Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan Dinas Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

Ringkasan Eksekutif. Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

Juknis Operasional SPM

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

PROFIL DINAS KESEHATAN

RESUME PROFIL KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN DESA KELURAHAN DESA+KEL.

RESUME PROFIL KESEHATAN

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Transkripsi:

Profil Kesehatan 2012 Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan Dinas Kesehatan Jalan Mustafa Kemal No. 59 Kalianda, Lampung Selatan 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan 2012 merupakan suatu gambaran bagi Pemerintah Daerah mengenai keadaan kesehatan masyarakat dan upaya-upaya yang telah dilakukan serta pencapaian program Tahun 2012 oleh Dinas Kesehatan dan jajarannya, dengan harapan dapat dijadikan sebagai acuan dan penguatan intervensi suatu kegiatan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Situasi kesehatan di Kabupaten Lampung Selatan secara umum berfluktuasi. angka kematian ibu (AKI) tahun 2012 sebesar 90,85/100.000 KH (18 kasus) dari 19.826 KH menurun dari tahun sebelumnya 112,66/100.000 KH (22 kasus) dari 19.528 KH, pada tahun 2010 sebesar 65,9/100.000 KH (12 kasus) dari 18.188 kelahiran hidup. Target AKI dalam MDGs 2015 adalah yaitu 102/100.000 KH. Sedangkan jumlah kematian bayi pada tahun 2007 sebesar 248 kasus, tahun 2008 sebesar 113 kasus, pada tahun 2009 meningkat lagi menjadi 145 kasus kematian bayi, tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 104 kasus kematian bayi, tahun 2011 jumlah kematian bayi naik menjadi 189 kasus kematian dan pada tahun 2012 sebesar 103. Dari kegiatan pemantauan pertumbuhan balita pada tahun 2012 dilaporkan bahwa sebanyak 2.344 (3,5%) balita berkategori BGM (bawah garis merah), sedangkan untuk status gizi kurang mencapai 9,70% (target prevalensi gizi kurang RPJM<15% dan MDGs 18,5%). Kemudian jumlah kasus gizi buruk sebanyak 12 balita telah mendapatkan perawatan sesuai dengan tata laksana penanganan gizi buruk (100%). Pola penyakit dalam sepuluh besar penyakit di Kabupaten Lampung Selatan terbesar adalah nasopharyngitis akut (common cold) sebesar (29,4%), sedangkan situasi penyakit menular pada tahun 2012 ini adalah kesakitan TB Paru BTA (+) sebanyak 815 kasus dengan angka CDR 55,04%, cure rate 89,69% dan success rate 95,09%. Malaria klinis 303 kasus dengan API 0,3/1000 penduduk, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) 475 kasus dengan IR 50,3 dan (CFR=0). Kesakitan diare terjadi peningkatan dari 26.315 kasus pada Tahun 2012 menjadi 26.125 kasus pada tahun 2011, kesakitan pneumoni balita ditemukan 1.258 kasus, kesakitan kusta 15 kasus, kasus GHTR 116 kasus, campak 122 kasus, AFP 9 per 100.000 penduduk kurang dari 15 tahun, kasus HIV sebanyak 23 kasus dan kasus IMS sebanyak 426 kasus, serta kesakitan TN sebanyak 1 kasus sedangkan polio, hepatitis klinis, dan filariasis tidak ada kasus (0). Kegiatan upaya kesehatan yang telah dicapai antara lain : pelayanan kesehatan pelayanan dasar (kunjungan ibu hamil K4, pertolongan persalinan oleh nakes, pelayanan nifas, kunjungan bayi, desa/kel UCI, PMT ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin, balita gizi buruk mendapat perawatan, peserta KB aktif, AFP rate/1.000 penduduk < 15 th, penderita DBD yang ditangani, dan pelayanan kesehatan masyarakat miskin), pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarkes (RS) di Kab/kota, desa/kel yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam, sedangkan kegiatan yang belum mencapai Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan i

target adalah komplikasi kebidanan yang ditangani nakes, neonatus dengan komplikasi yang ditangani, penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat, penemuan penderita pneumonia balita, penemuan pasien baru TB BTA +, penemuan penderita diare dan desa siaga aktif. Bila diurut berdasarkan tingkat urgensinya, terdapat 6 (enam) permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan yaitu : tingginya kasus kematian ibu dan kasus kematian bayi, masih adanya kasus gizi buruk, kasus kesakitan penyakit menular terjadi fluktuatif tahun 2012 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, masyarakat yang belum berperilaku hidup dan sehat (PHBS), ketersediaan ketenagaan masih kurang dengan distribusi tenaga yang belum merata, dan akses terhadap pelayanan masih rendah khususnya di daerah miskin dan tertinggal. Kebijakan kesehatan sebagai upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan adalah dengan melaksanakan 8 (delapan) program prioritas sesuai urutan permasalahan yang dihadapi, yaitu program lingkungan sehat, program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan, program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, program upaya kesehatan masyarakat, program farmasi, obat dan makanan, program sumber daya kesehatan, program pencegahan dan pemberantasan penyakit dan program perbaikan gizi. Strategi dan langkah Dinas Kesehatan tersebut merupakan upaya untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan. Kegiatan-kegiatan yang terselenggara dalam rangka memenuhi langkah dan strategi tersebut, terwujud dalam kegiatan keterpaduan antar lintas program di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, yaitu antara lain pengembangan dan pemberdayaan masyarakat melalui desa sehat (GMDS), yang merupakan revitalisasi upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dengan berbagai upaya yaitu revitalisasi posyandu, pengembangan dan pembentukan poskesdes. Untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut diatas sebagai salah satu kewenangan pemerintah daerah, maka sangat diperlukan dukungan anggaran maupun politis yang memadai dari Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan serta dukungan lintas sektoral terkait seperti DPRD, peran aktif lembaga swadaya masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan ii

Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan iii

Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan iv

DAFTAR ISI Hal. RINGKASAN EKSEKUTIF... i LEMBAR PERSETUJUAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR SINGKATAN... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR.. xi DAFTAR GRAFIK.. xii DAFTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR TABEL LAMPIRAN... xix DAFTAR TABEL TAMBAHAN LAMPIRAN. xxvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 3 C. Sistematika... 3 BAB II GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN A. Keadaan Penduduk. 7 B. Keadaan Sosial Ekonomi... 11 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Mortalitas (Angka Kematian)... 13 B. Morbiditas (Angka Kesakitan)... 20 C. Status Gizi... 42 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar... 44 B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan.... 82 C. Perilaku Hidup Masyarakat... 88 D. Keadaan Lingkungan... 89 E. Pelayanan Kesehatan Haji... 97 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan v

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan... 101 B. Tenaga Kesehatan... 112 C. Pembiayaan... 114 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 117 B. Saran... 119 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan vi

Singkatan/Istilah AFP : Acute flaccid paralysis AJB : Angka bebas jentik AGB : Anemi gizi besi AKABA : Angka kematian balita AKB : Angka kematian bayi AKI : Angka kematian ibu ALKES : Alat kesehatan AMI : Annual malarie insident ANBAL : Anak balita ANC : Antenatal care APBD : Anggaran pendapatan dan belanja daerah APBN : Anggaran pendapatan dan belanja negara API : Annual paraside insident ASI : Air susu ibu ASKESKIN : Asuransi kesehatan keluarga miskin BALITA : Bawah lima tahun BAPPEDA : Badan perencanaan pembangunan daerah BB : Berat badan BBRL : Bayi berat badan lahir rendah BCG : Bacillus calmette guérin BGM : Bawah garis merah BKB : Bina keluarga balita BKKBN : Badan koordinasi keluarga berencana nasional BKL : Bina keluarga lansia BKR : Bina kelompok remaja BOR RS : Bed occupancy rate RS = jumlah hari rawat RS dibagi jumlah tempat tidur di kali 365 BPPKB : Badan pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana BPS : Badan pusat statistik BTA : Basil tahan asam CDR : Case detecyion rate (angka penemuan kasus baru) CEGMAT : Pencegahan dan pengamatan CFR : Case fatality rate (angka kematian) CURE RATE : Angka kesembuhan DBD : Demam berdarah dengue DEPKES : Departemen kesehatan DINKES : Dinas kesehatan DO : Drop out DPT : Difteri pertusis tetanus D/S : Balita ditimbang dibagi sasaran balita di suatu wilayah kerja GAKIN : Keluarga miskin GAKY : Gondok akibat kurang yodium GDR RS : Gross death rate rumah sakit = jumlah kematian di RS di bagi jumlah pasien keluar RS GHPR : Gigitan hewan penular rabies Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan vii

GHTR : Gigitan hewan tersangka rabies HIV/ AIDS : Human immunodeficiency virus/ Aquared Immunodeficiency disease syndrom. IMS : Infeksi menular seksual IR : Insident rate IRT : Ibu rumah tangga IRT : Industri rumah tangga ISPA : Inspeksi saluran pernafasan akut JAMKESDA : Jaminan kesehatan daerah JAMKESMAS : Jaminan kesehatan masyarakat JAS : Jajanan anak sekolah JPS-BK : Jaring pengaman sosial bidang kesehatan JPKM : Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat KAB : Kabupaten KB : Keluarga berencana KEK : Kurang energi kronik KEMENKES : Kementerian kesehatan KESGA : Kesehatan keluarga KESLING : Kesehatan lingkungan KESTRAD : Kesehatan tradisional KH : Kelahiran hidup KIA : Kesehatan ibu dan anak KIE : Komunikasi informasi dan edukasi KIPI : Kejadian ikutan pasca imunisasi KLB : Kejadian luar biasa KN : Kunjungan neonatus KN 1 : Kunjungan neonatus pertama KN 3 : Kunjungan neonatus lengkap KPKIA : Kelompok peminatan kesehatan ibu dan anak K3JH : Kartu kewaspadaan kesehatan jemaah haji LOS : Length of Stay = jumlah hari rawat dibagi jumlah pasien keluar hidup dan mati MAKMIN : Makanan dan minuman MP ASI : Makanan pendamping air susu ibu MTBS : Manajemen tata laksana balita sakit NDR : Net death rate RS = jumlah kematian < 48 jam di RS dibagi jumlah pasien keluar RS dikali seratus persen N/D : Berat badan balita naik dibagi balita ditimbang PENASUN : Pengguna narkotika suntik PF : Plasmodium falciparum PHBS : Perilaku hidup bersih dan sehat PDRB : Produk domestik regional brutto PD3I : Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi PKDR : Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan PMIX : Plasmodium Mixed (Gabungan plasmodium) PMK : Pengendalian masalah kesehatan PMT : Pemberian makanan tambahan POD : Pos obat desa Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan viii

POSKESDES : Pos kesehatan desa POSYANDU : Pos pelayanan terpadu PPSDM : Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia PROMKES : Promosi kesehatan PSG : Pemantauan status gizi PSK : Pekerja seks komersial PUS : Pasangan usia subur PUSKESMAS : Pusat kesehatan masyarakat PUSLING : Puskesmas keliling = mobil puskesmas PUSTU : Puskesmas pembantu PV : Plasmodium vivak PWS : Pemantauan wilayah setempat P2 : Penanggulangan penyakit P-3 NAPZA : Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika psikotropika dan zat adiktif P-IRT : Pangan industri rumah tangga RDT : Rapid diagnostic test RISTI : Risiko tinggi RISKESDAS : Riset kesehatan dasar SAR : Serum anti rabies SAB : Sumber air bersih SDK : Sumber daya kesehatan SDKI : Survei demografi kesehatan Indonesia SGL : Sumur gali lubang SIK : Sistem informasi kesehatan SPAL : Saluran pembuangan air limbah SPM : Standar pelayanan minimal SPT : Sumur pompa tangan SP2TP : Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas STBM : Sanitasi total berbasis masyarakat TB : Tuberculosis TH : Tahun TKI : Tenaga kerja Indonesia TOI : Turn Over Interval TPS : Tempat pembuangan sampah TT : Tetanus toxoid TTU : Tempat-tempat umum TUPM : Tempat umum pengolahan makanan UCI : Universal of child immunization UHH : Umur harapan hidup UKGS : Usaha kesehatan gigi sekolah USILA : Usia lanjut Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan ix

DAFTAR TABEL Nomor tabel -------------------------------------------------------------------------- Hal. 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan menurut Kecamatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 6 2.2 Jumlah Persentase Penduduk Lampung Selatan Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2012... 9 2.3 Persentase Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010-2012..... 10 2.4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010-2012... 11 3.1 Angka Kematian Bayi Kab. Lampung Selatan Tahun 2008 2012... 15 3.2 Angka Kematian Ibu Kab. Lampung Selatan Tahun 2007 2012... 19 3.3 Sepuluh Besar Penyakit Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012.... 21 3.4 Situasi IMS dan HIV/AIDS di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2006 s/d 2012... 29 3.5 Jumlah kasus DBD di Kabupaten Lampung Selatan Th 2008 s/d 2012... 36 4.1 Data cakupan imunisasi bumil Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012..46 4.2 Data cakupan imunisasi bayi Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012.....69 4.3 Hasil Pelacakan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (KJ3H)... 100 5.1 Analisa Ketersediaan Obat dan Vaksin Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012...... 101 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan x

DAFTAR GAMBAR Nomor gambar -------------------------------------------------------------------------- Hal. 2.1 Peta Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 7 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xi

DAFTAR GRAFIK Nomor grafik -------------------------------------------------------------------------- Hal. 2.1 Persentase Rasio Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 8 2.2 Komposisi Penduduk Kabupaten Lampung Selatan Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 2012...... 9 3.1 Trend Kasus Kematian Ibu Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012... 15 3.2 Proporsi Kematian Bayi Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 17 3.3 Trend Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012... 19 3.4 Persentase AFP Rate di Kab. Lampung Selatan th 2012... 22 3.5 Prevalensi TB Paru BTA+ Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 23 3.6 Case Detection Rate (CDR) Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 25 3.7 Case Detection Rate (CDR) Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 25 3.8 Persentase Angka Kesembuhan dan Angka Kesuksesan Penderita TB Paru BTA (+) Per Puskesmas di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 26 3.9 Kasus ISPA Pneumonia Balita Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2005 s/d 2012... 27 3.10 Penemuan Penderita Pneumonia Balita Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 28 3.11 Jumlah Kumulatif Kasus HIV di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012... 29 3.12 Jumlah Kumulatif Kasus IMS di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012... 30 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xii

3.13 Kasus HIV Berdasarkan Kelompok Resiko Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 30 3.14 Kasus HIV Berdasarkan Pekerjaan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 31 3.15 Kasus HIV Berdasarkan Usia Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 31 3.16 Kasus HIV Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 32 3.17 Kunjungan IMS Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 32 3.18 Kunjungan IMS Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 33 3.19 Kasus Diare Ditangani Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 34 3.20 Kasus Diare Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 34 3.21 Incident Rate Diare di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 35 3.22 Penemuan Kasus Baru Kusta Menurut Puskesmas dan Jenis Kelamin Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 35 3.23 Jumlah Kasus PD3I di Kab. Lampung Selatan Th 2012... 36 3.24 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 37 3.25 Situasi Kasus Malaria (AMI) Kab. Lampung Selatan Periode tahun 2012 s/d 2012... 38 3.26 API Per Puskesmas Kab. Lampung Selatan tahun 2012... 38 3.27 Proporsi Kasus Malaria Positif Berdasarkan Jenis Kelamin... 39 3.28 Proporsi Kasus Positif Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012..... 39 3.29 Persentase Plasmodium Malaria di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012. 40 3.30 Trend Kasus GHPR Per Puskesmas di Kab. Lampung Selatan Tahun 2010 s/d 2012... 41 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xiii

3.31 Trend Kasus GHTR Berdasarkan Bulan di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012...... 41 3.32 Kasus GHPR Berdasarkan Hewan Pengigit di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012...... 42 3.33 Prevalensi Balita Status Gizi Kurang dan Gizi Buruk Menurut Indeks Berat Badan Umur di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 43 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu hamil Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 45 4.2 Persentase Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 46 4.3 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi pada Ibu Hamil Tahun 2010 s/d 2012... 48 4.4 Persentase Cakupan Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3 Per Puskesmas Kab. Lampung Selatan Tahun 2012...... 48 4.5 Persentase Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012...... 50 4.6 Persentase Cakupan Pertolongan oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 50 4.7 Persentase Cakupan Pelayanan Nifas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 51 4.8 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin-A pada Ibu Nifas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 52 4.9 Persentase Bumil Risti/Komplikasi yang Dirujuk Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 53 4.10 Persentase Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 54 4.11 Persentase Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 55 4.12 Jumlah Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Dua Kali Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010 s/d 2012...... 56 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xiv

4.13 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 57 4.14 Balita Ditimbang (D/S) Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010 s/d 2012...... 59 4.15 Persentase Balita Ditimbang D/S Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 59 4.16 Persentase Balita Berat Badan Naik Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 60 4.17 Persentase Balita Di Bawah Garis Merah Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 61 4.18 Cakupan Peserta KB Baru dan KB Aktif Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 63 4.19 Persentase Kasus KB Baru & KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 63 4.20 Cakupan Kunjungan Neonatus KN1 & KN3 (Lengkap) Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 65 4.21 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 67 4.22 Perbandingan Jumlah Desa UCI dan Non UCI Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 68 4.23 Cakupan UCI Desa Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2009 s/d 2012. 69 4.24 Cakupan Imunisasi Bayi Kabupaten Lampung Selatan Th 2012... 70 4.25 DO DPT1-Campak Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 71 4.26 Persentase Cakupan Bayi Mendapat ASI Eksklusif Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 72 4.27 Persentase Balita Gizi Buruk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012.... 73 4.28 Persentase Penjaringan Kesehatan Siswa SD Setingkat Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 74 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xv

