM Melenyapkan praktek ttidak produktif Kenaikan produktivitas Menyempurnakan metode kerja Menyempurnakan manajemen personalia Sumber : Crismianto 1997 Gambar 1 Metode lain untuk meningkatkan produktivitas

25 10 Metode di atas tidak selamanya menguntungkan, karena upaya memperkenalkan mesin, teknologi, dan metode baru sering kali berarti pengangguran bagi tenaga kerja. Oleh karena itu, kadang-kadang metode ini bertentangan dengan tanggung jawab perusahaan (Sunarto 1999). 2.2 Metode Pengukuran Produktivitas Model Objective Matrix (OMAX) Menurut Mahendra 2007, untuk setiap model pengukuran mempunyai manfaat masing-masing, akan tetapi secara umum manfaat dari pengukuran produktivitas bagi perusahaan dan organisasi adalah : 1) Dalam melakukan pengukuran produktivitas dapat diperoleh informasi keberhasilan yang dicapai oleh perusahaan secara menyeluruh. 2) Perusahaan dapat menilai efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa. 3) Pengukuran produktivitas dapat berguna untuk perencanaan produksi dan sumber daya, baik untuk jangka panjang atau pendek. 4) Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas saat ini dapat direncanakan sasaran tingkat produktivitas masa mendatang. 5) Strategi peningkatan produktivitas dapat ditentukan berdasarkan tingkat produktivitas yang direncanakan dengan tingkat yang diukur. Pengukuran produktivitas sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. Selain itu, dari hasil pengukuran dapat diketahui sampai sejauh mana usaha peningkatan efisiensi dan efektivitas perusahaan telah mencapai sasaran (Mahendra 2007) Alasan pemilihan metode OMAX Model pengukuran produktivitas OMAX mangatasi masalah masalah kerumitan dan kesulitan pengukuran produktivitas dengan mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yang penting kedalam suatu bentuk yang terpadu dan saling terkait satu sama lain serta mudah untuk dikombinasikan. Model ini mengikutsertakan seluruh jajaran pegawai yang terkait dalam operasi operasi perusahaan, mulai dari pekerja tingkat bawah sampai kepada manajer dalam proses pembentukan dan pelaksanaannya. Model ini pada dasarnya merupakan

26 11 pengukuran produktivitas total yang merupakan perpaduan dari beberapa ukuran keberhasilan atau kriteria produktivitas yang sudah dibobot sesuai dengan derajat kepentingan masing masing kriteria itu didalam perusahaan (Mahendra 2007). Model pengukuran OMAX dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor faktor yang sangat berpengaruh maupun yang kurang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Hal-hal yang dapat dilihat dengan menggunakan model pengukuran ini, antara lain (Mahendra 2007): 1) Model ini memungkinkan dijalankannya aktivitas aktivitas pengukuran produktivitas, penilaian (evaluasi) produktivitas, peningkatan dan perencanaan produktivitas sekaligus. 2) Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas dapat diidentifikasikan dengan baik dan dapat dikuantifikasikan. 3) Adanya sasaran produktivitas yang jelas dan mudah dimengerti yang akan memberikan motivasi bagi pekerja untuk mencapainya. 4) Adanya pengertian bobot yang mencerminkan pengaruh masing masing faktor terhadap peningkatan produktivitas perusahaan yang penentuannya memerlukan persetujuan manajemen. 5) Model ini menggabungkan seluruh faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas (baik dalam satuan fisik maupun uang) dan nilai kedalam suatu indikator atau indeks Bentuk dan susunan model OMAX Pengukuran pada model OMAX (Objective Matrix) dikembangkan oleh James L. Riggs di Oregon State University. OMAX menggabungkan kriteriakriteria produktivitas ke dalam suatu bentuk yang terpadu dan berhubungan satu sama lain. Model ini melibatkan seluruh jajaran di perusahaan, mulai dari bawahan sampai atasan. Kelebihan dari model OMAX dalam pengukuran produktivitas perusahaan antara lain (Anonim 2012): 1) Relatif sederhana dan mudah dipahami. 2) Mudah dilaksanakan dan tak memerlukan keahlian khusus. 3) Datanya mudah diperoleh. 4) Lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi.

27 12 Bentuk dan susunan dari pengukuran produktivitas model OMAX berupa matrix, yang terdiri dari : 1) Kriteria Produktivitas. Menyatakan kegiatan dan faktor-faktor yang akan diukur produktivitasnya, dinyatakan dengan ratio dari produktivitas yang diukur. 2) Performance/nilai pencapaian. Setelah dilakukan pengukuran maka kita dapat mengetahui tingkat produktivitas perusahaan tersebut. Hasilnya ini yang akan dicantumkan pada baris performance untuk kriteria yang diukur. 3) Butir-butir matrix Terdapat dalam badan matrix yang disusun oleh besaran-besaran pencapaian mulai dari tingkat 0 (hasil yang terjelek) smpai dengan tingkat 10 (hasil yang terbaik). Pengukuran dimulai dari tingkat normal yaitu tingkat 3. 4) Skor (score) Hasil dari pengukuran (performance) yang diubah ke dalam skor yang sesuai. 5) Bobot (weight) Setiap kriteria yang diukur mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Kriteria yang akan diberi bobot berdasarkan derajat kepentingannya. Total dari bobot bisa bernilai 100 atau 100% atau 1. 6) Nilai (value) Nilai merupakan hasil prkalian dari skor pada kriteria tertentu dengan bobot kriteria tersebut. 7) Performance indicator Merupakan jumlah nilai (6) dari semua kriteria pengukuran yang dilakukan Penyusunan matrix Menurut Mahendra 2007, penyusunan dan pelaksanaan matrik ini merupakan suatu proses yang jelas dan langsung yang membutuhkan sedikit keahlian. 1) Menentukan kriteria produktivitas Langkah pertama ini adalah mengidentifikasikan kriteria produktivitas yang sesuai bagi unit kerja dimana pengukuran ini akan dilaksanakan. Kriteria ini

28 13 harus menyatakan kondisi atau kegiatan yang mendukung produktivitas unit kerja yang diukur dan dapat dikontrol oleh unit kerja tersebut. Kriteria ini menyatakan ukuran efisiensi dari input, efektivitas dari output dan ukuran ukuran lainnya (inferensial) yang secara tidak langsung mendukung proses kegiatan unjuk kerja yang akan diukur. Supaya efektif, kriteria ini harus sudah dimengerti, mudah diukur, administrasinya dilakukan secara baik dan dapat diterima. Selanjutnya, kriteria ini sebaiknya berdiri sendiri tidak saling bergantung satu sama lain dan merupakan faktor faktor yang terukur. 2) Menjelaskan data Setelah seluruh kriteria dapat diidentifikasikan dengan baik, langkah berikutnya adalah mendefinisikan kriteria tersebut secara terperinci. Tiap tiap kriteria memerlukan penjelasan lebih lanjut, misalnya tingkat ketidakhadiran, harus dijelaskan rasio rasio yang membentuk kriteria ini. Demikian juga, sumber daya untuk setiap pengukuran tertentu harus pula diidentifikasikan dengan jelas, laporan yang akurat, orang orang yang bertanggung jawab dan terlibat, atau sumber daya lain, untuk setiap bilangan dalam perhitungan matrik harus dispesifikasikan dengan baik. 3) Penilaian pencapaian mula mula Setelah menentukan kriteria yang akan diukur, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dan pengumpulan data dari tiap tiap kriteria. Langkah berikutnya mengolah data tersebut sehingga layak untuk digunakan. Data pencapaian mula-mula diperoleh dengan cara perhitungan rata rata dari periode data yang ditentukan. Pencapaian mula mula diletakkan pada skor 3 dari skala 0 sampai 10 untuk memberikan lebih banyak tempat bagi perbaikan dari pada untuk terjadinya penurunan. Pencapaian ini juga biasanya tidak diletakkan pada tingkat yang lebih rendah lagi agar memberikan kemungkinan terjadinya pertukaran dan memberikan kelonggaran apabila sekali kali terjadi kemunduran. 4) Menetapkan sasaran (skor 10) Apabila skala skor 3 merupakan pencapaian mula mula, maka skor 10 merupakan pencapaian yang akan kita tuju nantinya. Skala skor 10 ini berkenaan dengan sasaran sasaran yang ingin dicapai dalam waktu

29 14 mendatang, dan karenanya harus berkesan optimis. Sasaran yang diambil harus merupakan gambaran yang realistis dan diperhitungkan pula faktor faktor yang realistis. Hali ini dikarenakan beberapa waktu mendatang telah terjadi perubahan atau kemungkinan telah ada peralatan baru. 5) Menetapkan sasaran jangka pendek Pengisian skala skor yang tersisa lainnya dari matrik dapat dilakukan langsung setelah butir skala skor 0, skor 3 dan skor 10 telah ditetapkan. Butir butir yang tersisa yaitu skor 1, 2, 4 sampai dengan 9 merupakan suatu sasaran antara (intermediate) sebelum tingkat pencapaian akhir dipenuhi. Biasanya skala linier digunakan untuk pengisian antara pencapaian saat ini dengan sasaran yang ingin dicapai pada setiap kriteria produktivitas. Oleh sebab itu, jarak bilangan dari setiap tingkat skor 3 ke skor 0 juga dilakukan seperti pengskoran di atas. Jadi tidak ada syarat yang baku mengenai hal ini dan tergantung pada kesepakatan saja, karena pokok perhatian mengenai struktur skala ini adalah seberapa baik pengskoran ini dimengerti oleh orang orang yang unjuk kerjanya diukur. Dengan demikian, ada sebelas tingkat pencapaian untuk setiap kriteria. Satu kriteria menempati satu kolom dari atas ke bawah dari badan matrik. Penempatan dari hasil yang diharapkan pada setiap tingkat merupakan bagian yang penting dari pengskalaan, karena hasil hasil tersebut membentuk suatu rintangan khusus yang harus di atasi untuk maju dari satu sasaran jangka pendek ke sasaran jangka pendek berikutnya. 6) Menentukan derajat kepentingan Semua kriteria tidaklah mempunyai pengaruh yang sama pada produktivitas unit kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat kepentingannya tiap kriteria diberi bobot. Pembobotan memberikan suatu kesempatan untuk memberikan perhatian secara langsung pada kegiatan kegiatan yang berpotensi besar bagi peningkatan produktivitas. Pembobotan biasanya dilakukan oleh manajer atau dewan produksi yang dimiliki galangan. Total pembobotan untuk semua kriteria harus sama dengan 100 %. Bila pembobotan telah selesai, maka matrik ini secara teknis dapat digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas dan dapat diketahui bagaimana cara meningkatkan produktivitas.

30 Pengoperasian matrix Setelah seluruh badan matrik dan perlengkapannya terisi, maka matrik dapat dioperasikan. Pengoperasian matrik dilakukan dengan cara : 1) Pencapaian sekarang Langkah awal pada tahap ini adalah mengumpulkan data dari tiap tiap kriteria atau rasio selama periode pengukuran akan dilakukan dan menetapkan pencapaian sebenarnya untuk setiap kriteria atau rasio tersebut. Data yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam kolom pencapaian pada bagian atas badan matrik. 2) Lingkari bilangan pencapaian (No.1) pada badan matrik. Pada badan matrik lingkari bilangan yang sesuai dengan bilangan pencapaian yang didapat. Apabila tidak ada bilangan yang tepat sama dengan bilangan pencapaian, maka yang dilingkari adalah bilangan yang berada dibawahnya. Perlu diingat bahwa setiap kotak dalam badan matrik merupakan suatu rintangan yang harus diatasi untuk mencapai skor tertentu. Setiap pencapaian yang lebih kecil dari tingkat pencapaian terburuk yang masih diperbolehkan (level terbawah) akan tetap menerima skor 0 untuk periode tersebut. 3) Penentuan skor Dari bilangan yang telah dilingkari, dapat ditentukan tingkat skor yang dicapai. Tingkat skor tersebut diletakkan pada kolom skor yang berada pada bagian bawah badan matrik. 4) Penentuan nilai Setiap skor yang didapat untuk setiap kriteria atau rasio, dikalikan dengan besarnya bobot masing masing. Hasil perkalian ini diletakkan dalam kolom nilai yang berada pada bagian bawah badan matrik. 5) Indikator pencapaian saat ini Nilai nilai yang didapat untuk setiap kriteria dijumlahkan sehingga diperoleh indikator pencapaian saat ini. 6) Indeks Sebuah indikator produktivitas hanya bermanfaat jika dibandingkan dengan nilai dari periode lain. Satu unit kerja tidak bisa dibandingkan dengan nilai

31 16 unit kerja lainnya berdasarkan nilai skor, sebab kriteria masing masing unit berbeda dan kondisi operasinya bervariasi. Nilai bobot total dapat diperlakukan sebagai indeks performansi dan digunakan untuk menilai perkembangan dari waktu ke waktu atau indeks produktivitas dapat dihitung untuk menghubungkan performansi satu periode pada periode selanjutnya dengan menggunakan : Dimana : V2 = nilai yang dibuat pada periode sekarang V1 = nilai yang dibuat pada periode sebelumnya 2.3 Galangan Kapal Galangan kapal merupakan tempat pembuatan kapal baru, baik itu kapal ikan atau pun kapal muat dan juga sebagai tempat reparasi kapal. Menurut Storch 1995, galangan kapal merupakan suatu industri yang berorientasi untuk menghasilkan suatu produk seperti kapal (ship), bangunan lepas pantai (offshore), dan bangunan terapung (floating plant) untuk kebutuhan pelanggan (owner, perusahaan, dan pemerintah). Selain sebagai tempat kegiatan membangun kapal, galangan kapal juga melayani kegiatan reparasi kapal. Adapun fasilitas-fasilitas pokok yang harus dilengkapi oleh suatu galangan kapal (Pulungan 1986), yaitu : 1) Kantor untuk tempat penyelenggaraan kegiatan manajemen dan administrasi; 2) Landasan pembangunan untuk tempat mengkonstruksi; 3) Lantai gambar untuk tempat menggambar garis-garis kapal; 4) Perairan dan dermaga untuk tempat peluncuran; dan 5) Bengkel perakitan. Selain fasilitas-fasilitas pokok di atas, galangan kapal juga dilengkapi dengan fasilitas bantu (Pulungan 1986), antara lain : 1) Gudang sebagai tempat penyimpanan material-material; dan 2) Pembangkit tenaga listrik yang memadai untuk menjalankan mesin-mesin dan sebagai penerangan.

