Riyatus Shalihah (1), Zainol Arifin (2), Mohammad Shoimus Sholeh (3) Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura (3)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Riyatus Shalihah (1), Zainol Arifin (2), Mohammad Shoimus Sholeh (3) Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura (3)"

Transkripsi

1 135 STRATEGI USAHA RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR JUMIANG DI KELOMPOK USAHA BERSAMA MITRA BAHARI DESA TANJUNG KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN Riyatus Shalihah (1), Zainol Arifin (2), Mohammad Shoimus Sholeh (3) Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura (3) ABSTRAK Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu kabupaten yang menghasilkan atau membudidayakan rumput laut di Pulau Madura karena perairan dan berpotensi besar untuk pengembangan budidaya rumput laut. Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupataen Pamekasan erupakan salah satu desa dimana banyak petani yang membudidayakan rumput laut. Desa tersebut berpotensi untuk budidaya rumput laut mengingat letakya di daerah pinggiran pantai. Mayoritas di Desa Tanjung mengandalkan hasil dari usaha rumut laut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga produktivitas rumput laut berpengaruh terhadap pendapatan para nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani rumput laut dan strategi pengembangan usaha rumput laut agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir di Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis usahatani dan SWOT. Dari hasil penelitian didapat biaya total usahatani rumput laut sebesar Rp , Penerimaan Rp , Keuntungan Rp Nilai R/C sebesar 1,25 berarti usahatani rumput laut layak atau menguntungkan. Strategi yang digunakan dalam analisis SWOT yaitu pertumbuhan sehingga untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani rumput laut di KUB Mitra Bahari di Desa Tanjung, masyarakat harus memfokuskan dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki KUB daripada melihat kelemahan yang dimiliki dan ancaman yang akan terjadi. Kata Kunci : Usahatani, Rumput Laut, SWOT ABSTRACT Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu kabupaten yang menghasilkan atau membudidayakan rumput laut di Pulau Madura karena perairan dan berpotensi besar untuk pengembangan budidaya rumput laut. Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupataen Pamekasan erupakan salah satu desa dimana banyak petani yang membudidayakan rumput laut. Desa tersebut berpotensi untuk budidaya rumput laut mengingat letakya di daerah pinggiran pantai. Mayoritas di Desa Tanjung mengandalkan hasil dari usaha rumut laut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga produktivitas rumput laut berpengaruh terhadap pendapatan para nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani rumput laut dan strategi pengembangan usaha rumput laut agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir di Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis usahatani dan SWOT. Dari hasil penelitian didapat biaya total usahatani rumput laut