4.29 Persentase Penjaringan Kesehatan Siswa SD Setingkat Menurut Gender di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 75 4.30 Persentase Pelayanan Kesehatan Siswa SD Setingkat Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 75 4.31 Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 76 4.32 Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut Berdasarkan Gender di Kabupaten Lampung Selatan Th 2012... 77 4.33 Jumlah Penderita pada KLB Menurut Jenis KLB dan Jenis Kelamin di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 78 4.34 Rasio Tumpatan: Pencabutan Gigi pada Pelayanan Gigi dan Mulut Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 79 4.35 Cakupan Pelayanan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 80 4.36 Frekuensi Kegiatan Penyuluhan Kesehatan di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 81 4.37 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 82 4.38 Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Pasien Miskin di Kabupaten Lampung Selatan pada strata 1 Tahun 2012... 83 4.39 Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Pasien Miskin di Kabupaten Lampung Selatan pada strata 2 dan 3 Tahun 2012... 83 4.40 Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Pasien Miskin di Kabupaten Lampung Selatan pada strata 1 Tahun 2012... 84 4.41 Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Pasien Miskin di Kabupaten Lampung Selatan pada strata 2 dan 3 Tahun 2012... 84 4.42 Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012...... 85 4.43 Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012...... 86 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xvi

4.44 Pencapaian Bed Occupancy Rate (BOR) RSUD H. Dr. Bob Bazar, SKM Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 86 4.45 Jumlah Rumah Tangga PHBS yang Dipantau di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 88 4.46 Persentase Rumah yang diperiksa dan Rumah Sehat Per Puskesmas di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 89 4.47 Persentase Rumah Sehat Hasil Inspeksi Sanitasi Petugas Puskesmas di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 90 4.48 Persentase Sarana Air Bersih yang digunakan Rumah Tangga di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 91 4.49 Persentase Sumber Air Bersih yang digunakan Rumah Tangga di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 92 4.50 Persentase Rumah Tangga dengan Sarana Sanitasi Dasar (Jamban) di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 93 4.51 Persentase Rumah Tangga dengan Sarana Sanitasi Dasar (Tempat Sampah) di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 94 4.52 Persentase Rumah Tangga dengan Sarana Sanitasi Dasar (SPAL) di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 94 4.53 Persentase TUPM di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 95 4.54 Institusi Dibina Kesehatan Lingkungan se-kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 96 4.55 Sebaran Jemaah Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 98 4.56 Sebaran Jemaah Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 98 4.57 Sebaran Jemaah Berdasarkan Tempat Pemeriksaan Kesehatan Pertama dan Lanjutan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 99 4.58 Sebaran Jemaah Berdasarkan Kategori Jemaah Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 99 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xvii

5.1 Jumlah Pengobat Tradisional yang Terdaftar Menurut Puskesmas dikab. Lampung Selatan Tahun 2012...... 103 5.2 Distribusi Sarana Kesehatan Tradisional di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 104 5.3 Jumlah Toga Berdasarkan Tingkat Perkembangan di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012...... 105 5.4 Persentase JAS Memenuhi Syarat Menurut Puskesmas di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012... 106 5.5 Persentase IRT-P yang Terdaftar dan Memenuhi Syarat Menurut Puskesmas di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012... 107 5.6 Strata Posyandu di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012...... 110 5.7 Distribusi Tenaga Kesehatan di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 113 5.8 Persentase Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 113 5.9 Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012...... 114 5.10 Persentase Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumbernya di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012... 115 5.11 Trend Persentase Pembiayaan Kesehatan Bersumber APBD Terhadap Total APBD Kab. Lampung Selatan Tahun 2010 s/d 2012...... 116 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xviii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Nomor: 095/00668.A/III.03/2013 Tentang Pembentukan Tim Penyusun Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Lampiran 2 : Resume Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xix

DAFTAR TABEL LAMPIRAN Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Rata-rata Jiwa, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 2 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin dan Kecamatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 3 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kecamatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 6 : Jumlah Kelahiran menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 7 : Jumlah Kematian bayi dan balita menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 8 : Jumlah Kematian Ibu menurut kelompok umur, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 9 : Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (non polio) menurut kelompok umur, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 10 : Jumlah Kasus TB Paru dan Kematian akibat TB menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 11 : Jumlah Kasus dan angka penemuan kasus TB Paru BTA + menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 12 : Jumlah Kasus dan kesembuhan TB Paru BTA + menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xx

Tabel 13 : Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 14 : Jumlah Kasus baru HIV, AIDS dan IMS lainnya menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 15 : Persentase Donor Darah diskrining terhadap HIV-AIDS menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 16 : Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 17 : Jumlah kasus baru kusta menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 18 : Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan cacat tingkat 2 menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 19 : Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 20 : Persentase penderita kusta selesai berobat menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 21 : Jumlah kasus penyakit PD3I menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 22 : Jumlah kasus penyakit PD3I menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 23 : Jumlah Kasus DBD menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xxi

Tabel 24 : Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 25 : Penderita filariasis ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 26 : Bayi BBLR menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 27 : Status Gizi Balita menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 28 : Cakupan kunjungan ibu hamil, salin tenaga kesehatan, dan pelayanan ibu nifas menurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 29 : Persentase cakupan. Imunisasi TT pd bumil menurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 30 : Jumlah bumil yang mendapatkan FE-1 dan FE-3 menurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 31 : Jumlah dan persentase bumil dan neonatal resti ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 32 : Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi, anbal dan ibu nifas menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 33 : Proporsi Peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 34 : Proporsi Peserta KB Baru menurut jenis kontrasepsi, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xxii

Tabel 35 : Jumlah peserta KB Baru dan KB aktif Proporsi Peserta KB Aktif menurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 36 : Cakupan kunjungan neonatus menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 37 : Cakupan kunjungan bayi menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 38 : Cakupan desa/kelurahan UCI menurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 39 : Cakupan imunisasi DPT, HB, dan campak menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 40 : Cakupan imunisasi BCG dan Polio menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 41 : Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 42 : Pemberian MP ASI Anak Usia 6-23 bulan gakin menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 43 : Cakupan pelayanan anbal menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 44 : Jumlah Balita ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 45 : Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xxiii

Tabel 46 : Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 47 : Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 48 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 49 : Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 50 : Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis KLB KabupatenLampung SelatanTahun 2012 Tabel 51 : Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 jam Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 52 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 53 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 54 : Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 55 : Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis Kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xxiv

Tabel 56 : Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan hampir miskin) menurut strata sarana kesehatan, Jenis Kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 57 : Cakupan Pelayanan rawat inap masyarakat miskin (dan hampir miskin) menurut strata sarana kesehatan, Jenis Kelamin, kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 58 : Jumlah Kunjungan rawat jalan, rawat inap, dan kunjungan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 59 : Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 60 : Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 Tabel 61 : Persentase Rumah Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 62 : Persentase rumah sehat menurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 63 : Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes menurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 64 : Persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan, menurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 65 : Persentase keluarga menurut sumber air minum yang digunakanmenurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xxv

Tabel 66 : Persentase keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasarmenurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 67 : Persentase tempat umum dan pengelolaan makanan (TUPM) sehat menurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 68 : Persentase institusi dibina kesehatan lingkungannyamenurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 69 : Ketersediaan obat menurut jenis obat Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 70 : Jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 71 : Sarana pelayanan kesehatan dengan kemampuan labkes dan memiliki 4 spesialis dasar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 72 : Jumlah posyandu menurut strata, kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 73 : Upaya Kesehatan Bersumber daya masyarakat (UKBM) menurut kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 74 : Jumlah Tenaga Medis di sarana kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 75 : Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 76 : Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 77 : Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan sanitasi di Sarana Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xxvi

Tabel 78 : Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan fisioterapis di Sarana Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel 79 : Anggaran Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xxvii

DAFTAR TABEL TAMBAHAN LAMPIRAN Tabel tambahan 1 : Data pengobat tradisional berdasarkan jenisnya Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel tambahan 2 : Distribusi sarana kesehatan tradisional yang terdaftar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel tambahan 3 : Tabel tambahan 4 : Jumlah toga (taman obat keluarga) berdasarkan tingkat perkembangan toga Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Kebutuhan pengadaan ketersediaan obat essensial dan obat generik Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel tambahan 5 : Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel tambahan 6 : Persentase jas (jajanan anak sekolah) yang menggunakan btp (bahan tambahan pangan) memenuhi syarat Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel tambahan 7 : Tabel tambahan 8 : Tabel tambahan 9 : Persentase industri rumah tangga pangan (IRTP) yang terdaftar dan memenuhi syarat Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Persentase ketersediaan garam beryodium yang memenuhi syarat Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Rasio Puskesmas terhadap 20.000 penduduk Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel tambahan 10 : Rasio Puskesmas pembantu terhadap 6.000 penduduk Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel tambahan 11 : Rasio Puskesmas keliling terhadap Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xxviii

Tabel tambahan 12 : Status akreditasi rumah sakit Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel tambahan 13 : Persentase penulisan resep obat generik Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel tambahan 14 : Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas dan rasio korban luka dan meninggal terhadap jumlah penduduk Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel tambahan 15 : Persentase desa/kelurahan dengan garam beryodium yang baik menurut Kabupaten Lamsel Tahun 2012 Tabel tambahan 16 : Persentase pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Tabel tambahan 17 : Cakupan wanita usia subur mendapat kapsul yodium Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan xxix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagian investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan merupakan variabel yang dipengaruhi dan dapat juga variabel yang mempengaruhi dari aspek demografi/ kependudukan, keadaan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat termasuk tingkat pendidikan serta keadaan dan perkembangan lingkungan fisik maupun biologi. Salah satu kebutuhan dalam pembangunan dan usaha mencapai tujuan pembangunan kesehatan adalah berupa informasi yang valid dan akurat. Oleh karena itu pengembangan sistem informasi, khususnya di bidang kesehatan perlu dimantapkan dan dikembangkan, sehingga akan mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan dan pengembangan upaya-upaya kesehatan demi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu bentuk pengembangan sistem informasi di bidang kesehatan adalah menampilkan hasil pembangunan di bidang kesehatan, Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan 1

2 yang diwujudkan dalam penyajian data keberhasilan pencapaian programprogram kesehatan yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Lampung Selatan, yaitu dalam bentuk buku Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan adalah gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Lampung Selatan, yang memuat berbagai data tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun. Data dan informasi yang termuat antara lain data kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program kesehatan, masalah kesehatan dan lain sebagainya. Profil kesehatan ini disajikan secara sederhana dan informatif dengan harapan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan, khususnya dan semua masyarakat pada umumnya. Selain untuk menyajikan informasi kesehatan, profil bisa dipakai sebagai tolok ukur keberhasilan atau kemajuan pembangunan kesehatan yang telah dilakukan selama tahun 2012 dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan, untuk memberikan gambaran tentang pembangunan kesehatan, program dan kebijakan yang dilaksanakan di Kabupaten Lampung Selatan, sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kegiatan, program dan kebijakan di bidang kesehatan, sekaligus bisa dipakai sebagai bahan evaluasi dalam upaya Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Bermutu yang Merata dan Terjangkau Menuju Kabupaten Lampung Selatan Sehat 2015. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

3 B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Maksud penyusunan Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan adalah untuk memantapkan dan mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan, sehingga dapat digunakan secara aplikatif sebagai acuan dalam manajemen pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan. 2. Tujuan a. Tujuan Umum Memberikan informasi tentang program-program pembangunan kesehatan, pencapaian pembangunan kesehatan dan kinerja pembangunan kesehatan. b. Tujuan Khusus 1) Tersedianya data tentang data geografi, demografi, dan sosial ekonomi. 2) Evaluasi keberhasilan upaya kesehatan 3) Evaluasi kinerja pembangunan kesehatan 4) Terciptanya suatu sistem informasi kesehatan yang dapat digunakan sebagai indikator pencapaian program dan kegiatan kesehatan. C. Sistematika Agar Profil Kesehatan 2012 ini dapat bisa lebih informatif, maka profil kesehatan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematika dari penyajiannya. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

4 BAB II : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Lampung Selatan. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya. BABIII : BAB IV : BAB V : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka keadaan status gizi masyarakat. Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehaan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indicator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten Lampung Selatan tahun 2012. Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

5 BAB VI : Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

6 BAB II GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN Kabupaten Lampung Selatan dengan luas wilayah daratan ± 2.007,01 km 2 memiliki 248 desa dan 3 kelurahan yang tersebar di 17 kecamatan. Rincian pembagian wilayah per kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1 dan gambar 2.1. Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 No Kecamatan Luas Jumlah Wilayah (Km 2 ) Desa Kelurahan Desa + Kel 1 Penengahan 132,98 22 0 22 2 Bakauheni 57,13 5 0 5 3 Ketapang 108,6 16 0 16 4 Palas 171,39 21 0 21 5 Sragi 81,92 10 0 10 6 Kalianda 161,4 24 3 27 7 Rajabasa 100,39 15 0 15 8 Sidomulyo 122,53 15 0 15 9 Way Panji 38,45 4 0 4 10 Way Sulan 46,54 8 0 8 11 Candipuro 84,69 14 0 14 12 Katibung 175,77 12 0 12 13 Tanjung Sari 103,32 8 0 8 14 Merbau Mataram 113,94 15 0 15 15 Tanjung Bintang 129,72 16 0 16 16 Jati Agung 164,47 21 0 21 17 Natar 213,77 22 0 22 Total 2007,01 248 3 251 Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan th 2012

7 Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Lampung SelatanTahun 20122 Sumber : Bappeda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Gambaran ambaran umum Kabupaten Lampung Selatan dan perilaku penduduk meliputi keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan. A. Keadaan Penduduk Masalah kependudukan di Kabupaten Lampung Selatan pada dasarnya meliputi dua hal pokok, yaitu komposisi penduduk yang kurang menguntungkan (tingginya tingginya proporsi penduduk berusia muda) dan persebaran penduduk yang kurang merata. Profil Kesehatan sehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

8 1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Lampung pung Selatan berdasarkan hasil proyeksi royeksi penduduk enduduk BPS Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 berjumlah 944.437 9 jiwa yang tercatat pada 240.928 rumah tangga, terdiri dari 485.516 penduduk laki-laki dan 458.921 penduduk perempuan. Dari 240.928 rumah tangga dengan rata rata-rata jiwa per rumah tangga sebanyak 3,92 jiwa. Data dapat dilihat secara ecara terperinci pada tabel lampiran ampiran 1 dan 2. Grafik 2.1 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 201 2012 2. Komposisi Penduduk a. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Ko Komposisi penduduk pada tahun 2012 menurut kelompok umur menunjukkan bahwa 288.603 penduduk Kabupaten Lampung Selatan berusia berusi muda (umur 0-14 tahun), 465.265 berusia produktif (umur 15-44 15 tahun) dan hanya 4,8% % yang berusia 65 tahun keatas. Profil Kesehatan sehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

9 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Selatan Menurut Golongan Umur Dan Jenis Kelamin Tahun ahun 201 2012 NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) JUMLAH PENDUDUK 1 2 3 4 0-4 5-14 15-44 45-64 48.920 99.596 239.286 75.257 46.270 70.134 225.979 93.816 LAKI-LAKI +PEREMPUAN 95.190 193.413 465.265 145.390 5 65 + 22.457 46.270 45.179 485.516 458.921 944.437 JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN S Sumber :BPS BPS Kabupaten Kabu Lampung Selatan Tahun 2012 Berdasarkan komposisi penduduk diatas, menunjukkan bahwa komposisi penduduk di Kabupaten Lampung Selatan didominasi oleh penduduk usia produktif sebanyakk 465.265 jiwa (49,3%) %) yaitu dari kelompok umur 15-44 tahun dan diikuti jumlah penduduk usia muda, yakni kelompok umur 5-14 14 tahun sebanyak 193.413 jiwa (20,5%) dan selanjutnya penduduk usia lanjut (kelompok kelompok umur 65 tahun keatas) sebanyak 45.179 jiwa (4.8%). Adapun gambaran komposisi penduduk Lampung Selatan dapat dilihat pada grafik penduduk dibawah ini. Kelompok Umur Grafik 2.3 Komposisi Penduduk Kabupaten Lampung Selatan Menurut Jenis Kelamin dan KelompokUmur Tahun 201 2012 65+ 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 '10-14 '5-9 0-4 Perempuan Laki Laki-Laki Laki-laki : 485.516 jiwa -60.000 60.000-40.000 Perempuan : 458.921 jiwa -20.000 0 20.000 Sumber :BPS BPS Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 201 Profil Kesehatan sehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan 40.000 60.000

10 b. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 dapat dilihat dari tabel 2.2, dengan jumlah penduduk 944.437 jiwa, 485.516 jiwa laki-laki (51,4%) dan 458.921 jiwa perempuan (48,6%), artinya rasio jenis kelamin di Kabupaten Lampung Selatan antara penduduk laki laki dan perempuan pada tahun 2012 adalah sebesar 105,79 (sedikit diatas angka 100). Hal ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan relatif sama (seimbang). Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 2. 3. Persebaran Penduduk Luas wilayah Kabupaten Lampung Selatan adalah 2.007,01 km² dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak 944.437 jiwa, ini berarti kepadatan rata-rata penduduk di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2012 adalah 471 jiwa per km², mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu 437 jiwa per km² (tahun 2011). Persentase luas wilayah dan kepadatan penduduk dapat digambarkan pada tabel dibawah ini : Tabel 2.3 Luas Wilayah Dan Kepadatan Penduduk Menurut KecamatanKabupaten Lampung Selatan Tahun 2010-2012 NO KECAMATAN 1 2 2 LUAS(Km ) PERSENTASE KEPADATAN 2 PENDUDUK PER Km 2010 2011 3 4 5 6 2012 7 1 Penengahan 132,98 6,63 284.83 288,56 274,5 2 Bakauheni 57,13 2,85 361.93 367,34 382,34 3 Ketapang 108,60 5,41 423.25 429,25 439,09 4 Palas 171,39 8,54 322.10 326,59 321,18 5 Sragi 81,92 4,08 337.07 342,44 396,31 6 Kalianda 161,40 8,04 448.74 456,05 521 7 Rajabasa 100,39 5,00 206.84 209,12 213,48 8 Sidomulyo 122,53 6,11 358.51 364,09 472,51 9 Way Panji 38,45 1,92 430.46 429,6 434,56 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

