BAB 6 ANALISIS 6.2. Analisis Perhitungan dan Hasil Perhitungan Absorpsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas

dokumen-dokumen yang mirip
BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

kimia TITRASI ASAM BASA

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh:

Soal-Soal. Bab 4. Latihan. Laju Reaksi. 1. Madu dengan massa jenis 1,4 gram/ cm 3 mengandung glukosa (M r. 5. Diketahui reaksi:

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

Bab IV Hasil dan Diskusi

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI KIMIA DI LABORATORIUM

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

LAPORAN PERCOBAAN. HARI/ TANGGAL PERCOBAAN Hari Jum at/ Tanggal 04 Desember 2015 Pukul WIB

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan prosedur praktikum hukum kekekalan massa yang efektif

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

LOGO TEORI ASAM BASA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM

BAB 3 METODELOGI PERCOBAAN

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG


PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Antiremed Kelas 11 Kimia

Bab IV Hasil dan Pembahasan

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

Bab III. Metodologi Penelitian

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Bab 7. Stoikiometri Larutan dan Titrasi Asam Basa. A. Reaksi dalam Larutan B. Titrasi Asam Basa

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM

Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA. Oleh: : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP :

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO Analisis Kation

HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

Sumber:

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 )

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

c. Suhu atau Temperatur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan

wanibesak.wordpress.com 1

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

Persiapan UN 2018 KIMIA

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

1. Perhatikan struktur senyawa berikut!

Kesetimbangan Kimia. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

VOLUMETRI / TITRIMETRI

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

Transkripsi:

BAB 6 ANALISIS 6.2. Analisis Perhitungan dan Hasil Perhitungan 6.2.1. Absorpsi CO 2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas Data yang diperoleh dari percobaan ini adalah laju alir volumetrik (air 0.05 L/s, udara 0.50 L/S, dan CO 2 0.05 L/s), volume gas CO 2 dan udara saat kondisi awal (0.015 ml), volume gas CO 2 yang larut dalam air (0.001 ml), dan kondisi operasi kolom absorber (tekanan, suhu, diameter, tinggi, luas spesifik). Data ini kemudian digunakan untuk menghitung jumlah gas CO 2 yang terabsoprsi atau laju absorpsi gas CO 2 untuk setiap detiknya. Pada perhitungan jumlah gas CO 2 yang terabsorpsi atau laju absorpsi gas CO 2, terlebih diasumsikan bahwa gas yang digunakan pada percobaan merupakan gas ideal sehingga mengikuti hukum Avogaro yaitu gas memiliki volume yang sama dengan jumlah molekul pada suhu dan tekanan yang sama. Dengan demikian, fraksi gas CO 2 pada bagian inlet dan outlet dapat dikethaui sehingga dapat dihitung jumlah gas CO 2 yang terabsorpsi menggunakan persamaan neraca massa 5.5. Berkurangnya fraksi mol gas CO 2 (inlet 0.091 dan outlet 0.067) merupakan bukti terjadinya absorpsi CO 2 oleh air sebanyak 1.923 x 10-3 setiap detiknya. 6.2.2. Absorpsi CO 2 dengan Larutan NaOH Mneggunakan Analisis Larutan Data yang diperoleh dari percobaan ini adalah laju alir volumetrik (air 0.05 L/s, udara 0.50 L/S, dan CO 2 0.05 L/s), volume gas CO 2 dan udara saat kondisi awal (0.015 ml), volume gas CO 2 yang larut dalam air (0.001 ml), kondisi operasi kolom absorber (tekanan, suhu, diameter, tinggi, luas spesifik), dan volume asam, HCl, yang dibutuhkan untuk menetralkan NaOH dan mengubah karbonat menjadi bikarbonat (T 1 inlet 0.0043 ml dan outlet 0.0046 ml), untuk menetralkan NaOH dan Na 2 CO 3 (T 2 inlet 0.0036 ml dan outlet 0.0037 ml), dan untuk menetralkan NaOH (T 3 inlet 0.0044 ml dan outlet 0.0038 ml), serta volume BaCl yang dibutuhkan untuk mengendapkan Na 2 CO 3 yang terbentuk. Data ini digunakan untuk menghitung jumlah gas CO 2 yang terabsoprsi atau laju absorpsi gas CO 2 untuk setiap detiknya berdasarkan CO 2 yang terabsorp, NaOH

yang terurai, dan Na 2 CO 3 yang terbentuk. Reaksi keseluruhan yang terjadi pada absorpsi CO 2 dalam NaOH adalah sebagai berikut: Oleh karena itu, laju absorpsi gas CO 2 juga dapat dinyatakan oleh laju berkurangnya NaOH yang terurai untuk mengabsorpsi CO 2 dan oleh laju bertambahnya Na 2 CO 3 yang terbentuk hasil absorpsi CO 2. Pada perhitungan jumlah gas CO 2 yang terabsorpsi atau laju absorpsi gas CO 2 berdasarkan CO 2 yang terabsorp, dilakukan langkah yang sama pada perhitungan fraksi CO 2 inlet dan outlet untuk absorpsi gas CO 2 dalam air menggunakan analisis gas. Setelah memperoleh fraksi CO 2 inlet dan outlet, laju alir gas CO 2 inlet dan outlet dapat dihitung menggunakan persamaan 5.13 dan 5.14. Bekurangnya laju alir gas CO 2 d dari inlet ke outlet merupakan bukti terjadinya peristiwa absorpsi. Selisih antara laju alir gas CO 2 inlet dan outlet merupakan laju alir gas CO 2 yang terabsorpsi. Untuk mengetahui jumlah NaOH yang terurai untuk absorpsi CO 2 dan jumlah Na 2 CO 3 yang terbentuk dari absorpsi CO 2 maka dilakukan titrasi. Pertama, dilakukan titrasi sampel larutan inlet (S 4 ) dan outlet (S 5 ) masing masing 10 ml menggunakan HCl yang sebelumnya ditetesi PP sehingga larutan berwarna pink. Volume HCl yang dibutuhkan sampai mengubah larutan kembali bening adalah volume untuk menetralkan NaOH dan mengubah karbonat menjadi bikarbonat. Berubahnya warna larutan dari pink menjadi bening disebabkan karena PP bekerja pada trayek basa sehingga menunjukkan warna pink saat pertama kali diteteskan ke sampel (laruta bersifat basa) lalu berubah warna menjadi bening ketika larutan menjadi netral oleh HCl. Kedua, dilakukan titrasi terhadap larutan tersebut menggunakan HCl yang sebelumnya ditetesi MO sehingga berwarna kuning. Volume HCl yang dibutuhkan sampai mengubah larutan menjadi berwarna merah adalah volume untuk menetralkan NaOH dan Na 2 CO 3. Selisih antara T 1 dengan T 2 (T 1 T 2 ) adalah volume untuk menetralkan semua bikarbonat. Volume ini menunjukkan volume BaCl yang dibutuhkan untuk mengendapkan Na 2 CO 3 dalam larutan pada titrasi ketiga (pada percobaan dilakukan penambahan 10% supaya seluruh Na 2 CO 3 benar benar mengendap seluruhnya menjadi BaCO 3 ). Berubahnya warna larutan dari kuning menjadi oranye disebabkan karena MO bekerja pada trayek asam sehingga larutan tetap berwarna

bening oranye dan menunjukkan perubahan warna menjadi merah setelah dititrasi dengan HCl (larutan bersifat asam). Setelah diketahui volume BaCl yang dibutuhkan untuk mengendapkan Na 2 CO 3, kemudian dilakukan titrasi dengan HCl pada sampel inlet dan outlet yang sebelumnya sudah ditambahkan BaCl dan ditetesi PP sehingga larutan berwarna pink. Saat ditambahkan BaCl larutan berubah warna menjadi putih terutama pada bagian bawah. Endapan putih ini merupakan BaCO 3 hasil reaksi Na 2 CO 3 dengan BaCl 2 sebagai berikut: Volume HCl yang dibutuhkan sampai mengubah larutan kembali menjadi bening adalah volume untuk menetralkan hanya NaOH awal. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perubahan warna yang terjadi disebabkan karena PP bekerja pada trayek basa. Reaksi keseluruhan yang terjadi selama proses titrasi adalah sebagai berikut: Volume titrasi ini kemudian digunakan untuk menghitung konsentrasi NaOH dan Na 2 CO 3 inlet (NaOH 0.088 M dan Na 2 CO 3 0.005) dan outlet (NaOH 0.076 M dan Na 2 CO 3 0.008) menggunakan persamaan stoikiometri titrasi asam basa. Selisih antara konsentrasi inlet dan outlet merupakan jumlah NaOH yang terurai atau jumlah Na 2 CO 3 yang terbentuk. Konsentrasi NaOH berkurang dari inlet ke outlet karena NaOH terurai untuk mengabsorpsi CO 2 sedangkan konsentrasi Na 2 CO 3 bertambah dari inlet ke outlet karena Na 2 CO 3 terbentuk selama absorpsi CO 2. Nilai ini kemudian dikonversi menjadi laju alir menggunakan persamaan 5.20 dan 5.21. Seharusnya hasil dari laju absoprsi gas CO 2 sama dengan setengah kali lipat laju terurainya NaOH dan sama dengan laju terbentuknya Na 2 CO 3 berdasarkan perbandingan koefisien pada persamaan reaksi stoikiometri, namun tidak diperoleh hasil yang demikian. Penyebab hal ini akan dibahas lebih lanjut pada analisis kesalahan. Dengan membandingkan hasil perhitungan pada percobaan absorpsi CO 2 dalam air dengan absorpsi CO 2 dalam larutan NaOH diketahui bahwa jumlah gas CO 2 yang terabsorp dalam air lebih banyak dibandingkan dalam larutan NaOH setiap detiknya. Berdasarkan teori, pelarut yang baik untuk suatu gas pada proses absorpsi sangat ditentukan oleh kelarutan gas, volatilitas, dan viskositas (Treybal, 1980). Padahal

berdasarkan aspek kelarutan gas, gas CO 2 lebih mudah terabsorp dalam NaOH dibandingkan dalam air. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Ketika CO 2 dilarutkan dalam air, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Sehingga sesuai dengan hukum Henry berlaku persamaan sebagai berikut: Namun ketika CO 2 dilarutkan dalam NaOH, reaksi yang terjadi adaha sebagai berikut: Sehingga untuk menjaga kesetimbangan hukum Henry, akan lebih banyak CO 2 yang larut menjadi asam karbonat. Dengan demikian, CO 2 akan lebih banyak terabsorp dalam larutan NaOH dibandingkan dalam air. Namun, hasil percobaan memberikan hasil sebaliknya. Hal ini kami duga karena saat mengambil sampel, masih belum terbentuk Na 2 CO 3 melainkan baru terbentuk NaHCO 3 dengan persamaan reaksi sebaga berikut:

Please download full document at www.docfoc.com Thanks