JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN. Oleh : ANGGER WIJAYANTO

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum.

Analisa Persediaan Material Pada Proyek Pembangunan Jembatan Sungai Brantas di Ruas Tol Kertosono-Mojokerto

PERENCANAAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN TRILLIUM OFFICE & RESIDENCE SURABAYA

PENERAPAN SOFTWARE POM-QM DALAM PENGADAAN MATERIAL PROYEK DENGAN TEKNIK PPB

ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN GUNA WANGSA SURABAYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PENGADAAN MATERIAL PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DENGAN METODE MATERIAL REQUOREMENT PLANNING

ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK APARTEMEN HIGH POINT SURABAYA

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PENENTUAN TEKNIK PEMESANAN MATERIAL PADA PROYEK STEEL STRUCTURE MENGGUNAKAN WINQSB

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 ( ) ISSN:

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

Abstrak. Kata Kunci : Perencanaan, Material Requirement Planning, Period Order Quantity, Economy Order Quantity, Lot for lot.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

3 BAB III LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

Material Requirements Planning (MRP)

PERENCANAAN PENGADAAN MATERIAL UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan material di lapangan perlu dijaga pasokannya.

MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BANGUNAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Tahap I)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku.

BAB II LANDASAN TEORI

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL BETON BERTULANG STRUKTUR ATAS, PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAGO PARADISE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. yang ada pada perusahaan ini. Pembahasan pada bagian ini dimulai dari landasan

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Olahan Mangga Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) ABSTRAK

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Ekonomi & Bisnis Manajemen

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

Universitas Bina Nusantara. USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN LOT SIZING

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNIK PEMESANAN (LOTTING) MATERIAL PEKERJAAN BETON METODE LOT FOR LOT (LFL) DENGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

PENENTUAN KOMBINASI METODE LOT SIZING BERBAGAI LEVEL PADA STRUKTUR PRODUK SPION 7024 UNTUK MEMINIMASI BIAYA PERSEDIAAN DI PT. CIPTA KREASI PRIMA MUDA

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Outlet Holcim Solusi Rumah Cilodong yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KAYU PADA PRODUK KURSI GOYANG BALI DENGAN PENDEKATAN MINIMASI BIAYA (STUDI KASUS : CV. MEUBLE PUSPA JAYA)

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis

PERENCANAAN PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK DENGAN METODE LOT-SIZING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal,

Bab 1. Pendahuluan. Keadaan perekonomian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dengan tetap mempertahankan dari segi yang menguntungkan bagi

