dokumen-dokumen yang mirip
BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS...

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor

RPJMN dan RENSTRA BPOM

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya

Rencana Strategis Balai Besar POM di Makassar Tahun A. KONDISI UMUM

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya. Drs. Mustofa, Apt, M.Kes NIP

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT

/l -ar. \ -/t. v BADAN POM RI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG

LAKIP TAHUN BADAN POM i

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Direktur Obat Asli Indonesia. Dra. Mauizzati Purba, Apt.M.Kes NIP

RENSTRA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA BADAN POM RI

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

Riati Anggriani, SH, MARS., M.Hum Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan 6 Februari 2017

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENILAIAN OBAT TRADISIONAL, SUPLEMEN MAKANAN DAN KOSMETIK

KATA PENGANTAR. Om Swastyastu, Assalamu alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua,

KATA PENGANTAR. Dra. ASRI W. BANTENG, ME NIP

KATA PENGANTAR. Lamongan, Agustus 2016 KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN LAMONGAN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA BALAI POM DI PALU PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN POM RI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN DIREKTORAT PENGAWASAN DISTRIBUSI PRODUK TERAPETIK DAN PKRT

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TINGKAT UNIT KERJA/SKPD/SATUAN KERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR GAMBAR... v

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,


BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

Assalamu alaikum Wr. Wb.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL BAB I PENDAHULUAN

PENINGKATAN PENGAWASAN IKLAN DAN PENANDAAN OBAT

B A B P E N D A H U L U A N

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

KATA PENGANTAR. Renstra Balai POM di Gorontalo Tahun

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

2 Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN KONDISI UMUM. Rencana Strategis

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA SKPD ) TAHUN ANGGARAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Deputi I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

UNIVERSITAS INDONESIA

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB I JADWAL PELAKSANAAN PENERAPAN... 1 BAB II PENUTUP Daftar Isi i

KATA PENGANTAR. Drs. Bosar M. Pardede., Apt., M.Si NIP

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Disampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) ,

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006

Transkripsi:

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Tahun 2015-2019 I.1. Kondisi Umum Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional disusun secara periodik meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga untuk jangka waktu 5 tahun, serta Rencana Pembangunan Tahunan yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L). Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan telah menyusun Renstra Tahun 2015-2019. Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif merupakan salah satu unit eselon II di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam menyusun Renstra Tahun 2015-2019 mengacu kepada Renstra Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA dan Renstra Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2015-2019. I.2. Tugas dan Fungsi Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif berdasarkan Peraturan Perundangundangan Dalam Pasal 145 sampai dengan Pasal 163 Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.21.4231 Tahun 2004, diatur tugas dan fungsi Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan teknis dan penyusunan pedoman, standar, kriteria, dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengawasan narkotika, psikotropika dan zat adiktif. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana dan program pengawasan narkotika, psikotropika dan zat adiktif; 2. Koordinasi kegiatan fungsional pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengawasan narkotika, psikotropika dan zat adiktif; 3. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan di bidang pengawasan narkotika; 4. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan di bidang pengawasan psikotropika; 5. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan di bidang pengawasan prekursor; 6. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan di bidang pengawasan rokok; dan 7. Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pengawasan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. I.3. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.21.4231 Tahun 2004, struktur organisasi Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif terdiri atas: 1. Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif 2. Subdirektorat Pengawasan Narkotika a. Seksi Inspeksi Narkotika b. Seksi Pengaturan dan Sertifikasi Narkotika c. Seksi Tata Operasional 3. Subdirektorat Pengawasan Psikotropika a. Seksi Inspeksi Psikotropika b. Seksi Pengaturan dan Sertifikasi Psikotropika

4. Subdirektorat Pengawasan Prekursor a. Seksi Inspeksi Prekursor b. Seksi Pengaturan dan Sertifikasi Prekursor 5. Subdirektorat Pengawasan Rokok a. Seksi Pengawasan Produk Rokok b. Seksi Pengawasan Iklan dan Promosi Rokok Gambar 1 Bagan Organisasi Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

Untuk mendukung tugas-tugas Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif sesuai dengan tugas dan fungsinya diperlukan sejumlah SDM yang memiliki keahlian dan kompetensi yang baik. Jumlah SDM yang dimiliki Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif untuk melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif sampai tahun 2014 adalah sejumlah 36 orang. Adapun profil pegawai Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini: 51-60 27% Proporsi Usia 21-30 16% Proporsi Gender Pria 28% Wanita 72% 41-50 22% 31-40 35% Proporsi Pendidikan SLTA 17% D3 5% S2 17% II 3% Proporsi Golongan IV 22% S1 5% Profes i 56% III 75% Proporsi Jabatan 47 % 14 % 39 % Struktural Fungsional Umum PFM Penyelia Gambar 2. Profil pegawai Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

C R T C R T C R T C R T C R T C R T 2010 2011 2012 2013 2014 I.4. Hasil Capaian Kinerja Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif periode 2010-2014 Bila dilihat selama lima tahun terakhir yaitu periode 2010-2014, capaian kinerja Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif adalah sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tujuan dan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Tahunan beserta capaiannya KINERJA TAHUN TUJUAN STRATEGIS SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkat kan perlindungan masyarakat dari obat yang berisiko terhadap kesehatan Meningkat nya jumlah sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang tidak berpotensi melakukan diversi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi Persentase narkotika, psikotropika dan prekusor yang ke jalur illicit Persentase sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang menyimpang dari ketentuan Persentase sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang memenuhi ketentuan Jumlah temuan penyimpangan peredaran narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi dalam kegiatan impor/ekspor Persentase Iklan/promosi rokok yangtidak memenuhi ketentuan 0,81 0,81 1,49 1,49 183,9% 183,9% 85 78,20 92% 30 32,5 35 37,5 34,51 39,33 43,94 77,05 115% 121% 125,5% 205,5% 3 3 2 0 133,3% 200% 25 25 24,20 24,49 96,8% 97,9% Persentase produk tembakau yang memenuhi ketentuan 40 40,28 100,7% Catatan : R= Realisasi; T= Target ; C= Capaian

Dalam periode tahun 2010 2014, Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif telah melakukan beberapa kali perubahan indikator kinerja utama, yaitu pada tahun 2010 dan 2011 dan terakhir pada tahun 2013. Perubahan tersebut didasarkan pada hasil evaluasi capaikan kinerja pada tahun sebelumnya maupun pada tahun berjalan. Pada tahun 2010 dilakukan perubahan cara penulisan indikator dari indikator yang bersifat negatif ( menyimpang dari ketentuan ) menjadi indikator yang bersifat positif ( memenuhi ketentuan ) pada tahun 2011 dan tahun selanjutnya. Untuk capaian kinerja dengan pengukuran indikator ini dari periode 2010 sampai dengan 2014, terlihat peningkatan capaian kinerja yang sangat signifikan dan dapat dikatakan berhasil. Pada tahun 2011 dilakukan penghapusan dua indikator kinerja utama, dengan pertimbangan: a. Dengan sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor dalam melakukan kegiatannya sesuai ketentuan peraturan perundangundangan maka akan berdampak narkotika, psikotropika dan prekursor yang menyimpang dari jalur resmi ke jalur ilicit (ilegal) akan menurun. Dengan pertimbangan tersebut indikator Persentase narkotika, psikotropika dan prekusor yang ke jalur illicit sudah dapat diukur dengan indikator dengan indikator Persentase sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang memenuhi ketentuan dan indikator Persentase narkotika, psikotropika dan prekusor yang ke jalur illicit dihapus. b. Pada tahun 2011, adanya perubahan kebijakan supra sistem terhadap pengawasan rokok, maka indikator Persentase iklan/promosi rokok yang tidak memenuhi ketentuan diputuskan untuk tidak digunakan kembali. Namun demikian kegiatan pengawasan rokok tetap dilaksanakan. Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis nasional dimana pada tahun 2012 telah diundangkan Peraturan Pemerintah No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan No 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau, maka pada tahun 2013 bersamaan dengan perubahan Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan

tahun 2010-2014, Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif melakukan perubahan Rencana Strategis 2010-2014, termasuk di dalamnya penambahan satu indikator baru yang pengukurannya dilakukan mulai tahun 2014. Indikator baru tersebut adalah Persentase produk tembakau yang memenuhi ketentuan. Berdasarkan perubahan lingkungan strategis nasional di atas dan berdasarkan evaluasi pengukuran capaian kinerja yang diperoleh pada tahun 2014, indikator kinerja ini akan diteruskan pengukuran pencapaiannya pada periode tahun 2015 2019 dengan sedikit perubahan cara penulisan indikator untuk lebih mudah dipahami, yaitu menjadi Persentase label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan. Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis terkait kegiatan impor dan ekspor narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi, maka pada tahun 2013 Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif menambahkan satu indikator kinerja utama, yaitu Jumlah temuan penyimpangan peredaran narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi dalam kegiatan impor/ekspor. Berdasarkan pengukuran indikator kinerja tersebut selama tahun 2013 dan 2014, Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif berhasil menekan penyimpangan peredaran narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi dalam pelaksanaan kegiatan impor dan ekspor narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi. Keberhasilan capaian indikator ini sangat ditunjang dengan efektifnya pengawasan melalui penerbitan Analisa Hasil Pengawasan (AHP) dalam rangka impor dan ekspor narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi. Mengingat kegiatan penerbitan AHP ini, berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No 39 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, merupakan salah satu bentuk pelayanan publik, maka indikator Jumlah temuan penyimpangan peredaran narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi dalam kegiatan impor/ekspor pada tahun 2015-2019 akan diubah menjadi Presentase permohonan rekomendasi Analisa Hasil Pengawasan untuk impor/ekspor narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang diselesaikan tepat waktu.

I.5. Potensi dan Permasalahan Gambar 3. Diagram permasalahan, kondisi saat ini dan dampaknya BELUM OPTIMALNYA PERAN DIREKTORAT PENGAWASAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, PREKURSOR DAN PRODUK TEMBAKAU Belum optimalnya sistem pengawasan Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Produk Tembakau TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT PENGAWASAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF Penguatan kebijakan teknis Pengawasan Narkotika, pengawasan terkait Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Psikotropika, Prekursor dan Produk Tembakau Produk Tembakau Dalam era globalisasi, terdapat potensi penyimpangan jalur distribusi obat, termasuk narkotika, psikotopika dan prekursor dari jalur distribusi legal ke jalur ilegal atau masuknya produk ilegal ke jalur distribusi legal. Penyimpangan jalur distribusi tersebut akan berdampak pada meningkatnya potensi masyarakat terpapar dengan obat yang berisiko terhadap kesehatan, khususnya narkotika, psikotropika dan prekursor. Risiko tersebut dapat berupa penyalahgunaan atau penggunaan narkotika, psikotropika dan prekursor ilegal oleh masyarakat. Produk tembakau berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan merupakan bahan yang mengandung zat adiktif yang dapat berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat. Dengan adanya amanat

dari peraturan perundang-undangan, bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan mendapat tugas untuk melakukan pengawasan Produk Tembakau yang beredar, promosi dan pencantuman peringatan kesehatan dalam iklan dan kemasan produk tembakau. Kedua hal tersebut di jabarkan lebih mendalam melalui analisa terhadap isu strategis dengan metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threat) sebagaimana ditampilkan pada tabel 3. Tabel 2. Rangkuman Analisis SWOT Kekuatan (Strengths) 1. 2. 3 4 5. 6. 7. Kelemahan (Weaknesses) 1. 2. HASIL PEMBAHASAN (SWOT) Kualitas dan Integritas SDM Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif yang memadai melalui pelatihan dan pembelajaran yang terus menerus Tersediannya Sistem Elektronik Pengawasan NAPZA Tersedianya Payung Hukum yang kuat dalam rangka pengawasan Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Produk Tembakau Direktorat Pengawasan Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif tersertifikasi ISO 9001:2008 sejak tahun 2011 Tersedianya Pedoman Tindak Lanjut hasil pengawasan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Tersedianya Pedoman Pengawasan Produk Tembakau Komitmen Pimpinan dan seluruh staf Direktorat Pengawasan Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Belum optimalnya koordinasi lintas sektor terkait tindak lanjut hasil pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

3. HASIL PEMBAHASAN (SWOT) Terbatasnya sarana dan prasarana baik pendukung maupun utama 4. Terbatasnya jumlah SDM Peluang (Opportunities) 1. Adanya Program Nasional ( Jaminan Kesehatan Nasional dan Sistem Kesehatan Nasional) Tantangan 2. 3. (Threats) 1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat cepat Adanya Peraturan perundang-undangan yang baru 4. Desentralisasi dan Otonomi Daerah Kepatuhan pelaku usaha/ pengelola sarana narkotika, psikotropika, prekursor dan produk tembakau belum optimal 2. Penegakan hukum belum optimal 3. 4. 5 6 Perubahan gaya hidup masyarakat yang berdampak meningkatnya penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan peningkatan prevalensi perokok Adanya Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Area) Pengawasan Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Produk Tembakau dalam rangka menunjang program nasional termasuk Jaminan Kesehatan Nasional dan Sistem Kesehatan Nasional Perkuatan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait Berdasarkan hasil Analisa SWOT tersebut di atas, maka Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif perlu melakukan optimalisasi tugas dan fungsi, agar faktor-faktor lingkungan strategis yang memengaruhi baik dari internal maupun eksternal dapat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi Direktorat Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif periode 2015-2019.

BAB. II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DIREKTORAT PENGAWASAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF II.1. Visi dan Misi Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif merupakan unit Eselon II di lingkungan Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Sebagai bagian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, maka Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif memiliki visi dan misi yang mendukung visi dan misi Badan Pengawas Obat dan Makanan 2015-2019, yaitu dengan visi: Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa dan misi: 1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat 2. Mewujudkan kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan. 3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM II.2. Tujuan Dalam rangka pencapaian visi dan misi Badan Pengawas Obat dan Makanan, maka Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif mendukung tujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman, bermanfaat, dan bermutu dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat; 2. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan global dengan menjamin mutu dan mendukung inovasi, atau terciptanya iklim

inovasi yang kondusif dalam rangka meningkatkan daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan global. II.3. Sasaran Strategis Sasaran strategis ini disusun berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai BPOM, dengan mempertimbangkan tantangan masa depan dan sumber daya serta infrastruktur yang dimiliki BPOM. Sesuai tugas dan fungsinya, Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif untuk mendukung visi dan misi Badan Pengawas Obat dan Makanan, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2015-2019) ke depan memiliki sasaran strategis yang sejalan dengan sasaran strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan, yaitu Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan dengan fokus pada pengawasan setelah beredar (post-market control) yang dilakukan dengan melakukan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi, serta melakukan evaluasi terhadap label dan iklan produk tembakau yang beredar.

BAB. III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN III.1. Arah Kebijakan Dan Strategi Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif Mengingat Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif merupakan unit eselon II di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, maka arah kebijakan dan strategi Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif sudah seharusnya menunjang arah kebijakan dan strategi Badan Pengawas Obat dan Makanan. Arah Kebijakan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif adalah Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat. Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan mencakup eksternal dan internal: Eksternal: 1) Penguatan kemitraan dengan lintas sektor terkait pengawasan narkotika, psikotropika dan zat adiktif; 2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui komunikasi, informasi dan Edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha di bidang narkotika, psikotropika dan zat adiktif; Internal: 1) Penguatan Regulatory System pengawasan narkotika, psikotropika dan zat adiktif berbasis risiko; 2) Membangun Manajemen Kinerja dari Kinerja Lembaga hingga kinerja individu/pegawai; 3) Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif dan akuntabel serta diarahkan untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan pegawai; 4) Meningkatkan kapasitas SDM pengawas di Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif dan di Balai Besar/Balai

Pengawas Obat dan Makanan secara lebih proporsional dan akuntabel; 5) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang mendukung tugas di Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif melaksanakan kegiatan prioritas Badan Pengawas Obat dan Makanan, khususnya kegiatan Peningkatan pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat adiktif. Adapun keterkaitan antara Sasaran Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan dengan kegiatan prioritas (kegiatan strategis) yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 3. Sasaran Strategis, Program, Sasaran Program, Kegiatan, dan Sasaran Kegiatan Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif SASARAN SASARAN KEGIATAN PROGRAM PROGRAM STRATEGIS STRATEGIS SASARAN KEGIATAN Menguatnya PROGRAM Menguatnya Pengawasan sistem PENGAWASANsistem Narkotika, Menurunnya jumlah pengawasan OBAT DAN pengawasan Psikotropika, sarana pengelola Obat dan Makanan MAKANAN Obat dan Makanan Prekursor, dan Zat Adiktif narkotika, psikotropika dan prekursor yang berpotensi melakukan diversi narkotika, psikotropika dan prekursor, Meningkatnya label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan

III.2. Kerangka Regulasi Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif melakukan pengawasan berdasarkan pada sejumlah dasar hukum sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika; 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika; 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2010 tentang Prekursor Farmasi; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika; Dalam rangka perkuatan sistem pengawasan, maka diperlukan beberapa regulasi yang penting dan dibutuhkan oleh Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif yaitu Peraturan Perundang-undangan terkait pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor farmasi dan zat adiktif. Peraturan ini dapat berupa peraturan baru atau revisi Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan yang perlu disusun untuk meningkatkan efektivitas pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor farmasi dan zat adiktif. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yang diprioritaskan untuk disusun adalah Peraturan Kepala Badan yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah untuk dilaksanakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, khususnya yang terkait pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor farmasi dan zat adiktif.

III.3. Kerangka Kelembagaan Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif harus selalu berkoordinasi dengan unit terkait di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan juga berkoordinasi lintas instansi maupun hubungan dengan para pemangku kepentingan.

BAB. IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN IV.1. Target Kinerja Sebagaimana sasaran kegiatan yang telah ditetapkan, maka target sesuai dengan indikator dari masing-masing sasaran kegiatan adalah sebagai berikut: Tabel 4. Sasaran Kegiatan dan indikator kinerja Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR Menurunnya jumlah sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor yang berpotensi melakukan diversi narkotika, psikotropika dan prekursor, 1. Persentase sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang berpotensi dan/atau melakukan diversi narkotika, psikotropika dan prekursor 2. Persentase penyelesaian pemberian sanksi tindak lanjut tepat waktu terhadap sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang tidak memenuhi ketentuan Meningkatnya label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan 3. Persentase permohonan rekomendasi Analisa Hasil Pengawasan (AHP) untuk impor/ekspor narkotika, psikotropika dan prekursor yang diselesaikan tepat waktu 4. Persentase label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan IV.2. Kerangka Pendanaan Sesuai target kinerja dari masing-masing indikator kinerja Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif yang telah ditetapkan maka kerangka pendanaan untuk mendukung pencapaiannya adalah sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

BAB. V PENUTUP Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Tahun 2015-2019 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif untuk 5 (lima) tahun ke depan. Keberhasilan pelaksanaan Rencana Strategis Tahun 2015-2019 sangat ditentukan oleh kesiapan kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM dan sumber pendanaannya, serta komitmen pimpinan dan staf Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Selain itu, untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan Rencana Strategis Tahun 2015-2019, setiap tahun akan dilakukan evaluasi. Apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif, termasuk indikator-indikator kinerjanya yang dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Tahun 2015-2019 harus dijadikan acuan kerja bagi subdirektorat - subdirektorat di lingkungan di Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Diharapkan semua subdirektorat dapat melaksanakannya dengan akuntabel serta senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja lembaga, unit kerja dan kinerja pegawai. Dengan demikian, hasil pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Tahun 2015-2019 dapat memberikan kontribusi terhadap visi, misi dan program kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan.

KEGIATAN Pengawasan Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif SASARAN KEGIATAN Menurunnya jumlah sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor yang berpotensi melakukan diversi narkotika, psikotropika dan prekursor, INDIKATOR 1. Prosentase penyelesaian pemberian sanksi tindak lanjut tepat waktu terhadap sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang tidak memenuhi ketentuan 2. Persentase sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang berpotensi dan/atau melakukan diversi narkotika, psikotropika dan prekursor 3. Persentase permohonan rekomendasi Analisa Hasil Pengawasan (AHP) untuk impor/ekspor narkotika, psikotropika dan prekursor yang diselesaikan tepat waktu Lampiran 1 Matriks Kinerja dan Pendanaan Beseline 2014 Target Alokasi (dalam Milyar) 20152016201720182019 2015 2016 2017 2018 2019 70 70 73 75 78 80 62,5 60 57,5 55 52,5 50 80 80 81 82 83 85 11,5 13,0 14,0 15,0 17,5

KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR Beseline 2014 Target Alokasi (dalam Milyar) 20152016201720182019 2015 2016 2017 2018 2019 Pengawasan 11,5 13,0 14,0 15,0 17,5 Meningkatnya label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan 4. Persentase label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan 40 45 50 55 60 65

Lampiran 2 MATRIK KAMUS INDIKATOR RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PENGAWASAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF 2015-2019 INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI METODE PERHITUNGAN 1. Prosentase a. Sarana yang TMK adalah sarana penyelesaian dengan pelanggaran kategori pemberian Mayor dan/atau kritikal sanksi tindak b. Tindak lanjut adalah pemberian lanjut tepat sanksi terhadap pelanggaran waktu terhadap yang ditemukan pada saat sarana pengelola audit. narkotika, c. Tepat waktu adalah timeline psikotropika dan yang ditetapkan pada SOP prekursor POM.03.SOP.09.IK.01(35) farmasi yang tentang Pengawasan Narkotika, tidak memenuhi Psikotropika dan prekursor ketentuan d. Audit adalah pemeriksaan sarana pengelola terdiri dari sarana produksi, distribusi dan sarana pelayanan kesehatan. e. Pelanggaran mayor dan kritikal mengacu pada Keputusan Ka.BPOM No. HK.04.1.35.07.12.4394 thn 2012 tentang pedoman tindak lanjut hasil pengawasan Prosentase penyelesaian pemberian sanksi tindak lanjut tepat waktu terhadap sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang tidak memenuhi ketentuan = Jumlah sarana dengan temuan mayor dan kritikal yang ditindak lanjuti tepat waktu Jumlah sarana yang diperiksa dengan temuan mayor dan kritikal X 100 %

INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI METODE PERHITUNGAN narkotika, psikotropika dan prekursor 2. Persentase a. sarana pengelola terdiri dari sarana pengelola sarana produksi, distribusi dan narkotika, sarana pelayanan kesehatan. psikotropika dan b. Diversi adalah penyimpangan prekursor dari penggunaan dan atau farmasi yang penyaluran yang seharusnya. berpotensi c. Rekapitulasi hasil pemeriksaan dan/atau sarana pengelola oleh petugas melakukan Direktorat Pengawasan diversi Narkotika, Psikotropika dan Zat narkotika, Adiktif dan Petugas Balai psikotropika dan Besar/Balai Pengawas obat dan prekursor Makanan Persentase sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang berpotensi dan/atau melakukan diversi narkotika, psikotropika dan prekursor = Jumlah sarana dengan temuan mayor dan kritikal Jumlah sarana yang diperiksa X 100 % 3. Persentase permohonan rekomendasi Analisa Hasil Pengawasan (AHP) untuk impor/ekspor narkotika, psikotropika dan a. Analisa Hasil Pengawasan, yang selanjutnya disebut AHP, adalah hasil audit Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan terhadap rencana kebutuhan impor/ekspor, realisasi produksi, dan/atau penggunaan Narkotika, Psikotropika atau Prekursor Farmasi, dan Persentase label dan iklan Persentase permohonan rekomendasi Analisa Hasil Pengawasan (AHP) untuk impor/ekspor narkotika, psikotropika dan prekursor yang diselesaikan tepat waktu = jumlah permohonan impor/ekspor yang diselesaikan tepat waktu jumlah permohonan impor/ekspor yang diterima X 100 %

INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI METODE PERHITUNGAN prekursor yang diselesaikan tepat waktu merupakan dasar penerbitan Surat Persetujuan Impor atau Surat Persetujuan Ekspor. b. Tepat waktu adalah timeline yang ditetapkan pada SOP POM.03.SOP.09.IK.01(35)

INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI METODE PERHITUNGAN 4. Persentase label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan a. Produk tembakau adalah suatu produk yang secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan bakunya yan diolah untuk digunakan dengan cara dibakar dan dihisap, dihirup atau dikunyah b. Memenuhi ketentuan adalah iklan dan label produk tembakau yang sesuai dengan PP no.109 tahun 2012 Persentase label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan = Jumlah label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan Jumlah label dan iklan produk tembakau yang diperiksa X 100 % c. Rekapitulasi hasil pengawasan produk tembakau oleh petugas Direktorat Pengawasan Napza dan Petugas BB/BPOM