DAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KESDM



dokumen-dokumen yang mirip
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

A. RINGKASAN EKSEKUTIF

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI BADAN INTELIJEN NEGARA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL & KOORDINASI TINDAK LANJUT PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37

PETA REGULASI KONSERVASI ENERGI

IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Informasi Wajib Tersedia Setiap Saat Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

KESIAPAN PUSDIKLAT MIGAS UNTUK BERKONTRIBUSI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI (QUICK WINS) DI KESDM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Progra g m,,kegia g tan,,dan hasil yan

EVALUASI KELEMBAGAAN SETJEN DAN BKD

Menetapkan Tim Manajemen Perubahan. Menyusun Tugas tugas dan Mekanisme Kerja Tim Manajemen Perubahan


INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

4/16/2013 MODEL PMPRB. Model PMPRB

Laporan Kegiatan Pokja Reformasi Birokrasi

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 Novembe

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal.

REFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

ARAHAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PADA ACARA

Rencana Strategis

PENCAPAIAN TAHUN 2015

Ikhtisar Eksekutif. vii

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

MENETAPKAN TIM MANAJEMEN PERUBAHAN. MENYUSUN TUGAS TUGAS DAN MEKANISME KERJA TIM MANAJEMEN PERUBAHAN

DAFTAR ISI BAB 1. PENDAHULUAN I.1. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan... 1

Hermien Roosita Sekretaris Kementerian Kementerian Lingkungan Hidup

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 30 TAHUN 2012

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RENSTRA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

Kebijakan Reformasi Birokrasi dan Evaluasi Jabatan

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (ToR) RtR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN DAN PROGRAM REFORMASI BIROKRASI. Pelaksanaan reformasi birokrasi dibagi ke dalam dua tingkatan pelaksanaan, yaitu:

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PEDOMAN PENGUSULAN, PENETAPAN, DAN PEMBINAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PEMERINTAH DAERAH BAB I PENDAHULUAN

Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

Disampaikan Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPR di Gedung Nusantara DPR Tanggal 13 Pebruari 2012

1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

L A P O R A N K I N E R J A

Transkripsi:

Reformasi Birokra asi Undang undang No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 2025 mengamanatkan bahwa pembangunan aparatur negaraa dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk mendukung keberhasilan pembangunan bidang lainnya. Sebagai wujud komitmen nasional untuk melakukan reformasi birokrasi, pemerintah telah menetapkan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan menjadi prioritas utamaa dalam Perpres Nomor 5 Tahun 20100 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 2014. Makna reformasi birokrasi adalah: Perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan Indonesia; Pertaruhan besar bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan abad ke 21; melibatkan jutaan pegawai, dan memerlukan anggaran yang tidak sedikit; Upaya Berkaitan dengan ribuan proses tumpang tindih antarfungsi fungsi pemerintahan, menata ulang prosess birokrasi dari tingkat tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru dengan langkah langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh sungguh, berfikir di luar kebiasaan/rutinitas yang ada, dan dengan upaya luar biasa; Upaya merevisi dan membangun berbagai regulasi, memodernkann berbagai kebijakan dan praktek manajemen pemerintah pusat

dan daerah, dan menyesuaikan baru. tugas fungsi instansi pemerintah dengan paradigma dan peran Atas dasar makna tersebut, pelaksanaan reformasi birokrasi diharapkan dapat: Mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan publik oleh pejabat di instansi yang bersangkutan; Menjadikan negara yang memiliki birokrasi yang bersih, mampu, dan melayani; Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat; Meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program instansi; Meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua segi tugas organisasi; Menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif dalam menghadapi globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah di Indonesia pada dasarnya dimulai sejak akhir tahun 2006 yang dilakukan melalui pilot project di Kementerian Keuangan, Mahkamah Agung, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Sejak itu, dikembangkan konsep dan kebijakan Reformasi Birokrasi yang komprehensif yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden No.81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 2025, dan Permenpan rb No. 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 2014. Selain itu, diterbitkan pula 9 (sembilan)