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI Feby Kartika Sari dan Retno Indryani Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: febykartika92@gmail.com, retno_i@ce.its.ac.id Abstrak - Proyek pembangunan Apartemen De Papilio Tamansari membutuhkan ketersediaan material untuk menjamin kelancaran proses konstruksi. Perencanaan kebutuhan material sangat diperlukan agar material dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan. Analisa persediaan material dapat menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP). Dalam analisa persediaan material, salah satu tahap yang paling penting untuk dilakukan adalah menentukan berapa jumlah pesanan setiap kali melakukan pemesanan (lot sizing). persediaan sangat dipengaruhi oleh jumlah pemesanan. Dalam Penelitian ini, proses analisa persediaan material dilakukan dengan menganalisa 4 (empat) teknik lot sizing pada metode Material Requirement Planning (MRP) yaitu lot for lot (L4L), economic order quantity (EOQ), period order quantity (POQ), part period balancing (PPB). Data berupa kebutuhan material, biaya pesan, biaya simpan dan lead time dianalisa melalui beberapa tahapan antara lain perhitungan kebutuhan bersih (netting), perhitungan jumlah pemesanan (lotting) serta penentuan waktu pemesanan (offsetting) yang disesuaikan dengan jadwal perencanaan produksi guna mendapatkan total pesanan yang paling optimum dan biaya persediaan yang paling minimum. Hasil proses analisa menunjukkan bahwa teknik lotsizing yang menghasilkan jumlah pemesanan yang optimal dengan biaya persediaan paling minimum adalah teknik lot for lot, period order quantity dan part period balancing. Teknik lot for lot menghasilkan total biaya persediaan minimum untuk material besi beton D25. Teknik period order quantity menghasilkan biaya persediaan minimum untuk material kayu meranti 5/7, kayu meranti 6/12, besi beton D8, besi beton D10, dan besi beton Ø1. Teknik part period balancing menghasilkan biaya persediaan minimum untuk material multipleks 12 mm, kayu glugu 5/7, dan besi beton D16. Kata kunci: Metode perencanaan persediaan, MRP, teknik lot sizing. I. PENDAHULUAN metode Material Requirement Planning (MRP). 4 Dalam penelitian ini penentuan jumlah pesanan menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP). Metode Material Requirement Planning (MRP) ini digunakan untuk perencanaan material yang memiliki sifat saling bergantung (dependent) dan berkelanjutan dengan jumlah kebutuhan yang berbeda setiap periodenya. Ada beberapa tahapan dalam metode MRP antara lain perhitungan kebutuhan bersih (netting), perhitungan jumlah pemesanan (lotting) serta penentuan waktu pemesanan (offsetting) yang disesuaikan dengan jadwal rencana produksi. Jumlah pesanan akan mempengaruhi biaya persediaan. 1 Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu perencanaan persediaan material yang tepat guna untuk menjaga kontinuitas pelaksanaan proyek dengan menganalisa (empat) 4 teknik penentuan jumlah pesanan (lot sizing) pada metode Material Requirement Planning (MRP) yaitu lot for lot (L4L), economic order quantity (EOQ), period order quantity (POQ), part period balancing (PPB). Teknik lot for lot (L4L) adalah teknik penentuan jumlah pesanan dengan meminimumkan ongkos simpan, sehingga ongkos simpan menjadi nol. Teknik economic order quantity (EOQ) adalah teknik penentuan jumlah pemesanan atas dasar minimasi ongkos simpan dan ongkos pesan. 2 Teknik POQ adalah teknik penentuan jumlah pesanan atas dasar jumlah pemesanan ekonomis agar dapat dipakai pada periode yang bersifat permintaan diskrit. Teknik PPB adalah teknik penentuan jumlah pesanan untuk menyeimbangkan biaya pemesanan dan penyimpanan. Teknik ini diterapkan pada perencanaan persediaan material proyek pembangunan Apartemen De Papilio Tamansari yang merupakan obyek dalam penelitian ini. Dengan membandingkan 4 teknik lot sizing tersebut dapat menghasilkan jumlah pesanan yang optimal dan memberikan total biaya persediaan yang minimum. A. Langkah Penelitian II. METODE PENELITIAN Latar Belakang Sebuah proyek konstruksi membutuhkan ketersediaan material yang menjamin kelancaran proses konstruksi. Pengadaan material dalam suatu proyek konstruksi memiliki batasan-batasan tertentu. Dengan adanya keterbatasan ini, maka untuk mengoptimalkan penggunaan material diperlukan suatu proses perencanaan yang matang. Ada beberapa metode untuk penentuan jumlah pesanan antara lain metode statistik, metode just in time dan Studi literatur Pengumpulan data & Informasi Pembuatan Break down A A

