RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET"

Transkripsi

1 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012

2 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya Renstra Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Tahun Renstra Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Tahun adalah panduan pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet untuk empat tahun ke depan, yang disusun antara lain berdasarkan analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik global maupun nasional. Sebagai unit kerja baru hasil perombakan struktur organisasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011, maka penyusunan Renstra Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat ini hanya mencakup dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, tanpa menyertakan tahun Dengan alasan yang sama, capaian-capaian kinerja Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet sebelum tahun 2011 tidak bisa ditampilkan atau diperbandingkan dalam Renstra ini, karena memang capaiancapaian dimaksud belum ada. Penyusunan Renstra ini telah memperhatikan potensi dan kondisi umum saat ini, namun demikian sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang terjadi perlu penyesuaian dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, apabila diperlukan dan dengan memperhatikan kebutuhan dan perubahan lingkungan strategis, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan Renstra termasuk indikator-indikator kinerjanya. Semoga dengan disusunnya Renstra ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran, agenda dan misi pembangunan, serta visi Indonesia 2014, sebagaimana diamanatkan pada RPJMN Amin. Jakarta, Juni 2012 Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Agus Sumartono KATA PENGANTAR i.

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel BAB I PENDAHULUAN 1 A Kondisi Umum 1 1 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet a Kedudukan 3 b Tugas 3 c Fungsi 3 d Struktur Organisasi 4 1) Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat 4 2) Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan 3) Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga 4) Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Kesejahteraan Rakyat B Potensi dan Permasalahan 7 1 Kekuatan (Strengths) 7 2 Kelemahan (Weaknesses) 8 3 Peluang Organisasi (Opportunities) 9 4 Ancaman Organisasi (Threats) 10 BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 12 A Visi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 12 B Misi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 13 C Tata Nilai Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 15 D Tujuan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 16 E Sasaran Strategis Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 18 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 21 A Arah Kebijakan dan Strategi Nasional dan Organisasi Sekretariat Kabinet B Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet C Program 25 BAB IV Penutup 28 i ii iii DAFTAR ISI ii.

5 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Gerak langkah perkembangan lingkungan strategis mempengaruhi kondisi organisasi dalam upaya pencapaian tujuan. Perubahan yang terjadi, harus disikapi dengan penuh perhitungan agar organisasi mampu bertahan dan berhasil mencapai tujuan yang dicita-citakan. Pada tataran yang lebih tinggi, organisasi dituntut untuk mampu mencermati dan mengantisipasi perubahan yang akan terjadi. Kemampuan menyikapi potensi perubahan, akan menentukan tingkat keberhasilan di masa mendatang. Setiap organisasi pemerintah termasuk Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet dituntut untuk mempunyai suatu manajemen strategis yang mampu menjadi wahana untuk mengantisipasi permasalahan dan perubahan, baik internal maupun eksternal sekaligus dalam kerangka pencapaian tujuan organisasi. Harapan masyarakat sedemikian tinggi terhadap kinerja institusi pemerintah. Kondisi ini menempatkan aspek perencanaan strategis sebagai faktor penentu yang penting dan mendesak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, Kementerian/Lembaga (K/L) dalam menyelenggarakan kegiatannya, berkewajiban menyusun Rancangan Rencana Strategis (Renstra). Rancangan Renstra ini disusun dengan berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 5 Tahun 2012 tentang BAB I PENDAHULUAN 1

6 Penyempurnaan Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun Adapun tata cara penyusunan Renstra- K/L diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet sebagai salah satu bagian dari lembaga pemerintah setingkat eselon I, berkewajiban untuk menyusun Renstra tahun dengan berpedoman kepada peraturan-peraturan yang ada, sekaligus sebagai sarana pengendalian manajemen. Perlu disampaikan bahwa Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet merupakan unit kerja baru yang terbentuk pada bulan April 2011 sebagai konsekuensi dari terbitnya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 yang mengharuskan adanya perombakan di dalam struktur organisasi Sekretariat Kabinet. Struktur organisasi baru hasil perombakan telah mengintregasikan antara fungsi perancangan perundang-undangan dengan fungsi pemantauan pelaksanaan kebijakan/program pemerintah serta pembagian bidang melalui pendekatan sektoral, dalam hal ini bidang kesejahteraan rakyat. Perombakan tersebut mau tidak mau berdampak pada penyusunan Renstra ini dimana Renstra Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet ini hanya mencakup tahun 2011 (sebagai tahun lahirnya Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet) sampai dengan tahun 2014, tanpa menyertakan tahun Dengan alasan yang sama, maka capaian-capaian kinerja Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet sebelum tahun 2011 tidak bisa ditampilkan atau diperbandingkan dalam Renstra ini, karena memang capaian-capaian dimaksud belum ada. BAB I PENDAHULUAN 2