11 NO KECAMATAN LUAS(Km2) PERSENTASE KEPADATAN 2 PENDUDUK PER Km 2010 2011 2012 Way Sulan 46,54 2,32 456.81 461,86 470,26 11 Candipuro 84,69 4,22 592.13 598,37 615,35 12 Katibung 175,77 8,76 325.08 329,18 363,15 13 Tanjung Sari 103,32 5,15 262.50 265,21 270,75 14 Merbau Mtrm 113,94 5,68 406.01 413,81 419,2 15 Tj.Bintang 129,72 6,46 525.43 534,35 549,81 16 Jati Agung 164,47 8,19 623.94 633,29 652,14 17 Natar 213,77 10,65 681.25 688,97 835,57 431 437 471 10 2.007,01 Jumlah 100 Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 B. Keadaan Sosial Ekonomi Masalah ekonomi dapat diketahui dari berbagai indikator antara lain produk domestik regional bruto, angka beban ketergantungan dan tingkat pendidikan penduduk. 1. Produk Domestik Regional Bruto Kemampuan perekonomian Kabupaten Lampung Selatan yang diukur dengan Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga yang berlaku dan harga konstan. PDRB berdasarkan harga yang berlaku cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 menjadi Rp 13.819.169 juta dari Rp 11.632.678 juta (tahun 2011). Dengan laju pertumbuhan ekonomi 18,80%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 (6,03%), hal ini disebabkan karena meningkatnya PDRB berdasarkan harga konstan di beberapa sektor seperti sektor pertanian, pertambangan, industri pengolahan, bangunan dan sektor perdagangan hotel restoran. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

12 Tabel 2.4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lampung SelatanTahun 2008-2012 PDRB PDRB atas dasar harga berlaku (Juta rupiah) PDRB atas dasar harga Konstan (Juta rupiah) Pertumbuhan ekonomi atas harga konstan (%) 2008 2009 2010 2011*) 2012***) 7.528.225 8.907.613 10.213.365 11.632.678 13.819.169 3.908.442 4.114.980 4.350.044 4.615.643 4.906.298 5,09 5,28 5,71 6,11 6,30 *) Angka diperbaiki ***) Angka sementara Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 2. Beban Tanggungan Rasio beban tanggungan digunakan untuk mengetahui beban tanggungan ekonomi suatu negara. Tingginya rasio beban tanggungan merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi suatu negara karena sebagian besar pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan golongan yang tidak produktif. Di Kabupaten Lampung Selatan angka beban tanggungan pada tahun 2012 mencapai 97,10% artinya bahwa sebanyak 479.172 penduduk usia non produktif ditanggung oleh 465.265 penduduk usia produktif. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

13 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Derajat kesehatan masyarakat dapat digambarkan dengan meliputi indikator yaitu mortalitas, morbiditas, dan status gizi. Mortalitas dilihat dari indikator angka kematian bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian balita (AKABA) per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup. Morbiditas dilihat dari angka kesakitan malaria per 1.000 penduduk, angka kesembuhan TB Paru BTA (+), prevalensi HIV (persentase kasus terhadap penduduk beresiko), angka accute flacid paralysis (AFP) pada anak usia < 15 tahun per 100.000 anak, dan angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) per 100.000 penduduk. Sedangkan status gizi dilihat dari persentase status gizi balita dan informasi besaran masalah gizi (ibu hamil kekurangan energi protein (KEK), dan kekurangan yodium). Selain indikator tersebut diatas, disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih relevan yaitu angka harapan hidup (AHH), dan angka kesakitan beberapa penyakit tertentu lainnya. A. Mortalitas (Angka Kematian) Kejadian kematian di masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesakitan, karena umumnya merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab terjadinya kematian baik langsung maupun tidak langsung. Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun. Besarnya tingkat kematian dan penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir dapat dilihat sebagai berikut ini: Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

14 1. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka kematian ibu (AKI) merupakan indikator dari keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Kasus kematian ibu mencakup pada jumlah kematian ibu terkait pada masa selama kehamilan, masa proses persalinan maupun masa nifas yang dihitung per 100.000 kelahiran hidup. Status kesehatan masyarakat khususnya masyarakat Lampung Selatan salah satunya dilihat dari kematian ibu. Untuk Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2012 jumlah kematian ibu sebanyak 18 orang yang terdiri dari kematian ibu pada saat kehamilan sebanyak orang, kematian ibu pada saat proses persalinan sebanyak 7 orang dan kematian ibu pada saat masa nifas sebanyak 5 orang. Jika dilihat dari faktor penyebab kematian ibu di Kabupaten Lampung Selatan bervariasi namun masih didominasi pada 3 penyebab yaitu pendarahan, eklamsia, dan infeksi. Faktor penyebab dari kematian ibu pada saat masa kehamilan bervariasi, yaitu : Eklamsia (2 orang) terjadi di wilayah kerja Puskesmas Natar dan Puskesmas Way Sulan, Penyakit penyerta (3 orang) terjadi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Bintang, Penengahan dan Sragi Emboli air ketuban (1 orang), terjadi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Sari. Faktor penyebab dari 7 (tujuh) kematian ibu pada masa proses persalinan yaitu : Perdarahan post partum (PPH) (4 orang), terjadi di wilayah kerja Puskesmas Ketapang, Tanjung Bintang, Rajabasa dan Natar Eklamsia (3 orang), terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Ketapang, Tanjung Sari dan Kalianda. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

15 Sedangkan faktor penyebab 5 (lima) kematian ibu nifas yaitu : pada saat masa Penyakit penyerta (3 orang), terjadi di Wilayah kerja Puskesmas Branti Raya, Banjar Agung dan Sidomulyo Emboli paru (1 orang), terjadi di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Infeksi (1 orang) terjadi di Puskesmas Ketapang Grafik 3.1 Kasus Kematian Ibu Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012 25 20 15 10 5 14 8 12 22 18 0 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Th 2008 s/d 2012 Tabel 3.1 Angka Kematian Ibu Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012 Tahun JumlahKasus Kelahiran Hidup Angka 2008 2009 20100 20111 20122 14 8 12 22 18 19.902 18.016 18.188 19.528 19.826 70,34/100.000 KH 44,41/100.000 KH 65,98/100.000 KH 112,,66/100.000 KH 90,85/100.000 KH Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Lampung Selatan Th 2008 s/d 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

16 Melihat data di atas terlihat trend AKI menurun pada periode 2008 s/d 2009, tetapi meningkat kembali pada periode tahun 2010 s/d 2011, dan pada tahun 2012 mengalami penurunan kembali menjadi 18 dari 22 kematian atau 90,85 dari 112,66 per 100.000 kelahiran hidup. Melihat kondisi tersebut, selama kurun waktu tahun 2012 mengindikasikan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan telah melakukan upayaupaya penurunan kasus kematian ibu melalui beberapa kegiatan yaitu antara lain perbaikan status gizi ibu hamil, kesadaran perilaku terhadap PHBS, kesehatan lingkungan serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil dan tata laksana pertolongan persalinan normal yang optimal. Selanjutnya untuk menurunkan atau mempertahankan kondisi ini pada tahun-tahun berikutnya diperlukan upaya-upaya antara lain dengan mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran bidan, sehingga para bidan di desa sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak, dapat meningkatkan ketrampilan dan kemampuannya melalui pelatihan kebidanan dan sejenisnya. 2. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka kematian bayi (AKB) merupakan indikator dari derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah baik pada tatanan kabupaten, propinsi maupun nasional. Angka kematian bayi mencakup jumlah bayi yang meninggal terkait pada fase kelahiran hingga bayi sebelum berumur 1 tahun yang dihitung per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian bayi di Kabupaten Lampung Selatan selama tahun 2012 sebanyak 103 bayi, terdiri dari dikelompokkan berdasarkan umur, yaitu : Masa perinatal (0 7 hari) : 72 bayi Masa neonatal (8 28) : 13 bayi Masa bayi ( 1 12 bulan) : 18 bayi. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

17 Grafik 3.2 Proporsi Kematian Bayi Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 18; 17% Masa perinatal (0 7 hari) Masa neonatal (8 28) Masa bayi ( 1 12 bulan) 13; 13% 72; 70% Menurut laporan 24 puskesmas diketahui bahwa faktor penyebab kematian bayi di Kabupaten Lampung Selatan selama tahun 2012 umumnya disebabkan oleh 3 faktor yaitu asfiksia, BBLR dan Kelainan Kongenital. Berdasarkan faktor penyebab tersebut, kematian bayi pada masa perinatal karena asfiksia sebanyak 27 bayi, terbanyak dan tersebar di Puskesmas Candipuro, Sidomulyo, dan Sragi. Kematian perinatal yang disebabkan karena BBLR sebanyak 27 bayi, terbanyak dan tersebar di Puskesmas Bakauheni, Candipuro dan Penengahan. Kematian perinatal yang disebabkan karena kelainan kongenital sebanyak 7 bayi dan lainnya 11 bayi. Kematian bayi masa neonatal sebanyak 13 bayi, disebabkan karena BBLR sebanyak 6 bayi, infeksi sebanyak 3 bayi, dan lain-lain sebanyak 4 bayi. Selanjutnya kematian bayi pada masa 1 12 bulan sebanyak 18 bayi, dan terbesar disebabkan karena Diare (4 bayi), Pneumonia (5 bayi), infeksi (2 bayi), BBLR (1 bayi), dan lain-lain (6 bayi). Program dan kegiatan kesehatan di Indonesia umumnya menitikberatkan pada upaya penurunan AKB, sehingga kasus kematian bayi perlu mendapat dukungan dan perhatian khusus dari berbagai sektor Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

18 terkait karena masih ada kasus kematian bayi, termasuk di Kabupaten Lampung Selatan. Kecenderungan penurunan AKB dapat dipengaruhi oleh semakin baiknya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan. Peningkatan pendapatan masyarakat juga berdampak pada peningkatan status gizi ibu baik pada masa sebelum hamil maupun pada saat masa kehamilan. Kondisi ini akan memberikan pengaruh besar baik pada kesehatan ibu maupun bayi. Di samping itu pula dalam rangka menurunkan AKB, perlu dilakukan upaya sejak awal kehamilan melalui program ANC (Ante Natal Care) yang berkualitas dan berintergrasi dengan berbagai lintas program. Upaya ini dapat dilakukan seperti antara lain dengan menjalin kerjasama pada bidang Pengendalian Masalah Kesehatan untuk berbagai masalah Penyakit Malaria dan HIV, Program Gizi untuk tata laksana penanganan kasus ibu hamil KEK dan Anemia. Disamping upaya tersebut di atas, peran serta masyarakat juga sangat diperlukan, yaitu antara lain menjalin kemitraan dengan berbagai tokoh masyarakat (kepala desa, kader, risma) dalam rangka meningkatkan kesadaran ibu hamil, khususnya pada ibu hamil dengan resiko tinggi, sehingga ibu hamil mau untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin pada tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter dan bidan) agar kehamilannya dapat terpantau dengan baik, dengan demikian jika terjadi kelainan pada saat kehamilan dapat dilakukan penanganan cepat sesuai dengan prosedur. Kematian bayi menurut wilayah puskesmas dapat dilihat pada tabel lampiran 7. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

19 Grafik 3.3 Trend Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012 200 150 100 113 145 104 189 103 50 0 Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Dari tabel di atas terlihat kasus kematian bayi di Kabupaten Lampung Selatan selama 5 tahun sangat fluktuatif, kasus kematian bayi pada tahun 2012 merupakan jumlah kasus terendah selama 5 tahun terakhir. Tabel 3.2 Angka Kematian Bayi Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2007 s/d 2012 Tahun JumlahKasus Kelahiran Hidup Rasio 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 113 145 104 189 103 19.902 18.016 18.188 19.528 19.826 5,67 per 1.000 KH 8,05 per 1.000 KH 5,72 per 1.000 KH 9,68 per 1.000 KH 5,17 per 1.000 KH Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Lampung Selatan Th 2008 s/d 2012 3. Angka Kematian Balita (AKABA) Menurut batasan BPS yang dimaksud angka ini adalah jumlah kematian pada umur 0 4 tahun selama periode 1 tahun per 1.000 balita pada pertengahan tahun tertentu. Angka ini merupakan refleksi faktor lingkungan yang mempengaruhi kematian balita seperti gizi, sanitasi penyakit menular dan kecelakaan. Berdasarkan SDKI 2012, sekitar 40 per 1.000 kelahiran hidup. AKABA Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

20 Angka kematian balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial, dalam arti besar dan tingkat kemiskinan penduduk, sehingga sering dipakai untuk mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk. Adapun nilai normatif AKABA yakni : a. Lebih besar dari 140 : tergolong sangat tinggi b. Antar 71-140 : sedang c. Kurang dari 71 : rendah Angka Kematian Balita di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 mencatat terjadi 2 kasus kematian balita (0,10 per 1.000 KH) yang terjadi pada fase diatas usia 1 tahun dengan jenis kelamin perempuan. Kematian balita masing-masing 1 (satu) anak terjadi di wilayah kerja Puskesmas Talang Jawa dan Puskesmas Ketapang. Dari nilai normatif AKABA Kabupaten Lampung Selatan dalam posisi rendah, tetapi dalam masalah tersebut masih memerlukan perhatian serius, agar tidak terjadi peningkatan kematian balita. B. Morbiditas (Angka Kesakitan) Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

21 1. Penyakit 10 Besar Berdasarkan laporan kunjungan pasien di puskesmas selama tahun 2012, penyakit yang paling banyak adalah Nasopharyngitis Akut (Common Cold) dan Gasteritis. Berikut disajikan tabel pola 10 penyakit terbanyak yang ada di Kabupaten Lampung Selatan : Tabel 3.3 Sepuluh Besar Penyakit Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 No Nama Penyakit Laki-laki Kunjungan Perempuan Total Kunjungan % 1 Nasopharyngitis Akut (Common Cold) 33.212 31.774 64.986 29,4 2 Gasteritis 12.568 14.952 27.520 12,45 3 Hypertensi 11.211 12.665 23.876 10,8 4 Diare dan Gastroenteritis 11.654 10.598 22.252 10,07 5 Pharingitis akut 10.478 10.255 20.733 9,38 6 Rheumathoid Atritis 8.463 8.932 17.395 7,87 7 Influenza 8.181 7.899 16.080 7,28 8 Dermatitis atopic 5.740 5.755 11.495 5,20 9 Dermatitis kontak 4.816 4.770 9.586 4,34 10 Conjuctivitis 3.519 3.576 7.095 3,21 Total 109.842 111.176 221.018 100 Sumber : Laporan SP2TP Puskesmas 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

22 2. Cakupan an Penemuan Penderita Penyakit Acute Flaccid Paralysis Grafik 3.4 Persentase AFP Rate di Kab. Lampung Selatan th 2012 20,00 17,42 16,00 12,00 8,00 4,00 9,62 8,49 7,20 5,11 6,15 3,94 8,50 3,11 0,00 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kab Sumber : Seksi Cegmat Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan th 2012 AFP merupakan bukan diagnosis suatu penyakit tetapi merupakan kumpulan gejala dengan manifestasi lumpuh layuh akut (mendadak) dan tanpa adanya tanda-tanda ruda paksa. AFP dapat merupakan gejala suatu penyakit utama, gejala penyakit penyerta, atau gejala komplikasi penyakit. Definisi AFP adalah setiap kelemahan atau kelumpuhan yang bersifat flaccid yang terjadi secara akut pada anak usia kurang dari 15 tahun. Kelumpuhan acute adalah perkembangan kelumpuhan yang berlangsung cepat antara 1-14 hari sejak terjadinya gejala awal (nyeri, kesemutan, rasa tebal/kebas) sampai kelumpuhan maksimal. Kelumpuhan flaccid adalah kelumpuhan yang layuh / lemas / tonus otot menurun atau hilang sehingga kekuatan otott menurun (paresis) atau tidak ada kekuatan otot (paralysis). Dari grafik 3.4 dapat diketahui bahwa AFP rate tingkat Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 sebesar 3,11% (9 kasus). Kasus yang tertinggi di temukan di Puskesmas Merbau Mataram sebanyak dua kasus, diikuti Puskesmas Penengahan, Ketapang, Sragi, Sidomulyo, Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

23 Candipuro, Tanjung Bintang dan Hajimena yang masing-masing terjadi satu kasus. 3. Penyakit Menular a. Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) Pengobatan penyakit TB Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS (Directly Observe Treatment Short cource) dan pengawasan menelan obat melalui penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan. Grafik 3.5 Prevalensi TB Paru BTA+ Menurut Puskemas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Per 100.000 pddk 800 600 400 200 0 134 137 61 99116 165 52 61 117111 90 288 154 132 25 32 620 27 64122 99 71 18 37 92 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2012, menurut data laporan dari 24 Puskesmas, kasus baru TB Paru BTA (+) tercatat sebanyak 835 orang ( laki-laki 501 orang dan perempuan 334 orang), dengan angka insidens rate sebesar 88,4 per 100.000 penduduk, dan kasus lama TB Paru BTA (+) sebanyak 30 orang (laki-laki 20 orang dan perempuan 10 orang). Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