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 2 III. ANALISA DAN HASIL Pengolahan data Menyusun struktur produk (BOM) Menghitung volume material Menyusun jadwal induk produksi Menyusun kebutuhan material Penentuan ukuran pemesanan: L4L,EOQ,POQ, PPB Menentukan waktu pemesanan Menentukan biaya total persediaan Kesimpulan B. Data Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis data yang akan digunakan, [] tiga jenis data tersebut yaitu: 1. Data umum proyek meliputi nama proyek, spesifikasi proyek, lokasi proyek, owner, konsultan perencana, kontraktor, waktu pelaksanaan dan nilai proyek. 2. Data material meliputi analisa material, lokasi suplier, dan harga material.. Data permodelan meliputi gambar perencanaan, schedule proyek,struktur produk, biaya persediaan, dan lead time. C. Metode analisa 1. Proses penentuan jumlah material diawali dengan proses exploding yaitu proses perhitungan kebutuhan kotor dari suatu item pekerjaan berdasarkan beberapa input data yaitu gambar design, schedule proyek, dan struktur produk []. 2. Proses berikutnya adalah penentuan jumlah pemesanan. Penentuan jumlah pemesanan diawali dengan perhitungan kebutuhan material yang didapatkan dari perhitungan volume material berdasarkan gambar desain dan schedule pelaksanaan proyek.. Langkah terakhir adalah penentuan total biaya persediaan. total persediaan diperoleh dari total biaya yang dikeluarkan akibat adanya proses persediaan yang meliputi proses pembelian, proses pengadaan, dan proses penyimpanan. pembelian tergantung pada volume kebutuhan dan harga satuan barang. pengadaan yang diperhitungkan adalah biaya pemesanan dan biaya pembuatan. Penyimpanan yang diperhitungkan adalah biaya modal yang timbul karena adanya penumpukan modal kerja, biaya kerusakan atau penyusutan, biaya gudang, biaya administrasi, dan biaya asuransi. Proses analisa dilakukan dengan bantuan program POM-QM. POM-QM merupakan sebuah program bantu komputer yang memiliki beberapa metode untuk memecahkan permasalahan permasalahan yang berkaitan dengan manajemen operasi dan riset operasi. Dalam penelitian ini, program POM-QM digunakan dalam proses lotting yaitu menentukan jumlah pemesanan. Apartemen De Papilio Tamansari ini terdiri dari 2 tower yaitu tower A (Apartement) dan tower B (Condotel) dengan masing masing tower terdiri dari lantai. Pekerjaan arsitektur terdiri dari pekerjaan pada basement, podium dan tower. Pekerjaan mechanical, electrical dan plumbing terdiri dari tata udara dan ventilasi, plumbing, fire fighting, elektrical, elektronic,dll. Item pekerjaan pada tiap lantai meliputi pekerjaan balok, pekerjaan plat, pekerjaan kolom, pekerjaan core wall & sherewall dan pekerjaan tangga. Item pekerjaan yang akan direncanakan persediaan materialnya adalah item pekerjaan struktur pada lantai 8, karena lantai 8 sampai dengan lantai memiliki desain yang sama. a. Jadwal Proyek Persediaan material yang akan dihitung adalah item pekerjaan pada pekerjaan balok, plat lantai dan kolom. Pekerjaan struktur lantai 8 memiliki durasi 9 hari dimulai pada minggu ke 5 pada tanggal 7 September dan direncanakan akan selesai pada minggu ke 7 pada tanggal 18 September 201. Jadwal pekerjaan struktur lantai 8 terdapat pada Tabel 1 Tabel 1 Jadwal pekerjaan struktur lantai 