7 1. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet. a. Kedudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet merupakan salah satu eselon I yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris Kabinet. Keberadaan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet pada saat ini diatur berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet. b. Tugas Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet mempunyai tugas membantu Sekretaris Kabinet dalam menyelenggarakan dukungan staf, administrasi, dan pemikiran dalam perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, dan penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat. c. Fungsi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat; 2) Penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan BAB I PENDAHULUAN 3

8 Presiden dan Instruksi Presiden serta penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang kesejahteraan rakyat; 3) Pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya; 4) Pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat; 5) Pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang kesejahteraan rakyat, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan 6) Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Kabinet. d. Struktur Organisasi Struktur organisasi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet terdiri dari empat Asisten Deputi yaitu : 1) Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi BAB I PENDAHULUAN 4

9 dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang penanggulangan kemiskinan, penguatan masyarakat, peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, serta perumahan dan permukiman. Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari : a. Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Penguatan Masyarakat; b. Bidang Peningkatan Kualitas dan Perlindungan Perempuan dan Anak; c. Bidang Perumahan dan Permukiman; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. 2) Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana. Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan terdiri dari : a. Bidang Pendidikan; b. Bidang Agama dan Kesehatan; c. Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. BAB I PENDAHULUAN 5

10 3) Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang lingkungan hidup, pariwisata, pelestarian dan pengembangan budaya, pemuda dan olahraga. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga terdiri dari: a. Bidang Lingkungan Hidup dan Pariwisata; b. Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya; c. Bidang Pemuda dan Olahraga; d. Kelompok Jabatan Fungsional. 4) Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundangundangan Bidang Kesejahteraan Rakyat Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat. BAB I PENDAHULUAN 6

11 Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Kesejahteraan Rakyat terdiri dari: a. Bidang Pemberdayaan Masyarakat b. Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan c. Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. B. Potensi dan Permasalahan Setiap organisasi ingin terus berkembang untuk meningkatkan eksistensinya dalam memenuhi tuntutan lingkungan baik internal maupun eksternal, sehingga organisasi perlu berupaya untuk menggunakan kemampuan, memperhatikan kelemahan, memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan yang kompleks. Guna mengetahui isu-isu penting bagi organisasi, diperlukan suatu analisis lingkungan strategis yang menganalisis organisasi mencakup lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan organisasi, dan lingkungan eksternal berupa peluang dan tantangan. Kekuatan dan peluang merupakan potensi yang dapat dikembangkan dalam rangka memperkuat organisasi, sedangkan kelemahan dan tantangan merupakan permasalahan yang perlu diantisipasi agar organisasi dapat terus berkembang. Analisis lingkungan tersebut dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesess, Opportunities, Threats) yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Kekuatan (Strengths) Kekuatan dasar Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet yang signifikan dan berpengaruh dalam menetapkan dan mencapai tujuan serta sasaran adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 7

12 a. Visi dan misi organisasi yang jelas; b. Tugas dan Fungsi yang Jelas; c. Komitmen yang kuat pimpinan dan seluruh staf untuk mewujudkan visi dan misi organisasi; d. Tersedianya SDM, anggaran, sarana dan prasarana yang mendukung kewenangan menjalankan tugas dan fungsi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet; e. Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan struktural, teknis, dan fungsional dalam rangka pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan disiplin; f. Tersedianya dokumen hukum dan hasil-hasil sidang kabinet, rapat dan atau pertemuan yang dapat mendukung tugas dan fungsi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet. g. Kesempatan mengikuti pendidikan yang ditawarkan oleh pihak/lembaga pemerintah yang lain untuk kepentingan pengembangan SDM Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet. 2. Kelemahan (Weaknesses) Disamping potensi-potensi yang dimiliki, Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet perlu mewaspadai kelemahan-kelemahan yang masih ada dalam organisasi untuk dilakukan pembenahan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain: a. Hasil pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan dan program pemerintah belum dimanfaatkan secara optimal; b. Standar kompetensi SDM yang sesuai dengan kebutuhan tugas belum diterapkan secara menyeluruh; c. Perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan program dan kegiatan belum terintegrasi sepenuhnya; BAB I PENDAHULUAN 8

13 d. Sarana dan prasarana belum terpenuhi secara keseluruhan dan belum sesuai kebutuhan; e. Peningkatan dan pengembangan kemampuan SDM belum sepenuhnya optimal sesuai kebutuhan organisasi; f. Standar Pelayanan belum diterapkan secara konsisten dan menyeluruh; g. Sebagian tugas dan fungsi di beberapa unit kerja masih tumpang tindih dengan tugas dan fungsi kedeputian lain. 3. Peluang Organisasi (Opportunities) Dinamika lingkungan eksternal yang cepat berkembang masih memberikan peluang-peluang yang memungkinkan organisasi berkembang untuk menjadi yang terbaik. Peluang-peluang tersebut adalah: a. Undang-Undang Pelayanan Publik yang memperkuat landasan lembaga pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat; b. Penyempurnaan, perbaikan, penyederhanaan sistem manajemen, prosedur, dan kebijakan atau ketentuan perundang-undangan (deregulasi dan debirokratisasi) dalam penyelenggaraan pelayanan publik; c. Komitmen nasional untuk melaksanakan reformasi birokrasi dan pemberantasan KKN; d. Pengembangan dan kemajuan teknologi informasi yang cepat dan dinamis dalam mendukung pengembangan e- government di setiap instansi pemerintah; e. Dukungan kebijakan tentang penerapan tata pemerintahan yang baik (good governance) di semua lini dan tingkatan pada semua kegiatan; f. Pengembangan mekanisme dan kesempatan partisipasi masyarakat dalam aktivitas proses penyelenggaraan atau pengawasan pelayanan publik; g. Dukungan kerjasama dan koordinasi dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN 9

14 pihak dalam hal ini lembaga pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan dunia usaha. 4. Ancaman Organisasi (Threats) Di samping peluang-peluang yang ada, perubahan lingkungan eksternal dapat mengancam keberadaan organisasi, terutama apabila organisasi tidak segera memperbaiki diri. Ancaman organisasi tersebut antara lain: a. Tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah terhadap birokrasi pemerintah; b. Krisis keuangan global yang berdampak pada menurunnya ekonomi masyarakat dan negara; c. Praktek KKN di jajaran eksekutif, legislatif, dan yudikatif, masih berlangsung; d. Pemberitaan yang bersifat negatif terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah. Berdasarkan potensi, kelemahan, peluang dan ancaman di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang masih akan dihadapi organisasi selama lima tahun ke depan, meliputi: 1. Aspek Kelembagaan Sebagian tugas dan fungsi di beberapa unit kerja masih tumpang tindih terutama dengan tugas dan fungsi di kedeputian lain. 2. Aspek Ketatalaksanaan a. Koordinasi dan kerja sama yang kurang optimal dengan lembaga pemerintah di pusat dan daerah maupun dengan lembaga kepresidenan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet; b. Standar Pelayanan belum diterapkan secara konsisten dan menyeluruh. BAB I PENDAHULUAN 10

15 3. Aspek Sumber Daya Manusia Kualitas SDM perlu terus ditingkatkan dalam mendukung tugas dan fungsi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet 4. Aspek Sarana dan Prasarana Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kegiatan organisasi. BAB I PENDAHULUAN 11

16 BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN A. Visi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Penjabaran Rencara Strategis (Renstra) merupakan kerangka berpikir menyeluruh yang mengkaitkan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan penjabaran Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN). Integrasi Renstra suatu organisasi dicapai melalui penjabaran Renstra unit organisasi dibawahnya. Keberhasilan memetakan masalah dan keunggulan strategis pada level unit organisasi yang dipadukan dengan pemetaan arah kebijakan dan pemetaan tantangan serta keunggulan strategis pada level makro akan mewujudkan rumusan Renstra yang mampu menjawab tantangan pemenuhan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Secara dimensional pernyataan visi berfokus ke masa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa lalu. Sesuai dengan hasil analisis lingkungan strategis yang telah diidentifikasi, dan dengan memperhatikan visi dan misi organisasi Sekretariat Kabinet yang mengacu kepada perwujudan visi dan misi pembangunan nasional, maka dapat dirumuskan kondisi mendatang yang ingin diwujudkan oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat. Dengan kata lain, visi Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat dirumuskan untuk mendukung visi dan misi Sekretariat Kabinet. Dalam kaitan tersebut, perumusan visi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dilakukan dengan mengacu pada tugas dan fungsinya, sebagaimana diatur dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 dan disempurnakan melalui Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2012, serta dengan memperhatikan capaian kinerja organisasi periode BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 12

