BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

BAB III OBJEK PENELITIAN

LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361)

Kepala, Ardan Adiperdana

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT

2016, No Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta.

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

RENCANA KINERJA TAHUN 2017

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KINERJA 2016

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

Suplemen Rencana Strategis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan ii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK


RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH. Kata Pengantar

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA)

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2015 Pengantar PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

Laporan Kinerja Tahun Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau LAPORAN KINERJA 2015 : LKIN-158/PW28/1/2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

DAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KINERJA. Nomor : LKIN-129/PW08/1/2015 Tanggal : 05 Mei 2015

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan

IKHTISAR EKSEKUTIF. Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

L K j LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Transkripsi:

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 NOMOR : LAP-6/PW02/1/2016 TANGGAL : 8 JANUARI 2016

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi... 2 B. Aspek Strategis Organisasi... 4 C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi... 5 D. Struktur Organisasi... 6 E. Sistematika Penyajian... 11 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis 2010-2014... 12 1. Pernyataan Visi... 13 2. Pernyataan Misi... 15 3. Tujuan... 17 4. Sasaran Strategis... 18 5. Sasaran Program... 18 6. Indikator Kinerja Utama... 18 7. Program dan Kegiatan... 19 B. Perjanjian Kinerja 2015... 21 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja... 22 B. Analisis Capaian Kinerja... 24 Sasaran Program 1;... 24 Sasaran Program 2;... 35 Sasaran Program 3;... 38 Sasaran Program 4;... 42 C. Realisasi Keuangan... 45 BAB IV PENUTUP A. Simpulan Umum... 47 B. Simpulan Capaian Kinerja... 48 C. Rencana Tindak... 49

DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Komposisii SDM Menurut Jabatan...... 8 Tabel 1.2. Komposisii SDM Menurut Jabatan dan Gender... 8 Tabel 1.3. Komposisii SDM Berdasarkan Pendidikan... 8 Tabel 1.4. Komposisii SDM Menurut Usia Pegawai... 8 Tabel 1.5. Komposisii SDM Menurut Golongan... 8 Tabel 2.1. Indiakator Kinerja Utama......... 19 Tabel 2.2. Program dan Kegiatan... 20 Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015... 21 Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program... 22 Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan... 23 Tabel 3.3. Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara... 25 Tabel 3.4. Realisasi IKK Persentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara... 25 Tabel 3.5. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan.... 26 Tabel 3.6. Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L/Pemda/Korporasi serta Meningkatnya Upaya 36 Pencegahan Korupsi... Tabel 3.7. Realisasi IKK Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP pada K/L/Pemda/ 36 Eefektivitas SPI Korporasi secara memadai... Tabel 3.8. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Tersedianya Informasi Penyelenggaraan SPIP... 37 Tabel 3.9. Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/P... 38 Tabel 3.10. Realisasi IKK Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3)... 39 Tabel 3.11. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Jumlah Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/... 40 Tabel 3.12. Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan... 42 Tabel 3.13. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya dalam Mencapai 43 Kepuasan Layanan... Tabel 3.14. Anggaran dan Realisasi Keuangan per Program... 45 Tabel 3.15. Anggaran dan Realisasi Keuangan per Jenis Belanja... 45

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Strategi Pengawasan BPKP... 5 Gambar 1,2. Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara... 7 Gambar 1.3. Alur Pikir Penyajian Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015............ 11 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan dan Gender... 9 Grafik 1.2. Komposisi SDM Berdasarkan Pendidikan... 9 Grafik 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan Jabat Usia Pegawai... 9 Grafik 1.4. Komposisi SDM Berdasarkan Golongan... 9 3

RINGKASAN EKSEKUTIF Tahun 2015 pengawasan intern untuk kesejahteraan rakyat telah menjadi paradigma baru pelaksanaan tugas BPKP sebagaimana tercantum dalam Perpres Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP. Berdasarkan Perpres tersebut, tugas utama BPKP adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu dari 33 perwakilan yang ada di daerah, memiliki tugas untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi BPKP di bidang pengawasan intern, melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan tugasnya, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan visi, misi, rencana strategis, tujuan, sasaran, program, indikator kinerja utama serta rencana kerja yang terukur dan selaras dengan organisasi BPKP serta dilaksanakan setiap tahun. Dalam kerangka paradigma baru tersebut, Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015 disusun sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atas penggunaan anggaran selama tahun 2015. Tujuan pelaporan kinerja adalah memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai sekaligus sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan kinerja Berdasarkan hasil penilaian sendiri (self assessment) sesuai metode kerja yang telah ditetapkan, kategori perolehan capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2015 terhadap empat sasaran program, dapat disajikan sebagai berikut: No. Rentang Capaian Kategori Capaian Jumlah Program 1 Capaian > 100,00 % Memuaskan 2 2 85,00 % < capaian < 100,00 % Sangat Baik - 3 70,00 % < capaian < 85,00 % Baik - 4 55,00 % < capaian < 70,00 % Cukup - 5 Capaian < 55,00 % Kurang 2 Jumlah Program 4 Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2015 jika dirinci berdasarkan capaian masing-masing program adalah sebagai berikut : i