8 Durasi Schedule Uraian Pekerjaan (hari) Start Finish Pekerjaan Struktur Lantai 8 Bekisting balok 6 7-Sep-1 1-Sep-1 Bekisting pelat 6 7-Sep-1 1-Sep-1 Pembesian balok 6 9-Sep-1 14-Sep-1 Pembesian pelat 6 10-Sep-1 16-Sep-1 Pembesian kolom 1 17-Sep-1 17-Sep-1 1 12-Sep-14 12-Sep-14 Zona Lift 1 14-Sep-1 14-Sep-1 Bekisting kolom 1 18-Sep-1 18-Sep-1 1 1-Sep-1 1-Sep-1 Zona Lift 1 16-Sep-1 16-Sep-1 Pengecoran balok & pelat 1 17-Sep-1 17-Sep-1 1 12-Sep-14 12-Sep-14 Zona Lift 1 14-Sep-1 14-Sep-1 Pengecoran kolom 1 18-Sep-1 18-Sep-1 1 1-Sep-1 1-Sep-1 Zona Lift 1 16-Sep-1 16-Sep-1 b. Struktur produk Struktur produk lantai 8 tersebut terdiri dari 4 level, antara lain level 0 yang paling atas merupakan produk akhir dari analisa yang dilakukan yaitu struktur lantai 8. Level dibawahnya yaitu level 1 terdiri dari beberapa komponen dari penyusun level 0 yaitu pekerjaan balok, pekerjaan plat, pekerjaan kolom, dan pekerjaan dinding geser. Level dibawahnya yaitu level 2 terdiri dari sub komponen penyusun level 1, misalnya pada pekerjaan balok membutuhkan jenis material seperti besi beton, bekisting dan beton dengan mutu K-00. Untuk level yang paling bawah yaitu level berisi tipe- tipe material yang dibutuhkan pada jenis material di level 2, misalnya pada pekerjaan balok untuk jenis material besi beton dibutuhkan beberapa tipe yaitu besi beton ulir dengan diameter 10, besi beton ulir dengan diameter 16 dan besi beton polos dengan diameter 1.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 Gambar 2. Pembagian zona pada lantai 8 Gambar 1. Struktur produk pekerjaan struktur lantai 8 Volume material penyusun dihitung berdasarkan volume pekerjaan yang disesuaikan atau dikonfersikan berdasarkan satuan pada saat pembelian dengan cara mengkalikan dengan koefisien dalam HSPK. Tabel. 2 berikut ini volume material yang digunakan untuk pekerjaan struktur lantai 8. Tabel. 2 Volume material tiap item Kebutuhan No Uraian Pekerjaan Material Satuan 1 Balok Beton K-00 82.05 m³ Pekerjaan Bekisting 68.8 m² multipleks 12 mm 20.22 lembar Kayu meranti 5/7 98.5 batang Kayu meranti 6/12 51.9 batang Kayu Glugu 5/7 862.78 batang Besi Beton 12817.97 kg D10 610.52 lonjor 1 18.7 lonjor D16 577.51 lonjor 2 Pelat Beton K-00 16.11 m³ Pekerjaan Bekisting 954.1 m² multipleks 12 mm 80.48 lembar Kayu meranti 6/12 128.05 batang Kayu Glugu 5/7 1041.42 batang Besi Beton 11458. kg D8 478.66 lonjor D10 118.5 lonjor Kolom Beton K-50 78.12 m³ Pekerjaan Bekisting 408.2 m² multipleks 12 mm 9.4 lembar Kayu Glugu 5/7 68.58 batang Besi Beton 22081.28 kg D 10 1044.56 lonjor D 25 4.19 lonjor Desain Apartemen Depapilio Tamansari ini berbentuk menyerupai huruf L oleh karena itu diperlukan pembagian zona untuk mempermudah proses pengerjaan. Lantai 8 sampai lantai memiliki bentuk dan desain yang sama. Setiap lantai dibagi menjadi zona, yaitu zona 1, zona 2, dan zona lift. Gambar 2. Berikut ini merupakan gambar detail pembagian zona pada lantai8. c. Jadwal induk produksi Setelah merencanakan durasi dari masing-masing item pekerjaan dan material yang dibutuhkan, maka jadwal induk produksi tiap zona dapat disusun dengan memasukkan hasil perhitungan kuantitas volume pekerjaan tiap durasinya ke dalam jadwal pekerjaan. Tabel Jadwal induk produksi. Uraian Pekerjaan Kebutuhan