32 17 Sistem yang digunakan sebaiknya memperlihatkan ketegasan aktivitasnya dalam bagian dan kelompok pekerja di galangan dan dok, dan menempatkan individu-individu dengan pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya. Adanya ketegasan aktifitas dan jenis pekerjaan yang sesuai pekerjaan maka penggunaan bahan, mesin dan peralatan serta fasilitas-fasilitas yang ada semakin tepat target dan pada akhirnya produktivitas dari galangan kapal dan dok tersebut berjalan secara lancar (Pulungan 1986). 2.4 Produktivitas Galangan Kapal Pengukuran produktivitas akan dapat mengetahui kinerja sebagian atau seluruh proses produksi, dan kinerja total dari suatu perusahaan. Mempelajari dan membahas suatu konsep produktivitas galangan kapal tidak hanya mempelajari pengukuran produktivitas saja, tetapi juga meliputi faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi produktivitas galangan kapal, manfaat dari pengukuran produktivitas, serta usaha-usaha yang dapat meningkatkan suatu produktivitas dari galangan kapal (Sunarto 1999) Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas galangan Al-Kattan 1992 diacu dalam Sunarto 1999, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas galangan kapal adalah adanya kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh galangan, kelemahan-kelemahan tersebut dikategorikan menjadi empat kelompok, yaitu : 1) Kelemahan desain. Kelemahan desain ini terlihat dari kesalahan desain kapal yang dibuat galangan atau desainer, mengakibatkan bangunan kapal baru tidak sesuai dengan yang diinginkan. Kesalahan desain ini dapat berupa kesalahan sebagian, keseluruhan dari gambar, dan kesalahan dari perhitungan. Kesalahan desain tidak hanya pada kesalahan gambar atau perhitungan tetapi dapat diakibatkan karena pembuatan desain yang tidak rasional dan proporsional, maka akan memperlambat proses penyelesaian sehingga waktu untuk produksi bertambah panjang dan pada akhirnya dapat mengurangi produktivitas. Jadi, secara umum kesalahan desain akan mengakibatkan

33 18 galangan lebih sulit dalam membangun suatu kapal jika dibandingkan dengan galangan lain yang kelemahan desainnya telah dapat diatasi. 2) Kelemahan produksi. Kelemahan produksi dapat disebabkan karena minimnya teknologi, misalnya adalah penggunaan teknologi yang tidak tepat, hal ini akan menghambat proses produksi sehingga waktu penyelesaian produksi akan bertambah lama, yang berarti akan mengakibatkan biaya produksi bertambah, yang selanjutnya akan mengurangi produktivitas. Kelemahan-kelemahan produksi lainnya dapat terjadi pada kelemahan automatisasi dan perawatan peralatan-peralatan produksi dapat terjadi karena kesalahan penjadwalan perawatan, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan bertambah fatal, sehingga dapat menghambat proses produksi atau bahkan aktivitas produksi dapat berhenti total, sehingga waktu proses produksi akan bertambah lama, sehingga pada akhirnya akan dapat mengurangi produktivitas. 3) Kelemahan sistem manajemen. Kelemahan sistem manajemen dapat berupa kelemahan training, kualitas, perencanaan, estimasi, kontrol, dan sistem pengawasan. Sistem manajemen adalah salah satu faktor produksi yang tidak secara nyata langsung tampak pada proses produksi tetapi pengaruhnya sangat besar, dan jika terjadi kelemahan sistem manajemen maka seluruh proses produksi akan terhambat. 4) Kelemahan tenaga kerja. Kelemahan tenaga kerja dapat disebabkan karena kelemahan motivasi, sehingga semangat untuk bekerja keras berkurang dan juga bisa memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan saat proses produksi, yang pada akhirnya dapat mengurangi produktivitas. Kelemahan lain dari tenaga kerja diantaranya disebabkan karena kelemahan kemampuan, kelemahan kesehatan, kemalasan, absent, dan sakit. Pada akhirnya kelemahan-kelemahan tenaga kerja ini akan dapat mengurangi produktivitas tenaga kerja (labor productivity) dan produktivitas perusahaan (company) secara keseluruhan.

34 Pengukuran produktivitas galangan Input produksi adalah sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki sebagai kekuatan suatu perusahaan atau galangan (Sunarto 1999), secara umum sumberdaya yang dimaksud adalah : 1) Sumberdaya manusia (man); 2) Sumberdaya mesin atau peralatan (machine); 3) Sumberdaya material (material); 4) Sumberdaya manajemen (method); dan 5) Sumberdaya uang (money). Dalam pengukuran produktivitas perusahan, tolak ukur yang digunakan adalah kuantitas, kualitas, waktu dan harga. Sasongko 1991 diacu dalam Sunarto 1999, produktivitas erat kaitannya dengan efisiensi pemakaian sumberdaya dalam menghasilkan produk yang efektif, dimana efektivitas menunjukkan suatu intensitas kerja. Produktivitas juga berhubungan dengan pemanfaatan sumberdaya secara optimum yang disebut dengan utilitas. Baik efisiensi maupun utilitas mengacu kepada penggunaan kapasitas yang tersedia dalam proses produksi, dimana kapasitas merupakan besar-besaran atau nilai kuantitas dari output yang mampu dihasilkan dalam suatu proses produksi. Dalam pengukuran produktivitas galangan kapasitas dibedakan menjadi dua yaitu kapasitas aktual dan kapasitas maksimum (kapasitas terpasang). Anugrah 1996 diacu dalam Sunarto 1999, dalam pengukuran produktivitas galangan, pengukuran yang biasa dilakukan adalah pengukuran produktivitas peralatan produksi dengan parameter-paremeter ukuran utilitas, effisiensi, bahan kerja (load factor) dan rasio penggunaan berth (berth occupation ratio). Al- Kattan 1992 diacu dalam Sunarto 1999, ukuran yang digunakan untuk menganalisa produktivitas yang dapat menunjukkan kemampuan galangan secara umum dan global Usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas galangan Voughan 1983 diacu dalam Sunarto 1999, usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas galangan kapal yang berhubungan

35 20 dengan elemen-elemen produksi ada empat belas poin penting yang sering disebut Common Core Technology (CCT), yaitu : 1) Strategi pembangunan kapal dan desain produksi (ship building strategy and product design); 2) Strategi membangun (build strategy); 3) Detail teknik produksi (detail production engineering); 4) Definisi keperluan dan daftar material; 5) Estimasi isi pekerjaan;kontrol biaya tenaga kerja dan waktu registrasi; 6) Kontrol material; 7) Manufacturing control (accuracy control dan quality control); 8) Manajemen proyek; 9) Pengembangan teknologi produksi; 10) Training dan pengembangan organisasi; 11) Sistem kode (coding system); 12) CAD/CAM; dan 13) Aplikasi computer administrasi. 2.5 Kaitan Produktivitas Galangan dengan Perkembangan Perikanan Tangkap Secara umum jumlah galangan yang beroperasi di Indonesia mencapai 240 galangan. Namun, pemanfaatan kapasitas terpasang industri galangan kapal saat ini hanya mencapai 40%. Peran galangan asing masih mendominasi dalam industri kelautan di Indonesia. Diberlakukannya regulasi asas cabotage, yang mengharuskan muatan di dalam negeri diangkut oleh kapal berbedera merah putih, akan memberikan efek yang signifikan terhadap kebutuhan kapal dalam negeri. Oleh karena itu, industri galangan perlu dikembangkan dan lebih reaktif dalam memenuhi kebutuhan kapal (Kurniawati 2011). Dalam kaitanya dengan perikanan tangkap, Kementrian Kelautan dan Perikanan 2010, dimana visinya yaitu menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk terbesar di sektor perikanan dan kelautan pada tahun Salah satu, sasaran strategisnya adalah dengan meningkatkan produktivitas serta daya saing berbasis pengetahuan. Maka, untuk mencapainya diperlukan sarana dan prasarana

36 21 kelautan dan perikanan yang mampu memenuhi kebutuhan serta diproduksi di dalam negeri dan dibangun secara terintegrasi. Saat ini di Indonesia masih mendominasi kapal-kapal berukuran kecil yang kurang dari 30 GT, padahal kapal merupakan salah satu sarana produksi armada penangkapan ikan. Daya jelajah kapal tersebut terbatas, akibatnya sumberdaya ikan di laut lepas belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Restrukturasi kapal merupakan trobosan untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap. Program ini merupakan program untuk meningkatkan armada penangkapan agar memiliki kapasitas yang lebih besar serta memiliki daya jelajah lebih jauh. Hal ini akan berpengaruh pada industri galangan sebagai salah satu prasarana industri perikanan tangkap. Lebih jauh, galangan juga memberikan jasa perawatan dan perbaikan kapal, sehingga kapal tetap dalam kondisi baik. Galangan juga menghasilkan armada yang tangguh untuk mendukung keberhasilan operasi penangkapan ikan (Kurniawati 2011).

37 22 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data di lapangan dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai dengan Maret Lokasi pengambilan data dilaksanakan di galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke, Jakarta. Gambar 2 Peta lokasi penelitian 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode studi kasus, dengan contoh kasus pengukuran produktivitas pada galangan kapal KPNDP DKI Jakarta, Muara Angke. Pengukuran produktivitas ini, diukur dengan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) Pengumpulan data Data diambil dari perusahaan (company) galangan kapal KPNDP DKI Jakarta, berupa data sekunder serta data primer dari hasil kuesioner dan wawancara. Data sekunder yang digunakan adalah data produksi reparasi kapal

38 23 galangan kapal KPNDP, Muara Angke, Jakarta dari selang dari selang periode 5 (lima) tahun terakhir. Data primer yang digunakan berupa : 1) Data jumlah tenaga kerja yang telibat dalam aktivitas reparasi di galangan kapal KPNDP; 2) Data pemakaian mesin yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP; 3) Data jam kerja aktual produksi yang dibutuhkan untuk mereparasi satu buah kapal di galangan kapal KPNDP; 4) Data jam kerja efektif yang ditetapkan oleh pihak galangan kapal KPNDP; 5) Data jumlah ketidakhadiran karyawan di galangan kapal KPNDP Pengolahan dan analisis data Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan model Objective Matrix (OMAX), dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Penetapan kriteria Kriteria yang digunakan dalam menghitung produktivitas dengan menggunakan model OMAX adalah kriteria efisiensi, efektivitas, dan inferensial. Kriteria yang digunakan adalah sebanyak tiga belas indikator kinerja, seperti yang telah yang dilakukan oleh Mahendra (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Produktivitas Galangan Kapal Menggunakan Model OMAX (Studi Kasus: di PT. BEN SANTOSA Surabaya). Namun, setelah dilakukan wawancara dan pengisian kuesioner kepada tim manajemen perusahaan diperoleh hanya tujuh indikator kinerja yang dapat digunakan. Ketujuh indikator tersebut disajikan pada Tabel 2. Kriteria indikator kinerja mengacu kepada tujuh indikator kinerja tersebut. Tabel 2 Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengukuran produktivitas dengan menggunakan model OMAX oleh Mahendra Kriteria Indikator Kinerja Efisiensi Man hours (Kg/JO) Material (%) Pemakaian mesin (%) Jumlah tenaga kerja (%) Efektivitas Jam kerja aktual produksi (%) Jam kerja efektif (%) Inferensial Jumlah ketidakhadiran karyawan (%)

39 24 2) Perhitungan rasio-rasio Perhitungan rasio ditentukan berdasarkan rumus-rumus di bawah ini, perhitungan rasio digunakan terhadap kriteria-kriteria yang telah ditentukan. (1) Man hours (Kg/JO) Adalah formasi tenaga kerja perunit produksi (Kg/JO). (2) Material (%) Rasio yang digunakan untuk menghitung kriteria material : (3) Kriteria pemakaian tenaga kerja (%) materialtersedia(kg) x100% materialterpakai(kg) Rasio yang dugunakan untuk menghitung kriteria pemakaian tenaga kerja : (4) Kriteria pemakaian mesin (%) Tenagakerja yang digunakan(orang) x100% Tenagakerja yang ada(orang) Rasio yang dugunakan untuk menghitung kriteria pemakaian mesin : Jumlah jam pemakaianmesin x100% Jumlah jamkerjarata- rata yangtersedia (5) Kriteria jam kerja aktual produksi (%) Rasio yang dugunakan untuk menghitung kriteria jam kerja aktual produksi : (6) Kriteria jam kerja efektif (%) Jamkerjaaktual produksi(jam) x100% workingtime(jam) Rasio yang dugunakan untuk menghitung kriteria jam kerja aktual produksi : (7) Kriteria ketidakhadiran karyawan (%) 3) Pengukuran kinerja standar Operatingtime(jam) x100% Workingtime(jam) Jumlahtenagakerjatidakhadir(hari) x100% Jumlahtenagakerja x Jumlahhari kerja(hari) Kinerja standar diperoleh dari hasil rata-rata rasio dari masing-masing kriteria pada periode yang telah ditetapkan. Periode yang telah ditetapkan pada penelitian ini adalah lima tahun terakhir, dari tahun 2007 hingga 2011.

40 25 4) Penetapan sasaran akhir Penetapan akhir diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara (Lampiran 1). Penetapan akhir ditentukan oleh pihak manajemen galangan kapal KPNDP setelah memperoleh nilai kinerja standar. Penetapan akhir terdiri dari 3 (tiga) skala skor. Skor tersebut adalah skor 0, skor 3 dan skor 10. Skor 0 merupakan level terbawah dari rasio terburuk yang mungkin terjadi. Skor 3 merupakan pencapaian mulamula, dan skor 10 merupakan pencapaian yang ingin dicapai pada masa mendatang. 5) Penetapan bobot rasio Sama halnya dengan penetapan akhir, penetepan bobot rasio diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara (Lampiran 2). Pembobotan memberikan suatu kesempatan untuk memberikan perhatian secara langsung pada kegiatan kegiatan yang berpotensi besar bagi peningkatan produktivitas. Pembobotan dilakukan oleh pihak manajemen galangan. Total pembobotan untuk semua kriteria harus bernilai 100 %. Untuk mempermudah pembobotan ini, dapat dilakukan dengan memulai pembobotan ini dengan membagi 100 % untuk prosentase efisiensi, efektivitas, dan inferensial. Misalnya : Efisiensi : A % Efektivitas : B % Inferensial : C % Total 100% Berdasarkan persentasi di atas, kemudian dibagi lagi pembobotannya sesuai dengan jumlah dan kepentingan kriteria yang termasuk didalamnya, misalnya : (1) Kriteria yang termasuk dalam efisiensi - Pemakaian mesin : a3 % - Pemakaian tenaga kerja : a4 % Total : 100% (2) Kriteria yang termasuk dalam efektivitas - Jam kerja aktual : b1 % - Jam kerja efektif : b2 % Total : 100%

41 26 (3) Kriteria yang termasuk dalam inferensial - Jumlah ketidakhadiran : c % Total : 100% 6) Pembentukan matriks sasaran Setelah skor 0, skor 3 dan skor 10 ditentukan yang tersisa adalah skor 1, 2, 4, sampai 9. Butir butir pada skor 1, 2, 4 sampai 9 merupakan tingkat pencapaian antara (intermediate) sehingga tingkat pencapaian akhir atau skor 10 dapat dicapai. Untuk pembetukan matrik sasaran, penentuan skor sisa ini dengan menggunakan interpolasi. Kenaikan nilai pada skor 1 dan 2 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu : skor 3-skor Kenaikan pada skor 4 sampai dengan 9 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu : skor 10-skor ) Penentuan skor aktual Skor aktual ditentukan berdasarkan hasil pengukuran rasio masing-masing kriteria pada periode tertentu yang diubah kedalam skor pada matriks sasaran yang sesuai. 8) Penentuan nilai aktual Setiap skor yang didapat untuk setiap kriteria atau rasio, dikalikan dengan besarnya bobot masing masing. 9) Penentuan performence indicator Merupakan jumlah nilai aktual dari semua kriteria pengukuran yang dilakukan. 10) Perhitungan index produktivitas Menghitung nilai index priduktivitas (IP) menggunakan rumus di bawah ini Hasil pengukuranperiodesekarang- Hasil pengukuranperiodesebelumny a IP x100% Hasil pengukuranperiodesebelumny a Peningkatan produktivitas ditentukan dari besarnya kenaikan indikator pencapaian yang terjadi antara yang baru dengan yang lama.

42 27 11) Bentuk tabel matriks Kriteria Efisiensi Efektivitas Inferensial Rasio-Rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Nilai Aktual Skor Keterangan 10 Sangat Baik Baik 6 Target Sedang 2 Buruk 1 0 Sangat Buruk Skor Aktual Bobot Nilai Produktivitas Keterangan Indikator Performasi Indikator Performasi Saat ini Periode Dasar Index Saat ini Periode Dasar Index Gambar 3 Contoh bentuk tabel matriks Pada Gambar 3 di atas, rasio 1 adalah pemakaian tenaga kerja; rasio 2 adalah pemakaian mesin; rasio 3 adalah jam kerja aktual produksi; rasio 4 adalah jam kerja efektif; dan rasio 5 adalah jumlah ketidakhadiran karyawan. Hasil akhir dari matrik adalah nilai indeks prestasi dengan interpretasi bahwa semakin besar nilai indeks pada suatu periode tertentu maka produktivitas suatu perusahaan pada periode tersebut semakin tinggi juga.