24 Prevalensi kasus TB paru di tingkat Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 (92 per 100.000 penduduk), kondisi ini masih di bawah prevalensi regional Sumatra (160 per 100.000 penduduk) berdasarkan hasil survei. Tetapi bila dilihat pada puskesmas, terdapat 3 (tiga) puskesmas dengan prevalensi di atas prevalensi regional Sumatra ( >160 per 100.000 penduduk). Adapun puskesmas tersebut adalah Puskesmas Kalianda (165 per 100.000 penduduk), Way Sulan (288 per 100.000 penduduk) dan Talang Jawa (620 per 100.000 penduduk). Perlu diketahui bahwa prevalensi TB Paru di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 ini hanya berdasarkan pasien TB yang terjaring dan diobati di puskesmas, bukan prevalensi hasil survei, sehingga bila diadakan survei, ada kemungkinan prevalensi TB Paru hasilnya lebih tinggi dari pada 160 per 100.000 penduduk. Selama tahun 2012 terdapat 19 kematian TB Paru, kondisi ini mengindikasikan masih terdapat kasus yang terlambat dideteksi atau terlambat mendapat pengobatan, yang disebabkan berbagai hal sehingga menimbulkan kematian. Kondisi ini juga dapat diakibatkan adanya komplikasi berbagai penyakit. Karena pada hakekatnya kasus penyakit TB Paru bila ditemukan dan diobati sedini mungkin tidak akan menimbulkan kematian. Selengkapnya pada tabel lampiran 10. Berdasarkan jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Selatan, maka diperkirakan kasus TB BTA positif di masyarakat sekitar 1.517 orang. Pada tahun 2012 hanya ditemukan 835 kasus atau CDR (Case Detection Rate) 55,04%. Walaupun CDR masih rendah di sebagian besar puskesmas, namun demikian pencapaian yang cukup baik telah dicapai di Puskesmas Kalianda (104%) dan Bakauheni (79%). Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

25 120 100 80 60 % 40 20 0 Grafik 3.6 Case Detection Rate (CDR) Per Puskesmass Kabupaten Lampung Selatan Tahun 20122 104 71 79 59 70 70 74 74 71 77 68 57 51 56 38 40 41 48 50 55 31 36 40 13 26 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Grafik 3.7 Case Detection Rate (CDR) Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Perempuan 47% Laki-laki 62% Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lamsel Tahun 2012 Angka penemuan kasus/ Case Detection Rate (CDR) sebesar 55,04% masih di bawah target nasional (target 70% %). Selanjutnya penemuann kasus di atas target nasional terdapat di 8 puskesmas, yaitu Puskesmas Kalianda (104%), Bakauheni (79%), Banjar Agung (77%), Way Sulan (74%), Candipuro (74%), Merbau Mataram (71%), Bumidayaa (70%) dan Penengahan (71%). Kemudian CDR Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

26 berdasarkan jenis kelamin, laki-laki (62%) lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (46%). Selengkapnya pada tabel lampiran 11. Pada grafik 3.8 di bawah ini dapat diketahui bahwa angka kesembuhan/cure Rate sebesar 89,69% dan angkaa Success Rate sebesar 95,09%. Angka ini berada di atas target nasional (85%). Kondisi pencapaian ini mengindikasikan bahwa penatalaksanaan pengobatan TB Paru telah sesuai dengan pedoman pengobatan. Catatan untuk cakupan Cure Rate dan Success Rate tahun 2012 ini adalah hasil terapi pasien-pasien yang ditemukan dan diobati pada tahun 2011, sehingga hasil kasus pengobatan tahun 2012 dapat dievaluasii pada tahun 2013. Bila dilihat Cure Rate dan Susscess Rate per Puskesmas masih ada 4 puskemas yang belum mencapai Cure Rate target nasional (85%) yaitu Bumi Daya, Tanjung Bintang, Branti Raya, dan Sukadamai serta 1 puskesmas belum mencapai Sussces Rate target nasional (85%) yaitu Puskesmas Branti Raya. Selengkapnya data penyakit TB Paru pada lampiran tabel 12. Grafik 3.8 Persentase Angka Kesembuhan dan Angka Kesuksesan Penderita TB Paru BTA(+) Per Puskesmas di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 100 80 60 40 20 0 95,09 89,69 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Angka Kesembuhan Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kab Angka Kesuksesan Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

27 b. Penyakit ISPA Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena sering terjadi kematian pada balita. Berdasarkan survei kematian balita tahun 2012 di Indonesia sebanyak 40 per 1.000 KH. Untuk menghindari kerancuan istilah ISPA dan Pneumonia maka perlu dicermati definisi berikut ini : 1) Definisi ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) infeksi yang menyerang salah satu bagian /lebih dari saluran nafas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) 2) Definisi pneumonia : infeksi akut yang menyerang jaringan Paru- berat dan paru (alveoli) Target sasaran penemuan pnemonia (pneumonia pneumonia ringan) didapatkan dari 10% penemuan ISPA, dan target nasional penemuan pneumonia balita tahun 2012 (80%). Selanjutnya penemuann kasus pneumonia di atas usia 5 tahun, bukan menjadi prioritas nasional (bukan indikator keberhasilan program). Grafik 3.9 Kasus ISPA Pneumonia Balita Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2005 s/d 2012 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 < 1 thn 229 189 217 198 291 477 1-4 thn 497 376 284 405 545 847 2011 2012 470 719 840 1258 Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

28 Penemuan pneumonia selama kurun waktu tahun 2005 s/d 2012, cakupan masih rendah, namun demikian bila dilihat dari penemuann penderita mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Perkiraan penemuan penderita pneumonia balita Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 sebanyak 9.483 kasus (10% dari 94.826 balita), sedangkan target penemuan kasus tahun 20122 sebanyak 7.586 kasus (80% dari 9.483 kasus). Penemuan penderita pneumonia berat dan pneumonia ringan di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 sebanyak 1.977 kasus (26,1%), penemuan ini meningkat bila dibandingkan tahun 2011 (hanya 14,4%), walaupun masih dibawah target sasaran penemuan rendahnyaa penemuan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain belum terjalinnya jejaring penemuan kasus pneumonia di semua tingkat pelayanan kesehatan, manajemen tata laksana balita sakit (MTBS) belum terlaksana optimal serta belum semua pelayanan kesehatan menggunakan instrumen diagnosa pneumonia yang benar. Data selengkapnya pada tabel lampiran 13. Grafik 3.10 Penemuan Penderita Pneumonia Balita Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 120 100 80 60 40 20 0 78 74 61 46 33 21 16 8 9 7 10 10 9 7 5 4 4 3 2 target 2 1 1 1 0 21 Candipuro Sidomulyo Penengahan Natar Banjar Agung Tanjung Sari Karang Anyar Bakauheni Ketapang Sragi Way Urang Ketibung Way Sulan Merbau Mataram Sukadamai Bumi Daya Rajabasa Palas Kalianda Hajimena Branti Raya Tanjung Bintang Way Panji Talang Jawa Kabupaten Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

29 c. Penyakit HIV/AIDS Penyakit seksual termasuk infeksi HIV dan AIDS merupakan salah satu program yang menjadi prioritas yang dilaksanakan di Kabupaten Lampung Selatan. Situasi penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Lampung Selatan selama periode 2008 s/d 2012 kecenderungan peningkatan, seperti dalam tabel 3.4 berikut ini : Tabel 3.4 Situasi IMS dan HIV/AIDS Di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2006 s/d 2012 No Kasus Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 HIV/AIDS 0 0 1 17 23 2 IMS 33 49 31 293 426 Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan tahun 2012 Grafik 3.11 Jumlah Kumulatif Kasus HIV di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012 50 40 41 30 20 18 17 23 10 0 0 1 0 0 1 0 2008 2009 2010 2011 2012 HIV Kumulatif Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

30 Grafik 3.12 Jumlah Kumulatif Kasus IMS di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012 1000 800 832 600 400 406 293 426 200 0 82 113 33 49 31 33 2008 2009 2010 2011 IMS Kumulatif Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan tahun 2012 2012 Sebaran kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2012 terbanyak ada di Bakauheni (10 kasus), Kalianda (6 kasus), Penengahan (5 kasus), Sidomulyo (4 kasus), Bumi Daya (3 kasus), Candipuro (3 kasus), Ketapang (2 kasus) Katibung (1 kasus), Merbau Mataram (1 kasus), Natar (1 kasus), Talang Jawa (1 kasus), Way Sulan (1 kasus) dan Way Urang (1 kasus). Grafik 3.13 Kasus HIV Berdasarkan Kelompok Resiko Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

31 Grafik 3.14 Kasus HIV Berdasarkan Pekerjaan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Pada grafik 3.13 dan 3.14 diatas kasus HIV berdasarkan kelompok resiko, kasus terbanyak pada kelompok penasun (22%) dan wanita pekerja seks (20%) dan berdasarkan pekerjaan, kasus yang tertinggi pada pekerjaan ibu rumah tangga (34%). Pada IRT ini kemungkinann mantan PSK dan TKI. Grafik 3.15 Kasus HIV Berdasarkan Usia Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Berdasarkan grafik 3.15 diatas kasus HIV terbesarr pada kelompok umur 25-49 th (83%), dan terkecil pada di atas 50 tahun (3%) dan usia dibawah 1 tahun (3%). Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

32 Grafik 3.16 Kasus HIV Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Kunjungan penderita IMS tahun 2012 (426 kasus) meningkat dibanding pada tahun 2011 (341 kasus). Kunjungan IMS berdasarkan kelompok umur, pada tahun 2012 terbanyak pada kelompok umur 25-49 tahun (56%). Grafik. 3.17 Kunjungan IMS berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Lampung Selatan Tahun 20122 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

33 Grafik 3.18 Kunjungan IMS berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Lampung Selasa Tahun 2012 Pada diagram di atas menunjukkan bahwa kunjungan kasus IMS terbanyak pada jenis kelamin perempuan dengan 68%. d. Penyakit Diare Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena masih sering timbul dalam bentuk kejadian luar biasa (KLB), dan disertai dengan kematian yang tinggi, terutama di Indonesia bagian timur. Di samping itu menurut hasil RISKESDAS tahun 2007 menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan penyebab utama kematian pada balita. Pada Grafik 3.19 di bawah ini menunjukkan bahwa kasus tertinggi terdapat di Puskesmas Katibung (2.121 kasus), Natar (2.037 kasus) dan Penengahan (2.001 kasus), dan kasus diare semua ditanganii (100%). Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin hampir sama persentasenya pada tahun 2012 di Kabupaten terdapat 13.021 (49 %) untuk laki-laki dan 13.290 (51%) perempuan (grafik 3.20). Tetapi apabila dilihat dari insident rate tertinggi di Puskesmas Talang Jawa (16,8 per 1.000 penduduk), sedangkan yang yang terendah di Puskesmas Sukadamai (0 per 1.000 penduduk) dan untuk incident rate Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2012 sebesar Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

34 2,7 per ini. 1.000 penduduk, seperti yang terlihat pada grafik di bawah Grafik 3.19 Kasus Diare Ditangani Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 0 2.001 475 941 744 280 803 714 1.843 949 1.852 618 792 2.121 1.818 1.147 347 1.764 1.057 6888 451 2.037 1.287 973 613 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kasus Ditangani Perkiraan Kasus Grafik 3.20 Kasus Diare Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 13.021 ; 49% 13.294 ; 51% Laki-laki Perempuan Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

35 20 16 12 8 4 0 Penengahan Bakauheni Grafik 3.21 Incident Rate Diare di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau 16,8 Talang Jawa Tanjung Karang Banjar Natar Branti Raya Hajimena 2,7 0,0 Sukadamai Kab Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 e. Penyakit Kusta Mengingat kusta merupakan penyakit kronis dengan masa inkubasi yang panjang berdampak pada eliminasi kusta yang sulit tercapai dalam waktu dekat. Pada tahun 2012 prevalensi 0,3 per 10.000 penduduk dengan jumlah kasus baru 15 orang yang terdiri dari jenis PB (4 orang) dan jenis MB (11 orang), sedangkan target yang belum eliminasi >1 per 10.000 penduduk. Data selengkapnya pada tabel lampiran 17. Jumlah kasus baru kusta menurut puskesmas dan jenis kelamin dapat kita lihat pada grafik di bawah ini : 4 3 2 1 0 Grafik 3.22 Penemuan Kasus Baru Kusta Menurut Puskesmas dan Jenis Kelamin Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Laki-laki 2 Sidomulyo Way Panji 1 1 Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Way Sulan Candipuro 3 1 1 Katibung Perempuan 0 0 0 Tanjung Sari Merbau 1 1 Talang Jawa Tanjung 1 0 0 0 0 0 0 Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

36 f. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Kejadian PD3I hanya pada jenis penyakit campak (112 kasus) dan Tetanus Neonatorum (1 bayi) di Puskesmas Candipuro. Kasus campak tertinggi di Puskemas Palas (23 kasus) dan Puksesmas Way Urang (19 kasus), seperti yang terlihat pada grafik 3.23 di bawah ini sedangkan kejadian penyakit difteri, pertusis, hepatitis B dan polio tidak ada. Grafik 3.23 Jumlah Kasus PD3I di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 25 20 15 10 5 0 23 19 13 13 12 6 8 2 1 0 0 0 0 0 2 3 4 0 0 0 0 1 3 2 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Talang Jawa Tanjung Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 g. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir kasus penyakit DBD mengalami penurunan dan peningkatan sebagai berikut : Tabel 3.5 Jumlah Kasus DBD di Kabupaten Lampung Selatan Th 2008 s/d 2012 No Tahun Jumlah (kasus) Keterangan 1 2008 533 IR = 59, CFR = 0,65 2 2009 242 IR = 26, CFR = 0.44 3 2010 101 IR = 10.7, CFR = 1.98 4 2011 168 IR = 18,5, CFR = 0 5 2012 475 IR = 50,3, CFR = 0,6 Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

37 Dari data di atas dapat dilihat adanya peningkatan angka kesakitan (IR) DBD yang signifikan pada tahun 2012 yaitu sebesar 50,3 per 100.000 penduduk dari tahun tahun sebelumnya. Begitu juga angka kematian terjadi peningkatan pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011. Grafik 3.24 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 40 30 20 10 0 17 17 14 9 10 8 9 8 34 30 26 25 23 21 24 19 19 22 16 15 14 14 12 11 11 6 2 3 4 0 0 4 0 3 6 5 4 0 1 2 1 1 0 10 3 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Laki-laki Perempuan Kematian Pada grafik di atas kasus DBD tertinggi ada pada Puskesmas Way Urang 60 kasus (laki-laki 26 dan perempuan 34) dan kasus kematian DBD terjadi diwilayah kerja Puskesmas Way Urang (2 orang), Katibung (1 kasus) dan Ketapang (1 kasus). Berdasarkan keterangan dari petugas kesehatan puskesmas setempat dan laporan W-1, semua penderita yang meninggal, sudah dirawat beberapa hari di rumah sakit. h. Pemberantasan Penyakit Malaria Angka kejadian malaria per seribu penduduk (API) Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2012 menunjukkan kecenderungan menurun yaitu dari 0,9 per 1.000 penduduk (tahun 2011) menjadi 0,3 per 1.000 penduduk (tahun 2012). Kejadian malaria hanya terdapat di 12 puskesmas dari 24 puskesmas dengan jumlah kasus 303 kasus dan Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

38 tertinggi berada di Puskesmas Rajabasa (253 kasus). Penanganan malaria di Puskesmas Rajabasa cukup berhasil sehingga mampu menurunkan API dari 33 per 1.000 penduduk (tahun 2011) menjadi 11 per 1.000 penduduk (tahun 2012), tetapi masih dalam kategori HCI (diatas 5 per 1.000 penduduk). AMI merupakan indikator penemuan dan pengobatan malaria secara klinis. Kondisi AMI selama kurun waktu tahun 2000 s/d 2012, menunjukkan adanya kecenderungan penurunan, dapat dilihat dalam grafik 3.25. Grafik 3.25 Situasi Kasus Malaria (AMI) Kab. Lampung Selatan Periode tahun 2000 s/d 2012 16 14 12 10 8 6 4 2 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 AMI 11,5 10,1 11,4 13,7 13,3 10,5 9,4 8,9 4,8 2,9 1,8 2,6 1,8 Grafik 3.26 API Per Puskesmas Kab. Lampung Selatan tahun 2012 12 10 8 6 4 2 0-2 Rajabasa Way Urang Way Sulan Seragi Sidomulyo Candipuro Bakauheni Ketibung Branti Raya Kalianda Way Panji Ketapang Tanjung Sari Merbau Mataram Bumi Daya Palas Penengahan Karang Anyar Natar Sukadamai Hajimena Banjar agung Talang Jawa Tanjung Bintang Kabupaten Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

39 Penegakan diagnosa malaria berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium dan telah dilaksanakan di seluruh puskesmas. Seluruh malaria klinis dilakukan pemeriksaan sediaan darah dengan pendekatan RDT (Rapid Diagnostic Test) mengingat keterbatasan tenaga analis kesehatan. Grafik 3.27 Proporsi Kasus Malaria Positif Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-Laki 67% Perempuan 33% Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan 2012 Grafik 3.28 Proporsi Kasus Malaria Positif Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan 20122 Bila dilihat grafik 3.27 dan 3.28 berdasarkan golongan umur kasus terbanyak menyerang golongan umur > 15 tahun dan pada jenis kelamin laki-laki (67%), dimungkinkan karena padaa usia dan jenis Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

40 kelamin tersebut memiliki kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari. Hal al ini dimungkinkan karena kar laki-laki laki cenderung berada di luar rumah pada malam hari untuk bekerja dan jaga malam malam. Sebaliknya malaria juga menyerang kelompok umur di bawah 1 (satu) tahun (2 bayi), dan pada usia di atas 15 tahun kasus yang paling banyak pada kelompok perempuan. Kondisi ini mengindikasikan kan telah terjadi penularan di dalam rumah (indegenous), sehingga upaya yang harus dilakukan melindungi me dari gigitan nyamuk di dalam rumah dengan menggunakan kelambu, memasang kawat kasa di ventilasi rumah dan menutup pintu/jendela pintu/jendel pada sore hari. Grafik 3.29 Per Persentase Plasmodium Malaria di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 7% 28% 65% pf pv pmix Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lam pung Selatan atan tahun 2012 i. Pemberantasan Penyakit GHTR GHT Kasus gigitan hewan tersangka rabies (GHTR R) di Kabupaten Lampung Selatan selama 3 tahun ini mengalami trend penurunan. Pada Tahun 2012 (116 kasus), 2011 (240 kasus) dan 2010 (269 kasus). Profil Kesehatan 2012 Kabupaten K Lampung Selatan