Pedoman dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi yang ditetapkan dengan Permenpan rb No. 7 sampai dengan No. 15 yang meliputi pedoman tentang Pengajuan dokumen usulan sampai dengan mekanisme persetujuan pelaksanaan reformasi birokrasi dan tunjangan kinerja. Pelaksanaan reformasi birokrasi di masing masing instansi pemerintah dilakukan berdasarkan kebijakan/program/kegiatan yang telah digariskan dalam Grand Design Reformasi Birokrasi dan Road Map reformasi Birokrasi, serta berbagai pedoman pelaksanaannya. Selanjutnya, pelaksanaan reformasi birokrasi memerlukan sistem monitoring dan evaluasi yang solid dan kredibel dan dapat mencerminkan suatu sistem pengukuran yang objektif, dan pengguna dapat menerima dan menindaklanjuti hasil dari sistem tersebut. Dalam rangka itu, ditetapkan Permenpanrb No. 1 Tahun 2012 tentang Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, dan untuk operasionalisasinya ditetapkan Permenpanrb No. 31 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Secara Online. Pedoman dan Petunjuk Teknis Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) tersebut merupakan acuan bagi instansi pemerintah untuk melakukan penilaian upaya pencapaian program Reformasi Birokrasi sejalan dengan pencapaian sasaran, indikator dan target nasional. PMPRB mengkaitkan penilaian atas output dan outcome pelaksanaan program reformasi birokrasi di instansi pemerintah, serta pencapaian Indikator Kinerja Utama masingmasing instansi pemerintah dengan indikator keberhasilan reformasi birokrasi secara nasional. Sistem Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB), berperan sangat penting dalam mengetahui dan menilai serta mengawal pencapaian reformasi birokrasi sebagaimana diharapkan.

PERAN DAN KINERJA SEKTOR ESDM DAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KESDM Jakarta, Januari 2013

DAFTAR ISI 1. PERAN SEKTOR ESDM 2. LINGKUP SEKTOR ESDM 3. DASAR HUKUM PELAKSANAAN KEBIJAKAN SEKTOR ESDM 4. PENERIMAAN NEGARA SEKTOR ESDM 5. INVESTASI SEKTOR ESDM 6. PENGANGGARAN KESDM 7. TANTANGAN SEKTOR ESDM 8. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KESDM

PERAN SEKTOR ESDM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL HARGA TERJANGKAU (DAYA BELI) TERJAMINNYA PASOKAN BAHAN BAKAR DAN BAHAN BAKU (KETERSEDIAAN & INFRASTRUKTUR) FISKAL (APBN) MONETER PENERIMAAN NEGARA SUBSIDI INFLASI PEMBANGUNAN NASIONAL PERTUMBUHAN (PRO GROWTH) LAPANGAN KERJA (PRO JOB) PEMERATAAN (PRO POOR) NILAI TAMBAH SEKTOR RIIL INVESTASI LINGKUNGAN (PRO ENVIRONMENT) ISU LINGKUNGAN 1. Sektor ESDM berperan sebagai penjamin sumber pasokan bahan bakar dan bahan baku (energi dan minerba) yang didukung oleh lhharga energi yang terjangkau dankemampuan meningkatkan k nilai i tambah. 2. Sektor ESDM berpengaruh terhadap indikator fiskal, moneter dan sektor riil. 3. Untuk fiskal, sektor ESDM berkontribusi kepada penerimaan negara (revenue) tapi juga menimbulkan konsekuensi subsidi dalam upaya mewujudkan harga energi yang terjangkau. Untuk moneter, komoditas ESDM yang bersifat administered price berpengaruh kepada inflasi. Untuk sektor riil, secara timbal balik, sektor ESDM menumbuhkan investasi dan sekaligus membutuhkan investasi. 4. Semua menjadi landas gerak pembangunan nasional melalui four tracks yaitu pertumbuhan (pro growth), penciptaan lapangan kerja (pro job), pemerataan pembangunan dengan orientasi pengentasan kemiskinan (propoor), dan kepedulian terhadap lingkungan (pro environment).

LINGKUP SEKTOR ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Ketenagalistrikan MIGAS Mineral dan Batubara Kegeologian Bidang lainnya Energi baru terbarukan dan konservasi energi ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DASAR HUKUM PELAKSANAAN KEBIJAKAN SEKTOR ESDM 1. Landasan Konstitusional UUD 1945 PASAL 33 Ayat (2) ayat (3), dan ayat (5) 2. Landasan Kebijakan Nasional UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (BAB III dan BAB IV) 3. Landasan Operasional UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi (Pasal 4 ayat (3)) UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara UU No.30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan UU No. 22 Tahun 2001 Tentang Migas*) UU No.27 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden Peraturan Menteri**) Catatan : *) Dengan perubahannya berdasarkan putusan MK tahun 2004 **) Sepanjang diamanatkan Peraturan yang lebih tinggi dan/atau dalam rangka melaksanakan tugas & fungsi penyelenggaraan negara (Hak Atribusi)

PENERIMAAN SEKTOR ESDM 2009 2013 450 400 350 Triliu un Rupiah 300 250 200 150 100 50 0 2009 2010 2011 2012* 2013** Total 238,02 288,84 387,97 415,20 403,36 Lainnya 0,64 0,52 1,89 1,87 1,08 Panas bumi 0,43 0,52 0,43 0,74 0,40 Pertambangan umum 52,27 66,82 107,27 123,59 144,60 Minyak dan Gas Bumi 184,69 220,99 278,39 289,00 257,28 *) Perkiraan Realisasi **) Rencana

PENERIMAAN SEKTOR ESDM (RENCANA vs REALISASI) Penerimaan sektor ESDM selalu melebihi target *) Perkiraan Realisasi **) Rencana

INVESTASI SEKTOR ESDM 2009 2013 50 40 Miliar US S$ 30 20 10 0 2009 2010 2011 2012* 2013** Total 20,31 21,81 27,19 28,34 39,38 EBT 0,27 0,28 0,10 0,31 0,47 Minerba 2,21 3,19 3,41 4,20 3,77 Ketenagalistrikan 5,08 4,68 4,98 5,62 7,20 Minyak dan Gas Bumi 12,75 13,66 18,70 18,21 27,94 *) Perkiraan Realisasi **) Rencana

PENGANGGARAN KESDM 2005 20142014 (dalam juta rupiah) Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Alokasi Anggaran (d/h Pagu 3.296.646,50 5.382.440,00 6.458.155,48 5.964.200,51 7.245.135,38 7.797.454,05 15.298.586,77 15.804.719,98 22.380.420,05 19.582.535,38 Definitif) Catatan: 2009 termasuk Pagu Stimulus Fiskal 2013 berdasarkan hasil rekapitulasi usulan pada Presentasi Kegiatan Eselon II 2014 Rencana aindikasi Pendanaan aa sesuai Pagu Indikatif RPJMN 2010 0 2014 TOTAL 2005 2009 = 28.346.577,87 TOTAL 2010 2014 = 80.863.716,23 Rupiah Juta 25.000.000,00 20.000.000,00 15.000.000,00 10.000.000,00 5.000.000,00 0,00 Anggaran KESDM 80.863.716,2 90.000.000,00 Anggaran KESDM 3 80.000.000,00 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tahun Juta Rupiah 70.000.000,00 60.000.000,00 50.000.000,00 40.000.000,00 30.000.000,00 20.000.000,00 10.000.000,00 28.346.577,8 7 TOTAL 2005 2009 TOTAL 2010 2014

TANTANGAN SEKTOR ESDM KE DEPAN 1. Pengurangan subsidi BBM dan subsidi listrik. Dengan tingginya harga minyak, maka subsidi energi dapat semakin membebani APBN. Kenaikan BBM bukan merupakan pilihan, sehingga kebijakan pengendalian konsumsi BBM bersubsidi ke depan harus lebih ditingkatkan antara lain melalui program/kegiatan peningkatan pemanfaatan gas untuk transportasi (pembangunan SPBG, konversi ke BBG dan LGV), peningkatan pemanfaatan gas untuk rumah tangga (jaringan distribusi gas kota), konversi mitan ke LPG, dan substitusi bahan bakar pembangkit listrik. 2. Peningkatan rasio elektrifikasi,, melalui peningkatan kapasitas pembangkit listrik, penambahan jaringan transmisi, peningkatan kapasitas gardu induk, perluasan jaringan distribusi dan gardu distribusi di perdesaan, serta pembangunan pembangkit energi baru terbarukan. 3. Meningkatkan produksi/lifting dan cadangan minyak bumi, antara lain melalui evaluasi cadangan migas dan CBM, eksplorasi dalam upaya mencari cadangan migas baru, peningkatan kontrak kerja sama migas dan CBM.

TANTANGAN SEKTOR ESDM KE DEPAN (Lanjutan) 3. Diversifikasi energi, antara lain melalui pengembangan energi berbasis sumber daya lokal (DME), pengembangan pemanfaatan gas bumi, pengembangan panas bumi, pengembangan energi baru (CBM, oil shale, shale gas, gas hydrate). 4. Konservasi energi, antara lain melalui audit energi bagi industri, edukasi dan sosialisasi konservasi energi. 5. Peningkatan infrastruktur energi, antara lain melalui peningkatan kapasitas pembangkit listrik, penambahan jaringan transmisi, peningkatan kapasitas gardu induk, perluasan jaringan dan gardu distribusi di perdesaan, penyediaan listrik hemat dan murah bagi masyarakatarakat nelayanan dan daerah tertinggal, pembangunannan SPBG, pembangunan jaringan distribusi gas kota, dan pembangunan Mini LPG Plant.

TANTANGAN SEKTOR ESDM KE DEPAN (Lanjutan) 6. Peningkatan nilai tambah mineral, antara lain melalui Penyiapan Peraturan MESDM tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral dan Batubara. 7. Peningkatan pembinaan dan pengawasan mineral dan batubara, antara lain melalui peningkatan pengawasan produksi dan pemasaran mineral dan batubara, inventarisasi dan penyusunan produksi mineral dan batubara nasional, inventarisasi dan verifikasi potensi PNBP pertambangan umum.

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KRONOLOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KESDM Sesuai dengan Permen PAN dan RB Nomor PER/15/M.PAN/2008 tentang t Pedoman Umum Reformasi Birokrasi, i bahwa untuk pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian/Lembaga, perlu menyusun Dokumen dan Road Map Reformasi Birokrasi KESDM pada tanggal 31 Desember 2009 telah mengusulkan pelaksanaan reformasi birokrasi kepada Kementerian PAN dan RB, namun belum dapat ditindak lanjuti mengingat Kementerian PAN dan RB sedang menyempurnakan peraturan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Berdasarkan Perpres Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi ibirokrasi i2010 2025 dan Permen PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 2014, KESDM telah menyusun dokumen usulan dan road map reformasi birokrasi KESDM Usulan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi KESDM telah disampaikan MESDM kepada Menteri PAN dan RB pada tanggal 27 November 2012 Capaian masing-masing Area Perubahan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi, sebagai berikut:

1. MANAJEMEN PERUBAHAN 1. Membentuk Tim Manajemen Perubahan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi KESDM sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM; 2. Melaksanakan sosialisasi reformasi birokrasi dan menyebarluaskan informasi i aktual terkait dengan Sektor ESDM kepada para pejabat strukural dan fungsional dan kepada seluruh pegawai dengan bentuk audio visual yang saat ini sedang berjalan; 3. Menyusun strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi; 4. Melibatkan pegawai dan stakeholder dalam pengambilan kebijakan yang strategis melalui rapat kerja, seminar dan simposium; 5. Mendorong berkembangnya budaya inovatif; 6. Mengembangkan budaya organisasi yang berorientasi pada peningkatan kinerja. 7. Membudayakan dialog, kerja sama tim, dan keterbukaan berkomunikasi

2. PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 1. Penataan peraturan perundang-undangan d (program legislasi l i dan regulasi) telah dilakukan dan menghasilkan: a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, beserta peraturan di bawahnya b. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi, beserta peraturan di bawahnya c. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, beserta peraturan di bawahnya d. Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, beserta peraturan di bawahnya e. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, beserta peraturan di bawahnya 2. Mengembangkan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum 3 Identifikasi peraturan perundang-undangan Sektor ESDM 3. Identifikasi peraturan perundang-undangan Sektor ESDM yang tumpang tindih dengan sektor lain

3. PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI a. Penerapan sistem manajemen kinerja dilakukan dengan menyusun IKU Kementerian dan Unit Utama berdasarkan Balanced Scorecard serta pengembangan Sistem Penilaian Kinerja Pegawai b. Rencana Strategis ditetapkan dalam Renstra KESDM, dijabarkan dalam program dan kegiatan. Renstra KESDM menjadi percontohan nasional c. Evaluasi asi dan penataan organisasi KESDM dilaksanakan berdasarkan Renstra dan Analisis Beban Kerja (ABK). d. Pembentukan Organisasi Setjen Dewan Energi Nasional e. Evaluasi dan penataan Organisasi BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) f. Evaluasi dan Penataan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat dan Direktorat pada BPH MIGAS g. Evaluasi dan Penataan Organisasi Unit Pelaksana Teknis di lingkungan KESDM h. Pembentukan Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa i. Pembentukan Organisasi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

4. PENATAAN TATALAKSANA a. Penyusunan proses bisnis i level l Kementerian dan Unit Eselon I b. Evaluasi dan pengembangan Standar Operating Prosedur (SOP) c. Pengembangan Sistem Manajemen Mutu (ISO) d. Pembangunan dan pengembangan e-government e. Penyusunan Blue Print Pengembangan e-government Situs Ditjen Minerba meraih penghargaan sebagai pemenang II katagori eselon I pada Warta Ekonomi e-government Award Tahun 2008 Situs Ditjen Migas meraih penghargaan sebagai pemenang III katagori eselon I pada Warta Ekonomi e-government taward Tahun 2011

5. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR a. Penataan dan penyusunan kebutuhan pegawai berdasarkan Analisis Beban Kerja (ABK) b. Penataan rekrutmen pegawai secara online c. Pemberian kenaikan pangkat PNS Pra TMT d. Penyusunan Peta Jabatan pada tahun 2007 dan telah dievaluasi pada tahun 2012 e. Penyusunan evaluasi jabatan yang menghasilkan informasi faktor jabatan dan Job Grading f. Penyusunan standar kompetensi jabatan struktural eselon III dan IV g. Pelaksanaan assessment individu pegawai h. Penerapan sistem penilaian kinerja individu i. Pengembangan database pegawai j. Pengembangan diklat PNS berbasis kompetensi (penyertaan pendidikan S2/S3 dalam dan luar negeri, diklat teknis dan fungsional dalam a dan luar negeri) k. Penerapan disiplin PNS KESDM mendapat BKN Award sebagai Pengelola Kepegawaian Instansi Pusat Terbaik

6. PENGUATAN PENGAWASAN a. KESDM telah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah b. KESDM telah melakukan inisiatif anti korupsi dan pelaporan LHKPN c. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) KESDM sesuai Kepmen ESDM No. 17 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan SPIP di lingkungan KESDM d. Pembentukan Satuan Tugas Pelaksana SPIP di lingkungan KESDM sesuai Kepmen ESDM No. 3269 K/73/MEM/2011 e. Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai Quality Assurance dan Consulting sesuai Permen ESDM No. 01 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengawasan di ligkungan KESDM Laporan keuangan KESDM mendapat opini WTP DPP tahun 2010, WTP pada tahun 2011 PIAK KESDM mendapat peringkat III Nasional

7. PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA a. KESDM telah menerapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi b. Pengadaan barang/jasa untuk kegiatan Sektor ESDM yang cukup besar, memprioritaskan penggunaan produksi dalam negeri. 1. LAKIP KESDM mendapat penilaian B pada tahun 2009, 2010 dan 2011 2. KESDM mendapat penghargaan Nomor 1 Anugerah Cinta Karya Bangsa pada Tahun 2011 dan 2012

8. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK a. Untuk meningkatkan pelayanan Sektor ESDM, telah dibentuk: Unit Pelayanan Investasi Migas Terpadu Unit Pelayanan Ketenagalistrikan Terpadu Unit Pelayanan Mineral dan Batubara Terpadu b. Telah dikembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk menghindari interaksi pegawai dengan masyarakat c. Telah dilakukan survey untuk kepuasan masyarakat dan pengembangan sistem pengaduan masyarakat Unit Pelayanan Investasi Migas Terpadu telah mendapat Penghargaan Citra Pelayanan Prima Tingkat Madya pada tahun 2010

8. MONITORING DAN EVALUASI a. Mengembangkan dan menerapkan sistem monitoring i dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pencapaian indikator kinerja pelaksanaan reformasi birokrasi

REFORMASI = PERUBAHAN Good and Clean Governance Pelayanan PublikYang Prima Kinerja yang Excellent Tunjangan Kinerja yang Sesuai Manajemen Perubahan Penataan peruuan Penataan & Penguatan Organisasi Penataan Tata Laksana Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Penguatan Pengawasan Penguatan Akuntabilitas 100% Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik VISI & MISI R E M U N E R A S I

Terima Kasih Terima Kasih sdm@esdm.go.id