Modul 1 Topik : Belajar Bersama 1 Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP dan Kontrak Belajar 2

dokumen-dokumen yang mirip
Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Review Pelaksanaan Siklus

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Modul 7 Membangun KSM Harapan

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C06. Relawan. Pembangunan BKM. PNPM Mandiri Perkotaan

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK)

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN

GENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT. Agustina Tri W, M.Pd

Tata Cara Siklus PNPM MP

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F14. Pelatihan Dasar 2. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F13. Pelatihan Dasar 2. Membangun BKM/LKM. PNPM Mandiri Perkotaan

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C14. Tugas dan Fungsi UP. PNPM Mandiri Perkotaan

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN

Konsep PNM Mandiri Perkotaan

Modul 6 Membangun Nilai Dan Aturan Dasar Kelompok

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

Modul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS)

Modul 5 Konsep Penghidupan PNPM MP

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS)

TEMA BAGAIMANA TATA CARA PEMBANGUNAN KSM

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN

LK Membangun KSM harapan 1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan kegiatan Diskusi pengertian KSM dan alasan pembentukannya

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan

Modul 4 Gagasan KSM Ideal

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F24. Pelatihan Madya 1. Review Partisipatif. PNPM Mandiri Perkotaan

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

Rembuk Kesiapan Masyarakat

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F17. Pelatihan Dasar 3. PJM Pronangkis. PNPM Mandiri Perkotaan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

Tahapan Pemetaan Swadaya

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PENDAHULUAN. Manjilala

Konsep PNPM Mandiri Perkotaan

MODUL GENDER UNTUK ANAK

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C01. Relawan. Peran Relawan Dalam Nangkis. PNPM Mandiri Perkotaan

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C16. Memahami PJM UPK. PNPM Mandiri Perkotaan

Penyusunan PJM Pronangkis

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Pusat Pelatihan Gender Dan Peningkatan Kualitas Perempuan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Jakarta, 2008

STUDI TENTANG KESETARAAN GENDER

PERTEMUAN DI RUMAH BU KETUT

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010

Presentasi #3. Oleh: Tim 1

Diskusi Paradigma dan Implikasinya Terhadap Sikap dan Perilaku 12 Kegiatan 3. Diskusi Pergeseran Paradigma dan Implikasi nya Terhadap Kemiskinan 13

Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP 2

Transkripsi:

Modul 1 Topik : Belajar Bersama 1 Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP dan Kontrak Belajar 2 Modul 2 Topik : Konsep Gender 7 Kegiatan 1 Curah Pendapat Perbedaan antara Sex (Jenis Kelamin) dan Gender 9 Kegiatan 2 Diskusi Implikasi Perbedaan Gender dalam Masyarakat 10 Modul 3 Topik : Gender dalam Penanggulangan kemiskinan 13 Kegiatan 1 Diskusi Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan 14 Modul 4 Topik : Hubungan PNPM MP dan Program Selaras PNPM MP 21 Kegiatan 1 Diskusi konsep pembangunan berbasis masyarakat dan penerapannya di PNPM-MP serta Program Selaras PNPM MP 22 Modul 5 Topik : Mencari Relawan Program Selaras PNPM MP 28 Kegiatan 1 Simulasi Mendorong Bis Mogok 29 Kegiatan 2 Menemukan Relawan 30 Kegiatan 3 Membuat Daftar Peran Relawan dalam Setiap Tahapan/Siklus 31 Modul 6 Mengelola Pengembangan Kapasitas Mandiri Topik : Membangun Pusat Belajar Masyarakat 35 Kegiatan 1 Diskusi Pentingnya Mengembangkan Pusat Belajar Masyarakat 36 Kegiatan 2 Praktek Identifikasi Kebutuhan Belajar Masyarakat 38 Modul 7 Menjadi Pemandu Pelatihan Topik : Metode Pelatihan Partisipatif 44 Kegiatan 1 Permainan dan Diskusi Pelatihan Partisipatif 45 Kegiatan 2 Diskusi Kelompok dan Pleno Metode Pembelajaran 47

Modul 1 Topik: Belajar Bersama 1. Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2. Peserta mampu menciptakan keakraban 3. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 4. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan 1: Perkenalan Kegiatan 2: orientasi Belajar dan kontrak belajar 2 JPL (90 ) Bahan Bacaan: Kurikulum Pelatihan Program Program Selaras PNPM MP Kertas Plano, kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar Papan Tulis dengan perlengkapannya

Perkenalan Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai pelatihan ini dengan perkenalan peserta. Sebelum kegiatan ini dimulai, pemandu kelas harus sudah memilih cara perkenalan yang akan digunakan. Cara perkenalan yang dipilih sebaiknya menjadi proses awal membangun dinamika kelas. Jika menggunakan permainan sebagai cara untuk melakukan perkenalan, siapkan peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan tersebut. Seluruh peserta (pemandu kelas, wakil pemandu, panitia, dll) di dalam kelas ikut serta dalam permainan perkenalan ini. Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP dan Kontrak Belajar 1) Mintalah setiap peserta untuk menuliskan dalam kartu mepataplan harapan yang ingin dicapai melalui pelatihan ini. 2) Kelompokan harapan harapan tersebut dalam kelompok besar, misalnya kelompok menambah pemahaman, menambah pengalaman, menambah jaringan persaudaraan, dan lainnya 3) Jelaskan Kurikulum Pelatihan Program Program Selaras PNPM MP 4) Buka kesempatan tanya jawab untuk kegiatan ini 5) Jelaskan kepada peserta bahwa kita punya harapan bersama yang dirumuskan pada awal kegiatan. Diperlukan kesepakatan bersama untuk mencapai harapan tersebut selama pelatihan ini. Kesepakatan bersama tersebut merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan dan merupakan aturan main bersama termasuk tata tertib agar dapat tercapai harapan bersama, yang harus ditaati oleh seluruh peserta dan penyelenggara dalam melaksanakan pelatihan. 6) Diskusikan dengan peserta hal-hal apa saja yang harus disepakati untuk diatur bersama untuk menjaga proses pelatihan tersebut. 7) Tuliskan semua hal yang disepakati dan tata tertib yang telah disepakati tersebut pada kertas plano dan tempelkan di dinding di tempat semua peserta dapat melihat. Bangun kesepakatan bahwa aturan main dan tata tertib tersebut bersifat mengikat semua pihak di kelas tersebut selama pelatihan. 8) Tutup kegiatan dan ucapkan terima kasih. 2

A. TANTANGAN Kurikulum Pelatihan Program Selaras PNPM MP Di Tingkat Masyarakat TUJUAN : 1. Membangun kesadaran peserta mengenai pemberdayaan perempuan dan laki-laki 2. Membangun kesadaran peserta mengenai persoalan persoalan Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan KELUARAN : 1 Peserta memiliki kesadaran mengenai pemberdayaan perempuan dan laki-laki 2 Peserta miliki kesadaran terhadap persoalan persoalan Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan Tema Topik Tujuan JPL BKM/LKM/Relawan/Aparat Desa/Kelurahan/KSM Tantangan dan Konsep Gender dalam Nangkis Konsep Gender Peserta memahami konsep dan dasar-dasar gender Peserta mampu memetakan kualitas perempuan dan kualitas laki-laki Peserta mehamami dan menyadari Kesetaraan perempuan dan laki-laki sebagai manusia 2 Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan Peserta memahami bentuk-bentuk ketidak adilan gender/isu gender Peserta memahami akar penyebab kemiskinan yang berbasis gender Meningkatkan kesadaran terhadap kaitan gender dengan kemiskinan 2 Jumlah JPL 4