2 136 sebesar Rp , Penerimaan Rp , Keuntungan Rp Nilai R/C sebesar 1,25 berarti usahatani rumput laut layak atau menguntungkan. Strategi yang digunakan dalam analisis SWOT yaitu pertumbuhan sehingga untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani rumput laut di KUB Mitra Bahari di Desa Tanjung, masyarakat harus memfokuskan dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki KUB daripada melihat kelemahan yang dimiliki dan ancaman yang akan terjadi. Kata Kunci : Usahatani, Rumput Laut, SWOT PENDAHULUAN Rumput laut yang merupakan kultur air laut adalah salah satu komoditi perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Pendapat ini diambil dengan pertimbangan usaha budidaya rumput laut tergolong usaha yang paling mudah dan murah serta dengan penawaran keuntungan yang besar pula. Hanya bermodalkan keterampilan, kesabaran, keuletan, serta sedikit pengetahuan, orang sudah dapat melakukan usaha budidaya rumput laut. Hal tersebut ditunjang pula dengan keadaan perairan Indonesia sendiri yang strategis dan memadai. Salah satu dari jenis rumput laut yang sudah dibudidayakan secara intensif adalah Eucheuma sp di wilayah perairan pantai. Menurut APBIRI (Asosiasi Pengusaha Budidaya dan Industri Rumput laut Indonesia), kelangsungan industri rumput laut nasional terancam kekurangan bahan baku akibat sedikitnya pasokan dari nelayan dalam membudidayakan sumber daya alam dari kelautan tersebut (Anggadireja, 2006). Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu kabupaten yang menghasilkan atau membudidayakan rumput laut di Pulau Madura karena perairan Pamekasan juga berpotensi besar untuk pengembangan budidaya rumput laut. Data Dinas Perikanan dan Kelautan/ Diskanla Kabupaten Pamekasan (2011), potensi rumput laut di Pamekasan tersebar di Kecamatan Pademawu dan kecamatan Tlanakan. Usaha budidaya rumput laut di Pamekasan berawal sejak tahun Namun, diantara kedua kecamatan tersebut yang tetap bertahan hingga sekarang adalah kecamatan Pademawu tepatnya di Desa Tanjung. Di Desa Tanjung banyak petani yang membudidayakan rumput laut. Desa tersebut berpotensi untuk budidaya rumput laut mengingat letakya di daerah pinggiran pantai. Mayoritas di Desa Tanjung mengandalkan hasil dari usaha rumut laut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga produktivitas rumput laut sangat berpengaruh terhadap pendapatan para nelayan. Keterbatasan modal menjadi faktor utama meningkatkan produksi rumput laut melihat rata-rata nelaian di Desa Tanjung merupakan ekonomi menengah kebawah. Atas dasar itulah kemudian para pembudidaya rumput laut yang berlokasi di pesisir Jumiang Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan sepakat membentuk Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari dengan harapan adanya kelompok usaha bersama maka dapat mengatasi segala permasalahan yang berkaitan dengan budidaya rumput laut. Nama Mitra Bahari dipilih oleh kelompok dengan pertimbangan usaha yang dikelola tidak hanya mampu memberikan keuntungan secara ekonomis semata bagi masyarakat tetapi juga mampu memberikan manfaat yang besar terhadap aspek sosial budaya masyarakat dan kelestarian lingkungan laut. Paradigma pengelolaan usaha yang ekonomis, lestari dan berkelanjutan inilah yang mendasari dan mewarnai kegiatan usaha rumput laut yang dikelola

3 137 kelompok. Dalam Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari terdapat permasalahan terutama keterampilan dalam berbudiaya rumput laut. Bimbingan dari penyuluh terkait teknis dalam budidaya rumput laut dan untuk meningkatkan produksinya sangat kurang bahkan bisa dikatakan tidak ada pembekalan yang membuat para pembudidaya rumput laut mengembangkan produksinya. Melihat Desa Tanjung yang memiliki potensi besar untuk pengembangan budidaya rumput laut dan dengan adanya permasalahan keterbatasan modal dan keterampilan dalam meningkatkan produksi rumput laut tersebut, maka perlu adanya penelitian untuk mengetahui apakah usaha budidaya rumput laut menguntungkan atau rugi, serta bagaimana strategi usaha budidaya rumput laut tersebut untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Kajian ini diharapkan dapat menjadi acuan pengembangan budidaya rumput laut, sehingga budidaya rumput laut dapat berkembang dan menjadi produk unggulan daerah serta berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya rumput laut di Desa Tanjung khususnya dan masyarakat pesisir pada umumnya. Tujuan penelitian yaitu: (1) untuk mengetahui analisis usahatani rumput laut di Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan, dan (2) mengetahui strategi pengembangan usaha rumput laut agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir di Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Dengan penerapan strategi dengan menggunakan analisis SWOT diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat pesisir yang berbudidaya rumput laut. METODE PENELITIAN Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposif) yaitu di Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nelayan pembudidaya rumput laut yang melakukan kegiatan budidaya rumput laut di Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan yaitu sebanyak 15 pembudidaya rumput laut. Metode yang digunakan yaitu sebagai berikut: 1. Analisis Usahatani Rumput Laut a. Analisis Biaya Biaya usahatani merupakan total biaya tetap yang dikeluarkan untuk pengadaan peralatan yang dihitung melalui penyusutan, serta biaya variabel biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan faktor-faktor produksi. TC = FC + VC (1) Keterangan : TC = Biaya Total (Rp) FC = Biaya Tetap (Rp) VC = Biaya Variabel (Rp) b. Analisis Penerimaan Usahatani Rumput Laut Penerimaan adalah hasil dari produksi rumput laut dikalikan dengan harga jual. TR = Y. P (2) Keterangan : TR = Total Penerimaan (Rp) P = Harga (Rp) Y = Produksi Rumput Laut (kg)