43 28 4 KEADAAN UMUM GALANGAN Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) terletak di Jalan Mandala Bahari No.1 Muara Angke, Jakarta Utara. Galangan kapal KPNDP berada satu wilayah komplek dengan UPT Balai Teknologi Penangkapan Ikan (BTPI) Muara Angke. Galangan kapal ini merupakan salah satu tempat reparasi kapal ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke (PPI Muara Angke). Galangan kapal KPNDP pertama kali didirikan oleh koperasi. Lahan yang sekarang digunakan oleh galangan kapal KPNDP merupakan tanah milik Pemerintah Daerah DKI Jakarta dengan luas kurang lebih sebesar 9000m 2. Jumlah galangan kapal yang terdapat di wilayah ini sebanyak empat galangan kapal. Galangan kapal tersebut yaitu Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP), Balai Teknologi Penangkapan Ikan (BTPI), Karya Teknik Utama (KTU), Fan Marine Shipyard (FMS). Galangan kapal KPNDP aktif melayani kegiatan reparasi kapal. Bagan alir reparasi kapal disajikan pada Gambar 4. Secara umum kegiata reparasi kapal terdiri dari delapan tahap. Tahapan tersebut ialah persiapan, pemeriksaan, pembersihan, pergantian kayu yang rusak berat, pemakalan, pembakaran, pendempulan, dan pengecatan. Reparasi kapal berbeda tergantung pada jenis kerusakan kapal. Jenis kerusakan kapal terdiri dari kerusakan ringan dan kerusakan berat. Proses reparasi untuk kerusakan ringan adalah penambalan pada bagianbagian yang rusak, penambalan ke rongga antar papan dengan memasukan serat goni (mak jun), penggantian paku, pendempulan, pengecatan. Reparasi berat biasanya dilakukan untuk mengganti bagian konstruksi kapal yang mengalami kerusakan berat. Proses-proses dalam reparasi berat diantaranya adalah: penggantian lunas, gading-gading, papan lambung kapal, linggi haluan, dan linggi buritan (Natapraja 2010).

44 29 Persiapan Reparasi ringan Pemeriksaan Reparasi berat Pembersihan Pembersihan Pemakalan Pembakaran Penggantian kayu yang rusak berat (pecah, retak, lapuk) Pemakalan Pendempulan Pengecatan Pembakaran Proses Laminasi Ya Tidak Pendempulan Pelapisan Fiber Pendempulan Pengecatan Sumber : Natapraja 2010 Selesai (kapal siap diturunkan) Gambar 4 Alur kegiatan reparasi

45 30 Pada aktivitas reparasi mulai dari penaikkan kapal, penyekrapan, pengecatan dan penurunan kapal dikerjakan oleh tenaga kerja yang berasal dari galangan kapal KPNDP. Untuk aktivitas lainnya seperti kerusakan kapal, dikerjakan oleh tenaga kerja yang berasal dari luar galangan kapal KPNDP. Tenaga kerja ini biasanya dibawa oleh pemilik kapal. Berdasarkan pengamatan pada ketiga galangan kapal lainnya, galangan kapal KPNDP termasuk ke dalam galangan kapal yang ramai dikunjungi oleh para pemilik kapal. Hal ini, ditunjang dengan fasilitas-fasilitas serta luasnya tempat yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP. Perbedaan tersebut dapat disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Galangan kapal yang berada dilingkungan UPT BTPI Nama galangan Kapasitas Fasilitas yang dimiliki Jumlah slipway KPNDP 10 kapal Slipway, kantor, mess 8 buah karyawan, gudang UPT BTPI 6 kapal Slipway, kantor las dan 3 buah bongkar pasang mesin, bengkel bubut FMS 6 kapal Slipway, kantor 4 buah KTU 5 kapal Slipway, kantor, bongkar pasang mesin, bengkel las, bubut 4 buah Galangan kapal KPNDP mampu menaikkan kapal dengan bobot maksimal sebesar 200 GT Berdasarkan jumlah slipway yang dimiliki, jumlah kapal yang dapat ditampung di galangan ini sebanyak sepuluh kapal. Fasilitas lain yang dimiliki oleh galangan ini selain slipway yaitu kantor, gudang, mess karyawan dan peralatan-peralatan penunjang reparasi kapal. Jumlah slipway yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP sebanyak delapan buah. Saat ini, dari delapan buah slipway hanya tujuh buah yang aktif digunakan. Hal ini dikarenakan satu buah slipway sedang dalam proses peninggian landasan tarik. Pada tahun 2007 telah dilakukan peninggian landasan tarik untuk ke tujuh slipway untuk mempermudah proses penarikan dan penurunan kapal. Setiap satu jalur slipway memiliki panjang rata-rata sebesar 90 meter. Jumlah tenaga kerja di galangan kapal KPNDP lebih banyak dibandingkan galangan kapal lainnya. Galangan kapal KPNDP memiliki jumlah tenaga kerja langsung sebanyak 15 orang, sedangkan di galangan kapal lainnya paling banyak

46 31 hanya 6 orang. Luasnya lahan yang dimiliki galangan kapal KPNDP serta kondisi landasan tarik yang lebih baik dibandingkan galangan kapal lainnya, membuat para pemilik kapal lebih tertarik untuk mereparasi kapalnya di galangan kapal KPNDP. Peralatan-peralatan lain untuk menunjang kegiatan reparasi terdiri atas peralatan manual, mekanik, dan elektrik. Peralatan yang digunakan secara mekanik dan elektrik akan mempermudah para pekerja untuk melakukan kegiatan reparasi. Peralatan yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP (Lampiran 3) serta kegunannya, disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Peralatan yang dimiliki di galangan kapal KPNDP No. Peralatan yang dimiliki Jenis peralatan Kegunaan 1. Mesin penarik Mekanik A 2. Mesin las Mekanik B 3. Mesin adukan semen Mekanik B 4. Kompresor Mekanik A 5. Rantai Mekanik A 6. Lori Mekanik A 7. Lopper Mekanik A 8. Sling Mekanik A 9. Sekrap Manual B Ket : A = penarikan/penurunan kapal B = reparasi kapal Berdasarkan Tabel 4 di atas, peralatan yang dimiliki galangan kapal KPNDP lebih banyak peralatan yang dioperasikan secara mekanik. Peralatan yang dimiliki galangan kapal KPNDP lebih banyak untuk kegiatan penaikkan dan penurunan kapal. Peralatan yang dioperasikan secara mekanik tidak membutuhkan suatu keahlian khusus sehingga semua para pekerja dapat menggoperasikannya secara bergantian. Peralatan lain seperti gerinda mesin, gergaji mesin, bor listrik dan dongkrak hidrolik merupakan peralatan yang dioperasikan secara elektrik, hanya saja peralatan tersebut dibawa langsung oleh pemilik kapal yang akan mereparasi. Sama halnya dengan peralatan elektrik, peralatan manual lainnya seperti pahat, palu, meteran, kapak, kuas cat, gergaji, pahat besi, dan linggis dibawa langsung juga oleh pemilik kapal yang akan mereparasi. Perawatan fasilitas dan peralatan yang ada, harus dilakukan secara rutin untuk menghindari kerusakan pada alat. Perawatan tersebut berbeda untuk setiap alat. Perawatan untuk alat yang digunakan secara manual dapat dilakukan dengan

47 32 cara membersihkannya setiap selesai menggunakan. Perawatan rutin setiap bulan dilakukan untuk alat-alat yang digunakan secara mekanik. Perawatannya seperti dengan memberikan oli, atau mengganti bagian-bagian yang telah rusak. Galangan kapal KPNDP memiliki gudang sebagai tempat penyimpanan peralatan-peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk reparasi. Selain itu, galangan kapal KPNDP juga memberikan fasilitas untuk para karyawannya, yaitu mess karyawan. Mess karyawan ini digunakan untuk para karyawan galangan kapal KPNDP yang berasal dari daerah luar Jakarta atau yang jauh dari rumah asal. Layout galangan kapal disajikan pada Gambar 5. Keterangan gambar: 1. Rumah mesin 9. Pelataran dok 2. Mesin penarik 10. Kolam galangan 3. Tali sling untuk menarik lori 11. Tembok pembatas galangan 4. Landasan tarik (slipway) 12. Gudang 5. Lori 13. Mess karyawan 6. Rantai penghubung lori Patok loper 7. Bantalan kapal Loper (pengatur sling) 8. Kapal di atas lori Sumber : Galangan Kapal KPNDP Muara Angke, 2010 Gambar 5 Layout galangan kapal KPNDP Muara Angke

48 Produksi Galangan Galangan kapal KPNDP merupakan galangan kapal yang hanya melayani reparasi kapal saja, sudah sejak lama galangan kapal ini tidak melayani pembuatan kapal baru. Hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP kurang memadai. Selain itu, proses pembuatan kapal baru memakan waktu yang lama sehingga akan membuat penumpukkan kapal-kapal yang akan melakukan proses reparasi. Kayu yang merupakan bahan utama pembuatan kapal harus didatangkan dari luar Jakarta, sehingga mengakibatkan harga kayu menjadi lebih mahal. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa galangan kapal KPNDP tidak melayani pembuatan kapal baru. Galangan kapal KPNDP melayani reparasi kapal perikanan serta kapal pengangkut ikan yang terbuat dari kayu. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga melayani reparasi kapal yang terbuat dari fiber atau kapal kayu yang dilaminasi fiber. Kapal-kapal kayu yang berukuran di bawah 30 GT umumnya berasal dari wilayah sekitar PPI Muara Angke. Kapal-kapal yang berasal dari luar PPI Muara Angke umumnya berukuran di atas 30 GT dan terbuat dari fiber. Galangan kapal KPNDP merupakan galangan satu-satunya di wilayah UPT BTPI yang mereparasi kapal-kapal yang berukuran besar. Banyak kapal-kapal yang harus mengantri untuk mendapatkan layanan reparasi di galangan kapal tersebut. Lama antrian untuk dapat mereparasi kapal di galangan ini dapat mencapai satu bulan apabila memasuki musim barat. Jumlah kapal yang melakukan reparasi di galangan kapal KPNDP dari tahun 2007 hingga 2011 disajikan pada Gambar 6. Grafik tersebut diperoleh berdasarkan data produksi galangan pada Lampiran 4 hingga Lampiran 8.

49 Jumlah Kapal GT GT GT GT >50 GT Jumlah total Gambar 6 Grafik produksi reparasi kapal tahun 2007 hingga 2011 di galangan kapal KPNDP Grafik di atas menunjukkan fluktuasi produksi kapal yang melakukan reparasi di galangan kapal KPNDP. Pada tahun 2007 jumlah produksi reparasi kapal lebih kecil dibandingkan di tahun Hal ini disebabkan karena pada tahun 2007 dilakukan perbaikan landasan tarik dengan melakukan penimbunan untuk memperkecil kemiringan landasan tarik. Peningkatan produksi terjadi di tahun 2008 hingga Pada tahun 2010 hingga 2011 terjadi penurunan produksi reparasi kapal, dikarenakan satu buah slipway sedang dalam perbaikan. Jadi, dari 8 buah slipway yang ada hanya 7 slipway yang aktif dipergunakan. Selain itu, kapasitas yang biasanya mampu menampung kapal sebanyak 10 buah kapal, kini hanya dapat menampung 8 buah kapal saja. Data produksi galangan kapal KPNDP dengan seluruh galangan kapal yang berada dalam satu komplek wilayah UPT BTPI disajikan pada Tabel 5.

50 35 Tabel 5 Produksi galangan kapal KPNDP dan produksi seluruh galangan yang ada di lingkungan UPT BTPI pada tahun 2011 No. Bulan KPNDP Ketiga galangan lainnya 1 s/d s/d s/d s/d 50 > 50 Jumlah 1 s/d s/d s/d s/d 50 > 50 Jumlah (GT) (GT) (GT) (GT) (GT) (GT) (GT) (GT) (GT) (GT) 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata Sumber : UPT BTPI Muara Angke, 2011 Berdasarkan Tabel 5, rata-rata jumlah kapal yang dilayani oleh galangan kapal KPNDP setiap bulannya adalah 26 kapal. Jumlah tertinggi pada bulan Juli sebanyak 31 kapal, sedangkan jumlah terendah pada bulan Oktober sebanyak 20 kapal. Kapal yang direparasi di galangan kapal KPNDP didominasi oleh kapalkapal yang berukuran 21 s/d 30 GT dengan jumlah 145 kapal, dan kapal-kapal yang berukuran lebih dari 50 GT dengan jumlah 138 kapal. Galangan kapal KPNDP memiliki nilai produksi lebih tinggi dibandingkan galangan-galangan kapal yang berada di wilayah UPT BTPI. Hal ini dibuktikan pada Tabel 5, jumlah kapal yang direparasi di galangan kapal KPNDP dalam satu tahun sejumlah 309 kapal, sedangkan jumlah kapal yang direparasi seluruh galngan sejumlah 279 kapal. Kapal-kapal yang di reparasi di galangan kapal KPNDP lebih banyak kapal-kapal yang berasal dari daerah Jakarta. Pelayanan reparasi yang diberikan pihak galangan kapal KPNDP adalah hanya menaikkan kapal, menurunkan kapal, sewa lahan dan administrasi. Seluruh kerusakan kapal diperbaiki oleh tenaga kerja yang dibawa oleh pemilik kapal. Dengan demikian, keluhan yang sering terjadi di galangan ini biasanya terkait pelayanan yang diberikan, seperti lamanya menunggu antrian untuk dapat mereparasi kapal di galangan ini. Tingginya jumlah produksi galangan kapal KPNDP disebabkan oleh jumlah slipway serta tenaga kerja yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP. Selain itu juga, para pemilik kapal telah mengetahui kualitas serta pelayanan yang diberikan

51 36 oleh galangan kapal KPNDP cukup memuaskan. Tidak ada persaingan harga antar galangan yang berada di sekitar wilayah UPT BTPI, karena sebelumnya telah disepakati terlebih dahulu. Waktu yang dibutuhkan untuk mereparasi kapal tergantung jenis kerusakan serta besar dan kecilnya bobot kapal yang diperbaiki. Semakin berat kerusakan dan bobot kapal semakin besar maka lamanya waktu untuk mereparasi kapal tersebut pun memakan waktu yang cukup lama. Pelayanan yang diberikan oleh galangan kapal KPNDP sudah cukup baik, terbukti dengan jarangnya keluhan dari para pemilik kapal. Galangan kapal KPNDP tidak terkait dengan pemasok (suplier) manapun untuk memenuhi kebutuhan material. Hal ini dikarenakan semua kebutuhan material yang digunakan untuk mereparasi kerusakan kapal dibeli langsung oleh pemilik kapal. Galangan kapal KPNDP hanya menyediakan peralatan doking serta peralatan yang dibutuhkan. Seluruh kebutuhan untuk mereparasi seperti toko suku cadang sudah ada di lingkungan UPT BTPI, sehingga pemilik kapal mudah untuk memenuhi kebutuhan reparasi kapal. 4.2 Struktur Organisasi Galangan kapal KPNDP dipimpin oleh seorang manajer. Manajer tersebut yang bertanggung jawab kepada Ketua Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta. Total jumlah tenaga kerja yang bekerja di galangan kapal KPNDP sebanyak 18 orang. Pembagian tenaga kerja di galangan kapal KPNDP terdiri dari manajer galangan, staf administrasi, koordinator lapangan, mandor, juru mesin, juru selam, juru cat, juru las, dan juru alur. Koordinator lapangan bertugas sebagai pencatat dan pengatur apabila ada kapal yang akan di reparasi. Jadi, pemilik kapal yang akan mereparasi kapalnya harus terlebih dahulu melapor kepada koordinator lapang untuk di catat dalam buku antrian, kemudian koordinator lapang mengatur penempatan kapal di atas slipway. Staf administrasi bertugas menghitung serta melayani terkait pembayaran. Mandor bertugas mengatur para pekerja lapang apabila ada kapal yang akan di reparasi. Juru mesin bertugas mengoperasikan mesin-mesin yang digunakan untuk kegiatan reparasi, seperti contohnya saat menaikan dan

52 37 menurunkan kapal yang mengoperasikan mesin winch adalah juru mesin. Juru selam bertugas menyelam ke dasar air apabila terjadi kerusakan pada bagian slipway atau mereparasi bagian kapal yang kerusakannya perlu diperbaiki di dalam air. Juru cat bertugas mengecat kapal apabila kapal telah selesai direparasi. Juru las bertugas mengelas apabila terjadi kerusakan kapal atau kerusakankerusakan lain yang diperbaikinya dengan menggunakan mesin las. Juru alur bertugas untuk menentukan kapal yang dapat naik ke atas galangan sesuai dengan standar ukuran slipway. Para pekerja seperti juru selam, juru cat, juru las, dan juru alur dapat merangkap kerja. Seperti contohnya juru cat dapat merangkap kerja apabila juru las membutuhkan bantuan tenaga, begitu juga sebaliknya. Ketua Koperasi KPNDP Manajer Dok Staf Administrator Koordinator Lapangan Mandor Juru Mesin Juru Selam Juru Cat Juru Las Juru Alur Gambar 7 Struktur organisai galangan kapal KPNDP 4.3 Sumberdaya Manusia Tenaga kerja tetap adalah pekerja yang berasal dari galangan kapal KPNDP. Tugas dari pekerja tetap ini adalah menaikkan dan menurunkan kapal dari slipway, tetapi apabila dari pemilik kapal masih membutuhkan tenaga kerja maka tenaga kerja tetap ini dapat merangkap kerja. Tenaga kerja yang bekerja di galangan kapal KPNDP terdiri dari tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga kerja tidak tetap adalah pekerja yang berasal dari luar galangan kapal KPNDP. Pekerja tidak tetap ini biasanya dibawa oleh pemilik kapal. Tugas dari pekerja ini lah yang mereparasi kerusakan kapal, sehingga pekerja tidak tetap ini sepenuhnya di tanggung oleh pihak pemilik kapal bukan oleh pihak galangan kapal KPNDP.

