BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Struktur Organisasi Harian Pagi Radar Bogor 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman yang semakin modern diiringi dengan teknologi yang semakin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. PT. Galamedia Bandung Perkasa (Grup Pikiran Rakyat) didirikan di

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan efesien dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan (Hasibuan,2006).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Mal

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose

BAB II LANDASAN TEORI. baik usaha yang dilakukan oleh pemerintahan untuk waktu yang cukup lama tidak

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. responden dan berdasarkan jenis kelamin responden. Untuk lebih jelasnya dapat di

Bisma, Vol 1, No. 12, April 2017 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE CABANG PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sincere Music Yamaha yang berlokasi di Jalan Bungur No 63, Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN

DIDIK HERMAWAN B

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Malang. Dengan pertimbangan peneliti ingin mengetahui pengembangan karir di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Singkat Harian Pagi Radar Bandung. sekarang dipimpin oleh Dahlan Iskan, memiliki sejarah yang sangat panjang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan dan menguji antar variabel yang dihipotesiskan (Supriyanto dan

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I. kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Tjitrowardojo Purworejo didirikan pertama kali pada tahun 1915 dengan nama Zenden.

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

Lampiran 1. Struktur Organisasi Karyawan PT. XYZ.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, penggunaan Sistem Informasi (SI)

BAB I PENDAHULUAN. pandang manajemen ada beberapa persyaratan agar suatu tujuan perusahan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dinamika organisasi. Perusahaan yang menyadari bahwa sumber daya manusia adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan pada dasarnya merupakan organisasi (badan usaha) yang. membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan kompeten.

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis dan menyajikan fakta yang ada secara sistematik. 1. Sumber data dalam penelitian ini meliputi: 2

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

I. PENDAHULUAN. perusahaan dapat terjamin dan dapat mengembangkan usaha usahanya.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. kecil yang memiliki batasan tertentu. Menurut Undang-undang No 9 Tahun 1995,

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Kuantitatif adalah data penelitian berupa angka- angka dan analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibutuhkan dan dalam proses penelitian yaitu: Alamat Perusahaan : Gedung Wisma Kota BNI 46 Jl. Jendral Sudirman Kav.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai tujuan yang harus

PENGELOLAAN MEDIA WARGA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan kerja non fisik terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Deskriptif. adalah 120 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 104

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Istana cipta Sembada. Ds. Laban Asem, Kec. Kabat Banyuwangi,

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SINAR BODHI CIPTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan pabriknya di Jl. Sudamala Sedit Bebalang, Bangli Bali. Produk air minum

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti melakukan penelitian di PT. Indocitra Anugerah Semesta. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

Transkripsi:

31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Harian Pagi Radar Bogor 4.1.1 Sejarah Pendirian Harian Pagi Radar Bogor merupakan surat kabar lokal yang hadir di tengah perkembangan dan reformasi yang terjadi di negara ini. Jatuhnya pemerintahan Soeharto membuat begitu banyak institusi maupun organisasi yang berlomba-lomba untuk menerbitkan surat kabarnya sendiri, Muhammad Yunus Yosfiah yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Penerangan, menerapkan kebijakan pers yang lebih liberal dengan memberikan kemudahan bagi siapa pun untuk bisa memperoleh Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Disaat itu SIUPP dapat diperoleh hanya dalam waktu satu minggu, tanpa harus membayar. Kondisi itulah yang membuat Alfian Mujani bersama dengan Wahyudi Diani, Dahlan Iskan dan H. Margiono untuk mendirikan Harian Pagi Radar Bogor pada 7 Oktober 1998. Kebutuhan masyarakat akan sebuah informasi juga menjadi alasan utama mengapa Harian Pagi Radar Bogor didirikan. Sebagai media massa nasional yang tidak memberitakan setiap daerah, membuat Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat Bogor. Hal ini disebabkan harian ini fokus dalam memberitakan setiap detil masalah dan peristiwa yang berhubungan dengan daerah Bogor. Harian Pagi Radar Bogor lahir di tengah masyarakat Bogor khususnya dan rakyat Indonesia umumnya untuk menyampaikan informasi yang aktual sesuai dengan motto Radar Bogor KORAN NASIONAL DARI BOGOR. Sebagai anggota baru dalam dunia Pers, Harian Pagi Radar Bogor hadir menawarkan sesuatu yang berbeda untuk pembacanya dengan lebih menekankan kepada beritaberita aktual yang terjadi di sekitar masyarakat, khususnya masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya. Sebesar 75 persen halamannya berisi berita lokal Harian Pagi Radar Bogor berlokasi di Jl. Abdullah Bin Nuh No 30 Taman Yasmin Bogor. Menempati gedung Graha Pena dengan luas tanah 1956 m2 dan luas bangunan sekitar lebih dari 5000 m2. Koran tersebut terbit pertama kali tanggal 2 November 1998, dengan Surat Izin Penerbitan Pers (SIUPP) dari Departemen Penerangan (Deppen) No. 651 / MENPEN/SIUP/28 Oktober 1998, dan diterbitkan oleh PT. BOGOR EXPRESS MEDIA. Pada mulanya Harian Pagi Radar

32 Bogor bernama Harian Radar Bogor Express, karena memberi kesan seperti perusahaan transportasi maka nama Harian Radar Bogor Express diubah menjadi Radar Bogor. Radar Bogor sendiri merupakan singkatan bahasa inggris yaitu Radio Detected and Range yang memiliki pengertian penyelidikan dan penelusuran. Disamping itu Harian Pagi Radar Bogor dapat diartikan juga: sebagai sebuah koran yang membuat berita-berita kejadian atau peristiwa terkini, cepat, mendalam, dan eksklusif. Pada awal terbitnya tahun 1998 Harian Pagi Radar Bogor hanya menghasilkan oplah koran 2000-4000 eksemplar yang tersebar kota, kabupaten Bogor dan Sukabumi. Pada era perintisan tersebut dengan jumlah wartawan dan redaktur yang terbatas sekitar 10 orang. Fasilitas kantor seperti peralatan dalam peliputan dalam menulis berita juga sangat terbatas. Gaji yang diterima oleh wartawan pun berkisar Rp. 350.000 tanpa ada tunjangan dan insentif. Pengembangan karir belum tertata dengan baik hal ini mengakibatkan banyak wartawan yang keluar atau pindah kerja ke tempat lain. Karena belum terbentuk sistem manajemen yang baik, pihak pengelola media hanya kuat di bagian redaksi tetapi lemah dalam manajemen sehingga membuat perusahaan untuk biaya operasional wartawan dan percetakan kesulitan. Pada akhir tahun 2001 pihak Jawa Pos mengirimkan tim untuk pembenahan manajemen. Pembenahan tersebut meliputi bagian keuangan, iklan, pemasaran dan keredaksian. Akhirnya dalam waktu satu tahun Harian Pagi Radar Bogor bisa menyewa ruko Mega M di Jl. Soleh Iskandar Bogor, yang sebelumnya menempati kantor di kawasan Dadali Bogor. Dengan pembenahan tersebut secara bertahap bisa membayar hutang percetakan. Sudah bisa untuk memberikan gaji wartawan dan karyawan. Pada tahun 2002, Harian Pagi Radar Bogor masuk ke dalam kelompok 10 besar perusahaan penerbitan pers di bawah bendera Jawa Pos Group. Pada Tahun 2003, koran kebanggaan masyarakat Bogor dan sekitarnya, mencapai urutan ketiga perusahaan dengan kinerja manajemen terbaik dengan nilai AA. Rating Jawa Pos Group, Harian Pagi Radar Bogor meraih posisi sebagai perusahaan unggulan terbaik dari hampir 100 perusahaan yang ada di Jawa Pos Group Pada tanggal 14 April 2003, Radar Bogor telah membuka koran baru di Bandung dengan nama Radar Bandung, dan tanggal 1 April 2006, akhirnya Harian