41 Grafik 3.30 Trend kasus GHPR Per Puskesmas di Kab. Lampung Selatan Tahun 2010 s/d 201 2012 50 40 30 20 10 Banjar agung Karang Anyar Sukadamai Berantiraya Natar Hajimena Talang jawa Tanjung sari Merbau Maaram Katibung 2012 Way Sulan Way panji Candipuro Sidomulyo Kalianda Way Urang 2011 Tanjung bintang 2010 Rajabasa Sragi Ketapang Palas Bumidaya Bakauheni Penengahan 0 Sumber : Seksi Se P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan atan tahun 2012 Pada tahun 2012 kasus GHPR GH R tertinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Penengahan yaitu sebesar 18 kasus, sedangkan wila wilayah yang tidak terjadi kasus GHPR GH R ada di wilayah kerja Puskesmas Sragi, Way Urang, Way Sulan, Sukadamai dan Karang Anyar. Grafik 3.31 Kasus GHTR berdasarkan bulan di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 25 21 20 10 5 15 12 15 7 9 3 10 8 8 6 7 5 0 Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan atan tahun 2012 Begitu juga apabila dilihat dari grafik di atas menunjukkan bahwa setiap bulan selalu ada laporan gigitan hewan penular rabies. Kalau dil dilihat dari jumlah kasusnya di setiap bulan hampir hamp merata.. Kasus tertinggi Profil Kesehatan 2012 Kabupaten K Lampung Selatan

42 terjadi pada bulan Juni 2012 sebesar 15 kasus dan yang terendah terjadi pada bulan Januari 2012 sebesar 3 kasus. Grafik 3.32 Kasus GHPR Berdasarkan Hewan Pengigit di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 300 200 269 143 100 240 145 77 86 116 57 26 40 38 13 0 Anjing Kucing Kera Jumlah 2010 2011 2012 Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Lam pung Selatan atan tahun 2012 Kasus GHPR berdasarkan hewan pengigit di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2012 paling tinggi oleh anjing (77 ekor) diikuti oleh kucing (26 ekor), dan kera (13 ekor). Anjing merupakan hewan pengigit yang menyebabkan GHPR paling tinggi, tetapi dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh peternakan bahwa pada tahun 2010 positif ditemukan pada monyet/kera di wilayah Bumi Daya, tahun 2012 di Natar dan Bakauheni. Ini menjadikan perhatian bahwa masa inkubasi terpanjang rabies adalah 2 tahun, sehingga kasus yang digigit di Bakauheni akauheni dan Natar pada Tahun 2012 harus diobservasi selama kurang lebih 2 tahun sampai penderita dirasakan aman dari rabies. C. STATUS GIZI Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2001). Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan individu karena disamping merupakan faktor prediposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan bahkan kesehatan janin dan Profil Kesehatan 2012 Kabupaten K Lampung Selatan

43 bayi yang masih menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui. Masa balita lita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu perhatian yang serius. Berbagai faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita antara lain kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kondisi sosial ekonomi dan budaya keluarga keluarga seperti pola asuh keluarga dan pendapatan keluarga. Masalah-masalah masalah gizi masyarakat diukur melalui indikato indikator-indikator yaitu adanya kasus berat badan lahir rendah r (BBLR), status gizi ibu hamil kurang energi kronis (KEK), dan gangguan akibat kekurangan yyodium (GAKY). Status gizi dinilai dengan mengukur adanya status gizi lebih, baik, cukup dan buruk. Dari hasil pemantauan status gizi gizi (PSG) selama tahun 2012 dari 111.515.515 balita yang ada terlihat bahwa prevalensi balita dengan gizi lebih yaitu sebesar 2,52%, prevalensi balita dengan status gizi baik atau normal yaitu sebesar 94,19%, prevalensi balita dengan status gizi kurang sebesar 9,7%, dan prevalensi balita dengan status gizi buruk sebesar 0,02%. Grafik 3.33 Prevale Prevalensi Balita Status Gizi Kurang dan an Gizi Buruk Menurut Indeks Indeks Berat Badan Umur di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012 25 20 15 19,35 19,2 20,72 10,35 10 9,7 5 0 2008 2009 0,06 0,04 0,02 2010 Gizi kurang 2011 0,02 2012 Gizi Buruk Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kab. Lam pung Selatan tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten K Lampung Selatan

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar 1. Pelayanan Kesehatan pada Ibu Hamil Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan serta perawat) kepada ibu hamil selama kehamilan, sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal, yang bersifat promotif dan preventif. a. Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Hasil cakupan K1 merupakan hasil yang menjadi indikator akses ibu hamil melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan hasil cakupan K4, memberikan gambaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar (minimal empat kali kunjungan), dengan distribusi 1 (satu) kali pada trimester pertama, 1 (satu) kali pada trimester II dan 2 (dua) kali pada trimester III. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Manfaat dari indikator cakupan kunjungan ibu hamil K1 adalah : 1) Untuk mengetahui jangkauan pelayanan kesehatan ibu hamil. 2) Untuk mengukur atau menilai pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil. 3) Untuk mengukur pelayanan KIA. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar persentase cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan ibu hamil dan anak, 44

45 menunjukkan sikap dan perilaku ibu hamil dan mutu pelayanan KIA yang semakin baik. Grafik 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012 100 80 84,1 81 1,0 87,6 81,9 92,8 91,8 94,0 89,5 90,1 86,8 60 40 20 0 2008 2009 2010 2011 K 1 K 4 2012 Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan T. 2008 s/d2012 Pada grafik 4.1 di atas dapat diketahui peningkatan capaian K1 dan K4 dari tahun 2008 s/d 2012, namun pada tahun 2011 mengalami penurunan, kemudian pada tahun 2012 meningkat kembali. Gambaran cakupan pelayanan K4 selama tahun 2012, dapat dilihat pada grafik 4.2 di bawah ini. Cakupan K4 Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 adalah 89,5% (target SPM 89%). Terdapat 4 puskesmas yang masih belum mencapai target SPM, yaitu Sragi, Kalianda, Banjar Agung dan Sukadamai. Hal ini dimungkinkan karena berbagai faktor, yaitu antara lain estimasi sasaran ibu hamil yang terlalu tinggi, puskesmas yang wilayah kerjanya berdekatan dengan wilayah kerja Kota Bandar Lampung (ada kecenderungan ibu hamil periksa kehamilannya ke tempat dokter praktek swasta), dan beberapa ibu hamil tidak melakukan ANC secara teratur atau dengan kata lain ibu hamil datang hanya pada mendekati dan pada proses persalinan saja. Cakupan K4 yang belum mencapai target di beberapa puskesmas menunjukkan peran serta ibu hamil dalam ANC yang masih rendah, belum Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

46 memadai pelayanan dan belum berjalan secara maksimal di fasilitas pelayanan kesehatan. Terdapat 3 puskesmas dengan cakupan K4 terendah yaitu Puskesmas Kalianda (67%), Puskesmas Banjar Agung (69%) dan Puskesmas Sukadamai (78%). Sementara 3 puskesmas dengan cakupan K4 tertinggi adalah Puskesmas Katibung (100%), Puskesmas Bumidaya (99%), dan Puskesmas Merbau Mataram (99%). Data selengkapnya pada tabel lampiran 28. 120 100 80 60 40 20 Grafik 4.2 Persentase Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 0 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Talang Jawa Tanjung Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Cakupan K4 Target Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 b. Imunisasi TT Ibu Hamil Tabel 4.1 Data Cakupan Imunisasi Bumil Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 No Antigen Sasaran 1 TT1 Cakupan Abs % 2.995 13,4 2 TT2 3.571 16 3 TT3 5.458 24,5 22.322 4 TT4 4.923 22,1 5 TT5 3.888 17,4 6 TT2+ 17.840 79,9 Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan tahun 2012 Indikator kegiatan imunisasi ibu hamil adalah hasil cakupan imunisasi TT2+. Sedangkan pada WUS telah dilakukan screening status TT Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

47 pada ibu hamil di pelayanan statis (puskesmas, pustu dan rumah bersalin) untuk pencapaian status TT5. Dari tabel 4.1 diatas terlihat cakupan TT1,TT2,TT3, TT4, TT5, sebarannya hampir merata, data di atas menunjukan bahwa pelaksanaan screening TT ibu hamil telah terlaksana baik, namun demikian masih terdapat beberapa puskesmas yang belum melaksanakan dengan baik. Cakupan TT2+ Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 sebesar 79,9% (masih dibawah target 85%), bila dibandingkan dengan tahun 2011 (98,4%), terlihat cakupan TT2+ mengalami penurunan yang drastis. Namun bila dilihat pada masing-masing puskesmas terdapat puskesmas dengan cakupan yang telah melebihi 100% (Puskesmas Ketapang dan Palas) dan puskesmas yang cakupannya kurang dari 80%, yaitu Puskesmas Banjar Agung, Sidomulyo, Sukadamai, Penengahan, Bakauheni, dan Tanjung Sari. Kondisi ini terjadi karena sering terjadinya kekosongan stok vaksin TT, sehingga tidak dilakukan screening pada ibu hamil tersebut. Data terinci pada lampiran tabel 29. c. Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe Kebijakan program KIA di Indonesia saat ini menetapkan bahwa pemberian tablet Fe untuk semua ibu hamil sebanyak 1 satu tablet untuk 90 hari. Jumlah tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilan (100 mg). Tablet Fe berguna untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi (ADB) pada ibu hamil. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

48 Grafik 4.3 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi pada Ibu Hamil Tahun 2010 s/d 2012 120 100 80 60 40 20 0 83,6 90,7 95,9 76,9 84,2 85,8 2010 2011 2012 Fe 1 Fe 3 Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Pada gambar diatas terlihat bahwa cakupan pemberian tablet besi (Fe-1 dan Fe-3) dari tahun 2010 s/d 2012 terjadi peningkatan. Berdasarkan laporan dari pengelola program gizi, ibu hamil yang mendapatkan Fe 90 tablet sudah mencapai target, pencapaian tahun 2012 (85,84%) sedangkan target nasional tahun 2012 sebesar (85 %). 200 Grafik 4.4 Persentase Cakupan Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3 Per Puskesmas Kab. Lampung SelatanTahun 2012 177,4 160 120 80 59,6 55,7 111,7 95,9 85,8 40 0 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Sidoharjo Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Fe 1 Fe 3 Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

49 Pada grafik 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 di Kabupaten Lampung Selatan cakupan ibu hamil mendapat Fe-1 sebesar 21.048 bumil (95,91%) dan Fe-3 sebesar 19.162 bumil (85,84%). Cakupan bumil pada tahun 2012 yang mendapat Fe1 lebih tinggi dibandingkan persentase ibu hamil yang mendapat Fe1 di tahun 2011 sebesar 83,6% (18.491 bumil) dan Fe3 tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 sebesar 84,23% (18.582 bumil). Cakupan tertinggi ibu hamil mendapat Fe-1 dicapai oleh Puskesmas Natar (177,3%) dan cakupan terendah dicapai oleh Puskesmas Penengahan (59,6%). Untuk cakupan tertinggi ibu hamil mendapat Fe-3 dicapai oleh Puskesmas Rajabasa (111,7%) dan cakupan Fe3 terendah dicapai Puskesmas Penengahan (55,7%). Secara keseluruhan cakupan ibu hamil mendapat Fe1 dan Fe3 ini sudah mencapai sebesar 85,0%. Data selengkapnya pada tabel lampiran 30. 2. Pelayanan Persalinan dan Nifas a. Persalinan Tenaga Kesehatan Proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan (nakes) merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan) dan dukun bayi (dukun bayi terlatih dan tidak terlatih). Grafik 4.5 menunjukkan bahwa pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2012 di Kabupaten Lampung Selatan telah mencapai 90,6% (target SPM 87%), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga terlatih, semakin tinggi tingkat pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat tentang pertingnya persalinan melalui tenaga kesehatan. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

50 Grafik 4.5 Persentase Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 s/d 2012 100 80 73,22 83,38 87,6 88,4 90,6 % 60 40 20 0 th. 2008 th. 2009 th. 2010 th. 2011 th. 2012 Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Th 2008 s/d 2012 Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut puskesmas dapat dilihat pada grafik 4.6 berikut ini: Grafik 4.6 Persentasee Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 120 100 106 105 80 70 60 40 20 0 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Sidoharjo Nakes Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar target SPM Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kab. Lamsel Tahun 2012 Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

51 Padaa grafik 4.6 tersebut diatas terlihat bahwa cakupan tertinggi di Puskesmas Bakauheni (106%) sedangkan cakupan yang terendah adalah Puskesmas Sukadamai (70%). Data selengkapnya terdapat di tabel lampiran 28. b. Pelayanan Nifas Masaa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Kebijakan program nasional pada masaa nifas yaitu paling sedikit empat kali dilakukan kunjungan pada masa nifas. Kunjungan tersebut bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi, melakukan pencegahan terhadap kemungkinandan bayinya, kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas, menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya. Grafik 4.7 Persentase Cakupan Pelayanan Nifas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 120 100 80 60 40 20 0 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Sidoharjo Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Talang Jawa Tanjung Karang Anyar 69,5 102,0 90,6 Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kab. Lampung selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

52 Grafik 4.8 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin-A pada Ibu Nifas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0,0 23 113,07 86 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Ibu Nifas Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Dari grafik 4.7 dan 4.8 di atas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan nifas tertinggi pada puskesmas Branti Raya yang telah mencapai 101,1% dan cakupan terendah pada puskesmas Banjar Agung (69,5%). Cakupan pelayanan nifas di tingkat kabupaten 88,7%, dan pelayanan nifas di level puskesmas masih terdapat 9 puskesmas yang berada di bawah target SPM (target SPM 87%). Selanjutnya kelompok ibu nifas juga dilayani atas pemberian vitamin-a sebagai bagian dari pelayanan kesehatan pada ibu nifas. Pelayanan pemberian vitamin-a pada ibu nifas tertinggi di Puskesmas Rajabasa (113,07%), dan terendah di Puskesmas Palas (27%), sedangkan di tingkat kabupaten sebesar 86% (target 80%). 3. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani a) Ibu Hamil Resiko Tinggi yang dirujuk (Resti) Pada sasaran ibu hamil, terdapat istilah ibu hamil dengan resiko tinggi/komplikasi, artinya keadaan penyimpangan/keabnormalan dari Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

53 suatu kehamilan. Kondisi ini secara langsung akan menyebabkan kesakitan pada ibu maupun janin yang akan berdampak pada kematian ibu dan bayi. Adapun yang termasuk dalam katagori ibu hamil dengan resiko tinggi antara lain : ibu hamil dengan Hb kurang dari 8 gr%, tekanan darah tinggi (tekanan systole lebih dari dari 140 mmhg, diastole lebih 90 mmhg, Oedema nyata, eklamsia, pendarahan pervaginan, lebih dari ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan 32 minggu, letak sungsang, infeksi berat, dan persalinan prematur. Berdasarkan data dari Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012, tercatat cakupan bumil resiko yang ditangani (dirujuk) 47% (target SPM 68%). Hal ini disebabkan banyak faktor diantaranya kurangnya pemahaman tentang pengertian dari ibu hamil dengan resiko tinggi, rendahnya pengetahuan tenaga kesehatan dalam deteksi dini dan penjaringan ibu hamil resiko tinggi sehingga ibu hamil resiko tinggi sebagian belum mendapatkan pelayanan yang optimal. Berikut grafik cakupan bumil resiko tinggi yang dirujuk : Grafik 4.9 Persentase Bumil Risti/Komplikasi yang Dirujuk Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 100 80 60 40 20 0 Penengahan Bakauheni 98 Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Sidoharjo Bumil Risti 03 Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Talang Jawa Tanjung Karang Anyar target SPM 47 Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

54 Dari grafik 4.9 diatas terlihat bahwa puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah di Puskesmas Bumidaya (98,3%), sedangkan puskesmas dengan cakupan terendah adalah Puskesmas Ketibung (3,2%). Data selengkapnya pada tabel lampiran 31. b) Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani Pelayanan neonatus resiko tinggi/komplikasi adalah penanganann neonatus dengan penyakit dan kelainann yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan berujung pada kematian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan (polindes, puskesmas, puskesmas PONED, Rumah bersalin pemerintah maupun swasta). Diperkirakan sekitar 15% dari bayi lahir hidup akan mengalami komplikasi neonatal. Hari pertama kelahiran bayi adalah fase yang sangat penting oleh karena banyak perubahan yang terjadi pada bayi dalam hal menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim dengan kehidupan diluar rahim. Berdasarkan data dari Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan cakupan untuk neonatal resiko tinggi yang ditangani sebanyak 315 bayi (10,6%) dari target SPM 84%. Grafik 4.10 Persentase Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi yang Ditangani Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 100 80 60 49,5 40 10,6 20 0 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Sidoharjo Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Neonatus Risti Ditangani target SPM Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

55 Dari grafik 4.10 di atas terlihat bahwa puskesmas yang dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas Sidomulyo (49,5%), sedangkan puskesmas dengan cakupan terendah adalah puskesmas Bumidaya, Katibung, dan Karang Anyar (0%). Data selengkapnya pada tabel Lampiran 31. 4. Upaya Pelayanan Anak Balita Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak umur 12 59 bulan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian vitamin-a 2x setahun (bulan Februari dan Agustus). Berdasarkan data dari seksi kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan cakupan pelayanan anak balita 43,7% (target SPM 90%). Cakupan pelayanan tertinggii di Puskesmas Sukadamai (180,3%) dan terendah di Puskesmas Katibung (0%) Grafik 4.11 Persentasee Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 200 160 120 80 40 0 180,3 43,7 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Sidoharjo Pelayanan Anak Balita Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang target SPM Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

56 a) Pemberian Vitamin A pada Bayi, dan Anak Balita Program penanggulangan vitamin A di Indonesia telah dilaksanakan n sejak tahun 1995 dengan suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi. Program ini bertujuan untuk mencegah masalah kebutaan karena kekurangan vitamin A, dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pemberian kapsul vitamin A menunjang penurunan angka kesakitan dan kematian anak (30-50%). Cara pemberian kapsul vitamin A 200.000 SI (merah) 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus), pada kelompok sasaran balita dan ibu nifas segera lebih 30 hari setelah melahirkan. Selain itu terdapat tambahan kelompok sasaran bayi dengan pemberian vitamin-a 100.000 SI (biru) 1 kali pada bulan Februari dan Agustus. Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama 3 tahun terakhir dapat dilihat padaa grafik 4.11 berikut : Grafik 4.12 Jumlah Balita mendapat Kapsul Vitamin A Dua kali Kabupaten Lampung SelatanTahun 2010 s/d 2012 Mendapat Vit.A 2 X Jumlah Balita 75.738 79.658 96.684 111.515 107.015 114.487 0 40.000 80.000 120.000 2012 2011 2010 Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

57 Berdasarkan data grafik 4.12 di atas terlihat bahwa jumlah balita tahun 2012 (111.515 balita), mengalami penurunan dibandingkan 2 tahun sebelumnya 107.015 (tahun 2011) dan 114.487 (tahun 2010). Namun untuk persentase cakupan pelayanan pemberian Vitamin A balita, mengalami peningkatan yaitu sebesar 81,7% (75.738), dibandingakan tahun 2011 yaitu 74% (79.658), meskipun di tahun 2010 persentase cakupan vitamin A telah mencapai 94% (96.684). Grafik 4.13 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 120 100 80 60 40 20 0 Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Pada grafik 4.13 di atas terlihat bahwa pada tahun 2012, cakupan bayi mendapat vitamin-a 2 kali per tahun mencapai 10.352 bayi (84,8%). Angka ini lebih rendah dibandingkan persentase bayi mendapat vitamin-a tahun 2011 (63,6%). Cakupan tertinggi dicapai Puskesmas Rajabasa dan Way Panji (100%), sedangkan terendah pada Puskesmas Natar sebesar 72,5%. 100 100 81,7 90 72,5 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Talang Jawa Bayi Anak Balita Kemudian cakupan anak balita yang mendapatkan Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten vitamin-a 2x pertahun Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2012 mencapai Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

58 65.386 anak balita (81,7 %). Angka ini lebih tinggi dibandingkan persentase anbal mendapat vitamin-a tahun 2011 yaitu sebesar 66.903 anak balita (76,94%). Cakupan tertinggi anak balita mendapat vitamin- A 2 kali per tahun dicapai oleh Puskesmas Rajabasa dan Way Panji yaitu sebesar 100% dan cakupan terendah dicapai oleh Puskesmas Kalianda sebesar 1.635 anak balita (48,9%). Angka ini belum mencapai target vitamin-a balita Kabupaten Lampung Selatan sebesar 81,7%. Cakupan ibu nifas mendapat vitamin-a sebesar 18.297 ibu nifas (85,9%). Cakupan ibu nifas mendapat vitamin A pada tahun 2012 lebih rendah jika dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 18.417 ibu nifas (87,45%). Capaian tertinggi pada Puskesmas Rajabasa sebesar 113% dan terendah pada Puskesmas Palas yaitu 23%. Data lebih rinci pada tabel lampiran 32. b) Pemantauan Tumbuh Kembang (Balita Ditimbang) Pemantauan status gizi dilakukan dari pemanfaatan data hasil penimbangan posyandu berdasarkan pada indikator SKDN. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x 100%). Berdasarkan data dari seluruh puskesmas di wilayah Kabupaten Lampung Selatan D/S balita mencapai 55,6%. Hasil ini belum mencapai target MDGs tahun 2012 (80%) sehingga dikatakan partisipasi masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan masih rendah. Hal ini akan berakibat balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan ataupun kader posyandu sehingga memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat badannya atau pola pertumbuhan berat badannya. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

59 Grafik 4.14 Balita Ditimbang (D/S) Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010 s/d 2012 60 59,4 58 56 54 52 54,2 53,5 50 2010 2011 2012 Sumber :Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Padaa grafik 4.14 di atas Balita yang ditimbang pada tiga tahun terakhir, mengalami fluktuatif yang tidak begitu berarti (signifikan). Dimana pada tahun 2010 mencapai 54,2% dan pada tahun 2011 menurun menjadi 53,5%, kemudian meningkat kembali pada tahun 2012 sebesar 59,4%. Grafik 4.15 Persentase Balita Ditimbang D/S Per Puskesmas Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 100 80 60 40 20 0 28,8 74,1 55,6 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar D/S Target Dinkes Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

60 Padaa grafik 4.15 diatas pencapaian cakupan D/S Kabupaten Lampung Selatan 59,4% belum mencapai target (targett MDGs 80%). Tampak perbedaan cakupan antar wilayah puskesmas cukup tinggi, hal ini dapat dilihat cakupan terendah Puskesmas Kaliandaa (28,8%) dan cakupan tertinggi Puskesmas Merbau Mataram (74,1%). masyarakat kurang, Belum tercapainya D/S menggambarkan bahwa partisipasi sebagian besar masih beranggapan bahwa pemantauann pertumbuhan hanya sampai usia 9 bulan. Setelah anak mendapat imunisasi lengkap, ibu tidak lagi membawa anaknya ke posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya untuk ditimbang. Untuk itu diperlukan dalam memantau pertumbuhan balitanya integrasi kegiatan antara posyandu, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang ada di Diknas serta BKB (Bina Keluarga Balita) yang ada di BPPKB. Selain alasan di atas, perlu dicari penyebab lain alasan ibu tidak datang ke posyandu dan juga perlunya motivasi ke orang tua balita tentang pentingnya memantau pertumbuhan balita. Grafik 4.16 Persentase Balita Berat Badan Naik Per Puskesmas Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 masih sangat kegiatan 100 80 68,5 93,2 82,7 60 40 20 0 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa BB Naik Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Target Dinkes Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

61 yang naik berat badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Sebaiknya semua balita yang ditimbang harus mengalami Indikator lainnya adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita peningkatan berat badan. Berdasarkan data dari seluruh puskesmas di wilayah Kabupaten Lampung Selatan diketahui 61.963 balita ditimbang dan 51.234 balita (82,7%) yang naik berat badannya. Cakupan tertinggi pada Puskesmas Tanjung Bintang 6.641 (93,2%) dan yang terendah Puskesmas Rajabasa 1.265 (68,5%). Grafik 4.17 Persentase Balita Di Bawah Garis Merah Per Puskesmas Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 20 15 10 5 0 11,8 0,2 3,3 Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator perbandingan antara jumlah balita yang status gizinya berada di bawah garis merah (BGM) dibagi dengan banyaknya jumlah balita yang ditimbang pada bulan Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji BGM Target Dinkes penimbangan (D), dengan rumus (BGM/D x 100%). Berdasarkan rumus tersebut diketahui bahwa terdapat 2.019 balita (3,3%) yang masih di bawah garis merah (BGM). Hasil ini sudah mencapai target program Gizi (kurang dari 15%). Untuk data per puskesmas ada pada tabel lampiran 44. Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

62 5. Upaya Pelayanan Keluarga Berencana Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Keluarga Berencana (KB) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi atau anti kontrasepsi (conception control) adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan menggunakan alat atau obat-obatan. Masa subur seorang wanita memiliki peranan bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Usia subur seorang wanita rata-rata 15 49 tahun, walaupun sebagian wanita mengalami menarche (haid pertama) pada usia 9 10 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, pasangan usia subur ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB. Peserta KB Baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan/atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilan. Cakupan peserta aktif KB adalah cakupan peserta aktif KB dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) suatu wilayah kerja pada kurun yang sama. Peserta keluarga berencana aktif di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2011 sebanyak 135.517 peserta (71,5%), sedangkan tahun 2012 sebanyak 143.371 peserta (71,5%). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Lampung Selatan. Jika dibandingkan dengan target standar pelayanan minimal (SPM) Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

63 sebesar 70% peserta KB aktif, di Kabupaten Lampung Selatan masih diatasnya. Namun peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana selalu diupayakan karena merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. 200.000 150.000 100.000 50.000 0 Grafik 4.18 Cakupan Peserta KB Baru dan KB Aktif Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 163.572 135.517 143.371 74.883 58.096 69.103 2010 2011 2012 KB baru KB aktif Sumber : BPPKB Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Grafik 4.19 Persentase Peserta KB Baru & KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 50 40 30 20 10 0 3,2 7,4 IUD 39,8 36,235,6 12,9 11,8 6,7 4,4 0,21,2 0,41,2 1,9 MOW MOP IMPLANT SUNTIK PIL KONDOM Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Sumber : BPPKB Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Dari tampilan grafik 4.19 di atas dapat diketahui jenis kontrasepsi yang paling banyak dipergunakan oleh pasangan usia subur di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 adalah jenis kontrasepsi Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

64 suntik (39,8%), kemudian pil (35,6%) dan implant (12,9%). Selengkapnya data pada tabel lampiran 33. 6. Kunjungan Neonatus (KN1 & KN Lengkap) Kunjungan neonatal merupakan kunjungan bayi yang dilakukan sejak masa setelah persalinan sampai bayi berusia hingga 28 hari (kurang dari 1 bulan). Adapun pada fase ini kunjungan bayi lebih ditekankan karena bayi berusia kurang dari 1 bulan merupakan masa kritis/golongan umur yang memiliki resiko paling tinggi mengalami gangguan kesehatan. Upaya kesehatan yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dan pemberian pelayanan kesehatan minimal 3 kali pada masa neonatus dengan rentang waktu yaitu 1 kali pada usia bayi 6 jam 2 hari, 1 kali pada usia bayi 3 7 hari dan 1 kali pada usia bayi 8 28 hari. Pada saat memberikan pelayanan kesehatan neonatus seyogyanya petugas kesehatan melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan bayi, deteksi jika terdapat kelainan pada bayi, konseling terhadap perawatan bayi baik kepada ibu maupun keluarga, dan konseling masalah pemberian ASI (Air susu ibu) secara ekslusif. Grafik 4.18 di bawah ini menunjukkan cakupan kunjungan neonatus (KN) Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 baik KN1 maupun KN3 (KN lengkap) telah mencapai target yaitu KN1 sebesar 99% dan KN3 sebesar 93% dari target yang ditentukan (93%). Beberapa puskesmas ada yang belum mencapai target untuk KN1 yaitu 1 puskesmas dan KN3 sebanyak 5 puskesmas. Tiga puskesmas dengan cakupan KN1 dan KN3 terendah Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 adalah Puskesmas Bumidaya 86%, Puskesmas Ketibung 81%, Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

65 dan Puskesmas Natar 90%, sedangkan 3 puskesmas dengan cakupan KN 1 dan KN 3 tertinggi adalah Puskesmas Tanjung Bintang 100%, Puskesmas Sukadamai 99%, dan Puskesmas Rajabasa 98%. Data terinci padaa tabel lampiran 36. Grafik 4.20 Cakupan Kunjungan Neonatus KN1 & KN3 (Lengkap) Menurut Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 120 100 80 60 40 20 0 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa KN1 KN 3 target Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Jika dilihat dari tingginya angka kematian pada masa neonatus akibat asfiksia dan BBLR di hubungkan kunjungan neonatus sangatlah erat hubungannya karena pada saat dilakukan kunjungan neonatus tenaga kesehatan melakukan berbagai pemeriksaan pada bayi jika kunjungan neonatus dilakukan dengan baik maka kematian bayi disebabkan karena infeksi juga dapat tekan. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

66 7. Kunjungan Bayi Kunjungan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah bayi lahir. Fase untuk kunjungan pertama satu kali pada umur bayi yaitu 29 hari 2 bulan, kunjungan kedua yaitu satu kali pada usia bayi 3 5 bulan, kunjungan ketiga yaitu satu kali pada usia bayi 6 8 bulan, dan kunjungan keempat yaitu pada usia bayi 9 11 bulan. Menurut data Dinas kesehatan Kabupaten Lampung Selatan cakupan kunjungan bayi pada tahun 2012 telah mencapai target SPM (92%) yaitu sebesar 93,6%. Adapun tujuan dari dilakukannya kunjungan bayi adalah untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan kepada bayi sehingga cepat mendapatkan pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi, pemberian vitamin A 100.000 IU (6 11 bulan), konseling dalam pemberian ASI secara ekslusif, rujukan bila terdapat masalah kesehatan serta meningkatkan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang. Adapun tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bayi adalah : dokter spesialis anak, dokter umum, bidan, dan perawat. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

67 Grafik 4.21 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0,0 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten Laki-Laki Keseluruhan Perempuan Target SPM Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Pada grafik 4.21 di atas cakupan kunjungan bayi tertinggi dicapai oleh Puskesmas Rajabasa yaitu bayi laki-laki (57,8%), perempuan (54,7%) dan jumlah keseluruhan sebesar 112,5% dan cakupan terendah Puskesmas Sukadamai yaitu laki-laki (34,5%), perempuan (39,8%). Data terperinci pada tabel lampiran 37. 8. Pelayanan Imunisasi a. Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Program imunisasi merupakan salah satu program prioritas dari Kementerian Kesehatan RI yang dinilai sangat efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakitpenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Berdasarkan KEPMENKES RI Nomor 482/MENKES/SK/IV/2010 tentang Gerakan Akselerasi Imunisasi Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

68 Nasional Universal Child Immunization 2010 2014 (GAI (GAIN UCI 2010 2014), bahwa ahwa indikator keberhasilan UCI tahun 2012 adalah jika UCI desa/kelurahan mencapai 90% (target SPM) dengan per persentase (cakupan) bayi usia 0-11 0 11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap 85%. Pada tahun tahu 2012 jumlah desa UCI 227 desa dari 251 desa (90,4%),, di atas target SPM. SPM Meskipun eskipun demikian masih perlu dilakukan upaya-upaya upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi, mengingat masih ada 25 desa yang bayi usia 0-11 0 11 bulan belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap len 85%. Dan masih ada ppuskesmas yang belum mencapai target 90% desa UCI. Puskesmas tersebut adalah Puskesmas uskesmas Natar (80%), Kalianda (53,3%), Banjar Agun Agung (44,4%), dan Sukadamai (33,3%). Hal ini tidak terlepas terlepas dari usaha usaha-usaha penguatan pemantauan wilayah setempat (PWS) masing masing-masing desa. Grafik 4.22 Perbandingan Jumlah Desa UCI dan Non UCI Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 NON UCI 25 10% UCI 227 90% UCI NON UCI Sumber : Seksi Cegmat Dinas KesehatanKab. ehatankab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

69 Grafik 4.23 Cakupan UCI Desa Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2009 s/d 2012 300 200 100 249 216 188 99 90 th. 2011 Cakupan UCI th. 2012 85,7 74,3 227 0 th. 2009 th. 2010 desa UCI Sumber : Seksi Cegmat Dinas Kesehatan Kab. Lamsel Tahun 201 2012 Dari grafik 4.23 di atas dapatt diketahui bahwa desa UCI di Kabupaten abupaten Lampung Selatan meningkat terus erus menerus dari tahun 2009 s/d tahun 2011 namun terjadi penurunan enurunan pada tahun 2012. Pada tahun ahun 2009 sebanyak 188 desa (74,3%), tahun 2010 mencapai 216 desa dari (85.7%), tahun 2011 mencapai 249 desa (99%), dan tahun 2012 mencapai 227 desa dari 252 desa (90,1%). b. Imunisasi Pada Bayi Data cakupan akupan kegiatan imunisasi rutin tahun 201 2012 sebagai berikut : Tabel 4.2 Data Cakupan Imunisasi Bayi Kabupaten Lampung Selatan Tahun 201 2012 No Antigen sasaran Cakupan Abs % 1 HB 0 < 7 hari 19.286 95,0 2 BCG 19.975 98,4 3 DPT DPT-HB1 20.317 100,1 4 DPT DPT-HB2 20.396 100,5 5 DPT DPT-HB3 20.499 101,0 20.293 6 Polio 1 19.974 98,4 7 Polio 2 20.228 99,7 8 Polio 3 20.355 100,3 9 Polio 4 20.456 100,8 10 Campak 20.200 99,5 Sumber : Seksi Cegmat Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan atan th 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

70 Grafik 4.24 Cakupan Imunisasi Bayi Kabupaten Lampung Selata Selatan Tahun 2012 102 100,1 100,5 100 101 98,4 99,7 100,3 100,8 98,4 99,5 98 96 95 94 92 Sumber : Seksi Cegmat Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun Tahun2012 Dari grafik 4.22 di atas dapat diketahui bahwa cakupan kumulatif mulatif kabupaten untuk imunisasi BCG (98,4% 98,4%), Polio3 (100,3% 100,3%). Untuk data terperinci per puskemas pada tabel lampiran 40. Untuk indikator jangkauan pelayanan/aksesibilitas imunisasi pada sasaran bayi digambarkan digambarkan oleh cakupan DPTHB1. Pada tahu ahunn 2012 hasil cakupan imunisasi DPTHB1 mencap mencapai 100,1%, %, sedangkan s sebagai indikator jangkauan perlindungan (efektifitas program) digambarkan dari hasil pencapaian cakupan imunisasi campak. Pada tahun 2012 hasil cakupan imunisasi campak untuk Kabupaten Lampung Selatan mencapai 99,5%. Jumlah cakupan campak suatu wilayah dapat menentukan populasi yang rentan terhadap penyakit campak. Dengan efikasi vaksin campak sebesar 85%, hal ini berarti 15% % dari jumlah bayi yang divaksin campak masih rentan terhadap penyakit campak. Data terperinci ter per puskemas pada tabel lampiran 39. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