53 38 Latar belakang pendidikan para pekerja di galangan kapal KPNDP terdiri dari berbagai macam. Latar belakang pendidikan tertinggi adalah manajer galangan kapal, dengan pendidikan terakhir S2. Mayoritas pendidikan para pekerja di galangan kapal KPNDP adalah lulusan SD. Bervariasinya latar belakang pendidikan dari para pekerja tidak menjadi halangan untuk tetap terjalinnya suatu komunikasi, kerjasama, dan transfer informasi. Latar belakang pendidikan para pekerja di galangan kapal KPNDP bukan menjadi persyaratan utama, tetapi melihat lamanya pengalaman kerja pada bidangnya masing-masing. Pengalaman kerja para pekerja di galangan kapal KPNDP sudah tidak diragukan lagi, karena para pekerja rata-rata telah bekerja pada bidangnya selama 10 tahun. Tingkat kinerja para pekerja pun sudah terbilang baik, hal ini terbukti dari waktu tempuh untuk menyelesaikan pekerjaan. Para pekerja mampu menyelesaikan pekerjan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan soft skill setiap bulan selalu diberikan bagi para pekerja galangan kapal. Pelatihan ini diberikan oleh pihak UPT BTPI. Dengan demikian, pelatihan ini juga tidak hanya untuk para pekerja galangan kapal KPNDP tetapi semua para pekerja yang berada dalam satu komplek wilayah UPT BTPI. Pelatihan ini sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia, terutama para pekerja di galangan kapal KPNDP. Pembagian tenaga kerja di galangan kapal KPNDP disajikan pada Tabel 6.

54 39 Tabel 6 Pembagian tenaga kerja di galangan kapal KPNDP No. Nama Jabatan Pendidikan Pengalaman kerja (tahun) 1. Budijanto Manajer S Agus M Administrasi SMA Hardinata Koordinator lapangan SMA Saidi Mandor SD Suratno Juru mesin STM Sahid Juru mesin SD Ali Gufron Juru alur SMP Safin Juru las SD Dana Juru mesin SD Sutrisno Juru alur SMP Sukahar Juru selam SD Darmanto Juru selam SD Rohim Juru selam SD Solikhul A juru selam SD Darga Juru cat SD Tayana Juru cat SD Faizin Juru selam SD Abdul G Juru alur SD 2

55 40 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kriteria Produktivitas dan Indikator Kinerja Pengukuran dengan model OMAX (Objective Matrix) menggabungkan kriteria-kriteria produktivitas galangan ke dalam suatu bentuk yang terpadu dan berhubungan satu sama lain. Kriteria produktivitas galangan kapal KPNDP merupakan kegiatan dan faktor faktor yang mendukung produktivitas kegiatan reparasi kapal. Kriteria yang diukur meliputi kriteria efisiensi, efektifitas dan inferensial. Diketahuinya nilai produktivitas, maka akan diketahui pula seberapa efektif proses produksi yang telah didayagunakan untuk meningkatkan output dan seberapa efisiensi pula sumber-sumber input yang telah berhasil dihemat agar produktivitas dapat meningkat. Kriteria ini menyatakan ukuran efisiensi, efektifitas dan ukuran ukuran lainnya (inferensial) yang secara tidak langsung mendukung kegiatan reparasi kapal di galangan kapal KPNDP. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan pengisian kuesioner terdapat 5 indikator yang dapat digunakan untuk mengukur produktivitas galangan. Kelima indikator tersebut adalah tenaga kerja, pemakaian mesin, jam kerja aktual, jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan. Kelima indikator tersebut yang termasuk ke dalam input adalah tenaga kerja dan pemakaian mesin. Indikator yang termasuk ke dalam output adalah jam kerja aktual dan jam kerja efektif, sedangkan jumlah ketidakhadiran karyawan termasuk ke dalam ukuran lainnya. Tabel 7 menunjukkan indikator-indikator kinerja yang dapat diukur di lokasi penelitian. Tabel 7 Indikator kinerja yang termasuk ke dalam input dan output. Kriteria Indikator Kinerja Efisiensi Pemakaian mesin (%) Jumlah tenaga kerja (%) Efektivitas Jam kerja aktual produksi (%) Jam kerja efektif (%) Inferensial Jumlah ketidakhadiran karyawan (%) Kriteria yang ditetapkan untuk pengukuran produktivitas galangan kapal dengan menggunakan model OMAX sebanyak tiga belas indikator. Penggunaannya dapat disesuaikan dengan kondisi objek yang diteliti. Seperti yang dilakukan oleh Mahendra (2007) dalam penelitiannya yang berjudul

56 41 Produktivitas Galangan Kapal Menggunakan Model OMAX (Studi Kasus: di PT. BEN SANTOSA Surabaya). Awalnya, kriteria yang akan digunakan adalah tiga belas indikator namun, setelah dilakukan observasi, wawancara, serta pengisian kuesioner kepada pihak manajemen perusahaan diperoleh hanya tujuh indikator kinerja yang dapat digunakan. Ketujuh indikator kinerja tersebut ialah man hour, material, tenaga kerja, pemakaian mesin, jam kerja aktual, jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan. Karena objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah galangan, maka penetapan kriteria indikator kinerja mengacu kepada tujuh indikator kinerja tersebut. Setelah dilakukan observasi, wawancara dan pengisian kuesioner hanya lima indikator kinerja yang dapat digunakan untuk mengukur produktivitas galangan kapal KPNDP. Kelima indikator tersebut adalah tenaga kerja, pemakaian mesin, jam kerja aktual, jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Putra (2012). Penelitian tersebut dilakukan di galangan kapal UPT BTPI yang berada dalam satu wilayah dengan galangan kapal KPNDP. 5.2 Model Objective Matrix (OMAX) Penilaian indikator kinerja 1) Indikator kinerja yang termasuk dalam kriteria efisiensi (1) Tenaga kerja Penentuan nilai indikator tenaga kerja disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Nilai indikator tenaga kerja Periode Tenaga kerja yang Tenaga kerja yang Persentasi tenaga digunakan (orang) ada (orang) kerja (%) Rata-Rata Tenaga kerja yang bekerja di galangan kapal KPNDP berubah-ubah. Pada tahun 2007 hingga 2009 tenaga kerja yang bekerja di galangan kapal KPNDP berjumlah 21 orang, sedangkan tahun 2010 hingga 2011 tenaga kerja yang bekerja berjumlah 18 orang. Pada tahun 2007 hingga 2009 dari 21 tenaga kerja yang ada

57 42 18 orang merupakan tenaga kerja staf lapang dan 3 orang staf kantor. Pada tahun 2010 hingga 2011 dari 18 orang tenaga kerja yang ada 15 orang merupakan staf lapang dan 3 orang staf kantor. Tenaga kerja staf kantor tetap terdiri dari manajer, staf administrasi dan koordinator lapangan. Staf lapang tersebut bertugas melayani reparasi kapal. Tugas para staf lapang tetap saat aktivitas reparasi adalah melakukan penaikan kapal ke atas dok, kemudian penyekrapan, pembersihan teritip, pengecetan dan penurunan kapal ke dalam air setelah kapal selesai di reparasi. Staf lapang tidak tetap biasanya berjumlah 10 hingga 15 orang. Banyaknya jumlah staf lapang tidak tetap yang bekerja tergantung kepada berat atau ringannya kerusakan kapal. Tenaga kerja ini biasanya dibawa oleh pihak pemilik kapal. Berdasarkan rumus rasio indikator tenaga kerja, yaitu : Tenagakerja yang digunakan(orang) x100% Tenagakerja yang ada(orang) Penggunaan tenaga kerja galangan kapal KPNDP dari tahun 2007 hingga 2011 mengalami perubahan sehingga berpengaruh kepada persentasi rata-rata penggunan tenaga kerja. Persentasi tenaga kerja yang digunakan ditahun 2007 hingga 2009 adalah sebesar 85,71 % sedangkan di tahun 2010 hingga 2011 mengalami penurunan menjadi sebesar 83,33 %. Dengan demikian, rata-rata persentasi tenaga kerja yang digunakan di galangan kapal KPNDP adalah sebesar 84,76 %. Apabila nilai persentasi tenaga kerja semakin besar maka menunjukan semakin efisien penggunaan tenaga kerja di galangan kapal tersebut dan berlaku sebaliknya. (2) Pemakaian mesin Nilai indikator pemakaian mesin disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Nilai indikator pemakaian mesin Periode Jam pemakaian Jumlah jam tersedia Persentasi pemakaian mesin (jam) (jam) mesin (%) Rata-Rata 44.12

58 43 Mesin yang digunakan adalah mesin tarik (winch). Mesin ini digunakan untuk menaikan kapal ke atas dok dan menurunkan kapal dari dok ke dalam air. Winch yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP sebanyak dua buah. Lama waktu mesin stand by selama satu tahun adalah 1456 jam. Jumlah tersebut diperoleh berdasarkan asumsi dalam satu tahun, jumlah hari keja adalah 365 hari. Galangan kapal KPNDP memiliki slipway sebanyak 8 buah. Waktu untuk mereparasi kapal paling cepat adalah 4 hari. Dengan demikian, jumlah maksimal kapal yang dapat ditampung oleh galangan kapal KPNDP sebanyak 728 kapal. Jika lama penggunaan winch untuk menaikan dan menurunkan kapal adalah 2 jam, maka jumlah jam tersedia untuk mesin winch sebanyak 1456 jam dalam satu tahun. Lama waktu pemakaian mesin dari tahun 2007 hingga 2011 berturut-turut yaitu 636, 668, 666, 624, dan 618. Jumlah tersebut diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah kapal yang direparasi di galangan kapal KPNDP dengan lama waktu penggunaan mesin untuk reparasi satu buah kapal. Lama waktu untuk menaikan dan menurunkan kapal masing-masing selama satu jam, maka lama penggunaan mesin untuk reparasi satu buah kapal adalah dua jam. Seperti contoh di tahun 2007 jumlah kapal yang mereparasi di galangan kapal KPNDP sebanyak 318 kapal, sehingga jam pemakaian mesin di tahun tersebut 318 x 2jam = 636 jam. Tahun 2008 sebanyak 334 kapal, tahun 2009 sebanyak 333 kapal, tahun kapal dan di tahun 2011 sebanyak 309 kapal. Berikut merupakan tabel data jumlah produksi di galangan kapal KPNDP selama lima tahun terakhir. Tabel 10 Jumlah kapal yang melakukan reparasi di galangan kapal KPNDP berdasarkan ukuran kapal. Ukuran Tahun Kapal Jumlah 1-10 GT GT GT GT >50 GT Jumlah Persentasi pemakaian mesin diperoleh dengan menggunakan rumus : Jumlah jam pemakaianmesin x100% Jumlah jamkerjarata- rata yangtersedia

59 44 Penggunaan mesin di tahun 2007 hanya sebesar 43,68 % dari jumlah jam pemakaian yang tersedia. Nilai persentasi di tahun 2008 hingga 2011 menunjukkan hal yang sama. Persentasi pemakaian mesin di tahun 2007 adalah sebesar 43,68 %. Waktu pemakaian mesin yang terpakai di tahun 2007 hanya sebesar 636 jam. Pada tahun 2008 persentasi pemakaian mesin meningkat menjadi 45,88 %. Waktu pemakaian mesin yang terpakai sebesar 668 jam. Pada tahun 2009 terjadi sedikit penurunan jumlah pemakaian mesin menjadi sebesar 666 jam sehingga persentasi yang didapat sebesar 45,74 %. Pada tahun 2010 hingga 2011 terjadi kembali penurunan jumlah pemakaian mesin dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sehingga persentasi pemakaian mesin di tahun tersebut berturut-turut menjadi 42,86 % dan 42,45 %. Dengan demikian, rata-rata persentasi pemakaian mesin di galangan kapal KPNDP sebesar 44,12 %. Sama halnya dengan indikator tenaga tenaga kerja, apabila nilai persentasi dari indikator pemakaian mesin semakin rendah maka menunjukan bahwa pemakaian mesin di galangan kapal tersebut masih kurang efisien. 2) Indikator kinerja yang termasuk dalam kriteria efektivitas (1) Jam kerja aktual Nilai indikator jam kerja aktual disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Nilai indikator jam kerja aktual Periode Jam kerja aktual Persentasi jam kerja Working time (jam) produksi (jam) aktual (%) Rata-Rata Working time merupakan jam kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan galangan kapal KPNDP kepada seluruh staf pegawainya. Working time untuk para staf, baik itu staf lapang tetap maupun staf kantor tetap di galangan kapal KPNDP adalah 9 jam per hari mulai dari pukul sampai dengan Jika asumsi dalam satu tahun jumlah hari kerja adalah 365 hari maka jumlah working time adalah 3285.

60 45 Waktu yang dibutuhkan untuk staf lapang tetap melakukan reparasi satu buah kapal adalah sebanyak 4,5 jam. Rincian waktu tersebut terdiri dari : penaikan kapal ke atas dok selama 1 jam; penyekrapan dan pembersihan kapal dari tritip selama 1,5 jam; pengecatan kapal setelah kapal selesai direparasi selama 1 jam, terakhir penurunan kapal dari dok kedalam air selama 1 jam. Jam kerja aktual produksi merupakan jam kerja yang digunakan para tenaga staf lapang tetap di galangan kapal KPNDP dalam operasional reparasi kapal. Jam kerja aktual diperoleh dengan mengalikan jumlah kapal yang mereparasi di galangan kapal KPNDP dengan jam yang dibutuhkan staf lapang tetap dalam mereparasi satu buah kapal. Nilai dari jam kerja aktual produksi setiap tahunnya berfluktuasi tergantung pada jumlah kapal yang direparasi setiap tahunnya. Persentasi dari jam kerja aktual produksi diperoleh dengan mengunakan rumus : Jamkerjaaktual produksi(jam) x100% workingtime(jam) Pada Tabel 11, Nilai persentasi jam kerja aktual produksi dari tahun 2007 ialah sebesar 43,563 %. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan persentasi jam kerja aktual menjadi 45,75 %. Pada tahun 2009 terjadi penurunan persentasi jam kerja aktual, tetapi penurunan tersebut tidak begitu signifikan menjadi 45,62 %. Penurunan persentasi jam kerja aktual yang cukup besar dibandingkan tahuntahun sebelumnya terjadi pada tahun 2010 hingga 2011 yaitu dengan persentasi secara berturut-turut sebesar 42,74 % dan 42,33 %. Dengan demikian, rata-rata jam kerja aktual produksi di galangan kapal KPNDP diperoleh sebesar sebesar 44,00 %. Nilai persentasi jam kerja aktual pada tahun 2007 sebesar 43,56 % dari jam kerja yang tersedia sebanyak 3285 jam. Nilai persentasi di tahun 2008 hingga 2011 menunjukkan hal yang sama. Semakin rendah nilai persentasi indikator kinerja jam kerja aktual menunjukan bahwa indikator ini masih belum efektif digunakan oleh galangan kapal tersebut, dan berlaku sebaliknya.

61 46 (2) Jam kerja efektif Nilai indikator jam kerja efektif disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Nilai indikator jam kerja efektif Periode Operating time (jam) Working time (jam) Persentasi jam kerja efektif (%) Rata-Rata Jam kerja efektif (operating time) merupakan jam kerja yang baku yang harus dilaksanakan di luar dari jam istirahat. Working time untuk para staf galangan kapal KPNDP adalah 9 jam, setelah dikurangi oleh waktu istirahat selama satu jam maka diperoleh operating time selama 8 jam dalam satu hari. Operating time dalam satu hari adalah 8 jam maka dalam satu tahun nilai operating time sebesar 2920 jam. Jika asumsi dalam satu tahun jumlah hari kerja adalah 365 hari maka jumlah working time adalah Persentasi jam kerja efektif diperoleh menggunakan rumus : Operatingtime(jam) x100% Workingtime(jam) Nilai operating time dari tahun 2007 hingga 2011 tidak mengalami perubahan, sehingga persentasi untuk jam kerja efektif pun bernilai sama yaitu sebesar 88,89 %. Sama halnya dengan indikator kinerja jam kerja aktual, semakin besar nilai persentasi dari indikator kinerja jam kerja efektif maka semakin efektif penggunaan indikator ini.

62 47 3) Indikator kinerja yang termasuk dalam kriteria inferensial (1) Ketidakhadiran karyawan Nilai indikator ketidakhadiran karyawan disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Nilai indikator ketidakhadiran karyawan. Periode Jumlah karyawan (orang) Jumlah ketidakhadiran karyawan (hari) Persentasi ketidakhadiran (%) Rata-Rata 1.17 Jumlah karyawan yang berkerja di galangan kapal KPNDP terjadi penurunan tenaga kerja, yang semula sebanyak 21 orang kini yang tersisa sebanyak 18 orang. Pada Tabel 13 jumlah ketidakhadiran karyawan bernilai sama selama 84 hari. Data ketidakhadiran karyawan didapatkan dengan cara mewawancara langsung salah satu pekerja dari staf lapang langsung dan dari staf kantor tetap. Hal ini disebabkan pihak galangan kapal KPNDP tidak merekap ataupun menyimpan arsip absensi sebelumnya, dan juga kebanyakan para karyawan tidak mengisi daftar absensi yang telah disediakan. Berdasarkan hasil dari wawancara tersebut, ketidakhadiran karyawan dalam satu bulan rata-rata satu karyawan mendapatkan jatah cuti maksimal selama 7 hari. Hal ini dikarenakan dalam satu minggu, para karyawan tidak ada jatah waktu untuk libur. Dengan demikian, diperoleh jumlah ketidakhadiran karyawan sebesar 84 hari dalam satu tahun untuk seluruh staf di galangan kapal KPNDP. Persentasi ketidakhadiran karyawan didapatkan dengan menggunakan rumus : Jumlahtenagakerjatidakhadir(hari) x100% Jumlahtenagakerja x Jumlahhari kerja(hari) Persentasi ketidakhadiran karyawan di tahun 2007 hingga 2009 sebesar 1,09 %. Pada tahun 2010 hingga 2011 terjadi peningkatan persentasi ketidakhadiran karyawan sebesar 1,28 %. Maka rata-rata persentasi ketidakhadiran karyawan sebesar 1,17%. Berbeda dari keempat indikator di atas, semakin rendah nilai persentasi ketidakhadiran karyawan maka semakin sedikit jumlah karyawan yang tidak hadir.

63 Pencapaian awal dari indikator kinerja (skor 3) Nilai indikator kinerja pencapaian awal (skor 3) disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Nilai pencapaian awal (skor 3) Nomor Indikator Indikator Kinerja Satuan Nilai Awal 1 Tenaga Kerja % Pemakaian Mesin % Jam Kerja Aktual Produksi % Jam Kerja Efektif % Jumlah Ketidakhadiran % 1.17 Tingkat pencapaian awal merupakan tingkat pencapaian yang diperoleh pada saat matrik ini mulai dioperasikan ditempatkan pada skor 3. Nilai pencapaian awal sama dengan nilai rata-rata dari indikator kinerja (pemakaian tenaga kerja, pemakaian mesin, jam kerja aktual produksi, jam kerja efektif, dan jumlah ketidakhadiran karyawan) pada periode pengukuran selam lima tahun terakhir yang dimulai dari tahun 2007 hingga Target realistis dan terendah indikator kinerja (skor 10 dan skor 0) Skala skor 10 berkenaan dengan target-target yang ingin dicapai dalam waktu mendatang, dan harus bersifat optimis. Target yang diambil harus merupakan gambaran yang realistis, dan telah diperhitungkan faktor-faktor yang akan terjadi di masa mendatang. Target tersebut ditentukan oleh pihak manajemen galangan, hal ini dikarenakan pihak manajemen mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya sehingga dapat menentukan kemajuan yang ingin dicapai di masa mendatang. Nilai target realistis tersebut diperoleh dengan cara mewawancarai dan pengisian kuesioner kepada pihak manajemen galangan kapal. Hasil dari wawancara dan kuesioner (Lampiran 9) untuk target relistis tertinggi yang ingin dicapai oleh perusahaan berdasarkan pada target perusahaan. Target realistis tertinggi dari galangan kapal KPNDP ialah dengan jumlah 8 buah slipway yang dimiliki mampu menampung kapal maksimal sebanyak 12 kapal dengan rincian 4 slipway mampu menampung 4 buah kapal yang berukuran besar dan 4 slipway lainnya mampu menampung 8 buah kapal yang berukuran kecil. Selama satu bulan terjadi 5 kali frekuensi reparasi kapal dikalikan 12 bulan, sehingga diperoleh target reparasi kapal dalam satu tahun sebanyak 720 kapal. Jumlah ketidakhadiran karyawan di

64 49 asumsikan setiap 2 bulan karyawan diberikan jatah cuti sebanyak 7 hari, sehingga dalam satu tahun jumlah ketidakhadiran karyawan sebanyak 42 hari untuk setiap orang. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh nilai tiap indikator yang diukur pada skor 10. nilai tersebut disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Nilai target realistis (skor 10) Nomor Indikator Indikator Kinerja Satuan Nilai Awal 1 Tenaga Kerja % Pemakaian Mesin % Jam Kerja Aktual Produksi % Jam Kerja Efektif % Jumlah Ketidakhadiran % 0.63 Sama halnya dengan penetapan skor 10, untuk menentukan skor 0 juga dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner. Skor 0 merupakan rasio terburuk yang mungkin terjadi, merupakan level terbawah yang dapat pula ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner, target terendah dari galangan kapal KPNDP ialah dengan jumlah 8 buah slipway yang dimiliki hanya menampung 5 buah kapal. Selama satu bulan terjadi 4 kali frekuensi reparasi kapal dikalikan 12 bulan, sehingga diperoleh target reparasi kapal dalam satu tahun sebanyak 240 kapal. Jumlah ketidakhadiran karyawan di asumsikan setiap 2 bulan karyawan diberikan jatah cuti sebanyak 10 hari, sehingga dalam satu tahun jumlah ketidakhadiran karyawan sebanyak 120 hari untuk setiap orang. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh nilai tiap indikator yang diukur pada skor 0. nilai tersebut disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Nilai terendah (skor 0) Nomor Indikator Indikator Kinerja Satuan Nilai Awal 1 Tenaga Kerja % Pemakaian Mesin % Jam Kerja Aktual Produksi % Jam Kerja Efektif % Jumlah Ketidakhadiran % Bobot indikator kinerja Kriteria indikator kinerja tidak memiliki pengaruh yang sama pada produktivitas unit kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat kepentingannya setiap kriteria indikator kinerja diberi bobot. Pembobotan merupakan salah satu langkah yang penting. Pembobotan memberikan suatu kesempatan untuk memberikan perhatian secara langsung pada kegiatan kegiatan

65 50 yang berpotensi besar bagi peningkatan produktivitas. Total pembobotan untuk semua kriteria harus sama dengan 100 %. Pembobotan dilakukan oleh pihak menejemen melalui kuesioner. Hasil kuesioner (Lampiran 10) pembobotan tersebut dihitung dengan menggunakan matrik perbandingan berpasangan. Nilai pembobotan disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Nilai pembobotan Nomor Indikator Indikator Kinerja Satuan Bobot 1 Tenaga Kerja % 21 2 Pemakaian Mesin % 14 3 Jam Kerja Aktual Produksi % 14 4 Jam Kerja Efektif % 21 5 Jumlah Ketidakhadiran % Penyusunan tabel Objective Matrix (OMAX) Langkah selanjutnya adalah penyusunan tabel Obactive Matrix (OMAX). Data yang telah diperoleh disusun kedalam tabel OMAX untuk dilakukan analisis produktivitas. Tabel pengukuran produktivitas model OMAX disajikan pada tabel di bawah ini, pada tahun 2007 hingga Tabel 18 Matriks tahun 2007 Kriteria Efisiensi Efektivitas Inferensial Rasio-Rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Nilai Aktual Skor Keterangan Sangat Baik Baik Target Sedang Buruk Sangat Buruk Skor Aktual Bobot Nilai Produktivitas Keterangan Sedang Buruk Buruk Sangat Baik Sedang Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi

66 51 Tabel 19 Matriks tahun 2008 Kriteria Efisiensi Efektivitas Inferensial Rasio-Rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Nilai Aktual Skor Keterangan Sangat Baik Baik Target Sedang Buruk Sangat Buruk Skor Aktual Bobot Nilai Produktivitas Keterangan Sedang Sedang Sedang Sangat Baik Sedang Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi Tabel 20 Matriks tahun 2009 Kriteria Efisiensi Efektivitas Inferensial Rasio-Rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Nilai Aktual Skor Keterangan Sangat Baik Baik Target Sedang Buruk Sangat Buruk Skor Aktual Bobot Nilai Produktivitas Keterangan Sedang Sedang Sedang Sangat Baik Sedang Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi

67 52 Tabel 21 Matriks tahun 2010 Kriteria Efisiensi Efektivitas Inferensial Rasio-Rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Nilai Aktual Skor Keterangan Sangat Baik Baik Target Sedang Buruk Sangat Buruk Skor Aktual Bobot Nilai Produktivitas Keterangan Buruk Buruk Buruk Sangat Baik Buruk Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi Tabel 22 Matriks tahun 2011 Kriteria Efisiensi Efektivitas Inferensial Rasio-Rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Nilai Aktual Skor Keterangan Sangat Baik Baik Target \ Sedang Buruk Sangat Buruk Skor Aktual Bobot Nilai Produktivitas Keterangan Buruk Buruk Buruk Sangat Baik Buruk Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi Saat ini Periode Dasar Index Indikator Performasi Keterangan : 1) Rasio 1 : rasio indikator pemakaian tenaga kerja 2) Rasio 2 : rasio indikator pemakaian mesin 3) Rasio 3 : rasio indikator jam kerja aktual produksi 4) Rasio 4 : rasio indikator jam kerja efektif

68 53 5) Rasio 5 : rasio indikator ketidakhadiran karyawan 5.3 Tingkat Produktivitas Pada Aktivitas Reparasi di Galangan Kapal KPNDP DKI Jakarta Langkah selanjutnya setelah dilakukan pengolahan data dan penyusunan tabel Objactive Matrix (OMAX) ialah menginterpretasi serta menganalisa hasil tersebut. Hal-hal yang dibahas adalah seluruh indikator-indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran produktivitas dengan menggunaka model OMAX, serta menganalisis indeks pencapaian kinerja tiap periode pengukuran dan keseluruhan nilai kinerja total pada unit produksi. Analisis indikator-indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran memberikan gambaran kepada pihak manajemen galangan kapal KPNDP atas pencapaian kinerja yang selama ini telah dihasilkan. Dengan demikian, pihak manajemen galangan dapat melakukan tindakan-tidakan yang dianggap perlu untuk dilakukan dalam hal meningkatkan atau memperbaiki kinerja galangan. Seperti yang diungkapkan oleh Sinungan (2008), manfaat dari pengukuran produktivitas pada level perusahaan digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi serta akan meningkatkan kesadaran dan minat pekerja untuk melaksanakan tingkat dan rangkaian produksi. Berikut merupakan hasil pengukuran indikator-indikator kinerja yang telah dicapai galangan, untuk setiap periode pengukuran. Analisis ini berdasarkan pada tabel-tabel hasil pengolahan data pengukuran kinerja disetiap periode pengukuran. Tabel-tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 18 hingga Tabel 22. Nilai aktual untuk tenaga kerja di galangan kapal KPNDP dengan bobot sebesar 21 % mengalami penurunan. Pada tahun 2007 hingga 2009 nilai aktual yang dicapai untuk indikator tenaga kerja sebesar 85,71 % dan di tahun 2010 hingga 2011 mengalami penurunan tenaga kerja menjadi 83,33 %. Dengan demikian, skor aktual yang dicapai juga mengalami perubahan, yang semula mendapatkan skor 3 (tiga) di tahun 2007 hingga 2009 berubah turun di tahun 2010 hingga 2011 mendapatkan skor 2 (dua). Hal ini dikarenakan pemakaian tenaga kerja dan tenaga kerja yang tersedia berubah. Berdasarkan hasil pengukuran selama lima tahun terakhir menggunakan model OMAX untuk indikator tenaga kerja sudah baik, meskipun mengalami penurunan tenaga kerja. Jika dilihat

69 54 selisih antara pencapaian awal (skor 3) dengan pencapaian sasaran akhir (skor 10) adalah 15,238 %, maka indikator tenaga kerja ini hanya perlu sedikit ditingkatkan yaitu dengan menambahkan kembali tenaga kerja tetapi tenaga kerja yang ditambahkan merupakan tenaga kerja yang digunakan sepenuhnya untuk reparasi. Nilai aktual untuk indikator kinerja pemakaian mesin tertinggi dicapai pada tahun 2008 sebesar 45,88 % sedangkan terendah pada tahun 2011 sebesar 42,45 % dengan bobot indikator kinerja ini sebesar 14 %. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 jumlah produksi lebih banyak dibandingkan tahun-tahun lainnya, namun di tahun 2009 nilai persentasi pemakaian mesin tidak berbeda jauh dengan nilai pemakaian mesin di tahun 2008 yaitu sebesar 45,74 %. Nilai indikator kinerja pemakaian mesin dipengaruhi dengan jumlah produksi, semakin besar jumlah produksi maka persentasi pemakaian mesin semakin meningkat. Pada tahun 2008 dan 2009 pencapaian indikator kinerja ini mencapai skor yang sama yaitu skor 3, sedangkan di tahun 2007, 2010, dan 2011 hanya mencapai skor 2. Berdasarkan hasil pengukuran selama lima tahun terakhir, untuk pencapaian indikator kinerja pemakaian mesin masih belum digunakan secara maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh semakin menurunnya jumlah produksi. Pada tahun 2010 dan 2011 yaitu pada skor 2 dengan nilai masing-masing sebesar 42,87 % dan 42,45 %. Penurunan yang terjadi pada tahun 2011 dikarenakan pada tahun ini dilakukan perbaikan atau penimbunan landasan tarik (slipway) untuk memperkecil kemiringan slipway sehingga mempermudah proses penaikan dan penurunan. Oleh karena itu, dari 8 slipway yang dimiliki hanya 7 slipway yang aktif digunakan untuk pelayanan reparasi. Dengan demikian, mengakibatkan produksi juga menurun sehingga pemakaian mesinpun ikut menurun. Nilai pencapaian skor 3 untuk jam kerja aktual produksi pada tahun 2008 dan 2009 dengan nilai berturut-turut adalah 45,75 % dan 45,62 %. Nilai indikator yang memiliki bobot 14 % tersebut lebih besar daripada di tahun lainnya. Pada tahun 2007, 2010 dan 2011 skor yang dicapai untuk indikator jam kerja aktual adalah skor 2 dengan nilai yang dicapai berturut-turut sebesar 43,56 %, 42,74 %, dan 42,33 %. Sama halnya dengan indikator pemakaian mesin, indikator jam aktual produksi dipengaruhi oleh jumlah produksi.