B. KONSEP Program Selaras PNPM MP TUJUAN : 1. Membangun pemahaman peserta terhadap Konsep dan Kekhasan Program Selaras PNPM MP 2. Membangun pemahaman tentang tahapan pelaksanaan program Program Selaras PNPM MP KELUARAN : 1 Peserta miliki pemahaman tentang konsep Program Selaras PNPM MP dan Kekhasan Program Program Selaras PNPM MP 2 Peserta memiliki pemahaman tentang tahapan pelaksanaan program Program Selaras PNPM MP Tema Topik Tujuan JPL BKM/LKM/Relawan/Aparat Desa/Kelurahan/KSM Peserta memahami 4 Konsep Program Selaras PNPM MP Konsep Program Selaras PNPM MP bagaimana kaitannyanya PNPM Mandiri Perkotaan dengan Program Selaras PNPM MP Peserta memahami konsep, tujuan dan prinsip dan sasaran Program Selaras PNPM MP Peserta memahami gambaran umum siklus Program Selaras PNPM MP Peserta memahami kekhasan Program Selaras PNPM MP Jumlah JPL 4 C. RELAWAN DALAM PROGRAM Program Selaras PNPM MP TUJUAN : 1. Membangun kesadaran peserta tentang pentingnya relawan dalam Program Selaras PNPM MP 2. Membangun pemahaman terhadap peran relawan dalam Program Selaras PNPM MP KELUARAN : 1 Peserta miliki kesadaran tentang pentingnya relawan dalam Program Selaras PNPM MP 2 Peserta memiliki pemahaman tentang peran relawan dalam program Selaras PNPM MP 4

Peran Relawan Tema Topik Tujuan JPL Relawan Penggerak Program Selaras PNPM MP Pentingnya Relawan Peran Relawan dalam Program Selaras PNPM MP Memahami pentingnya 2 keberadaan relawan sebagai motor penggerak untuk membangun Program Selaras PNPM MP Mempunyai motivasi untuk menjalankan semangat kerelawanan dalam membangun Program Selaras PNPM MP Memahami peran 2 relawan dalam program Selaras PNPM MP Merumuskan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan program Selaras PNPM MP Total 4 D. MEMBANGUN PUSAT BELAJAR MANDIRI TUJUAN : 1. Membangun pemahaman tentang pengembangan kapasitas mandiri 2. Membangun keterampilan kepada peserta agar mampu memfasilitasi kegiatan pengembangan kapasitas secara mandiri KELUARAN : 1 Peserta memiliki pemahaman tentang pengembangan kapasitas mandiri 2 Peserta memiliki keterampilan pengembangan kapasitas secara mandiri Mengelola pengembangan kapasitas mandiri Tema Topik Tujuan JPL Relawan Penggerak Program Selaras PNPM MP Membangun pusat belajar masyarakat Memahami pentingnya membangun pusat belajar masyarakat Mempunyai motivasi untuk membangun pusat belajar masyarakat di wilayahnya Memahami dan memiliki keterampilan dalam menyusun 2

kebutuhan masyarakat belajar Mengelola kegiatan pengembangan kapasitas Mempunyai keterampilan memfasilitasi kegiatan pengembangan kapasitas Jumlah JPL 4 2 E. PEMANDU PELATIHAN MASYARAKAT MANDIRI TUJUAN : 1. Membangun pemahaman tentang teknik fasilitasi pelatihan masyarakat 2. Membangun keterampilan kepada peserta agar mampu memfasilitasi pelatihan masyarakat KELUARAN : 1 Peserta memiliki pemahaman tentang teknik fasilitasi pelatihan masyarakat 2 Peserta memiliki keterampilan pengembangan kapasitas mandiri Menjadi Pemandu Pelatihan Tema Topik Tujuan JPL Relawan Penggerak Program Selaras PNPM MP Menjadi pemandu pelatihan Mempunyai pemahaman teknik fasilitasi pelatihan masyarakat Mempunyai keterampian memfasilitasi pelatihan masyarakat Jumlah JPL 8 8 6

Modul 2 Topik: Konsep Dasar Gender Agar Peserta: 1. Dapat mengingat kembali konsepsi dasar mengenai gender 2. Dapat memahami implikasi yang dapat terjadi sebagai akibat perbedaan Gender di masyarakat Kegiatan 1 : Curah pendapat Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender Kegiatan 2 : Diskusi Implikasi Perbedaan Peran Gender di Masyarakat 3 Jpl (135 ) Bahan Bacaan tentang Konsep Gender Data dan informasi perkembangan Perempuan di Aceh Kerta Plano,Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD, Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar

Curah Pendapat Perbedaan antara Seks (Jenis Kelamin) dan Gender 1. Pertama-tama sampaikan kepada peserta bahwa mengawali pelatihan ini peserta akan diajak kembali mengingat tentang konsepsi Gender 2. Sampaikan tujuan dari kegiatan ini: a. Agar Peserta bisa membedakan antara konsep seks dan gender, dan menguraikan perbedaannya dengan bahasa sendiri b. Agar peserta bisa menyatakan persetujuannya terhadap konsepsi Gender dengan mengutarakan pendapatnya 3. Menjelaskan konsep gender, sebagai titik masuk yang paling mudah adalah dimulai dengan membedakan antara konsep Seks (Jenis Kelamin) dan Gender 4. Oleh karena itu, terlebih dahulu ajak peserta untuk menjelaskan perbedaan antara jenis kelamin dan konsep gender dengan cara sebagai berikut: a. Fasilitator menyediakan potongan kartu dari kertas manila berwarna pink/merah, biru dan putih. b. Fasilitator meminta masing-masing peserta menuliskan salah satu karakteristik biologis (jenis kelamin). Tuliskan untuk karakteristik biologis laki-laki di kertas warna biru dan merah jambu untuk karakteristik biologis perempuan; serta warna putih untuk karakteristik sosial (peran atau status gender) dan menempelkannya di flipchart/ whiteboard. c. Gunakan tabel sebagai berikut, untuk membantu: Karakteristik Biologis Lakilaki Karakteristik akibat konstruksi sosial (peran) Karakteristik biologis Perempuan 5. Berdasarkan simulasi di atas, untuk mempertajam Lakukan brainstorming kepada peserta pemahaman mereka terhadap konsep Gender, dengan pertanyaan kunci sebagai berikut: a. Jadi kalau begitu apa yang dimaksud dengan Gender? b. Apa bedanya dengan Jenis Kelamin? c. Apa yang mengakibatkan terjadinya perbedaan Gender? 6. Catat seluruh pendapat peserta, dan pertegas hal yang dirasa penting, pertegas beberapa kata kunci sebagai berikut: 8

