Tip & Trik: Algoritma Genetika. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2006

dokumen-dokumen yang mirip
ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

Strategi Menggunakan Algoritma Genetika

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

BAB 2 LANDASAN TEORI

T I N J A U A N P U S T A K A Algoritma Genetika [5]

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

BAB III. Metode Penelitian

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

Lingkup Metode Optimasi

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENGOPTIMALKAN POLA RADIASI SUSUNAN ANTENA

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

dan c C sehingga c=e K dan d K D sedemikian sehingga d K

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Simulasi Coverage Pada Wireless Sensor Network dengan Menggunakan Algoritma Genetika Pareto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

HYBRID ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS - ALGORITMA GENETIKA UNTUK PEMILIHAN PROGRAM WIRAUSAHA MAHASISWA MELIBATKAN KELOMPOK PENGAMBIL KEPUTUSAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

Denny Hermawanto

METODA GENETIC ALGORITMA SEBAGAI PERENCANAAN LINTASAN ROBOT UNTUK APLIKASI PENGEBORAN PADA PCB ABSTRAK

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

V. MENENTUKAN NILAI MINIMUM DARI SEBUAH FUNGSI OBJEKTIVE DGN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (GA)

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Bab IV Simulasi dan Pembahasan

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

Kampus ITS, Surabaya

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN

OPTIMASI PENATAAN SILINDER DALAM KONTAINER DENGAN ALGORITMA GENETIKA

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas.

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI FUZZY EVOLUTIONARY ALGORITHMS UNTUK PENENTUAN POSISI BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penjadwalan kegiatan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena dalam. penyusunannya memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebut

Rancang Bangun Robot PANTILT: Pendeteksian Posisi Kepala Manusia Menggunakan Algoritma Genetika

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Optimasi Penataan Sistem Wi-Fi di PENS-ITS dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2 dengan kapasitas maksimum 425MW, unit 3 dan 4 dengan kapasitas maksimum

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SISTEM SENSOR GAS. Muthmainnah

PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN ALGORTIMA MEMETIKA DENGAN PENCARIAN LOCAL TABU SEARCH. Iqbal Dwihanandrio

OPTIMASI DYNAMIC PRICING MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA BERDASARKAN MODEL PERMINTAAN PADA HOTEL JW MARRIOTT SURABAYA

PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT, DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

STUDI ANALISA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN DAN TANPA ALGORITMA GENETIKA

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

Bab II Konsep Algoritma Genetik

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI DENGAN MENGUNAKAN PENYELEKStAN RODA ROULETTE

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYUSUNAN TEKA-TEKI SILANG

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pertemuan 6: Metode Least Square. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP)

BAB I PENDAHULUAN. berjalan sesuai dengan yang telah di rencanakan. penjadwalan ini merupakan proses yang menyulitkan karena proses ini

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan

BAB II KAJIAN TEORI. berkaitan dengan optimasi, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, quadratic

Transkripsi:

Tip & Trik: Algoritma Genetika Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2006

Dibalik Model Adopsi Alamiah dalam Algoritma Genetika Bagaimana membuat model adopsi alamiah di dalam algoritma genetika untuk menyelesaikan beberapa permasalahan searching, optimasi dan machine learning?

Beberapa Implementasi Algoritma Genetika Nilai Maksimum Fungsi Dengan Banyak Variabel Bebas Optimasi Pada Unit Commitment Menentukan Model Antenna Array Optimal Time Series Forecasting

Nilai Maksimum Fungsi Dengan Banyak Variabel Bebas Nilai Maksimal Fungsi F(x 1, x 2, x 3,, x n ) Mendapatkan nilai maksimal fungsi F(x) dengan satu variabel bebas bisa digunakan cara grafik atau numerik, bagaimana bila harus mencari nilai maksimal fungsi dengan n buah variabel bebas (n>1). Contoh grafik dari fungsi dengan 2 variabel bebas f(x,y)

Model Adopsi Alamiah Menggunakan Kromosom Biner Definisi Individu: Bila ditentukan bahwa setiap variabel menggunakan M bit dan ada N buah variabel, maka jumlah gen dalam kromosom adalah MxN bit. Untuk itu diperlukan proses decoding (next) yang dapat menterjemahkan nilai-nilai bit ini menjadi nilai-nilai float. Definisi Fitness: Karena tujuannya adalah mencari nilai maksimal fungsi F(x1,x2,x3,,xn) maka nilai fitnessnya adalah nilai fungsi itu sendiri.

Fungsi Decoding N Variabel 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 Susunan 16 gen x 1 x 2 Batas: a x i b gen(1:8) x 1 = + 8 2 1 ( b a) a gen(9 :16) x 2 = + 8 2 1 ( b a) a function bildecimal=decoding(bilbiner,amin,amax) nbaris=size(bilbiner,1); nkolom=size(bilbiner,2); for for i=1:nbaris z=0; z=0; for for j=1:nkolom z=z+bilbiner(i,j)*2^(nkolom-j); end end bildecimal(i)=(amax-amin)*z/(2^nkolom-1)+amin; end end

Proses Algoritma Genetika NilaiMaksimumFungsiF(x 1,x 2,..,x n ) Pembangkitan populasi awal dapat dilakukan dengan membangkitkan array biner 2 Dimensi dengan ukuran Npop Nkrom (Npop=jumlah populasi, dan Nkrom=jumlah kromosom) Proses Seleksi menggunakan Roulette Wheel Proses Cross-Over menggunakan Cross Over Biner dengan probabilitas cross-over antara 80% sampai dengan 100% Proses Mutasi menggunakan mutasi biner dengan probabilitas 1% sampai dengan 20% Offspring dengan rank (elistism).

Model Adopsi Alamiah Menggunakan Kromosom Float Definisi Individu: Karena yang dicari adalah nilai x1,x2,x3,,xn maka kromosom dibentuk dari x1,2,x3,,xn Definisi Fitness: Karena tujuannya adalah mencari nilai maksimal fungsi F(x1,x2,x3,,xn) maka nilai fitnessnya adalah nilai fungsi itu sendiri.

Proses Algoritma Genetika NilaiMaksimumFungsiF(x 1,x 2,..,x n ) Pembangkitan populasi awal dapat dilakukan dengan membangkitkan array float 2 Dimensi dengan ukuran Npop Nkrom, dimana Nkrom=jumlah variabel bebas Proses Seleksi menggunakan Roulette Wheel Proses Cross-Over menggunakan Cross Over Biner atau Aritmatik dengan probabilitas cross-over antara 80% sampai dengan 100% Proses Mutasi menggunakan mutasi geser dengan probabilitas 1% sampai dengan 20% Offspring dengan rank (elistism).

Unit Commitment Permasalahan Unit Commitment Sederhana Daerah Jawa dan Bali mempunyai 148 pembangkit listrik mulai PLTU, PLTD, PLTG dan PLTA. Masing-masing pembangkit mempunyai kapasitas maksimum daya yang bisa dibangkitkan, biaya startup, biaya satuan pembangkitan daya per KWH dan biaya akibat losses. Untuk memenuhi permintaan daya listrik tertentu pada waktu tertentu dengan kondisi awal pembangkit sudah diketahui, pembangkit mana saj yang harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan biaya minimal. No Jenis Kapasitas B. Start B. Satuan Losses 1 PLTG 6000 400 0.15 0.2 2 PLTD 1000 100 0.18 0.1 3 PLTA 2000 250 0.10 0.3 4 PLTU 5000 300 0.16 0.2

Model Adopsi Alamiah Menggunakan Kromosom Float Definisi Individu: Permasalahan unit commitment ini bertujuan mencari pembangkit mana yang harus dipakai, dan berapa daya yang harus disediakan oleh pembangkit-pembangkit tersebut dengan perubahan permintaan daya yang berubah setiap periode sehingga individu dapat dinyatakan dalam kumpulan daya yang dibangkitkan oleh setiap pembangkit. Definisi Fitness: Nilai optimal adalah biaya minimal, dimana perhitungan biaya dapat dilakukan dengan: Biaya = S (0 1) + B*(P i +ε+τ) S (0 1) : Biaya startup bila pembangkit asalnya off menjadi on B: Biaya satuan per-daya pembangkitan P i : jumlah daya yang dibangkitkan oleh pembangkit ke-i ε: prosentase daya cadangan yang harus disediakan τ: prosentase losses

Proses Algoritma Genetika Unit Commitment Inisialisasi keadaan awal sebelum proses yang berupa daya yang dibangkitkan setiap pembangkit (nilai 0 berarti pembangkit tidak aktif) Pembangkitan populasi awal dilakukan dengan pembangkitan acak dengan memperhatikan keadaan awal dengan meminalkan pengaktifan pembangkit yang sedang tidak aktif Seleksi dilakukan dengan roulette wheel. Proses Cross-Over menggunakan Cross Over Aritmatika dengan probabilitas cross-over sekitar 80%-100% Proses Mutasi menggunakan Mutasi Random atau Mutasi Geser dengan probabilitas sekitar 1%-20% Offspring dengan rank (elistism).

Menentukan Model Antenna Array Optimal Elemen array d Parameter di dalam model antenna array linier Jumlah elemen array (N) Jarak setiap elemen array (d) Frekwensi pakai (f) Setiap elemen array mempunyai nilai amplitudo daya (A n ) dan phase daya (D n ) yang disuplai. Permasalahan: Bagaimana mengatur amplitudo daya dan phase pada setiap elemen, agar hasil pola radiasi antenna dapat memiliki level side lobe yang kecil, sehingga pancaran pada main lobe menjadi lebih jauh dan luas.

Pola Radiasi Antenna Array Elemen array P = N n= 1 A e n ( jnd n f + D d Pola radiasi bila amplitudo dan phase daya (Ai,Di) pada setiap elemen sama, atau yang dinamakan dengan antenna array uniform adalah sebagai berikut (Pola radiasi akan berubah ketika Ai dan Di diganti dan tidak uniform. n ) Level side lobe

Model Adopsi Alamiah Menggunakan Kromosom Float Definisi Individu: Dengan asumsi yang diatur adalah amplitudo pada setiap elemen An dan phase dianggap nol maka kromosom berupa N gen float dengan nilai antara -1 sampai dengan 1. Definisi Fitness: Nilai optimal dari model antenna array linier ini adalah model yang dapat meminimalkan side lobe level. Level side lobe bisa diperoleh dari Max(P setelah P=0 pertama). Sehingga fitnessnya adalah invers dari level side lobenya. Area Pencarian Level Side Lobe

Proses Algoritma Genetika Model Antenna Array Optimal Optimasi dilakukan pada pengaturan amplitudo dan phase dianggap tetap. Pembangkitan populasi awal dapat dilakukan dengan membangkitkan array float 2 Dimensi dengan ukuran Npop Nkrom, dimana Nkrom=N (jumlah elemen) Proses Seleksi menggunakan Roulette Wheel Proses Cross-Over menggunakan Cross Over Biner atau Aritmatik dengan probabilitas cross-over antara 80% sampai dengan 100% Proses Mutasi menggunakan mutasi geser dengan probabilitas 1% sampai dengan 20% Offspring dengan rank (elistism).

Time Series Forecasting Time series forecasting secara sederhana dapat dikatakan sebagai teknik peramalan data berdasarkan data-data pada periode sebelumnya. Time series forecasting dapat dirumuskan dengan: x n n 1 = + aixi + a0 i= 1 x i adalah data pada periode ke i a i adalah bobot pengaruh dari periode ke I a o adalah error perkiraan Keberhasilan peramalan di dalam time series forecasting sangat ditentukan oleh nilai a i dan jumlah periode data yang digunakan (n). Algoritma genetika dapat digunakan untuk mengoptimasi a i.

Model Adopsi Alamiah Time Series Forecasting Definisi Individu: Karena nilai ai (i=0,1,2,n) yang dicari untuk dapat menghasilkan nilai peramalan yang baik, maka kromosom dibentuk dari n+1 gen float (-~ s/d +~) Definisi Fitness: Nilai optimal adalah nilai minimal hasil peramalan dengan data real. Dalam proses learning perlu ditenstukan mana data yang digunakan untuk learning, misalkan ada 100 data, dapat dibagi 80 data untuk learning dan 20 data untuk test. Dari 80 data training, n ditentukan sekitar 60% sampai dengan 90%, Sisanya untuk mendapatkan error pada saat learning. Fitness dinyatakan sebagai invers dari rata-rata error dari data training. Nilai error yang digunakan bisa absolut error atau kuadrat error.

Proses Algoritma Genetika Time Series Forecasting Pembangkitan populasi awal dapat dilakukan dengan membangkitkan array float 2 Dimensi dengan ukuran Npop Nkrom, dimana Nkrom=N (jumlah periode yang digunakan untuk forecast) Proses Seleksi menggunakan Roulette Wheel Proses Cross-Over menggunakan Cross Over Biner atau Aritmatik dengan probabilitas cross-over antara 80% sampai dengan 100% Proses Mutasi menggunakan mutasi geser atau mutasi Random dengan probabilitas 1% sampai dengan 20% Offspring dengan rank (elistism).

Optimasi Lokasi Radio Base Station Optimal Radio Base Station Location Setiap radio base station (RBS) atau yang dkenal dengan pemancar selluler mempunyai jarak jangkauan sinyal tertentu (coverage area), di daerah luar jarak jangkauan tidak akan ada sinyal (blank area). Untuk dapat memenuhi semua area yang ditentukan maka RBS harus dipasang ditempat tertentu yang dianggap dapat memenuhi semua area. Dimanakan RBS dipasang agar coverage area menjadi maksimal.

Model Adopsi Alamiah Optimasi Lokasi Radio Base Station Definisi Individu: Lokasi setiap RBS dinyatakan dengan koordinat (x i,y i ). Bila ada N RBS maka terdapat n buah koordinat, sehingga kromosom terbentuk dari N buah koordinat (x i,y i ) S = {( x, y ),( x, y ),( x, y ),...,( x, y ) 0 < x N, < y N } 1 1 2 2 3 3 N N k 1 0 Definisi Fitness: Fitness yang digunakan adalah prosentase luas area yang bisa tercovering (covering area) dari seluruh luas lokasi yang ditentukan. Perhitungan covering area menggunakan apakah jarak area (xt,yt) dan lokasi salah satu RBS kurang dari radius coverage F { } = = x y s xy 1 s xy adalah status area (0 bila blank dan 1 bila coverage) k 2

Proses Algoritma Genetika Time Series Forecasting Pembangkitan populasi awal dapat dilakukan dengan membangkitkan array float 2 Dimensi dengan ukuran Npop Nkrom, dimana Nkrom=2 N (jumlah RBS) Proses Seleksi menggunakan Roulette Wheel Proses Cross-Over menggunakan Cross Over Aritmatik dengan probabilitas cross-over antara 80% sampai dengan 100% Proses Mutasi menggunakan mutasi geser atau mutasi Random dengan probabilitas 1% sampai dengan 20% Offspring dengan rank (elistism).

Struktur Program Algoritma Genetika Nkrom=..; Npop=..; % Pembangkitan populasi awal.. disini tempat pembangkitan populasi awal % Perhitungan Fitness.. disini tempat perhitungan fitness.. % Menentukan nilai optimal dalam satu populasi [fitnessmax, kmax]=max(fitness); individumax=individu(kmax,:); for generasi=1:100 induk=seleksi(individu,fitness); anak0=crossoveraritmatik(induk,0.8); anak=mutasigeser(anak0,0.1,0.1);. Disini tempa perhitungan fitness Anak [individu,fitness]=offspring(individu,anak,fitness,fitnessanak); hfitness(generasi)=max(fitness); end % Menentukan nilai optimal dalam satu populasi [fitnessmax, kmax]=max(fitness); individumax=individu(kmax,:);

Review Ide Algoritma Genetika Algoritma genetika adalah algoritma yang mencari solusi dengan menggunakan teknik pencarian acak. Hal ini dilakukan di awal, algoritma genetika mencari N buah solusi acak yang dinamakan populasi dengan N individu. Setelah itu dengan menggunakan penurunan sifat gen (teori genetika), dibangun solusisolusi baru berdasarkan solusi-solusi yang sudah ada untuk mendapatkan solusi terbaik.

Proses Algorima Genetika Populasi Awal Populasi Akhir

Jenis Gen dalam Algoritma Genetika Gen Biner: Nilai dalam gen ini adalah 0 atau 1, gen biner inilah yang menjadi dasar dari algoritma genetika. Gen Float: Nilai gen ini berupa nilai float (numerik). Denan gen model ini sebenarnya lebih mudah tetapi kompleksitas operator genetik menjadi lebih tinggi. Gen Kombinatorial: Nilai gen ini berupa nilai permutasi seperti pada TSP. Operator genetik dalam gen jenis ini membutuhkan pengetahuan genetik yang lebih baik.