Sasaran Program Target Indikator Kinerja Capaian Kinerja (%) SP1 Perbaikan pengelolaan Keuangan Negara 40 158,15 SP2 Meningkatnya Kuaitas Penerapan SPIK/L/Pemda/Korporasi serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi 50 23,52 SP3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/P 5 0,00 SP4 Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan 7 106,86 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa, dari empat IKU terkait tugas dan wewenang Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, sejumlah dua IKU telah memiliki tingkat ketercapaian di atas 80%. Dua IKU tersebut dirinci sebagai berikut: 1. Persentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara memiliki capaian sebesar 158,15%. Capaian ini menunjukkan kualitas rekomendasi hasil pengawasan interm Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara semakin baik dan applicable sehingga dapat ditindaklanjuti oleh stakeholders/mitra kerja. Keberhasilan capaian program, juga tercermin dari nilai pengawasan (audit value) berupa terjadinya peningkatan tindaklanjut atas temuan hasil pengawasan yang merupakan respon auditan terhadap hasil-hasil audit/pengawasan. Dampak yang diharapkan dari pemenuhan IKU ini adalah kualitas pengelolaan keuangan negara semakin meningkat, terwujudnya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efisien dan efekstif serta memiliki pelayanan publik yang berkualitas. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisma aparat dengan menekankan pada perubahan sikap dan perilaku aparat pemerintahah daerah yang efektif, efesien, responsive, transparan dan akuntabel. 2. Indeks Kepuasan Kerja Pegawai tercapai sebesar 106,86%. Berdasarkan hasil survei menggunakan skala linkert 1-10 yang dilaksanakan secara mandiri, diperoleh indeks 7,48 (memuaskan) dari target 7 (skala linkert 1-10). Dimensi pengukuran meliputi kesejahteraan, lingkungan kerja, kesempatan pengembangan diri, akomodasi kepentingan pribadi, kualitas sarana dan prasarana kerja, serta kepuasan TIK. Indeks tersebut menunjukkan bahwa pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merasa puas terhadap layanan dukungan teknis pengawasan BPKP. Faktor-faktor pendukung pencapaian target tersebut adalah kesiapan sistem informasi, kesiapan sarana prasarana, kesiapan SDM Pelaksana dan peningkatan kompetensi SDM pengelola secara berkesinambungan. Untuk dapat mencapai target yang diharapkan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara akan terus meningkatkan kualitas pengelolaan pegawai dengan perhatian khusus pada dimensi-dimensi yang masih kurang memenuhi harapan pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. ii