4 138 c. Keuntungan Keuntungan adalah selisih dari pendapatan diatas biaya-biayanya. Besarnya pendapatan usahatani rumput laut dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : π = TR TC (3) Keterangan : π = Keuntungan (Rp) d. Revenue Cost Ratio (R/C) Revenue Cost Ratio (R/C) merupakan efisiensi biaya yaitu ukuran perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya. Dengan nilai R/C Ratio, dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak (Soekartawi, 2002) R/C = Total Penerimaan (TR ) Tota l Biaya (TC ) (4) 2. Analisis SWOT Peneliti menganalisis menggunakan metode analisis SWOT yang meliputi analisis IFAS dan EFAS sebagai bagian dari analisis SWOT yang berdasarkan pada kondisi objektif lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Sebelum membuat matrik faktor strategi internal dan eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi internal (IFAS) dan faktor eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategis: a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan dan peluang serta ancaman perusahaan dalam kolom 1. b. Beri bobot masing-masing faktor berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (jumlah bobot kekuatan dan kelemahan harus = 1) dan (jumlah bobot peluang dan ancaman harus = 1). c. Hitung rating (dari kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya dan eksternalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama. Kemudian digambarkan dalam diagram matriks SWOT dan yang terakhir dibuat matriks (Rangkuti, 2006)

5 139 Tabel 1. Matriks SWOT EFAS IFAS OPPOTINITIES (O) - Faktor-faktor peluang di KUB Mitra Bahari THREATS (T) - Faktor-faktor ancaman di KUB Mitra Bahari STRENGHTS (S) - Faktor-faktor kekuatan di KUB Mitra Bahari Strategi SO - Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST - Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman WEAKNESSES (W) - Faktor-faktor kelemahn di KUB Mitra Bahari Strategi WO - Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Usahatani Rumput Laut 1. Biaya Tetap Secara ringkas biaya tetap usahatani usaha budidaya rumput laut di KUB Mitra Bahari disajikan sebagai berikut : Tabel 2. Biaya Tetap Budidaya Rumput Laut Metode Longline pada Luas m² No Jenis Peralatan Penyusutan (Rp) 1 Tali polietilien Ø 12 mm Tali polietilien Ø 8 mm Tali polietilien Ø 4 mm Pelampung utama Pelampung botol aqua Jangkar (tiang tancap) Sampan Tarpal Katinting Mesin Waring Tempat jemuran Total Biaya Sumber : Data Primer Diolah, Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan faktorfaktor produksi yang diukur dengan satuan rupiah. Total biaya variabel Rp , Sehingga biaya total usahatani rumput laut adalah Rp Penerimaan dan Keuntungan Penerimaan budidaya rumput laut kering pada saat penelitian sebesar Rp , sehingga keuntngan yang diperoleh sebesar Rp

6 Revenue Cost Ratio (R/C) R/C = Rp = 1,25 Rp Nilai R/C Ratio > 1 yaitu 1,25 berarti usahatani rumput laut layak atau menguntungkan karena dengan modal Rp 1,00 akan diperoleh keuntungan Rp 1,25. Analisis SWOT Usaha Budidaya Rumput Laut di KUB Mitra Bahari Hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Tanjung terhadap pengembangan usaha budidaya rumput laut memperlihatkan bahwa terdapat faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh KUB. Mitra Bahari Tabel 3. IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) Usaha Budidaya Rumput Laut di Desa Tanjung Faktor Internal No Kekuatan Bobot Rating B x R 1 Pelaksanaan teknik budidaya yang sederhana dan mudah di lakukan 2 Tenaga kerja mudah didapat Budidaya rumput laut dapat dilakukan dalam skala usaha kecil 4 Mempunyai KUB yang menjadi mitra petani Jumlah Kelemahan 1 Belum optimalnya pengelolaan keuangan usaha ditingkat pembudidaya 2 Pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya petani rumput laut terbatas pada kebiasaan 3 Bimbingan dan penyuluhan tehnis dari instansi terkait belum menyentuh semua kelompok pembudidaya Jumlah Total Sumber: Data Primer Diolah, 2015 Setelah faktor faktor strategis eksternal usaha budidaya rumput laut diidentifikasi, tabel EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor faktor strategis eksternal. Untuk lebih merinci faktor yang berperan dalam pengembangan usaha budidaya rumput laut di Desa Tanjung berdasarkan analisis yang telah dilakukan, berikut disampaikan urutan peringkat dari masing-masing faktor pendukung yaitu: Peluang dan Ancaman.