Material Satuan Minggu ke 5 Minggu ke 6 Minggu ke 7 6 1 2 4 5 6 1 2 Balok Zona 1 Bekisting 221.2 m² 111 110.6 Pembesian 4566.7 kg 228 228 Pengecoran 27.1 m³ 27.1 Zona 2 Bekisting 197.1 m² 98.5 98.5 Pembesian 705.7 kg 185 185 Pengecoran 24.1 m³ 24.1 Zona Bekisting 220.6 m² 110 110 Pembesian 4545.6 kg 227 227 Pengecoran 27 m³ 27 Plat Zona 1 Bekisting 50.2 m² 175 175.1 Pembesian 910.8 kg 177.8 177.8 Pengecoran 47.6 m³ 47.6 Zona 2 Bekisting 244 m² 122 122 Pembesian 2562.2 kg 1281 1281 Pengecoran.2 m³.2 Zona Bekisting 59.9 m² 180 180 Pembesian 4985.4 kg 249 249 Pengecoran 48.9 m³ 48.9 Kolom Zona 1 Bekisting 122.5 m² 12 Pembesian 6624.4 kg 6624 Pengecoran 22. m³ 22 Zona 2 Bekisting 101.9 m² 102 Pembesian 7728.4 kg 7728 Pengecoran 27. m³ 27. Zona Bekisting 142.9 m² 142.9 Pembesian 7728.4 kg 7728 Pengecoran 27. m³ 27. d. Analisa kebutuhan material Analisa kebutuhan material adalah besarnya volume material yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu satuan pekerjaan. Sebelum melakukan pekerjaan sesuai dengan jadwal pekerjaan yang direncanakan, beberapa material seperti multipleks, kayu, besi harus terlebih dahulu datang untuk dirakit. Proses perakitan dilakukan 1 minggu sebelum proses pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal. Perhitungan rekapitulasi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 4 kebutuhan setiap material di jelaskan pada tabel 5. Setelah mengetahui rekapitulasi kebutuhan material akan dilanjutkan dengan proses pengolahan lot sizing menggunakan program POM-QM V..0. e. persediaan persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul karena adanya persediaan. persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul karena adanya persediaan. persediaan yang dihitung meliputi biaya pembelian, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan pada pekerjaan struktur lantai dasar. Ada beberapa asumsi yang digunakan yaitu harga material tidak terpengaruh oleh jumlah pembelian, sehingga berapapun jumlah pembelian harga material tetap. Asumsi lain adalah lead time tetap setiap kali pemesanan material, dan biaya pesan konstan untuk setiap kali pemesanan. Tabel 4. Harga Material No. Jenis Material Pembelian /Unit pemesanan /pesan Penyimpanan/ unit/hari persediaan material a b c d e f=c+d+e 1 Multipleks 12 mm Rp 165,000 Rp 10,050 Rp 42.95 Rp 175,09 2 Kayu meranti 5/7 Rp 48,000 Rp 10,050 Rp 12.49 Rp 58,062 Kayu meranti 6/12 Rp 67,000 Rp 10,050 Rp 17.44 Rp 77,067 4 Kayu Glugu 5/7 Rp 8,000 Rp 10,050 Rp 9.89 Rp 48,060 5 Besi beton D8 Rp 57,000 Rp 14,40 Rp 12.49 Rp 71,442 6 Besi beton D10 Rp 81,000 Rp 14,40 Rp 17.75 Rp 95,448 7 Besi beton 1 Rp 101,200 Rp 14,40 Rp 22.18 Rp 115,652 8 Besi beton D16 Rp 162,000 Rp 14,40 Rp 5.51 Rp 176,466 9 Besi beton D25 Rp 65,000 Rp 14,40 Rp 80.00 Rp 79,510 10 Beton K-00 Rp 640,000 Rp 10,050 - Rp 650,050 11 Beton K-50 Rp 674,000 Rp 10,050 - Rp 684,050 f. Penentuan jumlah pemesanan (lotting ) Proses lotting bertujuan untuk menentukan besarnya jumlah pesanan yang optimal berdasarkan hasil dari perhitungan kebutuhan bersih. Teknik penentuan jumlah pemesanan (lotting) yang digunakan adalah : 1. Teknik Lot for Lot (L4L) 2. Teknik Economic Order Quantity (EOQ). Teknik Period Order Quantity (POQ) 4. Teknik Part Period Balancing (PPB) Penentuan