BAB III METODE PENELITIAN. yang dibutuhkan dan dalam proses penelitian yaitu: Alamat Perusahaan : Gedung Wisma Kota BNI 46 Jl. Jendral Sudirman Kav.

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Adapun lokasi perusahaan tempat penulis dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dan dalam proses penelitian yaitu: Nama Perusahaan : PT Satya Langgeng Sentosa Alamat Perusahaan : Gedung Wisma Kota BNI 46 Jl. Jendral Sudirman Kav.I Lantai 6 Jakarta pusat 10220, Indonesia Perusahaan ini bergerak dalam bidang distributor keramik. Waktu penelitian ini direncanakan dilakukan selama 3 bulan dimana dari proses analisis, pengkuruan, pengaplikasian perbaikan dan proses pengawasan, khususnya permasalahan mengenai pengaruh penempatan kerja karyawan terhadap kinerja kerja karyawan berdasarkan latar belakang pendidikan dibagian divisi distrbusi PT Satya Langgeng Sentosa. 25

2 26 B. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan 2 penelitian yaitu: 1. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk mengukur bagaimana tingkat kinerja karyawan di bagian divisi distribusi PT Satya Langgeng Sentosa dan bagaimana proses penempatan kerja karyawan di bagian divisi distribusi PT Satya Langgeng Sentosa. 2. Penelitian Kausal yaitu bertujuan untuk menguji pengaruh penempatan kerja (sebagai variable independent X1), berdasarkan latar belakang pendidikan (sebagai variable independent X2) terhadap kinerja karyawan di bagian divisi distribusi PT Satya Langgeng Sentosa (sebagai variable dependent Y). C. Defenisi Dan Operasionalisasi Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas, yakni : Penempatan Kerja Menurut Hasibuan, Melayu S.P.(2008 : 32) penempatan karyawan yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima pada jabatan/pekerjaan yang dibutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan authority kepada orang tersebut. Dari pengertian tersebut maka indikator yang dapat diukur adalah proses seleksi karyawan dan penempatan karyawan.

3 27 2. Variabel Kontrol, yakni : Latar Belakang Pendidikan Menurut Tanjung, Rio.(2011:8) latar belakang pendidikan berarti keterangan mengenai suatu peristiwa guna melengkapi informasi yang tersiar sebelumnya dalam memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian tersebut maka indikator yang dapat diukur adalah jenjang pendidikan dan spesifikasi kesesuaian jurusan. 3. Variabel Terikat, yakni : Kinerja Karyawan Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006 : 9) berpendapat bahwa istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Kinerja karyawan merupakan suatu konsep yang strategis dalam rangka menjalin hubungan kerja sama antara pihak manajemen dengan para karyawan untuk mencapai kinerja yang baik. Berdasarkan pengertian di atas, indikator untuk variable kinerja karyawan adalah kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu.

4 28 Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasionalisasi Variabel Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran Kemampuan fisik Proses seleksi Kepribadian Penempatan Kerja SDM Kemampuan intelektual Wewenang Ordinal Penempatan SDM Management Hasil seleksi Pendidikan Dasar Jenjang pendidikan Pendidikan Atas Pendidikan Tinggi Ilmu pengetahuan Latar belakang pendidikan Spesifikasi/Kesesu aian jurusan yang sesuai dengan pekerjaan Pengetahuan yang dimiliki untuk Ordinal menunjang pekerjaan Kuantitas Jumlah target yang harus dicapai Kinerja karyawan Kualitas Mutu yang harus dihasilkan Ordinal Ketepatan Waktu Penyelesaian suatu kegiatan

5 29 D. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian kuantitatif merupakan istilah yang sangat lazim dipakai. Populasi diartikan sebagai jumlah kumpulan unit yang akan diteliti karateristik atau cirinya. Populasi yaitu keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti dan pada populasi itu hasil penelitian diberlakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Satya Langgeng Sentosa yang memiliki anak perusahaan di Surabaya dengan total karyawan distribusi. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipergunakan sebagai sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel merupakan bagian dari populasi. Pembagian jenis sampel yang diterapkan oleh Sugiyono ada berbagai macam. Diantaranya penulis menerapkan dalam penelitian dengan menggunakan Sampel Jenuh atau Sampling Jenuh dimana teknik pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Berdasarkan teori diatas maka dalam penelitian ini semua jumlah populasi karyawan bagian distribusi yang berada di PT Satya Langgeng Sentosa Jakarta, dijadikan sampel yaitu sebanyak 50 orang.