33 Pagi Radar Bogor telah menempati gedung sendiri yang diresmikan oleh Wakil Presiden RI, M. Jusuf Kalla dengan nama Graha Pena Bogor. Harian Pagi Radar Bogor merupakan koran anak perusahaan Jawa Pos yang pertumbuhannya pesat. Pada enam bulan pertama terbit, Radar Bogor meraih oplah yang cukup besar yaitu antara 15.000 20.000 eksemplar perhari. Atas kemajuan itu pada tahun 1999, Pimpinan Jawa Pos Group mengadakan rapat evaluasi tahunan seluruh perusahaan dibawah naungan Jawa Pos Group yang jumlahnya ketika itu diatas 70 perusahaan di Bogor. Nama Radar kemudian menjadi semacam maskot untuk perusahaan Jawa Pos di daerah lain. Beberapa nama koran seperti Radar Lampung, Radar Cirebon, Radar Malang dan Radar Sulteng, muncul setelah Radar Bogor. Radar Bogor saat ini menjadi koran terbesar di Bogor dan sekitarnya, koran ini bahkan masuk hitungan budget iklan secara nasional di biro iklan Jakarta maupun di daerah propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berkat kerja keras semua pihak, kepercayaan masyarakat serta mitra bisnis, manajemen Harian Pagi Radar Bogor terus berkembang dan memiliki gedung milik sendiri dengan lokasi yang strategis di kota Bogor. Pada tahun 2011 menginjak usianya yang ke 13 Harian Pagi Radar Bogor telah mencapai oplah lebih dari 60.000 eksemplar. Secara bertahap pengembangan bisnis media diperluas ke daerah lain diantaranya Radar Sukabumi, Radar Depok, Radar Bandung, Radar Bekasi dan Radar Sumedang. Untuk mengakomodir keinginan dan kebutuhan masyarakat Jawa barat (sunda), Harian Pagi Radar Bogor membuat tabloid Sunda Urang dengan karakter khas budaya Sunda. Dari aspek penggunaan bahasa yang digunakan dalam tabloid tersebut sepenuhnya menggunakan bahasa sunda. 4.1.2 Logo, Fungsi, Visi/ Misi dan Fokus Pemberitaan Radar Bogor memiliki logo perusahaan sebagaimana disajikan pada Gambar 5: Gambar 5. Logo Harian Pagi Radar Bogor

34 Motto dari Harian Pagi Radar Bogor adalah Besar karena tersebar, sedangkan visi dan misi dari Radar Bogor adalah Radar Bogor adalah memberi informasi sebagai fungsi edukasi (mendidik), fungsi kontrol sosial dan fungsi menghibur. Radar Bogor Maju dalam kebersamaan. Harian Pagi Radar Bogor dalam menyajikan isi beritanya sangat beragam. Mayoritas isi beritanya berasal dari berita lokal, khusunya Bogor dengan persentase 75 persen. Selain berita lokal, berita nasional dan berita internasional juga terdapat di Harian Pagi Radar Bogor. Ketiga kategori tersebut, menyajikan berita-berita aktual dan faktual yang terjadi saat ini mulai berita (news), olahraga (sport) hingga gaya hidup masyarakat metropolis (lifestyle). Muatan isi berita Harian Pagi Radar Bogor dapat dilihat di Tabel 4 Tabel 4. Muatan Isi Berita Harian Pagi Radar Bogor No. Isi Berita Presentase (%) 1. Internasional 5 2. Nasional 20 3. Lokal 75 Jumlah 100 Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011 4.1.3 Distribusi Harian Pagi Radar Bogor Oplah yang dimiliki Harian Pagi Radar Bogor dari hari ke hari terus bertambah dan volume iklannya terus berkembang lebih baik. Setiap hari banyak surat tamu antara lain dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, Sukabumi, Bandung dan daerah lain di Jawa Barat. Pada akhir April 2003, Radar Bogor telah membuka jaringan redaksional dan pemasaran di Cibinong, Sukabumi, Cianjur dan Bandung, di kota-kota tersebut pun telah ada kantor Biro. Harian Pagi Radar Bogor juga terus melakukan ekspansi hingga Depok, Bekasi, dan Sumedang Radar Bogor grup kini membangun jaringan terbesar di Jawa Barat. Harian Pagi Radar Bogor telah melakukan pendistribusian secara meluas ke berbagai daerah di Bogor, sehingga surat kabar harian lokal ini mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penyebaran Koran ini terbukti telah meluas ke berbagai wilayah di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Depok. Pendistribusian terbesar Harian Pagi Radar Bogor berada di wilayah Kota Bogor. Hal tersebut disebabkan Bogor sebagai pusat aktivitas masyarakat dari sekolah

35 hingga perkantoran, sehingga kebutuhan akan pentingnya informasi sangat dibutuhkan. Pendistribusian Harian Pagi Radar Bogor seperti pada Tabel 5 Tabel 5. Distribusi Harian Pagi Radar Bogor 2011 No. Wilayah Eksemplar 1. Kota Bogor 33.500 2. Kabupaten Bogor 15.400 3. Kota Sukabumi 6.200 4. Kabupaten sukabumi 3.600 5. Cianjur 2.650 6. Cipanas 1.625 Jumlah 60.975 Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011 4.1.4 Struktur Organisasi Harian Pagi Radar Bogor Organisasi Harian Pagi Radar Bogor dipimpin oleh Direktur dan seharihari kepemimpinannya dijalankan oleh seorang Direktur Pelaksana. Direktur Pelaksana membawahi Pemimpin Redaksi, Manajer Percetakan, Manajer Personalia/ Umum, Manajer Pemasaran, Manajer Keuangan dan Manajer Accounting (Lampiran 1). Dari struktur organisasi terlihat bahwa organisasi Harian Pagi Radar Bogor bersifat flat karena di bawah manajer, pada umumnya hanya ada staf yang membantu tugas manajer. Kondisi ini berbeda untuk jabatan Pemimpin Redaksi yang posisinya sejajar dengan para manajer dan berada langsung di bawah Direktur. Pelaksana. Hal ini disebabkan Pemimpin Redaksi dan Redaktur Pelaksana membawahi Koordinator Liputan dan Sekretaris Redaksi. Selanjutnya Koordinator Liputan membawahi Redaktur, sedangkan Redaktur membawahi para Wartawan/ Reporter. Dengan demikian, struktur organisasi cukup banyak stratanya. Organisasi yang flat memudahkan dalam koordinasi karena memiliki rentang koordinasi dan kendali yang lebih pendek. Sehinggga memudahkan dalam komunikasi dan pertukaran informasi diantara orang-orang yang menduduki posisi dalam struktur tersebut. Hal ini berbeda apabila perusahaan menggunakan stuktur organisasi yang bersifat vertical, dimana membutuhkan jenjang koordinasi atau kendali lebih panjang. Padahal sistem kerja perusahaan media harian selalu berada pada tekanan deadline yang membutuhkan kerja tim dalam jangka waktu yang relatif singkat.