jumlah pemesanan dengan keempat teknik tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan program Production and Operation Management - Quantitative Method V..0 (POM - QM V..0.). Data-data yang diperlukan sebagai input, antara lain : 1. Kebutuhan bersih material per-periode (tabel 5) 2. simpan dan biaya pemesanan material (tabel 4). Lead Time (lead time yang digunakan adalah 1 hari. Tabel 6 menampilkan contoh output hasil analisa dengan POM-QM V. menggunakan Teknik Lot For Lot Tabel 5. Rekapitulasi kebutuhan material No Uraian Pekerjaan Satuan Minggu ke- 4 Minggu ke-5 Minggu ke 6 Minggu ke 7 5 6 1 2 4 5 6 1 2 4 5 6 1 2 Pekerjaan Lantai 8 1 Multipleks 12 mm Balok lbr.1.1.5.5.5.5 Pelat lbr 10. 10. 15.2 15.2 14.8 14.8 Kolom lbr 1.8 1.8 11.8 Kebutuhan bersih lbr 1.4 1.4 18.7 18.7 18. 2.0 1.8 11.8 Dibulatkan lbr 14 14 19 19 19 2.0 14.0 12.0 2Kayu meranti 5/7 Balok btng 6.9 6.9 7.7 7.7 7.7 7.7 Kebutuhan bersih btng 6.9 6.9 7.7 7.7 7.7 7.7 Dibulatkan btng 7.0 7.0 8.0 8.0 8.0 8.0 Kayu meranti 6/12 Balok btng 7.9 7.9 8.9 8.9 8.9 8.9 Pelat btng 16.4 16.4 24.2 24.2 2.5 2.5 Kebutuhan bersih btng 24. 24..0.0 2.4 2.4 Dibulatkan btng 25.0 25.0.0.0.0.0 4 Kayu Glugu 5/7 Balok btng 1.1 1.1 149.0 149.0 149.4 149.4 Pelat btng 1.2 1.2 196.4 196.4 191.1 191.1 Kolom btng 22.5 22.5 191.6 Kebutuhan bersih btng 266.2 266.2 45.4 45.4 40.5 564.0 22.5 191.6 Dibulatkan btng 267.0 267.0 46.0 46.0 41.0 564.0 224.0 192.0 5 D8 kolom lnjr 5.5 5.5 104.1 104.1 81.7 81.7 kebutuhan berrsih lnjr 5.5 5.5 104.1 104.1 81.7 81.7 Dibulatkan lnjr 54.0 54.0 105.0 105.0 82.0 82.0 6D10 Balok lnjr 84.8 84.8 105.1 105.1 115.4 115.4 Pelat lnjr 147.4 147.4 286.8 286.8 225.0 225.0 Kolom lnjr 65.6 65.6 1.4 kebutuhan berrsih lnjr 84.8 22.2 252.5 757.5 402. 706.0 225.0 1.4 Dibulatkan lnjr 85 2 25 758.0 40.0 706.0 225.0 14.0 7 1 Balok lnjr 20.0 20.0 25. 25. 24.0 24.0 kebutuhan berrsih lnjr 20.0 20.0 25. 25. 24.0 24.0 Dibulatkan lnjr 20.0 20.0 26.0 26.0 24.0 24.0 8D16 Balok lnjr 56.4 56.4 68.2 68.2 65.6 65.6 Kebutuhan berrsih lnjr 56.4 56.4 68.2 68.2 65.6 65.6 Dibulatkan lnjr 57.0 57.0 69.0 69.0 66.0 66.0 9D 25 Kolom lnjr 117.0 117.0 100. Kebutuhan berrsih lnjr 117.0 117.0 100. Dibulatkan lnjr 117.0 117.0 101.0 10 Beton K-00 Balok m³ 25. 28. 28.4 Pelat m³ 4.8 51. 50.0 Kebutuhan berrsih m³ 60.1 79.7 78.4 Dibulatkan m³ 61.0 80.0 79.0 11 Beton K-50 Kolom m³ 27. 27. 2.4 Kebutuhan berrsih m³ 28.0 28.0 24 Dibulatkan m³ 28.0 28.0 24 Tabel 6. Contoh hasil output program POM-QM V.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 5 Minggu ke-4 Minggu ke-5 Minggu ke 6 No item Satuan Volume 5 6 1 2 4 5 6 1 2 4 Total Periode 1 Periode 2 Periode Periode 4 Periode 5 Periode 6 Periode 7 Periode 8 Periode 9 Periode 10 Periode 11 Periode 12 1 Multipleks 12 mm lbr Demand 0 14 14 19 19 19 19 0 14 0 12 0 10 lbr Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 lbr Order receipt 14 14 19 19 19 19 14 12 10 lbr Order release 14 14 19 19 19 19 0 14 0 12 0 0 10 2 Kayu meranti 5/7 btng Demand 0 7 7 8 8 8 8 0 0 0 0 0 46 btng Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 btng Order receipt 7 7 8 8 8 8 46 btng Order release 7 7 8 8 8 8 0 0 0 Kayu meranti 6/12 btng Demand 0 25 25 0 0 0 0 0 182 btng Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 btng Order receipt 