Konsep Seks (jenis kelamin) berbeda dengan konsep Gender Pengertian Seks (jenis kelamin) merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, bahwa manusia jenis laki-laki adalah manusia yang memiliki atau bersifat seperti: laki-laki adalah manusia yang mempunyai penis, memiliki jakala (kala menjing) dan memproduksi sperma. Sedangkan perempuan mempunyai alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina, dan mempunyai alat menyusui. Alat-alat tersebut secara biologis melekat pada mansusia jenis perempuan dan laki-laki selamanya. Artinya secara biologis alat-alat tersebut tidak bisa dipertukarkan antara alat biologis yang melekat pada manusia laki-laki dan perempuan. Secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat. Sedangkan konsep gender, yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara lakilaki dianggap: kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri dan sifat itu sendiri merupakan sifatsifat yang dapat dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional, perkasa. Perubahan ciri dan sifat-sifat itu dapat tejadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain. Misalnya saja zaman dahulu di suatu suku tertentu perempuan lebih kuat dari laki-laki, tetapi pada zaman yang lain dan di tempat yang berbeda laki-laki yang lebih kuat Ilustrasi Perbedaan Seks dan Gender Seks Tidak dapat dipertukarkan (kodrat) Laki-laki Ciri dan fungsi Penis Jakun Sperma Membuahi Perempuan Ciri dan fungsi Vagina Sel Telur Menyusui Melahirkan Gender Dapat dipertukarkan dan merupakan bentukan manusia (bukan Kodrat) Laki-laki Citra/ jati diri/ peran Kuat Rasional Tampan Kasar Maskulin Publik Perempuan Citra/ jati diri/ peran Lemah Emosional Cantik Halus/Lembut Feminin Domestik 7. Mintalah beberapa peserta, untuk menjelaskan ulang tentang konsep Gender kepada peserta lain sebagaimana pembahasan yang sudah dilakukan sebelumnya 8. Mintalah tanggapan peserta terhadap konsepsi dasar ini, apakah mereka setuju dengan pendapat ini, bila ya mintalah beberapa peserta memberikan pendapatnya dan mendeskripsikan dengan contoh yang berbeda sesuai pendapat peserta sendiri

Diskusi Implikasi Perbedaan Gender dalam Masyarakat 1. Setelah peserta dapat membedakan antara konsep antara Seks dan Gender dengan cukup jelas, maka berikutnya peserta akan diajak untuk bersama-sama memahami implikasi adanya perbedaan gender dalam masyarakat tersebut 2. Sampaikan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini, yaitu: a. Bisa menyebutkan minimal 3 implikasi Perbedaaan Gender dalam kehidupan sosial kemasyarakatan b. Bisa menyebutkan bentuk-bentuk ketidak adilan Gender sebagai akibat dari adanya perbedaan Gender. 3. Perbedaan Gender tadi, mengakibatkan terjadinya persoalan terkait pembagian peran dan laki-laki yang bisa berpotensi megakibatkan ketidakadilan gender. 4. Untuk memahami hal ini, pertama-tama bagilah peserta ke dalam 2 kelompok. Berilah tugas kepada kelompok. Lihat LK-1 5. Mintalah kepada wakil kelompok untuk mendiskusikan hasil diskusinya, kemudian minta peserta lain untuk menanggapi. 6. Ajak peserta untuk membandingkan dengan kualitas manusia sejati yang dulu pernah didiskusikan dalam modul pelatihan dasar, dengan membuat tabel seperti berikut: (sebaiknya tabel sudah disiapkan sebelumnya dalam kertas plano, tabel manusia sejati diisi barsama dengan peserta) 7. Ajak peserta untuk: a. Membandingkan antara kualitas perempuan dan laki-laki dengan kualitas manusia sejati (baik dari sisi perilaku maupun dari sisi kapasitas), apakah sama atau ada perbedaan/ ketimpangan? Bahas dan diskusikan ketimpangan-ketimpangan bersama peserta. b. Ingatkan kepada peserta mengenai manusia yang berdaya sejati pada modul dasar (pemberdayaan sejati), yaitu manusia yang mempunyai makna (bermanfaat) bagi kemaslahatan umat. Apakah perempuan dan laki-laki sudah berdaya sebagai manusia sejati? Mengapa demikian? c. Dari sisi kapasitas, perempuan masih banyak ketinggalan dibandingkan dengan laki-laki. Kesempatan bagi kaum perempuan untuk meningkatkan kapasitasnya masih kurang dibandingkan dengan laki-laki (Ingatkan kembali peserta pada hasil diskusi perempuan dan kemiskinan pada tema Tantangan). Tanyakan kepada peserta mengapa hal ini terjadi? Ajak peserta untuk mendiskusikan paradigma-paradigma yang berkembang selama ini mengenai perempuan dan laki-laki yang menunjukkan adanya bias gender. 10

LK-1: Diskusi Implikasi Perbedaan Gender Dalam Masyarakat 1. Bagilah peserta ke dalam 2 kelompok. tugas kelompok: a. Kelompok 1 mendiskusikan sifat-sifat dan kapasitas yang dipunyai oleh perempuan b. Kelompok 2 mendiskusikan sifat-sifat dan kapasitas yang dipunyai oleh laki-laki 2. Mintalah kepada wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian minta peserta lain untuk menanggapi. 3. Ajak peserta untuk membandingkan dengan kualitas manusia sejati yang dulu pernah didiskusikan dalam modul pelatihan dasar, dengan membuat tabel seperti berikut: (sebaiknya tabel sudah disiapkan sebelumnya dalam kertas plano, tabel manusia sejati diisi barsama dengan peserta) Kualitas Laki- Laki (hasil diskusi kel 1) Kualitas Manusia Sejati (hasil diskusi kelas besar) Kualitas Perempuan (hasil diskusi Kel 2) Sifat 1. 2. 3. dll 1 2 3 Dll.. 1 2 3 dll Kapasita 1 2 3 dll 1 2 3 Dll.. 1 2 3 Dll.. 4. Ajak peserta untuk: a. Membandingkan antara kualitas perempuan dan laki-laki dengan kualitas manusia sejati (baik dari sisi perilaku maupun dari sisi kapasitas), apakah sama atau ada perbedaan/ ketimpangan? Bahas dan diskusikan ketimpangan-ketimpangan bersama peserta. b. Ingatkan kepada peserta mengenai manusia yang berdaya sejati pada modul dasar (pemberdayaan sejati), yaitu manusia yang mempunyai makna (bermanfaat) bagi kemaslahatan umat. Apakah perempuan dan laki-laki sudah berdaya sebagai manusia sejati? Mengapa demikian? c. Dari sisi kapasitas, perempuan masih banyak ketinggalan dibandingkan dengan laki-laki. Kesempatan bagi kaum perempuan untuk meningkatkan kapasitasnya masih kurang dibandingkan dengan laki-laki (Ingatkan kembali peserta pada hasil diskusi perempuan dan kemiskinan pada tema Tantangan). Tanyakan kepada peserta mengapa hal ini terjadi? Ajak peserta untuk mendiskusikan paradigma-paradigma yang berkembang selama ini mengenai perempuan dan laki-laki yang menunjukkan adanya bias jender.

5. Kemudian berilah penegasan-penegasan sebagai berikut: Sebagai manusia perempuan dan laki-laki mempunyai akal sehat, hati nurani, dan pilihan bebas, jadi tidak ada perbedaan yang hakiki antara perempuan dan laki-laki. Oleh karena itu kedua-duanya seharusnya dapat menjadi manusia yang berdaya dan mendapat kesempatan yang sama untuk diberdayakan. Perbedaan perempuan yang kodrati dengan laki-laki hanyalah dalam soal biologis, perempuan secara kodrati mempunyai kemampuan untuk menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui sedangkan laki-laki dikodratkan untuk menghasilkan sperma dan menghamili.kodrat adalah ketentuan Tuhan yang tidak bisa dipertukarkan oleh manusia dan bersifat permanen. Walaupun saat ini ada operasi jenis kelamin, laki-laki yang merubah jenis kelaminnya menjadi perempuan tetap saja tidak bisa menstruasi, mengandung dan melahirkan. Pembedaan-pembedaan yang selama ini terjadi antara perempuan dan laki-laki disebabkan oleh adanya konstruksi secara sosial dan kultural. Sehingga timbul paradigma-paradigma bahwa perempuan itu lemah lembut, emosional, keibuan. Sedangkan laki-laki kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Laki-laki lebih cerdas dibandingkan dengan perempuan, dan lain-lain. Konsep mengenai sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari konstruksi sosial maupun kultural inilah yang merupakan konsep jender. Konsep mengenai sifat-sifat perempuan dan laki-laki di atas menyebabkan bias gender dan menyebabkan ketidakadilan, baik bagi kaum perempuan maupun kaum laki-laki. Anggapan bahwa kelembutan hanya melekat pada kaum perempuan menyebbakan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan kelembutan seperti membersihkan rumah, menari dan sebagainya dianggap sebagai pekerjaan perempuan. Di lain pihak anggapan bahwa kekuatan secara fisik, keperkasaan melekat pada kaum laki-laki, menyebabkan laki-laki dididik untuk agresif, menyelesaikan masalah dengan kekuatan fisik, bersaing dan sebagainya yang malah menjauhkan dari sifat manusia sejati. Padahal berbicara mengenai sifat laki-laki dan perempuan, seharusnya kita mengacu kepada sifat-sifat yang dipunyai oleh manusia sejati, karena sebagai manusia perempuan dan laki-laki mempunyai derajat dan martabat yang sama. Oleh karena itu dalam kaitan dengan pemberdayaan, baik perempuan dan laki-laki mestinya diberdayakan untuk menuju kualitas manusia yang sejati, karena secara hakiki perempuan dan laki-laki mempunyai martabat yang sama sebagai manusia. Adanya perbedaan Gender itu berimplikasi pada kehidupan sosial kemasyarakatan, dan berpotensi terhadap muncul bentuk-bentuk ketidak adilan Gender Konstruksi sosial lah yang dianggap mengakibatkan terjadinya ketidak adilan Gender, sebab-sebab ketidak adilan gender, a.l: o Nilai sosial dan budaya Patriarkhi; o Produk dan peraturan perundang-undangan yang masih bias gender; o Pemahaman ajaran agama yang tidak komprehensif dan cenderung parsial; o Kelemahan, kurang percaya diri, tekad, dan inkonsistensi kaum perempuan sendiri dalam memperjuangkan nasibnya; o Kekeliruan persepsi dan pemahaman para pengambil keputusan, Tokoh Masyarakat (TOMA) Tokoh Agama (TOGA) terhadap arti dan makna Kesetaraan dan Kesenjangan Gender (KKG). Bentuk-bentuk ketidakadilan Gender: o Subordinasi o Marjinalisasi o Beban ganda (Double burden) o Kekerasan o Stereotype (Pelabelan) 12

Modul 3 Topik: Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan Agar peserta: Peserta memahami bentuk-bentuk ketidak adilan gender/isu gender Peserta memahami akar penyebab kemiskinan yang berbasis gender Meningkatkan kesadaran terhadap kaitan gender dengan kemiskinan Kegiatan 1 : Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan 2 Jpl (90)

Diskusi Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan 1. Setelah peserta cukup mengingat kembali soal konsepsi Gender, selanjutnya ajak peserta untuk melihat fenomena melihat persoalan gender dikaitkan dengan penanggulangan kemiskinan 2. Sampaikan tujuan dari kegiatan ini antara lain agar peserta: a. Diharapkan dapat menemukan persoalan dan sebab-sebab terkait gender dalam penanggulangan kemiskinan b. Dapat menyebutkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong keselarasan Gender dalam penanggulangan kemiskinan 3. Untuk memulai diskusi lakukan curah pendapat kepada peserta: a. Apakah masih ingat dengan konsep kemiskinan dalam PNPM Perkotaan?Apa saja sebabnya? b. Apakah upaya penanggulangan kemiskinan yang sudah dilakukan saat ini termasuk oleh PNPM Perkotaan sudah berhasil meningkatkan kesejahteraan laki-laki dan perempuan? c. Mengapa perlu mengkaitkan persoalan gender dengan kemiskinan? 4. Pemandu membagi, masing-masing kelompok akan membahas 2 komik kegiatan Mintalah setiap kelompok untuk membahas pertanyaan ( lihat LK-1) 5. Setelah itu berikan kesempatan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, dan peserta yang lain dapat mengemukakan pendapatnya. 6. Lakukan diskusi kelas, pemandu dapat mengajukan pertanyaan dibawah ini: a. Bagaimana agar laki laki memikirkan kebutuhan perempuan, b. Perempuan memikirkan kebutuhan laki laki, dan c. Laki laki perempuan memikirkan kebutuhan bersama 7. Pemandu memberikan kesimpulan: 1. Keselarasan peran perempuan dan laki-laki dalam Akses, Partispasi, Kontrol dan Manfaat (APKM); tunjukan komik yang terkait penjelasan APKM 2. Peningkatan kesadaran perempuan dari orientasi domestik ke orientasi publik;dan 3. Akomodasi kebutuhan perempuan miskin dalam perencanaan pembangunan. Perempuan miskin akan didorong sebagai vocal point gender dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan PROGRAM SELARAS PNPM MP 14

LK 1: Gender dalam Nangkis Komik 1: Undangan Pertemuan

Komik 2: Kondisi Pertemuan 16

Komik 3a : Pengambilan Keputusan

Komik 3b : Pengambilan Keputusan 18

Komik 4: Pinjaman Bergulir

, masing-masing kelompok akan membahas 1 komik Kelompok 1 Bahas Komik 1 Undangan Pertemuan. Kelompok 2 Bahas Komik 2 Kondisi Pertemuan. Kelompok 3 Bahas Komik 3 Pengambilan Keputusan. Kelompok 4 Bahas Komik 4 Pinjaman Bergulir. Bagaimana pandangan anda terhadap Komik tersebut? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Kira-kira apa yang bisa diperbaiki ke depannya agar bisa mendorong antara perempuan dan laki-laki bisa bersama sama berpartisipasi dalam pembangunan? 20

Modul 4 Topik: Hubungan PNPM MP dan Program Selaras PNPM MP Peserta memahami dan yakin tentang, Peserta memahami bagaimana kaitannya PNPM Mandiri Perkotaan dengan Program Selaras PNPM MP Peserta memahami konsep, tujuan dan prinsip dan sasaran Program Selaras PNPM MP Peserta memahami gambaran umum siklus Program Selaras PNPM MP Kegiatan 1: Diskusi konsep pembangunan berbasis masyarakat dan penerapannya di PNPM-MP serta Program Selaras PNPM MP Kegiatan 2: Diskusi tata cara pelaksanaan Program Selaras PNPM MP dalam tautan PNPM-MP 3 Jpl (135 ) Bahan Bacaan: 1) Pedoman Umum PNPM Mandiri Perkotaan 2) Pedoman Teknis Program Selaras PNPM MP Kertas Plano, kuda-kuda untuk Flip-chart LCD, Papan Tulis dengan perlengkapannya Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar

Diskusi konsep pembangunan berbasis masyarakat dan penerapannya di PNPM-MP serta Program Selaras PNPM MP 1) Setelah memberi salam, lanjutkan dgn penyajian singkat prinsip-prinsip pembangunan berbasis masyarakat dan penerapannya di PNPM-MP serta Program Selaras PNPM MP 2) Pemandu membagi peserta dalam kelompok kecil (5 s.d. 7 orang) dan tiap kelompok mengerjakan tugas seperti tersebut di bawah ini setelah membaca dengan seksama Pedoman Pelaksanaan PNPM-MP dan Pedoman Teknis Program SelarasPNPM MP (LK-1) 3) Ajak tiap kelompok untuk menyajikan hasil masing-masing dan diskusikan apakah ada prinsip-prinsip yang hanya dpt diterapkan di Program Selaras PNPM MP. Bila tidak ada 4) Pemandu memberi kesimpulan bahwa proses diskusi kelompok untuk pengambilan keputusan dlm PNPM-MP dapat juga dilakukan di Program Selaras PNPM MP sehingga masyarakat tetap sebagai pelaku utama dalam pengambilan keputusan penting/akhir. Diskusi tata cara pelaksanaan Program Selaras PNPM MP 1) Setelah memberi salam, lanjutkan dgn penyajian singkat mengenai tata cara pelaksanaan Program Selaras PNPM MP dalam tautan PNPM-MP (Gunakan MB yang sdh disiapkan) Catatan Pemandu: Ingatkan PNPM-MP adalah pembangunan yang berbasis masyarakat sehingga mekanisme pelaksanaan PNPM-MP dapat dipadukan dgn proses pelaksanaan Program Selaras PNPM MP yg juga berbasis masyarakat. 2) Pemandu membagi peserta dalam beberapa kelompok kecil (5 s/d 7 org) dan mintalah tiap kelompok untuk membahas LK-2 3) Kemudian mintalah tiap kelompok untuk menyajikan hasil diskusi masing masing dan ajak peserta untuk diskusi kelas menyimpulkan langkah-langkah yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan menjadi titik masuk strategis oleh Program selaras PNPM MP. 4) Pemandu memberikan pencerahan dan tutup 22

LK 1: Relasi PNPM-MP dan Program Program Selaras PNPM MP Tugas dan pertanyaan terkait dgn Diskusi konsep Program Selaras PNPM MP dan penerapannya di PNPM-MP 1. Diskusi Kelompok Peserta dibagi dalam kelompok kecil (5 s/d 7 orang) dan tiap kelompok mengerjakan tugas seperti tersebut di bawah ini setelah membaca dengan seksama Pedoman Teknis program Selaras PNPM MP. Coba diskusikan dalam kelompok apa saja : Prinsip-prinsip pembangunan berbasis masyarakat pada umumnya, Prinsip prinsip pembangunan berbasis masyarakat yg diterapkan dlm PNPM-MP dan Program PROGRAM SELARAS PNPM MP? Apakah ada perbedaan prinsip yang diterapkan dlm PNPM-MP dan Program Selaras PNPM MP? Prinsip apa yang harus dikuatkan di Program selaras PNPM MP? 2. Diskusi Kelas Masing-masing kelompok diskusi menyajikan hasil kerja kelompok dan akan dibimbing untuk penyimpulan. LK 2: Relasi PNPM-MP dan Program Selaras PNPM MP Tugas dan pertanyaan terkait dgn Diskusi Bedah Pedoman 1. Pengantar Diskusi Peserta akan diajak menyimak penyajian singkat mengenai tata cara pelaksanaan Program Selaras PNPM MP. 2. Diskusi kelompok Peserta dibagi dalam 3 kelompok dan tiap kelompok mengerjakan tugas seperti tersebut di bawah ini setelah membaca dengan seksama Pedoman Teknis Program Selaras PNPM MP BAB 1 s.d. 3. BAB 1,2 dan 4 dibahas di semua kelompok Siklus Kelompok 1: BAB 1 dan Tahap Persiapan Siklus Kelompok 2: BAB 2 dan Tahap Perencanaan Siklus Kelompok 3: BAB 4 dan Tahap Pembangunan dan Pemantauan Coba diskusikan dalam kelompok: Pertanyaan untuk semua kelompok: Tuliskan poin poin yang dianggap penting untuk dipahami? Pertanyaan untuk membantu pembahasan BAB 1: a) Apa yang menjadi tujuan program Program Selaras PNPM MP? b) Apa yang menjadi kekhasan Program Selaras PNPM MP? c) Apa yang diperkuat di Program Selaras PNPM MP? Pertanyaan untuk membantu pembahasan BAB 2: a) Komponen program apa saja yang akan dilakukan oleh Program Selaras PNPM Program Selaras PNPM MP? Pertanyaan untuk membantu pembahasan BAB 3:

a) Coba jelaskan bagaimana tata peran pemerintah dan konsultan dari tingkat Nasional sampai tingkat Kelurahan b) Coba jelaskan apa tugas dan peran pendampingan Fasilitator Kelurahan di Program Selaras PNPM MP? 1) Pertanyaan Kritis persiklus: a. Pemetaan Sosial: b. Sosialisasi: i. Mengapa pada waktu pemetaan social kita penting mengetahui data tentang tokoh kunci perempuan, organisasi perempuan dan aktivitas perempuan i. Mengapa penting isu gender perlu untuk disosialisasikan? ii. Mengapa dalam setiap tahapan siklus diperlukan penggerak gender? iii. Mengapa perempuan harus terlibat dalam setiap pengambilan keputusan c. Refleksi Perkara Kritis (RPK): i. Mengapa pada RPK ini isu tentang gender menjadi persoalan? ii. Apakah betul perempuan menjadi yang paling merasakan kondisi kemiskinan? apabila iya mengapa demikian? d. Pemetaan Swadaya (PS): i. Menelaah Proses PNPM Mandiri Perkotaan, Mengapa pada kegiatan PS ini isu gender, persoalan perempuan dan keterlibatan perempuan penting untuk dikaji baik secara kualitas maupun kuantitas?? ii. Apakah betul kebutuhan laki laki dan perempuan sama? mohon penjelasan iii. Apakah laki laki dan perempuan memiliki peluang yang sama untuk mengakses sumber daya? e. Pembangunan BKM/LKM: i. Berapa rata rata perempuan yang menjadi anggota BKM/ LKM? Apabila sedikit mengapa hal tersebut terjadi? ii. Apa pentingnya perempuan menjadi anggota BKM / LKM?? iii. Mengapa BKM begitu penting melihat isu gender atau persoalan perempuan di wilayahnya? f. PJM Pronangkis: g. KSM: i. Mengapa PJM Pronangkis harus responsive gender?? ii. Apakah PJM Pronangkis yang ada sudah responsive gender? apabila sudah mohon jelaskan / apabila belum kenapa bisa demikian? i. Seberapa penting perempuan berkelompok?? apabila penting seberapa jauh keterlibatan perempuan dalam kegiatan KSM?? 24

Langkah Kegiatan Pembelajaran Kritis di PNPM Mandiri Perkotaan Pembelajaran Kritis di Program PROGRAM SELARAS PNPM MP Keterangan 1. TAHAP PERSIAPAN a. Pelaksanaan pemetaan sosial di kelurahan/desa b. Pelaksanaan sosialisasi program di tingkat masyarakat (RT/RW/ Dusun/Lorong) Menemukenali data wilayah dampingan Menemukenali tokoh kunci, tokoh agama yang ada Menemukenali lembaga, tradisi, gambaran lingkungan, sosial budaya setempat Penyebarluasan informasi ttg akan adanya program PNPM-MP di kel/desa tersebut Membangun kerelawanan c. Pelaksanaan sosialisasi program di tingkat kelurahan/desa. Penyebarluasan informasi ttg akan adanya program PNPM-MP di kel/desa tersebut Membangun kerelawanan d. Pelatihan/coaching motivasional relawan untuk pelaksanaan kegiatan PROGRAM SELARAS PNPM MP Terbentuknya tim Relawan yang siap memfasilitasi pelaksanaan kegiatan RPK 2. TAHAP PERENCANAAN a. Refleksi Perkara Kritis (RPK) yaitu serangkaian refleksi permasalahan gender (Akses, Partisipasi, Kontrol & Manfaat), dampak kesenjangan gender dengan kemiskinan b. Pemetaan Swadaya (PS). Menghasilkan relawan yang mampu memfasilitasi Refleksi Kemiskinan Menumbuhkan kesadaran bahwa ada masalah bersama, yaitu kemiskinan yg hrs ditanggulangi bersama Menemukan akar penyebab kemiskinan Membangun niat bersama utk menanggulangi kemiskinan secara terorganisasi Menghasilkan relawan mampu memfasilitasi dan melaksanakan Pemetaan Swadaya

Langkah Kegiatan Pembelajaran Kritis di PNPM Mandiri Perkotaan Menghasilkan relawan yg mampu menganalisis masalah dan potensi masyarakat Membangun kesadaran akan realita persoalan dan potensi (sosial, ekonomi, lingkungan, nilainilai) masyarakat kelurahan Membangun motivasi untuk berbuat/menyelesaikan persoalan c. BKM/LKM Menghasilkan relawan yg mampu memfasilitasi dan melaksanakan FGD Kelembagaan & Kepemimpinan Menghasilkan relawan yg mampu menganalisis tata kelembagaan setempat Masyarakat memahami kriteria kelembagaan yang dapat berperan sebagai LKM Masyarakat menyadari kebutuhan lembaga yg dipimpin oleh orangorang yang menerapkan nilai-nilai universal kemanusiaan Masyarakat mampu merumuskan kriteria pemimpin masyarakat Membentuk Panitia Pendirian LKM Menghasilan panitia yg mampu melaksanakan pembentukan LKM Penyusunan draft AD/ART Kesepakatan aturan main pembentukan LKM & kriteria utusan/anggota LKM Memilih utusan RT berdasarkan kriteria nilai luhur (Bila jml RT banyak dpt dilaku-kan pemilihan saringan di RW) Membangun lembaga kepemimpinan masyarakat yang diisi oleh orang-orang baik, murni d. PJM dan Renta Pronangkis yang responsif gender oleh Tim Inti Perencanaan Partispatif & BKM/LKM dan benar Menghasilan relawan/lkm yg mampu melaksanakan penyusunan Pronangkis Tersusunnya program kegiatan penanggulangan kemiskinan (tiga tahunan & tahunan)/pjm Pronangkis & Renta Pronangkis 3. PEMBANGUNAN DAN KEBERLANJUTAN i. Pembentukan/penguatan dan Pelatihan KSM Menghasilan relawan melaksanakan pengorganisasian KSM 26 Pembelajaran Kritis di Program PROGRAM SELARAS PNPM MP Keterangan

Langkah Kegiatan Pembelajaran Kritis di PNPM Mandiri Perkotaan Pembelajaran Kritis di Program PROGRAM SELARAS PNPM MP Keterangan 3. Diskusi Kelas Terbentuknya KSM sebagai satuan unit sosial yang saling tolong dalam mengembangkan diri masing-masing anggotanya Kemudian mintalah tiap kelompok untuk menyajikan hasil diskusi masing masing dan ajak peserta untuk diskusi kelas menyimpulkan langkah-langkah yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan menjadi titik masuk strategis oleh Program Selaras PNPM MP.

Modul 5 Topik: Mencari Relawan Program Selaras PNPM MP Peserta memahami dan menyadari: Memahami pentingnya keberadaan relawan sebagai motor penggerak untuk membangun Program Selaras PNPM MP Mempunyai motivasi untuk menjalankan semangat kerelawanan dalam membangun Program Selaras PNPM MP Memahami peran relawan dalam program Program Selaras PNPM MP Merumuskan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan Program Selaras PNPM MP Kegiatan 1: Simulasi mendorong bis mogok Kegiatan 2: Menemukan relawan Kegiatan 3: Membuat daftar peran relawan dalam setiap tahapan / siklus 2 Jpl (90 ) 1. Lembar Kerja 1 mendorong bis mogok 2. Lembar Kerja 2 menemukan relawan 3. Bahan Bacaan Relawan dalam Penanggulangan Kemiskinan Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 28

Simulasi Mendorong Bis Mogok 1) Jelaskan bahwa beberapa sessi ke depan, kita akan berdiskusi mengenai peran relawan dari anggota masyarakat untuk mendukung kerja-kerja penanggulangan kemiskinan. Saat ini kita akan bersama-sama belajar mengapa harus ada relawan. 2) Bagi peserta dalam 4 kelompok. Bagikan Lembar Kerja 1 Menggerakkan Bis Mogok. Lakukan simulasi bersama seluruh peserta. 3) Setelah peragaan, dorong diskusi diantara peserta. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pembantu: Dari sisi posisi, kelompok mana yang paling mungkin menggerakkan mobil tersebut? Adakah satu kelompok yang berhasil mendorong bis? Apa yang membuat berhasil? Mengapa gagal? Apa syarat utama agar bis bisa bergerak? Jika faktor tenaga sebagai syarat mutlak, apa yang harus dilakukan agar kendaraan bergerak? Faktor apa lagi yang harus diperhitungkan? 4) Ilustrasikan proses mendorong bis tersebut sebagai upaya mendorong perubahan (penanggulangan kemiskinan). Diskusikan bersama peserta: Mungkinkan tim faskel atau faskel seorang diri mampu mendorong perubahan di masyarakat? Apa syarat utama untuk mendorong perubahan di masyarakat? Jika faktor jumlah orang sebagai syarat mutlak, apa yang harus dilakukan agar terjadi perubahan? Faktor apa lagi yang harus diperhitungkan? Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari simulasi Mendorong Bis Mogok : Bahwa bis hanya bisa digerakkan bila kekuatan pendorong lebih besar dari beban yang ada. Perubahan hanya akan bisa mencapai tujuannya jika bisa mengatasi kekuatan anti perubahan. Oleh karena itu, pengorganisasian masyarakat merupakan upaya menjawab masalah mendasar, yaitu membangun kekuatan. Bahwa kekuatan belumlah cukup jika tidak dikelola dengan baik; meskipun dengan orang yang cukup, kecil kemungkinan bis dapat bergerak jika semua orang mendorong dari sisi samping. Oleh karena itu, pengorganisasian masyarakat merupakan upaya menjawab masalah mendasar, yaitu mengelola kekuatan dengan suatu strategi tertentu agar kekuatan mencapai batas optimum.

Jika mobil hendak didorong dalam jarak yang jauh, ketahanan stamina merupakan syarat. Oleh karena itu, pengorganisasian masyarakat merupakan upaya untuk menjawab masalah mendasar, yaitu mengembangkan kekuatan yang di dalamnya mencakup keberlanjutan gerakan perubahan dalam mencapai tujuan. Kelompok warga yang membantu mendorong bis itulah relawan-relawan yang bersama kelompok anda membantu menggerakkan bis. Orang-orang seperti itulah yang perlu ditemukan dan dijadikan barisan pendukung dalam kerja-kerja pengorganisasian masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan. Memetakan dan membina hubungan dengan orang-orang kunci di masyarakat merupakan satu langkah awal dalam pengorganisasian masyarakat. Di hampir semua desa/kelurahan selalu ada orang-orang yang energik, bersemangat dan memiliki kepedulian sosial untuk membantu sesama, bukan orang yang bersemangat mencari proyek untuk kepentingan pribadi belaka. 5) Bagikan Bahan Bacaan 1 Relawan dalam Penanggulangan Kemiskinan. Persilahkan peserta untuk membaca dan menggarisbawahi hal-hal yang dianggap penting. 6) Diskusikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta. 7) Sampaikan kembali kesimpulan-kesimpulan hasil diskusi dan berikan umpan balik. Melakukan pengorganisasian masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan dimaksudkan memperkuat (memberdayakan) masyarakat sehingga masyarakat mampu mandiri dalam mengenali persoalan-persoalan kemiskinan yang ada dan dapat mengembangkan jalan keluar (upaya mengatasi masalah kemiskinan). Pengorganisasian masyarakat berangkat dari asumsi : 1. bahwa masyarakat punya kepentingan terhadap perubahan (komunitas harus berperan aktif dalam menciptakan kondisi yang lebih baik bagi seluruh masyarakat); 2. bahwa perubahan tidak pernah datang sendiri melainkan membutuhkan perjuangan untuk dapat mendapatkannya; 3. bahwa setiap usaha perubahan (sosial) pada dasarnya membutuhkan daya tekan tertentu, dimana usaha memperkuat (daya tekan) juga memerlukan perjuangan. Menemukan Relawan 1) Sampaikan bahwa saat ini kita akan berdiskusi lebih jauh lagi mengenai kerelawanan. Pertanyaan penting diskusi kita adalah: Sulitkah menemukan relawan di tengah-tengah masyarakat? 2) Bagikan Bahan Bacaan 2 Potret Relawan. Beri kesempatan kepada peserta untuk membaca. 3) Beri kesempatan kepada peserta untuk berkomentar atas bahan bacaan atau menambah cerita-cerita tentang kerelawanan yang ada di kampungnya. 30

4) Bagikan LK 2 Menemukan Relawan. Minta peserta untuk diskusi lebah berpasangan dan saling mewawancarai. 5) Beri kesempatan kepada satu peserta untuk menyampaikan hasil wawancaranya kemudian menempelkan hasilnya di papan tulis. Beri kesempatan kepada peserta lain yang menemukan motivasi kerelawanan yang berbeda. Apabila semua karakteristik relawan sudah tersampaikan persilahkan semua peserta untuk menempelkan hasil wawancara dengan mengelompokkan berdasarkan karakteristik motivasi yang sama. 6) Lakukan review terhadap kertas-kertas hasil wawancara. Berikan umpan balik terutama untuk menghilangkan adanya stereotipe tertentu tentang kerelawanan, misalnya, relawan pasti selalu laki-laki, berpendidikan tinggi, berusia tua, berprofesi pegawai negeri, dsb. Nyatakan bahwa siapapun bisa menjadi relawan, tanpa melihat status sosial, usia, penghasilan, dsb. Beberapa alasan yang mendorong warga untuk menjadi relawan antara lain: Memiliki wahana kegiatan yang positif. Kalangan tua sebagai pihak yang memiliki pengalaman dapat menyumbangkan ilmu untuk kepentingan masyarakatnya dan tetap aktif berkegiatan. Kalangan muda memiliki sarana untuk mengembangkan diri. Sebagai sarana belajar tentang diri dan lingkungan. Peluang untuk berbuat menolong pihak lain dan berkontribusi bagi penanggulangan kemiskinan Seringkali tidaklah mudah menemukan orang yang sempurna sesuai harapan (ingat pembelajaran dalam sessi pemberdayaan). Orang-orang yang memiliki sikap dan nilai luhur, tetapi pengetahuannya kurang, lebih dimungkinkan untuk belajar ketimbang orang yang berpendidikan tetapi tidak memiliki sikap dan nilai luhur. Para relawan sebaiknya direkrut dari kalangan masyarakat setempat yang memiliki kepeduliaan terhadap kemiskinan yang dialami tetangganya. Kesediaan orang-orang semacam ini ditunjukkan dengan sukarela menyediakan waktu dan tenaga untuk terlibat dalam berbagai kegiatan penanggulangan kemiskinan. Lebih jauh mengenai cara mengidentifikasi relawan dapat dipelajari dalam sessi pemetaan sosial dan RKM Membuat Daftar Peran Relawan dalam setiap Tahapan / Siklus 1) Sampaikan bahwa saat ini kita akan belajar bersama mengenai peran yang bisa dijalankan oleh relawan untuk menanggulangi kemiskinan bersama PNPM MP. hubungan antara fasilitator kelurahan dan relawan. Ajak peserta untuk mengingat kembali peran fasilitator pembangunan (pembelajaran di sessi-sessi awal). 2) Ingatkan kepada peserta mengenai siklus PNPM Mandir Perkotaan yang pernah dilaksanakan, kemudian diskusikan apa yang bisa dilakukan oleh relawan dalam setiap tahapan siklus. Ajaklah peserta untuk sama sama mengisi tabel seperti di bawah ini yang ditulis dalam kertas plano.

TAHAPAN / SIKLUS Persiapan Sosialisasi Pelaksanaan RK PS BKM Review PJM Pronangkis KSM Sosialisasi Program Media Warga Pelaksanaan dan Pemantauan Peran Relawan Dari pengalaman sebelumnya, seringkali relawan hanya diartikan bisa berperan sampai pada pembangunan BKM/LKM. Peran relawan banyak dipahami digantikan oleh anggota BKM/LKM setelah BKM/LKM terbentuk. Padahal relawan merupakan salah satu mitra BKM/LKM di tingkat kelurahan/desa yang sangat penting. Kerelawanan sebagai wujud dari kepedulian masyarakat, menjadi penting untuk terus ditularkan kepada berbagai pihak dan terimplementasikan dalam keseluruhan kegiatan penanggulangan kemiskinan bukan hanya pada proses identifikasi masalah dan perencanaan tetapi juga dalam pelaksanaan program dan monitoring evaluasi. Peran dalam pelaksanaan dan monev dapat diwujudkan dengan keterlibatan mereka dalam memfasilitasi proses belajar di KSM, proses belajar dalam membahas masalah masalah khusus seperti masalah kesehatan, pendidikan, sanitasi lingkungan dan sebagainya. Dalam kegiatan kegiatan lain relawan dapat menyumbangkan waktu, pemikiran dan tenaganya dalam rapat rapat BKM/LKM, pada UP UP, melakukan monitoring kegiatan KSM dan memberikan masukkan kepada BKM?LKM dan sebagai PENGGERAK PEREMPUAN terutama peduli terhadap PEREMPUAN MISKIN. Refleksikan bersama dan berikan penegasan penegasan 32

LK 1 Mendorong Bis Mogok PETUNJUK SIMULASI Bayangkan anda dan kelompok tim faskel anda sedang nongkrong di pinggir jalan. Satu saat melintas pelan bis dan kemudian berhenti. Bis berisi anak-anak TK yang hendak bersekolah yang jaraknya sekitar 10 km lagi. Pengemudi bis meminta pertolongan untuk mendorong bis. Kelompok anda dan beberapa kelompok warga datang untuk menolong. Ketentuan untuk memberikan pertolongan adalah satu kelompok hanya boleh menggerakkan (mendorong atau menarik) dari satu sisi saja. Karena itu, kelompok 1 hanya mendorong dari sisi belakang, kelompok 2 hanya mendorong dari sisi depan, kelompok 3 hanya mendorong dari sisi samping kiri, dan kelompok 4 hanya mendorong dari sisi samping kanan bis. Persilahkan satu demi satu kelompok untuk membantu mendorong bis. Peragakan proses tersebut. Dapatkah bis bergerak? Persilahkan semua kelompok secara bersamaan membantu mendorong bis. Peragakan proses tersebut. Dapatkah bis bergerak? Persilahkan semua kelompok untuk berembug, mengatur strategi bagaimana mendorong bis untuk sampai ke tujuan dengan selamat. Peragakan strategi tersebut. Dapatkan bis bergerak?

LK 2 Menemukan Relawan Apakah benar masyarakat Indonesia memiliki kepedulian sosial tinggi? Ataukah sebaliknya, sudah mulai itung-itungan dan sulit diajak bergotong royong? Diskusi Lebah: menggali cerita-cerita mengapa seseorang di desa/kelurahannya mau menjadi relawan. 1. Apakah sulit/mudah memperoleh relawan di desa/kelurahan anda? 2. Apa yang mendorong mereka mau menjadi relawan? 34

Modul 6 Mengelola Pengembangan Kapasitas Mandiri Topik : Membangun Pusat Belajar Masyarakat Peserta memahami pentingnya membangun pusat belajar masyarakat Peserta mempunyai motivasi untuk membangun pusat belajar masyarakat di wilayahnya Peserta memahami dan memiliki keterampilan dalam menyusun kebutuhan belajar masyarakat Kegiatan 1 : Diskusi pentingnya mengembangkan pusat belajar masyarakat Kegiatan 2 : Praktek identifikasi kebutuhan belajar masyarakat 2 Jpl ( 90 ) Bahan Bacaan : Identifikasi kebutuhan belajar, Perencanaan Proses belajar, Mengomunikasikan bencana. Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart, LCD Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar, Papan Tulis dengan perlengkapannya

Diskusi Pentingnya Mengembangkan Pusat Belajar Masyarakat 1) Bukalah pertemuan, sampaikan bahwa kita akan memasuki kegiatan mengembangkan pusat belajar masayarakat kegiatan 1, sampaikan tujuan yang ingin dicapat yaitu : Peserta memahami pentingnya membangun pusat belajar masyarakat Peserta mempunyai motivasi untuk membangun pusat belajar masyarakat di wilayahnya 2) Sampaikan kepada peserta bahwa selanjutnya kita akan mendiskusikan bagaimana pentingnya mengembangkan pusat belajar masyarakat. 3) Bagikan lembar kasus 1, mintalah salah satu peserta untuk membaca kasus tersebut dan peserta lainnya menyimak dengan lembar kasus sudah dibagikan. 4) Lakukan diskusi kelas dengan beberapa pertanyaan berikut ini : Apa yang mendorong berkembangnya kelompok pembelajaran masyarakat dalam cerita tersebut? Bagaimana dengan desa/kelurahan dampingan kita? Apakah di desa/kelurahan ada ruang atau kesempatan bagi warga untuk belajar atau membicarakan masalah-masalah bersama? 5) Tuliskan pointer-pointer penting pada kertas plano. 6) Lontarkan pertanyaan untuk memastikan kesadaran peserta : a. Pentingkah adanya kelompok-kelompok warga yang merupakan pusat belajar masyarakat?, b. siapa yang mengelola kelompok belajar tersebut?. 7) Berilah penjelasan mengenai pusat belajar masyarakat. Pusat belajar masyarakat merupakan rumah kreativitas relawan. Media ini merupakan media bagi relawan-relawan untuk membangun komitmen seluruh masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan dan membangun kesetaraan gender. Kewajiban moral relawan ini menjadi satu keniscayaan ketika program ini hanya mampu memfasilitasi pengembangan kapasitas segelintir orang. Menggunakan pusat belajar masyarakat ini, proses getok tular komitmen dan proses pembelajaran membangun kesetaraan gender di masyarakat dan aparat kelurahan/desa diharapkan dapat berjalan secara terencana. Karena itu, pusat belajar masyarakat harus memiliki misi (agenda) dan rencana proses belajar yang jelas. Setiap orang dalam pusat belajar masyarakat berperan setara. Apa yang menjadi ukuran bahwa pusat belajar ini berfungsi baik? Salah satunya, kegiatan pembelajaran di masyarakat berjalan dengan baik. 36

Mengapa perlu membangun pusat belajar masyarakat Fakta bahwa banyak orang masih buta huruf. Fakta bahwa banyak perempuan tidak mengetahui bahwa terlibat dalam kegiatan masyarakat adalah hak. Fakta bahwa banyak warga tidak mengetahui masalah-masalah desa/kelurahannya, bahkan masalah-masalah hidup yang dihadapi dirinya sendiri. Fakta bahwa banyak warga tidak mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah mereka. Fakta bahwa masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan, terutama perempuan miskin dalam memenuhi kebutuhannya. Strategi pengembangan pusat belajar masyarakat 1) Menghimpun relawan-relawan penggerak gender baik laki-laki maupun perempuan yang peduli terhadap persoalan warganya terutama persoalan gender; 2) Menghimpun potensi-potensi lokal termasuk potensi kelompok-kelompok masyarakat yang exist (LSM/KSM) sebagai basis pembelajaran bagi masyarakat; 3) Menggalang semangat para pemeduli untuk bahu membahu secara bersama-sama duduk dalam satu forum belajar masyarakat. 4) Memetakan dan mengelompokan relawan-relawan penggerak gender sesuai dengan bidangnya masing-masing. 5) Melakukan identifikasi kebutuhan belajar masyarakat. 6) Memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut andil/berperan serta dalam kegiatan pusat belajar masyarakat sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. 7) Memberikan peran kepada masyarakat untuk : 1. Penyelarasan peran perempuan dan laki-laki dalam APKM 2. Peningkatan kesadaran perempuan dari orientasi domestik ke publik 3. Akomodasi kebutuhan perempuan miskin dalam perencanaan pembangunan

Praktek Identifikasi Kebutuhan Belajar Masyarakat 1) Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan melanjutkan kegiatan dengan praktek identifikasi kebutuhan belajar masyarakat. Sampaikan tujuan dari kegiatan ke 2 ini adalah Peserta memahami dan memiliki keterampilan dalam menyusun kebutuhan belajar masyarakat 2) Lakukan dialog dengan peserta, apa saja yang harus dilakukan dalam mengelola identifikasi kebutuhan belajar?. 3) Tulis point point penting dalam kertas plano. 4) Sampaikan kepada peserta bahwa saat ini kita akan memasuki langkah-langkah menemukan kebutuhan belajar masyarakat. Jelaskan pentingnya melakukan identifikasi kebutuhan belajar. Identifikasi kebutuhan belajar dilakukan untuk mengetahui masalah dan kebutuhan warga belajar sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh warga belajar. Proses pembelajaran bersama masyarakat akan efektif bila: Materi yang dipelajari sesuai dengan minat dan kebutuhan hidup sehari-hari; Materi yang dipelajari menyelesaikan masalah paling penting dalam hidup warga; Materi atau pengetahuan baru agar bisa langsung dterapkan oleh masyarakat. 5) Bagi peserta dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok akan melakukan identifikasi kebutuhan belajar mengenai peningkatan peran perempuan miskin dalam pembangunan seperti dalam LK pengembangan kuirukulum-1. 6) Setelah diskusi kelompok selesai, lakukan diskusi kelompok dengan teknik komedi putar untuk memperkaya hasil diskusi. 7) Setelah selesai, persilahkan juru bicara kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya serta tanggapan dari kelompok tamu. 8) Buka kesempatan peserta menambahkan atau memperkuat hasil diskusi kelompok. Komidi Putar Jaga Warung. Disebut komidi putarjaga warung karena para peserta dari satu kelompok diskusi akan mengunjungi kelompok diskusi lain dengan cara berputar (mirip komidi putar); sedangkan di kelompok yang dikunjunginya itu ada orang yang akan menerima kedatangan kelompok lain (seperti orang yang sedang jaga warung). Langkah-langkah untuk melakukan diskusi komidi putarjaga warung ini adalah sebagai berikut : a. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi kecil. Masing-masing kelompok itu ditugaskan untuk mendiskusikan topik yang berbeda; Setelah selesai diskusi di kelompok kecil, minta 2 anggota dari setiap kelompok 38