71 Grafik 4.25 DO DPT1-Campak Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Cegmat Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun2012 Drop Out efisiensi/manajemen menunjukan selisih DPT1-campak program antara imunisasi. cakupan merupakan Angka DO DPTHB1 indikator tersebut (indikator jangkauan/aksesibilitas) dengan cakupan imunisasi campak (indikator tingkat perlindungan). Idealnya apabila manajemen program imunisasi di puskesmas berjalan dengan baik ; angka DO < 5% dengan melakukan berbagai intervensi kegiatan dari perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi. Dari grafik 4.23 di atas dapat diketahui bahwa angka Drop Out DPT1- campak Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 yaitu 1% (DO toleransi Depkes 5%). Angka DO puskesmas yang melebihi batas toleransi Depkes yaitu Puskesmas Bakauheni (8%) dan Penengahan (6%). Sedangkan untuk puskesmas dengan DO minus adalah Puskesmas Bumidaya (-5), Kalianda (-5), dan Way Sulan (-6). Angka DO tinggi menunjukan cakupan DPTHB1 lebih tinggi dibandingkan cakupan campak, sedangkan angka DO rendah (minus) menunjukan cakupan campak lebih tinggi dibandingkan dengan cakupan DPTHB1. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

72 Angka DO yang tinggi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain mobilitas obilitas penduduk dan manajemen program yang belum berjalan dengan baik, diantaranya pencatatan pada register.. Selengkapnya pada tabel lampiran 39. 9. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif ASI eksklusif eksklusif merupakan pemberian ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan lain pada bayi berumur 0 sampai 6 bulan (Depkes RI, 2004). Tidak satupun makanan lain yang dapat dapat menggantikan ASI. Berdasarkan kan data dari seluruh puskesmas di wilayah Kabupaten Lampung Selatan cakupan pemberian ASI eksklusif untuk bayi 00-6 bulan ulan pada tahun 2012 mencapai 67,7%. %. Hasil ini masih di bawah target yaitu aitu sebesar 70%. Data lebih lengkap pada ttabel lampiran 41. Grafik 4.26 Persentase Cakupan Bayi Mendapat ASI Eksklusif Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 201 2012 100 80 60 40 20 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten 0 ASI Eksklusif Target Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 201 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

73 10. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada ada Anak Usia 6-24 24 Bulan Keluarga Miskin Program rogram pemberian MP ASI merupakan salah satu cara untuk mengatasi gizi kurang. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI anak usia 6-24 6 24 bulan pada keluarga miskin di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 telah mencapai mencapai 100% dengan total 4.960 ana anak ( 2.232 laki-laki laki dan 2.728 perempuan). 11. Cakupan Gizi Buruk Mendapat Perawatan Grafik 4.27 Persentase Balita Gizi Buruk Menurut Jenis KelaminTahun Tahun 201 2012 Laki-Laki 3:25% Perempuan 9:75% 75% Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Timbulnya masalah balita gizi buruk disebabkan oleh berbagai macam faktor yang sangat kompleks. Faktor faktor Faktor-faktor tersebut mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung. Faktor yang langsung mempengaruhi antara lain penyakit dan asupan gizi, yang keduanya dipengaruhi oleh pola asuh, kondisi ekonomi dan lingkungan. Jumlah balita balita gizi buruk di Kabupaten Lampu Lampung Selatan pada tahun 2012 sebanyak 12 orang (0,02%),, tersebar di wilayah kerja Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

74 Puskesmas uskesmas Ketapang (8 balita), Palas (1 balita) dan Puskesmas uskesmas Karang Anyar (2 balita). b Tindakan yang telah dilakukan, semua balita gizi buruk tersebut telah mendapat perawatan baik di puskesmas uskesmas maupun rumah sakit serta dilakukan monitoring selama 3 bulan oleh petugas gizi puskesmas (100%). Target SPM 100%. Data terperinci rinci pada tabel lampian 44. 12. Penjaringan dan Pelayanan Siswa SD Setingkat Masalah asalah kesehatan anak usia sekolah semakin komplek. Pada anak sekolah dasar, da biasanya berkaitan dengan pola hidup idup bersih dan sehat ehat (PHBS). Beberapa masalah yang sering dialami anak usia sekolah adalah karies es gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Saat ini perlu adanya penja penjaringan terhadap murid SD dan MI indikator yang pakai aadalah jumlah sekolah-sekolah sekolah yang melaksanakan melaksanakan penjaringan kelas 11. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan anak sekolah. Grafik 4.28 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Setingkat Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 201 2012 120 100,0 100 80 68,710 68,723 70,375 60 40 0 % Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Talang Jawa Tanjung Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten 20 Cakupan target Sumber : Seksi PKDR Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

75 Grafik 4.29 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Setingkat Menurut Gender di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 201 2012 Laki Laki-laki 20 20.203,20 40% Perempan 30 30.304,80 60% Sumber : Seksi PKDR Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Grafik 4.30 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD Setingkat Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 201 2012 % 10,91 10,83 3,10 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten 12 10 8 6 4 2 0 Sumber : Seksi PKDR Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Dari grafik 4.28, 4.2 4.29 dan 4.30 terlihat bahwa cakupan pelayanan penjaringan anak Sekolah SD setingkat belum ada yang mencapai target kecuali Puskesmas Palas (100%), selanjutnya proporsi siswa terbanyak yang dilakukan penjaringan adalah siswa perempuan (60%). Kemudian untuk kegiatan pelayanan kesehata kesehatan Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan siswa SD

76 setingkat hanya dilakukan pada 11 puskesmas dari 24 puskesmas yang ada, dengan hasil cakupan pelayanan tertinggi di Puskesmas Palas (10,91%) dan Kalianda (10,83%). 13. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut Seiring dengan bertambahnya umur harapan hhidup (UHH) maka keberadaan para lanjut usia tidak dapat diabaikan begitu saja, karena dengan meningkatnya kualitas hidup usila maka beban ketergantungan dan biaya kesehatan yang ditimbulkannya ditimbulkannya akan semakin berkurang. Jumlah usila usil di Kabupaten paten Lampung Selatan tahun 201 2012 sebanyak 65.241 orang, dan yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 46.040 (70.57%). Cakupan tersebut menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya yang sudah mencapai 1100%, persentase cakupan c pelayanan kesehatan praa usila dan usila menurut puskesmas dapat dilihat pada tabel lampiran 48. Grafik 4.31 Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 74,09 71,04 70,57 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten 120 100 80 60 40 20 0 % Sumber : Seksi PKDR Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

77 Grafik 4.32 Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut Berdasarkan Gender di Kabupaten Lampung Selatan Th 2012 Laki Laki-Laki 12..610,0 27% Perempuan 33.430,0 73% Sumber : Seksi PKDR Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 14. Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Yang ang Harus Diberikan Pelayanan Kesehatan (RS) di Kab/Kota Sara kesehatan Sarana esehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/atau ATLS+ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi. Di Kabupaten Lampung Selatan sarana kesehatan yang sudah memberikan pelayanan gawat darurat level 1 hanya di RSUD H. Dr. Bob Bazar, SKM dan Rumah Sakit Natar Medika. Data pada tabel lampiran 49. 15. Desa/ Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani <24 jam Penyelid enyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa iasa (KLB) merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus kasus-kasus penyakit berpotensi wabah yang terjadi pada masyarakat. Upaya penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk mencegah Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

78 penyebaran yang lebih luas dan mengurangi dampak negatif yang dapat ditimbulkan. imbulkan. Persentase desa/kelurahan desa/ yang terkena KLB dan mendapat penanganan kurang dari 24 jam tahun 2012 pada 27 desa (100 (100%) dan laporan pada tahun 2011 201 pada 28 desa (100%),, target SPM 100%. Gambaran desa terkena KLB dan penanganan penanganan < 24 jam di wilayah Kabupaten Lampung L Selatan selama tahun 2012 disajikan dalam tabel lampiran 51. Grafik 4.33 Jumlah Penderita pada ada KLB Menurut Jenis KLB dan Jenis Kelamin di Kabupaten Lampung SelatanTahun SelatanTahun 2012 140 160 120 80 40 64 27 23 17 18 2 1 0 1 0 Suspect Campak KIPI Suspect Hepatitis A Laki-laki DBD TN Perempuan Sumber : Seksi Cegmat Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Berdasar grafik 4.33 di atas jumlah mlah kasus KLB selama tahun 2012 sebanyak 5 jenis penyakit dengan jumlah 293 penderita (laki-laki 186 dan perempuan 107). 107). Beberapa penyakit dengan jumlah kasus yang tinggi adalah penyakit suspect hepatitis A dengan penderita laki lakilaki sebanyak 140 orang dan perempuan 64 orang ((Attack Rate = 0,59%). Suspect campak c penderita laki-laki laki 27 orang dan perempuan 23 orang (Attack Attack Rate = 3,45%). DBD sebanyak 35 orang dengan penderita laki-laki laki 17 orang dan perempuan 18 orang ((Attack rate = 0,0035%). ). KIPI laki-laki laki 2 orang dan perempuan 1(Attack Attack Rate = 2,13%). Tetanus Neonatorum hanya 1orang perempuan ((Attack Rate= Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

79 0,02%). Dan CFR KLB DBD 6 kematian (17,14%).. Data disajikan pada tabel lampiran 50. 16. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkat, bertujuan untuk mengatasi engatasi masalah kesehatan gigi dan mulut siswa sekolah dasar. Upaya-upaya Upaya upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan den memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan siswa di bidang kesehatan gigi dan mulut. Upaya preventif seperti sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride, kumur kumur-kumur larutan fluor, topikal aplikasi dengan larutan fluor, fissure sealent sealent. Upaya kuratif ratif berupa penambalan gigi yang karies dan pencabutan gigi susu yang sudah goyang. Sedangkan UKGS adalah dalah upaya kesehatan yang sangat relevan dalam pelaksanaan pencegahan penyakit gigi dan mulut. UKGS ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik dengan memberikan penyuluhan setiap 1 bulan sekali (Depkes RI, 2004). Grafik 4.34 Rasio Tumpatan : Pencabutan Gigi pada Pelayanan Gigi dan Mulut Per Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 0,80 0,60 0,40 0,20 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kabupaten 0,00 Rasio Tumpatan : Pencabutan Sumber : Seksi PKDR Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

80 Grafik 4.34 di atas menunjukkan jukkan bahwa belum semua puskesmas melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, berkaitan dengan keterbatasan tenaga mediss maupun paramedis di puskesmas puskesmas, sedangkan edangkan cakupan kabupaten untuk pelayanan tumpatan gigi tetap sebanyak 630 pasien (laki-laki laki 229, perempuan 401). Pelayanan pencabutan gigi tetap sebanyak 5.788 5 pasien (laki-laki laki 22.152 dan perempuan 3.636). 3 636). Dan rasio tumpatan/pencabutan gigi tetap 0,1. Data terinci pada tabel lampiran 52. Grafik 4.35 Cakupan Pelayanan Gigi dan Mulut pada ada Anak SD dan an Setingkat Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 12.232 6.094 6.138 4.000 6.355 2.752 3.481 2.000 4.220 2.067 2.073 0 Murid SD/MI Diperiksa Laki-laki Perlu Perawatan Perempuan Mendapat Perawatan Keseluruhan Sumber : Seksi PKDR Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Dari grafik 4.35 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 140.273 murid SD/MI /MI setingkat di Kabupaten Lampung Selatan, yang diperiksa yaitu sebanyak 12.232 12 232 murid (8,7%), yang perlu perawatan 66.355 murid (2,07%) dan yang mendapat perawatan 4.220 (66,4%). Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

81 17. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Upaya penyuluhan adalah semua usaha secara sadar dan berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Penyuluhan bisa dilakukan dengan cara kelompok maupun massa. Data kegiatan penyuluhan kesehatan di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 adalah untuk penyuluhan kelompok sebanyak 111 kali dan penyuluhan massa 17 kali tersebar di wilayah kerja puskesmas yang se-kabupaten Lampung Selatan. Penyuluhan dilakukan oleh Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, merupakan kegiatan terpadu dengan mengikutsertakan tenaga kesehatan puskesmas setempat dengan lokasi sasaran tersebar di 24 puskesmas. Seperti pada grafik berikut ini : Grafik 4.36 Frekuensi Kegiatan Penyuluhan Kesehatan di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Dinas Kesehatan 30 25 20 15 10 5 0 Penyuluhan Kelompok Penyuluhan Massa Sumber : Seksi Promkes Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

82 B. Akses dan an Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar merupakan upakan suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali. Grafik 4.37 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 350.000 300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 0 299.990 221.356 171.822 9.922 152.297 14.883 Askes Laki-laki Jamkesmas Perempuan Jamkesda Sumber : Seksi Jamkesmas Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan peserta Askes di Kabupaten Lampung Selatan adalah sebanyak 24.805 peser peserta (laki-laki 9.922 dan perempuan erempuan 14.883). 14 Askeskin/Jamkesmas smas sebanyak 471.812 peserta (laki-laki laki 171.822 dan perempuan p 299.990) ddan Jamkesda sebanyak 373.653 peserta (laki-laki (l 152.297 dan perempuan erempuan 221.356). Persentase penduduk Kabupaten Lampung Selatan yang memiliki kartu jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar telah mencapai 92,2%. Data terinci pada tabel lampiran 55. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

83 2. Cakupan Pelayaanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin ((dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan sehatan Grafik 4.38 Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Pasien Miskin di Kab. Lampung Selatan pada Sarkes strata 1 Tahun 2012 533.451 Laki-laki 627.308 Perempuan Sumber : Seksi Jamkesmas Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Pelayanan kesehatan rawat jalan pasien miskin di Kabupaten Lampung Selatan elatan pada sarana kesehatan strata 1 pada tahun 2012 sebanyak 1.160.759 kunjungan (laki laki (laki-laki 627.308 dan 533.451 perempuan), yang telah mencapai 246% 246 dari jumlah masyarakat yang dicakup Askeskin/ skeskin/jamkesmas. Artinya bahwa masyarakat berkunjumg ke puskesmas lebih dari satu kali kunjungan. Grafik 4.39 Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Pasien Miskin di Kab. Lampung Selatan pada Sarkes strata 2 dan 3 Tahun 2012 2.033 Laki-laki 2.350 Perempuan Sumber : Seksi Jamkesmas Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

84 Dari grafik 4.39 dapat diketahui pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin pada strata 2 dan 3 adalah sebanyak 4.384 pasien (laki-laki laki 2.350 dan 2.033 perempuan), pasien miskin yang dir dirujuk ke rumah sakit pemerintah (RSUD H dr. Bob Bazar, SKM) baru sebesar 0,9%. Data terperinci pada tabel lampiran 56. 3. Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin Menurut Strata Sarana Kesehatan Grafik 4.40 Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Pasien Miskin di Kab. Lampung Selatan pada Sarkes strata 1 Tahun 2012 194 219 Laki-laki Perempuan Sumber : Seksi Jamkesmas Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Pelayanan kesehatan rawat inap pasien miskin di Kabupaten Lampung Selatan pada sarana kesehatan strata 1 pada tahun 2012 sebanyak 413 pasien (laki-laki 194 dan 219 perempuan) baru mencapai 0,1% dari jumlah masyarakat yang dicakup Askeskin/Jamkesmas. amkesmas. Grafik 4.41 Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Pasien Miskin di Kab. Lampung Selatan pada Sarkes strata 2 dan 3 Tahun 2012 13 16 Laki-laki Perempuan Sumber : Seksi Jamkesmas Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

85 Dan cakupan pasien yang dirujuk pada strata 2 dan 3 sebanyak 29 pasien (laki-laki laki 13 dan 16 perempuan) ke rumah sakit pemerintah (RSUD H. Dr. Bob Bazar, SKM). Data terperinci pada tabel lampiran 57. 4. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Grafik 4.42 Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 305.290 Laki-laki 321.485 Perempuan Sumber : Seksi Jamkesmas Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Grafik 4.43 Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 143 189 Laki-laki Perempuan Sumber : Seksi Jamkesmas Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Jumlah kunjungan pelayanan kesehatan rawat jalan selama tahun 2012 di Kabupaten Lampung Selatan menurun menjadi 626.775 pasien (321.485 laki-laki laki dan 305.290 perempuan) dibanding tahun 2011 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

86 sebanyak 763.064 pasien, demikian halnya pada rawat at inap juga terjadi penurunan urunan yang signifikan dari 6.817 pasien pada tahun 2011 menjadi 332 orang (laki-laki laki 143 dan perempuan 189) tahun 2012 2012. Dan untuk kunjungan pasien gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehat kesehatan sebanyak 340 pasienn tersebar di Puskesmas uskesmas Palas (8), Kalianda (18), Rajabasa (20 (20), Sidomulyo (213), Way Panji (18) dan Karang Anyar (63) pasien. 5. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit it yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata rata lama hari perawatan (LOS), rata-rata rata tempat tidur dipakai (BTO), rata-rata rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (GDR), dan persentase pasien pasien keluar yang meninggal < 24 jam (NDR). a. Angka Penggunaan Tempat Tidur (BOR) Angka penggunaan enggunaan tempat tidur (BOR) adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Rata-rata rata BOR di RSUD H. Dr. Bob Bazar, SKM baru mencapai 68% pada tahun 2012 yang berarti telah mencapai standar nasional (60 %) (tabel lampiran 60). Grafik 4.44 Pencapaian Bed Occupancy Rate (BOR) RSUD H. Dr. Bob Bazar, SKM Kab. Lampung Selatan SelatanTh 2012 100 62 57,5 50 52,2 57,8 68 0 BOR 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Laporan RSUD RS H. Dr. Bob Bazar, SKM Kab. Lampung Selatan Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

87 b. Rata-rata lama perawatan (LOS) Rata-rata lama perawatan di Rumah Sakit (LOS = Length Of Stay) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit. LOS RSUD H. Bob Bazar, SKM pada tahun 2012 adalah 2,6 hari. c. Interval Penggunaan Tempat Tidur (TOI/Turn Over Interval) Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata jumlah hari TT tidak terpakai dari saat kosong sampai saat terisi berikutnya. Angka ini merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit. Standar TOI adalah 1-3 hari. TOI RSUD H. Bob Bazar, SKM pada tahun 2012 adalah 1,2 hari. Bila dibandingkan dengan standar TOI maka keadaan RSUD H. Bob Bazar, SKM menunjukkan bahwa tingkat efisiensi RSU sudah cukup baik. Sedangkan indikator pemakaian tempat tidur (TOI) dan lamanya hari rawatan dan selang waktu dalam pemakaian tempat tidur sedikit mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Gambaran secara rinci indikator pelayanan kesehatan di RSUD H. Bob Bazar, SKM tahun 2012 dapat dilihat pada tabel lampiran 59 dan 60. b. Angka kematian Umum (GDR/Gross Death Rate) Gross Death Rate (GDR) adalah angka kematian total pasien rawat inap yang keluar RS per 100 penderita keluar hidup dan mati. Indikator ini menggambarkan kualitas pelayanan suatu RS secara umum, meskipun GDR dipengaruhi juga oleh angka kematian < 48 jam yang umumnya merupakan kasus gawat darurat. GDR di RSUD H. Dr. Bob Bazar, SKM pada tahun 2012 adalah 25,4. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

88 c. Angka kematian Netto (NDR/Nett (NDR/ Death Rate) Nett Death Rate (NDR) adalah angka kematian > 48 jam pasien rawat inap per 100 penderita keluar (hidup+mati), indikator ndikator ini berguna untuk mengetahui kualitas pelayanan rumah sakit. NDR dirsud H. Dr. Bob Bazar, SKM tahun 2012 adalah 25,4.. NDR dan GDR pada tahun 2012, 2012, perlu ditindaklanjuti dengan strategi baru dalam pelayanan kesehatan yang dikaitkan dengan peningkatan ingkatan kemampuan tenaga kesehatan termasuk prosedur rujukan. C. Perilaku Hidup Masyarakat Rumah tangga angga ber-phbs ber PHBS berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan, ancaman panyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan, baik pada masyarakat maupun pada keluarga. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Ber PHBS di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 seperti pada grafik berikut ini : Sumber : Seksi Promkes Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan Hajimena Sukadamai Natar Branti Raya Banjar Agung Karang Anyar Talang Jawa Tanjung Bintang Katibung Tanjung Sari Candipuro Way Sulan Way Panji Sidomulyo Rajabasa Kalianda Way Urang Sragi Bumi Daya Palas Ketapang Bakauheni Penengahan 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Merbau Grafik 4.45 Jumlah Rumah Tangga PHBS yang Dipantau di Kabupaten Lampung SelatanTahun Selatan 2012

89 Di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2012 terdapat 222.930 rumah tangga dan yang telah dilakukan pemantauan sejumlah 122.742 (55,1%), dengan hasil sejumlah 122.742 (100%) rumah tangga berphbs. D. Keadaan Lingkungan 1. Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan). Grafik 4.46 Persentase Rumah yang Diperiksa dan Rumah Sehat Per Puskesmas di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 120 100 80 53,8 60 37,6 40 20 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kab 0 Diperiksa Rumah Sehat Sumber : Seksi Kesling Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

90 Menurut laporan dari 24 puskesmas puskesmas bahwa pengawasan perumahan dilakukan melalui kegiatan inspeksi inspeksi perumahan perumahan. Pada tahun 2012 dari 210.319 rumah yang ada, didapat data 79.045 rumah ((37,6%) yang diperiksa dan rumah yang memenuhi syarat yarat kesehatan sebanyak 42.494 rumah (53,8%). (5. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan persentase pada tahun 2011 yaitu 63%. Data persentase persen rumah sehat hasil inspeksi sanitasi per puskesmas disajikan pada tabel lampiran 62. Rendahnya persentase rumah sehat di Kabupaten Lampung Selatan dapat disebabkan antara lain karena kurangnya pemahaman sektor sektor sektor-sektor terkait terhadap konsep pembangunan berwawasan kesehatan kesehatan serta rendahnya pembiayaan untuk upaya tersebut. Grafik 4.47 Persentase Rumah Sehat Hasil Inspeksi Sanitasi Petugas Puskesmas di Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 94,7 53,8 10,9 Penengahan Bakauheni Ketapang Palas Bumi Daya Sragi Kalianda Way Urang Rajabasa Sidomulyo Way Panji Way Sulan Candipuro Katibung Tanjung Sari Merbau Mataram Talang Jawa Tanjung Bintang Karang Anyar Banjar Agung Natar Branti Raya Hajimena Sukadamai Kab 120 100 80 60 40 20 0 Rumah Sehat Sumber : Seksi Kesling Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Persentase rumah atau bangunan bebas jentik nyamuk didapatkan data sebanyak 22.991 (68,9%) (68 dari 33.350 (15,86%) rumah/bangunan yang diperiksa,, hal ini masih jauh dibawah target 95%. 95% Rincian rumah/ Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

91 bangunan bebas jentik nyamuk Aedes per wilayah kerja puskesmas disajikan pada tabel lampiran 63. 2. Akses Terhadap Air Bersih Grafik 4.48 Persentase Sarana Air Bersih yang Digunakan Rumah Tangga di Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 120 Kemasan 95,4 100 Ledeng 80 SPT 60 SGL 40 20 0 MATA AIR 1,7 2,3 0,6 PAH Sumber : Seksi Kesling Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Sumber air bersih yang digunakan rumah tangga dapat dibedakan menjadi air kemasan, air ledeng, air sumur pompa tangan, air sumur gali, penampungan air hujan dan lainnya. Data tahun 2012 menunjukkan bahwa keluarga yang ada di Kabupaten Lampung Selatan berjumlah 170.874, dari jumlah tersebut yang diperiksa sejumah 74.191 (43,4%) dengan jenis sarana air bersih yang digunakan adalah sebagai berikut : ledeng 1.284 (1,7%), SPT 1.699 (2,3%), SGL 70.780 (95,4%), penampungan air hujan 428 (0,6%). Jumlah jenis sarana air bersih keseluruhan adalah 74.191 (100%). Masih ada beberapa puskesmas yang datanya tidak lengkap (air kemasan). Gambaran persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan dapat dilihat pada tabel lampiran 64. Sedangkan persentase keluarga menurut sumber air minum yang digunakan adalah sebagai berikut : dari keluarga yang ada 170.874, yang diperiksa sebanyak 74.191 (43,4%) dengan hasil keluarga yang Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

92 menggunakan sumber sumb air minum air isi ulang 84 (0,11%), 1%), ledeng 11.284 (1,7%),, pompa 1.699 1 (2,3%), sumur 72.179 (97,3%) %) dan air hujan 428 (0,58%). Data selengkapnya se pada tabel lampiran 65. Grafik 4.49 Persentase Sumber Air Bersih yang Digunakan Rumah Tangga di Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 97,3 100 80 60 40 20 2,3 1,7 0 Air Kemasan Air isi ulang Leding Meteran Leding Eceran Pompa Sumur Terlindung Mata Air Terlindung Air Hujan Sumur tak terlindungi Mata air tak terlindung Air sungai Lain-lain Sumber : Seksi Kesling Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 3. Rumah Tangga Menurut Sarana Sanitasi Dasar Sistem pembuangan rumah tangga (sampah, tinja dan air limbah rumah tangga) sangat erat kaitannya dengan lingkungan dan resiko penularan penyakit, khususnya penyakit saluran pencernaan. Klasifikasi sarana pembuangan rumah tangga dilakukan berdasarkan atas ttingkat resiko pencemaran yang ditimbulkan. Dalam hal ini sistem pembuangan rumah tangga dibedakan dalam tiga jenis sarana yaitu jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah. Persentase rumah tangga menurut sarana sanitasi dasar rumah tangga tahun 2012 dapat dilihat pada tabel lampiran 66. a. Jamban merupakan tempat pembuangan kotoran manusia yang jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan penyakit. Jamban sehat adalah tempat buang air besar yang konstruksinya memenuhi syarat syaratsyarat kesehatan, antara lain menggunakan tangki septik. Data tahun Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

93 2012 menunjukkan bahwa jumlah keluarga yang yang diperiksa sebanyak 158.462 (92.7%) (92.7 dari jumlah keluarga rga yang ada 170. 170.874, artinya ada 12.412 12. (7,3%) yang belum diperiksa.. Jumlah keluar keluarga yang memiliki jamban sebanyak seba 77.768 (49,1%) dari ari jumlah keluarga yang diperiksa,, artinya arti bahwa masih sekitar 80.694 (50,9%) keluarga yang belum memiliki jamban. jamban Sementara untuk jamban yang sehat ada 51.070 (65.7%) (65.7 dari jumlah keluarga yang diperiksa,, dengan de demikian masih ada sekitar se 26.698 (34,3%) keluarga yang memiliki emiliki jamban tidak sehat. Grafik 4.50 Persentase Rumah Tangga dengan Sarana Sanitasi Dasar (Jamban) di Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 92,7 Jumlah keluarga yang diperiksa 100 65,7 80 60 49,1 Jumlah keluarga yang memiliki jamban 40 20 Jumlah jamban sehat 0 Sumber : Seksi Kesling Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 b. Sarana yang kedua yaitu tempat sampah, tempat sampah sehat adalah tempat pembuangan sampah yang konstruksinya memenuhi syaratsyarat kesehatan (ketentuan program). Jumlah Jumlah keluarga yang diperiksa tempat sampah samp sekitar 150.766 (88,2%) dari jumlah keluarga yang ada 170.874,, artinya ada 20.108 20. (11,8%) yang belum diperiksa diperiksa. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah sebanyak 86.469 469 (57,4%) dari jumlah keluarga yang diperiksa, diperiksa artinya inya bahwa masih sekitar 64.297 (42,6%) %) yang tidak memiliki tempat sampah.. Sementara untuk tempat sampah yang sehat ada sebanyak 49.187 (56,9%) %) dari jumlah keluarga Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

94 yang diperiksa, dengan demikian masih ada sekitar 37 37.282 (43,1%) keluarga yang memiliki tempat sampah yang tidak sehat. Grafik 4.51 Persentase rsentase Rumah Tangga dengan Sarana Sanitasi Dasar (Tempat Sampah) di Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 100 Jumlah keluarga yang diperiksa 88,2 80 57,4 56,9 60 40 Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah Jumlah tempat sampah sehat 20 0 Sumber : Seksi Kesling Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 c. Sarana yang ketiga yaitu pengelolaan engelolaan air limbah atau SPAL. Grafik 4.52 Persentase Rumah Tangga dengan Sarana Sanitasi Dasar (SPAL) di Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 100 80 Jumlah keluarga yang diperiksa 88,5 54,3 56,0 60 40 20 Jumlah keluarga yang memiliki SPAL Jumlah SPAL sehat 0 Sumber : Seksi Kesling Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Pengelolaan air limbah sehat adalah tempat pembuangan air limbah keluarga yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat syarat syarat kesehatan Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

95 (ketentuan program). Jumlah keluarga yang yang diperiksa sebanyak 82.135 (54,3%) %) dari jumlah keluarga yang memiliki SPAL 151.229, artinya ada 69.094 (46,7%) yang belum diperiksa. Jumlah umlah keluarga yang memiliki SPAL sehat adalah 45.965 (56%) dari ri jumlah keluarga yang diperiksa,, artinya bahwa masih masi sekitar 36.170 (44%)) keluarga yang memiliki SPAL tidak sehat. 4. Tempat-tempat tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Sehat Temp Tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan akanan (TUPM (TUPM) merupakan sarana yang dikunjungi oleh banyak orang, dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. Tempat Tempattempat pat umum meliputi : hotel, restoran, restoran, bioskop, pasar, terminal dan lain-lain. lain. Sedangkan TTU Sehat adalah tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan kesehata yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai/luas ruang yang sesuai dengan banyaknya banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai. Grafik 4.53 Persentase TUPM di Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 64,9 80 Jumlah TUPM yang diperiksa 60 40 20,0 Jumlah TUPM sehat 20 0 Sumber : Seksi Kesling Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Data yang diolah dari d laporan puskesmas uskesmas tahun 2012 2012, TUPM yang ada sebanyak 5.999, yang diperiksa sejumlah 11.202 (20%), Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

96 dengan persentase per ntase TUPM sehat mencapai 64,89% (780). Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan persentase rsentase cakupan pada tahun 2011 (40,56%). (40,56 Rendahnya persentase TUPM Sehat di beberapa puskesmas uskesmas dapat disebabkan disebabkan berbagai faktor antara lain, kurangnya pemahaman pemilik/pengelola terhadap aspek kesehatan pengelolaan TTU, mudahnya memperoleh perizinan pendirian TTU meskipun belum memenuhi persyaratan kesehatan, dan dan kurangnya pemeriksaan dan lemahnya pengawasan TTU oleh instansi terkait serta rendahnya porsi anggaran untuk kegiatan tersebut. 5. Institusi Dibina Di Kesehatan Lingkungannya Institusi yang dibina adalah unit kerja yang dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan, mencakup RS, puskesmas, sekolah, instalasi pengolahan air minum, perkantoran, industri rumah tangga, dan industri kecil serta tempat penampungan pengungsian. Institusi yang dibina di Kabupaten Lampung Selata Selatan tahun 2012 sebanyak 3.601 yang dibina 1.684 (46,8%). Seperti pada grafik berikut ini: Grafik 4.54 Institusi yang Dibina ibina Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Lampung SelatanTahun 2012 4000 3.601 3000 2000 1.112 1000 375 191 0 Sarana Pelay. Kes 106 76 Instalasi PAM 1.684 1.554 564 398 231 56 36 586 Sarana Pendidikan Sarana Ibadah Perkantoran Sarana Lain Jumlah Sumber : Seksi Kesling Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

97 Pada grafik di atas dapat dijelaskan bahwa persentase sarana pelayanan kesehatan baru tercapai 50,9% (191), instalasi pengolahan air minum 71,7% (76), sarana pendidikan 52,7% (586), sarana ibadah 36,3% (564), perkantoran 58% (231), sarana lain 64,3% (36). Data per puskesmas dapat dilihat pada tabel lampiran 68. E. Pelayanan Kesehatan Haji Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang terpadu agar peaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar, dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur. Tantangan pelayanan kesehatan haji terus berubah dan bertambah, baik internal maupun eksternal. Tantangan internal yaitu : meningkatnya jumlah calon jemaah haji resiko tinggi, keragaman latar belakang pendidikan, etnis, dan sosial budaya serta kondisi kesehatan yang kurang baik. Tantangan eksternalnya yaitu : kondisi yang berbeda jauh antara iklim di tanah air dan di Arab Saudi, perbedaan lingkungan sosial budaya, padatnya jumlah jemaah yang terkonsentrasi di suatu tempat yang sama. Hal-hal tersebut berdampak kurang baik terhadap kesehatan dan keselamatan jemaah haji Indonesia. Oleh karena itu penyelenggaraan kesehatan haji perlu ditingkatkan terus menerus secara berkesinambungan, sistematis, sesuai dengan tuntutan calon/jemaah haji Indonesia untuk mendapatkan pelayanan paripurna. Seluruh calon/jemaah haji wilayah Lampung Selatan sebelum keberangkatan sampai dengan 14 hari setibanya di Indonesia (berjumlah 238 jemaah). Berikut ini grafik sebaran jemaah berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

98 Grafik 4.55 Sebaran Jemaah Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Lampung Selatan Tahun 201 2012 Laki-laki 111 47% Perempuan 127 53% Sumber: Seksi Cegmat Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun. 2012 Grafik 4.56 Sebaran Jemaah Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Lampung Selatan Tahun 201 2012 80 71 56 60 40 50 38 23 20 0 < 40 tahun 40-49 tahun 50-59 tahun 60-65 tahun > 65 tahun Sumber umber : Seksi Cegmat Dinas Kesehatan Kab. Lampung selatan Tahun 2012 Pemeriksaan kesehatan pertama di Kabupaten Lampung Selatan dilaksanakan pada bulan Mei s/d Juli 2012 di : 1. Puskesmas Kalianda : 133 Orang 2. Puskesmas Natar : 16 Orang 3. Puskesmas Penengahan : 22Orang 4. Puskesmas Tj. Bintang : 14 Orang. 5. Puskesmas Sidomulyo : 52 Orang. Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan

99 Grafik 4.57 Sebaran Jemaah Berdasarkan Tempat Pemeriksaan Kesehatan Pertama dan Lanjutan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 150 133 120 90 52 60 22 30 16 14 Natar Tj Bintang 1 0 Kalianda Penengahan Sidomulyo Mutasi dr Jakarta Sumber : Seksi Cegmat Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Dari 238 jemaah yang dilaksanakan pemeriksaan kesehatan pertama jumlah jemaah dengan kategori: 1. Mandiri : 113 Orang 2. Observasi : 119 Orang 3. Pengawasan : 6 Orang 4. Tunda : 0 Orang Grafik 4.58 Sebaran Jemaah Berdasarkan Kategori Jemaah Kabupaten Lampung Selatan Tahun 201 2012 150 120 113 119 90 60 30 6 0 Mandiri Observasi Pengawasan 0 Tunda Sumber : Seksi Cegmat Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan Tahun 2012 Profil Kesehatan 2012 Kabupaten Lampung Selatan