70 55 Rendahnya nilai persentasi untuk indikator kinerja pemakaian mesin dan jam kerja aktual produksi dapat dipengaruhi oleh produksi, manajemen dan tenaga kerja. Dengan demikian, secara tidak langsung faktor tersebut dapat juga mempengaruhi produktivitas galangan kapal. Faktor-faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat teknologi yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP. Komponen-komponen teknologi yang berpengaruh seperti technoware, orgaware, infoware dan humanware. Penelitian yang telah dilakukan oleh Natapraja (2010) yang berjudul Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta, Muara Angke diperoleh hasil bahwa teknologi di galangan kapal tersebut berada pada level semi modern. Hal tersebut dikarenakan fasilitas yang digunakan oleh galangan kapal tersebut belum di dukung oleh fasilitas yang mutakhir yang dapat melancarkan kegiatan reparasi di galangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk peningkatan fasilitas tersebut dengan cara otomatisasi mesin-mesin yang digunakan dalam proses transformasi. Berdasarkan hasil pengukuran selama lima tahun terakhir, pencapaian untuk indikator jam kerja aktual produksi masih belum digunakan secara maksimal, karena nilai indikator tersebut masih jauh dari target realistis yang telah ditetapkan pada skor 10 yaitu sebesar 98,63 %. Solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan indikator jam kerja aktual, yaitu dengan memaksimalkan penggunaan tenaga kerja yang ada agar dapat mempercepat proses reparasi, sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi juga. Nilai pencapaian untuk indikator kinerja jam kerja efektif konstan berada pada skor 10 (sepuluh) dengan nilai sebesar 88,89 %. Bobot untuk indikator jam efektif adalah sebesar 21 %. Setiap tahun nilai indikator jam kerja efektif (operating time) tidak berubah, maka berdasarkan pada hasil pengukuran selama lima tahun terakhir untuk indikator kinerja jam kerja efektif sudah sangat baik. Nilai aktual untuk indikator kinerja ketidakhadiran karyawan dengan bobot 30 % mengalami perubahan. Pada tahun 2007 hingga 2011 nilai pencapaian ketidakhadiran karyawan sebesar 1,09 % dengan skor yang dicapai adalah skor 2. pada tahun 2010 hingga 2011 nilai pencapaian ketidakhadiran karyawan dengan skor yang dicapai adalah skor 3. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang

71 56 digunakan di galangan kapal KPNDP mengalami perubahan. Berdasarkan hasil pengukuran selama lima tahun terakhir untuk indikator ketidakhadiran karyawan sudah cukup baik, meskipun mengalami perubahan nilai pencapaian. Indikator ketidakhadiran karyawan sulit untuk ditingkatkan. Hal ini dikarenakan galangan kapal KPNDP masih menerapkan sistem penggunaan jatah cuti dalam satu bulan. Nilai ketidakhadiran karyawan sebanyak 84 hari dalam satu tahun. Nilai ini diperoleh dengan mewawancarai salah satu staf lapang tetap dan staf administrasi. Berdasarkan pada pengukuran yang telah dilakukan selama lima tahun terakhir dengan menggunakan model OMAX, diperoleh nilai pencapaian kinerja total serta persentasi peningkatan kriteria. Pencapaian kinerja total dan persentasi peningkatan kriteria disajikan pada Tabel 23. Tabel 23 Pencapaian kinerja total dengan menggunakan periode dasar dan periode sebelum Pencapaian Kinerja Total Indeks berdasarkan Indeks berdasarkan No Periode Sekarang Dasar Sebelum periode dasar (%) periode sebelum (%) Hasil pengukuran yang disajikan pada Tabel 23, nilai indeks terhadap periode dasar menunjukkan peningkatan kinerja galangan kapal KPNDP dilihat dari jumlah produksi reparasi kapal yang dilakukan di galangan ini pada masingmasing periode. Periode dasar yang digunakan yaitu 365, periode dasar ini digunakan sebagai pembanding atau acuan untuk pencarian indeks. Nilai indeks terhadap periode sebelum menunjukkan peningkatan kinerja galangan kapal KPNDP dengan melihat peningkatan jumlah produksi reparasi kapal antara tahun yang ditentukan dengan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, periode sebelumnya (tahun sebelumnya) digunakan sebagai pembanding untuk pencarian indeks. Berdasarkan Tabel 23, pencapaian kinerja total tertinggi pada periode dasar dicapai pada tahun 2008 dan 2009 dengan nilai kinerja total sebesar 447 dan terendah pada tahun 2010 dan 2011 dengan nilai kinerja total sebesar 408. Pada tahun 2008 dan 2009, indeks periode dasar yang dicapai sebesar 22,47 %. Hal ini terjadi kerena jumlah produksi kapal yang direparsi lebih banyak dibandingkan pada tahun 2007, 2010 dan 2011.

72 57 Nilai kinerja total tertinggi berdasarkan pada periode sebelum dicapai pada tahun 2008, meskipun peningkatan yang terjadi tidak begitu signifikan dibandingkan periode sebelumnya. Pada tahun 2008, indeks periode sebelum dicapai sebesar 3,47 %. Hal ini disebabkan kerena terjadi peningkatan jumlah produksi dari tahun 2007, dimana jumlah produksi pada tahun 2008 adalah sebesar 334 kapal sedangkan ditahun 2007 adalah sebesar 318 kapal. Bila dibandingkan dengan hasil pengukuran produktivitas galangan kapal UPT BTPI yang telah dilakukan oleh Putra (2012), dimana diperoleh untuk skor indikator kinerja pemakaian mesin dan jam kerja aktual produksi mencapai skor 0. Dengan demikian, secara keseluruhan kinerja yang dihasilkan oleh galangan kapal KPNDP sudah tergolong cukup produktif. Hal ini dikarenakan pada setiap periode pengukuran indikator kinerja banyak yang mencapai skor 3, bahkan ada yang stabil di skor 10. Skor 3 merupakan nilai rata-rata dari seluruh periode pengukuran. Masih ada indikator-indikator yang nilai pencapaiannya di bawah skor 3, bahkan mencapai skor 2 seperti di tahun 2007, 2010 dan 2011, tetapi tidak ada indikator yang mencapai nilai skor 0. Pencapaian kinerja total yang dicapai oleh galangan kapal KPNDP tidak menunjukkan perubahan yang signifikan setiap periodenya, atau bahkan dapat dikatakan stabil. Hal ini terlihat dari nilai indeks berdasarkan periode sebelumnya, hanya mengalami peningkatan indeks sebesar 3,47 % di tahun 2008 dan penurunan indeks di tahun 2010 sebesar 8,72 %. Semua indikator-indikator kinerja yang telah diukur, tentunya diharapkan dapat mencapai bahkan melebihi nilai rata-rata pengukuran, hal itu menunjukkan adanya peningkatan kerja yang lebih baik. Pada kenyataannya yang terjadi adalah sebagian besar nilai inikator-indikator kinerja yang telah diukur setiap periode mengalami fluktuatif, artinya indikator antara satu periode ke periode berikutnya dapat meningkat ataupun menurun. Hal ini menunjukkan bahwa upaya suatu perusahaan untuk memperbaiki kinerja masih belum maksimal, dan masih belum menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan hasil pengukuran, indikator-indikator yang memiliki nilai rendah (tidak melebihi skor 3) ialah pemakaian mesin dan jam kerja aktual produksi.

73 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Langkah Awal yang Dilakukan dalam Upaya Peningkatan Produktivitas pada Aktivitas Reparasi di Galangan Kapal KPNDP DKI Jakarta Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas pada aktivitas reparasi di galangan kapal KPNDP berturut-turut mulai dari yang paling berpengaruh adalah ketidakhadiran karyawan (30 %), pemakaian tenaga kerja (21 %), jam kerja efektif (21 %), jam kerja aktual produksi (14 %), dan pemakaian mesin (14 %). Menurut Iryanto (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas galangan kapal adalah desain, proses manufacturing dan sistem manajemen. Dari ketiga faktor tersebut yang mempengaruhi produktivitas di galangan kapal KPNDP adalah proses manufacturing seperti keterampilan pegawai, kecukupan pegawai serta pemakaian teknologi dengan fasilitas yang memadai dan sistem manajemen. Hal ini dikarenakan galangan kapal KPNDP hanya memberikan pelayanan reparasi. Jumlah ketidakhadiran karyawan memiliki bobot kepentingan paling tinggi diantara indikator kinerja lainnya. Hal ini dikarenakan masing-masing karyawan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Apabila satu orang saja tidak dapat hadir, maka tugas orang tersebut tidak dapat berjalan sehingga mengakibatkan kegiatan reparasi menjadi tertunda. Hal ini juga berdampak kepada jumlah produksi, dan pada akhirnya akan mengurangi produktivitas. Tenaga kerja yang bekerja di galangan kapal KPNDP saat ini berjumlah 18 orang. Tenaga kerja tersebut terdiri dari 3 orang staf kantor dan 15 orang staf lapang. Jumlah tenaga kerja lapang lebih banyak dibandingkan tenaga kerja kantor. Formasi tersebut merupakan formasi yang cocok untuk meningkatkan kinerja pemakaian tenaga kerja galangan kapal KPNDP, karena dengan lebih banyak jumlah tenaga kerja lapang akan membuat kegiatan reparasi lebih efisien. Jam kerja efektif (operating time) di galangan kapal KPNDP dalam satu hari adalah 8 jam. Jam kerja efektif ini berlaku untuk semua karyawan, baik itu karyawan staf kantor maupun karyawan staf lapang. Jam kerja efektif untuk galangan kapal KPNDP sudah cukup efektif, karena tidak adanya perbedaan jam efektif untuk staf kantor dan staf lapang. Indikator kinerja pemakaian mesin dan jam kerja aktual produksi memiliki bobot kepentingan paling rendah dibandingkan dengan indikator kinerja lainnya.

74 59 Hal ini disebabkan karena pengaruh kedua indikator ini tergantung pada indikator lainnya yaitu tenaga kerja, jumlah ketidakhadiran karyawan, serta jam kerja efektif. Indikator kinerja pemakaian mesin dipengaruhi oleh jumlah produksi kapal yang reparasi serta jumlah ketidakhadiran karyawan. Semakin banyak kapal yang direparasi dan semakin banyak kehadiran karyawan maka proses reparasi semakin cepat, karena setiap karyawan bekerja sesuai dengan tanggung jawab masing-masing dan tidak ada pekerjaan yang harus tertunda. Dengan demikian, pemakaian mesin dan kegiatan reparasi di galangan kapal KPNDP akan efisien, sehingga meningkatkan jumlah produksi, yang akhirnya meningkatkan produktivitas. Indikator kinerja jam kerja aktual produksi dipengaruhi oleh jumlah produksi kapal yang direparasi, tenaga kerja dan ketidakhadiran karyawan. Semakin banyak kapal yang direparasi, semakin banyak tenaga kerja yang dilibatkan serta semakin sedikit jumlah ketidakhadiran karyawan maka jam kerja aktual yang digunakan akan lebih efektif. Dengan demikian, perbandingan jam kerja aktual dengan working time akan semakin berkurang, dan akhirnya akan meningkatkan produktivitas dari pencapaian mula-mula. Berdasarkan hal-hal di atas, langkah awal yang harus dilakukan guna untuk meningkatkan produktivitas pada aktivitas reparasi galangan kapal KPNDP ialah dengan memperhatikan jumlah ketidakhadiran karyawan. Mengingat, indikator kinerja untuk ketidakhadiran karyawan memiliki nilai bobot kepentingan tertinggi, yaitu sebesar 30 %. Tetapi, indikator ini mampu mencapai skor 3 di saat jumlah karyawan sebanyak 21 orang, setelah mengalami penurunan tenaga kerja menjadi 18 orang, skor yang mampu dicapai adalah skor 2. Oleh karena itu, langkah awal yang harus dicapai adalah dengan menambahkan kembali tenaga kerja tetapi tenaga kerja yang ditambahkan merupakan tenaga kerja yang digunakan sepenuhnya untuk reparasi. Memberikan motivasi kepada karyawan, sehingga para karyawan semangat untuk bekerja keras. Serta, dapat memberikan pelatihan kepada seluruh karyawan lapang mengenai keterampilan atau kemampuan terkait dengan kegiatan reparasi. Pelatihan ini bertujuan agar para karyawan dapat saling mengisi dalam melakukan tugas reparasi, apabila suatu saat ada satu atau lebih

75 60 karyawan yang tidak dapat hadir, sehingga tidak akan ada kegiatan reparasi yang tertunda. Indikator-indikator kineja tersebut dapat dicapai secara maksimal, apabila pihak pemilik galangan kapal KPNDP memiliki kemauan serta komitmen untuk melakukan perbaikan pada indikator-indikator kinerja yang masih buruk. Selain itu, tetap mempertahankan nilai indikator yang telah mencapai target realistis, dan memperhatikan nilai indikator yang memiliki bobot kepentingan yang cukup besar. Hasil pengukuran kinerja selama 5 periode terakhir, diharapkan dapat memberikan suatu gambaran serta acuan dalam pencapaian kinerja perusahaan yang sebenarnya sesuai dengan data yang dimiliki galangan.

76 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil pengolahan serta analisis pada penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Kriteria indikator kinerja yang terdapat di galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta ialah kriteria efisiensi dengan indikator kinerja yang diukur yaitu tenaga kerja dan pemakaian mesin; kriteria efektifitas dengan indikator kinerja yang diukur yaitu jam kerja aktual produksi dan jam kerja efektif; kriteria inferensial dengan indikator kinerja yang diukur yaitu jumlah ketidakhadiran karyawan. Nilai rata-rata dari setiap indikator kinerja yang dihitung pada tahun 2007 hingga 2011 berturut-turut yaitu 84,76 %; 44,12 %; 44,00 %; 88,89 %; 1,17 %. 2) Produktivitas galangan kapal KPNDP sudah tergolong cukup produktif. Hal ini dikarenakan pada setiap periode pengukuran indikator kinerja banyak yang mencapai skor 3, bahkan ada yang stabil di skor 10. Secara umum pencapaian kinerja total yang dicapai oleh galangan kapal KPNDP tidak menunjukkan perubahan yang signifikan setiap periodenya, atau bahkan dapat dikatakan stabil. Hal ini terlihat dari nilai indeks berdasarkan periode sebelumnya, hanya mengalami peningkatan indeks sebesar 3,47% di tahun 2008 dan penurunan indeks di tahun 2010 sebesar 8,72 %. 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas pada aktivitas reparasi di galangan kapal KPNDP berturut-turut mulai dari yang paling berpengaruh adalah ketidakhadiran karyawan, pemakaian mesin, jam kerja efektif, jam kerja aktual produksi, dan pemakaian tenaga kerja. 4) Langkah awal yang harus dilakukan guna untuk meningkatkan produktivitas pada aktivitas reparasi galangan kapal KPNDP ialah dengan memperhatikan jumlah ketidakhadiran karyawan. Mengingat, indikator kinerja untuk ketidakhadiran karyawan memiliki nilai bobot kepentingan tertinggi, yaitu sebesar 30 %.

77 Saran Ada pun saran-saran yang dapat disampaikan dalam hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1) Secara umum pencapaian kinerja untuk seluruh indikator yang diukur sudah terbilang cukup baik. Predikat cukup baik yang telah dicapai oleh galangan kapal KPNDP masih perlu dilakukan peningkatan agar target yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Mengingat selisih antara target yang ingin dicapai (skor 10) dengan keadaan yang sebenarnya (skor 3) masih cukup jauh. 2) Meningkatkan daya saing antar galangan, yaitu dengan mendorong terus perusahaan untuk meningkatkan kinerja. Peningkatan kinerja tersebut dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi dan mempertimbangkan penyebabpenyebab terjadinya penurunan kinerja serta melakukan perbaikan-perbaikan yang tepat namun tidak mengganggu proses produksi. 3) Melakukan peningkatan tenaga kerja dengan memberikan pelatihan atau kemampuan terkait dengan reparasi, memberikan motivasi yang baik kepada karyawan sehingga para karyawan bersemangat dalam bekerja, serta meningkatkan kedisiplinan karyawan. Memperbaiki dan menambahkan perlatan untuk reparasi, sehingga dapat mempercepat proses produksi.

78 DAFTAR PUSTAKA Anonim Objective Matrix (OMAX). [11 Oktober 2011]. Chrismianto, D Studi Penelitian Produktivitas pada Pekerjaan di Departemen Fabrikasi Lambung Deviasi Kapal Niaga PT.PAL Indonesia [Skripsi]. Surabaya : Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Harian Umum Neraca Fadel Usul Restrukturisasi 250 kapal di [11 Oktober 2011]. [ILO] International Labor Office Penelitian Kerja dan Produktivitas. Jakarta : Erlangga. Iryanto, D Analisa Daya Saing Galangan Menggunakan New Compensated Gross Tonnage (CGT) Studi Kasus di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya [Skripsi]. Surabaya : Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [KKP] Kementrian Kelautan dan Prikanan DKP Segera Restruksi Armada Perikanan Nasional. [11 Oktober 2011]. [KPNDP DKI Jakarta] Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta Laporan Bulanan Kegiatan Reparasi Kapal. [KPNDP DKI Jakarta] Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta Laporan Bulanan Kegiatan Reparasi Kapal. [KPNDP DKI Jakarta] Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta Laporan Bulanan Kegiatan Reparasi Kapal. [KPNDP DKI Jakarta] Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta Laporan Bulanan Kegiatan Reparasi Kapal. [KPNDP DKI Jakarta] Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta Laporan Bulanan Kegiatan Reparasi Kapal. Kurniawati, VR Srategi Pengembangan Industri Galangan Kapal Tradisional dalam Mendukung Pengembangan Industri Perikanan Tangkap di Indonesia. New Paradigm In Marine Fisheries. Jilid 1 : Mahendra, MK Peningkatan Produktivitas Galangan Kapal Menggunakan Model OMAX (Studi Kasus: di PT. BEN SANTOSA Surabaya) [Skripsi]. Surabaya : Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Natapraja, MA Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta Di Muara Angke [Skripsi]. Bogor : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Pulungan, P Suatu Studi Tentang Galangan dan Dok NV Menara Trading Coy di Tegal [Skripsi]. Bogor : Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, IPB.

79 64 Putra, PP Peningkatan Produktivitas Pada Aktivitas Reparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI, Muara Angke, Jakarta Menggunakan Model Objective Matrix (OMAX) [Skripsi]. Bogor : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Ravianti, J Orientasi Produktivitas dan Ekonomi Jepang. Jakarta : SIUP. Sinungan, M Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta : Bumi Aksara. Storch RL, Hammon CP, Bunch HM, dan Moore RC Ship Production. Maryland : Cornel Marinme Express. Summanth David J, PhD Productivity Engineering and Management. New york : Mc Graw-Hill Book Company. Sunarto Metode Analisa Produktivitas dan Kemampuan Bersaing Galangan Indonesia di Era Global [Skripsi]. Surabaya : Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS. [UPT BTPI] Unit Pelaksanaan Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan Produktivitas Dok di Lingkungan UPT BTPI Muara Jakarta. [UPT BTPI] Unit Pelaksanaan Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan Produktivitas Dok di Lingkungan UPT BTPI Muara Jakarta. [UPT BTPI] Unit Pelaksanaan Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan Produktivitas Dok di Lingkungan UPT BTPI Muara Jakarta. [UPT BTPI] Unit Pelaksanaan Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan Produktivitas Dok di Lingkungan UPT BTPI Muara Jakarta. [UPT BTPI] Unit Pelaksanaan Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan Produktivitas Dok di Lingkungan UPT BTPI Muara Jakarta. Widjaja, S Diktat Kuliah : Manajemen Produksi Untuk Industri Perkapalan. Surabaya : Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS.

80 LAMPIRAN

81 66 Lampiran 1 Kuesioner penentuan sasaran KUESIONER PENENTUAN SASARAN Kuesioner lanjutan untuk keperluan : Penelitian dalam mengukur tingkat produktivitas dari variable-variabel yang berpengaruh dalam proses produksi dengan pendekatan model OMAX di galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan Tangkap (KPNDP), Muara Angke, Jakarta. I. Petunjuk Umum 1) Daftar pertanyaan di bawah ini dipergunakan untuk suatu penelitian guna mengukur tingkat produktivitas dari variabel-variabel yang berpengaruh dalam proses produksi. 2) Pada hakekatnya kuesioner ini diajukan kepada para pembuat keputusan agar dapat meminimasi kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan. 3) Dalam pengisian kuesioner ini dimohon agar Bapak dapat mengisi kuesioner ini selengkap-lengkapnya. 4) Atas perhatian dan bantuan Bapak yang sangat berharga, kami ucapkan terimakasih. II. Daftar Pertanyaan Umum 1) Nama pengisi : 2) Jabatan pengisi : III. Petunjuk Pengisian Umum 1) Kuesioner ini digunakan untuk melihat seberapa besar sasaran (kemajuan) yang dapat dicapai dari tiap-tiap kriteria produksi dengan melihat kendalakendala yang ada. 2) Sasaran disini merupakan suatu target realistis yang dapat dicapai dengan sumber serta sistem yang ada sekarang dalam jangka waktu yang masih diprediksikan. Oleh karena itu, target atau sasaran yang diambil harus merupakan gambaran yang realistis, tetapi perlu dipertimbangkan pula faktor-faktor yang masuk akal.

82 66 3) Besarnya target (sasaran) yang dapat dicapai dari masing-masing variabel ini ditetapkan untuk periode/waktu yang ditetapkan. 4) Nilai sasaran akan diletakkan pada skor 10, yang akan digunakan sebagai prestasi tertinggi yang dapat dicapai. IV. Kuesioner penentuan besarnya sasaran (target yang dapat dicapai untuk tiaptiap kriteria produktivitas). 1) Kriteria yang masuk ke dalam kategori efisiensi, adalah : No. Kriteria Satuan Sasaran Pemakaian mesin Pemakaian tenaga kerja % % 2) Kriteria yang masuk ke dalam kategori efektifitas, adalah : No. Kriteria Satuan Sasaran Jam kerja aktual Jam kerja efektif % % 3) Kriteria yang masuk ke dalam kategori inferensia, adalah : No. Kriteria Satuan Sasaran 1. Jumlah ketidakhadiran % Catatan : Apabila ada penambahan-penambahan, dapat digunakan halaman samping. Terimakasih atas bantuan Bapak yang sangat berharga.

83 67 Lampiran 2 Kuesioner penentuan pembobotan KUESIONER PENENTUAN PEMBOBOTAN Kuesioner lanjutan untuk keperluan : Penelitian dalam mengukur tingkat produktivitas dari variable-variabel yang berpengaruh dalam proses produksi dengan pendekatan model OMAX di galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan Tangkap (KPNDP), Muara Angke, Jakarta. I. Petunjuk Umum 1) Daftar pertanyaan di bawah ini dipergunakan untuk suatu penelitian guna mengukur tingkat produktivitas dari variabel-variabel yang berpengaruh dalam proses produksi. 2) Pada hakekatnya kuesioner ini diajukan kepada para pembuat keputusan agar dapat meminimasi kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan. 3) Dalam pengisian kuesioner ini dimohon agar Bapak dapat mengisi kuesioner ini selengkap-lengkapnya. 4) Atas perhatian dan bantuan Bapak yang sangat berharga, kami ucapkan terimakasih. II. Daftar Pertanyaan Umum 1) Nama pengisi : 2) Jabatan pengisi : III. Petunjuk Pengisian Umum 1) Kuesioner ini digunakan untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria produktivitas yang ada. 2) Penentuan pembobotan berguna, karena tiap-tiap kriteria yang telah ditetapkan mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tingkat produktivitas yang diukur. Untuk itu perlu dicantumkan bobot yang menyatakan derajat kepentingan (dinyatakan dengan porsen) untuk tiap-tiap

84 68 kriteria yang menunjukkan pengaruh relatif terhadap produktivitas unit kerja yang diukur. 3) Jumlah seluruh bobot dari masing-masing kriteria produktivitas berjumlah 100%. 4) Untuk mempermudah pembobotan ini, dapat dilakukan dengan memulai pembobotan ini dengan membagi 100 % untuk prosentase efisiensi, efektivitas, dan inferensial. Misalnya : Efisiensi : A 35% Efektivitas : B 35% Inferensial : C 30% Total 100% Dari prosentase efisiensi, efektivitas, dan inferensial di atas, kemudian dibagi lagi pembobotannya sesuai dengan jumlah dan kepentingan kriteria yang termasuk didalamnya, misalnya : a. Kriteria yang termasuk dalam efisiensi - Pemakaian mesin : a3 60% - Pemakaian tenaga kerja : a4 40% Total : 100% b. Kriteria yang termasuk dalam efektivitas - Jam kerja aktual : b1 40% - Jam kerja efektif : b2 60% Total : 100% c. Kriteria yang termasuk dalam inferensial - Jumlah ketidakhadiran : c 100% Total : 100% IV. Kuesioner penentuan bobot. Kriteria Utama Bobot Efisiensi Efektivitas Inferensial Total

85 69 1) Kriteria yang masuk ke dalam kategori efisiensi, adalah : No. Kriteria Satuan Bobot (%) Pemakaian mesin Pemakaian tenaga kerja % % Total 2) Kriteria yang masuk ke dalam kategori efektifitas, adalah : No. Kriteria Satuan Bobot (%) Jam kerja aktual Jam kerja efektif % % Total 3) Kriteria yang masuk ke dalam kategori inferensia, adalah : No. Kriteria Satuan Bobot (%) 1. Jumlah ketidakhadiran % Total Catatan : Apabila ada penambahan-penambahan, dapat digunakan halaman samping. Terimakasih atas bantuan Bapak yang sangat berharga.

86 70 Lampiran 3 Dokumentasi Mesin tarik (winch) tipe yanmar UTDGEC 4 silinder 52 PK Slipway Sling Loper Lori Gudang penyimpanan barang Sumber : Data primer 2011

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Secara Umum Pengertian produktivitas

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Secara Umum Pengertian produktivitas 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Secara Umum 2.1.1 Pengertian produktivitas Produktivitas dapat diartikan sebagai campuran (compound) dari produksi dan aktivitas, dimana daya produksi menjadi penyebabnya

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan atau sebagian sumberdaya (input) yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA AKTIVITAS REPARASI DI DOK PEMBINAAN UPT BTPI, MUARA ANGKE, JAKARTA MENGGUNAKAN MODEL OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA AKTIVITAS REPARASI DI DOK PEMBINAAN UPT BTPI, MUARA ANGKE, JAKARTA MENGGUNAKAN MODEL OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA AKTIVITAS REPARASI DI DOK PEMBINAAN UPT BTPI, MUARA ANGKE, JAKARTA MENGGUNAKAN MODEL OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PRAMUDYA PRATAMA PUTRA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 35 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kriteria Produktivitas dan Indikator Kinerja Kriteria-kriteria yang akan diukur meliputi kriteria efisiensi, kriteria efektivitas, dan kriteria inferensial. Kriteria efisiensi

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 40 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kriteria Produktivitas dan Indikator Kinerja Pengukuran dengan model OMAX (Objective Matrix) menggabungkan kriteria-kriteria produktivitas galangan ke dalam suatu bentuk yang

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.3 Pengumpulan Data

3 METODOLOGI. 3.3 Pengumpulan Data 20 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli - September 2011 di Dok Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan (UPT BTPI), Muara Angke, Jakarta.

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta lokasi penelitian

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta lokasi penelitian 22 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data di lapangan dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai dengan Maret 2012. Lokasi pengambilan data dilaksanakan di galangan kapal Koperasi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner penentuan sasaran KUESIONER PENENTUAN SASARAN

Lampiran 1 Kuesioner penentuan sasaran KUESIONER PENENTUAN SASARAN LAMPIRAN 66 Lampiran 1 Kuesioner penentuan sasaran KUESIONER PENENTUAN SASARAN Kuesioner lanjutan untuk keperluan : Penelitian dalam mengukur tingkat produktivitas dari variable-variabel yang berpengaruh

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI DOK PEMBINAAN UPT BTPI MUARA ANGKE JAKARTA ACHMAD FAUZAN

PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI DOK PEMBINAAN UPT BTPI MUARA ANGKE JAKARTA ACHMAD FAUZAN PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI DOK PEMBINAAN UPT BTPI MUARA ANGKE JAKARTA ACHMAD FAUZAN MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM GALANGAN

4 KEADAAN UMUM GALANGAN 4 KEADAAN UMUM GALANGAN 4.1 Produktivitas Galangan Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) merupakan galangan kapal yang terletak di komplek Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke

Lebih terperinci

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja organisasi total, yaitu kemampuan memperoleh keuntungan Tanpa

Lebih terperinci

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective

Lebih terperinci

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ALAT PENANGKAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA BARAT FIFIANA ALAM SARI SKRIPSI

KARAKTERISASI ALAT PENANGKAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA BARAT FIFIANA ALAM SARI SKRIPSI KARAKTERISASI ALAT PENANGKAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA BARAT FIFIANA ALAM SARI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISA PENCAPAIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENGGUNAAN MESIN LAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL OMAX DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

ANALISA PENCAPAIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENGGUNAAN MESIN LAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL OMAX DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA ANALISA PENCAPAIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENGGUNAAN MESIN LAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL OMAX DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA Alifatul Fitriyah S1Pendidikan Teknik Mesin Produksi, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR SKRIPSI. Oleh: ALFIANA AFIFI NIM:

ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR SKRIPSI. Oleh: ALFIANA AFIFI NIM: ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR SKRIPSI Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Lebih terperinci

SIMULASI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG MADURA ARIYANTO

SIMULASI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG MADURA ARIYANTO SIMULASI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG MADURA ARIYANTO DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 SIMULASI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG

Lebih terperinci

MODEL BIONOMI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN BAWAL PUTIH DI PERAIRAN PANGANDARAN JAWA BARAT

MODEL BIONOMI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN BAWAL PUTIH DI PERAIRAN PANGANDARAN JAWA BARAT MODEL BIONOMI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN BAWAL PUTIH DI PERAIRAN PANGANDARAN JAWA BARAT JEANNY FRANSISCA SIMBOLON SKRIPSI PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL UD. SEMANGAT UNTUNG DI DESA TANAH BERU, BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN

TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL UD. SEMANGAT UNTUNG DI DESA TANAH BERU, BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL UD. SEMANGAT UNTUNG DI DESA TANAH BERU, BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN ANISA FATHIR RAHMAN MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Menurut Gasperz V (2000), produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio

Lebih terperinci

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas TEKNIK ANALISA LAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS SUMMANTH & OBJECTIVE MATRIX (OMAX) GUNA MENUNJANG PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL PRIBADIYONO Simposium Riset Ekonomi II TEKNIK

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM GALANGAN

4 KEADAAN UMUM GALANGAN 28 4 KEADAAN UMUM GALANGAN Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) terletak di Jalan Mandala Bahari No.1 Muara Angke, Jakarta Utara. Galangan kapal KPNDP berada satu wilayah komplek

Lebih terperinci

STUDI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SUBKONTRAKTOR PADA PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT.ADILUHUNG SARANA SEGARA INDONESIA

STUDI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SUBKONTRAKTOR PADA PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT.ADILUHUNG SARANA SEGARA INDONESIA STUDI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SUBKONTRAKTOR PADA PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT.ADILUHUNG SARANA SEGARA INDONESIA Donny Pratama Putra 1, Minto Basuki 2, Soejitno 3 Jurusan Teknik Perkapalan,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 26 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Produktivitas Galangan Dok Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan (UPT BTPI) memiliki fungsi sebagai tempat membangun, merawat, dan memperbaiki

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H14102092 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

STABILITAS STATIS KAPAL PURSE SEINE SEMANGAT BARU BUATAN GALANGAN KAPAL PULAU TIDUNG

STABILITAS STATIS KAPAL PURSE SEINE SEMANGAT BARU BUATAN GALANGAN KAPAL PULAU TIDUNG 1 STABILITAS STATIS KAPAL PURSE SEINE SEMANGAT BARU BUATAN GALANGAN KAPAL PULAU TIDUNG MEIDA SAPTUNAWATI SKRIPSI MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI

PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) * Reka Integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE

Lebih terperinci

Analisis Peningkatan Produktivitas Di Lantai Produksi dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) *

Analisis Peningkatan Produktivitas Di Lantai Produksi dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) * Reka Integra ISSN 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Analisis Peningkatan tivitas Di Lantai si dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

Lebih terperinci

SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA

SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX ABSTRAK

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX ABSTRAK PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX Riani Nurdin, Yasrin Zabidi Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kajian literatur induktif dan deduktif. Kajian induktif adalah kajian yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari penelitian - penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Metode Penilitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PRIMER DENGAN METODE KLOROFIL-a DI PERAIRAN BELAWAN SUMATERA UTARA AMANDA PARAMITHA

PRODUKTIVITAS PRIMER DENGAN METODE KLOROFIL-a DI PERAIRAN BELAWAN SUMATERA UTARA AMANDA PARAMITHA PRODUKTIVITAS PRIMER DENGAN METODE KLOROFIL-a DI PERAIRAN BELAWAN SUMATERA UTARA SKRIPSI AMANDA PARAMITHA 090302048 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

TEKNO-EKONOMI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL RAKYAT DI DESA GEBANG, CIREBON, JAWA BARAT

TEKNO-EKONOMI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL RAKYAT DI DESA GEBANG, CIREBON, JAWA BARAT TEKNO-EKONOMI PEMBANGUNAN KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL RAKYAT DI DESA GEBANG, CIREBON, JAWA BARAT Oleh : DEWI AYUNINGSARI C54103050 SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas 2.1.1 Definisi Produktivitas Produktivitas menurut Sinungan (2005) diartikan sebagai perbandingan antara nilai yang dihasilkan suatu kegiatan terhadap nilai semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun 1810. Inti konsep

Lebih terperinci

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS Dengan

Lebih terperinci

BAB II. STUDI PUSTAKA

BAB II. STUDI PUSTAKA BAB II. STUDI PUSTAKA Industri galangan kapal dewasa ini memiliki perkembangan yang masih jauh dari potensi, kapasitas, kebutuhan dan upaya memajukan teknologinya. Hal ini tergambar dari kenyataan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

APLIKASI PERHITUNGAN HIDROSTATIS KAPAL IKAN BERBASIS VISUAL BASIC ARISTA HADI PRATAMA SKRIPSI

APLIKASI PERHITUNGAN HIDROSTATIS KAPAL IKAN BERBASIS VISUAL BASIC ARISTA HADI PRATAMA SKRIPSI APLIKASI PERHITUNGAN HIDROSTATIS KAPAL IKAN BERBASIS VISUAL BASIC ARISTA HADI PRATAMA SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

UJI TAHANAN GERAK MODEL PERAHU KATIR PALABUHANRATU GALIH ARIEF SAKSONO SKRIPSI

UJI TAHANAN GERAK MODEL PERAHU KATIR PALABUHANRATU GALIH ARIEF SAKSONO SKRIPSI UJI TAHANAN GERAK MODEL PERAHU KATIR PALABUHANRATU GALIH ARIEF SAKSONO SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA PT HAMSON INDONESIA INCREASING THE PRODUCTIVITY AT PT HAMSON INDONESIA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA PT HAMSON INDONESIA INCREASING THE PRODUCTIVITY AT PT HAMSON INDONESIA Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA PT HAMSON INDONESIA INCREASING THE PRODUCTIVITY AT PT HAMSON INDONESIA Arnolt K. Pakpahan 1, Didien Suhardini 2, Prabowo Ehsy 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG

KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG KAJIAN AKTIVITAS DAN KAPASITAS FASILITAS FUNGSIONAL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KRONJO, TANGERANG Oleh : Harry Priyaza C54103007 DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

Analisa Rantai Pasok Material Pada Kawasan Industri Maritim Terhadap Produktivitas Industri Perkapalan

Analisa Rantai Pasok Material Pada Kawasan Industri Maritim Terhadap Produktivitas Industri Perkapalan Analisa Rantai Pasok Material Pada Kawasan Industri Maritim Terhadap Produktivitas Industri Perkapalan Materials Supply Chain Analysis In The Maritime Industrial Estate On The Productivity Of Shipbuilding

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX 215 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX R.Bagus Yosan (1), Muhammad Kholil (2), Purwanto (3) 1,2,3 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Jakarta Jl. Meruya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian secara sistematik, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. 3.1 Tempat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 29-38

BULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 29-38 BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 29-38 ANALISIS PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI PADA GALANGAN KAPAL DI SEKITAR PPI MUARA ANGKE (The Analysis of Shipyard s Technology Level

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ARUS TERHADAP DINAMIKA JARING KEJER PADA PERCOBAAN DI FLUME TANK

PENGARUH KECEPATAN ARUS TERHADAP DINAMIKA JARING KEJER PADA PERCOBAAN DI FLUME TANK PENGARUH KECEPATAN ARUS TERHADAP DINAMIKA JARING KEJER PADA PERCOBAAN DI FLUME TANK SINGGIH PRIHADI AJI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Definisi Produktivitas Definisi secara umum pengertian produktivitas adalah perbandingan masukan dan keluaran. Masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA 4.1 GambaranUmumPerusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan PT. XYZ adalah suatu perusahaan manufactur pembuatan resin paper dan textile. Berdasarkan filosofi manajemen kepuasan pelangan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas Dewasa ini kesadaran akan perlunya peningkatan produktivitas semakin meningkat, karena adanya suatu keyakinan bahwa perbaikan produktivitas akan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H

ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE 1984-2003 (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H14102061 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

KAJIAN SANITASI DI TEMPAT PENDARATAN DAN PELELANGAN IKAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA ANGKE SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS IKAN DIDARATKAN

KAJIAN SANITASI DI TEMPAT PENDARATAN DAN PELELANGAN IKAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA ANGKE SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS IKAN DIDARATKAN KAJIAN SANITASI DI TEMPAT PENDARATAN DAN PELELANGAN IKAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA ANGKE SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS IKAN DIDARATKAN VARENNA FAUBIANY SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

PENAMBAHAN RUMPON UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANGKAPAN KELONG TANCAP DI DAERAH KAWAL, KABUPATEN TANJUNGPINANG, KEPULAUAN RIAU

PENAMBAHAN RUMPON UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANGKAPAN KELONG TANCAP DI DAERAH KAWAL, KABUPATEN TANJUNGPINANG, KEPULAUAN RIAU PENAMBAHAN RUMPON UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANGKAPAN KELONG TANCAP DI DAERAH KAWAL, KABUPATEN TANJUNGPINANG, KEPULAUAN RIAU DAVID OCTAVIANUS SIAHAAN SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN Oleh : MAYA RESMAYANTY C44101004 PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL TANGKAPAN UTAMA DAN SAMPINGAN PADA ALAT TANGKAP DOGOL DI GEBANG MEKAR, KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT ISTRIANA RACHMAWATI

ANALISIS HASIL TANGKAPAN UTAMA DAN SAMPINGAN PADA ALAT TANGKAP DOGOL DI GEBANG MEKAR, KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT ISTRIANA RACHMAWATI ANALISIS HASIL TANGKAPAN UTAMA DAN SAMPINGAN PADA ALAT TANGKAP DOGOL DI GEBANG MEKAR, KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT ISTRIANA RACHMAWATI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor)

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) SKRIPSI FAJAR MUTAQIEN PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Y U S T O M

ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Y U S T O M ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Y U S T O M SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS Dengan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPP SUNGAILIAT, BANGKA

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPP SUNGAILIAT, BANGKA OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPP SUNGAILIAT, BANGKA DODY SIHONO SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-331 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA 1 TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA Oleh : SAMSU RIZAL HAMIDI PANGGABEAN C54104008 Skripsi Sebagai salah

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT

PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Mutu (Quality Control) 2.1.1. Pengertian pengendalian mutu (quality control) Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control) yang berkembang di Indonesia

Lebih terperinci

MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT

MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT Haryadi Sarjono 1 ABSTRACT Objective of this research is to find model which measure productivity. That measuring uses a ratio

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Oleh : MOCHAMAD ROMADHANI NBI : 411306085 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA OLEH ANINDITO AJIRESWARA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA OLEH ANINDITO AJIRESWARA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA OLEH ANINDITO AJIRESWARA H14050754 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX)

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX) Petunjuk Sitasi: Azlia, W., Arifianto, E. Y., & Noegroho, I. (2017). Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F258-264).

Lebih terperinci

PELUANG EKSPOR TUNA SEGAR DARI PPI PUGER (TINJAUAN ASPEK KUALITAS DAN AKSESIBILITAS PASAR) AGUSTIN ROSS SKRIPSI

PELUANG EKSPOR TUNA SEGAR DARI PPI PUGER (TINJAUAN ASPEK KUALITAS DAN AKSESIBILITAS PASAR) AGUSTIN ROSS SKRIPSI PELUANG EKSPOR TUNA SEGAR DARI PPI PUGER (TINJAUAN ASPEK KUALITAS DAN AKSESIBILITAS PASAR) AGUSTIN ROSS SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM Disusun oleh : TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DELFANDI PUTERA

Lebih terperinci

SISTEM PEMASARAN HASIL PERIKANAN DAN KEMISKINAN NELAYAN (Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara)

SISTEM PEMASARAN HASIL PERIKANAN DAN KEMISKINAN NELAYAN (Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara) SISTEM PEMASARAN HASIL PERIKANAN DAN KEMISKINAN NELAYAN (Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara) SKRIPSI WINDI LISTIANINGSIH PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia industri sangat ketat, khususnya dalam industri sepatu, hanya perusahaan yang memiliki sistem distribusi dan produksi yang baik

Lebih terperinci

ALBACORE ISSN Volume I, No 2, Juni 2017 Hal

ALBACORE ISSN Volume I, No 2, Juni 2017 Hal ALBACORE ISSN 2549-1326 Volume I, No 2, Juni 2017 Hal 153-161 PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA GALANGAN KAPAL KPNDP DKI JAKARTA The Application of Balanced Scorecard

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN

PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN Rina Fiati 1) 1) Teknik Informatika UMK Jl Gondang Manis Bae Kudus Email : rfiati003@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA RYANI MUTIARA HARDY PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI

Lebih terperinci

EFISIENSI TEKNIS UNIT PENANGKAPAN MUROAMI DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGANNYA DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU

EFISIENSI TEKNIS UNIT PENANGKAPAN MUROAMI DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGANNYA DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU EFISIENSI TEKNIS UNIT PENANGKAPAN MUROAMI DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGANNYA DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU PUSPITA SKRIPSI PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

Analisis Produktivitas dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di PT. X

Analisis Produktivitas dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di PT. X Analisis Produktivitas dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di PT. X Fitri Agustina 1 dan Nina Aris Riana Program Studi Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO. BOX. 02 Telp:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan-galangan Kapal di Surabaya Dicky Hari Traymansah,

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

PERAN BPR KURNIA SEWON DALAM PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PER SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN BANTUL

PERAN BPR KURNIA SEWON DALAM PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PER SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN BANTUL PERAN BPR KURNIA SEWON DALAM PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PER SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN BANTUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Ahli

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PERIKANAN TONDA DI PADANG SUMATERA BARAT THOMAS ROMANO PUTRA SKRIPSI

ANALISIS USAHA PERIKANAN TONDA DI PADANG SUMATERA BARAT THOMAS ROMANO PUTRA SKRIPSI ANALISIS USAHA PERIKANAN TONDA DI PADANG SUMATERA BARAT THOMAS ROMANO PUTRA SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT NURUL YUNIYANTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH oleh ERLIYANA DEVITASARI M0111029 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP WAKTU PINGSAN DAN PULIH IKAN PATIN IRVAN HIDAYAT SKRIPSI

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP WAKTU PINGSAN DAN PULIH IKAN PATIN IRVAN HIDAYAT SKRIPSI i PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP WAKTU PINGSAN DAN PULIH IKAN PATIN IRVAN HIDAYAT SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. King Manufacture merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur mold & dies. Adapun strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk meresponi permintaan

Lebih terperinci

ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA

ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS ENERGI DAN EKSERGI PADA PRODUKSI BIODIESEL BERBAHAN BAKU CPO (Crude Palm oil) RISWANTI SIGALINGGING

ANALISIS ENERGI DAN EKSERGI PADA PRODUKSI BIODIESEL BERBAHAN BAKU CPO (Crude Palm oil) RISWANTI SIGALINGGING ANALISIS ENERGI DAN EKSERGI PADA PRODUKSI BIODIESEL BERBAHAN BAKU CPO (Crude Palm oil) RISWANTI SIGALINGGING SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS SKRIPSI

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS SKRIPSI RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS SKRIPSI OLEH : ANTHONI LUMBANTOBING PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014 RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERBASIS MODEL OBJECTIVE MATRIX ( OMAX ) PADA PRODUKSI PLASTIK CV. ISKASARI JAYA WARU - SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERBASIS MODEL OBJECTIVE MATRIX ( OMAX ) PADA PRODUKSI PLASTIK CV. ISKASARI JAYA WARU - SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERBASIS MODEL OBJECTIVE MATRIX ( OMAX ) PADA PRODUKSI PLASTIK CV. ISKASARI JAYA WARU - SIDOARJO SKRIPSI Disusun Oleh : AGUSTINA FATMAWATI 0942010051 YAYASAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

PROPORSI HASIL TANGKAP SAMPINGAN JARING ARAD (MINI TRAWL) YANG BERBASIS DI PESISIR UTARA, KOTA CIREBON. Oleh: Asep Khaerudin C

PROPORSI HASIL TANGKAP SAMPINGAN JARING ARAD (MINI TRAWL) YANG BERBASIS DI PESISIR UTARA, KOTA CIREBON. Oleh: Asep Khaerudin C PROPORSI HASIL TANGKAP SAMPINGAN JARING ARAD (MINI TRAWL) YANG BERBASIS DI PESISIR UTARA, KOTA CIREBON Oleh: Asep Khaerudin C54102009 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci