BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Tahun 2002, perusahaan mempunyai 618 karyawan tetap dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL TAHUN 2009

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

BAB IV ANALISIS PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA PT. TS INDONESIA. Analisis Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL

PT. X SURABAYA PERIODE TAHUN 2007

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PPh Pasal 21 yang harus dipotong 8,556,000 6,300,000 37,970,000 3,366,000

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penulis dapat memberikan suatu kesimpulan, adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

RSU Muhammadiyah Ponorogo LAPORAN LABA/(RUGI) KOMERSIAL. Per 31 Desember 2014

By Afifudin PSP FE Unisma 2

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

pajak terutang oleh suatu perusahaan antara perhitungan pajak berdasarkan

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

POS L/K PUBLIKASI LBU Sandi LBU

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ABS INDUSTRI INDONESIA

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Perencanaan Pajak Tahun 2002 Pada Tahun 2002, perusahaan mempunyai 618 karyawan tetap dan penerima honorarium 4.277 orang. Biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan pembayaran gaji dan tunjangan kepada karyawan tetap sebesar. 19.793.825.350,- dengan jumlah PPh Pasal 21 yang terhutang menurut perhitungan perusahaan pada sebesar. 1.972.828.400,-, pembayaran kepada pegawai tidak tetap, penerima honorarium sebesar. 30.590.554.674,- dengan jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong perusahaan sebesar. 4.947.974,-. Berdasarkan hasil perencanaan pajak tahun 2001 yang dituangkan dalam laporan keuangan tahun 2002, total PPh Pasal 21 yang terhutang sebesar. 1.977.776.374,- dengan rincian sebesar. 1.666.437.379,00 telah disetorkan setiap bulan, kekurangannya sebesar. 311.338.580,00telahdilunasipadatanggal 21 Maret2003. Pada Tahun 2003 telah dilakukan pemeriksaan pajak, hasil dan pemenksaan pajak tersebut adalah dilakukan beberapa koreksi pada pos-pos yang selengkapnya dapat kita lihat sebagai berikut: 54

_. 55 Tabel 1 PERHITUNGAN RUGI LABA {REKONSILIASI) TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2002 NAMA REKENING PENJUALAN: cfmwp cfm PEMERIKSA KOREKSI FISKAL PENJUALAN LOKAL PENJUALAN EKSPOR JUMLAH PENJUALAN 143,739,459,975 19,818,410,879 163,557,870,854 163,557,870,854 HARGA POKOK PENJUALAN LABA KOTOR 111,147,452,004 52,410,418,850 110,738,711,854..52.819.159.000 408,740,150 408,740,150 BIAYA UMUM DAN PENJUALAN : Gaji & upah lembur Pesangon Pengobatan Uang Makan Karyawan PPh Pasal 21 Alat-alat tulis kantor Biaya komunikasi Biaya bank Biaya representasi Biaya listrik dan air Biaya asuransi Biaya penagihan & extra discount Asuransi tenaga kerja PBB Royalti Perawatan bangunan kantor Perawatan kendaraan sedan dan Motor Perawatan kendaraan (truck) Perawatan perabot dan alat-alat Biaya perjalanan dinas Biaya iklan dan promosi Biaya pengangkutan keluar Freight & b. ekspedisi ekspor Biaya ekspor Iain-Iain Penyusutan bangunan kantor Penyusutan rumah instansi Penyusutan kendaraan kantor Penyusutan kendaraan truck Penyusutan perabot dan alat-alat Biaya umum kantor Biaya sewa Total biaya umum dan penjualan 44,562,000 441,470,745 179,728,465 385,000,900 359,719,376 422,613,896 487,721,151 95,703,381 229,261,850 684,997,294 785,940,632 1,122,874,196 249,009,544 75,420,807 34,460,250 104,539,700 279,124,237 83,709,599 452,902,599 2,333,121,775 693,663,316 589,102,461 30,009,373 77,316,625 251,650 31,653,479 191,651,442 375,017,080 119,790,285 62,550,000 24,830,676,353... RP 44,562,000 359,719,376 422,613,896 487,721,151 229,261.850 684,997,294 785,940.632 249,009,544 75,420,807 34,460,250 104,539.700 279,124,237 83,709.599 452,902,599 2,171,521.775 641,147,516 589,102,461 30,009,373 77,316,625 15,826,739 191,651,442 375,017,080 62,550,000 441,470,745 179 728 465 385,000 900 95,703,851 1,122,874 196 161,600,000 52,515,800 251,650 15,826,740 119,790,285 Pendapatan & biaya Iain-Iain:

56 Bunga bank (21,766,787,814) Selisih kurs dan pembulatan 733,731,081 Biaya Iain-Iain (126,306,076) Keuntungan penjualan aktiva tetap 1,183,955,926 Pendapatan Iain-Iain 646,500 (19,974,760,383) Laba sebelum pajak 7,604,982,114 Laba fiskal 9.898.108.511 Taksiran PPh terutang 2,951,932,400 Laba tahun berjalan 4,653,049,714 Kredit pajak. 2.878.389.156 PPh yang kuranq dibayar. 73.543.244 Sangksi Pasal 13 (2) x 11 bulan Yang masih harus dibayar (21,766,787,814) 733,731,081 (126,306,076). 10.767.060.000. 3.212.618.000. 260.685.600. 2.951.932.400. 260.685.600. 260.685.600. 57.350.832. 57.350.832. 318.036.432 Sumber : diolah dari data hasil pemeriksaan pada Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Penjaringan Berdasarkan data hasil pemeriksaan pada tahun 2003, ada beberapa pos yang dikoreksi sebagai berikut: 1. Harga pokok penjualan 2. Pengobatan 3. Uang makan karyawan 4. PPh Pasal 21 5. B. Representasi 6. Asuransi tenaga kerja 7. B. iklan & promosi 8. B. pengangkutan keluar 9. Penyusutan rumah instansi 10. Penyusutan kendaraan kantor 11. Biaya umum kantor 12. Biaya Iain-lain. 408.746.150,-. 441.470.745,-. 179.728.465,-. 385.000.900,-. 95.703.851,-. 1.122.874.196,-. 161.600.000,-. 52.519.800,-. 251.650,-. 15.826.740,-. 119.790.285,-. 126.306.076,-

57 B. Pembahasan Masalah Upaya perencanaan pajak Tahun 2001 telah mengakibatkan perusahaan dikenakan tagihan sebesar. 318.036.432,- dengan rincian pajak kurang bayar menurut pemeriksa adalah. 260.685.600,- dan sanksi administrasi Pasal 13 ayat (2) sebesar. 57.350.832,-. Berdasarkan data hasil pemeriksaan tahun 2003, maka perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap perencanaan pajak yang telah dilakukannya. Berkaitan dengan perencanaan PPh Pasal 21, maka perusahaan perlu melakukan identifikasi pengeluaran yang ada kaitannya dengan tenaga kerja. Berdasarkan koreksi fiskus, maka pengeluaran untuk karyawan yang dikoreksi adalah sebagai berikut: 1. Pengobatan, 441.470.745,- 2. Uang makan karyawan. 179.728.465,- 3. PPh Pasal 21. 385.000.900,- 4. Asuransi tenaga kerja. 1.122.874.196,- 5. B. Penyusutan rumah instansi. 251.650,- 6. Penyusutan kendaraan kantor. 15.826.740,-. Setelah mengetahui pos-pos pengeluaran untuk karyawan yang dikoreksi oleh pemeriksa, selanjutnya perlu dikaji lebih lanjut peraturan yang berkaitan dengan pengeluaran tersebut diatas. Sebagaimana telah diuraikan pada bab tiga, secara garis besar penghasilan dalam bentuk natura bagi karyawan tidak dihitung sebagai penghasilan, sehingga bagi perusahaan pengeluaran tersebut tidak dapat dibiayakan. Namun apabila pengeluaran

58 tersebut dalam bentuk uang/tunjangan, maka bagi perusahaan dapat dibiayakan dan bagi karyawan hal tersebut menambah penghasilan bagi karyawan. Agar perencanaan pajak pada tahun berikutnya lebih berhasil, maka perusahaan perlu membuat beberapa altematif perencanaan dan selanjutnya menentukan altematif mana yang lebih menguntungkan bagi perusahaan. Ada tiga metode penghitungan PPh Pasal 21 yaitu : 1. PPh Pasal 21 sepenuhnya ditanggung oleh karyawan Pajak yang terhutang sehubungan dengan gaji karyawan ditanggung sepenuhnya oleh karyawan yang bersangkutan. Dengan demikian karyawan menerima penghasilan bersih, yaitu penghasilan kotor dikurangi dengan pajak. Bagi perusahaan hal ini tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap rugi/laba perusahaan. 2. PPh Pasal 21 ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan Selain membayarkan gaji, adakalanya perusahaan memberikan fasilitas berupa PPh Pasal 21 yang ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan. dalam hal ini karyawan menerima gaji utuh tanpa adanya potongan pajak yang seharusnya menjadi beban karyawan. Pajak yang ditanggung perusahaan tersebut bagi karyawan tidak merupakan obyek yang dikenakan pajak, sehingga tidak ditambahkan pada penghasilan yang dikenakan pajak, dan bagi perusahaan tidak dapat dibiayakan.

59 Selain memberikan fasilitas pajak yang ditanggung perusahaan, perusahaan seringkali memberikan natura dan kenikmatan pada karyawannya. Sebagai contoh apabila perusahaan memberikan makan kepada karyawan, maka biaya untuk memberikan makan karyawan tersebut tida dapat dibiayakan, kecuali apabila pemberian makan tersebut untuk seluruh karyawan. Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pemberian fasilitas kepada karyawan, bagi perusahaan hanya dapat dibebankan separuhnya. 3. Penghitungan PPh Pasal 21 dihitung dengan metode gross up, Selain diberikan gaji, pada perusahaan yang sudah mapan biasanya memberikan tunjangan kepada karyawan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan. Tunjangan tersebut biasanya berupa tunjangan kesehatan, tunjangan makan, tunjangan perumahan, tunjangan asuransi, tunjangan transportasi dan Iain-lain dalam bentuk uang. Tunjangan tersebut merupakan obyek pemotongan PPh Pasal 21 sehingga harus ditambahkan pada penghasilan bruto karyawan. Bagi perusahaan tunjangan tersebut dapat dibiayakan. Untuk lebih jelasnya, berikut adakan diberikan perhitungan penerapan ketiga metode tersebut serta dampaknya bagi laporan rugi/laba perusahaan pada Tahun 2002.

60 Tabel 2 Perhitungan PPh Pasal 21 Ditanggung Perusahaan Keterangan cfmwp cfm Pemeriksa Koreksi Fiskal Penjualan : Penjualan lokal 145,381,305,486 145,944,421,197 Penjualan ekspor 19,818,410,879 19,818,409,879 Pemakaian sendiri/pemberian 36,883,289 73,768,578 36,885,289 Retur penjualan (1,678,728,800) (1,678,728,800) Jumlah penjualan 163,557,870,854 164,157,870,854 Harga pokok penjualan 111,147,452,004 110,738,711,854 408,740,150 Laba kotor 52,410,418,850 53,419,159,000 Biaya umum & penjualan : Gaji, Upah & lembur Pesangon 44,562,000 44,562,000 B. Pengobatan karyawan 441,470,745 441,470,745 Makan karyawan PPh Pasal 21 ditanggung 179,728,465 179,728,465 perush 385,000,900 385,000,900 Alat-alat tulis kantor 359,719,376 359,719,376 B. komunikasi 422,613,896 422,613,896 B. bank 487,721,151 487,721,151 B. Representasi 95,703,851-95,703,851 B. Listrik & air 229,261,850 229,261,850 B. Asuransi 684,997,294 684,997,294 B. Penagihan & extra discount 758,940,632 758,940,632 Asuransi tenaga kerja 1,122,874,196 1,122,874,196 PBB Royalti Perawatan bangunan kantor 249,009,544 75,420,807 34,460,250 249,009,544 75,420,807 34,460,250

61 Perawatan kend. Sedan & motor 104,539,700 52,269,850 52,269,850 Perawatan kendaraan (truck) Perawatan perabot & alat-alat 279,124,237 83,709,350 279,124,237 83,709,350 B. Perjalanan dinas 452,902,599 452,902,599 B. iklan & promosi 2,333,121,775 2,171,521,775 161,600,000 B. Pengangkutan keluar 693,663,316 641,147,516 52,515,800 Freight & b. ekspedisi ekspor B. Ekspor Iain-Iain Penyusutan bangunan kantor 589,102,461 30,009,373 77,316,625 589,102,461 30,009,373 77,316,625 Penyusutan rumah instansi 251,650 251,650 Penyusutan kendaraan kantor 31,653,479 15,826,739 15,826,740 Penyusutan kendaraan (truck) 191,561,442 191,561,442 Penyusutan perabot & alat-alat 375,017,080 375,017,080 B. Umum kantor B. Sewa 119,790,285 62,550,000 62,550,000 119,790,285 Total 24,830,676,353 22,203,643,871 2,627,032,482 Laba kotor 27,579,742,497 31,215,515,129 Pendapatan & biaya Iain-Iain Bunga bank (21,766,787,814) (21,766,787,814) Selisih kurs & pembulatan 733,731,081 733,731,081 B. Iain-Iain Keuntungan penjualan aktiva (126,306,076) 126,306,076 tetap Pendapatan Iain-Iain 1,183,955,926 646,500 1,183,955,926 646,500 Total (19,974,760,383) (19,848,454,307) Laba sebelum pajak 7,604,982,114 Penyeswuaian fiskal positif 2,293,126,397 Laba fiskal 9,898,108,511 11,367,060,822 aksiran PPh terhutang Laba tahun berjalan Kredit pajak 2,951,932,553 6,946,175,958 3,392,618,246 7,974,442,576

62 PPh yg kurang dibayar 2,878,389,156 73,543,397 2,951,932,400 440,685,846 Sumber : diolah dari data pada hasil pemeriksaan pada Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Penjaringan Berdasarkan tabel diatas, dapat dapat perusahaan menanggung PPh Pasal 21 yang terhutang atas penghasilan karyawannya. PPh Pasal 21 yang menjadi tanggungan perusahaan sebesar. 385.000.900,- pada laporan wajib pajak dapat dilihat bahwa cash out perusahaan untuk biaya umum dan penjualan sebesar. 24.830.676.353,-, sedangkan biaya yang boleh dikurangkan menurut perpajakan/biaya fiskal sebesar. 22.203.643.871,-. Terdapat perbedaan angka pada biaya menurut wajib pajak dan laba fiskal, hal ini terjadi karena adanya beberapa koreksi positif pada beberapa pos biaya sebesar. 2.627.032.482,-. Laba fiskal sebesar. 11.367.060.822,-, PPh yang terhutang sebesar. 3.392.618.246,- sehingga laba setelah pajak sebesar. 7.974.442.576,-.

63 Tabel 3 Perhitungan PPh Pasal 21 Ditanggung Karyawan Penjualan : Keterangan cfmwp cfm Pemeriksa Koreksi Fiskal Penjualan local 145,381,305,486 145,944,421,197 Penjualan ekspor 19,818,410,879 19,818,409,879 Pemakaian sendiri/pemberian 36,883,289 73,768,578 36,885,289 Retur penjualan (1,678,728,800) (1,678,728,800) Jumlah penjualan 163,557,870,854 164,157,870,854 Harga pokok penjualan 111,147,452,004 110,738,711,854 408,740,150 Laba kotor 52,410,418,850 53,419,159,000 Biaya umum & penjualan : Gaji, Upah & lembur Pesangon 44,562,000 44,562,000 B. Pengobatan karyawan 441,470,745 441,470,745 Makan karyawan PPh Pasal 21 179,728,465 179,728,465 alat-alat tulis kantor 359,719,376 359,719,376 B. komunikasi 422,613,896 422,613,896 B.bank 487,721,151 487,721,151 B. Representasi 95,703,851-95,703,851 B. Listrik & air 229,261,850 229,261,850 B. Asuransi 684,997,294 684,997,294 B. Penagihan & extra discount 758,940,632 758,940,632 Asuransi tenaga kerja 1,122,874,196 1,122,874,196 PBB 249,009,544 249,009,544 Royalti 75,420,807 75,420,807 Perawatan bangunan kantor 34,460,250 34,460,250

64 Perawatan kend. Sedan & motor 104,539,700 52,269,850 52,269,850 Perawatan kendaraan (truck) 279,124,237 279,124,237 Perawatan perabot & alat-alat 83,709,350 83,709,350 B. Perjalanan dinas 452,902,599 452,902,599 B. iklan & promosi 2,333,121,775 2,171,521,775 161,600,000 B. Pengangkutan keluar 693,663,316 641,147,516 52,515,800 Freight & b. ekspedisi ekspor 589,102,461 589,102,461 B. Ekspor Iain-Iain 30,009,373 30,009,373 Penyusutan bangunan kantor 77,316,625 77,316,625 Penyusutan rumah instansi 251,650 251,650 Penyusutan kendaraan kantor 31,653,479 15,826,739 15,826,740 Penyusutan kendaraan truck Penyusutan perabot & alatalat 191,561,442 375,017,080 191,561,442 375,017,080 B. Umum kantor 119,790,285 119,790,285 B. Sewa 62,550,000 62,550,000 Total 24,445,675,453 22,203,643,871 Laba kotor 27,964,743,397 31,215,515,129 3,250,771,732 Pendapatan & biaya Iain-Iain Bunga bank (21,766,787,814) (21,766,787,814) Selisih kurs & pembulatan 733,731,081 733,731,081 B. Iain-Iain Keuntungan penjualan aktiva (126,306,076) 126,306,076 tetap 1,183,955,926 1,183,955,926 Pendapatan Iain-Iain 646,500 646,500 Total 19,974,760,383) (19,848,454,307) Laba sebelum pajak enyesuaian fiskal positif 7,989,983,014 2,242,031,582 Laba fiskal 10,232,014,596 11,367,060,822 aksiran PPh terhutang 3,052,104,378 3,392,618,246

65 Labatahun berjalan Kredit pajak PPh yg kurang dibayar 7,179,910,218 2,878,389,156 173,715,222 7,974,442,576 2,951,932,400 440,685,846 Jakarta Penjaringan Berdasarkan table diatas, perusahaan tidak menanggung PPh Pasal 21 yang terhutang atas penghasilan karyawannya. PPh Pasal 21 ditanggung sepenuhnya oleh karyawan, sehingga karyawan menerima gaji neto, yaitu gaji setelah dikurangi dengan PPh Pasal 21. Berdasarkan data di atas, cash out perusahaan untuk biaya umum dan penjualan sebesar. 24.445.675.453,-, sedangkan biaya yang boleh dikurangkan menurut perpajakan/biaya fiskal sebesar. 22.203.643.871,-. Terdapat perbedaan angka pada biaya menurut wajib pajak dan laba fiskal, hal ini terjadi karena adanya beberapa koreksi positif pada beberapa pos biaya sebesar. 2.242.031.582,-.Laba fiskal sebesar. 11.367.060.822,-, PPh yang terhutang sebesar. 3.392.648.246,- sehingga laba setelah pajak sebesar.7.974.442.576,-.

66 Tabel: 4 Penghitungan PPh Pasal 21 Dengan Metode Gross Up Penjualan : Keterangan cfmwp cfm Pemeriksa Koreksi Fiskal Penjualan lokal 145,381,305,486 145,944,421,197 Penjualan ekspor 19,818,410,879 19,818,409,879 Pemakaian sendiri/pemberian 36,883,289 73,768,578 36,885,289 Retur penjualan (1,678,728,800) (1,678,728,800) Jumlah penjualan 163,557,870,854 164,157,870,854 Harga pokok penjualan 111,147,452,004 110,738,711,854 408,740,150 Laba kotor 52,410,418,850 53,419,159,000 Biaya umum & penjualan : Gaji, Upah & iembur Pesangon 44,562,000 44,562,000 B. Pengobatan karyawan 441,470,745 441,470,745 Makan karyawan PPh Pasal 21 gross up 179,728,465 385,000,900 385,000,900 179,728,465 alat-alat tulis kantor 359,719,376 359,719,376 B. komunikasi 422,613,896 422,613,896 B. bank 487,721,151 487,721,151 B. Representasi 95,703,851-95,703,851 B. Listrik & air 229,261,850 229,261,850 B. Asuransi 684,997,294 684,997,294 B. Penagihan & extra discount 758,940,632 758,940,632 Asuransi tenaga kerja 1,122,874,196 1,122,874,196 PBB Royalti Perawatan bangunan kantor Perawatan kend. Sedan & 249,009,544 75,420,807 34,460,250 104,539,700 249,009,544 75,420,807 34,460,250 52,269,650

67 motor 52,269,850 Perawatan kendaraan (truck) Perawatan perabot & alat-alat 279,124,237 83,709,350 279,124,237 83,709,350 B. Perjalanan dinas 452,902,599 452,902,599 B. iklan & promosi 2,333,121,775 2,171,521,775 161,600,000 B. Pengangkutan keluar 693,663,316 641,147,516 52,515,800 Freight & b. ekspedisi ekspor B. Ekspor Iain-Iain Penyusutan bangunan kantor 589,102,461 30,009,373 77,316,625 589,102,461 30,009,373 77,316,625 Penyusutan rumah instansi 251,650 251,650 Penyusutan kendaraan kantor 31,653,479 15,826,739 15,826,740 Penyusutan kendaraan truck Penyusutan perabot & alatalat 191,561,442 375,017,080 191,561,442 375,017,080 B. Umum kantor B. Sewa 119,790,285 62,550,000 62,550,000 119,790,285 Total 24,830,676,353 22,588,644,771 Laba kotor 27,579,742,497 30,830,514,229 Pendapatan & biaya Iain-Iain Bunga bank (21,766,787,814) (21,766,787,814) Selisih kurs & pembulatan 733,731,081 733,731,081 B. Iain-Iain Keuntungan penjualan aktiva tetap Pendapatan Iain-Iain (126,306,076) 1,183,955,926 646,500 1,183,955,926 646,500 126,306,076 Total (19,974,760,383) (19,848,454,307) Laba sebelum pajak Penyeswuaian fiskal positif 7,604,982,114 2,293,126,397 Laba fiskal Taksiran PPh terhutang 9,898,108,511 2,951,932,553 10,982,059,922 3,277,117,976 Laba tahun berjalan 6.946.982.114 7,704,941,946 Kredit pajak PPh yg kurang dibayar 2,878,389,156 73,543,397 2,951,932,400 325,185,576

68 Sumber : diolah dari data hasil pemeriksaan pada Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Penjaringan Berdasarkan tabel diatas, perusahaan memberikan sejumlah tunjangan PPh Pasal 21 kepada karyawannya. Tunjangan PPh Pasal 21 sebesar. 385.000.900,- oleh perusahaan dapat dibiayakan. Berdasarkan data diatas cash out perusahaan untuk biaya umum dan penjualan sebesar. 24.830.676.353,-, sedangkan biaya yang boleh dikurangkan menurut peraturan perpajakan/biaya fiskal sebesar. 22.588.644.771,-. Terdapat perbedaan angka pada biaya menurut wajib pajak dan laba fiskal, hal ini terjadi karena adanya beberapa koreksi positif pada beberapa pos biaya sebesar. 2.242.031.582,-. Laba fiskal sebesar. 10.982.059.922,-, PPh yang terhutang dengan adanya tunjangan pajak dari perusahaan sebesar. 3.277.117.976,- sehingga laba setelah pajak adalah. 7.704.941.946,-. Disamping berpengaruh pada laba/rugi perusahaan, kebijakan perusahaan dalam menetapkan metode penghitungan PPh Pasal 21 juga berpengaruh pada besar kecilnya penghasilan yang diterima oleh karyawan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel perhitungan penerimaan karyawan dari masing-masing metode penghitungan PPh Pasal 21.

69 Tabel 5 Perhitungan Penerimaan Karyawan & Pengeluaran Perusahaan Keterangan Metode Gross Ud Ditanggung Karvawan Ditangauna Perusahaan Gaji PPh Pasal 21 Diterima karyawan Biaya fiskal Cash out 385,000,900 14,219,878,924 385,000,900 13,449,877,124 385,000,900 perusahaan 14,219,878,924 RE 14,219,878,924 Pada waktu membayarkan gaji kepada karyawan akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut: Metode Gross Up No Perkiraan Ref Debet 1 Biaya gaji 13.834.878.024 Kxedit Tunjangan PPh Pasal 21 385.000.900 Kas 14.219.878.924 Ditanggung Karyawan No Perkiraan Ref Debet Kredit 1 Biaya gaji 13.834.878.024 Kas 13.834.878.024 Ditanggung Perusahaan No Perkiraan Ref Debet Kredit 1 Biaya gaji 13.834.878.024 PPh Pasal 21 385.000.900 Kas 14.219.878.924 Dengan membandingkan ketiga metode penghitungan diatas, dilihat dari kepentingan karyawan maka dengan menggunakan metode gross up dan PPh Pasal 21 ditanggung perusahaan sama-sama menguntungkan karyawan, dengan asumsi besarnya tunjangan pada metode gross up sama besarnya dengan PPh

70 Pasal 21 yang ditanggung perusahaan. Apabila perusahaan tidak menaggung PPh atas penghasilan karyawan dan juga tidak memberikan tunjangan PPh atas penghasilan karyawan, otomatis penghasilan karyawan berkurang dengan adanya pemotongan PPh atas penghasilan mereka oleh perusahaan. Biaya yang dikeluarkan perusahaan yang tidak memberikan tunjangan atau menanggung PPh atas penghasilan karyawannya tentunya Iebih kecil bila dibandingkan pada perusahaan yang menanggung PPh atas penghasilan karyawannya, yang pada akhhirnya akan mempengaruhi pada laba perusahaan. Lain halnya perusahaan yang menetapkan kebijakan memberikan tunjangan PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 21 ditanggung perusahaan, pada penggunaan kedua metode tersebut cash out perusahaan sama besamya apabila besamya tunjangan sama besamya dengan PPh Pasal 21 yang ditanggung perusahaan. Bedanya, pada penghitungan PPh Pasal 21 ditanggung perusahaan, pengeluaran perusahaan untuk keperluan tersebut tidak dapat dibiayakan, sehingga total biaya Iebih kecil dibandingkan total biaya pada penghitungan PPh Pasal 21 dengan gross up, Iebih lanjut hal ini berpengaruh pada besamya laba fiskal dimana laba fiskal dengan menggunakan metode gross up Iebih besar dibandingkan dengan menggunakan metode PPh pasal 21 yang ditanggung perusahaan. hal ini terjadi karena adanya koreksi positif pada pengeluaran tersebut.