25 25 182 btng Order release 25 25 0 0 0 0 0 0 182 4 Kayu Glugu 5/7 btng Demand 0 267 267 46 46 41 564 0 224 0 192 0 2547 btng Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 btng Order receipt 267 267 46 46 41 564 224 192 2547 Order release 267 267 46 46 41 564 0 224 0 192 0 0 2547 5 Besi beton D8 lnjr Demand 0 0 0 54 54 105 105 82 82 0 0 0 482 lnjr Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 lnjr Order receipt 54 54 105 105 82 82 482 lnjr Order release 0 0 54 54 105 105 82 82 0 0 0 0 482 6 Besi beton D10 lnjr Demand 0 0 85 2 25 758 40 706 225 14 0 0 2977 lnjr Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 lnjr Order receipt 85 2 25 758 40 706 225 14 2977 lnjr Order release 0 85 2 25 758 40 706 225 14 0 0 0 2977 Tabel 7. Rekapitulasi biaya persediaan Item Teknik Lot Size Pembelian Pesan Simp an Persediaan Pembulatan Persediaan a b c d e f = c+d+e M ultipleks Lot for Lot Rp 21,450,000 Rp 80,400 Rp Rp 21,50,400 Rp 21,50,400 12 mm Economic Order Quantity Rp 29,700,000 Rp 0,150 Rp 24,07 Rp 29,754,457 Rp 29,754,500 Period Order Quantity Rp 21,450,000 Rp 20,100 Rp 16,2 Rp 21,486, Rp 21,486,50 Part Period Balancing Rp 21,450,000 Rp 20,100 Rp 1,055 Rp 21,48,155 Rp 21,48,200 Kayu Lot for Lot Rp 2,208,000 Rp 60,00 Rp Rp 2,268,00 Rp 2,268,00 meranti 5/7 Economic Order Quantity Rp,168,000 Rp 10,050 Rp 5,484 Rp,18,54 Rp,18,550 Period Order Quantity Rp 2,208,000 Rp 10,050 Rp 1,487 Rp 2,219,57 Rp 2,219,550 Part Period Balancing Rp 2,208,000 Rp 10,050 Rp 1,487 Rp 2,219,57 Rp 2,219,550 Kayu Lot for Lot Rp 12,194,000 Rp 60,00 Rp Rp 12,254,00 Rp 12,254,00 meranti Economic Order Quantity Rp 14,874,000 Rp 20,100 Rp 1,846 Rp 14,907,946 Rp 14,907,950 6/12 Period Order Quantity Rp 12,194,000 Rp 10,050 Rp 8,492 Rp 12,212,542 Rp 12,212,550 Part Period Balancing Rp 12,194,000 Rp 10,050 Rp 8,492 Rp 12,212,542 Rp 12,212,550 Kayu Lot for Lot Rp 96,786,000 Rp 80,400 Rp Rp 96,866,400 Rp 96,866,400 Glugu 5/7 Economic Order Quantity Rp 104,880,000 Rp 50,250 Rp 4,626 Rp 104,964,876 Rp104,964,900 Period Order Quantity Rp 96,786,000 Rp 0,150 Rp 1,976 Rp 96,848,126 Rp 96,848,150 Part Period Balancing Rp 96,786,000 Rp 0,150 Rp 27,812 Rp 96,84,962 Rp 96,844,000 Besi beton Lot for Lot Rp 27,474,000 Rp 86,580 Rp Rp 27,560,580 Rp 27,560,600 D8 Economic Order Quantity Rp 40,185,000 Rp 4,290 Rp 1,970 Rp 40,260,260 Rp 40,266,00 Period Order Quantity Rp 27,474,000 Rp 14,40 Rp 16,45 Rp 27,504,88 Rp 27,505,000 Part Period Balancing Rp 27,474,000 Rp 28,860 Rp 11,1 Rp 27,514,191 Rp 27,516,50 Besi beton Lot for Lot Rp 241,17,000 Rp 115,440 Rp Rp 241,252,440 Rp 241,252,450 D10 Economic Order Quantity Rp 259,524,000 Rp 86,580 Rp 69,12 Rp 259,679,712 Rp 259,679,750 Period Order Quantity Rp 241,17,000 Rp 4,290 Rp 50,917 Rp 241,21,207 Rp 241,21,250 Part Period Balancing Rp 259,524,000 Rp 4,290 Rp 5,418 Rp 259,602,708 Rp 259,602,750 Besi Lot for Lot Rp 14,168,000 Rp 86,580 Rp Rp 14,254,580 Rp 14,254,600 beton 1 Economic Order Quantity Rp 21,049,600 Rp 28,860 Rp 21,515 Rp 21,099,975 Rp 21,100,000 Period Order Quantity Rp 14,168,000 Rp 14,40 Rp 8,118 Rp 14,190,548 Rp 14,190,550 Part Period Balancing Rp 14,168,000 Rp 14,40 Rp 8,118 Rp 14,190,548 Rp 14,190,550 Besi beton Lot for Lot Rp 62,208,000 Rp 86,580 Rp Rp 62,294,580 Rp 62,294,600 D16 Economic Order Quantity Rp 65,610,000 Rp 4,290 Rp 17,789 Rp 65,671,079 Rp 65,671,100 Period Order Quantity Rp 62,208,000 Rp 14,40 Rp 5,65 Rp 62,257,795 Rp 62,257,800 Part Period Balancing Rp 62,208,000 Rp 28,860 Rp 16,617 Rp 62,25,477 Rp 62,25,500 Besi beton Lot for Lot Rp 122,275,000 Rp 4,290 Rp Rp 122,18,290 Rp 122,18,00 D25 Economic Order Quantity Rp 122,640,000 Rp 4,290 Rp 11,680 Rp 122,694,970 Rp 122,695,000 Period Order Quantity Rp 122,275,000 Rp 28,860 Rp 18,720 Rp 122,22,580 Rp 122,22,600 Part Period Balancing Rp 122,275,000 Rp 28,860 Rp 18,720 Rp 122,22,580 Rp 122,22,600 Beton Lot for Lot K-00 Rp 140,800,000 Rp 0,150 Rp 140,80,150 Rp 140,80,150 Beton Lot for Lot K 50 Rp 5,920,000 Rp 0,150 Rp 5,950,150 Rp 5,950,150 g. Total Persediaan Material Setelah mendapatkan output dari keempat teknik lalu dilakukan rekapitulasi biaya persediaan berdasarkan biaya pembelian, biaya pesan, dan total biaya simpan. Tabel 7 menjelaskan rekapitulasi biaya setiap material dengan 4 teknik lot sizing yang digunakan. Dari rekapitulasi biaya persediaan maka dipilih 1 teknik yang menghasilkan biaya persediaan paling minimun dalam setiap material. Tabel 8 menjelaskan teknik lot sizing yang menghasilkan biaya persedian minimum. Tabel 8. persediaan minimum No. Material Teknik Lotsizing Total biaya persediaan Pembulatan total biaya persediaan 1 Multipleks 12 mm Part Period Balancing Rp 21,48,155 Rp 21,48,200 2 Kayu meranti 5/7 Period Order Quantity Rp 2,219,57 Rp 2,219,550 Kayu meranti 6/12 Period Order Quantity Rp 12,212,542 Rp 12,212,550 4 Kayu Glugu 5/7 Part Period Balancing Rp 96,84,962 Rp 96,844,000 5 Besi beton D8 Period Order Quantity Rp 27,504,88 Rp 27,505,000 6 Besi beton D10 Period Order Quantity Rp 241,21,207 Rp 241,21,250 7 Besi beton 1 Period Order Quantity Rp 14,190,548 Rp 14,190,550 8 Besi beton D16 Part Period Balancing Rp 62,25,477 Rp 62,25,500 9 Besi beton D25 Lot for lot Rp 122,18,290 Rp 122,18,00 10 Beton K00 Lot for lot Rp 140,80,150 Rp 140,80,150 11 Beton K50 Lot for lot Rp 5,950,150 Rp 5,950,150

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 6 IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa teknik lotsizing yang menghasilkan jumlah pemesanan yang optimal dengan biaya persediaan paling minimum adalah teknik lot for lot, period order quantity dan part period balancing. Teknik lot for lot menghasilkan total biaya persediaan minimum untuk material besi beton D25. Teknik period order quantity menghasilkan biaya persediaan minimum untuk material kayu meranti 5/7, kayu meranti 6/12, besi beton D8, besi beton D10, dan besi beton Ø1. Teknik part period balancing menghasilkan biaya persediaan minimum untuk material multipleks 12 mm, kayu glugu 5/7, dan besi beton D16. DAFTAR PUSTAKA [1] Astana, I Nyoman Yuda. 2007. Perencanaan Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode MRP (Material Requirement Planning)11. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil (7) : 184-194. [2] Wignjosoebroto, Sritomo. 200. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Surabaya: Guna Widya. [] Sofyan, D.K. 201. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogjakarta : Graha Ilmu. [4] Widia, Wayan. 1996. Permasalahan dan Model Optimasi Pada Sistem Persediaan 2. Jogjakarta: Graha Ilmu.