6 30 E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan teknik survei untuk mendapatkan data opini individu dengan cara menyebarkan kuesioner kepada karyawan departemen distribusi untuk mengetahui pengaruh penempatan kerja berdasarkan latar belakang pendidikan terhadap kinerja karyawan. F. Metode Analisa Data Analisis data digunakan apabila penulis telah selesai mengumpulkan keseluruhan data secara lengkap. Analisa data sangat berperan dalam suatu penelitian, sebab dengan analisa data yang tepat maka hasil penelitian akan semakin akurat. Analisa data bertujuan agar data yang telah dikumpulkan kemudian diolah agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang dibahas. Dalam penelitian ini penulis akan mengevaluasi sistem pemberian kompensasi dan pengaruhnya terhadap peningkatan motivasi kerja dan loyalitas karyawan. Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini, model pemecahan masalah yang digunakan di antaranya: 1. Uji Validitas Menurut Priyatno (2010 : 48), Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas sering digunakan sering digunakan untuk mengukur ketepatan

7 31 suatu item dalam kuesioner atau skala. Apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau hubungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menetukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak dan juga untuk melihat kemampuan item pertanyaan dalam mewakili semua unsur dimensi konsep yang sedang diteliti. Uji validitas diuji dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment dengan rumus: Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total n = jumlah responden X = skor tiap butir Y = skor total responden Item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang

8 32 tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika r 0,30. Jadi, jika korealasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,30 (batas penyimpangan), maka butir tersebut dinyatakan tidak valid, menurut (Sugiyono:2010). 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan proses pengujian suatu alat ukur untuk menentukan ukuran konsistensi suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya. Ini juga merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh sebuah alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Anallisis reliabilitas ini dilakukan menggunakan internal consistency dengan teknik belah dua split half yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. Untuk pengujian dengan menggunakan teknik ini, maka butir-butir instrument dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ganjil dan genap. Selanjutnya skor data tiap kelompok disusun secara terpisah, skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari koefisien korelasinya. Setelah diperoleh nilai koefisien korelasinya, kemudian nilai tersebut dimasukkan dalam rumus Spearman Brown. Keterangan : r1 = reliabilitas seluruh instrumen rab = korelasi setelah tes (split half) yang diperoleh dari pearson r

9 33 Semakin besar nilai reliabilitas (semakin mendekati angka 1), maka semakin tingi pula tingkat kepercayaan instrumen tersebut. Bila nilainya dibawah 0,60 maka dapat dikatakan instrumen memiliki reliabilitas yang rendah, 0,60 0,80 reliabilitas sedangkan di atas 0,80 reliabilitas tinggi. 3. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data mengalami penyimpangan atau tidak. Uji ini dilakukan sebelum melakukan analisa regresi. 4. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data bersifat normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval ataupun rasio. Uji normalitas ini menggunakan uji Kolmogorov-Sminov, dengan uji ini dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. 5. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda maka terjadi permasalahan heteroskedastisitas. Metode regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

10 34 6. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah keadaan dimana terjadinya hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variable independen dalam model regresi. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independent variable). Model regresi yang baik seharusnya tidak tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas, karna jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesame variabel bebas bernilai nol. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan di antaranya dengan melihat nilai Inlation Factor (VIF) pada model regresi. Menurut Santoso dalam Priyatno (2010), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel lainnya. 7. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi pada metode regresi yang digunakan. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Model pengujian menggunakan model Durbin-Watson yang dapat dilakukan dengan program SPSS.

11 35 Menurut Priyanto (2010), jika nilai Durbin-Watson (DW) berada di kisaran antara -2 dan 2, maka dapat diketahui tidak terjadi autokorelasi. Namun, jika nilai DW berada di bawah -2 atau di atas 2, maka terjadi autokorelasi. 8. Analisis Regresi Sederhana Dalam penelitian ini, variabel terikat dipengaruhi oleh dua variabel bebas. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Persamaan umum regresi linier berganda adalah: Keterangan : Y = a + b1x1 + b2x2+...bnxn Y = variable dependent (kinerja karyawan) X1 = variable independent (penempatan kerja karyawan) \ X2 = variabel independent (latar belakang pendidikan) a = Harga Konstanta (Harga Y bila X=0) b1, b2, bn = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variable dependent yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) maka terjadi kenaikan dan bila (-) maka terjadi penurunan

12 36 9. Uji Signifikasi Simultan (Uji F) Uji ini digunakan untuk menguji model regresiatas pengaruh seluruh variable independen secara simultanterhadap variable depnden. Selain itu uji f ini juga digunakan untuk mengetaui apakah analisis regresi linear berganda yang digunakan sesuai dengan penelitian. Prosedur uji Hosmer and Lemeshow hitung ini adalah sebagai berikut : i) Menetukan formulasi hipotesis: a) Ho : b1=b2=b3=b4=0 berarti tidak ada pengaruh X1, X2, X3, X4 terhadap Y b) Ha : b1#b2#b3#b4#0 Berarti ada pengaruh X1, X2, X3, X4 terhadap Y ii) Membuat keputusan uji F hitung a) Jika keputusan signifikansi lebih besar dari 5% maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, sebaliknya Ha diterima. Artinya model cocok untuk digunakan. b) Jika keputusan signifikansi lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, sebaliknya Ha diterima. 10. Uji Koefisien Regresi (Uji T) Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap variabel dependen yang lain konstan. Signifikansi pengaruh tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai ttabel (tt) dengan nilai thitung (th).