Dengan capaian-capaian tersebut, pada tahun 2015 masih ada dua IKU yang terkait dengan tugas BPKP belum berhasil digolongkan sebagai memuaskan. Dua IKU lainnya yang tidak memiliki tingkat ketercapaian di atas 80%, dapat dirinci sebagai berikut: 1. Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP pada Pemda dan Efektivitas SPI Korporasi secara memadai memiliki capaian sebesar 23,52%. Capaian ini menunjukkan, sebagian besar Pemda di Sumatera Utara belum menerapkan kelima unsur SPIP secara memadai. Dari hasil penilaian terhadap 17 Pemda yang dilakukan asistensi pada tahun 2015, hanya 2 Pemda atau 11,76% yang telah menerapkan kelima unsur SPIP secara memadai. Kedua pemda tersebut adalah Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Binjai. Jika dibandingkan dengan target sebesar 50%, maka capaian IKU adalah sebesar 23,52%. Kedua pemda tersebut adalah Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Binjai. Jika dibandingkan dengan target sebesar 50%, maka capaian IKU adalah sebesar 23,52%. 2. Sasaran Program 3 dengan 1 IKU: Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3) capaiannya belum ada atau masih 0%. Capaian ini menunjukkan, seluruh APIP Pemda di Sumatera Utara belum ada yang nilai maturitasnya di Level 3, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar 5%, maka capaian IKU masih 0,00%. Namun demikian dari prosesnya, sebanyak 2 APIP Pemda atau 5,88% dari 34 APIP Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota se Sumatera Utara telah berhasil menunjukkan peningkatan kapabilitas APIP dari Level 1 menuju Level 2, yaitu APIP Pemda Kota Tebingtinggi dan Kota Binjai. Meski secara outcome tingkat ketercapaian IKU tidak semuanya di atas 80%, namun secara output capaiannya 100%. Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga telah menunjukkan capaian kinerja lainnya dalam tatanan kelembagaan pemerintahan. Beberapa capaian penting antara lain, memperoleh penghargaan dalam pengelolaan Barang Milik Negara dari Kementerian Keuangan, mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu Selatan atas sumbangsih dalam penerapan akuntansi berbasis akrual untuk LKPD Labuhan Batu Selatan Tahun 2014, pendampingan tata kelola keuangan pada beberapa instansi K/L/Pemda/BUMN/BUMD/ BUL/ BLUD, dan upaya pemberantasan korupsi bersama Kejaksaan-Kepolisian-KPK. IKU Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara memiliki keunggulan dalam peran consulting untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan. Hal ini tercermin dari kepercayaan instansi pemerintah baik di tingkat Pusat maupun Daerah dan BUMN/D menggunakan produk dan jasa BPKP dalam rangka membenahi sistem dan tata kelolanya. BPKP juga mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) berbasis akuntansi akrual pada 28 Pemerintah Daerah dalam rangka mempercepat pemerintah daerah menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan daerah. iii

Sedangkan peran assurance berupa audit keuangan atas Loan/Grant yang dilakukan atas permintaan Lender telah diselesaikan secara tepat waktu dengan kualitas hasil audit yang baik. Demikian juga halnya dengan audit dalam rangka optimalisasi atas penerimaan negara dan daerah. Pada tahun 2015, upaya mewujudkan iklim pencegahan dan pemberantasan korupsi yang dilakukan telah memberikan hasil yang cukup signifikan dengan meningkatnya jumlah kasus yang diserahkan ke instansi penegak hukum dan kerugian keuangan negara yang diselamatkan, baik melalui audit investigasi, penghitungan kerugian keuangan negara maupun pemberian keterangan ahli untuk keperluan instansi penegak hukum, dengan nilai temuan untuk audit investigasi dan penghitungan keuangan negara masing sebesar Rp831.924.249.692,84 dan Rp121.080.104.730,27. Selain itu, Upaya lainnya dalam pencegahan korupsi yang konsisten dilakukan adalah melaksanakan tindakan preventif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat atas permasalahan korupsi melalui kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi, Sosialisasi SPIP dan Fraud Control Plan (FCP). Untuk tujuan identifikasi peluang perbaikan kinerja pada tahun-tahun mendatang, baik capaian kinerja yang memenuhi target maupun yang tidak memenuhi target, dianalisis dan digunakan sebagai dasar untuk perbaikan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Pencapaian kinerja ini tidak terlepas dari dukungan seluruh pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, baik bidang teknis maupun bagian tata usaha serta adanya dukungan yang baik dari pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Akhir kata, dengan laporan ini diharapkan pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara pada masa mendatang dapat lebih ditingkatkan, baik melalui perbaikan pelaksanaan tugas maupun melalui penyempurnaan perencanaan kinerja. Medan, 8 Januari 2016 Kepala Perwakilan, Mulyana NIP 1961122 198302 1 001 iv

I. PENDAHULUAN B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. BPKP merupakan aparat pengawas intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas utama menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi di daerah, BPKP membentuk Kantor Perwakilan BPKP disetiap Provinsi. Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan instansi vertikal BPKP yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Pembentukan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara masih mendasarkan Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Nomor Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Keberadaan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas-tugas BPKP menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional di wilayah kerja daerah Sumatera Utara. Untuk memberikan arah bagi pelaksanaan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan visi, misi, rencana strategis, tujuan, sasaran, program serta rencana kerja yang terukur dan selaras dengan organisasi BPKP serta dilaksanakan setiap tahun. Selanjutnya, sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menyusun dan menyajikan laporan kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atas penggunaan anggaran selama tahun 2015. Tujuan pelaporan kinerja adalah memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai sekaligus sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan kinerja. 1

