ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA Fitri Susianti Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480 fitrie_girl88@yahoo.com ABSTRACT PD Impressa Mulia is a company that produces carton based display goods. To be able to compete with other competitors the company plans to save by using aggregate planning currently in process in the company. With aggregate methods companies can use the most optimum type of manufacturing process planning. In addition, in order to provide products on the market with the right amount, it can use historical estimates from data collected. Thus, production can be controlled so as not to exceed or far below demand. For this reason, this article discusses object oriented analysis and design using the modeling language Unified Modeling Language (UML). Keywords: Object Oriented Analysis and Design, Aggregate, Forecasting ABSTRAK PD Impressa Mulia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur display barang yang berbahan dasar karton. Untuk dapat bersaing dengan kompetitor lain yang ada, maka di dalam perusahaan akan dilakukan penghematan dalam menyusun perencanaan agregat yang berjalan di perusahaan. Dengan metode agregat perusahaan dapat menggunakan jenis perencanaan yang paling optimal dalam proses produksinya. Selain itu, untuk dapat menyediakan produk di pasaran dengan jumlah yang sesuai dapat menggunakan peramalan dari data historis yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian, produksi dapat dikontrol agar tidak sampai membludak atau sebaliknya produk sulit ditemukan di pasar. Untuk itulah, realisasinya akan dilakukan dengan analisis desain dan perancangan dengan menggunakan bahasa pemodelan Unified Modelling Language (UML) yang berorientasi obyek (Object Oriented Analysis and Desain). Kata kunci: Object Oriented Analysis and Design, Agregat, Peramalan 8 INASEA, Vol. 11 No.1, April 2010: 8-15
PENDAHULUAN Latar Belakang Konsumen semakin selektif dalam memilih produk yang diinginkannya. Untuk itulah, pihak perusahaan harus dapat terus memberikan yang terbaik bagi para konsumennya. Pabrik manufaktur harus memperhatikan kualitas dari produk yang dihasilkannya apakah sudah sesuai dengan keinginan konsumennya. PD IMP juga perlu untuk menyiapkan produk-produknya agar selalu tersedia dan siap untuk dijual ke pasaran. Untuk itu, PD IMP akan memperhitungkan kapan waktu yang tepat untuk pemesanan bahan baku, berapa jumlah yang perlu diproduksi, dan memperhitungkan safety stock apabila terdapat pembelian yang belum sempat diperkirakan. Kadang kala ada saat dimana jumlah produksi melebihi jumlah permintaan aktual atau terkadang belum mencukupi permintaan aktual. Untuk itu, perlu dilakukan metode peramalan (forecasting) guna mendapatkan jumlah produksi yang kurang lebih mampu memenuhi permintaan aktual pasar. Untuk tahap perencanaan produksi ini, dapat menggunakan metode penjadwalan produksi (Master Production Schedule) dan juga perencanaan kebutuhan material (Material Requirement Planning). Dewasa ini, kebutuhan akan teknologi informasi seakan-akan menjadi kebutuhan yang terhitung kategori utama. Perkembangan dunia kerja banyak dimotori oleh kemajuan di bidang teknologi informasi. Untuk meningkatkan kinerja dan kualitas kerja di suatu perusahaan yang bergerak di bidang produksi maka peranan sistem informasi menjadi faktor penting penentuan keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dan juga dalam menghadapi para kompetitornya. Masalah yang ingin diteliti adalah memperkirakan jumlah yang harus diproduksi sehingga mampu memenuhi kebutuhan permintaan aktual produk sehingga tidak akan terjadi kekurangan atau keberlimpahan stok, meneliti peranan sistem informasi perencanaan produksi dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari proses produksi, memperkirakan waktu yang tepat untuk produksi agar produk dapat tersedia tanpa harus membuat para konsumennya menunggu, menghitung waktu yang tepat guna melakukan pemesanan bahan baku dan jumlah bahan baku yang akan dipesan kepada supplier, cara perusahaan dapat meningkatkan kualitas produknya dan siap bersaing dalam era perdagangan globalisasi ini, dan cara perusahaan menghitung safety stock yang diperlukan guna menghadapi pembelian yang belum diperkirakan sama sekali. Ruang Lingkup penelitian adalah pada produk yang dibuat dengan cara make to stock, yaitu produk display yang dirancang dan diproduksi sebagai alat untuk memajang barang jualan di swalayan atau toko. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data penjualan dengan periode data dari Maret 2007-Maret 2010. - Melakukan perencanaan produksi untuk bahan baku sampai dengan tahap penyelesaian produksi dalam merencanakan lot sizing yaitu dengan menggunakan beberapa metode antara lain: Peterson Silver (metode awal yang digunakan untuk menentukan teknik lotting selanjutnya), Static Lot Sizing (Economic Order Quantity), Dynamic Lot Sizing (Lot For Lot, Periodic Order Quantity, Algoritma Silver Meal, Algoritma Part Period Balancing, Algoritma Wagner Within). - Mencakup perencanaan agregat dengan menggunakan dua jenis strategi saja yaitu variasi tingkat persediaan dan variasi tenaga kerja. - Penjadwalan produksi dihitung dengan menggunakan Master Production Schedule (MPS) dan menggunakan Material Requirement Planning (MRP). Analisis dan Perancangan (Fitri Susianti) 9
- Perancangan sistem informasi dibuat dalam rangka membantu penanganan proses perencanaan produksi produk. METODE Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi pustaka dari literatur, Internet, dan laporan penelitian. Setelah itu melakukan pengumpulan data yang terdiri dari antara lain: Data Umum Perusahaan, Data Penjualan Historis, Proses Produksi dan Waktu Produksi, Spesifikasi Produk dan Bahan Baku, Hari Kerja Produksi, Biaya dan Persediaan Perencanaan Produksi, dan Data On Hand dan Lead Time Bahan Baku. Gambar 1, 2, dan 3 menunjukkan diagram alir dari tahap mulai penelitian hingga perancangan selesai. Gambar 1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Bagian 1 10 INASEA, Vol. 11 No.1, April 2010: 8-15
Gambar 2 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Bagian 2 Analisis dan Perancangan (Fitri Susianti) 11
Gambar 3 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Bagian 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Peramalan dengan Menggunakan Tiga Metode Peramalan Metode DES Browne, TES Browne, dan Regresi Linier digunakan dalam penelitian ini karena sudah cukup mencakup data historis penjualan perusahaan yang diteliti. Peramalan DES dan TES Brown dilakukan dengan menggunakan nilai α yang bervariasi mulai dari α= 0,1; α= 0,2; α= 12 INASEA, Vol. 11 No.1, April 2010: 8-15
0,3 dan seterusnya. Dengan demikian peramalan lebih dapat dipastikan mendekati kebenaran. Walaupun pada kenyataannya tidak ada hasil peramalan yang benar-benar sama dengan hasil aktual yang diperoleh perusahaan. Analisis Metode Peramalan yang Terbaik Tabel 1 MAPE dari Peramalan Produk Nama Produk Nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) DES Browne TES Browne Regresi Linier Display Lima Tingkat 9,73% 9,85% 9,09% Display Empat Susun 9,09% 8,79% 7,92% Display Dua Wadah 6,60% 6,49% 5,67% Display Mika Box 8,97% 8,75% 8,04% Display Mika Pocket 10,14% 10,51% 10,59% Dengan mengetahui berapa nilai persentase rata-rata error dapat diketahui pula metode peramalan yang terbaik dari ketiga metode peramalan yang digunakan yang dapat dilihat pada tabel 1 di atas. Semakin kecil nilai MAPE-nya maka semakin baik metode peramalan tersebut. Maka dari itu, dengan membandingkan nilai MAPE untuk setiap metode yang digunakan akan diperoleh metode peramalan terbaik. Seperti yang terlihat nilai MAPE terkecil untuk Display Lima Tingkat adalah pada metode Regresi Linier yaitu 9,09%. Maka metode peramalan ini yang dianggap paling mendekati kebenaran dan dapat digunakan dalam membuat peramalan penjualan untuk sejumlah periode di masa mendatang. Analisis Perencanaan Agregat Produksi Tabel 2 Total Biaya Perencanaan Agregat Variasi Tingkat Persediaan Variasi Jumlah TK Display Lima Tingkat Rp 35.656.000,00 Rp 30.595.000,00 Display Empat Susun Rp 39.602.000,00 Rp 39.275.000,00 Display Dua Wadah Rp 30.899.500,00 Rp 18.430.000,00 Display Mika Box Rp 53.923.000,00 Rp 35.200.000,00 Display Mika Pocket Rp 53.535.500,00 Rp 22.895.000,00 Untuk memilih strategi variasi mana yang digunakan dari dua alternatif yang ada pada masing-masing produk. dipilihlah strategi yang memiliki total biaya paling kecil karena dianggap paling efisien. Oleh karena itu, strategi yang dipilih untuk masing-masing produk adalah strategi kedua yaitu variasi jumlah tenaga kerja. Untuk Display Lima Tingkat dengan total biaya Rp 30.595.000,00 dengan efisiensi biaya sebesar Rp 5.061.000,00 dibandingkan dengan variasi tingkat persediaan. Analisis MPS Safety stock yang diperoleh digunakan dalam membuat MPS. Safety stock adalah material yang harus ada sebagai antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Untuk DTF terhitung Analisis dan Perancangan (Fitri Susianti) 13
sampai periode ketiga, yang artinya batas waktu penyesuaian pesanan permintaan sampai dengan periode 3. Untuk PTF terhitung sampai akhir periode yaitu periode 9 sehingga perubahan masih akan dilayani sepanjang material dan kapasitas tersedia. Untuk on hand antara satu produk dengan produk lainnya tidak sama banyaknya tergantung jumlah material yang ada sebagai sisa periode sebelumnya dari masing-masing produk. Analisis MRP Safety stock yang diperoleh juga digunakan dalam membuat MRP produk beserta komponen dan perakitannya. Lead time untuk produk dan perakitannya sama dengan nol, yang artinya produk dan perakitan tersebut dapat disediakan pada periode tersebut dan tidak perlu disiapkan sebelumnya karena memang bukan merupakan material yang dibutuhkan dalam pembuatan produk yang lainnya. Sedangkan lead time untuk komponen, diberi tenggat waktu 1 periode sebelumnya. Dengan demikian, komponen tersebut telah tersedia pada saat perakitan akan dilakukan. Untuk on hand perakitan adalah nol, sehingga dapat dikatakan perusahaan tidak melakukan stok untuk material dalam bentuk yang dirakit dan belum selesai sepenuhnya. Analisis Teknik Lotting Tabel 3 Biaya Teknik Lotting Komponen Box Mika Metode Total Biaya EOQ Rp 3.274.800,00 Lot For Lot Rp 500.000,00 Silver Meal Rp 500.000,00 Part Period Rp 500.000,00 Wagner Within Rp 500.000,00 Dari tabel 3 biaya teknik lotting terbaik yaitu metode yang memiliki biaya paling minimal. Untuk itu, diperoleh empat metode terbaik yaitu LFL, SM, PP, dan WW. Dari sini dapat dilihat bahwa pemesanan bahan baku sebaiknya dilakukan setiap bulannya untuk setiap periode. Sehingga biaya yang dikeluarkan hanya untuk biaya pemesanan saja, tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya untuk penyimpanan yang jumlahnya tidak sedikit. Dengan demikian, MRP untuk komponen box mika dapat digunakan dengan keempat metode tadi karena hasil perhitungan biaya yang dikeluarkan dari metode-metode tersebut yang paling minimal. Akan tetapi, penulis cenderung memilih untuk menggunakan metode wagner within mengingat metode ini merupakan metode yang memperhitungkan alternatif biaya pemesanan yang paling menyeluruh dari pada metodemetode yang lainnya. SIMPULAN Simpulan Dapat ditarik beberapa simpulan yaitu perkiraan permintaan produk untuk masa yang akan datang diharapkan dapat menggunakan metode peramalan yang telah teruji paling optimal. Dengan demikian kebutuhan produk di pasaran dapat terpenuhi, namun tidak kekurangan atau kelebihan. 14 INASEA, Vol. 11 No.1, April 2010: 8-15
Sistem dapat menentukan jenis perencanaan agregat yang paling minimal dari segi biaya. Sehingga segala hal yang berhubungan dengan biaya dalam perencanaan untuk produksi diharapkan dapat diselenggarakan dengan seefisien mungkin. Sistem dapat memperlihatkan data stok bahan baku dan stok produk minimum sehingga stok bahan baku dan stok produk akan selalu ada namun tidak berlebihan. Sistem dapat menentukan jumlah produksi induk dari produk-produk yang akan dihasilkan secara periodik yang telah disesuaikan dengan permintaan pasar, dengan cara membuat perhitungan di form Master Production Scheduled (MPS). Dan juga dapat menentukan perencanaan kebutuhan material, baik itu untuk produk maupun komponen-komponen produk yang bersangkutan dengan perencanaan yang tepat sehingga dapat memberikan gambaran secara rinci dan jelas. Sistem dapat menerapkan sistem informasi perencanaan produksi yang diharapkan dapat mempermudah pekerjaan pekerja dari bagian-bagian yang terkait dalam perusahaan serta dapat mendatangkan hasil yang lebih baik bagi perusahaan. Saran Berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan bagi perusahaan (PD IMP) terkait dengan pengimplementasian tugas akhir ini yaitu perlu adanya pelatihan bagi karyawan yang akan memanfaatkan sistem agar fitur-fitur yang tersedia dapat digunakan secara optimal.dan pemeliharaan sistem secara berkala untuk menjaga sistem tetap berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. DAFTAR PUSTAKA Bedworth, D. (1987). Integrated Production Control System. Edisi 2. John Wiley & Sons. New York. Gaspersz, Vincent. (2001). Production Planning and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufakturing 21. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hakim, Arman., Prasetyawan, Yudha. (2008) Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Graha Ilmu, Yogyakarta. Mc.Leod, Raymond. (2001). Sistem Informasi Manajemen, Edisi Indonesia, Jilid Ke-1. Terjemahan Teguh, Hendra dan Sukardi, Hardi, PT.Buana Ilmu Populer, Jakarta. Render, Barry dan Jay Heizer. (2001). Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Edisi Pertama. Salemba Empat, Jakarta. Sutalaksana, Iftikar. Teknik Tata Cara Kerja. ITB. Bandung. Tersine, Richard, J. (1994). Principles of Inventory and Material Management. Prentice Hall International. Analisis dan Perancangan (Fitri Susianti) 15