17 sebelumnya, yaitu tahun Perumusan visi tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan yang diharapkan pada Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat ke depan dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi dengan memperhatikan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun Gambaran mengenai keadaan yang tercermin dalam visi tersebut sebagai berikut: Menjadi unit organisasi yang kompeten dan berkomitmen dalam mendukung Sekretariat Kabinet menjalankan tugas dan fungsinya di bidang kesejahteraan rakyat. Visi tersebut mengandung pengertian bahwa Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat merupakan unit organisasi/bagian dari lembaga pemerintah yang strategis dan kompeten serta memiliki komitmen dan integritas untuk membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai kepala pemerintahan dalam bentuk pemberian dukungan saran bagi kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat. Adanya visi ini diharapkan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat akan mampu mengantisipasi berbagai tantangan di masa depan sekaligus meningkatkan kualitas kinerja secara maksimal dalam rangka memberikan dukungan saran kebijakan kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan selaku kepala pemerintahan. B. Misi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 13 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan Pasal 1 angka 16 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 13

18 Nasional, misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Perumusan ini diperlukan untuk memberi gambaran kepada seluruh pegawai dan stakeholders mengenai peran Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat sebagai bagian dari organisasi Sekretariat Kabinet termasuk berbagai hasil yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Perumusan misi ini sekaligus berfungsi sebagai landasan kerja yang harus diikuti oleh seluruh jajaran pejabat/pegawai Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Rumusan misi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat adalah sebagai berikut: 1. Memberikan dukungan saran kebijakan di bidang kesejahteraan rakyat secara cepat, tepat, aman dan akurat; 2. Memberikan dukungan penyiapan penyelesaian perancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden secara cepat, tepat, aman dan akurat. Misi tersebut mengandung pengertian bahwa dukungan yang diberikan oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat baik dukungan saran kebijakan maupun dukungan penyiapan penyelesaian perancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden terhadap seluruh penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah harus dapat diberikan secara cepat, aktual, akurat dan tepat, serta aman. Adanya pernyataan misi tersebut, Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat diharapkan akan lebih mampu menghasilkan kinerja yang optimal sehingga dapat memberikan kepuasan yang tinggi kepada pihak yang berkepentingan terutama kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan tugas pemerintahan. BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 14

19 C. Tata Nilai Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Dalam menjalankan visi dan misinya, diperlukan fondasi berupa tatanan nilai yang dikembangkan unit organisasi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat beserta seluruh jajaran pejabat/pegawai yang ada dilingkup kewenangannya. Tata nilai dimaksud mencakup: 1. Kompeten, mengandung arti memiliki kecakapan dan kapasitas baik intelektual maupun fisik yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan spesifikasi yang telah ditentukan, yang disertai dengan tanggung jawab dalam bidang pekerjaan tertentu; 2. Komitmen, mengandung arti adanya keterikatan dengan penuh kesadaran untuk melaksanakan tugas yang telah dibebankan atau menjadi tanggung jawabnya, disertai dengan integritas dari individu; 3. Integritas, mengandung arti kualitas, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran; 4. Akuntabilitas, mengandung arti bahwa setiap keputusan, kegiatan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Transparan, mengandung arti keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan rahasia negara; 6. Daya tanggap, mengandung arti adanya tingkat responsivitas, kecepatan, inisiatif dan kepekaan yang tinggi. 7. Profesional, mengandung arti memiliki wawasan yang luas dan dapat memandang masa depan, memiliki kompetensi di bidangnya, mengembangkan potensi dan kapasitas diri, etos kerja berprestasi, serta menjunjung tinggi etika profesi. Dalam hal ini profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankan profesi tersebut. BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 15

20 D. Tujuan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Dalam lampiran Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga disebutkan antara lain bahwa tujuan dan sasaran disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang akan dihadapi pada langkah sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kementerian/Lembaga. Dalam hal ini, perumusan tujuan dan sasaran Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat harus mengacu kepada pencapaian tujuan Sekretariat Kabinet. Perumusan tujuan dilakukan setelah memperhatikan berbagai potensi dan permasalahan yang dihadapi sebagaimana telah diuraikan dalam bab sebelumnya guna merealisasikan visi dan misi sebagaimana tersebut di atas. Berdasarkan misi di atas maka keberhasilan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dapat diukur dari keberhasilan dalam mewujudkan tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatnya pemberian dukungan pemikiran dalam perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat; 2. Meningkatnya pemberian dukungan penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat; 3. Meningkatnya penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang kesejahteraan rakyat; 4. Meningkatnya hasil pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat. Keempat tujuan ini mempunyai keterkaitan erat satu sama lain sekalipun dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari unit BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 16

21 substansi dan perancangan dari 4 (empat) unit eselon II di lingkungan Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat. Untuk kejelasan, berikut ini disajikan tabel mengenai tujuan beserta penanggungjawabnya. Tabel 2.1 Tujuan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat NO. TUJUAN PENANGGUNGJAWAB 1. Meningkatnya pemberian dukungan pemikiran dalam perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat. 1. Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat; 2. Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kependudukan; 3. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga. 2. Meningkatnya pemberian dukungan penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat 3. Meningkatnya kualitas penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundangundangan Bidang Kesejahteraan Rakyat. 1. Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat; BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 17

22 NO. TUJUAN PENANGGUNGJAWAB dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang kesejahteraan rakyat. 2. Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kependudukan; 3. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga. 4. Meningkatnya kualitas hasil pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat. 1. Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat; 2. Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kependudukan; 3. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga. E. Sasaran Strategis Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 17 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. Dalam hal ini maka penetapan sasaran diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 18

23 sumber daya yang dimiliki Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat, yang perwujudannya dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan. Dalam sasaran Sekretariat Kabinet Tahun digambarkan beberapa hal yang ingin dicapai pada setiap tahun selama 5 (lima) tahun ke depan dengan rumusan yang terukur dan spesifik, yang pencapaiannya dilakukan secara gradual dengan mempertimbangkan berbagai aspek khususnya ketersediaan anggaran. Sasaran Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat yang akan dicapai tersebut sebagai berikut: 1. Memberikan dukungan saran kebijakan di bidang kesejahteraan rakyat secara cepat, tepat, aman dan akurat; 2. Memberikan dukungan penyiapan penyelesaian perancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden secara cepat, tepat, aman dan akurat. Dalam sasaran tersebut digambarkan apa yang ingin dicapai oleh Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat selama lima tahun ke depan dengan rumusan indikator yang terukur dan spesifik. Adapun sasaran dan indikator sasaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Sasaran dan Indikator Sasaran Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR 1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang kesejahteraan rakyat. 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan secara tepat waktu; BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 19

24 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR 2. Persentase saran kebijakan yang ditindaklanjuti oleh Pemerintah. 2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat 1. Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres dan RInpres yang tepat waktu; 2. Persentase RPerpres, RKeppres dan RInpres yang ditindaklanjuti menjadi Perpres, Keppres dan Inpres.; BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 20

25 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional dan Organisasi Sekretariat Kabinet Peran Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat adalah sebagai pendukung peran Sekretariat Kabinet dalam arah kebijakan pembangunan jangka menengah nasional adalah sebagaimana tergambar dalam Peraturan Presiden tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Visi Indonesia 2014 adalah Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan. Kerangka visi Indonesia 2014 dapat dijelaskan sebagai berikut: Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Demokrasi adalah terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia. Sedangkan keadilan adalah terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia. Sebagai unit organisasi, Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat meletakkan arah kebijakan dan strateginya mengacu kepada arah kebijakan dan strategi Sekretariat Kabinet, sebagai instansi pemerintah yang bertugas antara lain memberikan dukungan staf, administrasi, teknis dan pemikiran kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Arah kebijakan dan strategi Sekretariat Kabinet memuat langkahlangkah berupa program-program indikatif yang memiliki dampak besar terhadap pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Sekretariat Kabinet. BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 21

26 B. Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Sesuai dengan peran Sekretariat Kabinet dalam rencana pembangunan nasional tersebut, maka arah Kebijakan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat sebagai unit organisasi dalam mendukung keberhasilan pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi Sekretariat Kabinet selama 5 (lima) tahun ke depan secara garis besar adalah sebagai berikut: Mengoptimalkan pemberian dukungan saran kebijakan dan penyiapan penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden secara cepat, tepat, aman dan akurat. Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010, maka peningkatan kinerja dalam pemberian dukungan kebijakan dan program pemerintah serta penyiapan penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden secara cepat, tepat, aman dan akurat perlu terus diupayakan. Outcome dan output yang dihasilkan dari pelaksanaan dan kegiatan ditingkatkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Langkah-langkah tersebut dilakukan melalui pembenahan dan peningkatan dari sisi manajemen dan organisasi, sarana dan prasarana serta sumber daya pendukungnya. Untuk mendukung arah kebijakan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat melaksanakan misi guna mencapai visi yang telah ditetapkan, maka strategi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam jangka waktu lima tahun ke depan difoukuskan kepada penguatan kualitas aspek-aspek yang terkait dengan manajemen organisasi yang memerlukan penanganan segera, antara lain: 1. Strategi mewujudkan SDM yang kompeten dan memiliki komitmen serta integritas; 2. Strategi mewujudkan unit organisasi dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien; 3. Strategi meningkatkan kinerja yang akuntabel; 4. Strategi meningkatkan efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana. BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 22

27 Selanjutnya Strategi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Mewujudkan SDM yang kompeten dan memiliki komitmen serta integritas Pada tahun pertama dari lima tahun ke depan dilakukan pemetaan kekuatan SDM yang dimiliki Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat serta melakukan analisa kebutuhan jumlah, pendidikan dan pelatihan SDM yang dibutuhkan serta dilakukan perencanaan pengembangan kapasitas dan kapabilitas SDM yang dimiliki melalui perencanaan pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan, untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan unit kerja yang berwenang terhadap pengembangan kepegawaian di lingkungan Sekretariat Kabinet. Sebagai langkah internal, terhadap SDM yang dimiliki Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dilakukan pembentukan pola kerja dan penanaman tata nilai yang telah di tetapkan dalam Rencana Strategis melalui pertemuan berkala dan pengawasan melekat yang terstruktur sampai dengan level terbawah. 2. Mewujudkan unit organisasi dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien Selama periode lima tahun ke depan, akan dilakukan peningkatan penataan pola kerja dan alur kerja sesuai dengan tugas, fungsi, dan struktur organisasi dengan prinsip bagi habis tugas dalam rangka pemberian dukungan kebijakan dan penyiapan penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden secara cepat, tepat, aman dan akurat. Dalam periode tahun selanjuutnya, akan dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap penyusunan Standar Pelayanan dan Standar Prosedur Operasional/Standard Operational Procedures sebagai upaya perwujudan alur kerja yang lebih responsif, lebih efektif, dan lebih efisien dalam melaksanakan BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 23

28 tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat. 3. Strategi meningkatkan kinerja yang akuntabel Dalam setiap permulaan tahun selama periode lima tahun ke depan, akan selalu dilakukan perencanaan kinerja yang didalamnya termuat perumusan sasaran, indikator sasaran, berikut target capaian kinerja yang semakin meningkat. Aspek peningkatan perencanaan kinerja juga dibarengi dengan sistem pencatatan kinerja dari setiap unit kerja sejak awal hingga akhir tahun sehingga dapat memonitor hasil/capaian yang telah diperoleh guna pelaporan kinerja di akhir tahun periode, termasuk didalamnya akuntabilitas penggunaan anggaran. Guna mencapai hasil kinerja sesuai dengan visi, misi dan tujuan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat, maka dilakukan peningkatan kualitas dalam perumusan sasaran dan indikator sasaran setiap tahunnya, sehingga lebih menggambarkan pencapaian outcome dan tidak hanya terbatas pada pencapaian output dalam setiap aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat. 4. Strategi Meningkatkan efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai merupakan prasyarat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi guna menghasilkan output dan kualitas hasil kerja yang optimal. Untuk itu, dalam tahun pertama, dilakukan pemetaan kekuatan sarana dan prasarana yang dimiliki Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat serta analisa kebutuhan sarana dan prasarana tambahan per tahun, dengan mempertimbangkan pengembangan SDM yang dimiliki. Hasil pemetaan ini selanjutnya dikoordinasikan dengan unit penyedia sarana dan prasarana di lingkungan organisasi Sekretariat Kabinet. BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 24

29 Sebagai langkah internal, dilakukan upaya peningkatan kesadaran dan tanggung jawab terhadap penggunaan sarana dan prasarana yang ada dari masing-masing pengguna. Di samping itu, dilakukan optimalisasi sarana dan prasarana yang ada. C. Program Arah kebijakan dan strategi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat di atas diuraikan melalui program dan kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja di lingkungan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat. Program dijabarkan ke dalam kegiatan atau kumpulan tindakan yang ditujukan untuk pencapaian sasaran program. Dalam hal ini, Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat melakukan 1 (satu) program teknis, sesuai dengan penataan organisasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011, yaitu: Program Penyelenggaraan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden Selaku Kepala Pemerintahan Adapun outcome dari program Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat diukur melalui pencapaian indikator-indikator: Tabel 3.1 Output dan Indikator Program NO. OUTPUT INDIKATOR 1. Terwujudnya laporan dukungan kebijakan dan naskah perundang-undangan di bidang kesejahteraan rakyat 1. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang pemberdayaan masyarakat; 2. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 25

30 NO. OUTPUT INDIKATOR selaku Kepala Pemerintahan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan; 3. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang lingkungan hidup, pariwisata, budaya, pemuda dan olahraga; 4. Jumlah naskah RPerpres, RKeppres dan RInpres bidang kesejahteraan rakyat; 5. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang kesejahteraan rakyat. Tabel 3.2 Outcome dan Indikator Program NO. OUTCOME INDIKATOR 1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan program pemerintah di BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 26

31 NO. OUTCOME INDIKATOR bidang kesejahteraan rakyat secara tepat waktu; 2. Persentase saran kebijakan yang ditindaklanjuti. 2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Perpres, Keppres dan Inpres 1. Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres dan RInpres secara tepat waktu; 2. Persentase RPerpres, RKeppres dan RInpres yang ditindaklanjuti menjadi Perpres, Keppres dan Inpres. BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 27

32 BAB IV PENUTUP Rencana Strategis (Renstra) Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Tahun merupakan bagian dan sinergis dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun Renstra pada dasarnya masih bersifat umum berupa garis-garis besar program dan kegiatan yang akan dilaksanakan masingmasing unit di lingkungan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet. Penjabaran lebih lanjut dituangkan dalam bentuk Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja KL), Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL), dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) setiap tahun. Dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet maka Renstra perlu diadakan penyesuaianpenyesuaian. Renstra Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Tahun merupakan panduan pelaksanaan program dan kegiatan bagi para pejabat dan pegawai di lingkungan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Dokumen Renstra ini memuat kajian lingkungan strategis, visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, serta arah kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan melalui program dan kegiatan. Selanjutnya Renstra ini dipergunakan dalam penyusunan Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran, Rencana Kerja Tahunan dan Laporan akuntabilitas Kinerja Instansi di lingkungan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat. Renstra Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet perlu dipahami oleh seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kedeputian Bidang BAB IV PENUTUP 28

33 Kesejahteraan Rakyat agar dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai. Renstra ini disusun dengan mempertimbangkan potensi, peluang, serta kendala, dan permasalahan yang dihadapi sehingga penetapan target-target berorientasi pada hasil dan diharapkan dapat dicapai dalam kurun waktu lima tahun. Keberhasilan penerapan Renstra tergantung dari komitmen dan konsistensi organisasi untuk mengimplementasikannya. Namun demikian, Renstra ini dimungkinkan untuk dilakukan penyesuaianpenyesuaian sejalan dengan dinamika perkembangan internal dan eksternal organisasi. BAB IV PENUTUP 29

34 TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET PROGRAM/KEGIATAN OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR TARGET (TAHUN) TARGET (TAHUN) UNIT PELAKSANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) Program Penyelenggaraan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden Selaku Kepala Pemerintahan Output : Terwujudnya laporan dukungan kebijakan dan naskah perundang-undangan di bidang kesejahteraan rakyat Indikator : 1. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang pemberdayaan masyarakat; 100% 100% Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 2. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden 3. selaku Kepala Pemerintahan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan; 4. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 29

35 dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang lingkungan hidup, pariwisata, budaya, pemuda dan olahraga; 5. Jumlah naskah RPerpres, RKeppres dan RInpres bidang kesejahteraan rakyat; 6. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang kesejahteraan rakyat. 100% 100% 100% 100% Outcome : Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan program 100% 100% 30

36 Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Perpres, Keppres dan Inpres pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat secara tepat waktu; 2. Persentase saran kebijakan yang ditindaklanjuti. 1. Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres dan RInpres secara tepat waktu; 100% 100% 100% 100% 2. Persentase RPerpres, RKeppres dan RInpres yang ditindaklanjuti menjadi Perpres, Keppres dan Inpres. 100% 100% 31

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN 2010 2014 DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI Kata Pengantar Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Deputi bidang

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2012-2014 SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Perkembangan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN 2010-2014 SEKRETARIAT KABINET 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan nasional secara menyeluruh, setiap

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010- A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-2014 Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2010-2014 terakhir disempurnakan dengan Peraturan Menteri Sekretaris Negara

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis BAB II Renstra Tahun 2015 2019 merupakan panduan pelaksanaan tugas dan fungsi pada periode 2015 2019 yang disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang LKj Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban bagi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014 Laporan Kinerja Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014 Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, 2015 K a t a P e n g a n t a r Daftar Pustaka ---------------,

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS - 26 - II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS A. Visi Sekretariat Wakil Dalam rangka memberikan dukungan teknis, administrasi dan analisis dalam menyelenggarakan kekuasaan negara guna menyukseskan

Lebih terperinci

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu prasyarat penting

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Polhukam Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Polhukam Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian sasaran kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2015 2019 SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar..... Daftar Isi......

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Obyek Penelitian Sekretariat Wakil Presiden sebagai lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Sekretaris

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk media untuk melaporkan keberhasilan atau kegagalan suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan tujuan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN 2015-2019 DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG Jalan Panji No. 70 Kelurahan Panji Telp. (0541) 661322. 664977 T E N G G A R O N G 75514 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : 600.107/ BAP-I/IV/2011 TENTANG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN SEKRETARIAT KABINET RI FEBRUARI 2015 K A T A P E N G A N T A R Laporan Kinerja

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET TAHUN

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET TAHUN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET TAHUN 2015-2019 SEKRETARIAT KABINET 2015 i KATA PENGANTAR Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2015 tentang Sekretariat Kabinet

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2014 merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Deputi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : /KEP.GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi sebagai titik tolak pembenahan sistem sosial politik di tanah air semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai lembaga penyelenggara manajemen kepegawaian negara berkomitmen untuk memajukan dan mengembangkan sistem manajemen kepegawaian

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Untuk mencapai terselenggaranya manajemen pemerintahan yang efisien dan efektif menuju terwujudnya kepemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET 2017 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 SEKRETARIAT KABINET 2017 KATA PENGANTAR i Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 A. Latar Belakang RPJMD Kota Tangerag tahun 2014-2018 adalah merupakan tahapan ke- III dalam rangka mewujudkan Visi Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 2015

PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 2015 PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 205 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 205 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat-nya, atas taufiq, hidayah dan karunia-nya

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA buku 1 PEDOMAN pengajuan dokumen usulan reformasi birokrasi kementerian/lembaga Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 7 tahun 2011 kementerian pendayagunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di Indonesia sebagai Negara terbesar keempat dari jumlah penduduk, memiliki peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

- 1 - BAB I PENDAHULUAN - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Keberadaan BKN secara yuridis formal termuat di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN SEKRETARAT KABNET REPUBLK NDONESA RENCANA STRATEGS DEPUT BDANG KEMARTMAN 2015-2019 DEPUT BDANG KEMARTMAN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas ridha-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi yang membawa berbagai perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 5 2010 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak dapat terlepas dari birokrasi yang merupakan salah satu wahana dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman.

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB I PENDAHULUAN 1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pembaharuan tata kelola pemerintahan, termasuk yang berlangsung di daerah telah membawa perubahan dalam berbagai dimensi, baik struktural maupun kultural. Dalam hal penyelenggaraan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci