BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi ini karena di objek wisata tersebut merupakan satu-satunya objek

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN

Gambar 2 Tahapan Studi

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

STUDI KESESUAIAN PANTAI LAGUNA DESA MERPAS KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR SEBAGAI DAERAH PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KONSERVASI

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jalan Lembah Pakar Timur 28, Dago Bandung. 2 Masa Bimbingan. 5 Kuesioner. 6 Pengolahan Data.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

III. METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISI DAYA DUKUNG PEMANFAATAN PULAU GILI LABAK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB III METODE PENELITIAN. Sukawana adalah nama daerah yang terletak sekitar 30 kilometer sebelah

IV METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3 Lokasi penelitian.

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung sejak

Riyatus Shalihah (1), Zainol Arifin (2), Mohammad Shoimus Sholeh (3) Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura (3)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian berlokasi di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang berada di kawasan Taman Wisata Perairan Gili Matra, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal Desember 202 sampai dengan 3 Januari 203. 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode survei, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang objek yang diteliti, menjelaskan hubungan-hubungan dari beberapa variabel, menguji hipotesis untuk memperkuat penerimaan atau mengadakan penolakan terhadap teori, dan membuat prediksi (Saragih dkk 994). Survei bertujuan untuk meliputi banyak orang sehingga hasil survei dapat di pandang mewakili populasi atau merupakan generalisasi (Istijanto 2005). 3.2. Sumber Data Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui observasi lapangan atau dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner. Sumber data dari wawancara disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Pihak-pihak yang menjadi responden dalam penelitian ini meliputi nelayan, pengusaha pariwisata, wisatawan dan pemerintah terkait dari Dinas Kelautan Perikanan serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dalam bentuk laporan atau publikasi lainnya. Data sekunder yang diambil bersumber dari dinas atau instansi terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas 6

7 Kelautan dan Perikanan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Kantor Kecamatan dan Kantor Desa. Jenis data primer dan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Data yang Dibutuhkan dalam Penelitian Data yang dibutuhkan Jenis Data A. Lembaga Pemerintah. Kondisi fisik lingkungan Data sekunder 2. Kualitas perairan Data sekunder 3. Indeks kesesuaian wisata Data sekunder 4. Demografi penduduk Data sekunder 5. Jumlah wisatawan Data sekunder B. Nelayan. Jenis alat tangkap Data primer 2. Penerimaan Data primer 3. Pengeluaran Data primer C. Pengusaha. Jenis kegiatan usaha Data primer 2. Penerimaan Data primer 3. Pengeluaran Data primer D. Wisatawan. Profil wisatawan Data primer 2. Evaluasi tempat wisata oleh pengunjung Data primer 3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan dua metode, yaitu purposive sampling dan accidental sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja dimana anggota populasi dipilih untuk memenuhi tujuan tertentu. Kriteria responden yang dipilih adalah:. Nelayan, sebagai pihak yang bergerak langsung di sektor perikanan. 2. Penginapan dan kapal penumpang, sebagai bentuk usaha yang perannya sangat penting dalam jasa akomodasi dan transportasi di sektor pariwisata. 3. Penangkaran penyu, sebagai pemerhati perikanan sekaligus daya tarik pariwisata yang sudah merupakan salah satu bentuk nyata dari minawisata bahari.

8 4. Pihak Balai Kawasan Konservasi Perairan (BKKPN), Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Utara serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai lembaga pemerintah yang terkait dalam pengelolaan di Taman Wisata Perairan Gili Matra. Accidental sampling adalah pengambilan sampel dimana anggota populasinya dipilih secara acak. Kriteria responden dalam metode ini adalah wisatawan domestik dan mancanegara yang kebetulan sedang melakukan aktivitas wisata di Taman Wisata Perairan Gili Matra dan berusia 7 tahun ke atas (dewasa). Penentuan jumlah responden menggunakan dua cara. Responden yang memiliki jumlah populasi kurang dari 0 digunakan cara sensus. Selain daripada itu, digunakan persamaan yang dikemukakan oleh Slovin (960) dalam Sevilla et al. (993) sebagai berikut: Keterangan: n = Banyaknya sampel yang diambil (orang) N = Populasi (orang) e = Persentase ketidaktelitian (persen) Dengan persamaan di atas, peneliti dapat menentukan persentase ketidaktelitian yang diinginkan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan penentuan jumlah sampel dengan menggunakan persentase ketidaktelitian sebanyak 40% (Lampiran 3). 3.3 Metode Analisis Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Analisis yang digunakan antara lain:

9 3.3. Analisis Indeks Kesesuaian Minawisata Bahari Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan objek wisata yang akan dikembangkan. Kesesuaian yang akan dianalisis dalam penelitian ini meliputi: a. Analisis Kesesuaian untuk Pemanfaatan Minawisata Pancing Kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 3. (Haris 202 dalam Jaelani dkk 202): Tabel 3. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Minawisata Pancing No. Parameter Bobot. 2. 3. 4. 5. Kelompok jenis ikan Kecepatan arus (cm/det) Tinggi gelombang (cm) Kecerahan perairan (m) Suhu perairan ( o C) 5 Kelas Kesesuaian dan Skor S Skor SB Skor TS Skor Ikan target, ikan indikator, ikan mayor 3 Ikan target, ikan indikator, 2 Ikan indikator, ikan mayor 5 <20 3 200-00 2 >00 5 <50 3 50-00 2 >00 3 <8 3 8-0 2 >0 3 25-30 3 >30-36 2 6. Salinitas ( o / oo ) 3 20-32 3 >32-36 2 7. 8. 9. Kedalaman perairan (m) Jarak dari alur pelayaran dan kawasan lain (m) Dermaga kecil (jetty) 0. Perahu (boat) 2 <25 >32 <20 >36 <0 3 0-5 2 >5 >500 3 300-500 2 <300 2 Ada (bahan kayu) Ada (bahan kayu, tanpa motor) Sumber: Haris (202) dalam Jaelani dkk (202) 3 3 Ada (bahan beton) Ada (bahan kayu, bermotor) 2 Tidak ada 2 Tidak ada Nilai maksimum (bobotxskor) = 08

20 b. Analisis Kesesuaian untuk Pemanfaatan Minawisata KJA Kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 4. (Haris 202 dalam Jaelani dkk 202): Tabel 4. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Minawisata KJA No. Parameter Bobot Kelas Kesesuaian dan Skor S Skor SB Skor TS Skor. Suhu perairan <26 ( o 5 29-30 3 26-<29 2 C) >30 2. Salinitas ( o / oo ) 5 25-30 3 >30-33 2 <25 >33 3. Kecepatan arus (cm/det) 4 <0,75 3 0,76-,0 2 >,0 4. Tinggi gelombang (cm) 4 <0,5 3 >0,50 2 >,0 5. Kedalaman air <4,0 dari dasar jaring 4 4,0-7,0 3 7,-0,0 2 >0,0 (m) 6. Oksigen terlarut (mg/l) 3 >6 3 3-<6 2 <3 7. ph 3 6,6-8,0 3 6,0-6,5 2 <6,0 >8,0 8. Nitrat (mg/l) 2 <0, 3 0,-0,9 2 >0,9 9. Phospat (mg/l) 2 <0, 3 0,-0,9 2 >0,9 0. Jarak dari alur pelayaran dan kawasan lain (m) 2 >500 3 300-500 2 <300 Sumber: Haris (202) dalam Jaelani dkk (202) Nilai maksimum (bobotxskor) = 02

2 c. Analisis Kesesuaian untuk Pemanfaatan Minawisata Selam Kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 5. (Haris 202 dalam Jaelani dkk 202): Tabel 5. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Minawisata Selam No. Parameter Bobot Kelas Kesesuaian dan Skor S Skor SB Skor TS Skor. Suhu perairan < 23 ( o 5 23-25 3 26-36 2 C) > 36 2. Salinitas ( o / oo ) 5 30-36 3 28-30 2 < 28 > 36 3. Kecerahan perairan (m) 5 > 65 3 20-65 2 < 20 4. Kecepatan arus (cm/det) 5 0-25 3 26-50 2 >50 5. Tutupan komunitas karang 4 > 65 3 25-65 2 < 25 (%) 6. Jenis life form (sp) 4 > 0 3 4-0 2 < 4 7. Jenis ikan karang (sp) 3 > 75 3 20-75 2 < 20 8. Kedalaman < 3 terumbu karang 3 3-20 3 2-30 2 > 30 (m) 9. Perahu (boat) 2 0.. Peralatan selam (scuba diving) Pemandu selam (buddies) 2 2 Ada (bahan kayu, tanpa motor) Ada (lengkap) Ada (memiliki lisensi) Sumber: Haris (202) dalam Jaelani dkk (202) 3 3 3 Ada (bahan kayu, bermotor) Ada (tidak lengkap) Ada (tidak memiliki lisensi) 2 Tidak ada 2 Tidak ada 2 Tidak ada Nilai maksimum (bobot x skor) = 26