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi Tugas dan fungsi BPKP mengalami beberapa kali perubahan sejak terbentuk tahun 1983, terakhir diatur dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan dan Keuangan. Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/ daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden; 2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/ daerah; 3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah; 4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan pemerintah yang strategis; 5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigasi terhadap kasus kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi; 6. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya; 7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat; 8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badanbadan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan; 9. Pembinaan kapabilitas aparat pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor; 10. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah; 2

11. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan Negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; 12. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP; dan 13. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Selain itu BPKP berperan sebagai auditor yang bertanggung jawab kepada Presiden seperti dinyatakan dalam PP Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP tersebut untuk mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan Negara melalui fungsi: 1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral; kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); 2. Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; 3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden; 4. Pengawasan ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional (dari hasil pengawasan BPKP dan APIP lainnya). Sedangkan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, BPKP mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/ daerah, meliputi: 1. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan pajak, bea dan cukai; 2. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Instansi Pemerintah, Badan Hukum lain, dan Wajib Bayar; 3. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Pendapatan Asli Daerah; 4. Audit dan evaluasi terhadap pemanfaatan aset negara/ daerah; 5. Audit dan evaluasi terhadap program/kegiatan strategis di bidang kemaritiman, ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan; 6. Audit dan evaluasi terhadap pembiayaan pembangunan nasional/ daerah; 7. Evaluasi terhadap penerapan sistem pengendalian intern dan sistem pengendalian kecurangan yang dapat mencegah, mendeteksi, dan menangkal korupsi; 8. Audit investigatif terhadap penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah untuk memberikan dampak pencegahan yang efektif; 9. Audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara/daerah dan pemberian keterangan ahli sesuai dengan peraturan perundangan. Secara khusus kedudukan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan instansi vertikal BPKP di daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3

B. Aspek Strategis Organisasi Sebagai auditor intern pemerintah, BPKP melaksanakan tugas dan fungsinya di bidang pengawasan untuk mendukung keberhasilan pembangunan sebagaimana telah diamanatkan dalam RPJMN 2015 2019. Arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP menjadi salah satu pendukung terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Hakekat pengawasan intern adalah hasil pengawasannya berperan penting dalam meningkatkan tata kelola, memperbaiki pengelolaan risiko dan menguatkan system pengendalian intern. Dengan demikian, pembangunan tata kelola pemerintahan dan aparatur tidak dapat lepas dari pengawasan intern yang akan diperankan oleh BPKP dalam lingkup nasional. 1. Arah Kebijakan Pengawasan BPKP Kerangka kebijakan pengawasan BPKP diarahkan untuk mencapai sasaran terwujudnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya, mencapai terwujudnya penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang independen, profesional dan sinergis serta kebijakan penerapan sistem manajemen kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif. Arah kebijakan pengawasan BPKP secara rinci, sebagai berikut: a. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM APIP yang mampu mendorong pemantapan penerapan sistem pengendalian intern kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi (KLPK) dan mampu bersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintah yang baik (good governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional; b. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengawasan sinergis bersamasama dengan APIP kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi untuk mengawal pencapaian sasaran program pembangunan yang bersifat lintas bidang di RPJMN 2015-2019; c. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk meningkatkan penerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi pengeluaran negara/daerah; pengawasan terhadap optimalisasi pemanfaatan aset negara/daerah; pengawasan pembiayaan keuangan negara/daerah; dan pengawasan terhadap alokasi keuangan daerah (dana transfer); d. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui debottlenecking dan clearing house; pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. 2. Strategi Pengawasan BPKP Strategi pengawasan BPKP terdiri atas strategi eksekutif maupun strategi operasional.strategi eksekutif diharapkan menjadi acuan terutama bagi pimpinan 4