36 Uraian tugas dari pejabat dalam organisasi untuk Direktur Pelaksana, Pemimpin Redaksi dan Manajer seperti pada Tabel 6. Tabel 6. Uraian Tugas Pelaksana Direktur, Pemimpin Redaksi dan Para Manajer Harian Pagi Radar Bogor. Jabatan Direktur Pelaksana Pemimpin Redaksi Uraian Tugas Mengelola dan mengendalikan di bidang keredaksian, percetakan, personalia, bisnis, dan keuangan. Bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi setiap pekerjaan dari bagian-bagian dibawahnya. Menyusun peta berita untuk mengarahkan kebijakan redaksi, melakukan evaluasi pemberitaan. Manajer Percetakan Sebagai penanggung jawab terhadap percetakan, Manajer Personalia dan Umum Manajer Pemasaran Manajer Iklan Manajer Keuangan Manajer Accounting penerbitan, kerja operator dan mekanik. Melakukan rekrutmen dan seleksi karyawan, mengatur tenaga kerja (karyawan dan wartawan), kesejahteraan karyawan, pertimbangan kenaikan jabatan dan pemeliharaan gedung. Melakukan pemasaran produk penerbitan koran dan tabloid, mengawasi alur pemasaran produk dari keluar percetakan sampai kepada pelanggan atau pembaca Menentukan harga iklan, mengkoordinasikan sales dalam mencari iklan, mengatur pemuatan, mengontrol jumlah iklan yang masuk dan menjalin kerjasama dengan biro-brio iklan. Mengendalikan keuangan perusahaan yang meliputi menghitung pemasukan dan pengeluaran uang, menyimpan dan membayarkan ke karyawan. Selain itu membayar pajak, membayar kebutuhan operasional perusahaan. Melakukan pembukuan keuangan, memberikan analisis kondisi keuangan perusahaan untuk pengambilan kebijakan manajemen

37 Tata kerja Harian Pagi Radar Bogor belum ada dalam bentuk tertulis. Hubungan kerja, bagian personalia dengan bagian redaksi adalah dalam hal mengontrol kehadiran (absensi), penegakan disiplin dan penerbitan surat peringatan (SP). Penilaian kinerja dan prestasi karyawan dilakukan masing-masing bagian. Bagian personalia hanya memberikan bahan pertimbangan dalam hal penilaian kinerja/ prestasi, pengembangan karir serta kenaikan jabatan. Wartawan di Harian Pagi Radar Bogor gaji pokoknya langsung ditransfer oleh Bagian Keuangan melalui rekening masing-masing. Adapun untuk tunjangan prestasi (berita), pada setiap akhir bulan Sekretaris Redaksi (Sekred) melakukan rekapitulasi jumlah berita wartawan yang dimuat. Sekred mengkategorikan beritaberita mana saja yang dimuat di halaman satu, halaman dalam dan Box (feature). Setelah dikategorisasi diberikan pembobotan sesuai dengan kategori halaman. Halaman satu memiliki bobot 5, halaman dalam memiliki bobot 1 dan box (feature) bobotnya 3. Semakin banyak berita yang dibuat wartawan dimuat di halaman satu bobotnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Total bobot tersebut akan berpengaruh terhadap jumlah tunjangan yang diterima. Setelah dilakukan pembobotan dan dikonversikan ke nilai nominal, Pemimpin Redaksi atau Redaktur Pelaksana melakukan validasi. Hasil validasi diserahkan ke Manajer Keuangan untuk selanjutnya didisposisikan ke bagian Kasir. Wartawan setiap akhir bulan mengambil tunjangan prestasi (berita) tersebut ke Kasir. 4.2 Karakteristik Responden Pada penelitian ini, responden adalah seluruh wartawan Harian Pagi Radar Bogor yang terbagi atas beberapa bagian, setiap bagian bertanggung jawab terhadap bidang masing-masing. Bagian redaksi merupakan bagian penting dalam harian ini, karena bagian ini bertanggung jawab setiap pemberitaan dibuat. Bagian redaksi terdiri dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Sekretaris Redaksi, Redaktur, Koordinator Liputan dan Wartawan. Harian Pagi Radar Bogor membagi setiap bagian redaksi dalam beberapa kategori. Kategori ini bertujuan untuk menentukan posisi bagi setiap staf redaksi tersebut. Tabel 7 merupakan Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor berdasarkan golongan umur.

38 Tabel 7. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan Golongan Umur. No. Usia Jumlah (Orang) Presentase (%) 1. 22 th - <25 th 19 55 2. 25 th<28 th 11 30 3. 28 th<30 th 3 10 4. >30 th keatas 2 5 Jumlah 35 100 Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011 Berdasarkan hasil persentase pada Tabel 7 tersebut jumlah wartawan dengan usia 22-28 tahun sebesar 85 persen. Persentase terbesar wartawan dengan usia 22-28 tahun, ini menunjukkan bahwa sebagian besar wartawan Harian Pagi Radar Bogor berada pada usia relatif muda. Hal tersebut mengindikasikan bahwa 85 persen wartawan Harian Pagi Radar Bogor fresh graduate sehingga belum banyak memiliki pengalaman dalam bekerja. Banyak wartawan dengan usia tersebut memiliki tingkat emosional yang tinggi dalam menerima penugasan dari Redaktur sehingga Redaktur kesulitan dalam melakukan pembinaan. Selain itu wartawan dengan usia muda belum bisa membangun jaringan informasi sehingga mobilitas kerjanya tinggi sementara gaji yang diterima tidak sesuai dengan beban kerja. Hal itulah yang menyebabkan banyak wartawan yang keluar kerja pindah ke tempat lain, karena tidak kuat dengan ritme kerja di Harian Pagi Radar Bogor. Selain dikategorikan berdasarkan usia, wartawan Harian Pagi Radar Bogor juga dikategorikan berdasarkan tingkat pendidikan seperti yang terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. SMA 1 2,86 2. D3 (ahli madya) 3 8,57 3. S1 (sarjana) 31 88,57 Jumlah 35 100 Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011 Pada Tabel 8 ini Harian Pagi Radar Bogor mengkategorikan wartawan berdasarkan tingkat pendidikan mereka, ini bertujuan untuk bisa menempatkan