22 d. Analisis Kesesuaian untuk Pemanfaatan Minawisata Snorkeling Kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 6. (Yulianda 20 dalam Jaelani dkk 202): Tabel 6. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Minawisata Snorkeling No. Parameter Bobot Kategori Skor 00 3. Kecerahan perairan (%) 5 80-<00 2 20-<80 < 20 0 >75 3 2. Tutupan >50-75 2 5 komunitas karang (%) 25-50 <25 0 >2 3 3. Jenis life form (sp) 3 <7-2 2 7-4 <4 0 >50 3 4. Jenis ikan karang (sp) 3 30-50 2 30-<30 <0 0 0-5 3 5. Kecepatan arus (cm/det) >5-30 2 >30-50 6. 7. Kedalaman terumbu karang (m) Lebar hamparan datar karang (m) Sumber: Yulianda (20) dalam Jaelani dkk (202) >50 0-3 3 >3-6 2 >6-0 >0 ; < 0 >500 3 >00-500 2 20-00 <20 0 Nilai maksimum (bobot x skor) = 57 Setelah data dari masing-masing aktivitas minawisata di atas diperoleh, kemudian dihitung indeks kesesuaian minawisata baharinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Jaelani dkk 202): IK MB = ( Ni/ Nmaks) x 00%

23 Keterangan: IK MB = Indeks Kesesuaian Minawisata Bahari Ni = Nilai parameter ke-i (bobot x skor) Nmaks = Nilai maksimum dari kategori minawisata Evaluasi Kelayakan: 76% - 00% = Sesuai (S) 5% - 75% = Sesuai Bersyarat (SB) 50% = Tidak Sesuai (TS) S : Kawasan ini tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan perlakuan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti atau tidak berpengaruh nyata terhadap penggunaan dan tidak akan menaikkan masukan/tingkatan perlakuan yang diberikan. SB : Kawasan ini mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat perlakuan yang harus diterapkan. Pembatas ini akan lebih menaikan masukan/tingkatan perlakuan yang diperlukan. TS : Kawasan ini mempunyai pembatas permanen, sehingga menghambat segala kemungkinan perlakuan pada daerah tersebut. 3.3.2 Analisis Daya Dukung Kawasan Analisis daya dukung kawasan ditujukan pada pengembangan minawisata bahari dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada secara lestari. Daya Dukung Kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut (Yulianda 2007 dalam Hertikawati 20): DDK = K x Lp/Lt x Wt/Wp Keterangan: DDK = Daya Dukung Kawasan (orang) K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang) Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt = Unit area untuk kategori tertentu Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (jam) Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (jam)

24 Potensi ekologis pengunjung (K) adalah potensi lingkungan untuk menampung pengunjung yang ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan yang dikembangkan. Unit area kegiatan (Lt) merupakan luas area yang dapat digunakan oleh pengunjung dengan mempertimbangkan kemampuan toleransi alam sehingga kelestarian teteap terjaga. Potensi ekologis pengunjung dan unit area kegiatan dapat dilihat dalam Tabel 7. Waktu kegiatan pengunjung (Wp) merupakan lamanya waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Waktu yang disediakan kawasan (Wt) merupakan lamanya waktu areal dibuka dalam satu hari dengan rata-rata waktu kerja sekitar 8 jam, yaitu pukul 08.00 sampai dengan pukul 6.00. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan usaha dapat dilihat dalam Tabel 8. Tabel 7. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Unit Area Kegiatan (Lt) Jenis Kegiatan Jumlah Pengunjung (orang) Unit Area Keterangan Rekreasi Pantai 50 m orang setiap 50 m panjang pantai Wisata Olahraga 50 m orang setiap 50 m panjang pantai Selam 2 000 m 2 2 orang dalam 00 m x 0 m Snorkling 250 m 2 orang dalam 50 m x 5 m Sumber: Yulianda (2007) dalam Hertikawati (20) Tabel 8. Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Kegiatan Wisata Jenis Kegiatan Waktu Kegiatan Pengunjung (Jam) Waktu Total Hari (Jam) Rekreasi Pantai 3 6 Wisata Olahraga 2 4 Selam 2 8 Snorkling 3 6 Sumber: Yulianda (2007) dalam Hertikawati (20)

25 3.3.3 Analisis Finansial Usaha Untuk mengetahui analisis usaha dari beberapa kegiatan ekonomi yang berlangsung di Taman Wisata Perairan Gili Matra digunakan analisis pendapatan usaha, R/C ratio dan profitabilitas. a. Analisis Pendapatan Usaha Pendapatan usaha adalah total penerimaan dikurangi dengan total biaya. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut (Lipsey dkk 995): Keterangan: = Keuntungan usaha (Rupiah) TR = Penerimaan total (Rupiah) TC = Biaya total (Rupiah) b. Revenue Cost Ratio (R/C ratio) Analisis R/C ratio merupakan perbandingan antara pendapatan total dengan biaya produksi secara keseluruhan. R/C ratio dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Rahim dan Astuti 2007): Keterangan: TR = Penerimaan total (Rupiah) TC = Biaya total (Rupiah) Dari hasil perhitungan, nantinya akan didapatkan kriteria usaha dengan pembagian kategori sebagai berikut: R/C >, usaha menguntungkan R/C =, usaha impas R/C <, usaha rugi

26 c. Profitabilitas Profitabilitas merupakan perhitungan yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada. Profitabilitas menggunakan persamaan sebagai berikut (Riyanto dalam Wardani dkk 202): 3.3.4 Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) Analisis yang digunakan untuk strategi pengembangan minawisata pada penelitian ini menggunakan analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Kekuatan (strenghts) adalah unsurunsur yang menjadi keunggulan kawasan wisata. Kelemahan (weaknesses) adalah unsur yang menjadi keterbatasan wisata sehingga dapat menghambat kinerja pengelola untuk mencapai keberhasilan pengelolaan. Peluang (opportunities) adalah unsur lingkungan yang berasal dari luar yang dapat menguntungkan pengelola. Ancaman (threats) adalah unsur lingkungan yang berasal dari luar yang dapat menghambat atau merugikan pihak pengelola. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Dalam analisis ini akan disusun matriks SWOT yang akan menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategi sebagai berikut (Rangkuti 2003):. SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman. 3. WO, yaitu strategi berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada.

27 4. WT, yaitu strategi berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Adapun kerangka kerja dengan menggunakan analisis SWOT adalah sebagai berikut (Rangkuti 2003):. Analisis dan pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) (Tabel 9.), dengan tahapan sebagai berikut: a. Membuat daftar critical access factors (faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) yang menjadi kekuatan dan kelemahan. b. Menentukan bobot dari critical access factors sesuai dengan tingkat kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar,00. c. Memberi rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap kawasan (nilai: 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 = cukup penting, = kurang penting). d. Mengalikan antara bobot dengan rating lalu menjumlahkan semua skor. 2. Analisis dan pembuatan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) (Tabel 0.), dengan tahapan sebagai berikut: a. Membuat daftar critical access factors (faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) yang menjadi peluang dan ancaman. b. Menentukan bobot dari critical access factors sesuai dengan tingkat kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar,00. c. Memberi rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap kawasan (nilai: 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 = cukup penting, = kurang penting). d. Mengalikan antara bobot dengan rating lalu menjumlahkan semua skor 3. Pembuatan Matriks SWOT (Tabel.) dengan menghubungkan setiap unsur SWOT.

28 4. Pembuatan tabel ranking alternatif strategi (Tabel 2.) dengan cara menampilkan setiap strategi beserta jumlah skornya untuk kemudian diranking sehingga menghasilkan prioritas strategi yang dipilih. Tabel 9. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Faktor Strategis Internal A B C... Total Bobot A X B X 2 C X 3... X 4 Total X i Sumber: Prakoso (2007) Tabel 0. Matriks EFE (External Factor Evaluation) Faktor Strategis Eksternal A B C... Total Bobot A X B X 2 C X 3... X 4 Total X i Sumber: Prakoso (2007) Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel menggunakan rumus sebagai berikut (Prakoso 2007): ó i = Keterangan : ó i = bobot variabel ke-i Xi = nilai variabel ke-i i =,2,3,... (faktor strategis internal atau eksternal) n = jumlah variabel

29 Tabel. Matriks SWOT EFE IFE Strenghts (S) Tentukan beberapa faktor kekuatan internal Weaknesses (W) Tentukan beberapa faktor kelemahan internal Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO Tentukan beberapa faktor peluang eksternal Strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T) Strategi ST Strategi WT Tentukan beberapa faktor ancaman eksternal Sumber: David (2002) Strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Tabel 2. Alternatif Strategi Unsur SWOT Keterkaitan dengan Unsur SWOT Skor Ranking Strategi SO Strategi ST Strategi WO Strategi WT Sumber: David (2002)