BPKP di pusat maupun daerah untuk membangun kemitraan dan jejaring pengawasan dan perencanaan pembangunan nasional.strategi operasional mengindikasikan kegiatan dan langkah-langkah dalam program teknis pengawasan BPKP yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu 2015-2019 memfokuskan pada peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis melalui penguatan SPIP, penguatan kapasitas APIP, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia BPKP. Secara lebih spesifik strategi untuk mewujudkan visi dan misi adalah melalui programprogram induktif, sebagaimana terlihat pada gambar 3.1 berikut: Gambar 1.1. Strategi Pengawasan BPKP C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi Kegiatan pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara disesuaikan dengan nomenklatur yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi eselon II yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan pengawasan akan menghasilkan rekomendasi sebagai indikator kinerja pengawasannya. Rekomendasi dihasilkan melalui pelaksanaan komponen kegiatan, baik komponen teknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat (tools) pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan. Selain itu, terdapat pelaksanaan dukungan pengawasan meliputi penyiapan kultur organisasi, penyiapan profesionalisme SDM, penyiapan SOP pelaksanaan kegiatan, penyiapan sarana dan prasarana dan lain-lain yang mendukung secara tidak langsung kegiatan teknis pengawasan. Penyediaan sarana dan prasarana pengawasan juga termasuk di dalamnya. 5

Konsisten dengan nomenklatur perencanaan dan penganggaran, terdapat 1 kegiatan pengawasan (program 06) dan 3 kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya (program 01) di lingkungan BPKP, yaitu: 1. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP; 2. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan serta Pembayaran Gaji/Tunjangan-BPKP; 3. Fasilitas Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP; 4. Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana BPKP. Sedangkan layanan produk organisasi yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen pemerintahan dan mendukung peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, adalah sebagai berikut: 1. Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan 2. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara 3. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi 4. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah 5. Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat, Daerah, dan Korporasi 6. Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan 7. Rekomendasi Keinvestigasian 8. Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L 9. Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi Pemda 10. Rekomendasi Perbaikan SPI Korporasi 11. Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi Korporasi 12. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Program Prioritas Nasional 13. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP K/L 14. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Pemda 15. Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern K/L 16. Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda D. Struktur Organisasi Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan No.KEP- 06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah instansi vertikal BPKP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPKP di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan (Pejabat Struktural Eselon II A), Mulyana) berdasarkan SK Kepala BPKP Nomor Kep-704/K/SU/2013 tanggal 31 Desember 2013. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dibantu oleh: 6

Kepala Bagian Tata Usaha, yang membawahi; Kepala Subbagian Keuangan; Kepala Subbagian Kepegawaian; Kepala Subbagian Program dan Pelaporan; Kepala Subbagian Umum; Kepala Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat; Kepala Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah; Kepala Bidang Akuntan Negara; Kepala Bidang Investigasi; Kelompok Pejabat Fungsional. Gambar 1.2. Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara didukung dengan tenaga SDM yang cukup andal. Sebagian besar memiliki kompetensi sebagai auditor. Posisi pegawai per 31 Desember 2015 berjumlah 175 orang, dengan rincian sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini. 7

Tabel 1.1. Komposisi SDM Menurut Jabatan Jabatan Jumlah (orang) Persentase (%) Pejabat Struktural 10 5,71 Pejabat Fungsional Auditor 129 73,71 Calon Pejabat Fungsional Auditor 2 1,14 Fungsional Arsiparis 5 2,86 Fungsional Pranata Komputer 1 0,57 Fungsional Umum 28 16,00 Jumlah 175 100,00 Tabel 1.2. Komposisi SDM Menurut Jabatan dan Gender (Jenis Kelamin) Jabatan Jumlah (orang) Gender Pria %-tase Wanita %-tase Pejabat Struktural 10 9 90,00 1 10,00 Pejabat Fungsional Auditor 129 88 68,22 41 31,78 Calon Pejabat Fungsional Auditor 2 1 50,00 1 50,00 Fungsional Arsiparis 5 3 60,00 2 40,00 Fungsional Pranata Komputer 1 1 100,00 0 0,00 Fungsional Umum 28 20 71,43 8 28,57 Jumlah 175 122 69,71 53 30,29 Tabel 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah (orang) %-tase Sarjana S2/Magister 10 5,71 Sarjana S1/DIV 96 54,86 Sarjana Muda/Diploma DIII 42 24,00 SMA/SMK 26 14,86 SD 1 0,57 Jumlah 175 100,00 Tabel 1.4. Komposisi SDM Berdasarkan Usia Pegawai Usia Jumlah (orang) %-tase > 58 8 4,57 51 s.d 58 61 34,86 41 s.d 50 58 33,14 31 s.d 40 9 5,14 < 30 39 22,29 Jumlah 175 100,00 Tabel 1.5. Komposisi SDM Golongan Golongan Jumlah (orang) %-tase IV 42 24,00 III 114 65,14 II 19 10,86 Jumlah 175 100,00 8

Komposisi Sumber Daya Manusia (SDM) per 31 Desember 2015 disajikan dalam bentuk grafik, tampak sebagai berikut: Grafik 1.1. Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan dan Gender Grafik 1.2. Komposisi SDM Berdasarkan Pendidikan Grafik 1.3. Komposisi SDM Berdasarkan Usia Pegawai Grafik 1.4. Komposisi SDM Berdasarkan Golongan 9

E. Sistematika Penyajian Pada dasarnya Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015. Capaian kinerja (performance results) tahun 2015 diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) Tahun 2015 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Perjanjian Kinerja (Tapkin) sendiri merupakan penjabaran Renstra Tahun 2015-2019. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2015 memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Sistematika penyajian Laporan Kinerja berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tugas, fungsi dan wewenang organisasi, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, serta struktur organisasi. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas tentang rencana strategis dan perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi, dan menguraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. Bab IV Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja. Alur pikir penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat diilustrasikan sebagaimana tampak pada Gambar 1.2 berikut ini. 10

Gambar 1.3. Alur Pikir Penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Referensi Bab PENDAHULUAN Bab I PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA RencanaStrategis 2015-2019 Perjanjian Kinerja 2015 BabII AKUNTABILITAS KINERJA Bab III PENUTUP Bab IV 11

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA U ndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menyebutkan, bahwa setiap Kementerian/Lembaga diwajibkan menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) untuk periode lima tahun. Menindaklanjuti UU tersebut, BPKP telah menyusun Renstra Tahun 2015 2019 yang merupakan perencanaan jangka menengah BPKP yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan pengawasan dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi BPKP periode lima tahun sesuai Peraturan Kepala BPKP Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Tahun 2015-2019. Penyusunan Renstra BPKP telah mendasarkan pelaksanaan program yang tertuang dalam Paturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Penugasan RPJMN 2015-2019 terhadap BPKP tercakup pada Program Pembangunan Bidang Hukum dan Aparatur, fokus prioritas ke-4 yaitu, Peningkatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang dilaksanakan dengan kegiatan prioritas Pengendalian Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Kkeuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). A. Rencana Strategis 2015-2019 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian dari organisasi BPKP telah menyusun Renstra yang sinkron dan mengacu Renstra BPKP Tahun 2015-2019 sebagaimana Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Nomor KEP- 537/PW02/1/2015 tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015-2019. Penyusunan Renstra dimaksudkan untuk mendukung pencapaian program pembangunan bidang hukum dan aparatur di daerah Sumatera Utara dengan fokus prioritas peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. 12

Dengan tersusunnya Renstra 2015-2019, berarti Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan perencanaan pengawasan periode 2015-2019 yang berisi visi yaitu keadaan umum yang diinginkan pada akhir tahun 2019 atau setelahnya, misi atau rumusan umum tentang upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, strategi atau program-program indikatif untuk mencapai visi dan misi. Perencanaan Strategis berisi visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara pencapaian tujuan melalui pelaksanaan program, secara ringkas diuraikan sebagai berikut: 1. Pernyataan Visi Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015-2019 yang disahkan oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan komitmen untuk mewujudkan visi BPKP ke depan, yaitu: Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi BPKP ini telah konsisten dengan visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional. Komitmen yang terkandung dalam pernyataaan visi tersebut adalah: a. Auditor Internal Pemerintah RI Visi BPKP sebagai Auditor Internal Pemerintah RI merupakan visi yang strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi. Dengan demikian, informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh BPKP diharapkan bersifat obyektif, tidak bias, dan tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip independensi. Terdapat dua hal penting dalam frase auditor internal pemerintah RI yaitu audit intern dan auditor pemerintah RI. 1) Audit Intern Peran BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern memiliki dua sifat aktivitas yaitu sebagai pemberi jasa assurance, dan pemberi jasa consultancy yang diperoleh dengan pendekatan yang sistematis dan metodologis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Untuk program atau kebijakan pembangunan nasional, pengawasan intern BPKP menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset sosial) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atas ketiga hal tersebut. 13

2) Auditor Pemerintah RI Sebagai auditor pemerintah RI, BPKP merupakan mata dan telinga Presiden yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung fakta lapangan dan memberikan respon berupa informasi assurance melalui suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem informasi akuntabilitas. BPKP mengemban amanah dan tanggung jawab yang besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi ataupun sintom-sintom kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan negara. b. Auditor Berkelas Dunia Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor internal berkelas dunia, yaitu aspek SDM, aspek organisasi dan aspek produk. 1) Profesionalisme Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) BPKP wajib menerapkan due professional care dalam setiap pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib memenuhi persyaratan minimal. 2) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi Setiap auditor BPKP memiliki keahlian dan kapasitas yang memadai dalam melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya organisasi serta sistem dan proses yang berlaku di BPKP. Disamping itu, BPKP selalu mengusahakan peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan solusinya serta perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang pengawasan. 3) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal BPKP dapat berupa informasi assurance dan/atau consultancy. Informasi assurance memberikan jaminan kepada Presiden dan pembantunya bahwa tata kelola pemerintahan atas seluruh programprogram prioritas pembangunan telah dijalankan sesuai dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen operasional manajemen risiko dan governance lainnya. Informasi consultancy berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemen risiko, aktivitas pengendalian dan proses governance dalam penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan. Kualitas informasi assurance dan rekomendasi strategis tersebut harus sedemikian rupa sehingga mempunyai daya ungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan dan program pembangunan. c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan. Pertama, terkait dengan fungsi manajemen lingkup pengawasan intern yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan lingkup APBN, pengawasan intern akan meliputi fungsi penerimaan, program prioritas nasional dan kebijakan fiskal. Pengawasan BPKP dilakukan untuk merespon permasalahan yang mengemuka pada pembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden atau masyarakat luas. Uraian lebih rinci dapat dilihat di tujuan dan sasaran strategis. 14

2. Pernyataan Misi Misi BPKP merupakan pengejawantahan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Wilayah tugas dan kewenangan BPKP juga dinyatakan dalam Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan Undang Undang Nomor 20 Tahun 1997. Rumusan misi BPKP adalah: 1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif; 2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif; dan 3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten. Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut: MISI PERTAMA Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP. Tugas dimaksud adalah Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan dan manfaatnya yaitu mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, BPKP menjadi mitra kerja Menteri dan Kepala KLPK melalui jasa assurance, jasa consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP tersebut. Sedangkan jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra kerja BPKP. Perwujudan peran pengawasan intern tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, 15

kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional. BPKP harus berperan aktif dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan kurang memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan pemerintahan dan risiko tidak tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015 2019. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat struktur organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder kunci dalam menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan pembangunan termasuk korporasi. MISI KETIGA Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif Pada periode 2015 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk meningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan hingga tingkat program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masing-masing KLPK. BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP). Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di KLPK. Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya adalah bentuk lanjutan dari pengawasan melekat. 16

MISI KETIGA Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Misi ini juga terkait dengan Misi Dua dan Misi Satu. Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya, tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai dengan PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP. Kapabilitas APIP diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi; (b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktek profesionalisme pengawasan intern; (d) eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e) kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f) struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP. 3. Tujuan Dalam menyelenggarakan misinya, BPKP menetapkan tiga tujuan utama, yaitu kondisi yang ingin dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu, yaitu satu sampai dengan lima tahun kedepan dalam tahun 2015-2019, serta menggambarkan arah strategik organisasi, perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi, serta meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu: 1. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif; 2. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; dan, 3. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten. 17

4. Sasaran Strategis Sasaran strategis dalam rumusan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015-2019 merupakan indikator pencapaian tujuan strategis. Sasaran strategis merupakan ukuran kinerja utama pencapaian dari tujuan dan mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan. Untuk menjabarkan tujuan agar terukur dan dapat dicapai secara nyata, sasaran strategis yang disusun BPKP untuk tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional. 2) Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional. 3) Meningkatkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi. 5. Sasaran Program Sasaran program merupakan ukuran kinerja utama pencapaian dan mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program dan kegiatan yang ditetapkan. Sasaran yang akan dicapai dari program-program tersebut adalah sebagai berikut: 1) Perbaikan pengelolaan program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara. 2) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L/Pemda dan SPI pada Korporasi 3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah. 4) Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan. 6. Indikator Kinerja Utama Indikator kinerja utama (IKU) adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtisar hasil berbagai Program dan Kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi. IKU BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal BPKP. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). IKU Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini. 18