39 mereka pada wilayah atau rubrik yang sesuai. Tingkat pendidikan SMA dan D3 dengan persentase 2,86 persen dan sebesar 8,57 persen adalah wartawan dengan status tidak tetap atau magang sebagai fotografer. Sebesar 88,57 persen wartawan memiliki tingkat pendidikan S1. Tingkat pendidikan S1 ini merupakan standar yang harus dimiliki oleh setiap wartawan di harian ini, supaya bisa mengembangkan setiap isu yang ada dengan lebih dalam dan luas. Jenis kelamin wartawan di Harian Pagi Radar Bogor didominasi pria seperti yang terlihat pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Pria 31 88 2. Wanita 4 12 Jumlah 35 100 Sumber : Harian Pagi Radar Bogor, 2011 Tabel 9 menjelaskan kategori jenis kelamin wartawan. Jumlah wartawan pria sebesar 88 persen atau 31 orang, jauh melampaui jumlah wartawan wanita yang hanya 12 persen atau empat orang. Hal itu menunjukkan bahwa pria masih mendominasi pekerjaan ini, karena pria dianggap lebih mampu menghadapi tekanan dan lebih rasional dalam menyelesaikan atau menuliskan pemberitaan. Jumlah dan persentase wartawan Harian Pagi Radar Bogor juga dikategorikan berdasarkan lama bekerja masing-masing wartawan yang ditunjukkan pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Berdasarkan Lama Bekerja No. Lama Kerja Jumlah (orang) Persentase % 1. < 1 tahun 2 6 2. 1-2 tahun 15 43 3. >2-3 tahun 12 34 4. > 3 tahun 6 17 Jumlah 35 100 Sumber: Harian Pagi Radar Bogor, 2011 Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa sebagian besar wartawan memiliki masa kerja dibawah atau sama dengan tiga tahun (83%). Hal ini menunjukkan kecenderungan tingkat turn over relatif tinggi karena Harian Pagi Radar Bogor

40 telah berumur 13 tahun (didirikan pada tahun 1998). Ada kemungkinan banyak wartawan yang telah memiliki masa kerja lebih tiga tahun, jika karirnya tidak meningkat menjadi wartawan madya (Redaktur) atau diatasnya mereka akan keluar atau pindah ke perusahaan lain. Hal ini dikarenakan Harian Pagi Radar Bogor belum memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk jenjang karir wartawan dan redaktur. Tidak adanya SOP tersebut mengakibatkan wartawan mengalami frustasi, semangat kerja menurun karena tidak ada karir planning yang jelas di Harian Pagi Radar Bogor. Sehingga karir wartawan dan Redaktur lebih banyak ditentukan oleh Pemimpin Redaksi. 4.3 Kepuasan Kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Kepuasan kerja wartawan merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dapat dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Wartawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa meskipun balas jasa itu penting. Secara historis, wartawan yang mendapatkan kepuasan kerja akan melaksanakan pekerjaan dengan baik. Masalahnya adalah terdapat wartawan yang kepuasan kerjanya tinggi tidak menjadi wartawan yang produktivitasnya tinggi. Banyak pendapat mengemukakan bahwa kepuasan kerja yang lebih tinggi, terutama dihasilkan oleh prestasi kerja. Prestasi kerja lebih baik mengakibatkan penghargaan lebih tinggi. Apabila penghargaan tersebut dirasakan adil dan memadai, maka kepuasan kerja wartawan akan meningkat karena mereka menerima penghargaan dalam proporsi yang sesuai dengan prestasi kerja mereka. Kondisi kepuasan atau ketidakpuasan kerja tersebut menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi prestasi kerja di waktu yang akan datang. Jadi, hubungan prestasi dan kepuasan kerja menjadi suatu sistem yang berlanjut. Menurut Strauss dan Sayles (1980) kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Wartawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Wartawan seperti ini akan

41 sering melamun, semangat untuk bekerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan tidak melakukan kesibukan yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Dalam rangka penilaian kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor, langkah awal yang dilakukan adalah penentuan bobot kriteria menggunakan teknik pembandingan berpasangan dari AHP. Pada penelitian ini digunakan tiga orang tenaga ahli (berpengalaman) dalam hal kewartawanan, untuk menilai bobot kriteria dan sub kriteria sesuai skala penilaian perbandingan. Hasil teknik pembandingan berpasangan terhadap kriteria adalah seperti Tabel 11. Tabel 11. Bobot Kriteria Kepuasan Kerja Wartawan Kriteria Bobot Kriteria Kepuasan Psikologi 0.099 Kepuasan Sosial 0.055 Kepuasan Fisik 0.185 Kepuasan Finansial 0.661 Jumlah 1.000 Dari Tabel 11 terlihat bahwa kepuasan finansial memiliki bobot kriteria tertinggi, yaitu sebesar 0.661, sedangkan kepuasan psikologi, sosial dan fisik relatif sangat jauh bedanya, yaitu masing-masing 0.099, 0,055 dan 0,185. Fakta ini menunjukkan bahwa kondisi finansial yang berkaitan dengan gaji, tunjangan, jaminan sosial, insentif dan sebagainya perlu mendapat perhatian yang serius dari perusahaan. Gaji yang diterima oleh wartawan honorer (CR) didasarkan pada jumlah berita yang mereka buat dimuat dalam surat kabar tersebut. Hal tersebut dirasakan sangat kurang terlebih gaji yang mereka peroleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Mereka berharap mendapat gaji pokok yang akan mereka terima disamping gaji yang dihitung berdasarkan jumlah berita yang mereka buat dimuat dalam surat kabar tersebut. Tunjangan, jaminan sosial dan insentif dari perusahaan juga dirasakan kurang bagi para wartawan, hal ini sangat mempengaruhi kepuasan finansial para wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Disamping itu sistem promosi jabatan dianggap kurang memuaskan bagi para wartawan. Wartawan Harian Pagi Radar

42 Bogor sebelum diangkat menjadi wartawan muda (tetap) harus menjadi wartawan honorer (CR) terlebih dahulu selama satu-dua tahun dengan gaji hanya didasarkan pada berita yang dibuat dimuat oleh surat kabar tersebut. Jangka waktu selama satudua tahun ini dirasakan relatif lama dengan gaji maupun insentif yang diberlakukan di Harian Pagi Radar Bogor. Selain permasalahan pada gaji wartawan honorer, masalah jenjang karir pada wartawan tetap juga dirasa perlu dikaji ulang. Selama ini sistem jenjang karir yang berlaku relatif lebih ke arah horizontal, artinya wartawan hanya dipindahkan ke rubrik atau dipindahkan ke bidang tugas lain, dengan tingkatan jabatan yang sama. Jangka waktu pemindahan relatif pendek, seringnya terjadi perpindahan ini juga menyebakan pegawai merasa kurang nyaman dalam melaksanakan pekerjaan. Wartawan Harian Pagi Radar Bogor dalam menjalankan tugas sehariharinya memerlukan pula dukungan fasilitas fisik, seperti kalau di kantor jumlah komputer yang dapat digunakan wartawan harus memadai. Pada saat liputan dibutuhkan pula peralatan reportase, antara lain kamera, alat perekam dan fasilitas internet seperti penyediaaan modem. Ruang kerja wartawan yang memenuhi standar kerja yang baik dibutuhkan pula untuk dapat melaksanakan tugas-tugas kewartawanan secara optimum. Wartawan juga menginginkan pemanfaatan waktu kerja yang lebih tertata dan efisien, seperti wartawan lebih menyukai menggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengiriman berita ke kantor. Penggunaan waktu yang lebih efisien akan sangat membantu wartawan untuk memanfaatkannya dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas pemberitaan. Wartawan membutuhkan pula hal-hal yang bersifat kemanusiaan, seperti sosialisasi dengan lingkungannya. Komunikasi dan kerjasama tim yang lancar, akan menimbulkan rasa yang menyenangkan bagi wartawan. Oleh karena itu, perlu diciptakan suasana yang lebih harmonis diantara pimpinan dan kelompok wartawan. Tabel 12 memperlihatkan bobot subkriteria kepuasan kerja wartawan. Dari Tabel 12, terlihat bahwa untuk kriteria kepuasan psikologi, sub kriteria tertinggi bobotnya adalah minat (0.688), untuk kriteria kepuasan sosial, sub kriteria tertinggi bobotnya adalah hubungan dengan pemimpin redaksi (0.737), untuk kepuasan fisik adalah fasilitas (0.534) dan kepuasan finansial adalah insentif (0.393). Akan tetapi

43 jika dinilai hubungan secara terpisah maka subkriteria yang paling tinggi bobotnya adalah berturut-turut insentif (0,260), promosi jabatan (0,183), gaji (0,122), fasilitas (0,099) dan Minat (0,068). Tabel 12. Bobot Subkriteria Kepuasan Kerja Wartawan Kriteria dan Sub-Kriteria Bobot Bobot Sub Kriteria terhadap Kriteria Kepuasan Kerja Wartawan Kepuasan Psikologi (0.099) Minat 0.688 0.068 Kenyamanan 0.073 0.007 Keterampilan 0.239 0.024 Sub total Kepuasan Psikologi 1.000 0.099 Kepuasan Sosial (0.055) Hubungan dengan wartawan lain 0.197 0.011 Hubungan dengan pimpinan redaksi 0.737 0.041 Hubungan dengan unit lain 0.066 0.004 Sub total Kepuasan Sosial 1.000 0.055 Kepuasan Fisik (0.185) Pekerjaan 0.299 0.055 Waktu kerja 0.118 0.022 Ruang kerja 0.049 0.009 Fasilitas 0.534 0.099 Sub total Kepuasan Sosial 1.000 0.185 Kepuasan Finansial (0.661) Gaji 0.185 0.122 Tunjangan 0.092 0.061 Jaminan sosial 0.052 0.034 Insentif 0.393 0.260 Promosi Jabatan 0.277 0.183 Sub total Kepuasan Finansial 1.000 0.661 Total Kepuasan Kerja 1.000 Dapat dilihat hasil survei kepuasan kerja terhadap 35 orang wartawan Harian Pagi Radar Bogor dapat dilihat pada Tabel 13. Dari Tabel 13 di bawah memperlihatkan bahwa kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor rata-rata ditinjau dari aspek kepuasan psikologi dan kepuasan sosial berada pada skala likert antara 3-4 (puas-sangat puas) yaitu masing-masing dengan nilai rata-rata 3,234 dan 3,211. Adapun kepuasan fisik aspek yang relatif rendah adalah fasilitas (2,876) mendesak untuk diperbaiki. untuk

44 kepuasan finansial, semua aspek memiliki nilai rata-rata dibawah 3, padahal bobot cukup besar terhadap kepuasan kerja secara keseluruhan. Tabel 13. Tingkat Kepuasan Kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor menurut Kriteria/Subkriteria Kepuasan Kerja Kriteria dan Sub-Kriteria Tingkat Kepuasan Bobot Tingkat Kepuasan Terbobot Kepuasan Psikologi (0.099) Minat 3.286 0.688 2.262 Kenyamanan 3.143 0.073 0.228 Keterampilan 3.114 0.239 0.744 Sub total Kepuasan Psikologi 1.000 3.234 Kepuasan Sosial (0.055) Hubungan dengan wartawan lain 3.257 0.197 0.641 Hubungan dengan pemimpin redaksi 3.200 0.737 2.359 Hubungan dengan unit lain 3.200 0.066 0.211 Sub total Kepuasan Sosial 1.000 3.211 Kepuasan Fisik (0.185) Pekerjaan 3.057 0.299 0.913 Waktu kerja 3.086 0.118 0.365 Ruang kerja 3.029 0.049 0.149 Fasilitas 2.876 0.534 1.536 Sub total Kepuasan Sosial 1.000 2.962 Kepuasan Finansial (0.661) Gaji 2.514 0.185 0.465 Tunjangan 2.486 0.092 0.229 Jaminan sosial 2.600 0.052 0.135 Insentif 2.571 0.393 1.011 Promosi Jabatan 2.743 0.277 0.761 Sub total Kepuasan Finansial 1.000 2.602 Minat Minat adalah kecenderungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada kelompok bidang kegiatan, aktivitas, atau pekerjaan tertentu sebagai hasil proses belajar. Berdasarkan Tabel 13 kriteria kepuasan psikologi didapatkan bahwa sub kriteria minat wartawan untuk bekerja sebagai jurnalis di Harian Pagi Radar Bogor memiliki peringkat tertinggi. Hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya; keinginan wartawan segera menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah, ingin mendapatkan penghasilan sendiri, untuk mendapatkan pengalaman

45 kerja sebagai wartawan media cetak dan berusaha untuk mencari jaringan kerja. Alasan lainnya adalah sulitnya lapangan pekerjaan, hal tersebut membuat wartawan berusaha mempertahankan pekerjaanya. Diharapkan apabila dari segi minatnya tinggi maka hasil kinerja wartawan akan semakin baik. Namun kenyataanya sub kriteria minat saja belum cukup adanya faktor lain seperti kondisi pekerjaan, beratnya tekanan dari Redaktur dan kenyamanan kerja di Harian Pagi Radar Bogor. Minat wartawan untuk bekerja di Harian Pagi Radar Bogor tidak hanya bersumber dari diri sendiri, namun terbentuk berdasarkan kondisi lingkungan kerjanya. Di Harian Pagi Radar Bogor untuk membangun kesesuaian antara minat dan hasil kerjanya memerlukan waktu yang bersifat relatif, artinya tergantung kepada seberapa jauh kekuatan lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi minat wartawan dan seberapa kuat resistensi wartawan terhadap minatnya untuk bekerja di Harian Pagi Radar Bogor. Hal tersebut dapat disimpulkan untuk mempercepat terjadinya adaptasi kesesuaian kerja, maka aspek lingkungan seperti rekan wartawan, organisasi pekerja, Pemimpin Redaksi, Redaktur, merupakan kekuatankekuatan yang dapat dimanfaatkan secara optimal. Hubungan dengan Pemimpin Redaksi Dari Tabel 13 sub kriteria tertinggi untuk kriteria kepuasan sosial adalah Hubungan wartawan di Harian Pagi Radar Bogor dengan Pemimpin Redaksi (Pemred). Hal tersebut dinilai paling penting karena berpengaruh terhadap kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Bagi para wartawan di Harian Pagi Radar Bogor, Pemimpin Redaksi dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya sehingga harus memiliki komunikasi yang lancar dengan wartawan. Pemred juga berperan sebagai supervisor bagi pekerjaan wartawan dengan memberikan saran dan contoh. Selain itu Pemred berperan sebagai orang tua yang membantu penyelesaian masalah para wartawan, apalagi banyak wartawan yang baru bekerja umumnya masih fresh graduate belum banyak memiliki pengalaman. Pemred dalam menempatkan wartawan di beberapa lokasi dan rubrikasi bukan pada persoalan administratif tetapi pada pemberian arahan, pengalaman baru, memberikan pengawasan atas hasil kerja wartawan, memberikan pendapat dan pertimbangan tentang suatu masalah maupun memberikan kepercayaan untuk penugasan yang diberikan kepada wartawan. Hubungan yang baik dengan Pemred sering dipakai para wartawan Harian Pagi Radar Bogor sebagai alasan untuk

46 menyukai pekerjaanya. Untuk itu adanya kesediaan Pemred mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi wartawan sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap pekerjaanya. Selain itu Pemred tidak hanya berperan sebagai atasan tetapi juga sebagai sahabat untuk bisa berdiskusi dan bertukar pikiran. Pemred Harian Pagi Radar Bogor hendaknya harus mewaspadai setiap usaha yang dilakukan wartawannya. Karena bukan tidak mungkin wartawan yang hanya menunjukkan inisiatif tetapi berharap untuk mendapatkan pujian dari Pemred. Kinerja yang ditunjukkan dengan adanya inisiatif kerja lebih baik dan seharusnya lebih dihargai Pemred dibandingkan dengan kinerja yang ditampilkan tanpa melakukan inisiatif kerja. Untuk itu Pemred harus mampu menunjukkan kepada wartawannya bahwa Pemred lebih menghargai kinerja wartawan yang ditunjukkan dengan adanya usaha inisiatif kerja daripada kinerja wartawan yang ditunjukkan tanpa usaha inisiatif kerja. Pemred harus mampu mendorong wartawan Harian Pagi Radar Bogor dalam membangkitkan kreatifitas kerja sehingga akan meningkatkan produktifitas kerja. Wartawan Harian Pagi Radar Bogor harus dibiasakan untuk ikut bertanggung jawab atas hasil kerjanya seperti hasil tulisan berita yang berimbang, tidak ada keberpihakan sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Bentuk tanggung jawab yang lain, Pemred Harian Pagi Radar Bogor adalah dengan Memberikan penghargaan kepada wartawan. Dengan demikian wartawan Harian Pagi Radar Bogor diharapkan mau dan memiliki inisiatif dalam kinerja sehingga produktivitas kerja dapat dicapai secara optimal. Fasilitas Kerja Fasilitas atau peralatan kerja merupakan suatu unsur perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Fasilitas diperlukan agar dapat mendukung pekerjaan wartawan yang nantinya untuk meningkatkan kinerja sehingga kepuasan kerja dapat tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pada sub kriteria fasilitas tertinggi jika dibandingkan dengan nilai sub kriteria kepuasan fisik lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sub kriteria yang paling besar menentukan tingkat kepuasan fisik wartawan adalah fasilitas yang diberikan perusahaan kepada mereka, guna menunjang kerja dari wartawan itu sendiri.

47 Fasilitas peliput berita seperti kamera di Harian Pagi Radar Bogor dirasakan masih terbatas yaitu hanya berjumlah tiga unit dengan spesifikasi semi profesional. Kamera tersebut diperuntukkan hanya fotografer. Apabila wartawan dalam peliputan memerlukan dokumentasi foto di lapangan harus berkoordinasi dengan fotografer. Hal tersebut secara tidak langsung akan menghambat kerja wartawan karena terkait dengan jarak dan kondisi lokasi liputan. Selain itu wartawan yang melakukan liputan tidak diberikan fasilitas kendaraan operasioanl seperti sepeda motor. Kendaraan operasional hanya diberikan untuk Pemimpin Redaksi dan para manajer. Namun Harian Pagi Radar Bogor telah memfasilitasi ruang kerja yang representasif, komputer dengan program linux untuk memudahkan wartawan dalam mengolah dan menulis berita. Kondisi ruangan kerja di Harian Pagi Radar Bogor sudah baik untuk memberikan kenyamanan serta membangkitkan semangat kerja wartawan. Sehingga wartawan dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Disamping itu wartawan Harian Pagi Radar Bogor akan lebih senang dan nyaman dalam bekerja apabila fasilitas yang ada dalam keadaan bersih, tidak bising, pertukaran udara (Air conditioner) yang cukup baik dan peralatan yang memadai serta relatif modern. Fasilitas lain alat komunikasi seperti telepon juga diberikan oleh Harian Pagi Radar Bogor namun jumlahnya terbatas. Telepon tersebut digunakan untuk mengembangkan wawancara narasumber yang belum lengkap pada saat wawancara di lapangan. Insentif Sub kriteria Insentif memiliki prioritas pertama pada kepuasan finansial yang berpengaruh dalam tingkat kepuasan kerja. Ada hubungan antara insentif terhadap kepuasan kerja. Insentif merupakan pemberian penghargaan dalam bentuk materi kepada seorang wartawan sesuai dengan prestasi kerjanya. Berdasarkan definisi ini, maka dimungkinkan wartawan Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan insentif berbeda antara satu orang dengan orang lain, karena seorang mempunyai prestasi kerja yang berbeda. Ketika wartawan sudah dipenuhi haknya oleh pihak Harian Pagi Radar Bogor dalam mendapatkan insentif maka akan mendorong wartawan lainnya untuk merasakan kepuasan atas apa yang dirasakannya.

48 Promosi kerja Ada hubungan antara promosi kerja (pengembangan diri) terhadap kepuasan kerja. Pengembangan diri bagi wartawan di Harian Pagi Radar Bogor merupakan aspek penting dalam menjalankan kegiatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait dengan kebutuhan masyarakat mengenai informasi informasi yang ada disekitarnya. Kesempatan untuk pengembangan diri secara adil sesuai potensi dan kemampuan wartawan. Penghambatan pengembangan diri akan mengurangi kepuasan kerja wartawan yang akan berakibat pada penurunan kinerja wartawan. Pengembangan diri bertujuan meningkatkan produktifitas kerja, meningkatkan efisiensi, mengurangi kerusakan, mengurangi kecelakaan, meningkatkan pelayanan, meningkatkan moral, meningkatkan karir, meningkatkan kemampuan konseptual dan kepemimpinan. Wartawan Harian Pagi Radar Bogor mendapatkan kesempatan untuk dipromosikan karena pengalaman kerjanya atau senioritas yang telah dimiliki. Dengan demikian kepuasan akan lebih besar bagi individu yang mendapat promosi untuk menduduki suatu jabatan, dibandingkan wartawan Harian Pagi Radar Bogor yang dipromosikan karena senioritasnya sehingga memperoleh kenaikan imbalan. Hasil penelitian menunjukkan sub kriteria promosi kerja menduduki prioritas kedua, sehingga dapat disimpulkan bahwa wartawan Harian Pagi Radar Bogor membutuhkan sarana untuk pengembangan diri guna meningkatkan kepuasan kerjanya. Berdasarkan indikator yang menimbulkan kepuasan kerja tersebut di atas akan dapat dipahami sikap individu wartawan Harian Pagi Radar Bogor terhadap pekerjaan yang dilakukan. Karena setiap wartawan akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan adanya perbedaan persepsi pada masing-masing wartawan. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan wartawan tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Oleh karenanya sumber kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Meskipun untuk batasan kepuasan kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan bahwa tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari padanya.

49 Tingkat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Kepuasan Kerja Wartawan Radar Bogor Secara keseluruhan Kriteria Tingkat Kepuasan Rata Rata Bobot Kriteria Tingkat Kepuasan Terbobot Kepuasan Psikologi 3.18 0.099 0.32 Kepuasan Sosial 3.21 0.055 0.18 Kepuasan Fisik 3.01 0.185 0.56 Kepuasan Finansial 2.58 0.661 1.70 Total 1.000 2.76 Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa tingkat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor secara keseluruhan rata-rata adalah 2.76, berada pada skala likert antara 2-3 (tidak puas sampai puas). Nilai ini sebenarnya lebih mengarah ketingkat puas namun masih perlu diperbaiki di masa mendatang. Dari Tabel 14 juga terlihat, bahwa kepuasan fisik dan kepuasan finansial yang bobot relatif lebih tinggi, justru memiliki tingkat kepuasan kerja terendah. dengan demikian, kedua aspek kepuasan kerja ini di masa mendatang perlu diperbaiki dengan prioritas utama kepada kepuasan kerja finansial kedua bobot kepentingannya tertinggi (0,661) sedangkan tingkat kepuasannya terendah (2,58). 4.4 Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor adalah analisis regresi berganda. Pemilihan penggunaan analisis regresi berganda ini disesuaikan dengan tujuan penelitiannya yaitu untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini mengkaji secara empiris pengaruh kepuasan psikologi, sosial, fisik dan finansial terhadap tingkat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Model yang digunakan adalah model regresi berganda. Data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner terhadap 35 wartawan harian tersebut. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0. Hasil analisis regresi Berganda menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor seperti yang ditunjukkan pada Tabel 15.

50 Tabel 15. Hasil Analisis Regresi Berganda Tingkat Kepuasan Kerja Wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Variabel Bebas Koefisien Regresi ( a ) Koefisien Regresi Standar t hitung Konstanta - 0,004-0,660 0,514 X1 0,250 0,143 18,168 0,000 X2 0,275 0,067 7,783 0,000 X3 0,245 0,200 20,624 0,000 X4 0,251 0,786 95,582 0,000 Variabel terikat = Y N = 35 R = 0.999; R²adj = 0.998; F hitung = 174,517; Sig. =0,000 Statistik Durbin-Watson, Dw = 2,078 Sig. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang disajikan dalam Tabel 15 di atas, maka dapat ditulis model regresi sebagai berikut; Keterangan: Y = - 0,004 + 0,250X 1 + 0,275X 2 + 0,245X 3 + 0,251X 4 Y = Kepuasan Kerja a 0 = Intersep X 1 = Kepuasan Psikologi X 2 = Kepuasan Sosial X 3 = Kepuasan Fisik X 4 = Kepuasan Finansial Sebelum digunakan untuk menguji hipotesis atau mengambil keputusan, maka model regresi tersebut secara ekonometri harus dikenai uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dikenakan terhadap model regresi meliputi uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas residu. Pengujian model terhadap asumsi klasik dapat ditunjukkan sebagai berikut. 1. Uji Multikolinieritas Menurut pendapat Gujarati (2003), uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan menggunakan uji VIF. Kriterianya untuk mengetahui suatu variabel bebas mengalami multikol dengan variabel bebas yang lainnya adalah dengan membandingkan nilai VIF nya dengan angkat 10. Jika VIF<10 disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas yang berarti.

51 Variabel X 1 memiliki nilai VIF=1,292. Oleh karena nilai VIF tersebut <10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X 1 (kepuasan psikologi) tidak mengalami multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain. Variabel X 2 memiliki nilai VIF=1,535. Oleh karena nilai VIF tersebut <10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X 2 (kepuasan sosial) tidak mengalami multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain. Variabel X 3 memiliki nilai VIF=1,946. Oleh karena nilai VIF tersebut <10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas variabel X 3 (kepuasan fisik) tidak mengalami multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain. Variabel X 4 memiliki nilai VIF=1,495. Oleh karena nilai VIF tersebut <10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas variabel X 4 (kepuasan financial) tidak mengalami multikolinieritas dengan variabel bebas yang lain. Berdasarkan hasil uji multikolinieritas dengan metode VIF di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dalam model terbebas masalah multikolinieritas sehingga memenuhi asumsi klasik. 2. Uji Autokorelasi Pengujian terhadap adanya fenomena autokorelasi dilakukan dengan menggunakan melihat statistika Durbin Watson seperti yang ditunjukkan pada Tabel 16. Tabel 16. Kriteria Uji Autokorelasi Durbin-Watson Hipotesis Nol (Ho) Keputusan Jika Tidak terjadi autokorelasi + Tolak 0<d<d L Tidak terjadi autokorelasi + Tidak ada keputusan d L d d U Tidak terjadi autokorelasi - Tolak 4-d L <d<4 Tidak terjadi autokorelasi - Tidak ada keputusan 4-d U d 4-d L Tidak terjadi autokorelasi + atau f Terima d U <d<4-d U Sumber: Gujarati (2003) Pengujian tersebut memerlukan nilai dl dan du, yang dapat diperoleh dari Tabel 16 dl dan du (Gujarati, 2003). Pada tingkat signifikansi α=5%, jumlah data n=35, dan jumlah variabel bebas k'=4, maka diperoleh nilai dl=1,222 du=1,726. Dengan demikian diperoleh nilai-nilai sebagai berikut; d = 2,078 (hasil olahan SPSS 15.0 lihat Tabel 4.6)

52 dl=1,222 du=1,726 4-dU = 4-1,726 = 2,274 Jadi d terletak pada interval: d U <d<4-d U atau 1,726<2,078<2,274; sehingga dapat disimpulkan bahwa, pernyataan "tidak terjadi autokorelasi positif (+) atau negatif (- ) diterima"; artinya, model regresi tidak mengalami fenomena autokorelasi. Berdasarkan hasil uji autokorelasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dalam model tidak mengalami autokorelasi sehingga memenuhi asumsi klasik. 3. Uji Heteroskedastisitas Menurut pendapat Gujarati (2003), uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman antara variabel bebas dengan nilai mutlak/absolut residu; disimbolkan dengan r s. Kriterianya untuk mengetahui suatu variabel bebas mengalami heteroskedastisitas adalah menguji signifikansi korelasi rank tersebut. Jika korelasi rank tersebut tidak signifikan, yang ditunjukkan oleh nilai Sig.2 tailed > 0,05; maka variabel bebas yang diuji tidak mengalami heteroskedastisitas. Variabel X 1 (kepuasan psikologi) memiliki nilai korelasi rank Spearman r s = -0,051 dengan Sig. = 0,771. Oleh karena nilai Sig. (0,771)>0,05, maka dapat korelasi rank Spearman tersebut tidak signifikan; sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X 1 tidak mengalami heteroskedastisitas. Variabel X 2 (kepuasan sosial) memiliki nilai korelasi rank Spearman r s =-0,178 dengan Sig. = 0,305. Oleh karena nilai Sig. (0,305) > 0,05, maka dapat korelasi rank Spearman tersebut tidak signifikan; sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X 2 tidak mengalami heteroskedastisitas. Variabel X 3 (kepuasan fisik) memiliki nilai korelasi rank Spearman r s =- 0,084 dengan Sig. = 0,633. Oleh karena nilai Sig. (0,633) > 0,05, maka dapat korelasi rank Spearman tersebut tidak signifikan; sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X 3 tidak mengalami heteroskedastisitas. Variabel X 4 (kepuasan finansial) memiliki nilai korelasi rank Spearman r s =-0,040 dengan Sig. = 0,817. Oleh karena nilai p (0,817)>0,05, maka dapat korelasi rank Spearman tersebut tidak

53 signifikan; sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X 4 tidak mengalami heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dalam model tidak mengalami heteroskedastisitas sehingga memenuhi asumsi klasik. 4. Uji Normalitas Residu Uji normalitas residu ini bukan merupakan uji asumsi klasik, tetapi uji persyaratan regresi; di mana dalam setiap model regresi, nilai residunya harus memliki distribusi normal (Gujarati, 2003). Dalam penelitian ini, pengujian normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov, tidak menggunakan metode grafis karena metode grafis tidak luput bahkan cenderung banyak terpengaruh oleh pandangan mata peneliti, sehingga subyektivitasnya lebih tinggi dibanding metode Kolmogorov-Smirnov. Kriterianya adalah jika statistik Kolmogorov-Smirnov (KS) tidak signifikan yang ditunjukkan oleh p>0,05; maka data yang diuji memiliki distribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan dengan program SPSS, diperoleh: KS = 0,139 p = 0,085 Oleh karena nilai Sig. (0,085) > 0,05 maka KS tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa residu (disturbance error) model regresi penelitian ini memiliki distribusi normal. 5. Uji Signifikansi Model Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam rangka peningkatan kinerjanya antara lain: (a) faktor psikologi, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan; (b) faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya; (c) faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi. Jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur, dan sebagainya; (d) faktor finansial,

54 merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya. Pengujian terhadap koefisien regresi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja wartawan secara keseluruhan yang nantinya akan mempengaruhi kinerja dari wartawan tersebut. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh bahwa nilai P value model sebesar 0.000. Menurut uji F apabilai nilai Sig. < alpha (0,05 persen) maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat kepuasan wartawan Harian Pagi Radar Bogor. Pengaruh secara simultan atau bersama dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat juga dapat dilihat pada nilai R²adj = 0.998 atau 99.8 persen. Hal ini menunjukkan bahwa, tinggi rendahnya tingkat kepuasan kerja wartawan sebesar 99,8 persen dipengaruhi variabel kepuasan psikologi, sosial, fisik dan finansial. Secara individual, tingkat signifikansi masing masing kepuasan psikologi, kepuasan sosial, kepuasan fisik dan kepuasan finansial adalah sama yaitu sebasar 0,000 lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan psikologi, sosial, fisik dan finansial secara sendiri sendiri berpengaruh nyata terhadap kepuasan kerja wartawan. Dalam kasus kepuasan kerja wartawan Harian Pagi Radar Bogor ini meskipun bobot kriterianya bervariasi antara 0.099 sampai dengan 0.661, akan tetapi tingkat kepuasan masing masing sebelum dibobot variasianya tidak terlalu besar yaitu antara 2.583 3.181 dan justru yang bobot kriterianya lebih besar, tingkat kepuasan rata-ratanya terendah. Oleh karena itu, meskipun semua faktor perlu diperhatikan, tetapi perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan finansial perlu diprioritaskan, terutama yang tingkat kepuasan relatif rendah yaitu gaji, tunjangan, dan insentif yang tingkat kepuasan kerja masing-masing 2.51, 2.49 dan 2.57. 4.5 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Harian Pagi Radar Bogor Secara umum, sistem manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Harian Pagi Radar Bogor masih sederhana dan bersifat konvensional. Hal ini terlihat dari struktur organisasi dimana SDM masih ditangani oleh seorang Manajer yang

55 menangani personalia dan masalah Umum (Manajer Personalia dan Umum). Manajer Personalia dan Umum ini, untuk urusan personalia hanya dibantu oleh dua orang staf yang lebih ditekankan kepada penilaian berkas lamaran calon karyawan (terutama wartawan), pengecekan absensi dan pembuatan draft surat peringatan dan rekomendasi kenaikan jabatan. Manajer Personalia dan Umum juga melaksanakan pengadaan karyawan selain wartawan (rekrutmen dan seleksi serta penilaian kerja dan kenaikan jabatannya. Pengadaan, pelatihan dan pengembangan serta penilaian kinerja wartawan, dilakukan oleh pemimpin Redaksi atau tim yang dibentuknya. Penentuan jenis dan besarnya kompensasi, baik kompensasi keuangan (gaji, honorarium dll) dan kompensasi non keuangan (asuransi), ditetapkan oleh Direktur dan Pelaksana Direktur. Pada pembahasan berikutnya, akan dititikberatkan pada pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen SDM terhadap wartawan Harian Pagi Radar Bogor, karena wartawan merupakan karyawan inti yang menjalankan usaha suatu media cetak. Manajemen di Bagian Personalia Harian Pagi Radar Bogor saat ini merupakan faktor yang sangat penting dalam mengelola SDM (wartawan). Namun kenyataanya peran tersebut belum dilaksanakan secara maksimal oleh Manajer Personalia. Keterlibatan manajer personalia seharusnya tidak hanya terbatas mengecek kehadiran wartawan dan pegawai. Tetapi lebih memahami profesi pekerjaan wartawan (pengembangan karir) serta memberikan penilaian kemampuan, minat dan potensi wartawan. 4.5.1 Sistem Rekrutmen Wartawan Proses rekrutmen wartawan di Harian Pagi Radar Bogor selama ini dilakukan dengan tiga cara yaitu, (1) melalui iklan di koran, (2) jalur rekomendasi dan (3) jalur mahasiswa magang. Rekrutmen melalui iklan dilaksanakan dengan membuat iklan lowongan kerja di Harian Pagi Radar Bogor sendiri. Iklan ini dimuat setiap hari selama satu bulan penuh. Draft naskah iklan dibuat oleh staf personalia, kemudian dikoreksi oleh Pemimpin Redaksi. Pada naskah iklan, calon pelamar diminta menyampaikan surat lamaran disertai biodata dan fotocopi ijazah, transkrip nilai dan surat pengalaman kerja. Dengan rekrutmen ini diterima sekitar 300 surat lamaran kerja.