7 141 Tabel 4. EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) Usaha Budidaya Rumput Laut di Desa Tanjung N Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating B x R o Peluang 1 Potensi laut untuk budidaya rumput laut sangat luas 2 Permintaan pasar yang tinggi Kebijakan dan Perhatian pemerintah daerah terhadap pengelolaan perikanan cukup besar 4 Hasil produksi rumput laut dapat dirubah menjadi berbagai bentuk jenis olahan Jumlah Ancaman 1 Harga rumput laut yang fluktuatif Terjadinya perebutan lahan budidaya Adanya penyakit rumput laut ice-ice Jumlah Jumlah Sumber: Data Primer Diolah, 2015 Dari skor pembobotan yang sudah dijelaskan sebelumnya, selanjutnya dibuat diagram matriks SWOT. Untuk mencari koordinatnya, dapat dicari dengan cara sebagai berikut: 1. Koordinat analisis internal ( ) = Koordinat analisis eksternal ( ) = 1.3 Jadi titik koordinatnya terletak pada (1.5 : 1.3) Berikut hasil koordinat tersebut disajikan pada diagram matriks swot untuk mengetahui posisi petani di KUB Mitra Bahari: Peluang (O) (2.00) II Stabilitas 3 2 (1.3,1.5) I Pertumbuhan 1 Kelemahan (W) (0.65) Kekuatan (S) (2.15) III Pertahanan -2 IV Diversifikasi -3 Ancaman (T) (0.70) Gambar 2. Grafik Matriks SWOT

8 142 Dari grafik diatas matriks SWOT kekuatan lebih besar daripada kelemahan, sehingga KUB harus lebih memperhatikan kekuatan yang dimiliki untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani rumput laut dibandingkan memperhatikan kelemahan yang dimiliki oleh KUB karena nilai dari kekuatan > kelemahan. Matriks SWOT peluang lebih besar daripada ancaman, sehingga KUB harus lebih memperhatikan peluang yang dimiliki untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani rumput laut dibandingkan memperhatikan ancaman yang dimiliki oleh KUB karena nilai dari peluang > ancaman. Hasil dari koordinat matriks SWOT menunjukkan pada kuadran I yaitu pertumbuhan artinya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani rumput laut di KUB Mitra Bahari di Desa Tanjung, masyarakat harus memfokuskan dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki KUB daripada melihat kelemahan yang dimiliki dan ancaman yang akan terjadi. Dengan kekuatan yang dimiliki oleh KUB, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani rumput laut. Dengan analisis SWOT yang dilakukan dapat diperoleh berbagai alternatif strategi yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Matriks SWOT pada Usaha Budidaya Rumput Laut di Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari Desa Tanjung Kekuatan (Streanghts) Kelemahan (Weakness) Internal 1. Belum optimalnya 1. Pelaksanaan teknik pengelolaan keuangan budidaya 2. Pengetahuan dan 2. Tenaga kerja mudah keterampilan tentang didapat budidaya petani rumput 3. Dapat dilakukan dalam laut terbatas skala usaha kecil Eksternal 3. Bimbingan dan 4. Mempunyai KUB yang penyuluhan tehnis dari menjadi mitra petani instansi terkait kurang Peluang STRATEGI (S - O) STRATEGI (W - O) (Opportunities) 1. Potensi laut untuk budidaya rumput laut sangat luas 2. Permintaan pasar yang tinggi 3. Kebijakan dan Perhatian pemerintah daerah 4. Hasil produksi rumput laut dapat dapat diolah 1. S1 O1 2. S2 O2 3. S3 O3 4. S4 O4 1. W2 O1 2. W3 O2 3. W3 O3 Ancaman ( Threats) STRATEGI (S - T) STRATEGI (W - T) 1. Harga rumput laut yang fluktuatif 2. Terjadinya perebutan lahan budidaya 3. Adanya penyakit rumput laut ice-ice 1. S3 T2 2. S4 T1 Sumber: Data Primer Diolah, W2 T3 2. W3 T2 3. W3 T3

9 143 Strategi S - O: 1. S1 O1 Desa Tanjung merupakan sebuah desa yang terletak di pinggir pantai bagian selatan pulau Madura yang luasnya 741,151 ha. Dengan potensi laut yang sangat luas dan teknik budidaya rumput laut yang mudah dilakukan membuat petani berminat membudidayakan rumput laut. Kondisi laut yang potensial untuk pengembangan usaha pembudidayaan rumput laut membuat masyarakat pesisir memanfaatkan wilayah tersebut sebagai lahan budidaya rumput laut dengan sistem metode longline. Metode ini sangat digemari oleh masyarakat pembudidaya rumput laut karena mudah diterapkan. 2. S2 O2 Dengan adanya tenaga kerja yang mudah didapat dalam budidaya rumput laut, maka produksi dapat ditingkatkan sehingga dapat memenuhi permintaan pasar yang tinggi. Adanya produksi yang semakin meningkat, maka pendapatan petani juga akan meningkat pula. Sumber tenaga kerja yang digunakan petani rumput laut di Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan umumnya adalah dari keluarga sendiri, selebihnya dari luar keluarga. Tenaga kerja dari luar digunakan pada saat pengikatan bibit rumput laut, sedangkan pada saat budidaya umumnya dilakukan oleh tenaga kerja dari dalam keluarga petani. 3. S3 O3 Budidaya rumput laut adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan dengan biaya yang relatif kecil, tetapi tidak semua pembudidaya memiliki modal yang cukup untuk memulai usahanya. Untuk itu perhatiaan dan kebijakan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah setempat berpengaruh terhadap pelaksanaan pengembangan budidaya rumput laut. Perhatian pemerintah pada petani pembudidaya rumput laut juga dapat dilihat dari adanya bantuan pengadaan bibit serta bimbingan teknis dalam hal kegiatan budidaya dan penyuluhan yang langsung diberikan kepada petani pembudidaya rumput laut. 4. S4 O4 Kegiatan yang dilakukan KUB Mitra Bahri mencakup teknik pengawetan rumput laut dan pembuatan produk olahan rumput laut yang bernilai ekonomis tinggi seperti pengolahan agar-agar rumput laut, pembuatan dodol rumput laut, pembuatan manisan rumput laut, minuman es rumput laut dan lain-lain. Adanya kelompok usaha bersama dapat memudahkan petani dalam mengatasi setiap persoalan yang dihadapi dalam kelompoknya termasuk dalam hal pengolahan rumput laut. Strategi S - T: 1. S3 T2 Budidaya rumput laut tidak memerlukan biaya yang terlalu besar untuk memulainya. Usaha budidaya ini dapat dilakukan oleh masyarakat yang mempunyai penghasilan yang cukup sehingga masyarakat berlomba-lomba memanfaatkan laut untuk lahan budidaya dan mengakui bahwa lahan tersebut adalah miliknya. Masyarakat yang tidak mendapatkan lokasi budidaya berusaha mendapatkan lahan juga tanpa memperhatikan kepentingan pihak lain, bahkan berebut lahan dengan pembudidaya yang terlebih dahulu membudidayakan rumput laut, karena menganggap bahwa laut adalah milik bersama. Tata ruang atau zonasi wilayah pesisir merupakan upaya untuk penataan pemanfaatan sumberdaya perairan sehingga sumberdaya dapat dimanfaatkan secara baik tanpa menimbulkan degradasi atau penurunan fungsi. Selain itu, asumsi masyarakat yang menganggap bahwa sumberdaya perairan merupakan milik

10 144 bersama perlu didukung dengan payung hukum yang jelas sehingga tidak menimbulkan konflik dengan berbagai pihak. Pemerintah seyogyanya mengeluarkan kebijakan penataan wilayah pesisir dan laut untuk mencegah terjadinya konflik. Sehingga kebijakan tersebut dapat mendukung pengembangan budidaya rumput laut pada masa yang akan datang. 2. S4 T1 Unit usaha pengelola hasil rumput laut KUB Mitra Bahari dikembangkan dengan tujuan meningkatkan nilai tambah ekonomis dan mengurangi resiko kerugian jika sewaktu-waktu terjadi penurunan harga rumput laut dipasaran. Dalam menjaga kestabilan harga rumput laut, ketua KUB Mitra Bahari terus berusaha mencari mitra kerja demi kelangsungan usaha dan demi kelangsungan hidup anggotanya. Strategi W - O: 1. W2 O1 Desa Tanjung merupakan sebuah desa yang terletak di pinggir pantai bagian selatan pulau Madura yang luasnya 741,151 ha dan jika potensi ini dimanfaatkan secara optimal untuk budidaya rumput laut, maka akan memberikan pendapatan yang tidak kecil bagi petani rumput laut. Peluang pengembangan usaha rumput laut Eucheuma sp. sangat menjanjikan seiring dengan meningkatnya permintaan pasar sehingga peluang ini dimanfaatkan oleh masyarakat dengan melakukan usaha budidaya. Perkembangan jumlah anggota KUB Mitra Bahari sampai tahun 2011 sebanyak 149 orang petani rumput laut, namun kinerja anggota KUB tersebut masih perlu ditingkatkan produktivitasnya terutama dalam mendiskusikan cara budidaya, pemasaran serta hal-hal lain yang terkait dengan usaha budidaya rumput laut. 2. W3 O2 Perhatian pemerintah terhadap pengelolaan perikanan dan lingkungannya dewasa ini cukup besar mengingat bahwa sumberdaya kelautan dan perikanan memiliki potensi besar untuk dikembangan. Pendampingan dan penyuluhan secara teknis budidaya terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Hal ini ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi akan komoditas rumput laut. Pemenuhan kebutuhan pasar terhadap rumput laut adalah sebagai bahan dasar untuk pengolahan bahan makanan serta kosmetik. 3. W3 O3 Sampai saat ini selain pemerintah Kabupaten Pamekasan, petani rumput laut juga banyak mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, terutama dalam hal tehnis budidaya rumput laut. Beberapa tahun yang lalu petani rumput laut di daerah ini telah mendapatkan bantuan bibit rumput laut dari pemerintah Provinsi Jawa Timur. Bimbingan teknik pelaksanaan budidaya rumput laut perlu terus ditingkatkan mulai dari proses pengadaan dan penanaman bibit, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Bimbingan dan penyuluhan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas rumput laut dan di harapkan kegiatan ini dapat menyentuh semua kelompok pembudidaya rumput laut. Strategi W - T: 1. W2 T3 Berdasarkan hasil wawancara dengan responden menyatakan penyebab utama kegagalan budidaya rumpuat laut adalah adanya serangan penyakit aisais. Dalam menghindari penyakit ais-ais terhadap budidaya rumput laut, maka

11 145 petani di Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari melakukan langkah-langkah yaitu melakukan penanaman secara serentak serta menghindari bulan/ musim dimana kondisi perairan sangat tenang, pergerakan air rendah, ombak kecil karena pada kondisi ini biasanya penyakit aais-ais banyak menyerang. Untuk meningkatkan produksi dan kualitas rumput laut yang dihasilkan, petani melakukan penanaman rumput laut tepat waktu, penggunaan bibit yang unggul, metode budidaya yang tepat, dan melakukan panen dan pasca panen secara tepat pula. Selain itu, dalam mengembangkan budidaya rumput laut perlu dilakukan strategi pengembangan budidaya rumput laut antara lain melalui pengelolaan lingkungan, penerapan aspek teknologi dalam budidaya rumput laut dengan tepat dan perlu dilakukan penataan kawasan budidaya berdasarkan daya dukung lingkungan. 2. W3 T2 Penataan ruang atau zonasi sangat berperan penting dalam pengembangan budidaya rumput laut dimasa yang akan datang. Asumsi masyarakat yang selama ini menganngap bahwa wilayah perairan laut beserta sumberdaya yang terdapat didalamnya merupakan milik bersama, perlu didukung oleh aturan atau regulasi untuk mencegah terjadinya konflik dengan berbagai pihak. Untuk itu peran Pemerintah Kabupaten Pamekasan dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan usaha budidaya rumput laut dan keberlangsungan hidup petani rumput laut. 3. W3 T3 Hasil wawancara dengan responden petani rumput laut di Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari menunjukkan bahwa hambatan utama yang dialami oleh petani rumput laut adalah penyakit rumput laut (ais-ais) yang dapat mematikan seluruh tanaman rumput laut yang dibudidayakan petani. Oleh karena itu, petani rumput laut harus memperbanyak mengikuti penyuluhan dan pelatihan budidaya rumput laut dan menjalin kerjasama dengan lembaga penelitian dan pemerintah untuk mendapatkan bibit tahan penyakit. Hampir setiap tahun petani rumput laut mendapatkan penyuluhan tentang budidaya rumput laut dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pamekasan, sehingga setiap metode budidaya dan informasi baru termasuk informasi harga rumput laut cepat diketahui oleh petani rumput laut. Meskipun saat ini pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pamekasan terus menerus aktif dalam memberikan penyuluhan kepada petani rumput laut di Kecamatan Pamekasan, namun kegiatan ini masih perlu dan terus dikembangkan, terutama dalam mengatasi berbagai permasalahn petani rumput laut. PENUTUP 1. Total biaya yang digunakan untuk usahatani rumput laut sebesar Rp , total penerimaan sebesar Rp dan keuntungan yang diperoleh petani sebesar Rp Nilai R/C Ratio > 1 yaitu 1,25 berarti usahatani rumput laut layak atau menguntungkan karena dengan modal Rp1,00 akan diperoleh keuntungan Rp1, Hasil dari grafik matriks SWOT, koordinat matriks SWOT menunjukkan pada kuadran I yaitu pertumbuhan artinya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani rumput laut di KUB Mitra Bahari di Desa Tanjung, masyarakat harus memfokuskan dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki KUB daripada melihat kelemahan yang dimiliki dan ancaman yang akan terjadi. Dengan kekuatan

12 146 yang dimiliki oleh KUB, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani rumput laut. 3. Pemerintah diharapkan lebih sering melakukan sosialisasi peraturan daerah tentang penertiban izin usaha yang memanfaatkan sumberdaya perairan. Melakukan kegiatan pelatihan peningkatan penguasaan teknologi budidaya rumput laut. DAFTAR PUSTAKA Anggadireja, T.J. A.Zatnika, H.Purwoto, S. Istini Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta. Arikunto Prosedur Penelitian. Metode Penentuan Responden. Yogyakarta. PT. Rineka Cipta. DKP Statistik Perikanan Pamekasan Departemen Kelautan dan Perikanan Pamekasan. Rangkuti, Freddy Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Soekartawi Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia. Jakarta.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP

STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP Ribut Santoso 1, Didik Wahyudi 2 dan Arfinsyah Hafid A 3 Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Rumput laut masih

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR 45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Salak Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran. 37 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata di Pulau Pasaran dan juga untuk mengetahu apa saja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan mnggunakan metode survei, yaitu pengambilan sampel dalam waktu yang sama dengan menggunakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS Ajat 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi iis.iisrina@gmail.com Dedi Sufyadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting MT Production, Dua Saudara, Kadung Trisno, dan Mitra Lestari,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Penjelasan mengenai definisi operasional dan variabel pengukuran perlu dibuat untuk menghindari kekeliruan dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang 53 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang diberikan kepada variabel sebagai petunjuk dalam memperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Aspek Agronomi Kopi Arabika Tanaman kopi adalah pohon kecil yang bernama Perpugenus coffea dari familia Rubiaceae. Tanaman kopi,

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada tiga kecamatan di Kabupaten Belitung, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu Kecamatran Tanjungpandan, Badau, dan Membalong pada bulan Agustus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian. 29 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP CEMARA VOLUME 1 NOMOR 1 NOPEMBER 015 ISSN: 087-484 ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP Fatmawati 1, dan Henny Dianawati 1 Fakultas Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang strategis. Dilihat dari posisinya, negara Indonesia terletak antara dua samudera dan dua benua yang membuat Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU Sri Ayu Kurniati Dan Jumanto Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution No. 113 Pekanbaru 28284

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian berlokasi di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang berada di kawasan Taman Wisata Perairan Gili Matra, Desa Gili Indah,

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU P R O S I D I N G 447 EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU Hendro prasetyo 1 dan Tri Oktavianto

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008).

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008). 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Peran Kelembagaan Pertanian Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 ANALISIS PENDAPATAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PULAU PAHAWANG KECAMATAN PUNDUH PIDADA KABUPATEN PESAWARAN (Analysis of Income and Development Strategy of Seaweed Cultivation in Pahawang

Lebih terperinci

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Studi Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi Kabupaten Trenggalek dengan Menggunakan Metode SWOT (Strenghts Weakness Opportunity Threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) D.

Lebih terperinci

[ GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014

[ GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN LELE ASAP DAN IKAN PARI ASAP DI KUB MINA BAROKAH DESA KABALAN KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO WACHIDATUS SA ADAH Dosen Program Studi Agrobisnis Perikanan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si rahmaniah_nia44@yahoo.co.id Abstrak Pengembangan kopi di Kabupaten Polewali Mandar dari tahun ke

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi. DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 8 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 18 3 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Maluku Tenggara dikhususkan pada desa percontohan budidaya rumput laut yakni Desa Sathean Kecamatan Kei

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus 39 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Indikator Pengukuran Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus Penelitian, untuk memahami beberapa istilah tersebut, berikut

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian 35 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Timur, khususnya di PPP Labuhan. Penelitian ini difokuskan pada PPP Labuhan karena pelabuhan perikanan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Tinjauan Agronomis Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat dibudidayakan secara organik.

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET Faktor pendukung dan penghambat merupakan elemen yang diidentifikasi untuk menentukan dan mempengaruhi keberhasilan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada januari sampai dengan Juni. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2013 yang bertempat di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap pembangunan di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN Kerangka Pemikiran

III. METODE KAJIAN Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Program PUGAR merupakan salah satu strategi pencapaian swasembada garam nasional oleh pemerintah dengan visi pencapaian target produksi garam 304.000 ton dan misi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara

Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(2): 43-49, Desember 2012 Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara Strategic analysis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. maka perlu dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang sebagai sarana pokok, melalui suatu perencanaan pengembangan

PENDAHULUAN. maka perlu dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang sebagai sarana pokok, melalui suatu perencanaan pengembangan STUDI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT (STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS) DAN QSPM (QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX) D.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT Refiswal*); Iskandarini**); Tavi Supriana***) *) Alumni Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Business Development Strategies Of Processing Fish Floss (Case Study Of Rumah Abon In Bandung) Rizkia Aliyah, Iwang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging,

Lebih terperinci

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem I Wayan Gede Narayana STMIK STIKOM

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO Pendahuluan Perkembangan perekonomian NTT tidak dapat hanya digerakkan oleh kegiatan perekonomian di Kota Kupang saja. Hal tersebut mengindikasikan

Lebih terperinci

: Budi Utami, SE., MM

: Budi Utami, SE., MM STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO PAKAIAN OLAHRAGA ZOMBIE SOCCER NAMA NPM/KELAS PEMBIMBING : ARIF ASMAWI : 111109/EA : Budi Utami, SE., MM Latar Belakang Seiring berjalannya perkembangan ekonomi sehingga membuat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dimana responden petani dipilih dari desa-desa penghasil HHBK minyak kayu putih,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknis pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan teknik survei, yaitu cara

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 10 Lokasi penelitian.

3 METODE PENELITIAN. Gambar 10 Lokasi penelitian. 3 METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Lambada Lhok Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, Pemerintah Aceh. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya 48 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Kecamatan

Lebih terperinci

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN 5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN Dalam bab ini akan membahas mengenai strategi yang akan digunakan dalam pengembangan penyediaan air bersih di pulau kecil, studi kasus Kota Tarakan. Strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat dimana seorang peneliti melakukan penelitiannya dari proses survei, pengambilan atau pencarian data, dan wawancara

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM (Mesona Palustris) DI KOTA MEDAN. Nur aidah Nasution*), Lili Fauzia**), A.T. Hutajulu**)

STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM (Mesona Palustris) DI KOTA MEDAN. Nur aidah Nasution*), Lili Fauzia**), A.T. Hutajulu**) STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM (Mesona Palustris) DI KOTA MEDAN Nur aidah Nasution*), Lili Fauzia**), A.T. Hutajulu**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Oleh : IDA MAESAROH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GALUH

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS Seminar Nasional BKS PTN Barat Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 Mulyana & Hamzah: Kontribusi Pendapatan Usaha Perikanan 933 KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci